Serat Tekstil
Disusun Oleh :
(21420046)
Kelas 1K3
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Praktikum Identifikasi
Serat Cara Mikroskopik” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Praktikum Serat Tekstil. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang identifikasi serat cara mikroskopik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Praktikum Serat Tekstil yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni ini.
Penulis
BAB I
Serat alami meliputi serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan proses
geologis. Serat jenis ini bersifat dapat mengalami pelapukan. Serat alami dapat digolongkan
ke dalam:
Serat sintetis atau serat buatan manusia umumnya berasal dari bahan petrokimia. Namun,
ada pula serat sintetis yang dibuat dari selulosa alami seperti rayon.
Serat mineral
Serat polimer adalah bagian dari serat sintetis. Serat jenis ini dibuat melalui proses kimia.
Bahan yang umum digunakan untuk membuat serat polimer:
o polyamida nilon,
o PET atau PBT poliester, digunakan untuk membuat botol plastik,
o fenol-formaldehid (PF)
o serat polivinyl alkohol (PVOH)
o serat polivinyl khlorida (PVC)
o poliolefin (PP dan PE)
o polyethylene (PE),
o Elastomer, digunakan untuk membuat spandex,
o poliuretan.
Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa
jenis air murni. Dalam perhitungan analisis mekanika tanah, berat jenis diperlukan untuk
menentukan jenis tanah yang dianalisis.
Nilai yang umum digunakan adalah berat jenis air di Bumi pada suhu 4°C (39°F), yaitu 9,807
kilo Newton per meter kubik atau 62,43 pound-force per kaki kubik. Istilah berat jenis juga
digunakan untuk kerapatan relatif. Simbol umum untuk berat jenis adalah huruf Yunani
Gamma.
Perbandingan antara berat dan volume disebut berat jenis. Simbol yang digunakan untuk
berat jenis adalah dan satuan SI untuk pengukuran adalah N/m3, dikutip dari x-engineer.org.
Berat jenis, tidak seperti kepadatan, bukanlah hal yang mutlak. Ia tergantung pada nilai
percepatan gravitasi (g), yang bervariasi tergantung pada ketinggian dan garis lintang.
Standar perbandingan yang biasa untuk padatan dan cairan adalah air pada 4 °C (39,2 °F),
yang memiliki massa jenis 1,0 kg per liter (62,4 pon per kaki kubik).
Gas biasanya dibandingkan dengan udara kering, yang memiliki kerapatan 1,29 gram per
liter (1,29 ons per kaki kubik) di bawah kondisi standar yang disebut (0 °C dan tekanan 1
atmosfer standar).Misalnya, merkuri cair memiliki massa jenis 13,6 kg per liter; oleh karena
itu, berat jenisnya adalah 13,6. Gas karbon dioksida, yang memiliki densitas 1,976 gram per
liter dalam kondisi standar, memiliki berat jenis 1,53 (= 1,976/1,29).Karena merupakan
perbandingan dua besaran yang memiliki dimensi yang sama (massa per satuan volume),
berat jenis tidak memiliki dimensi.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini diantaranya:
1. Mengenal dan mampu menggunakan mikroskop.
2. Mampu membedakan berbagai jenis serat berdasarkan uji mikroskop.
BAB II
A. Mikroskop
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat
secara kasat mata. Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir
diseluruh laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil
(mikroskopis). Kata Mikroskop berasal dari bahasa latin, yaitu “mikro” yang berarti kecil
dan kata “scopein” yang berarti melihat. Benda kecil dilihat dengan cara memperbesar
ukuran bayangan benda tersebut hinga berkali-kali lipat. Bayangan benda dapat
dibesarkan 40 kali, 100 kali, 400 kali, bahkan 1000 kali. Mikroskop ditemukan oleh
Anthony Van Leewenhoek, penemuan ini sangat membantu peneliti dan ilmuwan untuk
mengamati objek mikroskopis. Ada 2 macam mikroskop yang umum digunakan yaitu
mikroskop konvensional dan mikroskop elektrik.
1. Bagian-bagian mikroskop.
Lensa okuler adalah bagian mikroskop yang menghasilkan bayangan maya, tegak
dan diperbesar dari lensa obyektif pengamat atau pengguna mikroskop melihat
obyek melalui lensa okuler. Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lensa okuler
standar (paling sering dijumpai) adalah 10 kali. Perbesaran (power) lensa okuler
tersedia dalam rentang 5 kali hingga 30 kali.
Bagian Illuminator
Bagian mikroskop ini menghubungkan lensa okuler dan obyektif. Pada mikroskop
binokuler, umumnya menggunakan cincin pengatur diopter yang mengatasi
ketidakkonsistenan penglihatan, baik dengan satu mata maupun dengan dua mata.
Mikroskop monokuler tidak memerlukan diopter. Mikroskop binokuler jua dilengkapi
dengan pengaturan Interpapillary yang memungkinkan pengaturan jarak pandang
oleh pengamat yang berbeda.
Meja (stage)
Meja adalah bagian mikroskop dimana Anda meletakkan obyek pengamatan. Meja
ini merupakan bagian mekanis yang penting dari sebuah mikroskop. Anda dapat
menggerakkan meja mikroskop ke depan-belakang, ke kiri-kanan, dan ke atas-
bawah. Dengan demikian, tidak ada lagi bagian sel yang tidak teramati mikroskop.
Meja dilengkapi dengan penjepit (clip) untuk mengunci preparat supaya tidak jatuh
atau bergeser. Ketika Anda menggeser meja, maka jepit lah preparat Anda supaya
spesimen yang Anda amati tidak bergerak liar. Lubang pada meja disebut dengan
aperture. Melalui aperture inilah cahaya yang berasal dari illuminator dapat
menembus spesimen.
Makro meter dan mikrometer pada mikroskop memiliki fungsi yang sama, yakni
menghasilkan image atau bayangan yang fokus alias memperjelas gambar. Cara
kerjanya simpel. Pertama Anda putar knob makro meter untuk mendapatkan image.
Ketika sudah mendapatkan image, selanjutnya gunakan mikrometer dengan
memutar kenop nya secara perlahan sehingga bayangan yang Anda lihat jelas
(clear).
B. Serat Tekstil
Serat tekstil adalah suatu benda yang memiliki perbandingan antara panjang
dan diameter yang sangat besar. Serat yang dapat digunakan sebagai tekstil harus
memenuhi persyaratan diantaranya adalah panjang, fleksibilitas, dan kekuatan. Adapun
beberapa serat tekstil yang diamati dalam praktikum diantaranya:
1. Serat Alam
1.1 Serat Alam Selulosa
a. Kapas
Serat kapas dihasilkan dari rambut biji tanaman kapas.
Jika dilihat dibawah mikroskop mempunyai penampang memanjang
seperti pita yang terpilin dan penampang melintang seperti ginjal dengan
lubang ditegah yang disebut lumen.
Gambar 2.2 Penampang membujur dan Melintang Serat Kapas
b. Rami
Rami adalah serat yang diperoleh dari batang tanaman Boehmeria nivea.
Morfologi serat rami jika dilihat dibawah mikroskop bentuk nya
memanjang dengan permukaan bergaris dan berkerut. Untuk
penampang melintang nya berbentuk lonjong dengan lumen pipih.
Gambar 2.4 Penampang Serat Sutera Tusah ( Kiri ) dan Bombyx Mori (
Kanan)
b. Wool
Wool merupakan serat yang berasal dari bulu biri-biri atau binatang
berbulu lainnya. Wool halus bersifat lembut, kuat elastik, dan keriting
sehingga dapat dibuat benang halus.
Gambar 2.5 Penampang membujur dan Melintang Wool
2. Serat Buatan
a. Rayon Viscosa
Rayon viscosa adalah serat selulose alam yang disusun kembali
molekulnya sehingga struktur molekulnya sama dengan serat selulosa
yang lain, perbedaannya terletak pada tingkat pemanjangan rantai
molekul serat. Sebagai bahan dasar adalah kayu sebangsa cemara.
b. Rayon Asetat
Rayon asetat adalah serat yang dibuat dari linter atau selulose kayu,
anhidrida dan aseton. Karena penyusunannya banyak zat kimia buatan,
dimasukkan kelompok thermoplastics.
c. Rayon Kuproamonium
Serat rayon kuproamonium adalah serat yang dibuat dari selulose kapas
yang disusun kembali dengan cara mencampur ke dalam larutan amonia
yang mengandung kuprooksida. Sebagai bahan baku dipergunakan
kapas linter atau kadang-kadang pulp kayu yang telah dimurnikan
sehingga mempunyai kadar selulose yang tinggi.
Gambar 2.8 Penampang Rayon Kuproamonium
d. Poliester
Serat poliester mulai pertengahan abad dua puluh merupakan serat
buatan yang paling banyak digunakan. Poliester dengan nama dagang
Dacron dibuat dari asam tereftalat dan etilena glikol.
f. Poliakrilat
Serat poliakrilat merupakan serat yang dibuat dari polimer akrilonitril
yang disintesis dengan cara polimerisasi adisi. Di dalam
perkembangannya untuk menaikkan daya serap terhadap zat warna
pembuatan serat poliakrilat merupakan campuran akrilonitril dengan
polimer yang lain misalnya vinil asetat atau vinil klorida.
B. Langkah kerja
A. Penampang memanjang
1. Serat diletakkan sejajar di atas kaca objek (slide glass) dan dipisahkan satu sama
lain dengan menggunakan jarum.
2. Kumpulan serat yang berada di atas slide glass diatur supaya rata dan renggang
(jangan terlalu menumpuk/rapat)
3. Serat yang berada di atas slide glass ditutup dengan cover glass
4. Angkat satu sisi dari cover glass lalu teteskan dengan air.
5. Kelebihan air pada preparat dihisap dengan kertas hisap/kertas saring
6. Preparat yang sudah jadi, diletakkan di meja mikroskop
7. Amati contoh serat di bawah mikroskop
8. Untuk mempermudah penggunaan mikroskop, pengamatan dimulai dengan
menggunakan lensa objektif terkecil dahulu, lalu dengan tidak menggeser objek di
meja mikroskop, citra objek diperbesar dengan mengubah lensa objektifnya, dan
fokuskan citra objeknya (dari pembesaran lensa objektif 5x, lalu dirubah ke 10x
dan 40x)
9. Gambar bentuk penampang serat tersebut di lembar jurnal praktikum
B. Penampang melintang
1. Jarum mesin jahit yang panjang berisi benang ditusukkan melalui tengah-tengah
gabus.
2. Suatu kawat kecil dimasukkan pada lengkungan benang yang menonjol, kemudian
jarum ditarik kembali dengan meninggalkan lengkungan benang pada gabus.
3. Sekelompok serat yang telah disejajarkan dan diberi lak diletakkan dalam
lengkungan benang dan dengan hati-hati ditarik masuk ke dalam gabus dengan
cara menarik ujung-ujung benang. Jumlah serat yang ditarik harus cukup tertekan
sehingga serat akan terpegang oleh gabus dengan baik, tanpa terjadi perubahan
bentuk serat.
4. Permukaan gabus yang mempunyai ujung serat yang menonjol dipotong rata
dengan pisau silet tajam.
5. Setelah lak nya kering, gabus diiris tipis menggunakan pisau silet tajam.
6. Irisan gabus yang mengandung potongan serat ditempelkan pada kaca penutup
dengan setetes air suling.
7. Kaca penutup dengan potongan gabus di bawahnya diletakkan pada kaca obyek,
sehingga seluruh irisan dapat terletak dalam satu fokus.
8. Amati contoh serat di bawah mikroskop
9. Untuk mempermudah penggunaan mikroskop, pengamatan dimulai dengan
menggunakan lensa objektif terkecil dahulu, lalu dengan tidak menggeser objek di
meja mikroskop, citra objek diperbesar dengan mengubah lensa objektifnya, dan
fokuskan citra objeknya (dari pembesaran lensa objektif 5x, lalu dirubah ke 10x
dan 40x)
10. Gambar bentuk penampang serat tersebut di lembar jurnal praktikum
3.2 Data Praktikum
Seperti ginjal
Silinder
1 Kapas dan ber
berpilin
lumen
Silinder
2 Rayon Viskosa Bergerigi
bergaris
Silinder
Seperti ginjal
seperti
3 Rami ber lumen
ranting
besar
pohon
Seperti
Silinder segitiga
4 Sutera
bergaris tidak
beraturan
Berbentuk
6 Poliester Bulat rata
silinder
Seperti
Silinder
7 Poliakrilat kacang
bergaris
tanpa lumen
Silinder Bulat
8 Poliamida (Nylon)
berbintik renggang
Bulat rapat
dan
Silinder membentuk
9 Poliester Kapas
berbintik seperti
kacang
tanpa lumen
Bulat rapat
dan di
Silinder
10 Poliester Rayon pinggiran
berbintik
agak
bergerigi
Silinder
11 Poliester Wool Bulat rapat
berbintik
BAB IV
4.1 Analisis Data
Dalam praktikum ini serat kapas memiliki penampang membujur seperti pita terpilin
dan melintang seperti ginjal dikarenakan serat kapas merupakan serat alam yang pada
masa pertumbuhannya tergantung kondisi iklim tropis dan tanah. sehingga pengaruh
bentuk penampang terutama melintang tergantung pada kondisi alam tersebut dan
kedewasaan seratnya, semakin dewasa serat semakin bentuk melintang nya seperti
ginjal. Pada rami bentuk penampang membujur yang berbuku buku dan penampang
melintang nya yang hampir sama dengan kapas hanya saja terdapat cabang pada garis
tengahnya ini.
Pada serat protein seperti sutra bentuk penampang membujur nya polos bersih dan
melintang nya berbentuk segitiga tidak simetris ini kemungkinan terpengaruh oleh jenis
ulat sutra nya serta makanan yang dimakan oleh serat sutra tersebut. Pada serat protein
wol gambar penampang membujur nya bersisik dan melintang nya bulat tak beraturan
seperti pada rambut.
Sedangkan pada serat buatan bentuk penampang membujur dan melintang nya
dipengaruhi oleh lubang spinneret yang digunakan pada mesin, saat proses pembuatan
serat dan juga metode pemintalan yang digunakan, seperti metode pemintalan leleh
akan menghasilkan penampang melintang yang bulat contohnya serat poliester dan
nylon/poliamida, metode pemintalan kering akan menghasilkan bentuk penampang
melintang seratnya hampir bulat dan metode pemintalan basah akan menghasilkan
bentuk penampang yang mempunyai lekukan pada sisi-sisi seratnya contoh rayon
viscosa.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum uji mikroskop ini dapat disimpulkan bahwa yang dapat diidentifikasi
dengan uji mikroskop adalah serat-serat alam Karena sudah memiliki ciri tersendiri sesuai
sumber seratnya. Sedangkan untuk serat buatan, tidak dapat diidentifikasi karena rata-rata
memiliki bentuk yang sama. Hal ini karena bentuk penampang serat buatan bergantung pada
cetakan atau spinneret yang digunakan.
5.2 Saran
Pengamatan dalam menggunakan mikroskop ini harus dilakukan dengan penuh
ketelitian agar mendapatkan hasil yang diinginkan, serta kita harus tahu cara mengoperasikan
mikroskop agar tidak terjadi kesalahan apalagi merusak mikroskop itu sendiri.
Daftar Pustaka
Wikimedia Foundation. (2021, August 12). Serat. Wikipedia. Retrieved March 4, 2022, from
https://id.wikipedia.org/wiki/Serat
Komalasari, Maya., & Khairul, U. (2013). BAHAN AJAR PRAKTIKUM SERAT TEKSTIL.
Bandung: SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL