Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

PENGENALAN DAN PENGGUNAAN


MIKROSKOP

Disusun oleh:
Nama : Ardi Ali (2023411002)
: Kholisha Putri Candani (2023411004
: Fitri Yanti (2023411014)
: Ryan Pulau Japalin (2023411018)
: Putri Soleha (2023411021)
: Zessica Anggraini (2023411025)

Dosen Pengampuh: Trimin Kartika, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium
sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita
dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu
memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Perkembangan
instrumen yang berkemampuan melebihi indra manusia berjalan seiring kemajuan sains.
Penemuan dan penelitian awal tenteng sel menjadi maju berkat penciptaan mikroskop
pada tahun 1590 dan peningkatan mutu alat tersebut selama tahun 1600-an (Campbell
dkk, 2008).
Selain diperlukannya pengetahuan mengenai cara menggunakan mikroskop
dengan baik dan benar, diperlukan pula cara perawatan mikroskop dengan baik dan
benar agar mikroskop dapat awet, tahan lama dalam penggunaanya dan saat melakukan
pengamatan tidak ada gangguan yang terdapat di mikroskop seperti adanya jamur, debu
dan minyak pada lensa mikroskop dan gangguan lainnya pada bagian mikroskop non
optik apabila tidak dilakukan perawatan.
Proses Belajar Mengajar di Jurusan Kesehatan lingkungan Poltekkes kemenkes
Yogyakarta menerapkan kegiatan praktikum. Pada Kegiatan Praktikum, mikroskop yang
tersedia digunakan untuk menunjang kegiatan praktik di laboratorium. Berdasarkan data
inventaris ruangan tahun 2017, jumlah mikroskop yang digunakan untuk kegiatan
praktik di Laboratorium sebanyak 20 buah.
Seiring dengan Pengembangan Laboratorium terpadu diperlukan alat
penyimpanan mikroskop sebagai tempat untuk perawatan alat laboratorium khususnya
mikroskop di Jurusan Kesehatan Lingkungan belum terdapat almari penyimpanan
mikroskop yang sesuai standar. Dengan adanya almari penyimpanan mikroskop
diharapkan mikroskop yang dimiliki dapat awet dan bertahan lama sehingga
memperlancar kegiatan praktikum.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti,
Laboratorium Jurusan Parasitologi memerlukan almari penyimpanan mikroskop yang
layak. Hal ini karena kondisi almari penyimpanan mikroskop di Laboratorium
Parasitologi sudah rusak dan tidak layak untuk digunakan lagi . Selain dari hasil
observasi, berdasarkan hasil wawancara terhadap dosen mata kuliah Parasitologi juga
diperoleh hasil bahwa diperlukan almari penyimpanan mikroskop yang layak untuk
dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan mikroskop.
Hasil wawancara terhadap ahli didapatkan hasil bahwa alat penyimpanan
mikroskop yang terstandar terbuat dari kayu yang dimodifikasi dengan kaca, karena
kayu dapat kuat untuk menopang berat mikroskop, sedangkan kaca dapat memantulkan
cahaya dari luar sehingga kelembaban almari akan terjaga. Melalui penelitian ini akan di
kembangngkan almari penyimpanan mikroskop yang terstandar yang dapat digunakan
sebagai tempat penyimpanan mikroskop sebagai sarana untuk merawat mikroskop.
1.2 . Tujuan.
a. Untuk mempelajari jenis-jenis mikroskop.
b. Untuk mempelajari bagian mikroskop dan fungsinya.
c. Untuk mempelajari cara penggunaan mikroskop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mikroskop


Perkembangan instrumen yang berkemampuan melebihi indra manusia
berjalan seiring kemajuan sains. Penemuan dan penelitian awal tenteng sel
menjadi maju berkat penciptaan mikroskop pada tahun 1590 dan peningkatan
mutu alat tersebut selama tahun 1600-an (Campbell dkk, 2008). Sejarah
ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap mikrobiologi. Yang
memasuki masa keemasan saat berhasil mengamati jasad renik. Pada tahun 1664
Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari moulds, tetapi orang
pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang pembuat mikroskop
amatir berkebangsaan Jerman yaitu Antoni Van Leeuwenhoek (1632- 1723),
menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang sederhana. Dengan mikroskop
tersebut dia dapat melihat organisme sekecil mikroorganisme (Kusnadi, 2003).
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari kata micros yang
berarti kecil dan scopein yang berarti melihat. Jadi, secara definisi mikroskop
adalah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
kasar. Mikroskop juga bisa didefenisikan sebagai alat yang bisa digunakan untuk
melihat benda-benda yang ukurannya sangat kecil yang tak bisa diamati oleh
mata telanjang (Anneahira, 2013). Dua parameter penting dalam mikroskopi
(teknik-teknik penggunaan mikroskop) adalah perbesaran dan daya resolusi (atau
resolusi saja) atau daya urai.
Perbesaran (magnification) adalah perbandingan ukuran citra objek
dengan ukuran sebenarnya. Resolusi adalah ukuran kejelasan citra; yaitu jarak
minimum yang dapat memisahkan dua titik sehingga masih bisa dibedakan
sebagai dua titik. Parameter terpenting ketiga adalah kontras yang mempertajam
perbedaan dalam bagian-bagian dari sampel (Campbell dkk,2008)
2.2 Jenis-Jenis Mikroskop
Menurut Campbell dkk (2008), berdasarkan atas sumber cahayanya,
mikroskop terbagi atas mikroskop cahaya/optik dan mikroskop elektron.
Mikroskop optic cahaya. Merupakan mikroskop yang menggunakan lensa dari
gelas dan cahaya matahari atau lampu sebagai sumber penyinaran. Dalam
mikroskop cahaya, (light microscope, LM ), cahaya tampak diteruskan melalui
spesimen dan kemudian melalui lensa kaca. Lensa ini merefraksi
(membengkokkan) cahaya sedemikian rupa sehingga citra spesimen diperbesar
ketika diproyeksikan ke mata, ke film fotografi atau sensor digital, atau ke layar
video. Mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif sekitar 1000 kali dari
ukuran asli spesimen. Menurut Tim Penyusun (2013), mikroskop optik terdiri
atas 2 yaitu, mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Mikroskop biologi
digunakan untuk pengamatan benda tipis transparan. Menurut Kusnadi (2003:1).
2.3 Bagian-Bagian Mikroskop
a. Lensa Objektif
Lensa yang letaknya dekat dengan objek yang diamati. Lensa ini dapat memperbesar
objek yang bervariasi antara 10x sampai 10x.
b. Lensa Okuler
Lensa okuler dapat memperbesar objek antara 5x sampai 10x, bergantung jenis
mikroskopnya. Karena mikroskop ini menggunakan dua buah lensa maka bayangan benda
yang diamati dengan mikroskop pada dasarnya mengalami dua kali perbesaran.
c. Cermin
Jaringan epitel ini terdiri dari satu lapis sel yang berbentuk kubus. Jenis ini
memberikan perlindungan lebih besar daripada skuamosa selapis karena lebih tebal.
Beberapa organ yang terdiri dari jaringan ini, antara lain saluran kelenjar ludah, hati,
pankreas, dan kelenjar eksokrin lainnya.
d. Kondesor Dan Diafragma
Pada mikroskop terdapat kondensor dan diafragma yang berfungsi mengatur kekuatan
cahaya. Dengan mengatur kondensor dan diafragma, kamu dapat melihat objek yang kamu
amati dengan baik.
e. Revolver
Merupakan bagian yang dapat diputar untuk memilih lensa objektif yang akan
digunakan. Pada revolver melekat beberapa lensa objektif.
f. Tubus
Bagian yang menghubungkan lensa objektif dengan lensa okuler. Meja objek dan
penjepit objek; meja objek digunakan untuk menyimpan objek yang akan diamati,
sedangkan penjepit objek untuk menjepit tempat objek yang diamati.
g. Lengan
Digunakan untuk memegang dan memindahkan mikroskop, selain itu merupakan
penyangga bagian optic.
h. Makrometer dan mikrometer
Berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tubus secara kasar dan halus.
Mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa okuler dan lensa
objektif dengan kekuatan pembesaran sebagai berikut:
a. Objektif 4x dengan okuler 10x, pembesaran 40x
b. Objektif 10x dengan okuler 10x, pembesaran 100x
c. Objektif 40x dengan okuler 10x, pembesaran 400
d. Objektif 100x dengan okuler 10x,
pembesaran 1000x Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik 1000 disebut
mikroskop emersi, karena penggunaannya harus dengan minyak emersi dan cara
memakainya dengan khusus pula. Menurut Tim Penyusun (2013), mikroskop
stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar,
transparan atau tidak. Penyinarannya dapat diatur dari atas maupun dari bawah
dengan sinar alam atau lampu. Memiliki dua buah objektif dan dua buah
okuler, sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan dua belah
mata. Kekuatan pembesaran tidak terlalu kuat umumnya sebagai berikut:
Objektif 1 atau 2 dengan okuler 10 atau 15. Mikroskop electron (electron
microscope).
Ada dua jenis mikroskop elektron, yaitu: mikroskop elektron transmisi
(trasmission electron microscope, TEM) dan mikroskop elektron payar (scanning
electron microscope, SEM) (Campbell dkk, 2008). Mikroskop elektron payar
(scanning electron microscope, SEM) khususnya berguna untuk penelitian
terperinci mengenai permukaan specimen. Berkas electron memindai permukaan
sampel, yang biasanya dilapisi selapis tipis emas (Campbell dkk, 2008).
Mikroskop elektron transmisi (trasmission electron microscope, TEM) digunakan
untuk mempelajari ultrastruktur internal sel. TEM mengarahkan berkas electron
melalui irisan spesimen yang sangat tipis, mirip dengan cara mikroskop cahaya
meneruskan cahaya melalui objek (slide) (Campbell dkk, 2008). Mikroskop
memiliki komponen-komponen yang terbuat dari kaca mudah rusak, berupa
lensa-lensa dan cermin. Makanya kita harus menghindarkan perlakuan yang
dapat membuat benturan dengan komponen tersebut (Tim Penyusun 2013).

BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal: Kamis/ 05 September 2023
Tempat: Laboratorium Biologi Scince Center Waktu:
08.00 WIB Sampai 10.00 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
a. Mikroskop.
b. Alat Tulis.
3.2.2 Bahan
a. Gambar Mikroskop dari internet.
b. Gambar Mikroskop yang langsung di ambil saat pratikum.
c. Bahan preparat awetan
3.2 Cara Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan yang didapat dari internet
b. Menjelaskan jenis-jenis mikroskop
c. Menjelaskan dan membahas bagian mikroskop dan fungsinya
d. Menjelaskan dan membahas cara penggunaan mikroskop
e. Tulislah hasil pengamatan dalam tabel pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Table 1 Hasil Pengamatan

NO KEGIATAN KETERANGAN
Hari/Tgl: Kamis, 05 Oktober 2023
Judul Materi: Pengenalan Mikroskop
1. Mikroskop Monokuler 1. Lensa Okuler
2. Tabung
3. Sekrup pengarah kasar
4. Sekrup pengarah halus
5. Lengan mikroskop
6. Lensa obyektif
7. Preparat
8. Penjepit preparat
9. Meja preparat
10. Diafragma
11. Lensa kondensor
12. Iluminator
13. Kaki Mikroskop
2. 1. Mikroskop Binokuler 1. Lensa okuler.
2. Revolver.
3. Lensa objektif.
4. Meja preparat.
5. Lengan mikroskop.
6. Skala preparat.
7. Makrometer dan
mikrometer.
8. Diafragma.
9. Sumber cahaya.
10. Pengatur kecerahan.
11. Kaki penyangga
putar.
3. Cara Menggunakan Mikroskop
1. tangan kanan memegang
lengan mikroskop dan tangan
kiri memegang alas atau kaki
mikroskop.

2. Atur lensa okuler dan


lensa obyektif sampai
perbesaran paling kecil.

3. Putar diafragma agar


terbuka.

4. Arahkan cermin pada


mikroskop sedemikian
rupa, sehingga cahaya
dapat dipantulkan dengan
baik.
5. Siapkan preparat yang
akan diamati dan jepit di
meja preparat.

6. Atur fokus objek


dengan memutar
makrometer atau
mikrometer.

7. Putar revolver untuk


mendapatkan perbesaran
gambar yang diinginkan.

4.2 Pembahasan
Mikroskop dapat membantu kita melihat benda-benda yang sangat kecil sehingga
dapat terlihat oleh kita. Mikroskop cahaya dan mikroskop elektron memiliki manfaat
yang sangat penting.Mikroskop cahaya merupakan suatu alat yang mempunyai bagian-
bagian tertentu, yaitu terdiri dari alat-alat optik dan non optik yang digunakan untuk
mengamati benda-benda yang mikroskopis dan transparan. Mikroskop cahaya
mempunyai keuntungan yaitu hemat terhadap penggunaan listrik. Daya pisah adalah
kemampuan mikroskop untuk secara jelas dan terpisah dalam membedakan dua titik
yang berdekatan yang tanpa mikroskop terlihat sebagai satu titik dan dikatakan sebagai
jarak terkecil diantara dua titik yang terlihat sebagai dua titik bukannya satu titik. Hal
inilah yang membedakan mikroskop canggih dari mikroskop cahaya.
Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang bersifat maya dan
tegak. Lensa objektif berfungsi untuk mengatur pembesaran ukuran untuk kekuatan 4x,
10x, 40x dan 100x. Kondensor berfungsi untuk mengatur bayangan yang akan diamati
atau untuk menaikkan dan menurunkan kondensor. Reflektor berfungsi untuk menerima
cahaya yang masuk atau dapat memperjelas cahaya yang akan datang. Tubuh mikroskop
berfungsi untuk tempat terjadinya proses bayangan antara lensa objektif dengan lensa
okuler. Makrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler objektif sehingga tepat
fokusnya secara kasar dan jelas. Mikrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler
sehingga tepat fokusnya secara tajam. Revolver berfungsi sebagai tempat lensa objektif.
Meja objek berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati. Penjepit berfungsi
untuk memperkokoh kedudukan preparat agar tidak goyang. Pengatur kondensor
berfungsi sebagai pengatur letak lensa kondensor terhadap preparat. Pemegang(lengan)
berfungsi untuk memegang mikroskop. Diafragma berfungsi mengatur cahaya yang
masuk dalam mikroskop. Kaki atau dasar berfungsi untuk memperkokoh kedudukan
mikroskop.
Dalam cara perawatan mikroskop pada prinsipnya kita harus berhati-hati agar
mikroskop dapat digunakan dengan baik. Pertama yang harus diperhatikan adalah cara
membawa mikroskop dengan langkah sebagai berikut:
a. Pegang bagian pegangan mikroskop dengan tangan kanan dan sanggahlah bagian
kaki ke bawah dengan tangan kiri lalu letakkan pada meja yang telah ditetapkan.
b. Setelah selesai menggunakan mikroskop, bersihkan segala kotoran yang menempel
pada mikroskop atau hasil pengamatan objek yang diamati kemudian letakkan
mikroskop dalam keadaan istirahat.
c. Lensa objektif pada posisi yang terkecil buat tegak lurus dengan lensa okuler
d. Buat cermin pengatur cahaya dalam posisi vertikal
e. Matikan lampu jika tidak digunakan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum ini, maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
a. Mikroskop yang mempunyai satu lensa okuler dinamakan mikroskop
monokuler.
b. Pembesaran yang sering terdapat pada mikroskop adalah 4x, 10x,40x dan
100x.
c. Alat pembesaran yang lebih kompleks adalah mikroskop majemuk. Dimana
perbesaran totalnya diperoleh dari gabungan beberapa lensa.
d. Mikroskop optik yang banyak digunakan sekarang tersusun atas dua lensa, yaitu
lensa okuler dan lensa objektif.
e. Berdasarkan sumber sinar dan jenis alat perbesarannya ada dua jenis
mikroskop, yaitu mikroskop optik dan mikroskop elektron.
5.2 Saran
Sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum kali ini waktu yang telah ditetapkan
digunakan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang
diinginkan. Selain itu kerja sama antara asisten dengan praktikan harus ditingkatkan,
terutama dalam membimbing praktikan agar praktikan dapat dengan benar dan sungguh-
sungguh dalam melaksanakan praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Nur. 2013. Identifikasi Jamur Aspergillus flavus pada Kacang Tanah yang Dijual di
Pasar Kodim. Jurnal Analisis Kesehatan Kimikal Sains. Vol 1(1): 1-10.
Alters, Sandra. 1999. Biology Understanding Life. London: and Bartllet Publisher.
Campbell, Neil A. 2008 Biologi. Jakarta: Erlangga.
Sadina. 2013. Mengubah Mikroskop Cahaya Menjadi Mikroskop Digital Multimedia Dengan
Menggunakan Software Im Magician 4tech. Jurnal klintangbangan. (Vol.II No. 02:
174). Lampung.
Tim Dosen Pembina. 2017. Petunjuk Pratikum Biologi Umum. PGRI Palembang Laboratorium
Biologi Scince Center.
Lampiran

Gambar 1.1 Mikroskop Binokuler

Gambar 1.2 Mikroskop Monokuler


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
PRAKTIKUM ASAL USUL
KEHIDUPAN

Disusun oleh:
Nama : Ardi Ali (2023411002)
: Kholisa Candani Putri (20234110004)
: Fitri Yanti (2023411014)
: Ryan Pulau Japalin (2023411018)
: Putri Soleha (2023411021)
: Zessica Anggraini (2023411021)

Dosen Pengampuh: Trimin Kartika, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bumi hanyalah berupa salah satu planet dari tata surya dalam alam semesta ini
yangberpenghuni,adanya makhluk hidup.pada awalnya,bumi masih belum memilikikandungan
air,yang ada hanyalah lthosfer dan atmosfer. Atmosfer semakin lama semakin dingin, dan akhirnya
terbentuklah air (H2O) yang masih berbentuk gas, kemudian berbentuk uap, dan akhirnya setelah suhu
cukup rendah dan diperkirakan 1000, terbentuklah embun dan hujan. Mulailah saat itu, terbentuk
sungai, danau, dan lautan, tetapi belum terdapat kehidupan.Setiap kali orang mempelajari terjadinya
kehidupan di bumi ini, selalu bermula dari problema mengenai dari mana datangnya hidup, dari mana
asalnya dan bagaimanakah terjadinya hidup ini. Nampaknya rasa ingin tahu manusia terhadap
”datangnya” hidup ini telah timbul berabad-abad bahkan lebih dari dua ribu tahun yang lalu dan
hingga saat ini pun orang masih bertanya-tanya tentang asal-mula kehidupan. Boleh dikatakan bahwa
tak seorangpun tahu dari mana asal kehidupan di bumi, sebab moyang kita sekalipun tidak pernah
menceritakan asal-usul kehidupan.Untunglah manusia sebagai makhluk Allah yang paling sempurna
dikaruniai kemampuan berfikir yang sangat tinggi,sehingga manusia mempunyai kemampuan untuk
menulusuri kembali jejak-jejak kehidupan masa lampau, mengamati peristiwa-peristiwa atau gejala-
gejala hidup dan alam pada masa yang lampau, sehingga muncullah beberapa hipotesis-hipotesis asal-
usul kehidupan.hipotesis-hipotesis ini senantiasa didukung dengan fakta-fakta agar manusia yakin
tentang asal-usul kehidupan di Bumi.
1.2 . Tujuan Pratikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui asal usul kehidupan melalui suatu
rangkaian percobaan sederhana yang meliputi: Percobaan Fransisco Redi, percobaan
Lazaro Spalanzani, percobaan Louis Pasteur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)


Teori ini tergolong teori tertua yang berkembang dan menyatakan bahwa makhluk
hidup muncul dari benda mati. Teori ini digagas oleh filosof Yunani Aristoteles (384-
322 SM). Aristoteles mengusulkan bahwa kehidupan muncul dari benda mati ketika
materi tersebut mengandung pneuma (panas kehidupan). Sederhananya, teori generasi
spontan mengasumsikan bahwa makhluk hidup muncul secara spontan atau tidak
terduga dari materi tak hidup (abiotik). Misalnya, Aristoteles mencatat bahwa ikan
tampaknya tiba-tiba muncul di badan air di mana tidak ada ikan pada awalnya.
Hal ini sejalan dengan cara berpikir saat itu yang tidak didukung oleh teknologi
modern dan cenderung melihat fakta tanpa bukti ilmiah. Sama seperti Aristoteles, nenek
moyang kita sering berdebat tentang asal usul hewan/tumbuhan yang lahir dari makhluk
mati. Teori ini tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat, tetapi dapat berlaku untuk waktu
yang sangat lama. Bahkan, Antonie Van Leeuwenhoek (abad ke-17), penemu
mikroskop, juga mendukung teori abiogenesis. Leeuwenhoek mengamati air rendaman
jerami dengan mikroskop buatan sendiri dan menemukan protozoa. Dia juga mengklaim
bahwa hewan itu baru saja bangkit dari air yang direndam dalam jerami.

2.2 TEORI BIOGENESIS


2.2.1 Francesco Redi dibuat
Teori Generasi Spontan juga mendapat banyak penolakan dari para ilmuwan. Teori
generasi spontan pertama kali dibantah oleh dokter dan ilmuwan Italia Francesco Redi.
Francesco Redi melakukan eksperimen dan membuktikan bahwa makhluk hidup tidak
hanya muncul dari benda mati. Redi menunjukkan dalam sebuah percobaan bahwa larva
muncul di daging hanya ketika dagingnya terpapar. Di udara terbuka, lalat memasuki
daging, bertelur dan menetas menjadi larva. Pada saat yang sama, tidak ada larva dalam
daging dalam wadah tertutup rapat. Hal ini dikarenakan larva tidak dapat masuk ke
dalam wadah yang tertutup rapat.
2.2.2 Louis Pasteur
Kimiawan Perancis Louis Pasteur juga menyangkal teori generasi spontan. Melalui
eksperimen dengan labu leher angsa, Pasteur menunjukkan bahwa makhluk hidup tidak
muncul secara spontan dari benda mati. Sebaliknya, itu berasal dari udara, yang
membawa mikroorganisme. Mikroorganisme di udara kemudian dapat berkembang biak
di dalam botol leher angsa.

2.3 Teori Evolusi Kimia (Neo-Abiogenesis)


Para ilmuwan terus-menerus berpikir dan menciptakan teori-teori baru. Sebagian
besar ilmuwan percaya bahwa Bumi kita berusia sekitar 4,5 miliar tahun. Selama 500
tahun pertama, lingkungan Bumi terlalu tidak stabil bagi kehidupan untuk berkembang
di Bumi. Hal ini dikarenakan banyak asteroid yang terus berjatuhan di bumi, gempa
bumi dan badai dengan petir yang ekstrim terus membombardir bumi. Sekitar miliar
tahun yang lalu, kondisi Bumi mulai stabil dan lautan terbentuk. Bagaimana kehidupan
dimulai? Dari mana kehidupan pertama di bumi berasal? Pada tahun 1920, dua ilmuwan
yang bekerja secara terpisah (A.I Oparin dan J.B.S Haldane) menyatakan bahwa lautan
yang baru terbentuk mengandung banyak molekul sederhana. Molekul sederhana ini
kemudian membentuk molekul yang lebih kompleks.
Mereka juga mengklaim bahwa atmosfer primitif bumi terdiri dari gas nitrogen
(N2), uap air (H20), metana CH, gas hidrogen (H2), karbon monoksida (CO) dan amonia
(NH3). Molekul-molekul di atmosfer kemudian bereaksi satu sama lain menggunakan
sinar matahari dan kilat untuk membentuk molekul organik sederhana. Pada saat itu,
oksigen belum terbentuk di atmosfer. Dengan adanya oksigen, tidak mungkin secara
spontan membentuk senyawa organik sederhana. Mengapa? Karena oksigen sangat
reaktif dan dapat memutuskan ikatan kimia yang baru terbentuk. Pada saat itu, laut
belum terbentuk di bumi, karena permukaan bumi yang panas menyebabkan setiap tetes
air yang jatuh di bumi menguap lagi. Sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, permukaan
bumi mulai mendingin dan lautan terbentuk.
Harold Urey dan muridnya Stanley Miller (1953) membuktikan hipotesis Oparin
dan Haldane dengan melakukan eksperimen yang mensimulasikan atmosfer Bumi
primitif dengan mencampurkan gas seperti metana, amonia, uap air, dan hidrogen dalam
sebuah alat. dia merencanakan Menggunakan listrik untuk mensimulasikan kilat dan
sinar matahari di Bumi primitif, hasilnya luar biasa. Dalam beberapa hari,
percobaan menghasilkan senyawa organik yang terdiri dari urea, asam asetat, asam
laktat dan beberapa asam amino. Berdasarkan hasil percobaannya, Miller menunjukkan
bahwa zat organik kemungkinan besar terbentuk secara spontan di atmosfer primitif
Bumi.
Miller percaya bahwa pembentukan senyawa kompleks yang membentuk makhluk
hidup tidak sederhana, dan makhluk hidup sederhana berlangsung jutaan tahun sebelum
evolusi kimia terjadi. Ini berarti bahwa asal usul organisme tidak sesederhana yang
diyakini oleh abiogenesis (generatio spontanea), tetapi melalui evolusi kimia, yang
berlangsung selama juta tahun. Teori ini disebut juga teori evolusi kimia, atau neo-
abiogenesis, yang merupakan reinkarnasi dari teori biogenesis, karena percaya bahwa
makhluk hidup berasal dari benda mati melalui evolusi kimia.

2.4 Teori Panspermia


Apakah semua ilmuwan sepakat tentang asal usul teori kehidupan Percobaan
Miller? Jawabannya adalah tidak. Pada abad ke-19, penjelajah ruang angkasa
menciptakan teori baru, yaitu teori panspermia, yang sering disebut teori eksogenesis
atau teori kosmologi. Teori ini bertentangan dengan teori abiogenesis dan menyatakan
bahwa benih kehidupan sudah ada dan tersebar di seluruh alam semesta. Benih-benih
kehidupan hanya tumbuh jika lingkungan mengizinkannya. Jadi asal usul kehidupan
menurut teori ini berasal dari benih-benih kehidupan di luar angkasa.
Teori ini mengklaim bahwa organisme mikroskopis berasal dari luar angkasa,
kemudian berkembang dan berevolusi di Bumi. Seperti yang kita ketahui, Bumi kita
sering dibombardir oleh meteorit dari luar angkasa, yang memungkinkannya membawa
benih-benih bentuk kehidupan mikroskopis yang kemudian dapat berkembang dan
berkembang di Bumi. Padahal, teori ini secara tidak langsung mendukung teori
biogenesis. Namun, teori ini tidak dapat menjawab bagaimana benih itu lahir dan dari
mana asalnya. Dengan evolusi kimia, seperti yang dikatakan Oparin dan kawan-kawan,
atau dengan penciptaan? Jika kita cermati, perkembangan teori asal usul kehidupan oleh
para ilmuwan dari dulu hingga sekarang memang sangat membingungkan. Tarik
menarik antara teori abiogenesis dan biogenesis terus berlanjut. Semakin banyak orang
berpikir, semakin sulit menemukan rahasia kehidupan.

2.5 Teori Penciptaan


Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan ini, tampaknya mereka masih
bingung dan masih berpikir untuk mengeksplorasi misteri alam. Akhirnya, sebagian
ilmuwan memilih kembali ke teori penciptaan yang bersumber dari ajaran agama dan
kitab-kitab yang mereka ikuti. Sebagian besar agama, terutama agama-agama langit,
percaya bahwa alam semesta dan isinya diciptakan oleh Tuhan. Teori penciptaan ini
memang sulit dibuktikan dengan akal manusia, karena bukan berasal dari hasil
eksperimen, melainkan dari kajian agama dan kepercayaan.
Menurut Alkitab, orang Kristen percaya bahwa bumi diciptakan dalam enam hari,
tumbuh-tumbuhan diciptakan pada hari ketiga, ikan dan burung diciptakan pada hari
kelima, dan lain-lain pada hari keenam. Seperti Kristen, Muslim percaya bahwa alam
semesta dan isinya diciptakan oleh Tuhan. Lihat firman Allah berikut untuk detailnya
bahwa langit dan bumi telah bersatu, Kami pisahkan keduanya dan Kami ciptakan
segala yang hidup dari air (QS 21:30). Umat Hindu juga percaya bahwa makhluk hidup
diciptakan oleh Tuhan.
Ini adalah teori penciptaan yang berasal dari agama yang belum terbukti
kebenarannya secara ilmiah, karena teori itu berasal dari Tuhan, yang diyakini dengan
iman dan bukan hasil pemikiran manusia. Manusia tidak bisa percaya pada teori
penciptaan. Namun jika dipikir-pikir, ternyata kita sendiri tidak tahu bagaimana cara
menghidupkan dan mematikan diri kita sendiri. Semua ini adalah rahasia Tuhan Yang
Maha Esa.
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Kamis/ 12 Oktober 2023
Tempat : Laboratorium Biologi Scince Center
Waktu : 08.00 WIB sampai 10.00 WIB

3.2 Alat dan Bahan


a. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Cangkir, karet, Botol, , plastic,
cutter, gunting, selang 50 cm, selotip.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah aquades, daging ayam segar,
lilin/kompor/bunsen, kaldu, tissue, dan korek api,Kardus, Gabus.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah:
1. Percobaan Fransisco Redi
a. Mengisi tiga cangkir dengan sekerat daging segar.
b. Mengisi cangkir I dengan daging tanpa ditutup.
c. Mengsis cangkir II dengan daging lalu ditutup dengan kain kasa.
d. Mengisi cangkir III dengan daging lalu ditutup rapat.
e. Mengamati tabung tersebut setiap hari selama seminggu.
f. Mengamati apa yang terjadi kemudian mencatat hasilnya pada kertas lembar
pengamatan.
2. Percobaan Lazaro Spalanzani
a. Menyiapkan empat buah cangkir yang bersih dan steril kemudian mengisi
keempat cangkir dengan air kaldu.
b. Mengisi cangkir I dengan 10 ml air kaldu kemudian ditutup tanpa dipanaskan.
c. Mengisi cangkir II dengan 10 ml air kaldu kemudian tanpa ditutup dan
dipanaskan.
d. Mengisi cangkir III dengan 10 ml air kaldu kemudian ditutup dan dipanaskan
e. Mengisi cangkir IV degan 10 ml air kaldu kemudian tanpa ditutup dan
dipanaskan.
f. Mengamati setiap cangkir setiap hari selama seminggu.
g. Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.

3. Percobaan Louis Pasteur


a. Menyiapkan tabung reaksi atau labu yang kemudian diisi dengan 10 ml air
kaldu kemudian ditutup dan menghubungkannya dengan pipa berbentuk leher
angsa dan dipanaskan sampai steril.
b. Membiarkan tabung reaksi labu tersebut selama 7 hari pengamatan,pada hari
ke-empat miringkan posisi botol kemudian mengamati apa yang terjadi pada air
kaldu.
c. Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah:
a. Percobaan Fransisco Redi
Hari/ Perubahan Perubahan Botol I Perubahan Botol Perubahan Botol
tanggal II III
13 Oktober -Warna - Masih segar. - Warna tetap - Warna tetap
2023 -Bau - Bau belum seperti hari sama belum ada
-Kondisi Ulat tercium busuk di sebelumnya. perubahan.
-Tekstur hari pertama. - Bau belum - Bau belum
(lembab/berair/b - Kondisi ulat mengeluarkan tercium sama
erlendir) belum ada pada aroma busuk. sekali bau busuk.
daging. - Kondisi ulat - Kondisi ulat
- Tektur masih belum ada pada belum ada pada
lembab. bagian atas kain daging maupun
kasa. permukaan atas
- Tekstur masih daging.
lembab. - Tekstur daging
masih lembab
pada umumnya.
14 Oktober -Warna - Warna pada - Warna mulai - Warna masih
2023 -Bau daging mulai sedikit sama saja seperti
-Kondisi Ulat berubah sedikit kemerahan. sebelumnya tidak
-Tekstur warna merah - Bau mulai ada perubahan.
(lembab/berair/b pekat. mengeluarkan - Bau belum juga
erlendir) - Bau mulai aroma busuk mengeluarkan
tercium tapi namun belum aroma busuk
belum terlalu terlalu seperti
menyengat. menyengat. sebelumnya.
- Kondisi ulat - Kondisi ulat - Kondisi ulat
mulai muncul tapi juga belum masih sama
belum banyak terlihat pada belum ada.
pada daging. permukaan atas - Tekstur daging
- Tektur masih kain kasa. lembab tapi mulai
lembab. - Tekstur masih berlendir.
lembab.
15 Oktober -Warna - Warna pada - Warna pada - Warna mulai
2023 -Bau daging sudah daging hamper sedikit berubah
-Kondisi Ulat sangat merah. separuh berubah warna merah.
-Tekstur - Bau nya sudah warna merah. - Bau tetap saja
(lembab/berair/b sangat tercium - Bau sudah tidak
erlendir) bau busuk. sangat tercium mengeluarkan bau
- Kondisi ulat bau busuk. busuk.
mulai banyak - Kondisi ulat - Kondisi ulat
pada daging ayam tidak ada. tidak ada pada
tersebut. - Tekstur daging daging maupun di
- Tekstur lembab mulai mengeras atas permukaan
namun sedikit dengan penutup pelastik.
mulai mengeras. sepenuhnya. - Tekstur mulai
berlendir.
16 Oktober -Warna - Warna sama - Warna daging - Warna daging
2023 -Bau seperti hari tetap bewarna mulai beruah
-Kondisi Ulat sebelumnya, merah seperti yang awalnya
-Tekstur - Bau busuk sebelumnya. kuning kemerah
(lembab/berair/b semakin kuat dan - Bau busuk merahan menjadi
erlendir) pekat. semakin merah merata.
- Kondisi ulat menyengat di - Bau tetap saja
semakin banyak hari ke 4. tidak tercium
dari hari - Kondisi ulat aroma busuk.
sebelumnya. tetap tidak ada. - Kondisi ulat
- Tektur daging - Tekstur daging sama seperti
sudah keras tidak mengeras seperti sebelumnya tidak
ada lembab lagi. batu. ada.
- Tekstur daging
makin lembek
dan berlendir.
17 Oktober -Warna - warna sama - Warna tetap - Warna pada
2023 -Bau seperti di hari sama seperti daging benar
-Kondisi Ulat sebelumnya. sebelumnya. benar menjadi
-Tekstur - Baunya semakin - Baunya merah.
(lembab/berair/b busuk. busuknya mulai - Baunya sama
erlendir) - Kondisi ulat berkurang dihari saja tetap tidak
mulai berubah ke 5. ada.
menjadi warna - Kondisi ulat Kondisi ulat tidak
merah namun tetap tidak ada. ada seperti hari
hanya separuh - Tekstur sudah sebelumnya.
- tekstur sudah sangat - Tekstur daging
mengeras mengeras. makin berlendir
dan mengeluarkan
air.
18 Oktober -Warna - Warna tetap - Warna tetap -Warna tetap
2023 -Bau sama. sama. sama.
-Kondisi Ulat - Baunya sedikit - Baunya dihari - Bau tidak ada.
-Tekstur memudar tidak ke 6 semakin - Kondisi ulat
(lembab/berair/b busuk seperti hari tidak tercium. tetap tak ada.
erlendir) sebelumnya. - Kondisi ulat - Tekstur daging
- Kondisi ulat tetap tidak ada berlendir.
berubah pada wadah
semuanya yang ditutup
menjadi warna menggunakan
merah. kain kasa.
- Tekstur daging - Tekstur daging
tetap keras seperti tetap keras
sebelumnya. seperti
sebelumnya.
19 Oktober -Warna - Warna nya sama - Warna sama - Warna tetap
2023 -Bau tidak ada tidak ada berwarna sama
-Kondisi Ulat perubahan Lagi. perubahan. seperti hari
-Tekstur - Bau busuknya - Bau sudah sebelumnya.
(lembab/berair/b sudah menghilang tidak - Bau tidak ada.
erlendir) tidak tercium lagi. mengeluarkan - Kondisi ulat
- Kondisi ulat bau busuk yang juga tidak ada.
benar benar sangat - Tekstur daging
berubah menjadi menyengat. berlendir.
warna merah. - Kondisi ulat
- Tekstur daging benar benar
keras dan kering. tidak muncul
dari hari
pertama sampai
hari ke 7.
- Tekstur daging
sama saja seperti
sebelumnya
keras.

Keterangan:
Botol I : Dibiarkan terbuka.
Botol II : Ditutup dengan kain kasa.
Botol III : Ditutup rapat

b. Percobaan Lazaro Spalanjani


Hari/ tanggal Perubahan Perubahan Perubahan Perubahan Perubahan
Tabung I Tabung II Tabung III Tabung IV
13 Oktober -Warna - Warna - Warna - Warna - Warna
2023 -Bau keruh. keruh. jernih. jernih.
-Buih - Tidak - Tidak bau. - Tidak bau. - Tidak bau.
-Endapan bau. - Tidak -Tidak - Tidak
- Tidak berbuih. berbuih. berbuih.
berbuih. - Tidak - Tidak - Tidak
- Tidak mengendap. mengendap. mengendap.
mengendap
14 Oktober -Warna - Warna - Warna - Warna - Warna
2023 -Bau keruh. keruh. jernih. jernih.
-Buih - Tidak - Tidak bau. - Tidak bau. - Tidak bau.
-Endapan bau. Tidak - Tidak - Tidak
- Tidak berbuih. berbuih. berbuih.
berbuih. - Tidak - Tidak Tidak
- Tidak mengendap. mengendap mengendap.
mengendap
.
15 Oktober -Warna - Warna - Warna - Warna - Warna
2023 -Bau keruh. keruh. jernih. jernih.
-Buih - Memiliki - Tidak bau. - Tidak bau. - Tidak bau.
-Endapan bau. - Tidak - Tidak - Berbuih.
- Tidak berbuih. berbuih. - Mulai
berbuih. - Mulai - Tidak Mengendap.
- Mulai mengendap. mengendap.
mengendap
16 Oktober -Warna - Warna - Warna - Warna - Warna
2023 -Bau keruh. keruh. jernih. keruh.
-Buih - Berbau. - Berbau. - Tidak bau. - Berbau.
-Endapan - Berbuih. - Tidak - Tidak - Tidak
- Banyak berbuih. berbuih. berbuih.
mengendap - Banyak - Tidak - Banyak
Mengendap. Mengendap. mengendap.
17 Oktober -Warna - Warna - Warna - Warna - Warna
2023 -Bau keruh. keruh. keruh. keruh.
-Buih - Berbau. - Berbau. - Tidak bau. - Berbau.
-Endapan - Berbuih. - Tidak - Tidak - berbuih.
- Banyak berbuih. berbuih. - Banyak
mengendap - Banyak - Tidak mengendap.
. mengendap. mengendap.
18 Oktober -Warna - Warna - Warna - Warna - Warna
2023 -Bau keruh. keruh. keruh. keruh.
-Buih - Berbau. - Berbau. - Tidak bau. - Berbau.
-Endapan - Berbuih. - Tidak - Tidak - berbuih.
- Banyak berbuih. berbuih. - Banyak
mengendap - Banyak - Tidak mengendap.
. mengendap. mengendap.
19 Oktober -Warna - Warna - Warna - Warna - Warna
2023 -Bau keruh. keruh. keruh. keruh.
-Buih - Berbau. - Berbau. - Tidak bau. - Berbau.
-Endapan - Berbuih. - Tidak - Tidak - berbuih.
- Banyak berbuih. berbuih. - Banyak
mengendap - Banyak - Tidak mengendap.
. mengendap. mengendap.

Keterangan:
Tabung I tanpa ditutup dan dipanaskan.
Tabung II ditutup tanpa dipanaskan.
Tabung III ditutup dan dipanaskan.
Tabung IV ditutup dan dipanaskan
c. Percobaan Louis Pasteur

Hari/ tanggal Perubahan Warna Organisme Keterangan


Endapan
13 Oktober - Warna - Terdapat - Tidak ada - Belun dimiringkan.
2023 keruh. endapan. organisme.
14 Oktober - Warna - Terdapat - Tidak ada - Belun dimiringkan.
2023 keruh. endapan. organisme.
15 Oktober - Warna - Terdapat - Tidak ada - Dimiringkan.
2023 keruh. endapan. organisme.
16 Oktober - Warna - Terdapat - Tidak ada - Dimiringkan.
2023 keruh. endapan. organisme.
17 Oktober - Warna - Terdapat - Tidak ada - Dimiringkan.
2023 keruh. endapan. organisme.
18 Oktober - Warna - Terdapat - Tidak ada - Dimiringkan.
2023 keruh. endapan. organisme.
19 Oktober - Warna - Terdapat - Tidak ada - Dimiringkan.
2023 keruh. endapan. organisme

Keterangan:
Tabung dipanaskan lalu dipasang leher angsa

4.2 Pembahasan
a) Percobaan Fransisco Redi
Pada botol selai I yang diisi dengan daging tanpa ditutup, daging tersebut berbau
sehingga lalat hinggap diatas daging, beberapa hari kemudian terdapat banyak belatung
diatas daging dan sebagian menempel pada botol. Kondisi daging juga lembab, bau yang
menyengat dari daging merupakan proses pembusukan yang dilakukan oleh bakteri
pengurai. Ketika daging mulai membusuk maka datanglah lalat di sekitar botol selai.
Beberapa hari kemudian terlihat beberapa ekor belatung. Begitupun pada botol selai II
yang diisi daging dan ditutup dengan kain kasa, daging tersebut juga berbau sehingga
lalat hanya hinggap diatas kain kasa beberapa hari kemudian muncul belatung diatas
kain kasa begitupun didaging. Sedangkan pada botol selai III yang diisi daging dan
ditutup rapat tidak terdapat belatung. Hal ini disebabkan kerena sulit untuk dihinggapi
lalat, belatung muncul jika lalat hinggap pada daging untuk bertelur. Percobaan ini
membuktikan bahwa makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati,
tetapi semua makhluk hidup terbentuk dari makhluk hidup juga.

b) Percobaan Lazaro Spalanzani


Pada tabung I air kaldu yang berada di dalam berubah warna, mengendap dan
berbau walau tabung tersebut ditutup tetapi karena air kaldu tidak disetelikan maka
terdapat mikroorganisme didalamnya. Pada tabung II air kaldu yang berada didalam
tabung juga berubah warna,mengendap, dan berbau menandakan adanya
mikroorganisme walau sudah diseterilkan tetapi karena tabug tidak ditutup maka
mikroorganisme yang berada diudara masuk ke dalam tabung. Pada tabung III juga
berubah warna, mengendap, dan berbau juga menandakan adanya miroorganisme walau
sudah ditutup dan disterilkan, mungkin itu merupakan kesalahan pada saat pengamatan,
pada saat diamati gabus yang menutup tabung dibuka untuk melihat adanya organisme
walau mungkin oganisme tersebut tidak ada tetapi karena selalu dibuka saat diamati
maka udara masuk dan mikroorganisme juga masuk. Pada tabung IV air kaldu berubah
warna, berbau dan mengandung banyak organisme karena tabung tersebut tidak ditutup
dan disterilkan sehingga udara yang membawa mikoorganisme mudah masuk dan
mengembangbiakkan mikroorganisme yang berada didalamnya.

c) Percobaan Louis Pasteur


Berdasarkan percobaan yang dilakukan diketahui bahwa pada hari pertama, hari
kedua, dan hari ketiga air kaldu yang dimasukkan pada tabung yang dihubungkan
dengan leher angsa telah berubah menjadi keruh, terdapat endapan namun tidak terdapat
organisme. Kondisi tabung pada saat itu adalah tidak dimiringkan. Pada hari keempat air
kaldu berwarna keruh, terdapat endapan namun tidak terdapat organisme dan tabung
dalam kondisi dimiringkan hingga air kaldu menyentuh leher angsa. Hari kelima air
kaldu berwarna keruh, terdapat endapan dan mulai terdapat organisme dan tabung dalam
kondisi dimiringkan hingga air kaldu menyentuh leher angsa. Pada prinsipnya, udara
masuk kedalam tabung tetapi partikel debu hinggap pada pipa yang berbentuk leher
angsa. Setelah dimiringkan, airnya menjadi lebih keruh kerena air kaldu yang awalnya
sudah keruh bercampur dengan partikel debu yang menempel pada leher angsa pada saat
udara masuk, itu mendakan adanya mikroorganisme.

Gambar 1.1 Percobaan fransisco Redi.

Gambar 1.2 Percobaan Lazaro Spalanzani.


Gambar 1.3 Percobaan Louis Pasteur.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari percobaan Fransisco Redi adalah bahwa ulat bukan berasal dari daging,
tetapi berasal dari telur lalat yang terdapat dalam daging dan menetas menjadi larva. Penelitian
ini ditentang oleh penganut teori Abiogenesis karena pada tabung yang tertutup rapat, udara dan
zat hidup tidak dapat masuk sehingga tidak memungkinkan untuk adanya suatu kehidupan.
Bantahan itu mendapat tanggapan dari Redi. Redi melakukan percobaan yang sama, namun tutup
diganti dengan kain kasa sehingga udara dapat masuk dan ternyata dalam daging tidak terdapat
larva.
Kesimpulan percobaan dari Spallanzani adalah bahwa timbulnya kehidupan hanya
mungkin jika telah ada kehidupan sebelumnya. Jadi, mikroorganisme tersebut telah ada dan
tersebar di udara. Pendukung abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen
Spallanzani, sebab udara diperlukan untuk berlakunya generation spontanea. Sedangkan, paham
biogenesis beranggapan bahwa udara itu merupakan sumber kontaminasi.
Kesimpulan percobaan Pasteur adalah mikroorganisme yang ada pada air kaldu bukan
berasal dari cairan (benda tak hidup), melainkan dari mikroorganisme yang terdapat di udara.
Mikroorganisme yang ada di udara masuk ke dalam labu bersama-sama dengan debu.
DAFTAR PUSTAKA

Alberts, B., Bray, D., Hopkin, K., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., & Walter, P. (2013).
Essential cell biology. Garland Science.
Baserga, R. (1985). The biology of cell reproduction. Harvard University Press.
Campbell, N.A, J.B reece, L.A. Urry, M.L Cain, S.A. Wasserman, P.V. Minorsky, R.B. Jackson. 2008.
Biology. 8th ed. Pearson Benjamin Cummings. San fransisco.
Darnell, J. E., Lodish, H. F., & Baltimore, D. (1990). Molecular cell biology (Vol. 2). New York:
Scientific American Books.
Hay, E. D. (Ed.). (2013). Cell biology of extracellular matrix. Springer Science & Business
Media.
Isnaeni, W. (2006). Fisiologi hewan. Kanisius.
Lodish, H., Berk, A., Zipursky, S. L., Matsudaira, P., Baltimore, D., & Darnell, J. (1995).
Molecular cell biology (Vol. 3). New York: WH Freeman.
Miller, S.A. and Harley, J.P. (2005). Zoology. Sixth Ed.Boston: Mc. Graw Hill.
Netter, F. H. (2017). Atlas of Human Anatomy E-Book. Elsevier Health Sciences.
Raven, P., G. Johnson. S.Singer. 2001. Biology. 6th ed. McGraw Hill Company. New York.
Team Biologi Umum IPA. (2017). Bahan Kuliah Biologi Umum Untuk IPA. Semarang:Jurusan
IPA Terpadu.
Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., & Reece, J. B. (2016). Campbell
biology. Pearson.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pelaksanaan pratikum di Laboratorium BSC (Bussiness Sience Center)


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
SEL UMBI BAWANG MERAH DAN EMPULUR UBI KAYU

Disusun oleh:
Nama/NIM : Ardi Ali (2023411002)
: Kholisha Putri Candani (2023411004
: Fitri Yanti (2023411014)
: Ryan Pulau Japalin (2023411018)
: Putri Soleha (2023411021)
: Zessica Anggraini (2023411025)

Dosen Pengampuh: Trimin Kartika, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tumbuhan merupakan organisme kompleks yang didalamnya tersusun dari
sel, sekolompok sel dengan dengan bentuk dabn fungsi yang sama membentuk
jaringan, sekelompok jaringan akan membentuk organ, dan akhirnya membentuk
organisme (camphell dalam risanti 2015)
Sel merupakan inti structural terkecil dan merupakan kesatuan fungsional
kehidupan setiap sel mempunyai struktur dan fungsi yang jelas untuk menjaga
kelangsungan aktivitas kehidupan. Struktur sel dibagi menjadi struktur sel prokariotik
dan eukariotik. Setiap organisme tersusun dari salah satu tipe struktur sel tersebut. Sel
prokariotik hanya terdapat pada kingdom atau dunia monera, dunia Archaebacteria,
dan Eubacteria. Adapun dunia Animalia, plantea, fungi, dan dunia prosista
mempunyai struktur eukoriotik.(Purnomo dkk:2009)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah adalah mengamati dan Membedakan
struktur sel bawang merah (Allium cepa) dan empulur batang ubi kayu (Manihot
utilissima) dan mengenali bentuk sel mati dan sel hidup pada tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Inti Sel


Inti sel atau nukleus adalah struktur di dalam sel yang mengandung nukleolus
dan sebagian besar DNA sel. Fungsi inti sel adalah sebagai pusat komando sel, yang
mengirimkan petunjuk ke sel untuk tumbuh, matang, membelah atau mati.

Struktur ini juga menampung DNA (asam deoksiribonukleat), bahan herediter


sel. Inti sel dikelilingi oleh membran yang disebut selubung nukleus, yang melindungi
DNA dan memisahkan nukleus dari bagian sel lainnya. Inti sel terdapat di setiap sel
tubuh manusia kecuali beberapa sel, seperti sel darah merah.

Di dalam inti sel, terdapat struktur padat tanpa membran yang terdiri dari RNA
dan protein yang disebut nukleolus. Ini adalah tempat untuk sintesis dan perakitan
ribosom. Nukleolus mengandung pengatur nukleolar, bagian kromosom yang
membawa gen untuk sintesis ribosom. Struktur ini membantu mensintesis ribosom
dengan cara menyalin dan merakit subunit RNA ribosom. Subunit ini bergabung
bersama untuk membentuk ribosom selama sintesis protein. Ribosom bertindak
sebagai tempat sintesis protein di dalam sel

2.2 Ukuran Sel


Pada umumnya mikroskopis, namun kita masih bias menganalisa bentuk-bentuk
sel menggunakan mikroskop. Berikut adalah bentuk bentuk sel dan contohny:
 Pipih contohnya sel epitel
 Panjang, contohnya sel saraf atau neuron
 Bikokaf, contohnya sel eritrosit
 Bentuk yang selalu tetap, contoh sel spermatozoa
 Bentuk sel yang selalu berubah, contohnya amoeba.
2.3 Bagian-bagian sel dan fungsinya
Sel mempunyai bagian bagian atau organel-organel yang mempunyai fungsi
sendiri-sendiri. Diantaranya:
1. Membrane sel : untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran zat dari luar sel
2. Nukleos (inti sel) : untuk mengendalikan semua kegiatan sel
3. Sitoplasma : untuk menetralkan kondisi yang ekstrem asam atau basa
4. Ribosom : untuk sintesa protein
5. Lisosom : mencerna bahan dari luar dan menghancurkan organel yang rusak.
6. Retikulum : endoplasma sebagai jembatan antara inti sel dan sitoplasma.
7. Plastida : pigmen klorofil
8. Vakuola : menyimpan makanan mencerna makanan serta pengeluaran berupa
cairan.
9. Mitokondria : respirasi sel 10 sitokeleton penyokong (Purnomo dkk: 2009)
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Rabu/ 4 Oktober 2023
Tempat : Laboratorium Biologi Scince Center
Waktu : 08.00 WIB sampai 10.00 WIB

3.2 Alat dan Bahan


Alat
 Mikroskop
 Kaca preparat
 cover glass
 Gelas Beaker
 Pipet tetes
 Tissue
 Cutter/silet
 Cawan petri
Bahan
 Bawang merah (Allium cepa)
 Empelur batang ubi kayu (Manihot utilissima)

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah:
1. Siapkan preparat bawang merah dan empulur batang ubi kayu.
2. kemudian iris melintang bawang merah dan empulur batang ubi kayu setipis mungkin.
3. Letakkan irisan masing-masing preparat di atas kaca preparat, tetesi dengan aquades
dan tutup dengan cover glass.
4. Letakkan preparat di atas mikroskop dengan perbesaran lensa dari yang terkecil.
Amati bentuk sel preparat gambar dan berikan keterangannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah:

11NoTanggal Pratikum : Keterangan

1.

2.

Ni Nilai : PaParaf :
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan di bawah mikroskop, sel dapat dilihat dengan
jelas pada penampang melintang sel bawang merah dan penampang melintang sel
empulur ubi kayu. Dari kedua sel tanaman tersebut dapat dilihat perbedaan pada
tumbuhan antara sel yang masih hidup dan sel yang telah mati. Pada sel umbi bawang
merah terdapat dinding sel, sitoplasma dan inti sel. Sedangkan pada sel dari empulur
ubi kayu hanya terdapat dinding sel yang kosong.

Dari bagian sel yang diamati memiliki fungsinya masing-masing. Purnomo dkk: 2009
menyatakan :

1. Dinding sel tersusun atas peptidoglikan, lipid dan protein. dinding sel
berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk tetap titik pada dinding sel
terdapat pori-pori sebagai jalan keluar masuknya molekul.
2. Sitoplasma tersusun dari air protein, lipid, mineral dan enzim. Enzim-enzim
digunakan untuk mencerna makanan secara ekstraseluler dan untuk
melakukan proses metabolisme. Metabolisme sel meliputi penyusunan
(anabolisme) dan penguraian (katabolisme) zat-zat.
3. Nukleus atau Inti sel merupakan bagian paling penting yang berperan
sebagai pengendali semua kegiatan sel. Nukleus merupakan organel paling
besar di dalam sel nukleus berdiameter 10 mikron yang biasanya terletak di
tengah dan berbentuk bulat atau oval.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai


berikut.
1. Sel merupakan organisme terkecil dari bagian makhluk hidup dengan
fungsinya masing-masing.
2. Bentuk sel bermacam, ada yang pipih, memanjang, sangat panjang dan
bikokaf.
3. Dinding sel terlihat jelas pada sel gabus, sedangkan pada umbi bawang merah
terlihat jelas dinding sel dan inti sel.

5.2 Saran
Diharapkan untuk pengamatan penampang melintang sel yang akan diamati agar diiris
tipis mungkin dan menggunakan cutter atau Silet yang baru untuk memudahkan
pengamatan di bawah mikroskop. sehingga setiap bagian dari sel tersebut terlihat jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Prawiro, 2015. Mata Kuliah Struktur dan Fisiologi Tumbuhan Sebagai Pengantar Pemahaman
Proses Metabolisme Senyawa Fitokimia. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Ahmad
Dahlan Yogyakarta.
Purnomo dkk. 2009. Biologi Jakarta : PT. Intan Pariwa
Risanti, 2014. Organel Sel Retikulum Endoplasma. Jakarta: Erlangga.
Rohman, Father.2015. Sel Tumbuhan. http://ilmusahabat660.blogspot.com diakses tanggal 10
Oktober 2019.
LAMPIRAN

Gambar 1. Sel empulur ubi kayu

Gambar 2. Sel umbi bawang merah

Anda mungkin juga menyukai