Standard Referensi:
1. SNI 03-4804-1998; Metode Pengujian Bobot Isi
dan Rongga Udara Pada Agregat.
2. ASTM C 29-97; Standard Test Method for Bulk
Density (“Unit Weight”) and Voids In Aggregate
Tujuan Percobaan:
Menentukan berat isi agregat halus, kasar,
atau campuran yang didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat material kering dengan
volumenya.
Peralatan Pemeriksaan Berat Volume Agregat
Kasar
1. Timbangan dengan
ketelitian 0,1% berat 2. Tongkat pemadat
contoh
A
A
A
A
4. Padatkan setiap
5. Lakukan prosedur
6. Timbang berat lapisan dengan cara
(3) dan (4) untuk
mould beserta benda menusuk-nusukkan
lapisan kedua dan
uji, lalu catat hasilnya tongkat pemadat
ketiga
sebanyak 25 kali.
Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan
perhitungan data seperti berikut:
W3 4,955
•Berat isi agregat pengujian 1 1,749 kg
V 2,832 Ltr
(padat)
W3 4,775
•Berat isi agregat pengujian 1 1.686 kg
V 2,832 Ltr
(gembur)
W3 5,160
•Berat isi agregat pengujian 2 1,822 kg
V 2,832 Ltr
(padat)
Tujuan Percobaan:
Menentukan pembagian butir agregat. Distribusi
yang diperoleh dapat ditunjukkan berupa tabel dan
grafik. Data distribusi butiran pada agregat diperlukan
dalam perencanaan adukan beton. Pelaksanaan
penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus
dan agregat kasar
Peralatan
4. Talam-talam 5. Kuas
Prosedur Praktikum
A
3. Goncang saringan
selama 15 menit
A
4. Keluarkan agregat
kasar dari perangkat
saringan
Tujuan Percobaan:
Menentukan kadar air agregat kasar dengan cara
pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan
antara berat air yang terkandung dalam agregat dengan
berat agregat dalam keadaan kering. Nilai kadar air
digunakan untuk koreksi takaran air dalam adukan beton
yang disesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan.
Peralatan dan Bahan Uji Pemeriksaan Kadar Air
Agregat Kasar
A
A
1. Timbangan
beserta alat 2. Keranjang besi 3. Oven
perendam
4. Timbangan
dengan ketelitian 5. Handuk
0,1 gram
• Prosedur Praktikum :
a. Benda uji direndam dalam air selama 24 jam
b. Contoh diuji,lalu ditimbang. Kemudian berat contoh dalam
kondisi SSD (Surface Saturated Dry) dihitung (A).
c. Benda uji dimasukkan ke dalam keranjang. Keranjang
digoyang-goyang dalam air untuk melepaskan udara yang
terperangkap. Kemudian berat contoh kondisi jenuh diitung
(B).
d. Contoh dikeringkan dalam oven pada suhu (110 ± 5)°C
• Prosedur Praktikum
A
3. Agregat direndam
dalam air selama 24
jam
A
4. Mengeringkan
permukaan benda uji
dengan kain
B
5. Penimbangan
agregat kering
permukaan, ditimbang
sebanyak 2 kg
B
6. Timbanglah dengan
menggunakan alat seperti
pada gambar hingga
mendapat berat jenuh
1. Mesin abrasi
2. Bola-bola baja 3. Oven
los angeles
6. Timbangan
4. Saringan No.
5. Cawan dengan ketelitian
12
5 gram
• Prosedur Praktikum
A
3. Tutup mesin los
angeles dan memutar
sesuai gradasi
A
4. Menyaring benda uji
dengan saringan No. 12
Tujuan Percobaan:
Menentukan pembagian butir (gradasi) agregat.
Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukkan berupa
tabel dan grafik. Data-data distribusi diperlukan dalam
perencanaan adukan beton. Pelaksanaan penentuan
gradasi ini dilakukan pada agregat halus dan kasar
Peralatan
4. Talam-talam 5. Kuas
Prosedur Praktikum
A
3. Goncang saringan selama
15 menit
A
4. Keluarkan agregat halus
dari perangkat saringan
Tujuan Percobaan:
Menentukan kadar air agregat dengan cara
pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara
berat air yang terkandung dalam agregat dengan berat
agregat dalam keadaan kering. Nilai kadar air ini digunakan
untuk koreksi takaran air dalam adukan beton yang
disesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan
Peralatan
1. Timbangan 2. Oven
3 Talam
Prosedur Praktikum
Ukuran agregat =
Berat talam (W1) = 93,8 gram
Berat talam + benda uji (W2) = 593,8 gram
Tujuan Percobaan:
Menentukan “bulk and apparent” specific gravity
dan penyerapan (absorption) dari agregat halus. Nilai ini
diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi
volume agregat dalam adukan beton.
Peralatan dan Bahan Uji Analisis Specific Gravity
dan Penyerapan Agregat Halus
3. Piknometer dengan
kapasitas 500 gram 4. Agregat Halus
Prosedur Analisis Specific Gravity dan
Penyerapan Agregat Halus
A
A
6. Bebaskan agregat
dari kandungan lumpur 5. Masukkan agregat
dan gelembung udara halus dan air ke 4. Timbanglah berat
dengan menggoyang- dalam piknometer piknometer
goyangkan piknometer
B
B
9. Oven agregat
7. Timbang berat selama 24 jam
8. Pisahkan agregat
piknometer + dengan suhu
dari piknometer
agregat + air (110±5)℃
C
C
𝐸
Apparent specific gravity
(𝐸+𝐷−𝐶)
= 2,67
𝐸
Bulk specific gravity = 2,59
(𝐵+𝐷−𝐶)
kondisi kering
𝐵
Bulk specific gravity = 2,62
(𝐵+𝐷−𝐶)
kondisi SSD
(𝐵−𝐸)
Persentase absorbsi air x 100% = 1,13 %
𝐸
PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO. 200
• Standard Referensi
o SNI 03-4142-1996; Metode Pengujian Jumlah Bahan dalam
Agregat yang Lolos Saringan No. 200 (0,075 Mm).
o ASTM C 117-03; Standard Test Method for Materials Finer
than 75-µm (No. 200) Sieve in Mineral Aggregates by
Washing.Pennsylvania.ASTM-West Conshohocken.
• Tujuan Percobaan
Menentukan presentase jumlah dalam agregat yang lolos
saringan no. 200 (0,075mm) dengan cara pencucian sampai air
pencucian sampai air pencucian menjadi jernih.
• Peralatan
Keterangan
W1 = Berat uji semula (gram)
W4 = Berat bahan tertahan saringan no. 200 (gram)
Sumber : SNI 03-4142-1996
Diketahui :
a. Berat agregat mula-mula (W1) = 500 gram
b. Berat talam = 171,2 gram
c. Berat agregat kering + talam (W3) =488,2 + 171,2
= 659,4 gram
d. Berat agregat kering (W4) = W3 − W2
= 659,4 − 171,2
= 488,2 gram
(𝑊1−𝑊4)
e. Agregat lewat saringan no. 200 = × 100 %
𝑊1
500 − 488
= × 100 %
500
= 2,36%
LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS RIAU
UNIVERSITAS RIAU
PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO.200
No. Contoh : - Sumber Contoh : Laboratorium
Teknologi Bahan
Tgl. Terima :- Jenis Contoh : Agregat Halus
1. Larutan NaOH 3%
2. Botol diaduk atau dikocok,
dimasukkan kedalam
dan hasil percobaan
botol yang telah berisi
ditunggu selama 24 jam.
agregat halus.
• Tujuan Percobaan
Menentukan komposisi komponen/unsur beton basah
dengan kekuatan tekan karakteristik dan slump rencana.
• PERALATAN
• TUJUAN PRAKTIKUM
Menentukan komposisi/susunan komponen beton basah
dengan kekuatan tekan yang karakteristik dan slump rencana
serta dapat menentukan bahan-bahan pembuatan beton,
prosedur, serta juga menentukan kuat beton berdasarkan bahan
campuran yang digunakan.
• PERALATAN
3. Mengeluarkan
beton segar dari
mesin molen lalu
diaduk-aduk
A kembali dengan
menggunakan
sendok semen.
A
• TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan ukuran derajat kemudahan pengecoran
adukan beton basah/segar.
• PERALATAN
3. Pengangkatan cetakan
beton perlahan-lahan tegak
A lurus keatas
A
A
3. Meletakkan benda uji
ke mesin tekan secara
sentris
A
4. Melapisi benda uji
dengan alat lapis
A
5. Menghidupkan mesin
dan menaikkan tekanan
secara berangsur-angsur
A
6. Melakukan
pembebanan hingga
benda uji hancur
7. Mencatat beban
maksismum
• Hasil Percobaan:
Diketahui:
1 KN = 101,972 kgf
1 N = 0,101972 kgf
Akubus = 225 cm2
Perhitungan:
P Kuat tekan ke- X 101,972
Kuat tekan beton = P/A (kg/cm2)
P = Beban maksimum (kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
NO Kuat Tekan Ke- Kubus
1 7 Hari 440 KN
2 14 Hari 465 KN
3 28 Hari 565 KN
4 28 Hari 590 KN
Tujuan Percobaan:
Menganalisa keasaman air yang digunakan untuk
pembuatan beton dengan tujuan untuk mengetahui
keasaman pada air tersebut. pH suatu air berpengaruh
pada pembuatan beton.
Peralatan