Anda di halaman 1dari 4

BAB III

METODOLOGI

3.1 Tahap Persiapan

Pada tahapan persiapan ini mencangkup yang pertama adalah berupa studi

pustaka yang didapatkan melalui asistensi acara serta membaca materi-materi

yang mencangkup dari acara yang dipraktikumkan. Lalu setelah itu pengerjaan

tugas pendahuluan yang dimaksudkan untuk mengukur pengetahuan awal

praktikan sebelum mengikuti kegiatan praktikum.

3.2 Tahapan Praktikum

Pada tahapan ini dimulai dengan pengumpulan tugas pendahuluan yang

telah diberikan sebelumnya. Pada kegiatan praktikum praktikan akan menyimak

penjelasan mengenai metode analisis kuantitatif dengan cara penimbangan atau

metode gravimetri dan prosedur kerja praktikum. Pada kegiatan praktikum

praktikan juga diperagakan cara penggunaan alat yang digunakan dalam

melakukan praktikum.

3.3 Pembuatan Laporan

Pada tahapan ini praktikan membuat laporan sesuai dengan hasil dari

analisis data yang telah dilakukannya, dengan susunan laporan sesuai yang telah

ditentukan. Kemudian diasistensikan kepada sistem untuk diperbaiki dan

dikoreksi.

3.4 Pengumpulan Laporan

Pada tahap ini laporan yang telah dibuat dan dikoreksi akan dikumpulkan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Tabel 3.1 Flowchart Tahapan Praktikum

Tahapan Persiapan

Tahapan Praktikum

Tahapan
Tahap Analisis
Analisis
data Data

Tahapan
Pembuatan Laporan

Tahapan
Pengumpulan Laporan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil penelitian gravimetri yaitu :

Berat
Berat kertas
Berat kertas
Berat Kertas saring + Berat
Percobaan saring
Sampel saring + endapan endapan
kering
Endapan (setelah
desikator)
I 1,006 g 0,607 g 2,0521 g 1,707 g 1,1 g

Hitung :

Kadar sampel (BaCl2) pada per

cobaan I dan II

Ar Endapan
FG Ba+ =
Mr Senyawa yang mengendap

137
=0,587
233

Berat Endapan x FG
% Ba+ = x 100%
Berat Sampel

1, 1 x 0,587
= x 100 %=64,184 %
1,006
Gambar 4.1.1 Hasil Endapan yang telah di desikator

Reaksi yang terjadi:

BaCl2 + H2SO4 BaSO4 + 2HCL

4.2 Pembahasan

Hal yang mempengaruhi pengendapan pada proses gravimetri :

1. Temperatur, kelarutan semakin meningkat dengan naiknya suhu, jadi dengan

meningkatnya suhu maka pembentukan endapan akan berkurang disebabkan

banyak endapan yang berada pada larutannya.

2. Sifat alami pelarut, garam anorganik mudah larut dalam air dibandingkan

dengan pelarut organik seperti alkohol atau asam asetat. Perbedaan kelarutan

suatu zat dalam pelarut organik dapat dipergunakan untuk memisahkan

campuran antara dua zat. Setiap pelarut memiliki kapasitas yang berbeda

dalam melarutkan suatau zat, begitu juga dengan zat yang berbeda memiliki

kelarutan yang berbeda pada pelarut tertentu.

3. Pengaruh pH, kelarutan endapan garam yang mengandung anion dari asam

lemah dipengaruhi oleh pH, hal ini disebabkan karena penggabungan proton

dengan anion endapannya.

Anda mungkin juga menyukai