FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
LAPORAN PRAKTIKUM
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN KELOR (MORINGA
OLEIFERA) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Oleh :
SUMARNI (19.201.002)
RINA HUDIANA (19.201.007)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2022
Bab I
Pendahuluan
yang sesuai. Dalam melakukan ekstraksi, ada beberapa faktor yang harus dikontrol,
yaitu bahan awal, pelarut yang digunakan, dan juga cara atau metode. Ekstraksi
merupakan tahap awal mengisolasi senyawa tertentu dari sampel tumbuhan untuk
(panas atau dingin), destilasi, ataupun cara-cara lain seperti gas superkritis,
ultrasonik, dan elektrik. Salah satu cara yang paling sederhana adalah metode
maserasi yang merupakan bagian dari metode pelarut dingin. Maserasi merupakan
serbuk simplisia dalam cairan penyari. Oleh karena itu mahasiswa juga perlu untuk
mencoba mempratekkan metode ini, karena disamping mudah juga biaya yang
dengan cara cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama
beberapa hari (biasanya 5 hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya).
simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan
penyari.
air etanol campuran etanol-air dan metanol. Bila menggunakan cairan penyaring air,
kedua.
mahasiswa paham dan terampil melakukan ekstraksi Secara Maserasi dan dapat
maserasi.
Adapun prinsip kerja praktikum ini adalah serbuk simplisia direndam dalam
wadah maserasi dengan pelarut yang sesuai selama 3 hari. Dan setiap 24 jam
Tinjauan Pustaka
A. Uraian Tanaman
1. Klasifikasi Tanaman
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledone
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
2. Morfologi Tanaman
berbentuk telur, sebesar ujung jari. Helaian anak daun memiliki warna
hijau sampai hijau kecoklatan, bentuk bundar telur atau bundar telur
terbalik, panjang 1-3 cm, lebar 4 mm sampai 1 cm, ujung daun tumpul,
pangkal daun membulat, tepi daun rata. Kulit akar berasa dan berbau
tajam dan pedas, dari dalam berwarna kuning pucat, bergaris halus,
besar terpisah.
Makassar : Keloro
5. Manfaat Tanaman
Tanaman kelor dapat tumbuh dengan baik pada suhu 25-35oC, tetapi mampu
Metode Kerja
Maserator
Batang pengaduk
Corong
Rotavapor
Elemen pemanas
Pipa kapiler
Botol selai
Corong pisah
Statip
Erlemeyer
Gelas ukur
Buku gambar
Gunting
Vial
Chamber
Tutup chamber
Pipet tetes
Kondensor
Lampu UV
Pensil warna
Penggaris
Etanol 96%
Aquades
Eter
N-Butanol
Silika gel
Kloroform
Metanol
Etil asetat
Heksan
Kain kasa
Kapas
Kertas saring
Tissue
Label
Selotip
B. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Simplisia
c. Diangin-anginkan
e. Diangin-anginkan
2. Pengambilan sampel
3. Ekstraksi cair-cair
4. Pembuatan lempeng
b. 7:3 15 : 6 : 1 Dibersihkan
menggunakan
alkohol
c. Disiapkan eluent :
d. Ditambahkan masing masing 5 ml etanol kedalam hasil ekstraksi
g. Dikeringkan
Bab IV
Pembahasan
ekstrak nabati daun kelor dengan metode maserasi. Metode maserasi merupakan
konsentrasi antara pelarut dengan cairan intrasel (senyawa di dalam sel) salah satu
cara untuk menentukan apakah proses maserasi sudah selesai dan perlu dihentikan
ialah dengan pemberian indikator. Caranya yaitu mengambil sejumlah tertentu dari
maserat lalu ditambahkan pereaksi yang tepat, lalu di amati apakah terjadi
perubahan warna, kekeruhan atau adanya endapan. Bila hasilnya negatif atau
sangat minim berarti zat yang ingin kita ambil dalam maserat sudah habis atau
hampir habis.
mudah dilakukan karena memakai alat yang sederhana, yaitu toples atau bejana
harinya dan rotavapor untuk memekatkan maserat hasil maserasi menjadi ekstrak
yang kental. Metode yang digunakan cukup mudah karena tidak perlu teknik khusus,
cukup rendamkan simplisia dalam sejumlah tertentu etanol 96 % sambil diadok tiap
harinya sampai tiga hari lalu di rotavapor untuk mendapatkan ekstrak yang kental.
Tujuan dari proses ekstraksi ialah yang pertama yaitu untuk mengawetkan,
maksudnya ialah apabila suatu zat disimpan dalam bentuk simplisia kering, nanti
dikhawatirkan akan mudah rusak. Seperti tercemar oleh serangga atau kapang.
Sedangkan apabila dalam bentuk ekstrak. Sediaan akan lebih awet karena tidak
mengandung air. Alasan yang kedua ialah untuk identifikasi Identifikasi yang
dimaksud ialah dengan mengubah simplisia kering menjadi ekstrak dapat lebih
mempersempit lagi kandungan zat aktif dalam suatu ekstrak Misalnya diperkirakan
dalam suatu simplisia kering mengandung kurang lebih 5000 macam senyawa
setelah di proses dalam bentuk ekstrak akan dapat menyusut menjadi kurang lebih
1000 senyawa. Salah satu sebab terjadinya pengurangan ini. Dikarenakan adanya
proses pemisahan yaitu zak aktif pada simplisia kering hanya terlarut pada pelarut
yang cocok
dan direaksikan. Tujuan yang ke tiga ialah dengan sediaan berbentuk ekstrak akan
dapat mudah dibuat menjadi sediaan farmasi lainnya. Contohnya salah ekstrak
belladona yang diambil dari atropa belladon Dengan sediaan berbentuk ekstrak akan
Setelah didapatkan ekstrak yang kental dari daun kelor, tahap selanjutnya
adalah skiring fitokimia. Tujuannya adalah untuk mengetahui berbagai macam zat
yang terkandung dalam daun kelor dengan berbagai macam metode identifikasi.
Bab V
Penutup
A. Kesimpulan
1. Tujuan dari proses ekstraksi ialah untuk meningkatkan konsentrasi zat aktif.
4. Salah satu cara untuk menentukan apakah proses maserasi sudah selesai
warna).
5. Pelarut yang digunakan dalam metode maserasi harus dapat melainkan zat
B. Saran
Daftar Pustaka
Agoes G.2007. Teknologi Bahan Alam 21 38 39 Bandung ITB Press Harbome J.B.
Handayani, P. A., & Nurcahyanti, H. (2014). Ekstraksi minyak atsiri daun zodia
(Evodia suaveolens) dengan metode maserasi dan distilasi air. Jurnal Bahan
Cair-Cair.