Anda di halaman 1dari 9

Laporan Analisis Gravimetri

LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I
ANALISIS GRAVIMETRI"

NAMA
NIM
KELOMPOK
ASISTEN

: ASTRID INDALIFIANY
: F1F1 10 025
: V ( Lima )
: SARLAN S,Si

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
A. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan jumlah mol air kristal yang
terikat dalam suatu senyawa
B. Dasar Teori
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang
paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis
gravimetri adalah analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan)-nya. Dalam
analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang
dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus
dari senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan mantap (stabil),
sehingga dapat diketahui beratnya tetapnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis

selanjutnya dihitung dari rumus senyawa atau berat atom penyusunnya. Suatu metode
analisis gravimetri didasarkan pada reaksi kimia seperti:
aA + rR AaRr
yang mana sejumlah a analit A akan beraksi dengan sejumlah r pereaksi R membentuk
produk AaRr yang biasanya merupakan suatu senyawa yang sangat sedikit larut dan dapat
ditimbang setelah pengeringan, atau produk tersebut dapat dibakar menjadi senyawa lain
yang komposisinya diketahui untuk kemudian ditimbang. Biasanya reagen atau pereaksi
(R) yang ditambahkan adalah berlebihan untuk menekan kelarutan endapan. Supaya
analisis gravimetri berhasil, maka persyaratan berikut harus dipenuhi, yakni (a) proses
pemisahan analit yang dituju harus berlangsung secara sempurna sehingga banyaknya
analit yang tidak terendapkan secara analitis tidak terdeteksi; (b) zat yang akan ditimbang
harus murni atau mendekati murni dan mempunyai susunan yang pasti. Jika syarat ini
tidak terpenuhi, maka akan menimbulkan kesalahan yang besar (Rohman, 2007).
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsure atau
senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetric meliputi
transformasi unsure atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi
bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Sehingga dapat diketahui massa tetapnya.
Dalam analisa gravimetri perlu ditambahkan suatu reagen spesifik untuk memperoleh
pengendapan yang baik. Dalam hal ini terdapat dua macam reagen spesifik yang
diantaranya adalah reagen organic dan reagen anorganik. Pada reagen anorganik terdapat
beberapa kelebihan yaitu produk yang dihasilkan selalu atau sering menghasilakn warna
yang spesifik, pada pengendapan organic selalu mempunyai berat molekul yang besar dan
zat pengotor pada pengendap organic lebih sedikti dari pada anorganik. Analisis
gravimetri adalah metode analisis kuantitatif untuk mengetahui kadar zat yang telah
diketahui pengotornya dengan cara penimbangan. Hal-hal yang perlu dilakukan dalm
analisis gravimetric adalah pengendapan, penguapan atau pengeringan, pengeringan
dengan listrik dan cara-car fisis yang lain (www.scribd.com).
Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan cara pengendapan, penguapan dan
elektrolisis. Pada metode pengendapan, endapan yang terbentuk harus berukuran lebih
besar dari pada pori-pori alat penyaring (kertas saring), kemudian endapan tersebut
dicuci dengan larutan elektrolit yang mengandung ion sejenis dengan ion endapan. Pada
Metode Penguapan, dapat digunakan untuk menentukan kadar air(hidrat) dalam suatu

senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah. Pada metode elektrolisis, dilakukan
dengan cara mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi endapan logam. Endapan yang
terbentuk selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan beratnya. Cara elektrolisis ini dapat
diberlakukan pada sampel yang diduga mengandung kadar logam terlarut cukup besar
seperti air limbah (forum.um.ac.id). Kinerja Metode Gravimetri antara lain: relatif
lambat; memerlukan sedikit peralatan, yakni neraca dan oven; tidak memerlukan
kalibrasi karena hasil didasarkan pada berat molekul; akurasi 1-2 bagian per seribu;
sensitivitas: analit > 1%; selektivitas tidak terlalu spesifik (blog.unila.ac.id).

1.
2.
3.
4.
5.

C. Alat dan Bahan


Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
oven pemijar
cawan porselin
gegep
eksikator
neraca analitik
Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
NiSO4.XH2O

E. Hasil Pengamatan
a. Data Pengamatan
Alat / Bahan
Cawan Kosong

Nikel
(NiSO4
krus)

(II)
+

Perlakuan
Hasil
Dimasukkan dalam oven selama 15 menit pada1. 36,099 gr
2. 36,097 gr
suhu 1200 C
Dikeluarkan dari oven dan didiamkan selama 1
menit
Dimasukkan dalam eksikator selama 5 menit
Ditimbang
(dilakukan sebanyak 2 kali)
Sulfat Ditimbang 2,5 gr
1. 38,350 gr
0
2. 38,312 gr
cawan Dipanaskan dalam oven pada suhu 120 C selama
15 menit

Dikeluarkan dalam oven dan didiamkan selama 1

menit
Dimasukkan dalam eksikator selama 5 menit
Ditimbang
(dilakukan sebanyak 2 kali)
b. Perhitungan
Berat cawan kosong (a)

Dik :
=
=
= 36,098
= 2,5 gr

Berat sampel(b)

Berat cawan + sampel setelah pemijaran (c) =


=
= 38,331
BM NiSO4
= 154,7
Dit : X.H2O.?????
Peny:
Mol NiSO4. XH2O =

=
=
=
386,75
40,2X
40,2X
X

= 345,45 + 40,2X
= 386,75 - 345,45
= 41,3
=

1,027

3. Reaksi
NiSO4. XH2O NiSO4 + XH2O
NiSO4. H2O NiSO4 + H2O

F. Pembahasan

Gravimetri merupakan cara analisa yang berdasarkan prinsip penimbangan berat


endapan yang telah kering dan diubah dalam bentuk yang semurninya. Proses pemisahan
yang dilakukan dalam percobaan sudah cukup sempurna dan sesuai dengan teori. Suatu
analisis gravimetri dilakukan apabila kadar analit yang terdapat dalam sampel relatif
besar sehingga dapat diendapkan dan ditimbang. Apabila kadar analit dalam sampel
hanya berupa unsur pelarut, maka metode gravimetri tidak mendapat hasil yang teliti.
Sampel yang dapat dianalisis dengan metode gravimetri dapat berupa sampel padat
maupun sampel cair.
Pada praktikum, dilakukan beberapa tahap, yakni pemanasan, pendinginan, dan
penimbangan. Proses tersebut tentunya dilakukan dengan perlakuan yang berbeda.
Awalnya, dilakukan pemanasan, pendinginan, dan penimbangan dari cawan porselin
kosong. Lalu dilakukan pemanasan, pendinginan, dan penimbangan dari cawan porselin
yang berisi bahan NiSO4.XH2O. Hal tersebut dilakukan karena nantinya, untuk
memperoleh nilai X akan dilakukan perhitungan dimana salah satu caranya adalah
dengan mengurangi berat cawan porselen dan sampel yang sudah dipijarkan dengan berat
cawan porselen kosong. Proses tersebut, baik pada porselin kosong maupun pada porselen
yang berisi sampel, diulangi sebanyak dua kali. Sebenarnya, yang harus dilakukan adalah
mengulangi proses tersebut hingga didapatkan berat konstan. Akan tetapi, karena
keterbatasan waktu yang dimiliki, maka proses tersebut hanya dapat diulangi sebanyak
dua kali. Pemanasan dilakukan sebanyak dua kali dengan suhu 120 oC selama 15 menit.
Pendinginan dilakukan selama 5 menit pada eksikator. Penimbangan dilakukan sebanyak
dua kali dan beratnya dapat diperoleh dengan mencari rata-ratanya. Setelah diadakan
penimbangan, terlihat bahwa berat cawan porselen yang berisi sampel setelah pemijaran

mengalami penurunan bila dibandingkan dengan berat cawan porselen tersebut


sebelumnya. Hal itu disebabkan karena setelah pemijaran, H 2O mengalami penguapan.
Setelah proses tersebut dilakukan, maka akan dilakukan perhitungan untuk memperoleh
nilai X, yakni besarnya jumlah mol air kristal yang terikat dalam senyawa NiSO4.

Kelebihan cara analisis gravimetri dibandingkan volumetri adalah bahwa penyusun


yang dicari dapat diketahui pengotornya jika ada; dan bila diperlukan dapat dilakukan
pembetulan (koreksi). Kekurangan atau kejelekan dari metode gravimetri adalah cara ini
sangat memakan waktu (time consuming)
G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa jumlah
mol air kristal yang terikat sebesar 1,027

DAFTAR PUSTAKA

Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.


http://www.scribd.com/doc/18223608/Gravimetri
http://forum.um.ac.id/index.php?topic=23812.0
http://blog.unila.ac.id/widiarto/files/2009/10/gravimetri1.pdf

Contoh Laporan Praktikum ANALISA GRAVIMETRI

2.1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dalam percobaan ini adalah untuk menentukan BaSO 4 dari hasil Ba2+
dan H2SO4.
2.1.2 Latar Belakang
Analisis gravimetri adalah suatu proses isolasi dan pengukuran berat suatu
unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis
gravimetri meliputi transformasi suatu unsur atau radikal ke senyawa murni stabil
yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti.
Pengendapan merupakan teknik yang paling luas penggunaannya untuk
memisahkan analit dari pangganggunya: elektrolisis, ekstraksi pelarut, kromatograf
dan pengatsirian. Endapan yang terbentuk pada analisa gravimetri terutama lebih
besar daripada metode analisa kuantitati yang lain. Endapan yang berukuran besar
akan mempermudah proses penyaringan sehingga tak terjadi kehilangan yang
berarti pada saat endapan dipisahkan.
Dalam teknik kimia, terutama di bidang analisis bahan-bahan kimia metode
analisa gravimetri sangat diperlukan untuk menganalisa bahan-bahan yang tidak
diketahui kandungan senyawa yang terdapat di dalamnya. Mempelajari analisa
gravimetri bagi mahasiswa teknik kimia sangat penting dan diperlukan.

2.2 Dasar Teori


Analisa gravimetri adalah proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau
senyawa itu dipisahkan dari porsi suatu zat yang sedang diselidiki serta telah
ditimbang. Sebagian besar endapan penetapanpenetapan pada proses analisa
gravimetri menyangkut perubahan unsur-unsur atau radikal yang akan ditetapkan
menjadi sebuah senyawa yang murni dan stabil yang dapat dengan mudah dapat
dihitung dari pengetahuan kita tentang rumus atau senyawanya serta bobot atom
unsur-unsur penyusunnya.
(Basset, 1984).

Analisis gravimetri adalah suatu proses isolasi dan pengukuran berat suatu
unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis
gravimetri meliputi transformasi suatu unsur atau radikal ke senyawa murni stabil
yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti.
Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan beart atom unsur
penyusunnya. Pemisahan unsurunsur atau senyawa yang dikandung dilakukan
dengan beberapa cara, seperti: metode pengendapan, metode penguapan, metode
elektrolisis atau berbagai macam metode lainnya. Metode gravimetri memakan
waktu - waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan
bila perlu faktor-faktor koreksi dapat dipergunakan.
(Khopkar, 1990).

Suatu metode analisis gravimetri biasanya didasarkan pada reaksi kimia


seperti :
Aa + Rr

AaRr(1)

dimana a molekul analit, A, bereaksi dengan r molekul reagennya R. Dimana


produknya adalah AaRr, biasanya merupakan suatu substansi yang sedikit larut
yang bisa ditimbang setelah pengeringan, atau yang bisa dibakar menjadi senyawa
lain yang komposisinya diketahui, untuk kemudian ditimbang. Sebagian contoh,
kalsium biasa ditetapkan secara gravimetrik melalui pengendapan kalsium oksalat
dan pembakaran kalsium oksalat menjadi kalsium oksida.

Ca2+ + C2O42- CaC2O4.......(2)


CaC2O4 CaO + CO2 + CO(3)
Biasanya reagen R ditambahkan berlebih untuk menekan kelarutan endapan.
Persyaratan berikut haruslah dipenuhi agar metode gravimetri itu berhasil:
1.

Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang tak
terendapkan secara analisis tak dapat dideteksi (biasanya 0,1 mg atau kurang
dalam menetapkan penyusunan utama dari suatu makro).

2.

Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan hendaknya
murni, atau sangat hampir murni. Bila tidak akan diperoleh hasil yang galat.

Anda mungkin juga menyukai