Anda di halaman 1dari 8

Agritech, 38 (4) 2018, 396-403

3HQJDUXK)RUWL¿NDVL=DW%HVLWHUKDGDS6LIDW.LPLDGDQ6HQVRUL%LVNXLW
Ubi Kayu yang Disuplementasi Tepung Ikan-Tempe

7KH(IIHFWRI)H)RUWL¿FDWLRQRQ&KHPLFDODQG6HQVRU\3URSHUWLHVRI&DVVDYD%LVFXLWV6XSSOHPHQWHG
with Fish and Tempeh Flours

Retno Setyawati, Hidayah Dwiyanti, Nur Aini*

Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Jenderal Soedirman


Jl. Dr. Soeparno, Purwokerto, 53123, Indonesia
*Email: nur.aini@unsoed.ac.id

Tanggal submisi: 10 Agustus 2018; Tanggal penerimaan: 30 Oktober 2018

ABSTRAK

Dalam upaya memenuhi zat gizi ibu hamil telah dibuat makanan kudapan biskuit dari ubi kayu yang diperkaya
GHQJDQWHSXQJLNDQWHPSH6HODQMXWQ\DXQWXNSHQDQJJXODQJDQDQHPLDGLODNXNDQIRUWL¿NDVL]DWEHVLSDGDELVNXLW
WHUVHEXW7XMXDQSHQHOLWLDQXQWXNPHQGDSDWNDQMHQLVIRUWL¿NDQ)HGDQNRQVHQWUDVL\DQJWHSDW\DQJPHQJKDVLONDQ
biskuit ubi kayu dengan kandungan zat besi yang tinggi dan sifat sensori terbaik. Penelitian menggunakan
5DQFDQJDQ$FDN.HORPSRNGHQJDQIDNWRU\DLWXMHQLVIRUWL¿NDQ ) )H624 (F1), NaFeEDTA (F2), dan konsentrasi
IRUWL¿NDQ . SSP . SSP . SSP . SSP . GDQSSP . 3DUDPHWHU\DQJGLDPDWL
meliputi kadar air, kadar Fe, kadar asam lemak bebas, dan angka peroksida. Sedang sifat sensori yaitu tekstur,
bau amis, rasa logam (PHWDOOLFWDVWH GDQWLQJNDWNHVXNDDQ+DVLOSHQHOLWLDQPHQXQMXNNDQEDKZDIRUWL¿NDVLGHQJDQ
FeSO4 sebanyak 45 ppm merupakan perlakuan terbaik yang menghasilkan biskuit dengan sifat sensori terbaik
dengan tingkat kesukaan 3,1 (agak disukai). Biskuit tersebut memiliki karakteristik yaitu kadar air 6,01±0,54%,
kadar Fe 43,69±0,34 ppm bk, kadar asam lemak bebas 1,17±0,02% bk, dan angka peroksida 9,66±0,76 meq
O2/kg. Karakteristik sensorinya yaitu tekstur agak renyah, bau amis kurang terasa, rasa logam kurang terasa, dan
agak disukai.

Kata kunci:%LVNXLWXELND\XVLIDWNLPLDIRUWL¿NDVL]DWEHVLVLIDWVHQVRUL

ABSTRACT

The prevalence of anemia in pregnant women in Indonesia in 2013 was still high at 37.1%. The impact of anemia
on long-term pregnant women causes a decrease in the quality of human resources. Therefore, it is necessary to
provide foods with high iron content and which are easily absorbed. Cassava biscuits that have been enriched with
7HPSH¿VKÀRXUDQGIRUWL¿HG)HDUHH[SHFWHGWREHDQDOWHUQDWLYHWRDQHPLDFRQWURODQGSUHJQDQWZRPHQ3(0
WKURXJKD³IRRGEDVHG´DSSURDFK7KHVWXG\DLPVWRSURGXFHFDVVDYDELVFXLWVVXSSOHPHQWHGZLWK7HPSH¿VKÀRXU
DQGIRUWL¿HG)HVRWKDWLWFRQWDLQVKLJKSURWHLQDQG)HDQGKDVJRRGVHQVRU\SURSHUWLHV7KHH[SHULPHQWDOGHVLJQ
XVHGLQWKHVWXG\ZDV5DQGRPL]HG%ORFN'HVLJQZLWKIDFWRUVW\SHRIIRUWL¿FDWLRQ ) )H624 (F1); NaFeEDTA
) DQGFRQFHQWUDWLRQRIIRUWL¿FDWLRQ . LHSSP . SSP . SSP . SSP . DQGSSP
(K5). The variables observed included water content, Fe content, free fatty acid levels, and peroxide numbers.
:KLOHVHQVRU\SURSHUWLHVDUHWH[WXUH¿VK\VPHOOPHWDOOLFWDVWHDQGOHYHORISUHIHUHQFH7KHUHVXOWVVKRZHGWKDW
IRUWL¿FDWLRQZLWKSSP)H624 was the best treatment that produced biscuits with the best sensory properties. The

DOI: http://doi.org/10.22146/agritech.39522
ISSN 0216-0455 (Print), ISSN 2527-3825 (Online)

396
R. Setyawati dkk. /Agritech 38 (4) 2018 396-403

biscuits have the characteristics of 6.01±0.54% moisture content, 43.69±0.34 ppm db Fe content, 1.17±0.02%
free fat acid content, and 9.66±0.76meq O2 / kg peroxide rate. The sensor characteristics are rather crisp texture,
OHVVQRWLFHDEOH¿VK\DURPDOHVVQRWLFHDEOHPHWDOÀDYRUDQGUDWKHUSUHIHUUHGWDVWH

Keywords&DVVDYDELVFXLWVFKHPLFDOSURSHUWLHVLURQIRUWL¿FDWLRQVHQVRU\SURSHUWLHV

PENDAHULUAN 23,52% bk, kadar abu 0,24% bk, kadar serat kasar
3,57% bk, kadar karbohidrat by difference 58,64% bk
Ibu hamil merupakan kelompok yang kritis dan dan energi 484,04 kkal.
rentan terhadap kekurangan gizi (Barbieri dkk., 2015). Upaya meningkatkan kadar zat besi pada biskuit
Problem gizi yang umum dijumpai pada wanita hamil
GDSDWGLODNXNDQGHQJDQIRUWL¿NDVL]DWEHVL )H )RUWL¿NDQ
antara lain anemia kurang gizi besi (AGB). Menurut
Fe yang umum digunakan untuk produk tepung adalah
Khan dkk. (2016), AGB disebabkan oleh makanan yang
ferro sulfat (FeSO4), karena mempunyai bioavalabilitas
dikonsumsi kurang mengandung zat besi terutama
WLQJJL VHUWD KDUJDQ\D PXUDK /RQJ¿OV GNN 
dalam bentuk besi-heme, dan gangguan absorpsi. Salah
added to daily school meals either as NaFe-EDTA or as
satu upaya penanggulangan kurang gizi terutama zat
FeSO4+ citrate. Methods: 140 students aged 6-21 years
besi pada ibu hamil dapat dilakukan melalui pembuatan
were enrolled in a double-blinded, placebo-controlled
PDNDQDQ NXGDSDQ \DQJ GLIRUWL¿NDVL GHQJDQ ]DW EHVL
intervention trial. They were randomly allocated to one
sebagai makanan tambahan atau selingan untuk
of three treatment groups, and followed for 21 weeks
konsumsi harian bagi ibu hamil.
during which 114 school meals seasoned with 10 mL of
Biskuit merupakan jenis makanan kudapan yang
¿VKVDXFHZHUHFRQVXPHGE\HDFKSDUWLFLSDQW&KDQJHVLQ
sering dikonsumsi ibu hamil. Biskuit pada umumnya
dibuat dari tepung terigu. Dalam rangka percepatan the concentrations of hemoglobin (hbHurrell dkk., 2010;
GLYHUVL¿NDVLNRQVXPVLSDQJDQPDNDSHUOXDGDQ\DXSD\D Valcárcel dkk., 2018). Namun demikian penggunaan
substitusi sebagian terigu dengan tepung lainnya. ferro sulfat yang terlalu tinggi akan menimbulkan efek
7HSXQJ XEL ND\X \DQJ GLEXDW GHQJDQ FDUD PRGL¿NDVL warna gelap dan rasa pahit (Penugonda dkk., 2018; He
dapat digunakan sebagai pensubtitusi tepung terigu GNN  =LPPHUPDQQ GNN    -HQLV IRUWL¿NDQ
pada pembuatan biskuit (Omolola dkk., 2017). Ubi lain yang juga sering digunakan adalah NaFeEDTA
kayu merupakan sumber energi, akan tetapi rendah $EL]DULGNN/RQJ¿OVGNN DGGHGWRGDLO\
protein, lemak, vitamin maupun mineral. Peningkatan school meals either as NaFe-EDTA or as FeSO4+ citrate.
kandungan protein dilakukan melalui suplementasi Methods: 140 students aged 6-21 years were enrolled
dengan bahan pangan sumber protein nabati atau in a double-blinded, placebo-controlled intervention
hewani (Aini dkk., 2018)practical and nutritious was trial. They were randomly allocated to one of three
formulated. It was developed based on local food treatment groups, and followed for 21 weeks during
UPDWHULDOV QDPHO\ FRUQVR\EHDQ DQG FRUQWHPSH ÀRXU ZKLFK  VFKRRO PHDOV VHDVRQHG ZLWK  P/ RI ¿VK
The aim of the research is to produce an emergency sauce were consumed by each participant. Changes
IRRG IRUPXOD PDGH IURP FRUQVR\EHDQ ÀRXU DQG FRUQ in the concentrations of hemoglobin (hb. Menurut
WHPSH ÀRXU WKDW DGHTXDWHO\ IXO¿OOV WKH VWDQGDUG IRU Mohammadi dkk. (2011) NaFeEDTA dapat digunakan
emergency food, acceptable and feasibly produced in VHEDJDL VXPEHU IRUWL¿NDVL )H SDGD ELVNXLW \DQJ WLGDN
large quantities. It was found that the best formulation menimbulkan rasa pahit.
model of emergency food is produced from Srikandi 3DGD SHQHOLWLDQ LQL GLODNXNDQ IRUWL¿NDVL ]DW EHVL
FRUQ ÀRXU DQG WHPSH ÀRXU ,WV FRPSRVLWLRQ LV  RI GHQJDQ IRUWL¿NDQ  )H624 dan NaFeEDTA pada biskuit
FRUQÀRXURIWHPSHÀRXURIIXOOFUHDPPLON ubi kayu hasil penelitian Setyawati dkk. (2017), dengan
powder, 16% of sugar, and 12% of frying oil. Nutrient konsentrasi hingga 75 ppm. Beberapa penelitian
composition of every piece (each 50 grams of product. IRUWL¿NDVL]DWEHVL\DQJVXGDKGLODNXNDQDQWDUDODLQROHK
Penelitian Setyawati dkk. (2017), telah menghasilkan 1DUXNLGNN  \DLWXIRUWL¿NDVLSDGDNHFDSGHQJDQ
produk biskuit ubi kayu yang dibuat dari tepung ubi IRUWL¿NDQ 1D)H('7$ GDQ )H6XOIDW GHQJDQ NRQVHQWUDVL
ND\XWHUPRGL¿NDVL PRFDI GDQWHULJXGHQJDQSURSRUVL 2000 ppm (setara 266 mg Fe/L kecap); Valcárcel dkk.
60:40 dan suplementasi dengan tepung ikan dan tempe (2018) pada cereal instan, Biebinger dkk. (2009)pada
(proporsi 1:2) sebanyak 20% dan memiliki sifat sensori biskuit dari tepung terigu, Prom-u-thai dkk. (2009) pada
terbaik. Adapun karakteristik dari biskuit tersebut yaitu beras sebanyak 250450 ppm, dan Santillán-Urquiza
kadar air 4,59 %, kadar protein 9,45% bk, kadar lemak GNN  IRUWL¿NDVL)HSDGD\RJKXUW

397
R. Setyawati dkk. /Agritech 38 (4) 2018 396-403

Penelitian bertujuan untuk menentukan jenis Pembuatan Biskuit


IRUWL¿NDQ )H GDQ NRQVHQWUDVL \DQJ WHSDW XQWXN )RUWL¿NDQ]DWEHVL )H624 dan NaFeEDTA) dengan
menghasilkan biskuit ubi kayu dengan kandungan zat konsentrasi sesuai perlakuan ditambah tepung mocaf
besi yang tinggi dan sifat sensori terbaik. Hasil penelitian (± 10 g) dengan cara sedikit demi sedikit sambil diaduk
ini diharapkan dapat sebagai bahan rekomendasi hingga homogen tercampur dalam tepung. Total tepung
tentang biskuit ubi kayu yang memiliki kadar Fe dan yang digunakan adalah 500 g dengan perbandingan
protein tinggi. tepung mocaf: tepung terigu: tepung ikan: tepung
tempe adalah 4:3:1:2 (b/b/b/b). Bahan lain yang
METODE PENELITIAN ditambahkan adalah gula halus (50 g), susu skim (50
J EDNLQJSRZGHU J JDUD J GDQIRUWL¿NDQ
Bahan dan Alat sesuai dengan perlakun Selanjutnya bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kering (mocaf, terigu, tepung ikan, tepung tempe, gula
ELVNXLW PHOLSXWL WHSXQJ XEL ND\X WHUPRGL¿NDVL PRFDI  halus, susu skim, EDNLQJSRZGHUJDUDPGDQIRUWL¿NDQ
diperoleh dari UKM Putri 21 Gunungkidul Yogyakarta, yang sudah dicampurkan ke dalam mocaf) dicampur
tempe diperoleh dari pengrajin tempe di desa Pliken dahulu dalam baskom hingga homogen. Campuran
Banyumas, ikan kembung (5DVWUHOOLJHU NDQDJXUWD) tersebut masuukkan ke dalam baskom mixer dan
diperoleh dari pasar Manis Purwokerto, terigu, dan dilakukan mixing selama 8 menit. Berikutnya ditambah
bahan-bahan pembuatan biskuit lainnya dari toko VKRUWHQLQJ, margarin, kuning telur dn air, kemudian
,QWLVDULGL3XUZRNHUWRIRUWL¿NDQ]DWEHVL )H624 (Merck, mixing lagi selama ± 10 menit. Adonan selanjutnya
Jerman) dan NaFeEDTA (produksi Zouping Runzi ditipiskan (diroll), dicetak dan dipanggang pada oven
Chemical Industry, China) dan bahan-bahan kimia pro dengan suhu 145 °C selama ± 45 menit. Biskuit
analisis untuk analisis biskuit diperoleh dari Merck, didinginkan dan selanjutnya disimpan dalam wadah
Jerman. kedap udara dan uap air (Tupperware, Massachusetts,
Peralatan yang digunakan dalam penelitian USA) pada suhu ruang (2830 °C) selama 24 jam,
antara lain FDELQHWGU\HU, oven, mixer (Philips, China), kemudian dilakukan analisis sifat kimia dan sensoris
blender (Philips, China), pengepres abon (Intisari, biskuit.
Indonesia), baskom, pisau, timbangan analitik (AND
Rancangan Percobaan
GR 200, Jepang), loyang, cetakan biskuit, ayakan, UV-
Vis Spektrofotometer (Shimadzu, Jepang), buret, dan Rancangan percobaan yang digunakan dalam
peralatan gelas (Pyrex) untuk analisis kimia biskuit. penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok.
$GDSXQSHUODNXDQ\DQJGLFRED\DLWX -HQLVIRUWL¿NDQ
Pembuatan Tepung Tempe (F), terdiri atas F1= FeSO4, dan F2= NaFeEDTA. 2).
Tempe hasil fermentasi 30 jam dipotong sepanjang .RVHQWUDVL IRUWL¿NDQ .  WHUGLUL DWDV .   SSP . 
± 5 cm dan dilakukan steam blanching selama 15 menit. 30 ppm, K3= 45 ppm, K4= 60 ppm, dan K5= 75 ppm.
Selanjutnya tempe diiris tipis ± 2 mm ketebalannya, Percobaan disusun secara faktorial dan diperoleh 10
dan dikeringkan menggunakan dryer pada suhu 50 °C kombinasi perlakuan serta dilakukan pengulangan
sampai kering patah. Tempe yang sudah kering digiling sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 30 unit percobaan.
dan diayak menggunakan ayakan 60 mesh.
Variabel Pengamatan
Pembuatan Tepung Ikan Kembung Variabel yang diamati meliputi variabel kimia
Dipilih ikan kembung yang masih segar, dibuang dan sensori. Variabel kimia meliputi kadar air
bagian kepala, ekor, dan bagian dalam perutnya. secara gravimetri (AOAC, 2005), kadar Fe secara
Rendam dalam larutan asam cuka (cuka:air=1:3 v/v) spektrofotometri (Abebe dkk., 2007), kadar asam
selama 30 menit. Ikan dicuci kembali hingga bersih lemak bebas dengan metode titrasi (AOAC, 2005),
dan di VWHDP EODQFKLQJ selama 15 menit. Daging angka peroksida dengan metode titrasi (AOAC, 2005)
ikan kembung dipisahkan dari tulangnya dan diSUHVV dan analisa sensori menggunakan metode skoring
menggunakan mesin pengepres abon (Intisari, (Shankar Rai dkk., 2011). Variabel sensori yang diamati
Indonesia). Selanjutnya daging ikan dikeringkan meliputi tekstur, bau amis, rasa logam (PHWDOOLFWDVWH),
dengan dryer pada suhu 50 °C sampai kering, kemudian dan tingkat kesukaan. Sebelum pengujian, kepada
digiling dan diayak menggunakan ayakan 60 mesh. panelis diberikan biskuit standar (tanpa penambahan
LNDQ GDQ IRUWL¿NDQ  GDQ GLEDQGLQJNDQ GHQJDQ ELVNXLW
perlakuan. Analisa sensori dilakukan menggunakan

398
R. Setyawati dkk. /Agritech 38 (4) 2018 396-403

panelis semi terlatih sebanyak 30 orang. Analisa sensori 7DEHO  3HQJDUXK NRQVHQWUDVL IRUWL¿NDQ WHUKDGDS NDGDU DLU
dilakukan menggunakan metode skoring pada 5 skala kadar Fe, kadar asam lemak bebas, dan angka
penilaian untuk masing-masing kategori. Keterangan peroksida biskuit ubi kayu
skala masing-masing adalah: skor tekstur 1= tidak Konsentrasi Kadar air Kadar Fe Kadar asam Angka
renyah, 2= kurang renyah, 3= agak renyah, 4= renyah, IRUWL¿NDQ (% bb) (ppm bk) lemak bebas peroksida
5= sangat renyah; skor bau amis: 1= sangat amis, (% bk) (meq O2/kg)
2= amis, 3= agak amis, 4= kurang amis, 5= tidak 0 ppm 6,06±0,87a 38,28±0,29c 1,04±0,13a 8,66±0,78c
amis; skor rasa logam: 1= sangat terasa, 2= terasa, 30 ppm 7,21±0,75a 46,02±0,36bc 0,99±0,12a 10,19±0,79b
3= agak terasa, 4= kurang terasa, 5= tidak terasa; skor 45 ppm 6,87±0,72a 47,21±0,48bc 1,08±0,14a 10,29±0,83b
kesukaan: 1= tidak suka, 2= kurang suka, 3= agak 60 ppm 7,09±0,72a 58,35±0,56b 1,01±0,12a 11,48±0,92a
suka, 4= suka, 5= sangat suka. 75 ppm 6,49±0,67a 81,73±0,64a 0,92±0,13a 12,09±0,83a
Keterangan: angka-angka pada satu kolom yang diikuti oleh huruf yang
Analisis Statistika sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
DMRT.
Data variabel kimia yang diperoleh dianalisis
menggunakan analisis ragam (uji F). Apabila
menunjukkan ada pengaruh yang nyata, maka IRUWL¿NDQ )H62 VHEHVDU  EE  GDQ SHQDPEDKDQ
dilanjutkan dengan uji banding ganda menggunakan IRUWL¿NDQ1D)H('7$VHEHVDUEE 7DEHO )H62
uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test). Data dan NaFeEDTA merupakan senyawa garam, yang
variabel sensori dianalisis menggunakan uji Friedman, mempunyai kecenderungan kemampuan mengikat air
jika terdapat pengaruh yang nyata maka dilanjutkan \DQJVDPD /RQJ¿OVGNN +DOLQLPHQJDNLEDWNDQ
dengan uji banding ganda. Penentuan perlakuan terbaik ELVNXLW\DQJGLIRUWL¿NDVL)H62GDQ1D)H('7$PHPLOLNL
menggunakan uji indeks efektivitas didasarkan pada kadar air yang tidak berbeda nyata. Menurut Saini dkk.
sifat sensorinya. (2016) Fe dalam bentuk FeSO4 dan NaFeEDTA memiliki
kemampuan mengikat air sama sehingga produk yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dihasilkan tidak berbeda kadar airnya.
Kadar air biskuit pada berbagai konsentrasi Fe
3HQJDUXK -HQLV GDQ .RQVHQWUDVL )RUWL¿NDQ \DLWX EHUNLVDU DQWDUD И EE 3HQLQJNDWDQ
terhadap Sifat Kimia Biskuit NRQVHQWUDVL IRUWL¿NDQ WLGDN PHPSHQJDUXKL NDGDU DLU
+DVLO DQDOLVLV UDJDP SHQJDUXK MHQLV IRUWL¿NDQ ELVNXLW XEL ND\X 7DEHO    )RUWL¿NDQ )H PHUXSDNDQ
terhadap sifat kimia biskuit ubi kayu yang diamati senyawa garam yang mempunyai kemampuan mengikat
disajikan pada Tabel 1, sedang pengaruh konsentrasi air, namun karena konsentrasinya rendah (dalam ppm)
IRUWL¿NDQ WHUKDGDS VLIDW NLPLD ELVNXLW XEL ND\X \DQJ maka tidak menyebabkan peningkatan kadar airnya.
diamati disajikan pada Tabel 2. Hal ini sesuai dengan Prom-u-thai dkk. (2011) bahwa
peningkatan konsentrasi Fe dalam jumlah yang rendah
Kadar Air tidak mempengaruhi kadar air produk.
+DVLODQDOLVLVUDJDPSHQJDUXKMHQLVIRUWL¿NDQWLGDN Kadar Fe
EHUSHQJDUXKQ\DWDGHPLNLDQMXJDNRQVHQWUDVLIRUWL¿NDQ
tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air biskuit +DVLO DQDOLVLV UDJDP SHQJDUXK MHQLV IRUWL¿NDQ
yang dihasilkan. Kadar air biskuit pada penambahan GDQ NRQVHQWUDVL IRUWL¿NDQ EHUSHQJDUXK VDQJDW Q\DWD
terhadap kadar Fe dalam biskuit ubi kayu. Kadar Fe
SDGD ELVNXLW XEL ND\X GHQJDQ SHQDPEDKDQ IRUWL¿NDQ
7DEHO  3HQJDUXK MHQLV IRUWL¿NDQ WHUKDGDS NDGDU DLU NDGDU FeSO4 sebesar 49,11 ppm bk, lebih kecil dibandingkan
Fe, kadar asam lemak bebas, dan angka peroksida SHQDPEDKDQ IRUWL¿NDQ 1D)H('7$ \DLWX  SSP
biskuit ubi kayu
bk (Tabel 2). Kadar Fe biskuit ubi kayu dengan jenis
-HQLVIRUWL¿NDQ Kadar air Kadar Fe Kadar asam Angka IRUWL¿NDQ )H624 lebih rendah, diduga zat besi pada
(% bb) (ppm bk) lemak bebas peroksida persenyawaan ferrous sulfat bersifat lebih reaktif,
(% bk) (meq O2/kg) sehingga akan menurunkan kadar zat besi di dalam
F1 (FeSO4) 6,40±0,77a 49,11±2,78b 0,98±0,12a 9,94±0,08b bahan pangan. Hal ini sesuai dengan Prom-u-thai dkk.
F2 (NaFeEDTA) 7,08±0,98a 59,50±3,62a 1,03±0,21a 11,15±0,13a (2009) bahwa senyawa ferro sulfat lebih bersifat reaktif
Keterangan: angka-angka pada satu kolom yang diikuti oleh huruf yang dibanding NaFeEDTA. Menurut Biebinger dkk. (2009),
sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji biskuit terigu dengan dengan penambahan ferro sulfat
DMRT. memiliki kadar Fe lebih rendah dibanding bentuk Fe

399
R. Setyawati dkk. /Agritech 38 (4) 2018 396-403

lainnya. Sedangkan El dkk.( 2010), menyatakan bahwa mempengaruhi perbedaan kadar asam lemak bebas
penambahan Fe dalam bentuk ÀDW EUHDG dengan yang dihasilkan.
penambahan ferro sulfat memiliki kadar Fe lebih rendah
dibanding ÀDWEUHDG yang ditambah NaFeEDTA. Angka Peroksida
.RQVHQWUDVL IRUWL¿NDQ )H EHUSHQJDUXK VDQJDW +DVLO DQDOLVLV UDJDP SHQJDUXK MHQLV IRUWL¿NDQ
nyata terhadap kadar zat besi biskuit ubi kayu (Tabel 2). GDQ NRQVHQWUDVL IRUWL¿NDQ EHUSHQJDUXK VDQJDW Q\DWD
.DGDU)HELVNXLWXELND\XSDGDSHQDPEDKDQIRUWL¿NDQ terhadap angka peroksida biskuit ubi kayu. Angka
ppm, 30 ppm, 45 ppm, 60 ppm, dan 75 ppm berturut- SHURNVLGD ELVNXLW SDGD SHQDPEDKDQ IRUWL¿NDQ )H62
turut sebesar 38,28; 46,02; 47,21; 58,35; dan 81,73 sebesar 9,94 meq O2/kg dan berbeda nyata dengan
ppm. Semakin tinggi konsentrasi Fe yang ditambahkan, IRUWL¿NDQ 1D)H('7$ \DLWX VHEHVDU  PHT 2NJ
semakin tinggi kadar zat besi dalam biskuit yang Peroksida merupakan senyawa yang terbentuk karena
dihasilkan. reaksi oksidasi lemak. Zat besi yang merupakan logam
%LVNXLW XEL ND\X WDQSD SHQDPEDKDQ IRUWL¿NDQ mempunyai sifat sebagai prooksidan yaitu membantu
kadar zat besi dalam biskuit sebesar 38,28 ppm bk, yang terjadinya oksidasi (Johns dkk., 2015). Kelemahan
kemungkinan berasal dari tepung terigu, tepung tempe IRUWL¿NDVL ]DW EHVL WHUXWDPD SDGD PDNDQDQ GHQJDQ
dan tepung ikan. Hal ini berarti peningkatan zat besi kandungan lemak cukup tinggi dapat menyebabkan
GDODP ELVNXLW VHWHODK GLIRUWL¿NDVL KDQ\D VHEHVDU  terjadinya oksidasi, diduga bahwa NaFeEDTA lebih
8,93; 20,07; dan 43,46 ppm. Kadar Fe pada biskuit ubi bersifat prooksidan, seperti yang dinyatakan oleh
ND\X \DQJ GLIRUWL¿NDVL LQL OHELK UHQGDK GLEDQGLQJNDQ Hurrell dkk. (2000). Hasil penelitian menunjukkan
ELVNXLWWHULJX\DQJGLIRUWL¿NDVL)HPHQXUXW0RKDPPDGL EDKZD IRUWL¿NDQ 1D)H('7$ PHQJKDVLONDQ DQJND
dkk. (2011) yaitu 72-144 ppm. Hal ini disebabkan peroksida yang lebih tinggi dibanding FeSO4. Hasil ini
konsentrasi Fe yang ditambahkan ke biskuit ubi kayu ini sedikit berbeda dengan yang dikemukakan oleh Naruki
pada jumlah yang lebih kecil (30-75 ppm) dibandingkan dkk. (2009) bahwa NaFeEDTA maupun Fe-sulfat dalam
Fe yang ditambahkan ke biskuit dari tepung terigu oleh NHFDS KDVLO IRUWL¿NDVL  VHMXPODK  PJ )H/ NHFDS
Mohammadi dkk. (2011) yaitu 576-1152 ppm. tidak memicu oksidasi komponen minyak maupun asam
Ibu hamil memerlukan zat besi sebanyak 35 mg amino, jika tidak ada pemicu oksidasi. Namun demikian
per hari. Berdasarkan kebutuhan tersebut, maka ibu Naruki dkk. (2009) juga menyatakan bahwa H2O2 dapat
hamil dapat terpenuhi 25% kebutuhan zat besinya meningkatkan laju oksidasi, yang tercermin dengan
apabila mengkonsumsi 200 g biskuit ubi kayu ini per adanya kenaikan angka peroksida.
hari. Kebutuhan zat besi yang lain dapat dipenuhi dari .RQVHQWUDVL IRUWL¿NDQ )H EHUSHQJDUXK VDQJDW
konsumsi pangan lain misalnya kacang-kacangan. nyata terhadap angka peroksida biskuit yang dihasilkan
(Tabel 2). Angka peroksida biskuit dengan penambahan
Kadar asam lemak bebas IRUWL¿NDQ     GDQ  SSP EHUWXUXWWXUXW
+DVLO DQDOLVLV UDJDP SHQJDUXK MHQLV IRUWL¿NDQ sebesar 8,66; 10,19; 10,29; 11,49; dan 12,09 meqO2/
tidak berpengaruh nyata, demikian juga konsentrasi kg. Semakin tinggi konsentrasi Fe yang ditambahkan
IRUWL¿NDQ WLGDN EHUSHQJDUXK Q\DWD WHUKDGDS NDGDU dalam pembuatan biskuit ubi kayu, semakin meningkat
asam lemak bebas biskuit yang dihasilkan. Pemberian DQJND SHURNVLGDQ\D GLGXJD IRUWL¿NDQ PHQLQJNDWNDQ
IRUWL¿NDQ )H624 maupun NaFeEDTA menghasilkan SURVHV RNVLGDVL VHODPD SHPDQJJDQJDQ )RUWL¿NDQ
kadar asam lemak bebas ada biskuit ubi kayu sebesar yang ditambahkan dalam bentuk ferro (Fe2+), dan
0,98 dan 1,03% bk. Asam lemak bebas dalam biskuit dengan adanya oksigen dapat teroksidasi menjadi
merupakan hasil hidrolisis lemak yang terjadi selama ferri (Fe3+) (Hurrell dkk., 2000). Proses oksidasi ini
SHPDQJJDQJDQ )RUWL¿NDVL PHQJJXQDNDQ 1D)H('7$ juga dapat terjadi karena asam lemak tidak jenuh
menghasilkan kadar asam lemak bebas cenderung pada ikan yang teroksidasi (Honold dkk., 2016). Hal ini
lebih tinggi, diduga karena kadar air pada biskuit berarti semakin banyak lemak yang tergandung dalam
juga cenderung lebih tinggi. Menurut Akowuah dkk. adonan biskuit akan banyak mengalami oksidasi selama
(2012) air berperan dalam proses hidrolisis yang dapat pemanggangan. Hasil analisis kadar lemak dalam biskuit
meningkatkan asam lemak bebas pada produk. ubi kayu ini sebesar 23,52% bk (Setyawati dkk., 2017).
.RQVHQWUDVLIRUWL¿NDQ)HWLGDNPHPSHQJDUXKLNDGDU Hal tersebut sejalan dengan penelitian Sangseethong
asam lemak bebas biskuit yang dihasilkan (Tabel 2). dkk. (2010), bahwa semakin tinggi reaksi oksidasi pada
Semakin besar konsentrasi Fe yang ditambahkan pada pati ubi kayu yang diakibatkan oleh adanya prooksidan,
pembuatan biskuit, tidak menyebabkan peningkatan maka angka peroksida semakin meningkat.
kadar asam lemak bebasnya. Selisih antar konsentrasi Interaksi perlakuan juga berpengaruh nyata
Fe yang ditambahkan terlalu kecil sehingga tidak terhadap angka peroksida biskuit ubi kayu. Angka

400
R. Setyawati dkk. /Agritech 38 (4) 2018 396-403

peroksida tertinggi yaitu 12,25 meq O2/kg dihasilkan kerenyahannya. Hal ini sejalan dengan penelitian Richins
GDULLQWHUDNVL).\DLWXIRUWL¿NDQ1D)H('7$VHEHVDU GNN   EDKZD WRUWLOD MDJXQJ \DQJ GLIRUWL¿NDVL
ppm, sedangkan angka peroksida terendah yaitu 8,37 dengan FeSO4 menghasilkan tekstur yang lebih renyah
meq O2NJGLKDVLONDQGDULLQWHUDNVL).\DLWXIRUWL¿NDQ GLEDQGLQJNDQ GHQJDQ VXPEHU IRUWL¿NDQ )H ODLQQ\D
FeSO4 dengan konsentrasi sebesar 45 ppm. Demikian juga menurut Joo dan Choi (2012), bahwa
kadar air yang lebih tinggi pada cookies black rice bran
Sifat Sensori akan menghasilkan tekstur kurang renyah.
Hasil uji Friedman pengaruh kombinasi perlakuan
terhadap sifat sensori biskuit ubi kayu yang diamati Bau amis
menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap Hasil uji Friedman menunjukkan bahwa kombinasi
tekstur dan kesukaan biskuit, sedang terhadap bau perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap bau amis
amis dan rasa logam (PHWDOOLFWDVWH) tidak berpengaruh biskuit ubi kayu (Tabel 3). Skor bau amis biskuit ubi
nyata. Hasil pengujian sensori biskuit ubi kayu yang kayu berkisar antara 3,20 – 3,70 yaitu agak amis sampai
diamati disajikan pada Tabel 3. kurang amis. Kendala suplementasi tepung ikan dalam
suatu produk pangan adalah karena adanya bau amis.
Tekstur Pada otot ikan terdapat zat trimetillamin oksida atau
Hasil uji Friedman menunjukkan bahwa kombinasi TMAO yang jika terpecah dan terdekomposisi dapat
perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap tekstur menghasilkan trimetilamina dan dimetilamina. Campuran
biskuit ubi kayu. Skor tekstur tertinggi yaitu 3,50 (agak trimetilamina dan dimetilamina ini yang menimbulkan
renyah  renyah) diperoleh pada kombinasi perlakuan bau amis pada ikan (Miyasaki dkk., 2011). Penyebab
). \DLWX MHQLV IRUWL¿NDQ )H624 sebanyak 45 ppm, lain bau amis adalah bakteri pembusuk pada ikan yang
sedang skor terendah yaitu 2,88 (kurang renyah – agak bekerja lebih cepat pada suhu panas dengan waktu
renyah) diperoleh pada kombinasi perlakuan F2K5 yaitu relatif lama yaitu selama proses penepungan (Oliveira
MHQLV IRUWL¿NDQ 1D)H('7$ VHEDQ\DN  SSP +DVLO LQL dkk., 2015). Biskuit ubi kayu yang disuplementasi tepung
PHQXQMXNNDQ EDKZD MHQLV IRUWL¿NDQ PHPSHQJDUXKL ikan ini memiliki bau agak amis karena penambahan
tekstur biskuit ubi kayu, hal ini diduga berhubungan tepung ikan dalam jumlah kecil yaitu 6,67% dari jumlah
dengan kandungan air yang terdapat dalam biskuit. bahan. Menurut Majumdar dan Singh (2014), makanan
3HQDPEDKDQ IRUWL¿NDQ )H624 menghasilkan tekstur ringan dengan penambahan ikan dalam jumlah sedikit
ELVNXLW OHELK UHQ\DK GLEDQGLQJ IRUWL¿NDQ 1D)H('7$ cenderung tidak memiliki bau amis.
)RUWL¿NDVL PHQJJXQDNDQ 1D)H('7$ PHQJKDVLONDQ
biskuit dengan kadar air yang relatif lebih tinggi daripada Rasa logam
PHQJJXQDNDQ IRUWL¿NDQ )H624. Air akan mengisi pori- Hasil uji Friedman menunjukkan bahwa kombinasi
pori dalam biskuit sehingga menurunkan tingkat perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap rasa logam
biskuit ubi kayu (Tabel 3). Semua kombinasi perlakuan
mempunyai skor yang relatif sama yaitu antara 3,70
Tabel 3. Skor sifat sensori biskuit ubi kayu yang diamati
– 4,08 yang berarti rasa logam pada biskuit ubi kayu
Perlakuan Tekstur Bau amis Rasa logam Kesukaan DNLEDWIRUWL¿NDVLGHQJDQ]DWEHVLNXUDQJWHUDVD0HQXUXW
5LFKLQVGNN  IRUWL¿NDVL]DWEHVLSDGDEDKDQSDQJDQ
F1K1 3,23ab 3,18a 4,13 2,93ab
akan menyebabkan terjadinya perubahan yang tidak
F1K2 3,25ab 3,25a 3,88 2,98ab
GLNHKHQGDNL RIIÀDYRU SDGDSURGXNSDQJDQWHUVHEXW
F1K3 3,50a 3,48a 3,70 3,10a 5DVDORJDPSDGDELVNXLWXELND\X\DQJGLIRUWL¿NDVL)H
F1K4 3,18ab 3,70a 3,90 2,75ab kemungkinan disebabkan juga oleh aroma senyawa
F1K5 2,98ab
3,41a
4,08 2,63ab logam besi yang berkembang di mulut karena terjadi
katalisis oksidasi lemak (Johns dkk., 2015).
F2K1 3,23ab 3,62a 4,13 2,93ab
F2K2 3,43ab 3,20a 4,03 3,03ab Kesukaan
F2K3 3,38ab 3,68a 3,80 3,06ab
Hasil uji Friedman menunjukkan bahwa
F2K4 2,92b 3,62a 3,90 2,78ab kombinasi perlakuan berpengaruh sangat nyata
F2K5 2,88b 3,58a 3,89 2,48b terhadap kesukaan biskuit ubi kayu (Tabel 3). Skor
Keterangan:
kesukaan tertinggi terhadap biskuit yaitu 3,10 (agak
Angka pada satu kolom yang diikuit dengan huruf yang sama suka) diperoleh pada kombinasi perlakuan F1K3 yaitu
menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antar perlakuan MHQLV IRUWL¿NDQ )H624 dengan konsentrasi sebesar 45

401
R. Setyawati dkk. /Agritech 38 (4) 2018 396-403

ppm. Adapun skor kesukaan terendah yaitu 2,48 (kurang $2$&  2I¿FLDO0HWKRGVRI$QDO\VLVRIWKH$VVRFLDWLRQ
suka) diperoleh pada kombinasi perlakuan F2K5 yaitu RI2I¿FLDO$JULFXOWXUDO&KHPLVWV,QWHUQDWLRQDOJournal of
MHQLV IRUWL¿NDQ 1D)H('7$ GHQJDQ NRQVHQWUDVL VHEHVDU WKH$VVRFLDWLRQRI2I¿FLDO$JULFXOWXUDO&KHPLVWV 41, 12.
 SSP )RUWL¿NDVL PHQJJXQDNDQ )H624 sebanyak 45 Barbieri, P., Crivellenti, L. C., Nishimura, R. Y., & Sartorelli, D.
ppm menghasilkan biskuit dengan tekstur yang lebih S. (2015). Validation of a food frequency questionnaire
renyah dan rasa logam yang kurang terasa, sehingga to assess food group intake by pregnant women. Journal
memiliki kesukaan yang paling tinggi. RI +XPDQ 1XWULWLRQ DQG 'LHWHWLFV, 28, 38–44. https://
doi.org/10.1111/jhn.12224.

KESIMPULAN Biebinger, R., Zimmermann, M. B., Al-Hooti, S. N., Al-Hamed,


1$O6DOHP(=DIDU7«+XUUHOO5)  (I¿FDF\
-HQLVIRUWL¿NDQ\DQJPHQJKDVLONDQELVNXLWXELND\X RI ZKHDWEDVHG ELVFXLWV IRUWL¿HG ZLWK PLFURFDSVXOHV
dengan sifat sensori terbaik berdasarkan uji indeks containing ferrous sulfate and potassium iodate or a
efektivitas adalah FeSO4 dengan konsentrasi sebesar new hydrogen-reduced elemental iron: a randomised,
double-blind, controlled trial in Kuwaiti women. %ULWLVK
45 ppm. Biskuit tersebut memiliki karakteristik yaitu
-RXUQDO RI 1XWULWLRQ, 102(09), 1362. https://doi.
kadar air 6,01±0,54%, kadar Fe 43,69±0,34 ppm
org/10.1017/S0007114509990353.
bk, kadar asam lemak bebas 1,17±0,02% bk, dan
angka peroksida 9,66±0,76 meq O2/kg. Karakteristik Caballero Valcárcel, A. M., Martínez Graciá, C., Martínez
sensorinya yaitu tekstur renyah (skor 3,50), bau amis Miró, S., Madrid Sánchez, J., González Bermúdez, C.
A., Domenech Asensi, G., … Santaella Pascual, M.
kurang terasa (skor 3,48), rasa logam (PHWDOOLF WDVWH)
(2018). Iron bioavailability of four iron sources used to
kurang terasa (skor 3,70), dan agak disukai (skor 3,10).
fortify infant cereals, using anemic weaning pigs as a
model. (XURSHDQ-RXUQDORI1XWULWLRQ, 1–12. https://doi.
UCAPAN TERIMA KASIH org/10.1007/s00394-018-1742-x.
El, N., Najm, O., Olabi, A., Kreyydieh, S., & Toufeili, I. (2010).
Terima kasih kepada Direktorat Riset dan
Determination of visual detection thresholds of selected
Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan LURQIRUWL¿FDQWVDQGIRUPXODWLRQRILURQIRUWL¿HGSRFNHW
Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti yang telah W\SHÀDWEUHDGJournal of Cereal Science, (3), 271–
memberi dana penelitian Strategis Nasional Institusi 276. https://doi.org/10.1016/j.jcs.2009.12.004.
2018 dengan nomor kontrak 059/SP2H/LT/DRPM/2018.
He, W.-L., Feng, Y., Li, X.-L., & Yang, X.-E. (2008). Comparison
of Iron Uptake from Reduced Iron Powder and FeSO 4
DAFTAR PUSTAKA Using the Caco-2 Cell Model: Effects of Ascorbic Acid,
Phytic Acid, and pH. -RXUQDO RI $JULFXOWXUDO DQG )RRG
Abebe, Y., Bogale, K., Bailey, A., Hambidge, K., Stoecker, B., &KHPLVWU\, (8), 2637–2642. https://doi.org/10.1021/
& Gibson, R. . (2007). Phytate, zinc, iron and calcium jf0730946.
content of selected raw and prepared foods consumed
in rural Sidama, Southern Ethiopia, and implications Honold, P. J., Nouard, M.-L., & Jacobsen, C. (2016). Oxidative
for bioavailability. -RXUQDO RI )RRG &RPSRVLWLRQ VWDELOLW\ GXULQJ VWRUDJH RI ¿VK RLO IURP ¿OOHWLQJ E\
DQG $QDO\VLVDO\VLV, 20(3–4), 161–168. https://doi. products of rainbow trout ( 2QFRUK\QFKXV P\NLVV ) is
org/10.1016/j.jfca.2006.09.003. largely independent of the processing and production
temperature. (XURSHDQ -RXUQDO RI /LSLG 6FLHQFH DQG
Abizari, A.-R., Moretti, D., Zimmermann, M. B., Armar- 7HFKQRORJ\, 118(6), 967–973. https://doi.org/10.1002/
Klemesu, M., & Brouwer, I. D. (2012). Whole Cowpea ejlt.201500344.
0HDO )RUWL¿HG ZLWK 1D)H('7$ 5HGXFHV ,URQ 'H¿FLHQF\
among Ghanaian School Children in a Malaria Endemic Hurrell, R. F., Reddy, M. B., Burri, J., & Cook, J. D. (2000).
Area. 7KH -RXUQDO RI 1XWULWLRQ, 142(10), 1836–1842. $QHYDOXDWLRQRI('7$FRPSRXQGVIRULURQIRUWL¿FDWLRQ
https://doi.org/10.3945/jn.112.165753. of cereal-based foods. 7KH %ULWLVK -RXUQDO RI
1XWULWLRQ, 84(6), 903–910. https://doi.org/10.1017/
Aini, N., Prihananto, V., Wijonarko, G., Sustriawan, B., S0007114500002531.
Dinayati, M., & Aprianti, F. (2018). Formulation and
characterization of emergency food based on instan corn Hurrell, R., Ranum, P., de Pee, S., Biebinger, R., Hulthen,
ÀRXUVXSSOHPHQWHGE\LQVWDQWHPSHK RUVR\EHDQ ÀRXU L., Johnson, Q., & Lynch, S. (2010). Revised
,QWHUQDWLRQDO)RRG5HVHDUFK-RXUQDO, (1), 287–292. 5HFRPPHQGDWLRQVIRU,URQ)RUWL¿FDWLRQRI:KHDW)ORXU
and an Evaluation of the Expected Impact of Current
$NRZXDK-2$GGR$ .HPDXVXRU)  ,QÀXHQFH 1DWLRQDO :KHDW )ORXU )RUWL¿FDWLRQ 3URJUDPV )RRG DQG
of storage duration of Jatropha curcas seed on oil yield 1XWULWLRQ %XOOHWLQ, 31(1_suppl1), S7–S21. https://doi.
and free fatty acid content. $531-RXUQDORI$JULFXOWXUDO org/10.1177/15648265100311S102.
and Biological Science, 7(1), 41–48.

402
R. Setyawati dkk. /Agritech 38 (4) 2018 396-403

Johns, P. W., Patel, G. C., Parker, M. E., Lasekan, J. B., Milani, 1XWULWLRQ, 2(7). https://doi.org/10.1093/cdn/nzy021.
P., Nixon, M. K., … Schmitz, D. J. (2015). Evaluation of
Prom-u-thai, C., Huang, L., Fukai, S., & Rerkasem, B. (2011).
the effect of Ultra Rice ® EDTA supplementation on the
,URQ)RUWL¿FDWLRQLQ3DUERLOHG5LFH²$5DSLGDQG(IIHFWLYH
soluble iron, visual acceptance and vitamin A stability of
Tool for Delivering Iron Nutrition to Rice Consumers.
commercial milled rice blends. ,QWHUQDWLRQDO -RXUQDO RI
)RRGDQG1XWULWLRQ6FLHQFHV, 02(04), 323–328. https://
)RRG6FLHQFH 7HFKQRORJ\, (7), 1615–1624. https://
doi.org/10.4236/fns.2011.24046.
doi.org/10.1111/ijfs.12815.
Prom-u-thai, C., Rerkasem, B., Fukai, S., & Huang, L. (2009).
Joo, S.-Y., & Choi, H.-Y. (2012). Antioxidant Activity and Quality
,URQIRUWL¿FDWLRQDQGSDUERLOHGULFHTXDOLW\DSSHDUDQFH
Characteristics of Black Rice Bran Cookies. Journal of
cooking quality and sensory attributes. -RXUQDO RI WKH
WKH.RUHDQ6RFLHW\RI)RRG6FLHQFHDQG1XWULWLRQ, 41(2),
6FLHQFH RI )RRG DQG $JULFXOWXUH, 89(15), 2565–2571.
182–191. https://doi.org/10.3746/jkfn.2012.41.2.182.
https://doi.org/10.1002/jsfa.3753.
Khan, A., Nasrullah, F. D., & R, J. (2016). Frequency and risk
Richins, A. T., Burton, K. E., Pahulu, H. F., Jefferies, L., &
factors of low birth weight in term pregnancy. 3DNVWDQ-
Dunn, M. L. (2008). Effect of Iron Source on Color
Med. Sci, 32(1), 138–143.
DQG $SSHDUDQFH RI 0LFURQXWULHQW)RUWL¿HG &RUQ )ORXU
/RQJ¿OV30RQFK\':HLQKHLPHU+&KDYDVLW91DNDQLVKL Tortillas. &HUHDO &KHPLVWU\ -RXUQDO, (4), 561–565.
Y., & Schümann, K. (2008). A Comparative Intervention https://doi.org/10.1094/CCHEM-85-4-0561.
7ULDO RQ )LVK 6DXFH )RUWL¿HG :LWK 1DIH('7$ DQG
Saini, R. K., Nile, S. H., & Keum, Y.-S. (2016). Food science
)HVR&LWUDWHLQ,URQ'H¿FLHQF\$QHPLF6FKRRO&KLOGUHQ
DQG WHFKQRORJ\ IRU PDQDJHPHQW RI LURQ GH¿FLHQF\ LQ
in Kampot, Cambodia. $VLD 3DFL¿F -RXUQDO RI &OLQLFDO
humans: A review. 7UHQGVLQ)RRG6FLHQFH 7HFKQRORJ\,
1XWULWLRQ, 17(2), 250–257. https://doi.org/10.6133/
, 13–22. https://doi.org/10.1016/j.tifs.2016.05.003.
APJCN.2008.17.2.10.
Sangseethong, K., Termvejsayanon, N., & Sriroth, K. (2010).
Majumdar, R. K., & Singh, R. K. R. (2014). The Effect of
Characterization of physicochemical properties of
Extrusion Conditions on the Physicochemical Properties
hypochlorite- and peroxide-oxidized cassava starches.
and Sensory Characteristics of Fish-Based Expanded
&DUERK\GUDWH 3RO\PHUV, 82(2), 446–453. https://doi.
Snacks. -RXUQDO RI )RRG 3URFHVVLQJ DQG 3UHVHUYDWLRQ,
org/10.1016/j.carbpol.2010.05.003.
38(3), 864–879. https://doi.org/10.1111/jfpp.12041.
Santillán-Urquiza, E., Méndez-Rojas, M. Á., & Vélez-Ruiz, J. F.
Miyasaki, T., Hamaguchi, M., & Yokoyama, S. (2011). Change
 )RUWL¿FDWLRQRI\RJXUWZLWKQDQRDQGPLFURVL]HG
of Volatile Compounds in Fresh Fish Meat during Ice
calcium, iron and zinc, effect on the physicochemical
Storage. -RXUQDORI)RRG6FLHQFH, 76(9), C1319–C1325.
and rheological properties. /:7  )RRG 6FLHQFH DQG
https://doi.org/10.1111/j.1750-3841.2011.02388.x.
7HFKQRORJ\, 80, 462–469. https://doi.org/10.1016/j.
Mohammadi, M., Abedi, A.-S., Azizi, M. H., Ahmadian, F. lwt.2017.03.025.
6  3RXUDUDP +   'HYHORSPHQW RI IRUWL¿HG
Setyawati, R., Dwiyanti, H., & Aini, N. (2017). Suplementasi
biscuit using NaFeEDTA. -RXUQDO RI WKH 6FLHQFH RI
tepung ikan-tempe pada biskuit ubi kayu sebagai upaya
)RRG DQG $JULFXOWXUH, 91(11), 1984–1989. https://doi.
penanggulangan kurang energi protein pada ibu hamil.
org/10.1002/jsfa.4405.
In 3URVLGLQJ 6HPLQDU 1DVLRQDO GDQ &DOO IRU 3DSHUV
Naruki, S., Astuti, M., Marsono, Y., & Raharjo, S. (2009). Sifat 3HQJHPEDQJDQ 6XPEHU 'D\D 3HUGHVDDQ GDQ .HDULIDQ
SURRNVLGDWLI IRUWL¿NDQ 1D)H('7$ GDQ )HVXOIDW SDGD /RNDO%HUNHODQMXWDQ (pp. 314–323).
NHFDSKDVLOIRUWL¿NDVL$JULWHFK, 29(2), 59–63.
Shankar Rai, B., Shukla, S., Kishor, K., Singh, H., Dey, S., &
Oliveira, I. S. de, Lourenço, L. de F. H., Sousa, C. L., Peixoto Joele, Bhole Shankar Rai, C. (2011). Quality characteristics
M. R. S., & Ribeiro, S. da C. do A. (2015). Composition of RI ELVFXLWV SURGXFHG IURP FRPSRVLWH ÀRXU RI ZKHDW
060IURP%UD]LOLDQFDW¿VKDQGWHFKQRORJLFDOSURSHUWLHV maize and sesame seed. -RXUQDO RI 3KDUPDFRJQRV\
RI ¿VK ÀRXU )RRG &RQWURO, , 38–44. https://doi. DQG 3K\WRFKHPLVWU\ -33, 6(64), 2011–2015. Retrieved
org/10.1016/J.FOODCONT.2014.08.018. from http://www.phytojournal.com/archives/2017/
vol6issue4/PartAC/6-4-302-140.pdf.
Omolola, A. O., Kapila, P. F., & Mchau, G. A. (2017). Mini
5HYLHZ (IIHFW RI 6HOHFWHG 3URFHVVLQJ DQG 0RGL¿FDWLRQ Zimmermann, M. B., Winichagoon, P., Gowachirapant, S.,
Methods on Quality of Cassava and its Starch. $VLDQ Hess, S. Y., Harrington, M., Chavasit, V., … Hurrell, R.
-RXUQDORI$JULFXOWXUDO5HVHDUFK, 11(3), 48–56. https:// )   &RPSDULVRQ RI WKH HI¿FDF\ RI ZKHDWEDVHG
doi.org/10.3923/ajar.2017.48.56. VQDFNVIRUWL¿HGZLWKIHUURXVVXOIDWHHOHFWURO\WLFLURQRU
hydrogen-reduced elemental iron: randomized, double-
Penugonda, K., Fiorentino, N. M., Alavi, S., & Lindshield, B.
blind, controlled trial in Thai women. 7KH $PHULFDQ
L. (2018). Bioavailable Iron and Vitamin A in Newly
-RXUQDORI&OLQLFDO1XWULWLRQ, 82(6), 1276–1282. https://
Formulated, Extruded Corn, Soybean, Sorghum,
doi.org/10.1093/ajcn/82.6.1276.
DQG &RZSHD )RUWL¿HG%OHQGHG )RRGV LQ WKH ,Q 9LWUR
Digestion/Caco-2 Cell Model. &XUUHQW 'HYHORSPHQWV LQ

403

Anda mungkin juga menyukai