Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES SIMULTAN PADA

KAIN KAPAS
METODE PAD BATCHING
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :
Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan

Oleh :
Nama Rivanza Diel Primanda (21420044)
Rafly Prahmantia Putra (21420046)
M. Akmal Bagaskara I. (21420047)

Kelompok : I (Satu)
Rombel : 1K3-R01
Dosen : Elly K., Bk. Teks, M.pd.
Yayu E. Y., S.S.T.
Resdy Faizal, SST,MT.

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL


POLITEKNIK STTT BANDUNG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Serat Kapas merupakan serat alam yang bisa dibilang raja nya serat tekstil karena serat ini
memiliki banyak kelebihan dan harganya relatif mahal dibandingkan serat-serat yang lainnya.
Serat kapas ini berasal dari tanaman / tumbuhan kapas (Gossypium) yang dapat kita temukan di
Asia, Amerika, Hindia, dan Mesir.

Produk tekstil dari Serat Kapas biasa disebut dengan Katun, produk tekstil dari Serat Kapas ini
banyak sekali disukai oleh orang karena memiliki kekuatan, daya tahan, daya serap yang tinggi.
Selain itu produk tekstil dari Serat Kapas ini menghangatkan di saat cuaca dingin dan
menyejukkan di saat cuaca panas. Oleh karena itu, produk tekstil dari serat kapas ini sangat lah
banyak digemari orang.

Berdasarkan panjang dan kehalusannya Serat Kapas dibagi menjadi 3 golongan yaitu: Kapas
serat panjang, Kapas serat medium, dan Kapas serat pendek.
 Kapas serat panjang mempunyai panjang staple 1 sampai 1 setengah inci, mempunyai sifat
halus, kuat, dan berkilau dan digunakan untuk benang dan kain yang sangat halus.
 Kapas serat medium mempunyai panjang staple setengah sampai satu tiga per delapan inci,
serat ini lebih pendek dan lebih kasar.
 Kapas serat pendek memiliki panjang staple tiga per delapan sampai satu inci, serat ini lebih
kasar dan tidak berkilau.
Serat Kapas mempunyai dua struktur yaitu struktur fisika dan struktur kimia. Pada struktur fisika
seperti bentuk dan kenampakan serat sedangkan pada struktur kimia seperti kandungan yang ada
dalam serat. Berikut merupakan struktur fisika dan kimia Serat Kapas.

Struktur fisika Serat Kapas, yaitu:


Warnanya putih, panjang nya 100 kali dari tebalnya, dan penampang melintang nya berbentuk
melengkung seperti ginjal hingga bulat, tergantung tingkat kedewasaannya
Struktur kimia Serat Kapas, yaitu:
Serat Kapas tersusun dari selulosa, merupakan polimer linier, dari polimerisasi kondensasi
molekul glukosa.

Pada industri tekstil serat kapas dijadikan bahan utama untuk pembuatan benang terdapat
langkah-langkah proses pengolahan kapas, yaitu:
Serat kapas terlebih dahulu dipetik dengan tangan atau menggunakan mesin lalu pembersihan:
memisahkan serat dari bijinya disebut LINT, setelah itu serat dibuat ball dengan berat 100
pound. Serat pendek yang tertinggal dipisahkan disebut LINTERS sebagai bahan baku Rayon.

Pada Serat Kapas terdapat bagian-bagian yang ada sejak masa pertumbuhan hingga masa panen.
Di dalam Serat Kapas ada beberapa bagian yang tersusun sehingga membentuk serat. Bagian
tersebut terdiri dari:  

Bagian-bagian Serat Kapas:


 Dinding Kutikula: lapisan lilin yang tipis sebagai pelindung lapisan primer.
 Dinding Primer: lapisan utama.
 Dingding Sekunder: berupa lapisan-lapisan cincin (pertumbuhan batang pohon 20-30 hari).
 Lumen: rongga polos yang berfungsi sebagai jalan makanan selama pertumbuhan.
Serat Kapas terdiri dari:
 Selulosa: 94%
 protein: 1,3%
 pektat: 1,2%
 lilin:0,6%
 abu: 1,2%
 pigmen dan zat lain:1,7%
Serat Kapas dengan jenis serat lainnya mempunyai sifat yang berbeda-beda seperti hal nya
manusia dengan manusia yang lain pasti memiliki sifat-sifat yang beragam. Serat memiliki 2
jenis sifat yaitu sifat fisika dan sifat kimia. Pada sifat Serat Kapas ini pasti memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Berikut adalah sifat fisika dan kimia Serat Kapas.
Sifat fisika Kapas:
 Warna. Warna kapas umumnya krem, warna akan semakin tua dalam penyimpanan 2-5 hari,
misal: warna karamel, kheki, dan beige. Warna pada Kapas abu-abu disebabkan karena
pengaruh cuaca debu dan kotoran, warna kapas kebiruan bila terserang jamur sebelum
pemetikan dan warna tersebut tidak bisa hilang.
 Kekuatan. Kekuatan dipengaruhi oleh kadar selulosa dalam serat, panjang rantai molekul,
dan orientasi. Kekuatan Serat Kapas basah lebih tinggi dari kekuatan Kapas kering karena
distribusi tegangan dalam serat tidak rata karena adanya konvolusi, bila basah serat
menggelembung ada kenaikan orientasi.
 Mulur. Antara 4-13% tergantung jenis nya. Serat Kapas dua kali mulur rami, tetapi lebih
rendah mulur sutra dan wol.
 Kekerasan (toughness). Ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu benda untuk menerima
kerja kekerasan Kapas tinggi.
 Kekakuan (stiffness). Daya tahan terhadap perubahan bentuk dipengaruhi oleh berat molekul.
Kekakuan selulosa dan derajat kristalinitas.
 Lentur dan lembut
Sifat kimia Kapas:
 Tidak tahan asam 
 mudah dicuci
 mudah menyerap keringat
Setelah mengenal sifat-sifat dari Serat Kapas. Terdapat juga mutu dan grade pada serat kapas.
Mutu adalah baik atau buruknya serat, sedangkan grade adalah tingkatan atau nilai suatu serat.
Berikut adalah mutu dan grade Serat Kapas.

Mutu dan Grade Kapas:

Mutu Kapas didasarkan pada grade kapas, ditentukan oleh warna kapas, kotoran dan persiapan
nya. Persiapan nya meliputi: menunjukkan tentang kecerahan kilau yang baik, bersih dari biji
dan kotoran yang lain, dan tidak mengandung cacat karena proses persiapan yang baik.
Grade Kapas. Penilaian nya didasarkan atas sistem 7 nilai sesuai United Standard Act, meliputi:
 G.M (good middling)
 S.M (strict middling)
 M. (middling)
 S.L.M (strict low middling)
 S.G.O (strict good ordinary)
 L.M (low middling)
 G.O (good ordinary)

Sampai saat ini Serat Kapas masih digunakan dalam industri tekstil dalam sekala kecil maupun
besar. Serat Kapas yang mempunyai mutu dan kualitas ini sangat dibutuhkan dalam industri
tekstil karena mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Memahami tujuan dan mekanisme proses persiapan penyempurnaan simultan pada


kain kapas dan poliester.
2. Mengetahui factor-faktor yang berpengaruh dalam proses persiapan penyempurnaan
simultan
3. Mengusai cara dan metoda proses persiapan penyempurnaan simultan
4. Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses persiapan penyempurnaan simultan.
BAB 2

PEMBAHASAN
A. TEORI DASAR

1. Kain katun/kapas

Kapas, serat alami yang paling banyak digunakan dalam pakaian, tumbuh di biji buah kapas
di sekitar biji tanaman kapas. Sebuah serat tunggal adalah sel memanjang yang datar,
bengkok, berongga, struktur seperti pita. Sifat serat kapas adalah memiliki kekuatan yang
cukup tinggi dan dapat dipertinggi dengan proses perendaman dalam larutan soda kostik.
Hal ini juga akan menambah kilau dan daya serap Serat pada waktu pencelupan atau proses
kimia lainnya. Kekuatan Serat kapas terutama dipengaruhi oleh kadar selulosa dalam serat
panjang rantai molekul dan orientasi nya. Kekuatan serat kapas dalam keadaan basah lebih
tinggi dibandingkan dalam keadaan kering. Oleh karena kapas sebagian besar tersusun dari
selulosa serat kapas pada umumnya tahan terhadap penyimpanan, pengolahan, dan
pemakaian sehari-hari, kapas bersifat higroskopis atau menyerap air. Kapas memiliki
ketahanan terhadap panas yang tinggi, dan tahan sabun alkali. Asam akan merusak kapas
dan membentuk hidroselulosa. Lebih jauh asam kuat akan melarut kapas. Alkali sedikit
berpengaruh pada kapas, kecuali larutan alkali pekat akan menyebabkan penggelembungan
pada serat, seperti pada proses Merserisasi, yang menyebabkan Serat menjadi lebih
mengkilap dan kekuatannya juga lebih tinggi. Kapas mudah diserang oleh jamur dan
bakteri terutama pada keadaan lembab, dan pada suhu hangat, kapas memiliki beberapa
sifat istimewa, misalnya mudah dicuci, dan dalam pemakaiannya nyaman saat dipakai,
menyerap panas tubuh sehingga kapas lebih unggul dari serat-serat lain. Karakteristik serat
kapas
●Kekuatan cukup hingga baik

• Elastisitas sangat rendah

• Kurang tangguh dan rentan terhadap kerutan

• Nyaman dan terasa lembut

• Daya serap baik

• Mengalirkan panas dengan baik

• Bisa rusak karena serangga, jamur, lumut dan ngengat

• Bisa melemah karena paparan sinar matahari dalam jangka waktu yang lama

2. Desizing

Proses penghilangan kanji bertujuan untuk menghilangkan kanji yang terdapat pada
bahan atau benang lusi pada kain hasil pertenunan tanpa merusak seratnya. Lapisan kanji
yang masih terdapat pada kain akan menghalangi penyerapan larutan pada proses-proses
selanjutnya. Proses pengkajian dilakukan pada benang-benang lusi yang terbuat dari
selulosa dan sintetik maupun campuran serat sebelum proses pertenunan untuk menambah
kekuatan dan daya tahan gesekan selama proses pertenunan, agar jumlah putusnya benang
kecil sehingga diperoleh mutu kain yang baik. Sedangkan untuk benang-benang dengan
antihan tinggi dan gintiran tidak harus dilakukan pengkajian karena mempunyai kekuatan
yang lebih tinggi. Proses penghilangan kanji ini memerlukan perhatian karena setiap karena
setiap jenis kanji mempunyai sifat khusus, seperti tepung kanji akan sulit larut dalam air
dan dapat dihilangkan dengan enzim, kanji PVA peka terhadap larutan alkali. Kanji
poliakrilit dapat dihilangkan dalam kondisi alkali atau oksidator. Oleh karena itu sebelum
dilakukan proses penghilangan kanji perlu diketahui lebih dahulu jenis dan kadar kanji
yamg digunakan.
3. Scouring
Scouring atau pemasakan bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran seperti
lemak, pectin dan lainnya dengan cara penyabunan dengan menggunakan larutan alkali
(NaOH) pada suhu tinggi atau mendidih atau tinggi. Hasil proses pemasakan diharapkan
memberikan bahan yang mempunyai sifat lebih lemas dan daya serap yang baik. Tetapi
warna-warna alam tidak dapat dihilangkan dengan cara pemasakan. Penyabunan tersebut
akan menyebabkan kotoran lemak, minyak dan sejenisnya yang tidak larut menjadi sabun
yang larut dalam air dan memiliki sifat detergen untuk membantu penghilangan kotoran
dan zat lain yang tidak larut. Alkali akan membuat serat kapas menggembung dan
meningkatkan kerja zat aktif permukaan. Kapas mengandung kotoran 4-12% dari beratnya
yang terdiri dari malam, protein-protein, pectin, abu, pigmen-pigmen, hemiselulosa dan
sedikit gula. Zat-zat hidrofob alam seperti malam sedikit sukar dihilangkan. Komposisi
malam dari kapas merupakan rantai panjang (C15
s.d C33) alcohol-alkohol, asam-asam dan hidrokarbon seperti beberapa sterol dan
politerpen. Sebagai contoh gosipol (C30H61OH), asam stearate (C17H35COOH) dan
gliserol. Sedikit diketahui bahwa struktur protein dan pectin sangat penting kehadirannya
sebagai estser metil dari asam poli D-galakturonat. Abu adalah campuran dari senyawa
anorganik (terutama Na, Ca, Mg dan garam kalsium), kotoran-kotoran lain dalam
komposisi berbeda tapi mudah dihidrolisa dan dihilangkan pada kondisi pemasakan.
Selama proses pemasakan dengan alkali yang terjadi adalah :

1. Proses pelarutan zat putih telur atau zat-zat lain yang mengandung nitrogen (protein).
Protein dalam kapas adalah sisa-sisa protoplasma yang tertinggal dalam lumen setelah
selnya mati ketika buahnya membuka. Kadar protein dalam kapas sekitar 3% dan
setelah pemasakan kadar nitrogen menjadi kirakira 1/10 kadar aslinya.
2. Penyabunan lemak dan malam menjadi sabun yang selanjutnya akan membantu
sebagai zat pencuci dalam pemasakan. Kadar malam, lemak dalam kapas sekitar 0,5-
1,0 % . lemak, minyak dan malam merupakan ester atau senyawa organic dengan berat
molekul tinggi. Sehingga dapat dihidroliusa dengan alkali yang reaksinya disebut
penyabunan.
3. Proses perubahan pectin dan zat organic lainnya menjadi garam yang larut. Jumlah
pectin dalam serat kapas sekitar 0,6-1,2% . pectin merupakan karbohidrat dengan berat
molekul tinggi dan struktur rantai seperti selulosa. Selulosa pecah ke dalam glukosa
tetapi pectin terurai menjadi galaktosa, pentose, asam poligalakturonat dan metil
alcohol.
4. Proses pelepasan kulit biji dan kotoran lain selama proses pembuatan kain atau
penyimpanan melalui gerakan-gerakan mekanis alat penyabunan serta pendispersian
oleh zat pemasak.
Proses pengerjaan dapat dilakukan pada kondisi berbeda. Penggunaan NaOH 0,1%
pada suhu 100oC dengan waktu beberapa jam atau NaOH 85 pada suhu 120oC dengan
waktu 2-20 menit dapat menghilangkan sempurna kotoran tersebut. Banyak alkali yang
dipakai tergantung banyaknya kotoran dan berat kain. Pada proses pemasakan perlu
diperhatikan pH larutan atau jumlah alkali dan zat aktif permukaan, suhu dan waktu proses
yang tergantung dari jenis serat dan metode yang digunakan seperti dengan atau tanpa
tekanan. Pemasakan dengan suhu diatas 1000C apalagi dengan tekanan tinggi besar
kemungkinan akan terjadi oksiselulosa. Untuk mengurangi kerusakan serat perlu
ditambahkan zat peresukdi seperti NaHSO3 sekaligus dapat memberi efek pemutihan
bahan. Hasil pemasakan selain memperoleh daya basah yang baik hasilnya pun harus rata,
agar dapat menjamin proses pengelantangan, pencelupan, pencapan, dan penyempurnaan.
Penghilangan yang efektif kotoran kapas terutama malam-malam adalah melalui
pendidihan larutan 1 - 6 % NaOH, Ca(OH)2 atau Na2CO3. Pemilihan zat pembantu tekstil
dalam larutan alkali, hal yang penting untuk hasil yang baik, termasuk zat pelunak air
seperti EDTA (Etilena-Diamin-Tetra-Asetat) untuk melarutkan zat anorganik yang terdapat
pada air sadah dan zat aktif permukaan anionik seperti natrium lauril sulfat sebagai
deterjen, pendispersi dan pengilmulsi untuk menghilangkan malam-malam yang tidak dapat
disabun kan. Dalam beberapa proses, logam-logam sadah (CaMg) dapat membentuk ikatan
kompleks dan menghalangi kerja sabun, dan penggunaan pelunak air yang tahan alkali
mutlak ditambahkan. Pada kain rajut proses pemasakan dikerjakan dibawah kondisi
pengerjaan kain tenun karena kain rajut mempunyai struktur yang lebih terbuka dan mudah
dihilangkan kotorannya daripada kain tenun. Kadangkala proses pencelupan kain rajut
dibawah kondisi alkali sekaligus dapat membantu penyabunan lemak. Jadi untuk
menghilangkan kotoran seperti lemak, minyak dan malam dapat dihilangkan dari bahan
tekstil dengan tiga metode, yaitu:
1. Dengan penyabunan menggunakan alkali tanpa merusak seratnya.

2. Dengan pendispersian dan pengemulsian menggunakan sabun atau senyawa aktif


permukaan seperti deterjen.
3. Dengan ekstraksi menggunakan pelarut organik.

Diketahui bahwa mekanisme yang terjadi pada proses pemasakan dengan zat aktif
permukaan adalah pembasahan kotoran jenis lemak berlangsung karena terjadinya
pengurangan sudut kontak antara kotoran dengan air, sehingga molekul-molekul zat aktif
permukaan akan terabsorsi pada permukaan. Karena gaya tarik terhadap serat lebih besar
daripada gaya tarik serat terhadap kotoran, maka kotoran yang menempel pada permukaan
kain akhirnya terlepas. Proses pelepasan kotoran maksimum terjadi diatas kondisi kritis
misel, karena pada kondisi ini akan terbentuk misel sferik atau bentuk misel lameral yang
dapat mendispersikan dan mengemulsikan kotoran lemak dan minyak pada kain sehingga
kotoran larut dan stabil dalam air. Oleh karena itu zat aktif permukaan berfungsi sebagai
koloid pelindung terhadap partikel kotoran yang lepas sehingga dapat mencegah
kembalinya kotoran pada kain, maka proses pelepasan kotoran berlangsung sempurna.

4. Bleaching
Tujuan proses pengelantangan adalah untuk menghilangkan pigmen alam sehingga diperoleh
bahan putih murni merata di seluruh kain mempersiapkan bahan untuk pencelupan atau pencapan
dengan warna muda.
Proses ini dikerjakan pada bahan tekstil yang terbuat dar serat alam seperti kapas, wol dan sutera.
Proses ini jarang dilakukan pada serat sintetik. Sebab serat sintetik tidak mengandung pigmen
alam sehingga telah berwarna putih sejak proses pemintalan. 

Pigmen alam tidak dapat hilang pada proses pemasakan melainkan proses pengelantangan.
Proses pengelantangan dilakukan menggunakan zat oksidator dan reduktor. Zat ini menyerang
gugus dengan ikatan rangkap pada pigmen sehingga bagian pigmen penghasil warna kekuningan
atau kecoklatan pada bahan akan larut. Zat pengelantang oksidator yang biasa digunakan adalah
hidrogen peroksida, natrium hipoklorit, natrium klorit, kaporit sedangkan zat redukor yang
digunakan adalah sulfur dioksida dan garam hidrosulfit. 
Selain menjadikan kain lebih putih, proses pemutihan optik juga dapat memberi efek cerah
akibat peningkatan jumlah cahaya yang dipantulkan ke permukaan kain oleh zat pemutih optik. 

5. Tujuan Proses Persiapan Penyempurnaan Simultan

Tujuan dari proses persiapan penyempurnaan simultan adalah untuk menghilangkan


berbagai macam kotoran alam dan luar pada bahan tekstil secara cepat dan murah dengan
memberikan hasil yang relative baik. Proses ini banyak digunakan saat ini terutama untuk
serat sintetik dan campuran dan kadang serat kapas dan rayon.
6. Mekanisme proses simultan

Prinsip dari proses simultan adalah adanya kesamaan kondisi proses dan zat yang
digunakan tidak saling mengganggu tujuan masing-masing proses pesiapan penyempurnaan
yang dilakukan. Mekanisme prosesnya sama persis dengan proses yang dilakukan terpisah.
Proses simultan banyak dilakukan untuk serat sintetik dan campurannya karena macam dan
jumlah kotorannya yang harus dihilangkan tidak sebanyak pada serat alam, namun
demikian proses ini kadang juga dilakukan untuk serat kapas. Sebagai contoh proses
simultan penghilangan kanji-pemasakan. Pada proses ini digunakan zat penghilang kanji
oksidator seperti pemasakan yaitu NaOH selain menyabunkan kotoran sekaligus membantu
menggelembungkan kanji dan mempercepat penguraian oksidator H2O2.

7. Metoda Proses Simultan

Perkembangan dalam hal zat kimia/zat pembantu dan pemesinan mendorong


berkembangnya metoda proses simultan yang menguntungkan. Proses ini dapat dilakukan
pada mesin jenis kontinyu maupun batch. Kain yang diproses dapat berbentuk oven width
(terbuka lebar) dan rope (seperti tambang), tergantung mesin yang tersedia.
BAB 3

Metode Eksperimen

A. ALAT DAN BAHAN

A. Alat
1) Beaker gelas 500ml
2) Pengaduk kaca
3) Kasa + kaki tiga + Bunsen
4) Timbangan digital
5) Kain kapas
6) Mesin padder

B. Bahan
1) Zat sesuai resep
B. DIAGRAM ALIR

1. Metode Pad-Steaming

Timbang bahan

Proses simultan

Proses pencucian

Proses pengeringan

Evaluasi akhir

2. Skema Proses

BAB 4
BAB 4

DATA PEMBAHASAN

A. Resep
1. Resep

WPU : 80%

H2O2 : 10ml/l

NaOH flakes : 5g/l

Sabillisator : 1ml/l

Pembasah : 1ml/l

Suhu steam : 102℃

Waktu steam : 12 jam

2. Resep Pencucian

Vlot : 1 : 20

Asam asetat : 2 ml/l

Suhu : 60℃

Waktu : 10 menit

B. Perhitungan

Resep kain 1 Resep pencucian kain 1


Kebutuhan larutan : 100ml Jumlah total larutan : 9,55g x 20 = 191 ml

10 2
H2O2 35% : x 100 ml=1 ml Kebutuhan sabun : x 100 ml=0,2 ml
1000 1000

5
NaOH flakes : x 100 ml=0,5 ml
1000

1
Sabillisator : x 100 ml=0,1 ml
1000

1
Pembasah : x 100 ml=0,1 ml
1000

Resep kain 2 Resep pencucian kain 2

Kebutuhan larutan : 100ml Jumlah total larutan : 10,32g x 20 = 206 ml

10 2
H2O2 35% : x 100 ml=1 ml Kebutuhan sabun : x 100 ml=0,2 ml
1000 1000

10
NaOH flakes : x 100 ml=1 ml
1000

1
Sabillisator : x 100 ml=0,1 ml
1000

1
Pembasah : x 100 ml=0,1 ml
1000

Resep kain 3 Resep pencucian kain 3

Kebutuhan larutan: 100ml Jumlah total larutan: 9,60g x 20 = 192 ml

10 2
H2O2 35% : x 100 ml=1 ml Kebutuhan sabun : x 100 ml=0,2 ml
1000 1000
15
NaOH flakes : x 100 ml=1,5 ml
1000

1
Sabillisator : x 100 ml=0,1 ml
1000

1
Pembasah : x 100 ml=0,1 ml
1000

Kain sebelum diproses

Kain setelah diproses

Kain 1 Kain 2

Kain 3
Fungsi zat

 NaOH sebagai zat yang menyabunkan lemak, malam, minyak menjadi sabun yang
larut dalam air dan menggelembungkan serat sehingga mudah menyerap larutan
pemasakan.
 Scouring agent sebagai zat yang membantu kinerja NaOH untuk menghilangkan oli,
pelumas .
 Stabillisator berfungsi untuk menghambat logam untuk mengoksidasi kotoran dan
kapas supaya terhindar dari pilling dan mengontrol pelepasan oksigen aktif.
 H2O2 35% sebagai zat pengelantang.
 Anti sadah sebagai zat yang mengikat logam Ca, Mg yang dapat mengendap dan
menurunkan kinerja NaOH dan sabun.

C. Diskusi

Dalam proses simultan ini menggabungkan 3 proses sekaligus, yaitu proses desizing,
scouring dan bleaching menjadi satu proses. Dalam kain kapas ini, kain kapas dilakukan
penghilangan kotoran alam dan kotoran dari proses pertenunan yang menggunakan kanji
sehingga kain memiliki warna yang agak kusam dan memiliki daya serap yang sangat lama.
Kain kapas sendiri memiliki warna pigmen kuning kecoklatan.

Proses simultan dilakukan menggunakan mesin padder, sebelum kain dimasukkan ke


dalam mesin padder, larutan yang sudah dibuat sesuai dengan masing-masing resep nya
dibalurkan pada kain dan pastikan seluruh bagian kain terkena larutan. Setelah itu kain
dimasukkan ke dalam mesin tersebut sebanyak 3x pengulangan. Setelah selesai, kain
dikeringkan dan didiamkan selama 12 jam dan dilakukan proses pencucian.

Setelah proses ini selesai, masing-masing kain memiliki tingkat keputihan yang berbeda-
beda tapi tidak begitu jauh berbeda. Karena melakukan variasi pada zat NaOH flakes sehingga
hanya daya serap nya saja yang berbeda. Jika melakukan variasi pada H2O2, mungkin
perbedaan warna putih bisa begitu signifikan, karena H2O2 mampu menghilangkan pigmen-
pigmen yang ada dalam kain kapas.

BAB 5

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan proses simultan ini, masing-masing kain mengalami penurunan berat
kain sebagai berikut:
Data kain Berat awal Berat akhir
Kain 1 9,55 gram 8,81 gram
Kain 2 10,32 gram 9,82 gram
Kain 3 6,60 gram 8,73 gram
Dan kain juga mengalami peningkatan daya serap yang berbeda-beda, perbedaan tersebut dapat
ditampilkan pada tabel dibawah ini

Data kain Daya serap awal Daya serap akhir


Kain 1 >60detik 10 detik
Kain 2 >60detik 8 detik
Kain 3 >60detik 6 detik
Daftar Pustaka
Proses persiapan Penyempurnaan Simultan. dokumen.tips. (n.d.). Retrieved April 6, 2022, from
https://dokumen.tips/documents/proses-persiapan-penyempurnaan-simultan.html

Muh.syar,ST. [2013]. Pengantar ilmu tekstil. [online]. https://docplayer.info/31231152-


Pengantar-ilmu-tekstil-2.html . [Diakses 6 April 2022].

Anda mungkin juga menyukai