TUGAS AKHIR
OLEH:
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
Tugas akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya Analis Farmasi dan Makanan pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara.
penulis tidak akan dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagaimana mestinya.
1. Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi
3. Bapak Prof. Dr. rer.nat. Effendy De Lux Putra, S.U., Apt., selaku Dosen
Pembimbing tugas akhir yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan
Fakultas Farmasi.
6. Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh staff di Fakultas Farmasi USU yang telah
Sumatera Utara.
8. Serta teman-teman D3 Analis Farmasi dan Makanan yang tidak dapat saya
orang tua penulis yaitu Ayahanda Drs. Edi Sahputra, Ibunda Dra. Efnita Damanik
dan Adinda Dhiya Khairunnisa serta seluruh keluarga besar yang telah
dan segenap doa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
ini.
Dalam menulis Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa tulisan ini
tidaklah sempurna. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
penulis demi kesempurnaan tulisan ini. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
ABSTRAK
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. Ciri-ciri air bersih adalah kandungan
mineralnya tidak terlalu banyak, warnanya jernih, tidak berbau dan tidak berasa.
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui jumlah bakteri
koliform yang terdapat pada air bersih apakah telah memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/PER/IX/1990.
Pemeriksaan bakteri koliform dilakukan dengan beberapa tahap pengujian
yaitu uji pendugaan (presumptive test) dan uji penguat (confirmed test) yang dapat
dilihat dengan menggunakan Tabel Most Probable Number (MPN). Pada hasil
pengujian, terdapat bakteri koliform di dalam sampel yang melebihi standar yaitu
210. Hasil ini tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 416/PER/IX/1990 bahwa kadar maksimum yang
diperbolehkan untuk parameter koliform pada air bersih adalah 50 per 100 mL.
Kata kunci:Air bersih, bakteri koliform, Most Probable Number.
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................ vi
3.2 Sampel................................................................................... 14
4.2 Pembahasan........................................................................... 18
Tabel Halaman
Lampiran Halaman
Gambar Halaman
5 Autoklaf ..................................................................................... 25
PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan dasar dan bagian dari kehidupan, tubuh manusia
sebagian besar terdiri dari air. Sebagai kebutuhan dasar, air dimanfaatkan untuk
keperluan rumah tangga, misalnya mandi, mencuci, air minum dan keperluan
masak lainnya. Anggapan dari sebagian orang bahwa air bening adalah air bersih
dan air bersih itu adalah air sehat serta layak dikonsumsi merupakan anggapan
yang salah dan perlu diluruskan. Air yang kelihatan bening belum tentu bersih dan
air yang kelihatan bersih pun belum tentu memenuhi syarat air sehat hingga
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
Menurunnya kualitas air, baik air permukaan maupun air tanah, dapat
disebabkan oleh dua masalah, yaitu adanya pencemaran dan rusaknya lingkungan
sumber air. Kedua masalah tersebut akan menurunkan kemampuan alam dalam
menyediakan air bersih yang layak untuk berbagai keperluan, terutama untuk
terhadap semua jenis air yang ada, terutama untuk menentukan standar kualitas
Pencemar biologis mungkin terjadi dalam air, minuman atau makanan, yang
terdekat dan dihitung sebagainilai duga dengan merujuk pada tabel (Harti, 2015).
air. Kehadirannya dalam air terutama air sumber mandi dan cuci sangat tidak
bakteri golongan koliform non fekal dan koliform fekal (Hasruddin dan Husna,
2014).
(Most Probable Number) dengan cara fermentasi ganda. Berdasarkan hal diatas
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah koliform pada
NKES/PER/IX/1990.
Manfaat dari penelitian ini adalah agar dapat mengetahui jumlah koliform
pada air bersih di Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Utara apakah telah
NKES/PER/IX/1990.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi
berlangsung. Oleh karena itu, penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan
utama bagi manusia untuk kelangsungan hidup dan menjadi faktor penentu dalam
kesehatan dan kesejahteraan manusia. Sumber daya air dapat dimanfaatkan untuk
Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber
yang bersih dan aman. Menurut Sumantri (2010),batasan-batasan sumber air yang
Kesehatan RI.
bahan kimia yang berbahaya dan sampah atau limbah industri. Air yang berada di
a. Air Hujan
Air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walau pada saat presipitasi
menjadi air murni yang ketika turun dan melalui udara akan melarutkan benda-
benda yang terdapat di udara. Jadi setelah mencapai permukaan bumi air hujan
b. Air Permukaan
waduk, rawa, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan yang
merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih. Faktor-faktor
3. Kontinuitasnya.
c. Air Tanah
Air tanah dibedakan atas dua macam, air lapisan (layer water) dan air celah
(fissure water). Air lapisan adalah air yang terdapat di dalam ruang antara
retak batuan di dalam tanah. Air tanah (ground water) berasal dari air hujan
penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Air
sumur atau pompa air. Sumur ini dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Sumur Dangkal
2. Sumur Dalam
negatif pada kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Standar mutu
dan risiko kesehatan pada populasi secara umum dan subpopulasi sensitif, batas
deteksi metode analisis, kelayakan secara teknis, serta dampak regulasi pada
sistem penyediaan air, ekonomi, dan kesehatan (Suprihatin dan Suparno, 2013).
Menurut Gintings (1992), kegunaan air dirinci menjadi golongan sebagai berikut:
Golongan II : air untuk minum rumah tangga dan keperluan lainnya tapi tidak
untuk golongan I.
Golongan III : air untuk keperluan perikanan, peternakan dan keperluan lainnya
lalu lintas air dan keperluan lainnya tapi tidak sesuai golongan I,
II dan III.
Golongan V : air yang tidak sesuai untuk golongan I, II, III dan IV.
terpenuhi meliputi:
1. Parameter fisika meliputi: bau, rasa, warna, zat padat terlarut dan suhu.
2. Parameter kimia meliputi: kimia anorganik seperti air raksa, arsen, fluorida,
yang naik ke atas suatu sumuran atau tempat yang rendah. Ketinggian air
tanah antara lain dipengaruhi oleh jenis tanah, curah hujan, penguapan dan
2. Curah Hujan
3. Jenis Tanah
Jenis tanah berbeda mempunyai daya kandung air dan daya melewatkan air
yang berbeda pula. Daya kandung atau kemampuan tanah untuk menyimpan
air disebut porositas, yaitu rasio antara pori-pori tanah dengan volume total
untuk melewatkan air disebut permeabilitas, yaitu jumlah air yang dapat
tanah makin besar kemampuan melewatkan air yang berarti jumlah bakteri
Menurut Rejeki (2015), kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan pada
a) Secara alamiah memang air tersebut tidak memenuhi syarat, misalnya, keruh,
berwarna, berbau dan mengandung besi atau mangan dalam kadar yang
berlebihan/tinggi.
b) Lingkungan sekitar sarana air bersih yang dapat mencemari air, misalnya
sumur gali tanpa dilengkapi bibir, dinding, lantai dan saluran pembuangan air
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kesehatan,
3. Tidak berasa.
persyaratan mikrobiologi, fisika, kimia dan radioaktif. Persyaratan mutu air bersih
2013).
kualitas/mutu dari lingkungan air, tanah atau makanan. Kelompok bakteri ini
berasal dari sistem pencernaan binatang, termasuk manusia dan juga pada tinja
adalah grup koliform yang mempunyai sifat dapat memfermentasi laktose dan
memproduksi asam dan gas pada suhu 37ºC maupun suhu 44,5ºC dalam
menaksir populasi mikrobial di lahan, perairan dan produk agrikultur. Metode ini
spesifik dari jasad renik yang sedang terhitung. Menetapkan adanya bakteri
koliform dalam contoh air dan memperoleh indeks berdasarkan tabel MPNuntuk
memperkirakan populasi mikroba, terutama jika mikroba ada dalam jumlah yang
sangat sedikit dalam makanan atau sampel air. Metode MPN didasarkan pada
pembagian sampel menjadi tiga macam pengenceran. Akurasi dari satu kali
Informasi yang sangat memuaskan akan diperoleh apabila semua tabung dengan
dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh
padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Grup
mikroba yang dapat dihitung dengan metode MPNjuga bervariasi tergantung dari
untuk menghitung jumlah mikroba jenis tertentu yang terdapat di antara mikroba-
mikroba lainnya. Sebagai contoh penggunaan Lactose Broth dan tabung Durham
Prinsip dari metode ini adalah fermentasi laktosa selama 24 jam oleh
bakteri koliform yang akan menghasilkan asam dan gas yang tertangkap oleh
jika setelah diinkubasi pada suhu 37ºC selama 48 jam laktosa yang telah
difermentasi akan berubah warna dan terbentuk gas yang diletakkan terbalik
(Nugroho, 2006).
Merupakan tes lanjutan dari tes pendugaan. Dari tabung yang positif pada tes
koliform (Nugroho,2006).
Untuk menentukan hasil benar-benar positif, maka mikroba dari hasil tes
Selain itu ditumbuhkan pada agar miring. Jika timbul gas pada kaldu laktosa,
maka tes penentu dinyatakan positif. Jumlah koliform dapat dihitung dengan
dilakukan dengan cara aseptis dan dapat mewakili air yang diperiksa. Penggunaan
alat-alat, media dan reagensia serta pelaksanaan pengujian harus sesuai dengan
yaitu media cair (liquid media) dan media padat (solid media). Apabila media cair
rich media atau broth. Menurut Pratiwi (2008), kandungan nutrisi media dapat
7. Media khusus
berikut:
Ekstrak sapi 3g
Pepton 5g
Laktosa 5g
pH 6,7
Komposisi media Brilliant Green Lactose Bile Broth menurut Irianto (2013)
Peptom 10 g
Laktosa 10 g
Oxgall 20 g
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat
3.2 Sampel
3.3 Alat
Alat yang digunakan adalah autoklaf, beaker glass, bola karet, bunsen,
erlenmeyer, hot plate, inkubator, jarum ose, Laminar Air Flow, kapas, magnetic
stirrer, neraca analitik, pipet volume, rak tabung, tabung Durham, dan tabung
reaksi.
3.4 Bahan
tabung reaksi yang telah berisi tabung Durham. Disterilkan di dalam autoklaf
tabung reaksi yang telah berisi tabung Durham. Disterilkan di dalam autoklaf
1. Disiapkan 9 tabung reaksi, dibuat sebanyak 3 seri yang berisi media Lactose
Brothsiap pakai, yang terdiri dari tiga tabung berisi media Lactose Broth
Double dan enam tabung berisi media Lactose Broth Single yang telah
disterilkan dan berisi tabung Durham. Lalu tabung disusun di rak tabung dan
diberi tanda.
2. Dipipet sampel dengan menggunakan pipet volume, tiga tabung reaksi yang
mL, tiga tabung reaksi yang telah berisi media Lactose Broth Single
dimasukkan sampel sebanyak 1 mL dan tiga tabung reaksi yang telah berisi
6. Dicatat tabung yang dinyatakan positif apabila tabung tersebut terlihat keruh
dan terdapat gelembung gas pada tabung Durham, setelah itu dilanjutkan
tabung reaksi yang telah berisi mediaBrilliant Green Lactose Broth sebanyak
10 mL, masing-masing tabung diisi satu sampai dua ose yang pengerjaan
terdapat gelembung gas pada tabung Durham dan warna pada tabung terlihat
keruh.
4.1 Hasil
Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap sampel air bersih diperoleh
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
24 jam yang akan menghasilkan asam dan gas yang tertangkap oleh tabung
Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada air bersih diperoleh hasil 210
per 100 mL dimana angka MPN untuk bakteri koliform ditetapkan dalam
air bersih yaitu 50 per 100 mL. Dengan demikian, air bersih yang diuji tidak
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan bakteri pada air bersih diperoleh jumlah bakteri
koliform adalah 210 per 100 mL. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sampel
tersebut tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri
5.2 Saran
metode TPC (Total Plate Count) agar dapat membuat perbandingan dan
Suprihatin dan Suparno, O. (2013). Teknologi Proses Pengolahan Air. Bogor: IPB
Press. Halaman 40, 44.