TUGAS AKHIR
OLEH:
ESKADOANY SINAGA
NIM 132410009
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Tugas Akhir (TA) dengan judul ”Penetapan Kadar Klorida pada Air Minum Isi
Akhir (TA) ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan
dukungan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan Tugas
Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt., selaku Wakil Dekan I Fakultas
Program Studi D-3 Analis Farmasi dan Makanan yang telah mengajari
ini.
4. Ibu Dra. Lely Sary Lubis, M.Si,. Apt., selaku Dosen Pembimbing yang
iii
Universitas Sumatera Utara
5. Ibu Dr. Anayanti Arianto, M.Si., Apt., selaku Dosen Penasehat
Ade, Dahlan, Evelin, Liluk, Niong serta kelompok PKL penulis yaitu
selama kuliah.
Ester dan Moni dan secara khusus kepada Abang Soezono Eben Ezer Sumbayak
yang telah memberikan banyak bantuan dan dukungan serta memberikan motivasi
kepada penulis sehingga penulisan Tugas Akhir (TA) ini dapat diselesaikan.
Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yaitu
Drs. Ramly Sinaga dan Asna Deriah Purba, S.Pd., yang telah memberikan
dukungan baik secara material maupun moril kepada penulis dengan penuh kasih
iv
Universitas Sumatera Utara
untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik
Penulis,
Eskadoany Sinaga
NIM 132410009
v
Universitas Sumatera Utara
PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR MINUM ISI
ULANG DENGAN METODE ARGENTOMETRI
(METODE MOHR)
ABSTRAK
Klorida dalam bentuk ion Cl- adalah anion anorganik yang banyak terdapat
dalam air. Adanya klorida yang berlebihan dalam air minum dapat menyebabkan
gangguan pada sifat fisis air, gangguan pipa logam, dan gangguan kesehatan.
Tujuan pemeriksaan klorida ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar kadar klorida yang terkandung dalam air minum isi ulang yang diuji di
Laboratorium Kesehatan Daerah Medan sesuai persyaratan air minum yang
diperbolehkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
492/MENKES/PER/IV/ 2010. Kadar klorida dalam air minum isi ulang ditetapkan
dengan metode Argentometri Mohr yaitu dengan menggunakan larutan standar
AgNO3 dan indikator K2CrO4. Titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya
endapan warna merah bata dari Ag2CrO4.
Kadar klorida (Cl) pada air minum isi ulang yang diuji di Laboratorium
Kesehatan Daerah Medan yang diperiksa, diperoleh kadar klorida (Cl) dengan
kode masing-masing sampel 0307 dengan kadar 4,86 mg/L, kode sampel 0308
dengan kadar 11,61 mg/L, dan kode sampel 0316 dengan kadar 6,40 mg/L. Dari
hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa air minum isi ulang tersebut layak
digunakan sebagai air minum karena kadar klorida yang diijinkan untuk
pengolahan air minum secara konvensional berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 adalah lebih kecil atau sama
dengan 250 mg/L.
vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL i
ABSTRAK ................................................................................................ vi
1.2 Tujuan..................................................................................... 3
1.3 Manfaat................................................................................... 3
vii
Universitas Sumatera Utara
2.4.1 Prinsip Dasar Titrasi Argentometri ............................. 15
4.2 Pembahasan........................................................................... 21
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
x
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan zat kehidupan. Tidak satu pun yang berada di planet bumi
ini, yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel hidup, baik pada tumbuh-
sejumlah air, yaitu lebih dari 75% kandungan sel tumbuh-tumbuhan atau lebih
dari 67% kandungan sel hewan terdiri dari air (Suriawiria, 2005).
hidup hanya beberapa hari saja. Air merupakan bahan pelarut di dalam tubuh dan
membantu dalam pelembutan makanan. Suhu tubuh secara tidak langsung diatur
oleh air dengan cara penyerapan melalui paru-paru dan keringat melalui kulit
(Gabriel, 2001).
Pada umumnya kebutuhan air untuk diminum setiap harinya adalah sekitar
2 liter (bagi orang dewasa). Sedangkan setiap individu memerlukan air sekitar 60
liter/hari untuk segala keperluannya untuk minum, cuci dan sebagainya (Gabriel,
2001).
Namun saat ini air telah menjadi masalah yang perlu mendapatkan
perhatian yang seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai
dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena sudah banyak
air yang tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik
dalam limbah kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan
1
Universitas Sumatera Utara
Salah satu senyawa yang terkandung dalam limbah yaitu klorida.
Tergolong dalam unsur halogen, yang merupakan gas berwarna kuning kehijauan
dan dapat bersenyawa dengan hampir semua unsur. Ion klorida adalah anion yang
dominan di perairan laut. Unsur klor dalam air terdapat dalam bentuk ion klorida
(Cl-). Ion klorida adalah salah satu anion anorganik utama yang ditemukan di
perairan alami dalam jumlah lebih banyak daripada anion halogen lainnya.
Klorida biasanya terdapat dalam bentuk senyawa natrium klorida (NaCl), kalium
bentuk gas dapat mengiritasi lapisan lendir dan dalam bentuk cair bisa membakar
yang klasik untuk analisis kadar klorida dengan menggunakan AgNO3 sebagai
mudah dan cepat, memiliki ketelitian dan keakuratan yang cukup tinggi dan dapat
Berdasarkan hal di atas, dilakukan penelitian pada sampel air minum isi
penulis memilih judul tentang “Penetapan Kadar Klorida pada Air Minum Isi
2
Universitas Sumatera Utara
1.2 Tujuan
Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kadar klorida (Cl-) yang
terkandung dalam air minum isi ulang di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah
1.3 Manfaat
Manfaat tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kadar klorida (Cl-) yang
terkandung dalam air minum isi ulang di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah
Provinsi Sumatera Utara memenuhi persyaratan baku mutu atau tidak sehingga
3
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi
(zat padat, air, dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan
sisanya (30%) berupa daratan (dilihat dari permukaan bumi). Udara mengandung
zat cair (uap air) sebanyak 15% dari tekanan atmosfer (Gabriel, 2001).
Air dapat berwujud padatan (es), cairan, dan gas (uap air). Dimana air
merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam
ketiga wujudnya tersebut. Air adalah substansi kimia dengan rumus H2O yang
memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia sehingga air sering
Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air
minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh mausia
itu sendiri. Menurut Notoadmojo (2003), sekitar 55-60% berat badan orang
dewasa terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%
(Mulia, 2005).
4
Universitas Sumatera Utara
Golongan A :Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung
peternakan
Menurut definisi di atas, bila sumber air yang termasuk dalam golongan B
(air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum) mengalami pencemaran
yang berasal dari air limbah suatu industri sehingga tidak dapat lagi dimanfaatkan
untuk air baku air minum, maka dikatakan sumber air tersebut telah tercemar.
Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah
sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam
tubuh manusia itu sendiri. Sumber air minum dapat berasal dari air permukaan
(surface water), air tanah (ground water), dan air hujan. Termasuk air permukaan
adalah air sungai dan air danau, sedangkan air tanah dapat berupa air sumur
Air minum merupakan air yang dapat diminum langsung tanpa dimasak
terlebih dahulu. Sedangkan air bersih merupakan air yang digunakan keperluan
terlebih dahulu.Air yang dapat diminum dapat diartikan sebagai air yang bebas
dari bakteri yang berbahaya dan ketidakmurnian secara kimiawi. Air minum harus
5
Universitas Sumatera Utara
bersih dan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau, dan tidak mengandung bahan
didistribusikan pada pelanggan. Karena air baku belum tentu memenuhi standar,
maka perlu dilakukan pengolahan agar memenuhi standar air minum. Air minum
yang ideal harus jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau dan tidak
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan air minum adalah produksi air
minum isi ulang yang pada saat ini telah berkembang pesat di seluruh daerah di
kemasan. Depot Air Minum adalah usaha industri yang melakukan proses
pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen.
Air baku yang digunakan Depot Air Minum harus memenuhi standar mutu dan
mencari alternatif lain guna memenuhi kebutuhan akan air minum salah satunya
dengan air minum isi ulang. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas air
minum isi ulang yaitu hygiene dan sanitasi depot, sarana pengolahan, dan proses
pengolahan air minum isi ulang. Proses pengolahan air minum isi ulang yang saat
6
Universitas Sumatera Utara
ini dilakukan diberbagai depot yang ada di masyarakat yaitu proses ozonisasi,
Proses pengolahan air pada depot air minum pada prinsipnya adalah filtrasi
langsung terhadap keadaan air dari keadaan yang normal menjadi keadaan air
kehidupan makhluk hidup. Kehadiran bahan pencemar di dalam air dalam jumlah
2007).
untuk industri, dan sebagainya. Beberapa indikator terhadap pencemaran air dapat
diamati dengan melihat perubahan keadaan air dari keadaan yang normal,
diantaranya:
hidrogen
7
Universitas Sumatera Utara
3. Timbulnya endapan, koloida dari bahan terlarut
lingkungan global, dan sangat berhubungan dengan udara serta penggunaan lahan
tanah dan daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh kebumi bersama air hujan,
maka air tersebut sudah tercemar. Beberapa jenis bahan kimia untuk pupuk dan
pestisida pada lahan pertanian akan terbawa air kedaerah sekitarnya sehingga
yang kurang baik dapat menyebabkan erosi sehingga air permukaan tercemar
Tetapi dilain pihak nitrat dan fosfat dapat mencemari sungai, danau dan
Bahan kimia anorganik seperti asam, garam, dan bahan toksik logam
seperti Pb, Cd, Hg dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan air tidak
seperti ikan dan organisme lainnya, pencemaran bahan tersebut juga dapat
8
Universitas Sumatera Utara
menurunkan produksi tanaman pangan dan merusak peralatan yang dilalui
Bahan partikel yang tidak larut seperti pasir, lumpur,, tanah, dan bahan
kimia organik dan anorganik menjadi bentuk bahan tersuspensi dalam air,
Akan tetapi, kandungan sedimen yang terlarut pada hampir semua sungai
didalam air.
e) Substansi Radioaktif
dari isotop tersebut dapat menyebabkan mutasi DNA pada makhluk hidup
genetik (Darmono,2001).
Menurut Gabriel (2001), akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air adalah :
9
Universitas Sumatera Utara
b. Pendangkalan dasar perairan
Maka air yang sudah tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi
hal yaitu :
Air yang sudah tercemar tidak dapat dimanfaatkan lagi untuk berbagai
komponen dan dapat menimbulkan kerugian yang lebih jauh lagi yaitu
(Cd), Tembaga (Cu), Timbal (Pb), Merkur (Hg) dan beberapa logam
10
Universitas Sumatera Utara
pankreas dan kelenjar gondok yang jika sudah lama akan bersifat kronis
Air siap minum/ air minum adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik,
maksimum meliputi sejumlah zat kimia, kekeruhan dan bakteri koliform yang
diperkenankan dalam batas-batas aman. Lebih jelas, bahwa air minum yang
standar air minum yang berlaku dapat dilihat pada Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 492/ MENKES/ PER/ IX/ 1990 yaitu persyaratan air minum dapat ditinjau
1. Parameter Fisika
tersebut. Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan
jumlah zat padat terlarut (TDS). Air yang baik idealnya tidak berbau,
harus jernih (air yang keruh mengandung partikel padat tersuspensi yang
11
Universitas Sumatera Utara
berbahaya bagi kesehatan), tidak memiliki rasa serta air minum yang baik
tidak boleh memiliki perbedaan suhu yang mencolok dengan udara sekitar
(diameter <10-6 ) dan koloid (diameter 10-6 – 10-3 mm) yang berupa
2. Parameter Kimiawi
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan
oleh zat-zat kimia ataupun mineral, terutama oleh zat-zat ataupun mineral
menjadi kimia anorganik dan kimia organik. Dalam standard air minum di
Indonesia zat kimia anorganik dapat berupa logam, zat reaktif, zat-zat
berbahaya dan beracun serta derajat keasaman (pH). Sedangkan zat kimia
3. Parameter Mikrobiologi
12
Universitas Sumatera Utara
koliform yang berasal dari tinja manusia atau hewan berdarah panas
4. Parameter Radioaktivitas
kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat berupa kematian dan
dan sinar Gamma dapat menembus kulit sangat dalam. Kerusakan yang
oleh karena itu bahan radioaktif tidak diperbolehkan dalam air minum
(Mulia, 2005).
2.3 Klorida
Klorida (Cl) adalah salah satu senyawa umum yang terdapat pada perairan
membentuk ion. Kation dari garam-garam klorida dalam air terdapat dalam
keadaan mudah larut. Ion klorida secara umum tidak membentuk senyawa
kompleks yang kuat dengan ion-ion logam. Ion ini juga tidak dapat dioksidasi
dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik. Tetapi kelebihan garam klorida
dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Oleh karena itu sangat penting
13
Universitas Sumatera Utara
Klorida banyak dijumpai dalam pabrik industri kaustik soda. Bahan ini
merupakan zat terlarut dan tidak menyerap. Sebagai klor bebas berfungsi sebagai
desinfektan, tapi dalam bentuk ion yang bersenyawa dengan ion natrium
menyebabkan air menjadi asin dan merusak pipa-pipa instalasi (Sutrisno, 2007).
No. 492 tahun 2010 yang diperbolehkan dalam air minum adalah 250 mg/L.
Kadar yang berlebihan menyebabkan air asin rasanya. Rasa asin akan bertambah
akibat adanya limbah yang mencemari air. Namun kadar klorida dalam
minum. Dalam jumlah banyak klorida akan menimbulkan rasa asin, korosi pada
pipa sistem penyediaan air minum. Sebagai desinfektan, residu klor di dalam
penyediaan air sengaja dilakukan, tetapi klor ini dapat terikat pada senyawa
negara maju sekarang ini, kloronisasi sebagai proses desinfeksi tidak lagi
perak. Jadi, Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
14
Universitas Sumatera Utara
endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah
dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3).
Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion
Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat
yang hendak ditentukan kadarnya diendapkan oleh larutan baku AgNO3. Zat
tersebut misalnya garam-garam halogenida (Cl, Br, I), sianida (CN), tiosianida
bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan
K2CrO4 sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini harus dilakukan dalam suasana
netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5-9,0. Dalam suasana asam, perak kromat
larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan
Cara yang mudah untuk membuat larutan netral dari larutan yang asam
larutan yang alkalis, diasamkan dulu dengan asam asetat kemudian ditambah
a. Bromida dan klorida kadarnya dapat ditentukan dengan metode Mohr akan
tetapi untuk iodida dan tiosianat tidak memberikan hasil yang memuaskan,
15
Universitas Sumatera Utara
karena endapan perak iodida atau perak tiosianat akan mengadsorpsi ion
b. Adanya ion-ion seperti sulfida, fosfat dan arsenat juga akan mengendap.
c. Titik akhir titrasi kurang jelas jika menggunakan larutan yang encer.
hasil yang rendah sehingga penggojongan yang kuat mendekati titik akhir
biru akan hilang pada saat titik akhir dan warna putih-kuning dari endapan
asam nitrat, dengan menggunakan ion besi (III) untuk meneliti ion tiosianat
berlebih. Cara ini dapat dipergunakan untuk cara titrasi langsung dari perak dari
larutan tiosianat standar atau untuk titrasi tak langsung dari ion klorida. Pada
keadaan terakhir ini perak nitrat berlebih ditambahkan dan kelebihannya dititrasi
dengan tiosianat standad. Anion-anion yang lain seperti bromide dan iodida dapat
ditentukan dengan prosedur yang sama. Cara volhard secara luas digunakan untuk
perak dan klorida karena kenyataan bahwa titrasi ini dapat dilakukan dalam
Pada metode ini digunakan indikator adsorbs, yang mana pada titik
16
Universitas Sumatera Utara
perubahan warna pada larutan, tetapi pada permukaan endapan. Apabila suatu
telah berubah dan mungkin telah menjadi lebih jelas. Peristiwa ini dapat dipakai
Beberapa flouresein yang disubstitusi dapat bekerja sebagai indikator untuk titrasi
perak. Jika perak nitrat ditambahkan kepada suatu larutan natrium klorida, maka
partikel perak klorida yang terbagi halus itu cenderung menahan pada
Pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan indikator,
akan tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat
ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi
pada penggojokan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang
stabil dan larut. Cara Liebig hanya menghasilkan titik akhir yang memuaskan
apabila pemberian pereaksi pada saat mendekati titik akhir dilakukan perlahan-
lahan. cara Liebig ini tidak dapat dilakukan pada keadaan larutan amoni-alkalis
karena ion perak akan membentuk kompleks Ag(NH3)2+ yang larut. Hal ini dapat
diatasi dengan menambahkan sedikit larutan kalium iodida (Rohman dan Gandjar,
2007).
17
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2 Alat
erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 50 mL, pipet volume 10 mL, pipet tetes.
3.3 Bahan
3.3.1 Sampel
Sampel yang digunakan pada penetapan kadar klorida adalah air minum isi
ulang dari Depot Air Minum yang ada diLaboratorium Kimia AirBalai
3.3.2 Pereaksi
klor, kertas saring, indikator kalium kromat (K2CrO4 5%), larutan natrium klorida
18
Universitas Sumatera Utara
3.4 Prosedur Analisa Klorida
tetes.
d. Dilakukan titrasi blanko, sama seperti pada titrasi sampel uji. Air suling
𝐴−𝐵 ×𝑁×35,450×100
Kadar Klorida =
𝑉
Keterangan:
19
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
4.1 Hasil
Air minum yang diukur kadar kloridanya adalah air minum isi ulang di
pada tanggal 2 Februari 2016. Penetapan kadar klorida tersebut dilakukan dengan
air minum isi ulang tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Hasil Analisa Kadar Klorida (Cl-) pada Air Minum Isi Ulang di Balai
Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Kode Sampel Kadar Maks. Air Minum Hasil Uji
(mg/L) (mg/L)
𝐴−𝐵 ×𝑁×35,450×100
Kadar Klorida = 𝑉
1,28−0,3 ×0,014×35,450×100
Kadar Klorida =
100 𝑚𝐿
= 4,86 mg/L
2,64−0,3 ×0,014×35,450×100
Kadar Klorida =
100 𝑚𝐿
= 11,61 mg/L
1,59−0,3 ×0,014×35,450×100
Kadar Klorida =
100 𝑚𝐿
= 6,40 mg/L
20
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pembahasan
bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan
K2CrO4 sebagai indikator. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena
terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak
hidroksida. Pada titik ekivalen maka ion perak nitrat berlebih akan bereaksi
dengan ion kromat yang ada memberikan perak kromat yang berwarna cokelat
minum adalah lebih kurang atau sama dengan 250 mg/L. Dari analisa tiga sampel
air minum isi ulang yang diperiksa di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara tersebut, diperoleh kadar klorida (Cl) dengan kode masing-masing
sampel 0307 dengan kadar 4,86 mg/L, kode sampel 0308 dengan kadar 11,61
Dari data yang diperoleh bahwa konsentrasi klorida dalam ketiga sampel
yang diuji tidak ada yang melebihi kadar dari 250 mg/L. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa sampel air minum isi ulang yang diuji masih memenuhi
standar klorida yang masih aman atau masih memenuhi persyaratan dan
BAB V
21
Universitas Sumatera Utara
5.1 Kesimpulan
Dari analisa tiga sampel air minum isi ulang yang diperiksa di Balai
dengan kode masing-masing sampel 0307 dengan kadar 4,86 mg/L, kode sampel
0308 dengan kadar 11,61 mg/L, dan kode sampel 0316 dengan kadar 6,40 mg/L.
Dari ketiga hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel air minum isi
diijinkan yaitu tidak lebih dari atau sama dengan 250 mg/L.
5.2 Saran
berat selain klorida pada air minum. Hal ini untuk membuktikan bahwa air minum
DAFTAR PUSTAKA
22
Universitas Sumatera Utara
Darmono.(2001). Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta: Penerbit UI Press.
Halaman 28-34.
Renny M, Veronica. (2013). Analisis Kandungan Klorida dalam Air Minum Isi
Ulang. Jakarta. Diakses tanggal 14 Oktober 2013.
Suriawiria, Unus. (2005). Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat.
Bandung. Penerbit P.T Alumni. Halaman 3-4.
23
Universitas Sumatera Utara
PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM
Kadar maksimum
No Jenis Parameter Satuan
yang diperbolehkan
1 Parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan
a. Parameter Mikrobiologi
1) E.Coli Jumlah per
100 ml sampel
2) Total Bakteri Koliform Jumlah per
100 ml sampel
b. Kimia an-organik
1 Arsen 0,01
2) Fluorida mg/ I 1,5
3 Total Kromium mg/ I 0,05
4) Kadmium mg/ I 0,003
5 Nitrit, Sebagai N02 mg/ I 3
6 Nitrat, Sebagai N03 mg/ I 50
7) Sianida mg/ I 0,07
8 Selenium mg/ I 0,01
a. Parameter Fisik
1 Bau Tidak berbau
2 Warna TCU 15
3)Total zat padat terlarut mg/ I 500
(TDS)
4 Kekeruhan NTU 5
5) Rasa Tidak berasa
6 Suhu suhu udara ± 3
b.Parameter Kimiawi
1 Aluminium mg/ I
2) Besi mg/ I 0,3
3) Kesadahan mg/ I 500
4 Khlorida mg/ I 250
5) Mangan mg/ I 8
6) Ph 5
7) Seng mg/ I 3
24
Universitas Sumatera Utara
8) Sulfat mg/ I 250
9 Tembaga mg/ I 2
10 Axnonia mg/ I 1,5
MENTERI KESEHATAN,
25
Universitas Sumatera Utara