Anda di halaman 1dari 5

Alat Pengukur Curah Hujan

Data-data tinggi hujan atau besarnya curah hujan hanya bisa ditentukan dengan pengukuran langsung
dengan alat pengukur hujan atau juga disebut takaran hujan rain gauge. Dilihat dari cara kerjanya
terdapat 2 jenis yaitu:

1. Alat pengukur/penakar hujan biasa


2. Alat pengukur/penakar hujan automatis (automatic rain-gauge/recorder)

Alat penakar hujan biasa

Pada dasarnya alat ini terdiri dari : corong dengan diameter tertentu (umumnya 8") diperlengkapi
dengan cincin bibir tajam agar ada batas yang tajam antara air yang masuk dalam corong dan yang tidak
diukur, cincin bibir terbuat dari lembaga atau kuningan agar tidak mudah berkarat, dengan adanya pipa
pada corong, diharapkan kemungkinan penguapan dapat di perkecil dan dapat diabaikan dalam
menentukan tinggi hujan. Botol penampung air hujan, penopang corong dan sebuah gelas ukur. Tiap
hari / pagi hari, corong penangkap hujan diangkat, botol diambill dan diganti yang kosong. Air di dalam
botol penampung diukur dengan memakai gelas ukur, untuk mengukur jumlah hujan yang dinyatakan
dalam mm atau (inch) tiap 1 hari atau 24 jam, misalnya h = 15 mm/24 jam. Sebelum pengukuran
dilakukan harus sudah mempunyai data komulatif sebelumnya (hujan kumulatif untuk periode 24 jam).

Sedangkan untuk berbagai keperluan dan analisa dibutuhkan intensitas hujan yang terjadi dalam satuan
waktu tertentu (mm/jam).

Kerugian alat pengukur hujan biasa


Pada hujan lebat, kemungkinan air berada pada tabung luber, sehingga hasil pengukuran tidak
memperlihatkan keadaan sebenarnya.
Sejumlah air (± 1%) tidak merupakan pengaruh hujan, misal proses kohesi.

Intensitas (jumlah hujan/satuan waktu) tidak bisa didapat dengan merata-ratakan jumlah hujan dalam 1
hari/24 jam, karena pada umumnya hujan tidak turun terus-menerus selama 24 jam dan nilai kederasan
serta intensitas penuangan air yang berbeda memberi pengaruh yang berbeda.

Syarat-syarat penempatan alat pengukur hujan biasa (operational hydrologis).


Harus diletakan di tempat yang bebas halangan, supaya tidak ada pengaruh hujan tidak langsung
misalnya : pengaruh air tumbuh-tumbuhan yang terbawa angin. Umumnya 45% terhadap horizontal
tidak ada halangan, atau alat tersebut di tempatkan pada jarak antara 2 sampai 4 x tinggi objek terdekat.
Mulut penakar diletakkan + 120 cm dari permukaan tanah, untuk mencegah adanya air hujan yang
terpantul dan tidak boleh miring, sebab dengan miringnya mulut penakar berarti lebih sedikit air yang
tertampung dan makin tinggi mulut penakar makin banyak koreksi yang harus dilakukan terhadap hasil
pengukuran.

Alat pengukur hujan tidak pernah di etakkan pada tepi atau di atas bukit, apabila masih bisa memilih
lokasi yang datar, pilihan lokasi pada tepi/di atas bukit dapat dilakukan asal di tempat terlindung dari
angin kencang/puyuh.
Harus dipagari, supaya tidak terganggu oleh binatang/manusia. Jarak alat terhadap pagar lebih kurang 2
sampai 4 kali tinggi pagar.
Diusahakan dekat dengan tenaga pengamat.
Syarat-syarat teknis alat harus dipenuhi (harus standard).
Alat Penakar Hujan Automatik

3 (tiga) tipe alat perekam hujan automatis adalah :

1. Weighing bucket rain-gauge


2. Float type rain gauge
3. Tipping bucket rain gauge

Alat perekam hujan ini, dapat dipakai juga untuk menentukan kecepatan atau
kederasan hujan untuk suatu jangka waktu pendek.

Prinsip kerja :

Bucket atau cawan atau tempat penampungan air diletakkan di atas pegas yang dapat bergerak turun
apabila dibebani (air hujan).

Pinsil atau alat tulis dikaitkan pada bucket dan dihubungkan dengan gulungan kertas grafik.

Gulungan kertas grafis dapat selalu berputar dari tenaga baterai/accu.

Bila terjadi hujan, bucket akan bergerak turun karena beban air dan pinsil akan menggores kertas grafis
sehingga membentuk garis gratis turun sesuai dengan tingkat kederasan hujan.

Intensitas hujan adalah perbandingan antara tinggi hujan dengan waktu hujan

Intensitas hujan a = A h / A t ( mm/jam )

Weighing bucket rain gauge

(Type yang sering dipakai)

Pergerakan ember dikarenakan pertambahan


berat akibat air, diteruskan ke pena yang akan
merekam pergerakannya di atas grafik. Silinder
yang dibungkus dengan kertas milimeter blok
berputar sesuai dengan waktu.

Grafik dan silinder ini dikendalikan oleh jam.

Fload type automatic rain gauge


Alat ukur hujan ens sifon, dengan prinsip cara kerja sebagai
berikut :

corong menerima air hujan; kemudian masuk ke tabung di


bawahnya.

pelampung naik, sebagaimana permukaan m.a. naik di


dalam tabung di bawah.

pergerakannya direkam oleh pena dengan bergeraknya


slinder/grafik berikut waktu/jamnya.

untuk membatasi besarnya tabung, maka dipasang pipa isap


(hevel), bila air dalam tabung naik melampaui batas tertentu
(mencapai batas syphon atas), pipa isap akan bekerja
sebagai syphon sehingga air meluap ke luar, maka seluruh air pada tabung terkosongkan.

Tipping bucket type rain-gauge

(Alat pengukur hujan tipe penampung bergerak).

Sesuai dengan fungsinya atas ini dikategorikan menjadi


penampung bagian atas terdiri tabung dan corong.

Penampung bagian bawah dilengkapi dengan penampung


bergerak (tipping bucket), bentuknya simetris, dapat bergerak
pada sumbunya simetris, dapat bergerak pada sumbu horizon.
Apabila sebelah pihak terisi penuh, maka titik berat berubah,
bucket bergerak, air tumpah membawa pihak yang satunya
kepada posisi di bawah corong, dan seterusnya.

Penakar hujan type tipping bucket ini jarang dipakai, karena :


Kesulitan pengukuran laju presipitasi dalam kertas rekaman pada interval pendek selama hujan lebat.
Alat ini harus dikalibrasi (ditera/dikoreksi) terhadap intensitas dengan menggunakan alat penakar biasa.
Hujan yang tertampung cenderung mengandung karat dan kotoran dari poros/sumbunya.
Tidak ada hujan yang tercatat selama bergeraknya penampung.

TUGAS
REKAYASA HIDROLOGI
ALAT UKUR CURAH HUJAN

NAMA : CHRISTIROLD B RIJOLY


NPM : 12122201100019
KELAS :A

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

Anda mungkin juga menyukai