Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan : Uji Kadar Gula (Sukrosa) Pada Sampel Minuman


Menggunakan Hand Refraktometer

Nama Praktikan : Anggit Julianingsih Pisu

NIM : 173145453070

Angkatan/Kelas : 2017/17B

Kelompok : III (Tiga)

Rekan Kerja : 1. Anggit Julianingsih Pisu

2. Alfmitha Enjellya

3. Anugrah Yusuf

4. Nur Farah Lusti

5. Nurhikmah Mahdinur

6. Nurul M.Z Djazarie

Dinyatakan telah menyelesaikan laporan individu sebagai syarat untuk


mengikuti praktikum selanjutnya.

Makassar, 30 Januari 2019

Dosen Penanggung Jawab Praktikan

(Sulfiani,S.Si,M.Pd) (Anggit Julianingsih Pisu)


A. JUDUL PERCOBAAN
Uji Kadar Gula (Sukrosa) Pada Sampel Minuman Menggunakan Hand
Refraktometer
B. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui carapemeriksaan kadar gula (sukrosa) pada


sampel minuman kemasan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dan penggunaan alat Refaktometer
C. LANDASAN TEORI

Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang penting
dari medium suatu bahan. Nilai indeks bias ini banyak diperlukan untuk
menginterpretasi suatu jenis data spektroskopi. Indeks bias dari suatu bahan
atau larutan merupakan parameter karakteristik yang sangat penting dan
berkaitan erat dengan parameter-parameter lain seperti temperatur, konsentrasi
dan lain-lain yang sering dipakai dalam optik, kimia dan industri obat-obatan.
Indeks bias juga berperan penting dalam beberapa bidang diantaranya dalam
teknologi film tipis dan fiber optik. Dalam bidang kimia, indeks bias dapat
digunakan untuk mengetahui konsentrasi dan komposisi larutan, untuk
menentukan kemurnian dan kadaluarsa dari oli, untuk menentukan kemurnian
minyak goreng (Hidayanto, 2010).
Indeks bias merupakan salah satu sifat optik yang banyak digunakan untuk
mencirikan keadaan suatu material transparan. Refractive index suatu material
pada suatu panjang gelombang tertentu akan mengalami perubahan bila
komposisi material tersebut mengalami perubahan. Beberapa industri
karenanya menggunakan ukuran refractive index dalam penetapan kualitas
produk solid atau liquid transparannya (Marzuki, 2012).
Dalam bidang industri makanan dan minuman, indeks bias juga dapat
digunakan untuk mengetahui besarnya konsentrasi gula dalam produk
makanan dan minuman, seperti contoh untuk mengetahui kandungan gula
dalam jus buah, kandungan gula dalam kue, dan lain-lain. Indeks bias suatu
larutan dapat diukur dengan menggunakan beberapa metode antara lain
dengan metode interferometri yang meliputi interferometri Mach-Zender,
interferometri Fabry-Perot dan interferometri Michelson. Metode-metode ini
merupakan metode yang sangat akurat untuk mengukur indeks bias. Akan
tetapi metode-metode tersebut mempunyai beberapa kelemahan, antara lain
pengoperasian alat yang cenderung rumit dan membutuhkan waktu yang lama
(Karyoni.2010).
Metode standard dalam pengukuran indeks bias yang paling sederhana
yaitu dengan mengukur sudut pembelokan cahaya yang melewati wadah
berbentuk prisma berisi larutan uji. Meskipun metode ini akurat, namun
membutuhkan ruangan yang cukup besar. Kemudian dikembangkan metode
lain. Umumnya metode interferometri bekerja dengan mengukur jari-jari
cincin interferensinya, namun untuk bisa menghasilkan bayangan cincin-
cincin interferensi (Kitinoja.2009).
Nilai indeks bias diperlukan untuk menginterpretasi suatu jenis data.
Spektroskopi indeks bias dari suatu bahan atau larutan merupakan parameter
karakteristik yang sangat penting dan berkaitan erat dengan parameter-
parameter lain seperti temperatur, konsentrasi dan lain-lain yang digunakan
dalam optik, kimia dan industri obat-obatan. Refraktometer bekerja
menggunakan prinsip pembiasan cahaya ketika melalui suatu larutan. Ketika
cahaya datang dari udara ke dalam larutan maka kecepatannya akan
berkurang. Refraktometer memakai prinsip ini untuk menentukan jumlah zat
terlarut dalam larutan dengan melewatkan cahaya ke dalamnya. Metode
analisis kuantitatif refraktometrik pada berbagai media cair berkembang lebih
pesat dan lebih luas, menggantikan metode yang volumetrik dan gravimetri
yang lebih banyak memakan waktu dan kurang akurat. Refraktometer modern
berbeda-beda antara satu dengan yang lain dalam berbagai aspek jangkauan
pengukuran, tingkat akurasi, metode yang digunakan untuk merekam
pergeseran cahaya, metode pengukuran indeks bias, sifat dari sumber cahaya,
pembuatan perangkat sampling, pengukuran sel dan lain-lain. Indeks bias
mutlak suatu medium adalah rasio dari kecepatan gelombang elektromagnetik
dalam ruang hampa dengan kecepatannya dalam media tersebut. Indeks bias
relatif adalah rasio dari kecepatan cahaya dalam satu medium ke dalam
medium lain yang berdekatan. Refraksi terjadi pada semua jenis gelombang
tetapi umumnya terjadi pada gelombang cahaya. Indeks bias medium memiliki
panjang gelombang yang berbeda-beda. Efek dispersi, memungkinkan prisma
memisahkan cahaya putih menjadi warna penyusunnya. Untuk warna tertentu,
indeks bias medium bergantung pada kerapatan medium, yang juga
merupakan fungsi dari konsentrasi. Nilai indeks bias refraktometer, juga
dikenal sebagai nilai oBrix (BV), adalah konstan untuk suatu zat pada kondisi
suhu dan tekanan standar (Hidayanto, 2010).
Gula adalah zat padat terlarut yang terbanyak terdapat dalam jus buah-
buahan dan karenanya zat padat terlarut dapat digunakan sebagai penafsiran
rasa manis. Sebuah refraktometer tangan dapat digunakan di luar rumah untuk
mengukur % SSC (derajat ekuivaln oBrix untuk larutan gula) dalam sampel
jus buah yang kecil. Suhu akan mempengaruhi pengukuran (meningkat sekitar
0,5% total padatan terlarut atau TPT untuk setiap peningkatan 5oC atau 10oF),
sesuaikan pengukuran dengan suhu ruang. Bersihkan dan standarisasi
refraktometer setiap akan melakukan pengukuran dengan air distilasi
(Tanjung.2013).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini ialah Refraktometer 1 set,
pipet tetes, dan gelas kimia.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini ialah tissue/lap halus,
Aquades, minuman kemasan bermerek Ale-ale.
E. PROSEDUR KERJA
1. Kalibrasi alat hand refraktometer

a. Disiapkan alat hand refraktometer


b. Dibersihkan pada bagian prisma dan day light plate menggunakan
tissue dengan arah ke bawah
c. Diteteskan aquades 1 tetes pada bagian prisma, kemudian menutup
dengan menggunakan day light plate
d. Dibaca skala yang terdapat pada refraktometer ditempat yang
bercahaya hingga muncul garis putih biru yang menunjukkan angka 0%
brix
Cat : Jika baris putih biru kurang 0 atau melebihi dari angka 0, maka dapat
disetel pada bagian knop pengatur skala menggunakan alat pengatur
yang tersedia.

2. Uji kadar sukrosa pada sampel minuman

a. Refraktometer dibersihkan terlebih dahulu dengan tisu ke arah bawah


b. Refraktometer ditetesi dengan aquadest atau larutan NaCl 5% pada
bagian prisma dan day light plate
c. Refraktometer dibersihkan dengan kertas tissue sisa aquadest / NaCl yang
tertinggal
d. Sampel cairan diteteskan pada prisma 1 – 3 tetes
e. Skala kemudian dilihat ditempat yang bercahaya dan dibaca skalanya
f. Kaca dan prisma dibilas dengan aquades / NaCl 5% serta dikeringkan
dengan tisu, dan
g. Refraktometer disimpan di tempat kering

F. HASIL PENGAMATAN
NO Sampel Kadar Sukrosa (%brix)
1 Ale-ale 7,2 %briks

G. PEMBAHASAN
Pengukuran nilai %obrix larutan gula pada sampel minuman kemasan.
Hal pertama yang kami lakukan ialah pada alat refraktometer dikalibrasi
terlebih dahulu ke 0 dengan meneteskan 1 tetes aquades ke permukaan kaca
optik.Lalu di amai sehingga angka %obrixnya menunjukkan 0. Kemudian
cairan aquades tadi dibersihkan menggunakan tisu tanpa menekan permukaan
kaca optik.Larutan gula atau sampel yang kami gunakan diteteskan ke atas
permukaan kaca optik 1 tetes, lalu ditutup agar tidak terkena cahaya dari luar.
Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu penentuan kadar atau
konsentrasi larutan gula didasarkan indeks bias larutan gula dengan
menggunakan alat refraktometer yang mana jika cahaya yang masuk melalui
prisma cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja
dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan
oleh sudut batas antara cairan dan alas digunakan sebagai dasar pengukuran.
Dimana hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah Pada uji gula
(sukrosa) pasa sampel minuman kemasan dengan menggunakan alat
refraktometer yaitu pada sampel ale-ale jeruk sebesar 7,2 % brix..
Menurut keputusan PERMENKES RI Nomor 224/Menkes/2007 batas
kadar sukrosa pada minuman maksimal ialah 30%.
H. KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan pada praktikum yang telah dilaksanakan,
maka disini dapat disimpulkan bahwa pada sampel ale-ale sebesar 7,2 %brix
hal dapat diketahui bahwa sampel minuman tersebut masih layak untuk
dikonsumsi karena kandungan gula sukrosa tersebut masi dalam batas skala
yang normal.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayanto, dkk. 2010. Aplikasi Portable Brix Meter untuk Pengukuran Indeks
Bias. Jurnal Berkala Fisika. Vol. 13.No. 4. Semarang

Karyono dkk.2010. Penyetaraan Nilai Viskositas terhadap Indeks Bias pada Zat
Cair Bening.Jurnal Berkala Fisika. Vol. 13.No. 4. Yogyakarta

Kitinoja, dkk. 2009. Praktik-praktik Penanganan Pascapanen Skala Kecil:


Manual untuk Produk Hortikultura (Edisi ke 4). University of California,
Davis Postharvest Technology Research and Information Center

Marzuki, dkk. 2012. Sensor Fiber Optik dari Bahan Fiber Optik Polimer Untuk
Pengukuran Refracrive Index Larutan Gula. Indonesian Journal of Applied
Physich.Vol. 2.No. 1. Surakarta

Tanjung. 2013. Pengembangan Sensor Larutan Gula Berbasis Absorbsi


Gelombang Evanescent pada Serat Optik. Skripsi. Bogor: FMIPA Institut
Pertanian Bogor
LAMPIRAN

a. Pengkalibrasian alat b. Pembacaan alat

Anda mungkin juga menyukai