Anda di halaman 1dari 100

BAB I.

PEMERIKSAAN AGREGAT KASAR


1.1 Pemeriksaan Berat Volume Agregat Kasar

Standard Referensi:
1. SNI 03-4804-1998; Metode Pengujian Bobot Isi
dan Rongga Udara Pada Agregat.
2. ASTM C 29-97; Standard Test Method for Bulk
Density (“Unit Weight”) and Voids In Aggregate

Tujuan Percobaan:
Menentukan berat isi agregat halus, kasar,
atau campuran yang didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat material kering dengan
volumenya.
Peralatan Pemeriksaan Berat Volume Agregat
Kasar

1. Timbangan dengan
ketelitian 0,1% berat 2. Tongkat pemadat
contoh

3. Skop 4. Mould (cetakan)


Prosedur Pemeriksaan Berat Volume Agregat
Kasar Kondisi Gembur

3. Masukkan benda uji


1. Siapkan benda uji kedalam mould dengan
dengan menghamparkan 2. Timbang berat hati-hati, dengan
benda uji sampai kondisi cetakan (mould) ketinggian 5 cm di atas
SSD permukaan wadah
menggunakan sekop

A
A

5. Timbang berat 4. Ratakan permukaan


benda uji beserta benda uji
mould, lalu catat menggunakan tongkat
hasilnya. pemadat
Prosedur Pemeriksaan Berat Volume Agregat
Kasar Kondisi Padat

1. Siapkan benda uji


3. Masukkan benda uji
dengan
2. Timbang berat kedalam mould dalam
menghamparkan
cetakan (mould) tiga lapisan yang sama
benda uji sampai
tebal.
kondisi SSD

A
A

4. Padatkan setiap
5. Lakukan prosedur
6. Timbang berat lapisan dengan cara
(3) dan (4) untuk
mould beserta benda menusuk-nusukkan
lapisan kedua dan
uji, lalu catat hasilnya tongkat pemadat
ketiga
sebanyak 25 kali.
Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan
perhitungan data seperti berikut:
W3 4,955
•Berat isi agregat pengujian 1    1,749 kg
V 2,832 Ltr
(padat)
W3 4,775
•Berat isi agregat pengujian 1    1.686 kg
V 2,832 Ltr
(gembur)

W3 5,160
•Berat isi agregat pengujian 2    1,822 kg
V 2,832 Ltr
(padat)

•Berat isi agregat pengujian 2 W3 4,865


   1,717 kg
(gembur) V 2,832 Ltr
Tabel Isian Pelaksanaan Praktikum
LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGREGAT KASAR
No. Contoh : Sumber Contoh : Laboratorium Teknologi Bahan
Tgl. Terima : Universitas Riau
Pelaksana : Kelompok 8 Jenis Contoh : Agregat Kasar
Untuk : Percobaan
PENGUJIAN 1
PADAT GEMBUR
A.Volume Wadah 2,832 2,832 Liter
B.Berat Wadah 10,500 10,500 kg
C.Berat Benda Uji + Wadah 15,455 15,275 kg
D.Berat Benda Uji (C-B) 4,955 4,775 kg
Berat Volume = D/A 1,749 1,686 kg/liter
PENGUJIAN 2
PADAT GEMBUR
A.Volume Wadah 2,832 2,832 Liter
B.Berat Wadah 10,500 10,500 kg
C.Berat Benda Uji + Wadah 15,660 15,365 kg

D.Berat Benda Uji (C-B) 5,16 4,865 kg


Berat Volume = D/A 1,822 1,717 kg/liter

BERAT VOLUME RATA-RATA:

KONDISI PADAT = (D/A)1 + (D/A)2 = 1,785 kg/liter


2

KONDISI GEMBUR = (D/A)1 + (D/A)2 = 1,7 kg/liter


2
1.2 Analisis Saringan Agregat Kasar
Standar Referensi:
1. SNI 03-1968-1990; Metode Pengujian Tentang
Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar
2. ASTM C 136-01; Standard Test Method for Sieve
Analysis of Fine and Ciarse Aggregates

Tujuan Percobaan:
Menentukan pembagian butir agregat. Distribusi
yang diperoleh dapat ditunjukkan berupa tabel dan
grafik. Data distribusi butiran pada agregat diperlukan
dalam perencanaan adukan beton. Pelaksanaan
penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus
dan agregat kasar
Peralatan

1. Timbangan 2. Satu set saringan 3. Sendok semen

4. Talam-talam 5. Kuas
Prosedur Praktikum

1. Hamparkan agregat 2. Curahkan agregat


kasar selama 24 jam kasar ke dalam perangkat
hingga kodisi SSD saringan

A
3. Goncang saringan
selama 15 menit
A
4. Keluarkan agregat
kasar dari perangkat
saringan

5. Timbang masing-masing berat tertahan agregat kasar


Hasil
LABORATORIUMTEKNOLOGI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR
No. Contoh : Sumber Contoh : Laboratorium Teknologi Bahan
Tgl. Terima : Jenis Contoh : Agregat Kasar
Pelaksana : Kelompok 8 Untuk : Percobaan

Berat Persentase Persentase Persentase Berat Persentase Berat


Nomor Ukuran Lobang
Tertahan Tertahan Berat yang yang Tertahan yang Lolos
Saringan Ayakan (mm)
(Gram) (%) Lolos (Komulatif) (Komulatif)

1" 25,4 0 0 0 0 100


3/4" 19,1 1559,6 15,596 84,404 15,596 84,404
3/8" 9,5 5294,2 52,942 47,058 68,538 31,462
4 4,75 3048,6 30,486 69,514 99,024 0,976
8 2,36 0 0 100 99,024 0,976
16 1,19 0 0 100 99,024 0,976
30 0,6 0 0 100 99,024 0,976
50 0,3 0 0 100 99,024 0,976
100 0,15 0 0 100 99,024 0,976
PAN 97,6 0,976 99,024 100 0
Wadah = 10000 Total = 678,278
Fine Modulus (FM) = Total/100 = 6,78
1.3 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar
Standard Referensi:
1. SNI 03-1971-1990; Metode Pengujian Kadar Air
Agregat
2. ASTM C 566-97; Standard Test Method for Total
Evaporable Moisture Content of Aggregate by Drying

Tujuan Percobaan:
Menentukan kadar air agregat kasar dengan cara
pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan
antara berat air yang terkandung dalam agregat dengan
berat agregat dalam keadaan kering. Nilai kadar air
digunakan untuk koreksi takaran air dalam adukan beton
yang disesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan.
Peralatan dan Bahan Uji Pemeriksaan Kadar Air
Agregat Kasar

1. Timbangan dengan 2. Oven yang suhunya


ketelitian 0,1 gram dari dapat diatur sampai
berat contoh (110±5)℃

3. Talam logam tahan 4. Bahan uji berupa


karat agregat kasar
Prosedur Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar

2. Masukkan benda uji ke


dalam talam, lalu timbang 3. Keringkan benda uji
1. Timbang dan catat berat
berat talam dan benda uji beserta talam dalam oven
talam (W1)
(W2). Hitung berat benda selama 24 jam
uji (W3=W2-W1)

A
A

5. Timbang benda uji beserta


4. Keluarkan bahan uji dari
talam (W4). Hitung benda uji
oven setelah 24 jam
kering (W5=W4-W1)
Tabel Isian Pelaksanaan Praktikum
LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT KASAR
No. Contoh : Sumber Contoh : Laboratorium Teknologi
Tgl. Terima : Bahan Universitas Riau
Pelaksana : Kelompok 8 Jenis Contoh : Agregat Kasar
Untuk : Percobaan
Ukuran agregat mm

Berat talam (W1) 201,8 gram

Berat talam + benda uji (W2) 1201,8 gram

Berat benda uji (W3) = W2 – W1 1000 gram

Berat benda uji kering + talam (W4) 1200,2 gram

Berat benda uji kering (W5) = W4 – W1 998,4 gram

Kadar air agregat kasar (W5)/(W3) x 100% 0,16%


ANALISIS SPECIFIC GRAVITY DAN
PENYERAPAN AGREGAT KASAR
• Standard referensi :
a. SNI 03-1969-1990 : Metode Pengujian Berat Jenis dan
Penyerapan Air Agregat kasar
b. ASTM C 127-01 : Standard Test Method for Density,Relative
Density (specific gravity) and Absorption of Coarse Aggregate
• Tujuan percobaan :
Menentukan “Bulk and Apparent” specific gravity dan
penyerapan dari agregat kasar. Nilai ini diperlukan untuk
menetapkan besarnya komposisi volume agregat kasar dalam
campran beton.
• Peralatan :

1. Timbangan
beserta alat 2. Keranjang besi 3. Oven
perendam

4. Timbangan
dengan ketelitian 5. Handuk
0,1 gram
• Prosedur Praktikum :
a. Benda uji direndam dalam air selama 24 jam
b. Contoh diuji,lalu ditimbang. Kemudian berat contoh dalam
kondisi SSD (Surface Saturated Dry) dihitung (A).
c. Benda uji dimasukkan ke dalam keranjang. Keranjang
digoyang-goyang dalam air untuk melepaskan udara yang
terperangkap. Kemudian berat contoh kondisi jenuh diitung
(B).
d. Contoh dikeringkan dalam oven pada suhu (110 ± 5)°C
• Prosedur Praktikum

1. Menyiapkan benda 2. Mencuci agregat


yang akan di uji ke hingga bersih dengan
dalam wadah seberat cara mengoyang-
5 kg goyankan wadah

A
3. Agregat direndam
dalam air selama 24
jam
A

4. Mengeringkan
permukaan benda uji
dengan kain

B
5. Penimbangan
agregat kering
permukaan, ditimbang
sebanyak 2 kg
B

6. Timbanglah dengan
menggunakan alat seperti
pada gambar hingga
mendapat berat jenuh

8. Agregat kasar yang sudah 7. Agregat kasar dipanaskan


dipansakan dikeluarkan dari dalam oven hingga
oven,lalu ditimbang dengan mendapat berat kering
alat timbang dengan suhu (110±5)°C
• Hasil Percobaan:
Diketahui: - Berat contoh kondisi SSD di udara (A) = 2000 gr
- Berat contoh kondisi jenuh di dalam air (B) = 1220 gr
- Berat contoh kondisi kering (C) = 1979 gr
𝐶 1979
a. Apparent specific gravity = = = 2,6
(𝐶−𝐵) (1979−1220)
𝐶 1979
b. Bulk specific gravity kondisi kering = =
(𝐴−𝐵) (2000−1220)
= 2,537
𝐴 2000
c. Bulk specific gravity kondisi SSD = = = 2,56
(𝐴−𝐵) (2000−1220)
(𝐴−𝐶)
d. Presentase absorbsi air = 𝑥 100%
𝐶
(2000−1979)
= 𝑥 100%
1979
= 1,06%
Tabel 1. Tabel isian pelaksanaan praktikum

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEMERIKSAAN SPECIFIFC GRAVITY AGREGAT KASAR
No. Contoh : Sumber Contoh : Laboratorium Teknologi Bahan
Tgl. Terima : Jenis Contoh : Batu Alam
Pelaksana : Kelompok 8 Untuk : Praktikum
Berat contoh Kondisi SSD di udara (A) = 2000 gram
Berat contoh Kondisi Jenuih di dalam (B) = 1220 gram
Berat contoh Kondisi Kering (C) = 1979 gram
C
Apparent Specific Gravity = 2,6
(C−B)
C
Bulk Specific Gravity kondisi kering = 2,537
(A−B)
A
Bulk Specific Gravity kondisi SSD = 2,56
(A−B)
(A−C)
Presentase Absorbsi air X 100 % = 1,06 %
C
PEMERIKSAAN KETAHANAN AUS
AGREGAT dengan MESIN LOS ANGELES
• Standard referensi :
a. SNI 03-2417-1991: Metode Pengujian Keausan Agregat
dengan Mesin Los Angeles
b. ASTM C 131-03: Standard Test Method for resistance to
Degredation of Small-Size Aggregate by Abrasion and Impact
in the Los Angeles Machine
• Tujuan percobaan :
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengatur tingkat
ketahanan aus agregat. Keausan tersebut dinyatakan dengan
perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan no.12
(1.7 mm) terhadap berat semula yang dinyatakan dalam
persen.
• Peralatan :

1. Mesin abrasi
2. Bola-bola baja 3. Oven
los angeles

6. Timbangan
4. Saringan No.
5. Cawan dengan ketelitian
12
5 gram
• Prosedur Praktikum

1. Memasukkan 2. Memasukkan jumlah


benda uji ke dalam bola-bola baja sesuai
mesin los angeles gradasi yang didapatkan

A
3. Tutup mesin los
angeles dan memutar
sesuai gradasi
A
4. Menyaring benda uji
dengan saringan No. 12

6. Menimbang benda uji 5. Hasil setelah disaring


• Hasil Percobaan:
Diketahui: a. Berat awal = 5 kg
b. Berat setelah pengujian di mesin LA = 3,15 kg
(𝐴−𝐵)
Ketahan aus = 𝑥100%
𝐴
(5−3,15)
= 𝑥 100% = 0,37 x 100%
5
= 37%
BAB II. PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS
2.1 Analisis Saringan Agregat Halus
Standar Referensi:
1. SNI 03-1968-1990; Metode Pengujian Tentang
Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar
2. ASTM 136-01; Standard Test Method for Sieve
Analysis of Fine and Coarse Aggregates

Tujuan Percobaan:
Menentukan pembagian butir (gradasi) agregat.
Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukkan berupa
tabel dan grafik. Data-data distribusi diperlukan dalam
perencanaan adukan beton. Pelaksanaan penentuan
gradasi ini dilakukan pada agregat halus dan kasar
Peralatan

1. Timbangan 2. Satu set saringan 3. Sendok semen

4. Talam-talam 5. Kuas
Prosedur Praktikum

1. Hamparkan agregat halus 2. Curahkan agregat halus


hingga kondisi SSD ke dalam perangkat
saringan

A
3. Goncang saringan selama
15 menit
A
4. Keluarkan agregat halus
dari perangkat saringan

5. Timbang berat tertahan agregat halus pada masing masing saringan


Hasil LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
No. Contoh : Sumber Contoh : Laboratorium Teknologi Bahan
Tgl. Terima : Jenis Contoh : Agregat Halus
Pelaksana : Kelompok 8 Untuk : Percobaan
PENELITIAN 1
Ukuran Lobang
Ayakan Berat Persentase Berat Persentase Berat
Nomor Persentase Persentase
Tertahan yang Tertahan Yang Lolos
Saringan Tertahan (%) Berat yang Lolos
(mm) (inch) (Gram) (komulatif) (Komulatif)

4 4,75 23,6 4,72 95,28 4,72 95,28


8 2,36 48,4 9,68 90,32 14,4 85,6
16 1,19 50,2 10,04 89,96 24,44 75,56
30 0,6 96,2 19,24 80,76 43,68 56,32
50 0,3 230,2 46,04 53,96 89,72 10,28
100 0,15 40,8 8,16 91,84 97,88 2,12
200 0,075 9,6 1,92 98,08 99,8 0,2
PAN 1 0,2 99,8 100 0
Wadah = 500 Total = 274,84
Fine Modulus (FM1) = Total/100 = 2,74
PENELITIAN 2
Ukuran Lobang Berat Persentase Berat Persentase Berat
Nomor Persentase Persentase
Ayakan Tertahan yang Tertahan Yang Lolos
Saringan Tertahan (%) Berat yang Lolos
(mm) (inch) (Gram) (komulatif) (Komulatif)

4 4,75 37,6 7,52 92,48 7,52 92,48


8 2,36 56,8 11,36 88,64 18,88 81,12
16 1,19 51,5 10,3 89,7 29,18 70,82
30 0,6 91,6 18,32 81,68 47,5 52,5
50 0,3 215,6 43,12 56,88 90,62 9,38
100 0,15 36,8 7,36 92,64 97,98 2,02
200 0,075 8,47 1,694 98,306 99,674 0,326
PAN 1,63 0,326 99,674 100 0
Wadah = 500 Total = 291,68
Fine Modulus (FM2) = Total/100 = 2,91
Fine Modulus rata-rata = (FM1 + FM2)/2 = 2,825
2.2 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus
Standar Referensi:
1. SNI 03-1971-1990; Metode Pengujian Kadar Air Agregat
2. ASTM C 566-97; Standard Test Method for Total
Evaporable Moisture Content of Aggregate by Drying

Tujuan Percobaan:
Menentukan kadar air agregat dengan cara
pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara
berat air yang terkandung dalam agregat dengan berat
agregat dalam keadaan kering. Nilai kadar air ini digunakan
untuk koreksi takaran air dalam adukan beton yang
disesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan
Peralatan

1. Timbangan 2. Oven

3 Talam
Prosedur Praktikum

1. Timbang dan catat berat 2. Masukkan benda uji ke dalam


talam talam, kemudian berat talam dan
benda uji ditimbang. Hitung berat
benda uji.

4. Setelah kering, contoh 3. Keringkan contoh benda uji


ditimbang dan dicatat berat benda dalam oven pada suhu (110±5)o c
uji beserta talam, hitung berat sampai mendapat bobot tetap
benda uji
Hasil
LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU

PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT HALUS

No. Contoh : Sumber contoh : Laboratorium Teknologi Bahan


Tgl. Terima : Jenis Contoh : Agregat Halus
Pelaksana : Kelompok 8 Untuk : Percobaan

Ukuran agregat =
Berat talam (W1) = 93,8 gram
Berat talam + benda uji (W2) = 593,8 gram

Berat benda uji (W3) = W2-W1 = 500 gram


Berat benda uji kering + talam (W4) = 590, 6 gram
Berat benda uji kering (W5) = W4-W1 = 496, 8 gram
(𝑊3)−(𝑊5)
Kadar air agregat (𝑊3)
𝑥 100% = 0,64 %
2.3 Analisis Specific Gravity dan Penyerapan
Agregat Halus
Standard Referensi:
1. SNI 03-1970-1990; Metode Pengujian Berat Jenis dan
Penyerapan Air Agregat Halus
2. ASTM C 128-01; Standard Test Method for Density,
Relative Density (Specific Gravity), and Absorption of
Fine Aggregate

Tujuan Percobaan:
Menentukan “bulk and apparent” specific gravity
dan penyerapan (absorption) dari agregat halus. Nilai ini
diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi
volume agregat dalam adukan beton.
Peralatan dan Bahan Uji Analisis Specific Gravity
dan Penyerapan Agregat Halus

2. Cetakan kerucut pasir


1. Timbangan dengan
beserta tongkat
ketelitian 0,5 gram
pemadat logam

3. Piknometer dengan
kapasitas 500 gram 4. Agregat Halus
Prosedur Analisis Specific Gravity dan
Penyerapan Agregat Halus

2. Uji dengan cetakan


1. Agregat bahan uji kerucut pasir dan 3. Timbanglah
dalam keadaan SSD padatkan dengan tonkat
(Surface Saturated agregat halus
pemadat sebanyak 25
Dry) kali per 1/3 cetakan sebanyak 500 gram
kerucut

A
A

6. Bebaskan agregat
dari kandungan lumpur 5. Masukkan agregat
dan gelembung udara halus dan air ke 4. Timbanglah berat
dengan menggoyang- dalam piknometer piknometer
goyangkan piknometer

B
B

9. Oven agregat
7. Timbang berat selama 24 jam
8. Pisahkan agregat
piknometer + dengan suhu
dari piknometer
agregat + air (110±5)℃

C
C

10. Timbang berat


11. Timbang berat
agregat halus
piknometer + air
setelah dioven
Tabel Isian Pelaksanaan Praktikum
LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEMERIKSAAN SPECIFIC GRAVITY AGREGAT HALUS

No. Contoh : Sumber Contoh : Laboratorium Teknologi


Tgl. Terima : Bahan Universitas Riau
Jenis Contoh : Agregat halus
Pelaksana : Kelompok 8 Untuk : Percobaan

Berat piknometer (A) = 157,2 gram


Berat contoh kondisi SSD (B) = 500 gram
Berat piknometer+contoh+air (C) = 963,6 gram
Berat piknometer+air (D) = 654,0 gram
Berat contoh kering (E) = 494,4 gram

𝐸
Apparent specific gravity
(𝐸+𝐷−𝐶)
= 2,67

𝐸
Bulk specific gravity = 2,59
(𝐵+𝐷−𝐶)
kondisi kering
𝐵
Bulk specific gravity = 2,62
(𝐵+𝐷−𝐶)
kondisi SSD

(𝐵−𝐸)
Persentase absorbsi air x 100% = 1,13 %
𝐸
PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO. 200

• Standard Referensi
o SNI 03-4142-1996; Metode Pengujian Jumlah Bahan dalam
Agregat yang Lolos Saringan No. 200 (0,075 Mm).
o ASTM C 117-03; Standard Test Method for Materials Finer
than 75-µm (No. 200) Sieve in Mineral Aggregates by
Washing.Pennsylvania.ASTM-West Conshohocken.
• Tujuan Percobaan
Menentukan presentase jumlah dalam agregat yang lolos
saringan no. 200 (0,075mm) dengan cara pencucian sampai air
pencucian sampai air pencucian menjadi jernih.
• Peralatan

2. Wadah pencuci benda


uji dengan kapasitas 3. Oven yang dilengkapi
1. Saringan no. 16 dan no. yang cukup besar dengan pengatur suhu
200 sehingga waktu sampai (110 ± 5)°C.
pengguncangan benda
uji atau air tidak
tumpah.
5. Talam berkapasitas
4. Timbangan dengan
cukup besar untuk
ketelitian 0.1% berat 6. Skop
mengeringkan contoh
contoh.
agregat
Prosedur Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No. 200

2. Saat pengujian agregat


1. Timbang agregat yang
lolos saringan no. 200
beratnya 1.25 kali berat
dan no. 16 dengan cara
minimum benda uji.
pencucian dengan air.

4. Agregat yang tertahan 3. Pemasukkan agregat lolos


disaringan no.200 dan saringan no. 200 dan no.
no. 16. 16 kedalam oven.
• Hasil
JUMLAH BAHAN LEWAT SARINGAN NO. 200
(𝑊1 − 𝑊4)
× 100 %
𝑊1

Keterangan
W1 = Berat uji semula (gram)
W4 = Berat bahan tertahan saringan no. 200 (gram)
Sumber : SNI 03-4142-1996
Diketahui :
a. Berat agregat mula-mula (W1) = 500 gram
b. Berat talam = 171,2 gram
c. Berat agregat kering + talam (W3) =488,2 + 171,2
= 659,4 gram
d. Berat agregat kering (W4) = W3 − W2
= 659,4 − 171,2
= 488,2 gram
(𝑊1−𝑊4)
e. Agregat lewat saringan no. 200 = × 100 %
𝑊1
500 − 488
= × 100 %
500
= 2,36%
LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS RIAU
UNIVERSITAS RIAU
PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO.200
No. Contoh : - Sumber Contoh : Laboratorium
Teknologi Bahan
Tgl. Terima :- Jenis Contoh : Agregat Halus

Pelaksana : Kelompok 08 Untuk : Percobaan

Berat agregat mula-mula (W1) = 500 Gram


Berat talam (W2) = 171,2 Gram
Berat agregat kering + talam (W3) = 659,4 Gram
Berat agregat kering (W4)=W3−W2 = 488,2 Gram
Ag. lewat saringan no.200 (W1−W4) / W1 ×100 = 2,36 %
PEMERIKSAAN ZAT ORGANIK PADA AGREGAT
HALUS
• Standard Referensi
o SNI 03-2816-1992; Metode Pengujian Kotoran Organik
Dalam pasir untuk Campuran Mortar atau Beton.
o ASTM C 40-04; Standard Test Method for Organic
Impurities in Fine Aggregates for Concrete.
Pennsylvania.ASTM-West Conshohocken.
• Tujuan Percobaan
Menentukan adanya kandungan bahan organik pada
agregat halus.Kandungan bahan organik yang berlebihan
pada unsur bahan beton dapat mempengaruhi kualitas
beton.
• Peralatan

1. Botol gelas tembus pandang


dengan penutup karet atau gabus
2. Standar warna (organik
atau bahan penutup lainnya yang
tidak bereaksi terhadap plate)
NaOH.Volume gelas = 350 ml.

3. Larutan NaOH (3%)


Prosedur Pemeriksaan Zat Organik Agregat Halus

1. Larutan NaOH 3%
2. Botol diaduk atau dikocok,
dimasukkan kedalam
dan hasil percobaan
botol yang telah berisi
ditunggu selama 24 jam.
agregat halus.

3. Larutan yang berada diatas


agregat dibandingkan
dengan standar warna
• Hasil
Dari hasil pengujian dengan membandingkan warna
larutan dapat disimpulkan bahwa agregat halus yang diuji
memiliki kadar zat organik organik no. 3.
Apabila warna hasil uji terletak pada no. 3 dan no. 2
maka dapat digunakan untuk beton normal, apabila
terletak pada no. 1 dapat digunakan untuk beton mutu
tinggi.
Jadi dari hasil pengujian dengan kadar organik no. 3
tidak baik untuk beton mutu tinggi karena mengandung
kadar lumpur tinggi.
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS
• Standard Referensi
o SNI 03-4428-1997; Metode Pengujian Agregat Halus atau
Pasir yang Mengandung Bahan Plastik dengan Cara
Setara Pasir.
o ASTM C 117-03; Standard Test Method for Material Finer
than 75-µm (No.200)Sieve in Mineral Aggregates by
Washing.Pennsylvania.ASTM-West Conshohocken.
• Tujuan Percobaan
Menentukan presentase kadar lumpur dalam agregat
halus.Kandungan lumpur < 5% merupakan ketentuan
dalam peraturan bagi pengguna agregat halus untuk
pembuatan beton.
• Peralatan

1. Gelas ukur 2. Mistar


Prosedur Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat

1. Masukkan air kedalam


2. Gelas ukur tersebut
gelas ukur, dan gelas ukur
digoncang agar lumpur naik
tersebut dimasukkan
keatas.
agregat halus.

4. Tinggi pasir (V1) dan 3. Ditunggu selama kurang


tinggi lumpur (V2), lebih satu hari atau 24 jam,
diukur kemudian kadar agar lumpr yang berada
lumpur dihitung. diatas agregat dapat turun.
• Hasil
V1 = 12,5 cm
V2 = 0,2 cm
V2
Kadar Lumpur = × 100%
V1 + V2
0,2
= × 100%
12,5 + 0,2
= 1,6%
LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR
No. Contoh :- Sumber Contoh : Laboratorium
Teknologi Bahan
Tgl. Terima :- Jenis Contoh : Agregat Halus

Pelaksana : Kelompok 08 Untuk : Percobaan


Tinggi pasir (V1) = 12,5 cm
Tinggi lumpur (V2) = 0,2 cm
Kadar lupur V2 / (V1+V2) × 100 % = 1,6 %
BAB III. PEMBUATAN DAN PEMERIKSAAN
BETON
PERENCANAAN CAMPURAN
BETON
• STANDAR REFERENSI
- ACI 211.1 1-91 ; Standard practice for selecting proportions
for Normal, Heavyweight, and mass concrete.
- SNI 03-2834-1993 ; Tata cara pembuatan rencana campuran
Beton Normal.

• Tujuan Percobaan
Menentukan komposisi komponen/unsur beton basah
dengan kekuatan tekan karakteristik dan slump rencana.
• PERALATAN

1. Timbangan 2. cetakan 3. Sendok Semen

4. Slump 5. Tongkat Pemadat 6. Penggaris


• PROSEDUR PRAKTIKUM
Prosedur praktikum dilakukian dengan cara perhitungan
tabe sebagai berikut.

PENETAPAN VARIABEL PERENCANAAN

1 Kategori Jenis Struktur Pelat, Kolom, Balok & Dinding

2 Kuat tekan karakteristik beton 225 Kg/cm2

3 Standar deviasi (Dengan kegagalan 5%) 65 Kg/cm2

4 Nilai tambah (k=1.64) 1.64*[3] 106.6 Kg/cm2

5 Kuat tekan rata-rata rencana [2]+[4] 331.6 Kg/cm2

6 W/C (Berdasarkan fc’) [Tabel II] 0.553

7 Slump rencana [Tabel III] 7-10 cm


DATA MATERIAL

8 Berat Jenis Semen 3.15 Kg/m3

9 Berat Jenis Air 1 Kg/m3

10 Ukuran maksimum Ag. Kasar [Tabel IV] 19 mm

11 Specific gravity Agregat Kasar (SSD) 2.56


Berat volume Agregat Kasar (Kondisi
12 1785 Kg/m3
Padat)
13 Penyerapan Air (Absorbsi) Ag. Kasar (%) 1.06 %

14 Kadar Air Ag. Kasar (%) 0.16 %

15 Specific gravity Agregat Halus (SSD) 2.62

16 Modulus Kehalusan Ag. Halus 2.825

17 Penyerapan Air (Absorbsi) Ag. Halus (%) 1.13 %

18 Kadar Air Ag. Halus (%) 0.64 %

19 % Udara terperangkap 1.5 %


KOMPOSISI BAHAN

20 Jumlah Air [Tabel A] 193 Kg/m3

21 Berat semen [20]/[6] 349 Kg/m3

22 % Volume Ag. Kasar (Tabel B) [Tabel B] 66.75 %

23 Berat Ag. Kasar ([22]/100)*[12] 1191.48 Kg/m3

24 Volume Semen [21]/([8]*1000) 0.11 m3

25 Volume Air [20]/([9]*1000) 0.193 m3

26 Volume Ag. Kasar [23]/([11]*1000) 0.46 m3

27 Volume udara terperangkap [19]/100 0.015 m3

28 Volume Ag. Halus 1-([24]+[25]+[26]+[27]) 0.462 m3

29 Berat rencana Ag. Halus [15]*[28]*1000 1210.44 Kg/m3


KOREKSI BERAT BAHAN

30 Koreksi air adukan dari kondisi ag. Kasar [13]-[14] 0.9 %

31 Tambahan air dari kondisi ag. Kasar [30]*[23] 1.07 Kg

32 Koreksi air adukan dari kondisi ag. Halus [17]-[18] 0.49 %

33 Tambahan air dari kondisi ag, Halus [32]*[29] 539.115 Kg

KOMPOSISI AKHIR untuk 1m3 BETON

34 Berat Semen [21] 106.729 Kg

35 Berat Air [20]+[31]+[33] 787.185 Kg

36 Berat Ag. Kasar [23]-[31] 0.12 Kg

37 Berat Ag. Halus [29]-[33] 423.255 Kg


• KESIMPULAN
Dengan perhitungan yang telah dihitung dapat
disimpulkan bahwa diketahui :
- Berat Semen : 370,94 kg
- Berat Air : 219,92 kg
- Berat Ag. Halus : 614,09 kg
- Berat Ag. Kasar : 1075,51 kg
PELAKSANAAN CAMPURAN
• STANDAR REFERENSI
- ACI 211.1 1-91 ; Standard practice for selecting proportions
for Normal, Heavyweight, and mass concrete.
- SNI 03-4433-1997 ; Pelaksanaan campuran beton dengan
menggunakan metode-metode bahan yang diperlukan.

• TUJUAN PRAKTIKUM
Menentukan komposisi/susunan komponen beton basah
dengan kekuatan tekan yang karakteristik dan slump rencana
serta dapat menentukan bahan-bahan pembuatan beton,
prosedur, serta juga menentukan kuat beton berdasarkan bahan
campuran yang digunakan.
• PERALATAN

1. Timbangan 2. Wadah 3. Sendok Semen

4. Slump 5. Tongkat Pemadat 6. Penggaris


• PROSEDUR PRAKTIKUM

1. Mempersiapkan bahan-bahan campuran sesuai 2. Masukkan bahan-bahan


dengan rencana berat pada wadah terpisah. campuran kedalam mesin
molen untuk dicampur rata.

3. Mengeluarkan
beton segar dari
mesin molen lalu
diaduk-aduk
A kembali dengan
menggunakan
sendok semen.
A

4. Melakukan 5. Menuangkan beton segar


pengujian dan kedalam cetakan beton
pengukuran slump. sebanya tiga lapis percetakan.

7. Ratakan campuran beton dan 6. Memadatkan dengan tongkat


diamkan selama 24 jam. pedat dengan menusukkan tiap
lapisan sebanyak 25 kali.
B

8. Setelah 24 jam cetakan dibuka


lalu beton dimasukkan kedalam
air untuk direndam dalam waktu
yang telah ditentukan.
• KESIMPULAN
Dari percobaan pelaksanaan campuran ini, disimpulkan
bahwa bahan-bahan dan alatnya harus sesuai untuk bahan
memerlukan semen, air, agregat halus dan agregat kasar.
Kemudian dilakukan proses sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan dan campuran tersebut harus sesuai agar didapatkan
beton dengan kapasitas yang diinginkan. Apabila campuran salah
maka akan mempengaruhi performa beton tersebut. Sehingga
tidak didapatkan beton dengan kapasitas yang diinginikan. Dari
percobaan ini jumlah semen dan jumlah air ditentukan sesuai
dengan kapasitas bahan yang akan dicampur, sehingga
didapatkan fas (faktor air dan semen).
PEMERIKSAAN SLUMP BETON
• STANDAR REFERENSI
- ASTM C 143-03 ; Standard Test Method for Slump of
Hydraulic-Cement Concrete.
- SNI 03-1972-1990 ; Metode pengujian Slump Beton.

• TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan ukuran derajat kemudahan pengecoran
adukan beton basah/segar.
• PERALATAN

1. Slump 2. Pelat Logam

3. Tongkat Pemadat 4. Sendok Cekung 5. Penggaris


• PROSEDUR PRAKTIKUM

1. Pengisian cetakan sampai 2. Setiap 1/3 lapisan


penuh dengan beton segar ditusukkan dengan tongkat
dalam 3 lapisan. pemadat sebanyak 25 kali.

3. Pengangkatan cetakan
beton perlahan-lahan tegak
A lurus keatas
A

4. Melakukan pengukuran slump


dengan menentukan perbedaan
tinggi cetakan dengan tinggi rata-
rata benda uji.
• PERHATUNGAN
Nilai slump = tinggi cetakan – tinggi rata-rata
benda uji
Nilai slump = 30 cm – 20 cm
= 10 cm
PEMERIKSAAN KEKUATAN TEKAN
BETON
• Standard referensi :
a. SNI 03-1974-1990: Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
b. ASTM C 39-03: Standard Test Method for Compressive
Strength of Cylindrical Concrete Speciments
• Tujuan percobaan :
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengatur tingkat
ketahanan aus agregat. Keausan tersebut dinyatakan dengan
perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan no.12
(1.7 mm) terhadap berat semula yang dinyatakan dalam
persen.
• Peralatan :

1. Mesin uji kuat 2. Satu set alat 3. Timbangan


tekan beton lapis (capping) dengan ketelitian
5 gram
• Prosedur Praktikum

1. Mengambil benda uji


dari bak perendam 2. Menimbang benda uji

A
3. Meletakkan benda uji
ke mesin tekan secara
sentris
A
4. Melapisi benda uji
dengan alat lapis

A
5. Menghidupkan mesin
dan menaikkan tekanan
secara berangsur-angsur
A
6. Melakukan
pembebanan hingga
benda uji hancur

7. Mencatat beban
maksismum
• Hasil Percobaan:
Diketahui:
1 KN = 101,972 kgf
1 N = 0,101972 kgf
Akubus = 225 cm2

Perhitungan:
P Kuat tekan ke- X 101,972
Kuat tekan beton = P/A (kg/cm2)
P = Beban maksimum (kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
NO Kuat Tekan Ke- Kubus
1 7 Hari 440 KN
2 14 Hari 465 KN
3 28 Hari 565 KN
4 28 Hari 590 KN

a. Perhitungan untuk uji ke 7 hari


Kubus
P = 440 X 101,972 kgf = 44867,68 kg
44867,68
Kuat tekan beton = = 199,412 kg/cm2
225
199,412
Konversi 7 hari ke 28 hari = = 306,787 kg/cm2
0,65
BAB IV. PEMERIKSAAN AIR
4.1 Pemeriksaan pH Air
Standar Referensi:
1. PBI 1971; Air untuk Campuran Beton

Tujuan Percobaan:
Menganalisa keasaman air yang digunakan untuk
pembuatan beton dengan tujuan untuk mengetahui
keasaman pada air tersebut. pH suatu air berpengaruh
pada pembuatan beton.
Peralatan

1. Cawan 2. Kertas Lakmus


Prosedur Praktikum

1. Masukkan air ke 2. Letakkan kertas lakmus


dalam cawan ke dalam air

3. Angkat kertas lakmus


dan cocokkan dengan
pelat warna
Hasil
Dari hasil percobaaan didapatkan pH air yang
digunakan adalah 6, masuk dalam standar PBI 1971.

Anda mungkin juga menyukai