Anda di halaman 1dari 12

ARTIKEL TEKNIK SIPIL

Fast Building with High Quality


Jumadino Anperta Rindy

Program Studi Sarjana Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293, Email :
jumadinoanpertarindy@gmail.com

Abstrak

Pembangunan secara cepat dengan kualitas tinggi dapat kerjakan dengan


menggunakan teknologi canggih. Efektifnya tidak memakan banyak waktu
dan dapat di huni dengan cepat. Alat berat akan membantu mempermudah
dan mempercepat waktu pembangunan. Salah satu alat berat yang
mempunyai fungsi tersebut adalah teknologi derek atau crane. Teknologi
Crane dapat mengangkat material berat, memindahkannya secara
horizontal kemudian menurunkanya ke tempat yang telah ditentukan.
Disinilah mobilisasi material proyek itu dapt berjalan dengan bantuan
crane. Tanpa crane pekerjaan bangunan tinggi baik low rise (bangunan
bertingkat sedikit) dan high rise building (bangunan bertingkat banyak)
menjadi sulit dilakukan. Untuk mempercepat proses pembangunan
infrastruktur sekarang banyak menggunakan metodologi teknologi beton
yang dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat khusus atau disebut juga
dengan beton pre-cast atau pra-cetak. Ada juga yang menggunakan bahan
tambah atau admixture , yaitu suatu bahan berupa bubuk atau cairan, yang
ditambahkan ke dalam campuran adukan beton selama pengadukan,
dengan tujuan untuk mengubah sifat adukan atau betonnya.

Kata-kata Kunci : Derek , Beton pra-cetak , Bahan tambah.

Abstract

Rapid development with high quality can be done by using advanced


technology. Effective does not take much time and can be inhabited quickly.
Heavy equipment will help simplify and speed up development time. One of
the heavy equipment that has the function is tower crane. Crane technology
can lift heavy material, move it horizontally and then drop it to a
predetermined place. This is where the project material mobilization can
run with the help of cranes. Without cranes, high rise buildings (low rise
buildings) and high rise buildings are difficult. To speed up the process of

Fast Building with High Quality | 1


infrastructure development now many use the methodology of concrete
technology that is printed first in a special place or also called PreCast.
There is also an additive or admixture, a powder or liquid, added to the
mixture of concrete during stirring, in order to alter the nature of the
mortar or the concrete.

Key Words : Crane, Precast, admixture..

1. Pendahuluan

Pembangunan infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu


roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Keberadaan
infrastruktur yang memadai sangat diperlukan. Sarana dan prasarana fisik,
atau sering disebut dengan infrastuktur, merupakan bagian yang sangat
penting dalam sistem pelayanan masyarakat. Berbagai fasilitas fisik
merupakan hal yang vital guna mendukung berbagai kegiatan
pemerintahan, perekonomian, industri dan kegiatan sosial di masyarakat
dan pemerintahan.

Mulai dari sistem energi, transportasi jalan raya, bangunan-bangunan


perkantoran dan sekolah, hingga telekomunikasi, rumah peribadatan dan
jaringan layanan air bersih, kesemuanya itu memerlukan adanya dukungan
infrastruktur yang handal (Biemo W. Soemardi dan Reini D.
Wirahadikusumah : 2009.

Agar lebih jelas ruang lingkup pembangunan infrastruktur dapat dibagi


menjadi tiga bagian, yaitu :

1.) Pembangunan infrastruktur transportasi perdesaan guna mendukung


peningkatan aksessibilitas masyarakat desa, yaitu: jalan, jembatan,
tambatan perahu;

2.) Pembangunan infrastruktur yang mendukung produksi pertanian, yaitu:


irigasi perdesaan.

3.) Pembangunan infrastruktur yang mendukung pemenuhan kebutuhan


dasar masyarakat, meliputi: penyediaan air minum, sanitasi perdesaan.

Semakin berkembangnya teknologi, semakin banyak inovasi-inovasi baru


dan teknologi-teknologi baru sehingga engineers berlomba-lomba dalam
melakukan pembangunan secara cepat.

Teknologi fabrikasi (pencetakan) lapisan per lapisan (layer) yang disebut


sebagai Contour Crafting, diciptakan oleh Behrokh Khoshnevis. Teknologi

Fast Building with High Quality | 2


tersebut menggunakan derek yang dikendalikan komputer untuk
membangun rumah dengan cepat dan efisien serta secara substansial
mereduksi proses pembangunan manual. ada awalnya, teknologi ini
dipahami sebagai metode untuk membangun cetakan di sektor industri
manufaktur. Namun, Khoshnevis memutuskan mengadaptasi teknologi ini
untuk industri perumahan sebagai cara yang cepat, tepat, dan efisien guna
membangun kembali hunian setelah hancur diterjang bencana alam, seperti
gempa bumi dahsyat yang telah melanda negerinya, Iran, beberapa tahun
lalu. Teknologi ini menggunakan pengaturan serba cepat dengan
perhitungan presisi, material seperti beton dibentuk menjadi dinding lapis
demi lapis hingga kemudian diakhiri pembentukan lantai dan langit-langit
yang ditempatkan sesuai modul dengan menggunakan derek (crane).
Konsep konstruksi ini memungkinkan penyisipan komponen struktural,
pipa, kabel, utilitas, dan bahkan perangkat konsumen seperti sistem
audiovisual ke dalam lapisan tersebut. Teknologi robot, memang bukan hal
baru, karena selama beberapa dekade telah mampu merevolusi industri
mobil, dan digunakan sebagai piranti rumah tangga dalam membersihkan
debu atau bahkan untuk menjelajalah planet Mars. Namun, teknologi robot
untuk keperluan industri perumahan, belum banyak dikembangkan. "Sebuah
rumah tunggal atau kompleks perumahan, masing-masing dengan
kemungkinan desain yang berbeda, dapat secara otomatis dibangun dengan
hanya menanam satu tiang pancang untuk keperluan pembuatan saluran
untuk listrik, pipa dan AC," ujar pengembang situs Contour Crafting.
Aplikasi mesin 3D ini tak hanya memudahkan pekerjaan konstruksi,
melainkan juga hemat ongkos konstruksi. Terlebih untuk pembangunan
rumah-rumah darurat korban bencana.

2. Teknologi Beton Precast


2.1 Beton PreCast
Beton precast atau pracetak adalah teknologi konstruksi struktur beton
dengan komponen-komponen penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada
suatu tempat khusus (off site fabrication), terkadang komponen-komponen
tersebut disusun dan disatukan terlebih dahulu (pre-assembly), dan
selanjutnya dipasang di lokasi (installation), dengan demikian sistem
pracetak ini akan berbeda dengan konstruksi monolit terutama pada aspek
perencanaan yang tergantung atau ditentukan pula oleh metoda pelaksanaan
dari pabrikasi, penyatuan dan pemasangannya, serta ditentukan pula oleh
teknis perilaku sistem pracetak dalam hal cara penyambungan antar
komponen join (Abduh, 2007).
Pelaksanaan bangunan dengan menggunakan metoda beton pracetak
memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal tersebut disebabkan keuntungan
metoda pelaksanaan dengan mengunakan beton pracetak ini akan mencapai

Fast Building with High Quality | 3


hasil yang maksimal jika pada proyek konstruksi tersebut tercapai reduksi
waktu pekerjaan dan reduksi biaya konstruksi. Pada beberapa kasus desain
propertis dengan metoda beton pracetak terjadi kenaikkan biaya material
beton disebabkan analisa propertis material tersebut harus didesain juga
terhadap aspek instalasi, pengangkatan, dan aspek transportasi sehingga
pemilihan dimensi dan kekuatan yang diperlukan menjadi lebih besar
daripada desain propertis dengan metoda cor ditempat. Selain itu pada
proses instalasi elemen beton pracetak memerlukan peralatan yang lebih
banyak dari proses instalasi elemen beton cor ditempat.

2.2 Aplikasi Beton Pre-Cast

Ada beberapa tipe Precast Concrete yang sering digunakan saat ini, yaitu
sebagai berikut :

a. Pelat lantai precast (hollow-core slab)


Produk precast untuk lantai adalah precast hollow core slab. Sistem
precast hollow core slab menggunakan sistem pre-tensioning dimana
kabel prategang ditarikterlebih dahulu pada suatu dudukan khusus yang
telah disiapkan dan kemudian dilakukan pengecoran. Oleh karena itu
pembuatan produk precast ini harus ditempat fabrikasi khusus yang
menyediakan dudukan yang dimaksud. Adanya lubang dibagian tengah
pelat secara efektif mengurangi berat sendirinya tanpa mengurangi
kapasitas lenturnya. Jadi precast ini relatif ringan dibanding solid
slabbahkan karena digunakannya pre- stressing maka kapasitas
dukungngya lebih besar.

Gambar 1. Lantai precast


Keberadaan lubang pada slab tersebut sangat berguna jika diaplikasikan
pada bangunan tinggi karena mengurangi bobot lantai. Bayangkan saja,
untuk solid slab, tebal 120 mm saja maka beratnya adalah sekitar 288
kg/m2 hampir sama dengan berat beban hidup rencana untuk kantor
yaitu300 kg/m2. Padahal kontribusi kekuatan pelat hanya
untukmendukung pembebanan tetap saja (DL + LL). Bahkan karena

Fast Building with High Quality | 4


beratnya tersebut akan menjadi penyumbang utama besarnya gaya
gempa. Jadi jika berat lantai berkurang maka beban gempa rencananya
juga kurang.Dengan demikian penggunaan lantai precast yang ringan
juga mengurangi resiko bahaya gempa.

b. Balok dan Kolom


Elemen balok dapat diproduksi dengan berbagai bentang dan macam
bentuk penampangnya. Penentuan bentuk penampang dari sebuah balok
dipengaruhi oleh system yang akan digunakan, misalnya system
sambungan antara balok dan plat lantai, sambungan balok dengan kolom
Dinding Luar.
Jenis kolom beton yang dapat diproduksi secara pracetak tergantung dari
(a) ketinggian bangunan/jumlah tingkat:
(b) metode erection yang akan digunakan;
(c) kemampuan alat bantu/crane

.
Gambar 2. Balok dan Kolom precast

Kolom pracetak dapat diproduksi tanpa menyambung (kolom setinggi


bangunan yang direncanakan) atau dengan sambungan (dilakukan
penyambungan diantara tinggi bangunan). Untuk bangunan dengan
ketinggian di bawah 30 meter, pengggunaan kolom menerus (tanpa
sambungan) masih dimungkinkan sedangkan yang di atas 30 meter
sebaiknya digunakan kolom dengan sambungan atau tanpa sambungan
dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain (a) kemampuan pabrik untuk
memproduksi; (b) kemampuan alat angkut untuk memindahkan elemen
pracetak dari pabrik ke lokasi proyek; (c) kemampuan alat angkat untuk
meletakkan elemen pracetak pada tempatnya; (d) kemampuan alat
sambung kolom.

Fast Building with High Quality | 5


c. Dinding PreCast

Gambar 3. Dinding precast

d. Komponen Tangga ( Precast Stair )

Gambar 4. Tangga precast


e. Transportasi Jalan Raya ( Road Transportation)
Transportasi jalan raya sangat cocok untuk skala pembangunan dengan
site yang luas sangat tergantung pada persyaratan legal Negara setempat
khususnya dalam persyaratan lebar, ketinggian, panjang dan beban objek
yang diangkut. Desain yang dibuat harus mempertimbangkan keadaan
ini. Apabila komponen tidak memenuhi maka ia membutuhkan biaya
tambahan dalam kesulitan transportasi disamping membutuhkan
pengawalan khusus petugas jalan raya. Panjang maximum unit precast
yang diisyaratkan dalam satu angkutan tidak melebihi 30m. Transportasi
angkutan yang rendah ( biasanya untuk panel dinding dan lantai memiliki
kemampuan angkut 250 ton. Untuk objek angkut panel dinding dan lantai
sangat cocok menggunakan kendaraan yang dilengkapi dengan kerangka
khusus yang dapat mendukung dan melindungi objek angkut. Untuk

Fast Building with High Quality | 6


objek yang panjang dan beban yang lebih besar dapat menggunakan dua
gerobak yang dihubungkan oleh beton precast itu sendiri.
f. Tiang Pancang
Tiang pancang pracetak dimanfaatkan dalam bangunan gedung sebagai
komponen struktur. Bentuk dan dimensinya bevariasi tergantung dari
jenis tanah dan kedalaman lokasi proyek. Tiang pancang ini antara lain
berbentuk segitiga dan bulat. Banyak produsen yang memproduksi
komponen ini mengingat kepraktisan dalam pengaplikasiannya.

Gambar 5. Tiang pancang precast


Keunggulan tiang pancang pracetak adalah:
a. Konsistensi mutu terjamin karena dibuat di pabrik dengan
control kualitas prima.
b. Waktu pemancangan lebih cepat, mudah dan praktis.

3.Teknologi Crane
Crane merupakan alat bantu konstruksi, manukfaktur, dan otomotif yang
berkaitan dengan mobilisasi material atau alat berat pada suatu ketinggian
tertentu. Crane sangat mutlak diperlukan pada proyek pembangunan
berskala besar, mulai dari pekerjaan pondasi, struktur rangka badan, penutup
badan bangunan, struktur atap, sampai tahap finishing dan tahap
maintenance. Crane mempercepat proses pembangunan. Crane adalah salah
satu diantara alat berat (heavy equipment) yang dipakai sebagai alat
pengangkat dalam proyek kontruksi. Crane bekerja dengan mengangkat
material yang bakal dipindahkan, memindahkan dengan cara horizontal, lalu
turunkan material di tempat yang dikehendaki. Alat ini memilki bentuk serta
kekuatan angkat yang besar serta dapat berputar sampai 360 derajat serta
jangkauan sampai beberapa puluh meter.

Fast Building with High Quality | 7


3.1 Jenis-jenis Crane yang digunakan untuk mempercepat
pembangunan infrastruktur dan fungsinya

3.2.1 Crane Crawler

Gambar 6. Crawler crane

Crawler crane adalah alat pengangkat material yang umum dipakai


pada tempat proyek pembangunan dengan jangkaun yang tidaklah
terlalu panjang. Type ini memiliki sisi atas yang bisa bergerak 360
Derajat. Dengan roda crawler jadi crane type ini bisa bergerak di
dalam tempat proyek waktu lakukan pekerjaannya. Ketika crane
bakal dipakai diproyek lain jadi crane diangkut dengan memakai
lowbed trailer. Pengangkutan ini dikerjakan dengan membongkar
boom jadi bagian-bagian untuk memudahkan proses pengangkutan.

3.2.2 Mobile Crane (Truck Crane)

Gambar 7. Mobile crane

Mobile Crane (Truck Crane) yaitu crane yang ada langsung pada
mobile (Truck) hingga bisa dengan gampang dibawa segera pada

Fast Building with High Quality | 8


tempat kerja tanpa ada mesti memakai kendaraan (trailer). Crane ini
mempunyai kaki (pondasi/tiang) yang bisa dipasangkan saat
beroperasi untuk melindungi crane tetaplah seimbang. Truck crane
ini bisa berputar 360 derajat.

3.2.3 Tower Crane

Gambar 8. Tower crane

Tower crane adalah alat yang dipakai untuk mengangkat material


dengan cara vertical serta horizontal kesuatu tempat yang tinggi pada
ruangan gerak yang terbatas. Type crane ini dibagi berdasar pada
langkah crane itu berdiri yakni crane yang bisa berdiri bebas (free
standing crane), crane di atas rel (rail mounted crane), crane yang
ditambatkan pada bangunan (tied-in tower crane) serta crane panjat
(climbing crane).

3.2 Kelebihan Crane

1) Dapat mengangkut barang – barang dengan mudah pada tempat yang


tinggi, sehingga sangat cocok digunakan untuk membantu
pembangunan gedung bertingkat.
2) Dapat mengangkut barang dengan kapasitas yang sangat besar, barang
atau material konstruksi biasanya memiliki bobot yang cukup besar,
sehingga dengan kapsitas tower crane yang mampu mengangkat hingga
1000 Kg ini dapat mempermudah pembangunana gedung.
3) Dapat berputar 360o, beberapa jenis crane memiliki kemamuan lengan
yang berputar hainnga 360o sehinnga mempermudah untuk
memindahkan barang kemanapun sesuai dengan kebutuhan.

Fast Building with High Quality | 9


4) Ukran dan ketinggian tower crane dapat disesuaikan dengan ukuran
bangunan yang akan di bangun, sehingga ssangat fleksibel dan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.

4. Bahan Tambah (admixture)


4.1 Defenisi bahan tambah (admixture)
Bahan tambah (admixture) adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam
campuran beton pada saat atau selama pencampuran beton berlangsung.
Fungsi bahan ini adalah mengubah sifat-sifat beton agar menjadi lebih
cocok untuk pekerjaan tertentu,atau untuk menghemat biaya.
Menurut ASTM C.125-1995:61,”Standard Definition of Terminology
Relating to Concrete and Concrete Agregates”dan dalam ACI SP-
19,”Cement and Concrete Terminology”,admixture didefinisikan sebagai
material selain air,agregat dan semen hidrolik yang dicampur dengan beton
atau mortar yang ditambahkan sebelum atau selama pengadukan
berlangsung. Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat dan
karakteristik dari beton misalnya untuk kemudahan pengerjaan atau untuk
lain yaitu penghematan energi.
Di Indonesia bahan tambah telah banyak digunakan.Bahan tambah yang
digunakan harus memenuhi ketentuan yang diberikan SNI.Untk bahan
nimia,harus memenuhi ASTM C.494,”Standard Specification for Chemical
Admixture for Concrete”.

4.2 Jenis-jenis bahan tambah untuk Beton

Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan
menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical
admixture) dan bahan tambah yang bersifat mineral (additive).
Admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat pelaksanaan
pengecoran (placing), sehingga lebih banyak digunakan untuk memperbaiki
kinerja pelaksanaan. Sedangkan additive bersifat mineral ditambahkan pada
saat pengadukan dilaksanakan, lebih bersifat penyemenan lebih banyak
digunakan untuk memperbaiki kinerja kekuatannya.

5. Kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan teknologi beton


precast, teknologi crane dan bahan tambah.

5.1 Kelebihan
a. Kualitas yang dihasilkan terjamin.
b. Mempercepat proses pembangunan.

Fast Building with High Quality | 10


c. Ramah lingkungan.
d. Tidak memerlukan banyak tenaga kerja.

5.2 Kekurangan
a. Biaya cukup mahal.
b. Banyak tukang pengangguran.
c. Memerlukan keahlian khusus.
d. Ketelitian tingkat tinggi.

6. Kesimpulan

1. Beton precast atau pracetak adalah teknologi konstruksi struktur beton


dengan komponen-komponen penyusun yang dicetak terlebih dahulu
pada suatu tempat khusus (off site fabrication), terkadang komponen-
komponen tersebut disusun dan disatukan terlebih dahulu (pre-
assembly), dan selanjutnya dipasang di lokasi (installation), dengan
demikian sistem pracetak ini akan berbeda dengan konstruksi monolit
terutama pada aspek perencanaan yang tergantung atau ditentukan
pula oleh metoda pelaksanaan dari pabrikasi, penyatuan dan
pemasangannya, serta ditentukan pula oleh teknis perilaku sistem
pracetak dalam hal cara penyambungan antar komponen join.

2. Crane mempercepat proses pembangunan. Crane adalah salah satu


diantara alat berat (heavy equipment) yang dipakai sebagai alat
pengangkat dalam proyek kontruksi. Crane bekerja dengan
mengangkat material yang bakal dipindahkan, memindahkan dengan
cara horizontal, lalu turunkan material di tempat yang dikehendaki.

3. Bahan tambah (admixture) mengubah sifat-sifat beton agar menjadi


lebih cocok untuk pekerjaan tertentu,atau untuk menghemat biaya.

4. Pembangunan infrastruktur dapat dikerjakan secara cepat dengan


menggunakan teknologi beton precast yang dipasang dan disatukan
menggunakan crane.

5. Pembangunan secara cepat dapat dibantu dengan menggunakan bahan


tambah, bahan tambah admixture digunakan untuk memperbaiki
kinerja pelaksanaan sehingga mempercepat proses pengerjaan.
Sedangkan additive digunakan untuk memperbaiki kinerja
kekuatannya.

Fast Building with High Quality | 11


Daftar Pustaka
Yuni, S., 2004, Tinjauan penggunaan Bubuk Kaca Sebagai Bahan Tambah
Terhadap Kuat Tekan Beton, Skripsi S-1, Fakultas Teknik-UKRIM,
tidak dipublikasikan.

Heinz Frick dan Ch. Koesmartadi, 1996. Ilmu Bahan Bangunan, Eksploitasi,
Pembuatan, Penggunaan dan Pembuangan, Seri Konstruksi Arsitektur
9. Penerbit, Yayasan Kanisius, Yogyakarta.

Tjokrodimuljo, Kardiono. 1996. Teknologi Beton, Buku Ajar Jurusan


Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Beer, F. P., Johnston, Jr., E. R., 1996, “Mekanika untuk insinyur: Statika”,
Edisi keempat, Terjemahan The Houw Liong, Nainggolan, H.,
Penerbit Erlangga, Jakarta.

Bhandari, V, 2001, “Introduction to Machine Deisgn”, Tata – McGraw Hill


Publishing Company Ltd., New Delhi.

Popov, E. P., 1989, “Mekanika Teknik”, Edisi kedua, Terjemahan Tanisan,


Z.A., Penerbit Erlangga, Jakarta.

Rudenko, N., 1996, “Mesin Pengangkat”, Edisi kedua, Cetakan ketiga,


Terjemahan Foead, Nazar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hatmoko .,Wibowo .,dkk, (2004). “Manajemen Konstruksi”, Fakultas


Teknik Jurusan Sipil Universitas Diponegoro, Semarang.

Ye, S., dan Tiong, R.L.K., 2000, NPV-at-risk method in infrastructure


project investment evaluation, Journal of Construction Engineering
and Management, 126(3), 227–233.

Asteris, P.G., Giannopoulos, I.P., and Chrysostomou, C.Z. 2012. Modeling


of Infilled Frames with Openings. The Open Construction and
Building Technology Journal 2012, pp.

Abduh, M, (2007). “Inovasi Teknologi dan Sistem Beton Pracetak di Indonesia :


Sebuah Analisa Rantai Nilai:. Seminar dan Pameran HAKI 2007.

Fast Building with High Quality | 12

Anda mungkin juga menyukai