Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL PRAKTIKUM

STRUKTUR HEWAN

Mikroskop

Microscop

Afriansyah Gibran A. Latif

PendidikanBiologiB,Kelompok1,ProgramStudiPendidikanBiologi,UniversitasNegeriMakassar, Indonesia.

Abstrak

Mikroskop telah menjadi alat penting dalam berbagai bidang ilmiah, termasuk biologi, kimia, fisika, dan ilmu material. Artikel
ini mengulas beragam aplikasi dan perkembangan terbaru dalam pemanfaatan mikroskop dalam penelitian ilmiah. Pertumbuhan
teknologi mikroskop, seperti mikroskop elektron dan mikroskop cahaya terkini, telah memungkinkan ilmuwan untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang struktur dan sifat materi pada skala mikroskopis. Mikroskop juga
menjadi alat utama dalam studi biologi seluler, memungkinkan pengamatan detail tentang struktur sel dan proses biologis yang
terjadi di dalamnya. Di bidang fisika dan kimia, mikroskop digunakan untuk mempelajari sifat-sifat material, termasuk
kristalografi dan analisis morfologi. Selain itu, pengembangan terbaru dalam teknik pencitraan dan analisis data telah
memperluas kemampuan mikroskop dalam memperoleh informasi yang lebih detail dan akurat. Dengan terus berkembangnya
teknologi mikroskop, diharapkan penggunaannya akan terus memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperluas
pengetahuan manusia tentang dunia mikroskopis dan aplikasinya dalam berbagai bidang ilmiah.

Katakunci:Mikroskop;Laboratorium;Prosedur

Abstract
Microscopes have become important tools in a variety of scientific fields, including biology, chemistry, physics, and
materials science. This article reviews various applications and the latest developments in the use of microscopes in
scientific research. The growth of microscope technology, such as electron microscopes and recent light microscopes, has
enabled scientists to gain a deeper understanding of the structure and properties of matter at the microscopic scale. The
microscope has also become a key tool in the study of cellular biology, allowing detailed observations of cell structure and
the biological processes that occur within them. In the fields of physics and chemistry, microscopes are used to study the
properties of materials, including crystallography and morphological analysis. In addition, recent developments in imaging
techniques and data analysis have expanded the capabilities of microscopes to obtain more detailed and accurate
information. As microscope technology continues to develop, it is hoped that its use will continue to make a significant
contribution in expanding human knowledge about the microscopic world and its applications in various scientific fields.

Keywords:Microscop;Laboratory;Procedure

PENDAHULUAN
Pada abad ke-16, mikroskop pertama kali ditemukan dan kemudian mengalami
penyempurnaan pada abad ke-17. Asal-usul kata "mikroskop" berasal dari gabungan kata
"micro" yang berarti kecil dan "scope" yang berarti penglihatan. Oleh karena itu, mikroskop
adalah alat yang digunakan untuk memperbesar benda-benda yang berukuran sangat kecil.
Mikroskop awalnya dirancang dengan sederhana, hanya terdiri dari satu lensa. Namun,
mikroskop yang banyak digunakan saat ini tergolong sebagai mikroskop majemuk, yang
terdiri dari dua lensa atau lebih, yang memberikan gambaran yang lebih jelas, jernih dan
detail (Widyatmoko et al., 2008).
Mikroskop merupakan sebuah peralatan yang sering kita temui dalam lingkungan
laboratorium, memungkinkan kita untuk melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat
kita lihat dengan mata telanjang. Perangkat mikroskop yang ada saat ini menyediakan
berbagai tingkat perbesaran, mulai dari beberapa kali hingga ribuan kali lipat. Prinsip dasar
kerja mikroskop melibatkan pantulan cahaya melalui cermin dan pengalihan cahaya melalui
lensa objektif. Lensa objektif menghasilkan bayangan maya yang terbalik dan diperbesar dari
objek yang diamati. Bayangan tersebut kemudian diteruskan melalui lensa lain untuk
menghasilkan bayangan yang tegak, nyata, dan diperbesar yang dapat diamati oleh mata
pengamat (Adriani et al., 2016).
Dengan bantuan mikroskop, objek atau makhluk hidup yang tidak dapat dilihat
dengan mata manusia dapat diamati dengan detail. Seiring dengan perkembangannya,
mikroskop telah mampu menyelidiki organisme kecil yang tidak terlihat dengan mata
telanjang, sehingga berperan penting dalam penemuan mikroorganisme dan kemajuan sejarah
mikrobiologi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualifikasi dan kapasitas guru serta
siswa dalam mata pelajaran Biologi dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam penggunaan dan perawatan mikroskop, persiapan preparat segar tumbuhan, serta
kemampuan dokumentasi dan visualisasi hasil pengamatan (Agustina et al., 2022).
Ada berbagai macam mikrosop salah saunya Mikroskop optik, cara kerja dari
mikroskop optik dimulai dengan cahaya dari lampu yang dibiaskan melalui lensa kondensor.
Cahaya yang telah difokuskan oleh lensa kondensor kemudian melewati spesimen dan
diteruskan oleh lensa objektif. Lensa objektif ini merupakan komponen kunci dalam
mikroskop karena menentukan perbesaran mikroskop. Sinar yang diteruskan oleh lensa
objektif kemudian diambil oleh lensa okuler dan diteruskan ke mata atau kamera. Mikroskop
ini memiliki batasan perbesaran yang bervariasi, mulai dari 400X (Respati et al., 2008a).
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
bendayang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30
kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen
utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa
okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang
ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya
sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya
berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya
10 kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7
hingga 3 kali, sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian bawah
mikroskop terdapat meja preparat (Haryadi e al., 2013).
Kemudian mikroskop scanning. Cara kerja dari mikroskop scanning electron dimulai
dengan lampu yang memancarkan sinar, yang kemudian difokuskan oleh lensa kondensor.
Sebelum mencapai lensa kondensor, sinar tersebut diatur oleh pengatur pancaran sinar
elektron. Setelah melewati lensa kondensor, sinar tersebut diteruskan ke lensa objektif yang
dapat disesuaikan posisinya. Kemudian, sinar yang telah difokuskan oleh lensa objektif
mencapai spesimen yang telah dipasang miring pada pencekamnya. Spesimen tersebut
disinari oleh deteksi sinar-X yang kemudian menghasilkan gambar yang ditampilkan pada
layar monitor (Respati et al., 2008b).
Keterampilan dalam menemukan objek pengamatan di bawah mikroskop merupakan
hal yang penting selain kemampuan menggunakan mikroskop sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan. Hal ini dapat menghemat waktu agar objek dapat segera diamati dengan
pembesaran yang diinginkan, berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan. Meskipun
peserta telah terampil dalam menemukan objek di bawah mikroskop setelah pelatihan, namun
masih memerlukan waktu yang cukup lama. Untuk mengantisipasi hal ini, lebih seringnya
penggunaan mikroskop dalam proses pembelajaran dapat membantu mempercepat proses
tersebut. Pemeliharaan mikroskop setelah praktikum juga sangat penting untuk
memperpanjang umur pakai mikroskop. Hal ini dikarenakan mikroskop merupakan alat yang
sangat vital dalam laboratorium sebagai pendukung pembelajaran Biologi. Dengan
melakukan pemeliharaan secara rutin, mikroskop dapat bertahan lama dan tidak mudah
mengalami kerusakan (Dharmawibawa et al., 2023).
Merawat mikroskop dengan baik sangat penting untuk kelangsungan kegiatan
laboratorium. Ada beberapa pedoman yang harus diikuti untuk menjaga mikroskop dalam
kondisi baik. Pertama, mikroskop harus disimpan di tempat yang sejuk, kering, dan bersih
dari debu serta uap asam dan basa. Sebaiknya, simpanlah mikroskop dalam kotak khusus
yang dilengkapi dengan silica gel untuk menjaga kelembaban di sekitarnya agar tidak
lembab. Alternatifnya, mikroskop dapat disimpan dalam lemari yang dilengkapi dengan
lampu untuk mencegah pertumbuhan jamur. Bagian non-optik mikroskop, yang biasanya
terbuat dari logam atau plastik, dapat dibersihkan dengan kain fanel. Untuk membersihkan
debu yang mungkin menempel pada bagian tersebut, gunakanlah kuas kecil atau kuas lensa
kamera. Lensa-lensa mikroskop seperti okuler, objektif, dan kondensor perlu dibersihkan
dengan tisu lensa yang telah dibasahi dengan alkohol 70%. Penting untuk tidak menggunakan
sapu tangan atau kain lap biasa untuk membersihkan lensa (Haryanti et al., 2019a).
Jika terdapat sisa minyak imersi pada lensa objektif, bersihkanlah dengan xilol.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan xilol harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat
merusak bagian non-optik mikroskop. Pastikan juga tidak menggunakan xilol pada lensa lain
kecuali jika produsen menyatakan aman. Sebelum menyimpan mikroskop, pastikan untuk
membersihkan mikroskop secara menyeluruh dan menghapus semua minyak imersi dari
permukaan lensa agar tidak terjadi penggumpalan dan pengeringan partikel halus yang dapat
mengaburkan lensa serta menurunkan kinerjanya. Pastikan juga meja mikroskop dalam
keadaan bersih dan siap untuk digunakan kembali. Lensa objektif perlu dijauhkan dari meja
preparat dengan memutar alat penggeraknya ke posisi semula, kondensor diturunkan kembali,
dan lampu dimatikan jika mikroskop menggunakan listrik. Kesalahan dalam merawat dan
menjaga mikroskop dapat menjadi suatu indikasi kecerobohan dalam melakukan praktikum
di laboratorium (Haryanti et al., 2019b).

METODE
Praktikum ini menggunakan metode diskusi yang dimana Praktikum unit Mikroskop
menggunakan alat dan bahan berupa Mikroskop dan juga jaringan yang akan di amati untuk
dokumentasi kegiatan. Prosedur dimulai dengan menggunakan jas laboratorium, mempelajari
bagian miroskop dan mempelajari terkait dengan kegiatan.

HASIL
Tabel 1. Hasil Kegiatan Praktikum
No. Dokumentasi Keterangan
1. 1. Lensa Okuler
Berfungsi untuk mamperbesar dan
memperkecil Serta memperjelas gambar
yang dibentuk oleh Lensa objektif.

2. Tabung
Berfungsi menyediakan ruang tempat Lensa
objektif dan lensa okuler sehingga
Pengguna dapat melihat Objek.

3. Statik / Pegangan
Berfungsi memberikan stabilitas dan
memudahkan untuk memindahkan /
menggerakkiom mikroskop.

4. Pemutar kasar
Berfungsi mengatur Fokus kasar atau
gerakan kasar dari Lensa objektif.

5. Pemutar Halus
Berfungsi menyesuaikan terhadap fokus
dan Posisi objek yang di amati.

6. Dasar
Berfungsi menopang benda yang akan di
amati.

7. Sumber Cahaya
Berfungsi menerangi objek yang diamati.

8. Pengatur Preparat
Berfungsi menyesuaikan posisi den Fokus
dari objek atau Preparat yang diamati agar
dilihat dengan jelas.

9. Penjepit
Berfungsi menjaga Sampel atau objek yang
akan di amati.

10. Meja Preparat


Berfungsi untuk menempatkan objek yang
akan diamati di bawah lensa

11. Lensa Objektif


Berfungsi memperbesar gembar objek yang
diamati.

12. Revolver
Berfungsi sebagai tempat melekatnya lensa
Objektif.
PEMBAHASAN
Pada praktikum unit keselamatan kerja ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa
dapat mengetahui bagan-bagian dari mikrokop dan mengetahui cara menggunakan mikrokop
dengan benar. mahasiswa dapat membedakan setiap jarigan yang di amati di laboratorium,
dan mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari bagian-bagian mikroskop, serta mahasiswa
mampu menjaga dan merawat mikroskop.
Mikroskop merupakan salah satu peralatan penting dalam dunia ilmu pengetahuan,
baik dalam bidang penelitian maupun pendidikan. Dengan kemampuannya untuk
memperbesar gambar-gambar kecil hingga ratusan atau bahkan ribuan kali lipat, mikroskop
memainkan peran kunci dalam pemahaman kita tentang struktur dan perilaku materi yang
sangat kecil, mulai dari sel hidup hingga molekul kimia. Artikel ini akan membahas tentang
pentingnya mikroskop dalam konteks penelitian dan pendidikan, serta bagaimana
perkembangan teknologi mikroskop telah mengubah paradigma kita dalam memahami dunia
mikroskopis.
Mikroskop telah Dalam dunia penelitian ilmiah, mikroskop menjadi salah satu alat
utama yang digunakan untuk mengamati dan menganalisis objek-objek mikroskopis. Dengan
bantuan mikroskop, para peneliti dapat memeriksa struktur dan komposisi bahan-bahan
secara detail, seperti melihat sel-sel tubuh manusia, bakteri, virus, dan berbagai jenis
mikroorganisme lainnya. Informasi yang diperoleh dari pengamatan mikroskopis ini sangat
berharga dalam mengembangkan pemahaman kita tentang berbagai fenomena biologis dan
kimia yang mendasari kehidupan.
menjadi alat utama dalam bidang biologi dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Sejak
penemuan awalnya, peran mikroskop telah berkembang pesat, memungkinkan kita untuk
mengeksplorasi dunia mikro dengan detail yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.
Namun, untuk memastikan konsistensi dan ketelitian dalam penggunaannya, penting untuk
memahami betapa krusialnya perawatan dan penggunaan yang efektif terhadap mikroskop.
Artikel ini akan membahas pentingnya perawatan mikroskop dan prinsip-prinsip dasar yang
harus diperhatikan dalam penggunaan suatu mikroskop cahaya.
Perawatan mikroskop merupakan faktor kunci dalam menjaga kualitas gambar dan
umur pakai alat tersebut. Tanpa perawatan yang tepat, risiko kerusakan dan penurunan
kinerja mikroskop akan meningkat, yang pada gilirannya dapat mengganggu hasil
pengamatan dan penelitian. Salah satu aspek penting dalam perawatan mikroskop adalah
penyimpanan yang tepat. Mikroskop harus disimpan di tempat yang sejuk, kering, dan bebas
dari debu serta uap asam dan basa. Lingkungan yang lembab dapat menyebabkan korosi dan
pertumbuhan jamur pada bagian-bagian sensitif mikroskop, seperti lensa dan komponen optik
lainnya.
Selain itu, pembersihan mikroskop secara teratur juga sangat penting. Debu dan
kotoran dapat mengumpul pada bagian-bagian mikroskop, mengganggu kualitas gambar yang
dihasilkan. Bagian-bagian non-optik mikroskop dapat dibersihkan dengan kain fanel atau
kuas lembut, sementara lensa-lensa optik memerlukan perlakuan khusus dengan tisu lensa
yang dibasahi dengan alkohol 70%. Namun, perlu diingat untuk tidak menggunakan bahan
pembersih yang keras atau abrasif yang dapat merusak lensa.
Penggunaan Lensa yang Sesuai: Pemilihan lensa yang tepat, baik objektif maupun
okuler, sangat penting untuk mendapatkan perbesaran dan resolusi yang diinginkan. Selain
itu, pastikan lensa telah dibersihkan dengan benar sebelum digunakan. Penggunaan Minyak
Imersi dengan Hati-hati: Minyak imersi dapat meningkatkan resolusi gambar pada
pembesaran tinggi, namun penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai
dengan petunjuk produsen. Sisa minyak imersi harus dibersihkan secara menyeluruh setelah
penggunaan.
Keselamatan kerja di laboratorium merupakan tanggung jawab praktikan terhadap
dirinya sendiri. Hal ini karena asisten kemungkinan tidak bisa ada dimana-mana pada saat
yang sama dalam satu waktu. Praktikan harus mengetahui semua prosedur dari prosedur
pencegahan terjadinya kecelakaan kerja, membersihkan laboratorium dan bagaimana
menangani keadaan darurat. Selain itu, praktikan harus mengetahui simbol-simbol
keselamatan kerja dan juga bertanggung jawab atas dirinya serta mengikuti semua prosedur
kerja sesuai dengan apa kegiatan yang akan dilakukan.

SIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah perawatan dan penggunaan mikroskop yang
efektif sangat penting untuk mencapai hasil observasi yang akurat dan konsisten. Dengan
memperhatikan prinsip-prinsip dasar perawatan dan penggunaan mikroskop, kita dapat
memastikan kualitas gambar yang optimal serta memperpanjang umur pakai alat tersebut.
Oleh karena itu, para pengguna mikroskop, baik di laboratorium penelitian maupun
pendidikan, harus mengutamakan praktik perawatan dan penggunaan yang tepat untuk
memaksimalkan manfaat yang diperoleh dari alat ini.

REFERENSI

Andriani, R. (2016). Pengenalan alat-alat laboratorium mikrobiologi untuk mengatasi


keselamatan kerja dan keberhasilan praktikum. Jurnal Mikrobiologi, 1(1).

Agustina, R., Dewi, E., & Mardhiah, A. (2022). Pelatihan Penggunaan Dan Pemeliharaan
Mikroskop di SMAN I Mila Kecamatan Mila Kabupaten Pidie. Al Ghafur: Jurnal
Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 16-27.

Dharmawibawa, I. D., Nofisulastri, N., Royani, I., & Imran, A. (2023). Pelatihan Operasional Dasar
Mikroskop dan Pengenalan Alat Laboratorium pada Mahasiswa Pendidikan Biologi
Universitas Pendidikan Mandalika. Nuras: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2), 79-
87

Respati, S. M. B. (2008). Macam-Macam Mikroskop dan Cara Penggunaan. Jurnal Ilmiah


Momentum, 4(2).

Haryanti, S. (2019). Pengembangan Almari Penyimpanan Terstandar untuk Perawatan


Mikroskop di Laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan (Doctoral dissertation,
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).

Haryadi, H. (2013). ANALISA KADAR ALKOHOL HASIL FERMENTASI KETAN DENGAN


METODE KROMATOGRAFI GAS DAN UJI AKTIFITAS Saccharomyces cereviceae
SECARA MIKROSKOPIS (Analysis of Alcohol Content Fermented Glutinous by
Method Chromatography Gas and Test Activity Saccharomyces Cereviceae in a
Microscopic Manner) (Doctoral dissertation, Undip).

Widyatmoko, Arif. 2008. Mengenal Laboratorim Biologi. Semarang: PT. Bengawan Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai