Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
ACARA 1 : PENGENALAN MIKROSKOP

OLEH:
GAMALIEL JHONI SIALLA
D061221082

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikropaleontologi merupakan cabang ilmu dari geologi dan paleontologi yang

fokus pada kajian fosil mikroskopis. Meskipun kecil, fosil-fosil ini sangat penting untuk

memahami sejarah Bumi, evolusi kehidupan, dan aplikasi seperti eksplorasi minyak dan

gas bumi. Untuk mengkaji fosil-fosil mikroskopis ini, peneliti memerlukan alat yang

dapat melihat detail kecil yang tidak terlihat oleh mata telanjang yang disebut mikroskop.

Mikroskop adalah alat ilmiah yang dirancang untuk memperbesar objek kecil,

memungkinkan pengamatan detail yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Ada

beberapa jenis miksroskop contohnya yaitu binokuler dan stereo. Kedua jenis mikroskop

ini memungkinkan peneliti untuk mengamati sampel dengan perbesaran yang tinggi dan

kedalaman lapangan yang baik, sehingga struktur mikroskopis dapat diidentifikasi

dengan lebih jelas dan akurat.

Pemahaman mendalam tentang penggunaan mikroskop binokuler dan stereo

menjadi sangat penting dalam penelitian mikropaleontologi untuk mengungkap rahasia

masa lalu bumi dan aplikasinya dalam berbagai disiplin ilmu. Oleh karena itu, dilakukan

praktikum ini untuk mengetahui tentang mikroskop biokuler dan mikroskop stereo dalam

ilmu mikropaleontologi.

Oleh karena itu, penggunaan mikroskop sangat penting dalam st mikroskop sangat

penting dalam studi mikropaleontologi dan terus berkembang berkembang seiring

seiring dengan perkembangan teknologi mikrosk perkembangan teknologi mikroskop.


1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum acara I Pengenalan Mikroskop adalah praktikan dapat

mengetahui bagian-bagian mikroskop. Adapun tujuan dari praktikum acara I Pengenalan

Mikroskop, yaitu:

1. Praktikan dapat mengetahui bagian-bagian mikroskop binokuler dan mikroskop

stereo.

2. Praktikan dapat mengetahui perbedaan mikroskop binokuler dan mikroskop stereo.

1.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum, yaitu:

1. Lembar Kerja Praktikum (LKP)

2. ATK

3. Jas Lab

4. Buku Penuntun

5. Lap kasar dan lap halus


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mikropaleontologi

Mikropaleontologi adalah cabang ilmu paleontologi yang khususnya mempelajari

fosil-fosil mikroskopis yang terdapat dalam sedimen, seperti foraminifera,

nannoplankton, radiolaria, dan diatom. Fosil-fosil ini seringkali sangat kecil, sehingga

memerlukan penggunaan mikroskop untuk pengamatan dan analisisnya. Meskipun kecil,

fosil-fosil ini memiliki nilai besar dalam memahami sejarah geologi Bumi dan evolusi

kehidupan. (Samodra,dkk.1992)

Mikropaleontologi memiliki aplikasi yang luas dalam berbagai bidang ilmu,

termasuk geologi, paleontologi, stratigrafi, dan paleoekologi. Misalnya, fosil-fosil

mikroskopis dapat digunakan untuk memperkirakan usia batuan dan memahami sejarah

geologis suatu wilayah melalui metode biostratigrafi. Mereka juga dapat memberikan

informasi tentang kondisi lingkungan masa lalu, termasuk suhu laut, tingkat keasaman,

dan ketersediaan nutrisi. (Samodra,dkk.1992)

Dalam pengembangan sumber daya alam, mikropaleontologi dapat digunakan

untuk menentukan lingkungan deposisi sedimen, membantu mengidentifikasi batuan

yang mengandung sumber daya seperti minyak dan gas bumi. Selain itu, studi

mikropaleontologi juga berperan penting dalam memahami perubahan iklim masa lalu

dan membantu meramalkan perubahan iklim di masa depan. (Samodra,dkk.1992)

2.2 Pengertian Mikroskop

Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk memperbesar gambar objek yang

sangat kecil sehingga dapat diamati dengan detail. Prinsip dasar kerja mikroskop adalah

dengan memanfaatkan cahaya atau elektron yang melewati atau dipantulkan oleh objek
yang diamati, kemudian diterjemahkan menjadi gambar yang diperbesar melalui

serangkaian lensa atau pemindai. Mikroskop digunakan dalam berbagai bidang ilmu,

mulai dari biologi dan kedokteran hingga ilmu material dan ilmu forensik.

(Muqoddam,dkk.2020)

Ada dua jenis utama mikroskop: mikroskop cahaya (optik) dan mikroskop

elektron. Mikroskop cahaya menggunakan cahaya tampak, yang diterjemahkan oleh

lensa-lensa khusus untuk membentuk gambar. Sementara itu, mikroskop elektron

menggunakan berkas elektron yang dipantulkan dari atau melewati objek untuk

membentuk gambar dengan resolusi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

mikroskop cahaya. (Muqoddam,dkk.2020)

Mikroskop cahaya umumnya digunakan untuk melihat objek yang lebih besar dan

transparan, seperti sel-sel biologis, jaringan, dan mikroorganisme. Sementara itu,

mikroskop elektron cocok untuk memeriksa struktur internal objek yang sangat kecil,

seperti struktur atom, molekul, dan material mikroskopis. (Muqoddam,dkk.2020)

2.3 Jenis-jenis Mikroskop

2.3.1 Mikroskop Cahaya/Mikroskop Analog

Gambar 2.1 Mikroskop Cahaya/Mikroskop Analog


Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme Mikroskop cahaya memiliki

perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memeiliki kaki yang berat dan kokoh agar

dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa

objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada

kedua ujung tabung mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop bias membentuk bayangan

tunggal (monokuler) atau ganda (binikuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat

dudukan lensa obektif yang bias dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung

mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang

ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa

mikroskop yang lain. Mikroskop cahaya ada dua jenis, yaitu mikroskop monokuler dan

mikroskop binokuler. Kedua mikroskop ini pada dasarnya sama saja, hanya pada

mikroskop binokuler, terdapat dua lensa okuler segambar Pada mikroskop konvensional,

sumber cahaya masih barasal dari sinar matahari yang dipantulkan oleh suatu cermin

dataar ataupun cukung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin in akan mengarahkan

cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapai lampu

sebagai pengganti cahaya matahari. Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan

pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan menentukan daya

pisah specimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan.

(Suparti,2010)
2.3.2. Mikroskop Elektron

Gambar 2.2 Mikroskop Elektron

Mikroskop elektorn adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan

peambesaran obyek sampai duajuta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro

maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki

kemampuan p[embesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop

cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro

maknetikmyang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. (Suparti,2010)

2.3.3. Mikroskop Ultraviolet

Gambar 2.3 Mikroskop Ultraviolet

Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena

cahaaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya

yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan dapat meningkatkan
daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa. Batas daya pisah lalu

menjadium. Karena cahaya ultra violet tak dapat di;lihat oleh nata manusia, bayangan

benda harus direkam pada piringan peka cahaya9photografi Plate). Mikroskop ini

menggunakan lensa kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk dalam

pekerjaan sehari-hari. (Suparti,2010)

2.3.4. Mikroskop Flourescene

Gambar 2.4 Mikroskop Flourescene

Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau

Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini protein

antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau

dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-Antigen itu besifat khas,

maka peristiwa pendar akanan terjadi apabila antigen yang dimaksut ada dan dilihat oleh

antibody yang ditandai dengan pewarna pendar. (Suparti,2010)


2.3.5. Mikroskop Medan Gelap

Gambar 2.5 Mikroskop Medan Gelap

Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya

bakteri yang begitu tipis yang hamper mendekai batas daya mikrskop majemuk.

Mikroskop medan-Gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam

hal adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang

dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut yang lebih

kecil dari bagian atas gelas preparat. (Suparti.2010)

2.4 Definisi Mikroskop Binokuler

Mikroskop binokuler adalah jenis mikroskop yang dilengkapi dengan dua lensa

okuler, yang memungkinkan pengamat melihat objek dengan kedua mata secara

bersamaan. Prinsip dasar dari mikroskop binokuler adalah untuk memberikan

pengalaman pengamatan yang lebih nyaman dan alami, serta memungkinkan pengamat

untuk melihat objek dalam tiga dimensi.Dalam mikroskop binokuler, terdapat dua lensa

okuler yang terpisah, yang memungkinkan kedua mata pengamat melihat objek dari

sudut pandang yang sedikit berbeda. Hal ini memungkinkan pengamat untuk

mendapatkan persepsi yang lebih akurat tentang kedalaman dan struktur objek yang
diamati. Mikroskop binokuler sering digunakan dalam berbagai bidang, termasuk biologi,

kedokteran, ilmu material, dan ilmu forensik. (Ramadhani.2020)

2.5 Definisi Mikroskop Stereo

Mikroskop stereo, juga dikenal sebagai mikroskop stereoskopik atau mikroskop

binokuler, adalah jenis mikroskop yang dirancang khusus untuk memberikan pengamat

pandangan tiga dimensi (3D) dari objek yang diamati. Perbedaan utama antara mikroskop

stereo dengan mikroskop cahaya biasa adalah penggunaan dua lensa objektif dan dua

lensa okuler, yang memungkinkan pengamat melihat objek dari dua sudut pandang yang

sedikit berbeda. Prinsip dasar dari mikroskop stereo adalah memanfaatkan perbedaan

sudut pandang antara kedua lensa objektif dan kedua lensa okuler untuk menciptakan

kesan kedalaman pada gambar. Ini bermanfaat terutama dalam pengamatan objek yang

besar atau kompleks, di mana penting untuk memahami struktur dan detail secara tiga

dimensi. Mikroskop stereo biasanya digunakan dalam berbagai bidang seperti biologi,

kedokteran, ilmu forensik, ilmu material, dan rekayasa. Contoh aplikasi mikroskop stereo

termasuk pengamatan dan analisis jaringan biologis, inspeksi komponen kecil dalam

industri, serta identifikasi dan analisis bukti forensik. (Ramadhani.2020)

2.6 Bagian-Bagian Mikroskop Binokuler

Terdapat beberapa bagian-bagian penting pada alat mikroskop binokuler :

(Suparti.2010)
Gambar 2.6 Bagian-Bagian Mikroskop Binokuler

1. Lensa Okuler

Lensa okuler terletak dekat dengan mata. Jadi, ketika Anda menggunakan

mikroskop, maka Anda akan langsung menemukannya. Lensa ini memiliki fungsi

untuk menjadi pengamat bayangan, yakni memperbesar bayangan benda bersama

dengan lensa objektif.

2. Revolver

Berada tepat di atas lensa objektif, Anda dapat memutar Revolver sesuai dengan

kebutuhan yang lensa objektif inginkan. Secara umum, pemutaran pada Revolver

harus menggunakan perbesaran kecil.

3. Lensa Objektif

Lensa ini terletak dekat dengan objek yang akan peneliti amati. Mikroskop

Binokuler akan menggunakan lensa objektif yang sesuai hasil dari perbesaran.

Misalnya, seperti perbesaran 500 kali dan 1.000 kali. Oleh karena itu, perbesaran

harus sesuai dengan objek yang akan Anda teliti.

4. Meja Preparat

Secara umum, meja preparat terbuat dari kaca. Untuk bagiannya, akan terdiri dari

preparat dan juga penutupnya. Preparat sendiri akan berisi contoh objek

pengamatan yang sesuai dengan hakikat ilmu biologi. Meja preparat terletak di
bawah lensa objektif. Meja tersebut bermanfaat untuk menjadi penyanggah objek

penelitian.

5. Lengan Mikroskop

Sebagai frame dalam Mikroskop Binokuler, lengan berfungsi untuk memudahkan

pengguna dalam memindahkan mikroskop. Pemindahan bisa dilakukan dari satu

tempat ke tempat lainnya. Anda juga tidak perlu memegang lensa mikroskop

secara langsung, karena terhalang lengan.

6. Skala Preparat

Skala preparat menjadi salah satu fitur tambahan yang ada di meja preparat. Fitur

ini berfungsi agar penempatan sampel lebih mudah.

7. Makrometer dan Mikrometer

Dua bagian ini memiliki bentuk horizontal dan vertikal. Makrometer dan

mikrometer dapat Anda gunakan untuk membuat lensa menjadi fokus pada objek

tertentu yang akan diteliti.

8. Diafragma

Diafragma adalah bagian yang berada pada bawah meja preparat. Bagian ini dapat

menentukan fokus ke sampel dan jumlah cahaya yang masuk ke objek penelitian.

9. Sumber Cahaya

Lampu menjadi sumber cahaya untuk mikroskop listrik. Secara umum, lampu

sudah diletakkan pada mikroskop. Ini bertujuan agar dapat memberikan hasil

penerangan yang optimal pada preparat. Bagian ini berfungsi untuk

mengumpulkan cahaya, sehingga penerangan untuk penelitian akan masuk

dengan cukup.
10. Pengatur Kecerahan

Bagian ini harus dihubungkan dengan bola lampu Mikroskop Binokuler,

sehingga pengaturan kecerahan cahaya dapat berjalan dengan mudah. Selain itu,

pengatur kecerahan juga berhubungan dengan diafragma, jadi cahaya objek

penelitian bisa difokuskan.

11. Kaki Penyangga Putar

Sebagai penyangga mikroskop, bagian ini akan terletak pada bidang yang tidak

datar. Meskipun cukup penting, bagian kaki penyangga tidak tersedia pada setiap

model mikroskop.

2.7 Bagian-bagian mikroskop stereo

Gambar 2.7 Bagian-Bagian Mikroskop Stereo

Berikut bagian-bagian lengkap mikroskop stereo yang biasa digunakan dalam

pengamatan: (Suparti.2010)

1. Kepala stereo

kepala stereo merupakan bagian paling atas mikroskop yang bisa dipindahkan. Di

sini terdapat dua eye pieces yang digunakan untuk pengamatan.


2. Lensa okuler

Ini merupakan eyepieces yang ditetapkan perbesarannya hingga sepuluh kali.

3. Pengaturan dioptre

Pengaturan ini merupakan bagian yang digunakan untuk menyesuaikan hasil

penglihatan di mata kanan dan kiri sehingga mengurangi perbedaan fokus.

4. Lensa objektif

Digunakan untuk menentukan perbesaran mikroskop stereo.

5. Tombol focus

Tombol fokus mikroskop stereo digunakan untuk menggerakkan kepala

mikroskop ke atas dan bawah untuk menghasilkan hasil objek yang lebih jelas.

6. Pencahayaan

Pencahayaan adalah bagian mikroskop stereo yang digunakan mengatur cahaya

yang masuk.

7. Klip preparate

Merupakan objek yang akan diamati dengan menggunakan mikroskop stereo.

Biasanya berupa sel terkecil dari tanaman maupun binatang.

8. Meja preparate

Merupakan bagian dari mikroskop stereo yang digunakan untuk meletakkan

preparat objek yang akan diamati. Biasanya dilengkapi dengan penjapit agar

preparat tidak bergeser.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Praktikum Mikropaleontologi dilaksanakan pada hari Jumat, 1 Maret 2024, pukul

13.30-15.30 WITA di Laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik Geologi, Fakultas

Teknik, Universitas Hasanuddin. Adapun metode yang dilakukan adalah metode

pengamatan.

3.2 Tahap Pendahuluan

Pada tahap ini, praktikan akan diberikan materi terkait praktikum yang oleh asisten

yang menjelaskan tentang materi singkat penggunaan mikroskop binokuler dan stereo

sebelum dimulainya praktikum.

3.3 Tahap Praktikum

Kegiatan praktikum dilakukan di Laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik

Geologi, Universitas Hasanuddin. Sebelum melakukan kegiatan

praktikum, pertama pertama kali dilakukan dilakukan adalah melakukan responsi guna

mengetahui sejauh mana ilmu yang ditangkap praktikan seusai asistensi acara. Setelah

responsi dilakukan, dilanjutkan dengan kegiatan praktikum.

3.4 Analisis Data

Pada tahapan ini kami melakukan asistensi dengan asisten terkait lembar kerja yang

telah diisi dengan deskripsi mikroskop binokuler binokuler dan mikroskop mikroskop

stereo untuk memperoleh hasil yang benar.


3.5 Penyusunan Laporan

Setelah memperoleh analisis data yang benar berdasarkan hasil asistensi dari

asisten, dilanjutkan dengan penyusunan laporan sesuai dengan format laporan yang telah

ditentukan.

3.5.1 Pengumpulan Laporan

Laporan yang telah selesai dan telah diasistensikan kembali serta telah diperoleh

hasil yang benar kemudian dikumpulkan di tempat dan waktu yang telah disepakati.

Tabel 3.1 Diagram Alir


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu:

1. Adapun pembagian bagian mikroskop binokuler yaitu pada tubus atas terdiri dari

Dioptering, pengatur lensa okuler, dan lensa okuler. Pada bagian bagian tubus

tengah terdiri terdiri dari Revolver, penjepit preparat, lensa objektif, objektif,

lengan mikroskop, lubang objek, pengatur diafragma, dan diafragma. pada bagian

bagian tubus bawah terdiri terdiri dari illuminator, Brightness control dial,

selubung illuminator, meja objek, pengatur diafragma, pengatur pengatur kasar,

dan pengatur pengatur halus. Sedangkan untuk mikroskop stereo terdiri atas 3

bagian bagian yaitu tubus atas terdiri terdiri dari Dioptering dan lensa okuler.

Tubus tengah terdiri dari lensa objektif, lengan mikroskop, illuminator, pengarah

kasar, dan pengarah pengarah halus. Sedangkan pada tubus bawah terdiri terdiri

dari kaki mikroskop, penjepit preparat, dan meja objek.

2. Perbedaan antara mikroskop binokuler dan stereo yaitu:

a) Penggunaan: Mikroskop binokuler binokuler digunakan digunakan untuk melihat

sampel yang sangat kecil, seperti sel atau mikroorganisme, sedangkan stereo

mikroskop lebih cocok digunakan untuk melihat sampel yang lebih besar, seperti

serangga, mineral, atau benda- benda kecil lainnya.

b) Perbesaran : Mikroskop binokuler biasanya memiliki perbesaran yang lebih tinggi

dibandingkan dengan stereo mikroskop. Hal ini karena mikroskop binokuler

digunakan untuk melihat sampel yang sangat kecil, sedangkan stereo mikroskop

digunakan untuk melihat sampel yang lebih besar.


c) Jarak fokus: Mikroskop binokuler memiliki jarak fokus yang lebih pendek,

sehingga pengamat harus memfokuskan objek dengan hati-hati untuk memperoleh

gambar yang tajam. Sementara itu, mikroskop stereo memiliki jarak fokus yang

lebih panjang, sehingga pengamat dapat lebih mudah melihat sampel yang lebih

besar dan kompleks.

d) Kedalaman fokus : Stereo mikroskop memiliki kedalaman fokus yang lebih besar

daripada mikroskop binokuler. Hal ini karena stereo mikroskop dirancang khusus

untuk melihat sampel tiga dimensi yang lebih besar dan kompleks.

5.2 Saran

5.1.2 Saran Untuk Laboratorium

Adapun saran buat laboratorium yaitu

1. Tetap menjaga kebersihan laboratorium

2. Selalu memperhatikan alat agar tetap berjalan baik

3. Tetap menjaga kesejukan ruangan agar tidak terlalu dingin dan terlalu panas.

5.2.2 Saran Untuk Asisten

Adapun saran buat asisten yaitu.

1. Tetap menjaga keramahan dengan praktikan

2. Tetap mempertahankan cara mengajar yang baik

3. Tetap menjadi kakak dan asisten yang baik


DAFTAR PUSTAKA

Muqoddam.(2010). “Handbook of Biological Confocal Microscopy”

Rachman, A. (2010). "Penerapan Mikroskop Binokuler dalam Penelitian Geologi dan

Paleontologi" Jurnal Geologi Indonesia, 5(2), 75-83.

Ramadhani. 2019. Makalah Mikropaleontologi. Universitas Halu Oleo: Kendari

Samodra, H., Gafoer, S., & Tjokrosapoetro, S. (1992). "Petunjuk Praktis Penelitian

Mikrofosil." Bandung: Institut Teknologi Bandung. Panduan ini secara khusus

menyediakan teknik dan metode dalam penelitian mikrofosil, yang esensial untuk

mikropaleontologi.

Suparti.(2010).Mikroskop Sederhana dan Pengamatan oleh Robert Hooke.”

Anda mungkin juga menyukai