2016
Berutu, Rinaldo
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/13245
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISIS DISSOLVED OXYGEN (DO) DAN BIOLOGICAL
OXYGEN DEMAND (BOD) PADA AIR LIMBAH INDUSTRI
MENGGUNAKAN METODE WINKLER
TUGAS AKHIR
OLEH :
RINALDO BERUTU
NIM 132410001
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, kekuatan,
kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini, serta shalawat beriring salam untuk Rasulullah Nabi Muhammad
SAW sebagai contoh tauladan dalam kehidupan.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Analisis Dissolved Oxygen (DO)
Dan Biological Oxygen Demand (BOD) Pada Air Limbah Industri Menggunakan
Metode Winkler”disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara. Tugas Akhir ini disusun berdasarkan apa
yang penulis lakukan pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Laboratoriun Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I
Medan.
1. Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan Tugas
Akhir ini.
3. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku ketua Program
Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Agusmal Dalimunthe, M.S., Apt., selaku Dosen Penasehat
Akademik yang telah memberikan nasehat dan pengarahan kepada penulis
selama melaksanakan pendidikan pada Program Diploma III Analis
Farmasi dan Makanan.
iii
Universitas Sumatera Utara
5. Ibu Rumanti Siahaan, SKM., M.Kes., beserta Staf dan Pegawai Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP)
Kelas I Medan.
6. Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh staf di Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara.
7. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis Andri, Afif, Rahmadi, Wantrio,
Wirda, Nova dan Dila yang telah memberikan semangat, dukungan,
bantuan dan masukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
8. Teman-teman Analis Farmasi dan Makanan stambuk 2013, adik-adik
stambuk 2014 dan yang tidak disebutkan namanya, terima kasih buat
kebersamaan, dukungannya serta masukan dalam penyusunan Tugas Akhir
ini.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya isi dari Tugas Akhir ini masih
terdapat kekurangan dan kelemahan serta masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini dan demi peningkatan
mutu penulisan Tugas Akhir di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis sangat berharap semoga Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca dan semua pihak yang memerlukan.
Rinaldo Berutu
NIM 132410001
iv
Universitas Sumatera Utara
ANALISIS DISSOLVED OXYGEN (DO) DAN BIOLOGICAL OXYGEN
DEMAND (BOD) PADA AIR LIMBAH INDUSTRI MENGGUNAKAN
METODE WINKLER
ABSTRAK
Industri merupakan salah satu kegiatan yang menimbulkan dampak
terhadap lingkungan. Bahan-bahan pencemar yang dikeluarkan oleh industri
tersebut dapat menyebabkan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan, baik
berupa pencemaran air, tanah maupun udara.Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis kadar DO dan BOD air limbah industri kelapa sawit.
Dissolved Oxygen (DO) adalah banyaknya oksigen yang terkandung di
dalam air dan Biological Oxygen Demand (BOD) adalah banyaknya oksigen
dalam ppm atau miligram/liter yang diperlukan untuk menguraikan benda organik
oleh bakteri di dalam air.
Dalam penulisan tugas akhir ini analisis DO pada air limbah industri
kelapa sawit menggunakan DO Meter dan analisis BOD menggunakan metode
Winkler/Iodometri yang dilakukan dengan cara mengukur berkurangnya kadar
oksigen terlarut dalam sampel yang disimpan dalam botol tertutup rapat dan
diinkubasi pada suhu 20oC selama 5 hari.
Dari hasil analisis yang dilakukan pada sampel air limbah industri kelapa
sawit dengan nomor sampel 531/K/AL/15/02/2016 diperoleh nilai DO sebesar
0,300 mg/L dan nilai BOD sebesar 85,95 mg/L, dengan nomor sampel
532/K/AL/15/02/2016 diperoleh nilai DO sebesar 0,160 mg/L dan nilai BOD
sebesar 100,67 mg/L serta dengan nomor sampel 533/K/AL/15/02/2016 diperoleh
nilai DO sebesar 0,160 mg/L dan nilai BOD sebesar 85,95 mg/L. Kadar DO yang
diperoleh menunjukkan bahwa air limbah kelapa sawit mengandung kadar
oksigen terlarut yang sangat rendah dan kadar BOD yang diperoleh menunjukkan
bahwa air limbah industri kelapa sawit tersebut tidak memenuhi persyaratan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Kep-51/MENLH/10/1995 tentang
baku mutu limbah cair industri yaitu 50 mg/L.
Kata Kunci: Air limbah industri kelapa sawit, Dissolved Oxygen (DO), Biological
Oxygen Demand (BOD), Winkler/Iodometri.
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................................ i
ABSTRAK .................................................................................................. v
1.2 Tujuan....................................................................................... 4
1.3 Manfaat..................................................................................... 4
2.1.1Pencemaran Air.............................................................. 5
vi
Universitas Sumatera Utara
2.5 Biological Oxygen Demand (BOD) ...................................... 14
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Perhitungan............................................................................... 27
ix
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
dan teknologi yang demikian pesat selama ini untuk mengejar kesejahteraan hidup
tetapi kandungan bahan organiknya yang tinggi dapat bertindak sebagai sumber
terlarut yang terdapat dalam air. Secara normal, air mengandung kira-kira 8 ppm
kehidupan ikan adalah 5 ppm dan di bawah standar ini akan menyebabkan
kematian ikan dan biota perairan lainnya. Bila oksigen terlarut dalam air habis
sama sekali karena kadar bahan organik yang tinggi, maka akan timbul bau busuk
sebagai jumlah oksigen terlarut yang dikonsumsi atau digunakan oleh kegiatan
1
Universitas Sumatera Utara
kimia atau mikrobiologik, bila suatu contoh air diinkubasi dalam keadaaan gelap
(biasanya 5 hari) pada suhu (200 C). Oleh karena oksigen dibutuhkan untuk
kandungan bahan organik dalam contoh tersebut. Efluen (air buangan) dengan
BOD tinggi dapat menimbulkan masalah polusi bila dibuang langsung kedalam
suatu perairan atau badan air, karena akibat pengambilan oksigen ini akan segera
kematian ikan dan biota perairan lainnya (Jenie dan Rahayu, 1993).
Limbah cair pabrik kelapa sawit (PKS) terdiri atas banyak komponen
penyusun antara lain: seperti lemak, protein dan karbohidrat. Komponen ini dapat
minyak sawit. Tidak semua mikroba dapat mendegradasi limbah cair PKS. Hanya
mikroba-mikroba yang dapat beradaptasi dalam limbah cair PKS yang dapat
analisis Dissolved Oxygen (DO) dan Biological Oxygen Demand (BOD). Analisis
2
Universitas Sumatera Utara
Dissolved Oxygen (DO) penting karena oksigen terlarut digunakan sebagai tanda
derajat pengotoran limbah yang ada, semakin besar oksigen terlarut maka
Demand (BOD) penting karena kadar BOD yang tinggi dapat merusak lingkungan
persyaratan baku mutu uji kualitas air, maka diperlukan serangkaian tahap
tersebut maka penulis memilih judul “Analisis Dissolved Oxygen (DO) Dan
Metode Winkler” karena analisis tersebut sangat penting sebagai parameter uji
kualitas air.
3
Universitas Sumatera Utara
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
4
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi seluruh makhluk hidup
di muka bumi ini. Suatu perairan merupakan ekosistem yang kompleks sekaligus
merupakan habitat dari berbagai jenis makhluk hidup, baik yang berukuran besar
seperti ikan, maupun berbagai jenis makhluk hidup berukuran kecil (mikroba)
(Nugroho, 2006).
energi dan/atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi
Di dalam kegiatan industri dan teknologi, air yang telah digunakan (air
mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas air lingkungan. Jadi air limbah
industri harus mengalami proses daur ulang sehingga dapat digunakan lagi atau
5
Universitas Sumatera Utara
dibuang kembali kelingkungan tanpa menyebabkan pencemaran air lingkungan.
Proses daur ulang air limbah industri atau Water Treatment Recycle Process
adalah salah satu syarat yang harus dimiliki oleh industri yang berwawasan
Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah yang
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari
suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari
lingkungan karena volume limbah kecil dan parameter pencemar yang terdapat di
dalamnya sedikit dengan konsentrasi kecil, karena itu andai kata masuk pun dalam
6
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Sumber Air Limbah
Air limbah dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain (Mulia, 2005):
a. Air limbah rumah tangga terdiri dari tiga fraksi penting yaitu:
3. Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cuci dan kamar
excreta dengan air bilasan toilet disebut sebagai black water. Mikroba patogen
banyak terdapat pada excreta. Excreta ini merupakan cara transport utama bagi
b. Air limbah industri umumnya terjadi sebagai akibat adanya pemakaian air
berikut:
proses industri.
4. Untuk mencuci dan membilas produk dan atau gedung serta instalasi.
7
Universitas Sumatera Utara
masing-masing industri. Oleh sebab itu, dampak yang diakibatkannya juga sangat
Air limbah yang tidak di kelola dengan baiik dapat menimbulkan dampak
buruk bagi makhluk hidup dan lingkungannya. Beberapa dampak buruk tersebut
1. Gangguan kesehatan
penyakit bawaan air (waterborne disease). Selain itu di dalam air limbah
mengkonsumsinya.
Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya: sungai dan
contoh, bahan organik yang terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung
8
Universitas Sumatera Utara
sederhana adalah air limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat
bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat
mempercepat proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (misalnya
pipa saluran air limbah) dan bangunan air kotor lainnya. Dengan cepat
rusaknya air tersebut maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar juga,
diketahui. Parameter tersebut dapat menentukan kualitas dan karakteristik dari air
diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri pada suhu 20oC
biologis (biodegradable).
9
Universitas Sumatera Utara
Menggambarkan jumlah total oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi
Adalah banyaknya oksigen yang terkandung di dalam air dan diukur dalam
satuan miligram per liter. Oksigen terlarut ini digunakan sebagai tanda derajat
d. Kesadahan (hardness)
Adalah gambaran kation logam divalen (valensi 2) yang terdapat dalam air.
e. Settleable Solid
Adalah lumpur yang mengendap dengan sendirinya pada kondisi yang tenang
Adalah jumlah berat dalam mg/L kering lumpur yang ada di dalam air limbah
Suspended solid (material tersuspensi) dapat dibagi menjadi zat padat dan
koloid. Selain suspended solid ada juga istilah dissolved solid (padatan
terlarut).
10
Universitas Sumatera Utara
Adalah jumlah TSS yang berasal dari bak pengendap lumpur aktif setelah
Adalah kandungan organic matter yang terdapat dalam MLSS. Didapat dari
MLVSS.
i. Kekeruhan (turbidity)
mengukur keadaan air sungai, kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda
tiga tahap yaitu proses pengolahan primer, sekunder dan tersier (Sunu, 2001):
a. Pengolahan Primer
terdiri dari tahap-tahap untuk memisahkan air dari limbah padatan dengan
b. Pengolahan sekunder
dasarnya terdapat dua macam sistem yaitu penyaring trikel dan lumpur
aktif. Penerapan yang efisien baik sistem penyaring trikel maupun sistem
11
Universitas Sumatera Utara
lumpur aktif sangat efektif untuk menghilangkan sebagian besar padatan
c. Pengolahan Tersier
nilai BOD air dan menghilangkan bakteri yang berbahaya, akan tetapi
Limbah cair pabrik kelapa sawit (PKS) terdiri atas banyak komponen
penyusun antara lain: seperti lemak, protein dan karbohidrat. Komponen ini dapat
minyak sawit. Tidak semua mikroba dapat mendegradasi limbah cair PKS. Hanya
mikroba-mikroba yang dapat beradaptasi dalam limbah cair PKS yang dapat
12
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Karakteristik Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
dan tannin ataupun turunan alkaloid lainnya seperti karotin. Padatan terlarut
melayang dan juga mengemulsi serta bahan-bahan organik lainnya yang terurai
penting karena nilai oksigen terlarut dapat menunjukkan tingkat pencemaran atau
tingkat pengolahan air limbah. Oksigen terlarut ini akan menentukan kesesuaian
suatu jenis air sebagai sumber kehidupan biota flora dan fauna di suatu daerah
(Sunu, 2001).
lebih merata dibandingkan dengan perairan tergenang. Hal ini disebabkan oleh
dari udara ke air. Oksigen terlarut dalam air pada umumnya berasal dari difusi
oksigen udara melalui permukaan air, aliran air, air hujan dan hasil fotosintesis
penurunan kadar oksigen terlarut di dalam air merupakan indikasi kuat adanya
13
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan hidup bagi makhluk yang tinggal di air, baik tanaman maupun
kecilnya sisa oksigen terlarut, maka berarti kandungan bahan-bahan buangan yang
biokimia adalah proses yang lambat. Dalam waktu 20 hari, oksidasi bahan organik
dalam penentuan BOD. Bisa saja BOD ditentukan dengan menggunakan waktu
inkubasi yang berbeda, asalkan dengan menyebutkan lama waktu tersebut dalam
nilai yang dilaporkan (misal BOD7, BOD10) agar tidak salah dalam interpretasi
inkubator. hasil yang berbeda akan diperoleh pada temperatur yang berbeda
karena tingkat reaksi biologis yang bergantung pada suhu (Metcalf dan Eddy,
1979).
14
Universitas Sumatera Utara
Uji BOD mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya (Kristanto, 2013):
1. Dalam uji BOD ikut terhitung oksigen yang dikonsumsi oleh bahan-bahan
demand.
2. Uji BOD membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu lima hari.
3. Uji BOD yang dilakukan selama lima hari masih belum dapat menunjukkan
sekarang. Hal ini karena beberapa alasan, terutama dalam hubungannya dengan
Analisis titrimetrik merupakan salah satu bagian utama kimia analisis dan
Suatu metode titrimetrik untuk analisis didasarkan pada suatu reaksi kimia
seperti:
15
Universitas Sumatera Utara
aA + tT produk
biasanya dari dalam buret, dalam bentuk larutan yang konsentrasinya diketahhui.
Larutan kedua ini disebut larutan standar dan konsentrasinya ditetapkan oleh suatu
dimasukkan sejumlah T yang secara kimia setara dengan A. Maka dikatakan telah
tercpai titik ekuivalensi dari titrasi itu. Untuk mengetahui kapan penambahan
titran itu harus dihentikan ahli kimia itu dapat menggunakan suatu zat, yang
perubahan warna. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat tepat pada titik
ekuivalensi. Titik dalam titrasi pada saat indikator berubah warna disebut titik
akhir. Tentu saja diinginkan agar titik akhir sedekat mungkin ke titik ekuivalensi.
Dengan memilih indikator untuk mengimpitkan kedua titik itu (atau mengkoreksi
selisih antara keduanya) merupakan salah satu aspek yang penting dari analisis
bukannya titrimetri. Tetapi dari titik pandangan yang teliti, lebih disukai istilah
titrimetri karena pengukuran volume tidaklah terbatas pada titrasi. (Day dan
Underwood, 1986).
antara zat pengoksidasi dan zat pereduksi. Zat pengoksidasi dititrasi dengan
larutan baku zat pereduksi kuat, misalnya Na2S2O3, TiCl3, asam askorbat.
Sebaliknya, zat pereduksi dititrasi dengan larutan baku zat pengoksidasi kuat,
16
Universitas Sumatera Utara
misalnya KMnO4, KBrO3, K2Cr2O7. Titik akhir titrasi ditentukan dengan indikator
CuSO4 5H2O. Pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan
kalium iodida berlebihan dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi
dengan larutan baku natrium tiosulfat. Banyaknya volume natrium tiosulfat yang
digunakan sebagai titran setara dengan iodium yang dihasilkan dan setara dengan
Metode titrasi dengan cara Winkler secara umum banyak digunakan untuk
iodometri. Sampel yang akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2
dan Na0H - KI, sehingga akan terjadi endapan MnO2. Dengan menambahkan H2SO4
atau HCl maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan
molekul iodium (I2) yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan
ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan
17
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat
3.2 Alat
Alat-alat yang digunakan adalah Aerator, Beaker gelas, Bola hisap, Botol
winkler 300 mL, Buret 25 mL, Erlenmeyer 250 mL, DO Meter, Gelas ukur 100
3.3 Bahan
3.3.1 Sampel
sampel 531/K/AL/15/02/2016.
sampel 532/K/AL/15/02/2016.
sampel 533/K/AL/15/02/2016.
18
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Pereaksi
Pereaksi yang digunakan adalah Air suling, Amilum, Asam sulfat pekat,
larutan Kalsium Klorida (CaCl), Larutan Besi (III) klorida (FeCl3), Larutan H2SO4
1) Dihidupkan alat DO meter yang sudah dibilas dengan akuades dan sampel
2. Siapkan air pengencer, dimana untuk setiap satu liter air suling
19
Universitas Sumatera Utara
1 mL FeCl3. Campuran tersebut diaerasi dengan aerator selama 30 menit,
tutup.
300 ml (hati-hati, jangan sampai terjadi aerasi). Satu botol untuk inkubasi
selama 5 hari pada 20°C, satu botol lagi untuk ditentukan DO nol hari.
winkler 300 mL, 1 botol untuk inkubasi selama 5 hari pada 20°C, 1 botol
larut sempurna.
9. Titrasi kembali dengan Na2S2O3 0,025 N sampai warna biru tepat hilang.
20
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan :
I. Rumus Perhitungan DO
Keterangan: V = mL Na2S2O3
N = N Na2S2O3
F = Faktor (volume botol dibagai volume botol dikurangi volume
pereaksi MnSO4 dan alkali iodida azida)
- DO sampel(0) : a mg/L
- DO larutan pengencer(0) : b mg/L
- DO sampel(5) : c mg/L
- DO larutan pengencer(5) : d mg/L
–
Koreksi volume pengencer =
21
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
4.1 Hasil
air limbah industri kelapa sawit dengan menggunakan alat DO Meter dengan
Tabel 4.1 Hasil pengujian oksigen terlarut (DO) air limbah industri kelapa sawit
menggunakan alat DO Meter.
22
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Hasil pengujian Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) air limbah
industri kelapa sawit menggunakan metode Winkler (Iodometri).
4.2 Pembahasan
industri kelapa sawit dengan parameter Dissolved Oxygen (DO) dan parameter
Biological Oxygen Demand (BOD) pada sampel air limbah industri kelapa sawit
mg/L dan BOD sebesar 85,95 mg/L, pada sampel air limbah industri kelapa sawit
mg/L dan BOD sebesar 100,67 mg/L serta pada sampel air limbah industri kelapa
0,160 mg/L dan BOD 85,95 mg/L (Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran
dibandingkan dengan standar minimum oksigen terlarut untuk kehidupan ikan dan
biota perairan lainnya yaitu 5 mg/L. Kadar Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
yang diperoleh menunjukkan bahwa air limbah industri kelapa sawit tersebut tidak
23
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil analisis DO dan BOD tesebut dapat dinyatakan bahwa air
limbah industri kelapa sawit tidak layak untuk dibuang begitu saja ke air badan air
(air permukaan) tanpa ada pengolahan air limbah terlebih dahulu. Limbah cair
yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan pencemaran terhadap sumber
24
Universitas Sumatera Utara
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel air limbah industri kelapa
Oxygen Demand (BOD) pada sampel air limbah industri kelapa sawit
0,30 mg/L dan BOD sebesar 85,95 mg/L, dengan nomor sampel
mg/L.
5.2 Saran
harus memiliki Instalasi Pengolahan Limbah yang baik. Sehingga air limbah yang
dikeluarkan tidak melebihi standar baku mutu yang yang telah ditetapkan oleh
25
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A., dan Underwood, A.L. (1986). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga. Halaman 49-50.
Kristanto, P. (2013). Ekologi Industri. Edisi Kedua. Yokyakarta: CV. Andi Offset.
Halaman 133.
Salmin. (2005). Oksigen Terlarut (DO) Dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan.
Jakarta: LIPI. Halaman 23.
26
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Perhitungan
Keterangan: V = mL Na2S2O3
N = N Na2S2O3
F = Faktor (volume botol dibagai volume botol dikurangi nvolume
pereaksi MnSo4 dan alkali iodida azida) =
DO (0) =
DO (5) =
DO (0) =
DO (5) =
DO (0) =
DO (5) =
4. Larutan Pengencer
DO (0) =
1
Universitas Sumatera Utara
DO (5) =
- DO sampel(0) : a mg/L
- DO larutan pengencer(0) : b mg/L
- DO sampel(5) : c mg/L
- DO larutan pengencer(5) : d mg/L
–
Koreksi volume pengencer =
Tabel Pengenceran :
1 8-9 1 kali
2
Universitas Sumatera Utara
1. No. sampel : 531/K/AL/15/02/2016
DO segera : 0,300 mg/L jadi sampel harus diencerkan 25 kali (dilihat berdasarkan
tabel pengenceran dari DO segera)
Volume Sampel = = 12 ml
–
Koreksi volume pengencer = = 0,96
= 0,3868 mg/L
= 85,95 mg/L
Volume Sampel = = 12 ml
–
Koreksi volume pengencer = = 0,96
3
Universitas Sumatera Utara
= 0,3868 mg/L
= 100,675 mg/L
Volume Sampel = = 12 ml
–
Koreksi volume pengencer = = 0,96
= 0,3868 mg/L
= 85,95 mg/L
4
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Baku Mutu Air Limbah Industri
1 Suhu C 38
2 TDS mg/L 2000
3 TSS mg/L 200
4 pH - 6–9
5 Fe mg/L 5
6 Mn mg/L 2
7 Zn mg/L 5
8 Cd mg/L 0,05
9 Pb mg/L 0,1
10 Hg mg/L 0,002
11 As mg/L 0,1
12 Sc mg/L 0,05
13 Ni mg/L 0,2
14 Co mg/L 0,4
15 Ba mg/L 2
16 Cu mg/L 2
17 Krom Valensi 6 mg/L 0,1
18 Sianida mg/L 0,05
19 Sulfida mg/L 0,05
20 Fluorida mg/L 2
21 Klor Bebas mg/L 1
22 Amonia Bebas mg/L 1
23 Nitrat mg/L 20
24 Nitrit mg/L 1
25 BOD mg/L 50
26 COD mg/L 100
Sumber: Kep-51/MENLH/10/1995
5
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gambar Sampel
6
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Gambar Alat DO Meter dan Hasil
7
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Gambar Larutan Pengencer
8
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Gambar Bahan dan Alat Titrasi Iodometri
Gambar 13. Buret untuk titrasi Gambar 14. Proses titrasi sampel
menggunakan metode iodometri
9
Universitas Sumatera Utara