2 (2015) 4-10
ISSN 2302 934X
Industrial Management
Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik dengan Menggunakan Systematic
Layout Planning (SLP) di CV. Arasco Bireuen
Anwar*, Bakhtiar, S dan Riski Nanda
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Aceh-Indonesia
*
Corresponding Author : Anwar_Muhammadali@yahoo.co.id ;0852 7578 7574
Abstrak – CV. Arasco Bireuen merupakan salah satu industri pengolahan biji kopi menjadi konsumsi bubuk
kopi yang terletak di Kota Juang, Kab. Bireuen. Perusahaan dalam operasionalnya tentu menginginkan
produktivitas yang tinggi dengan total biaya produksi yang minimum serta metode pelaksanaan kerja yang
efektif dan efisien. Berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan diamati bahwa perusahaan akan
menambah fasilitas penunjang produksi yaitu mesin penggongsengan biji kopi (sangrai) sebanyak 2 unit.
Kondisi susunan letak stasiun kerja pada lantai produksi awal pabrik tidak sesuai. Lintasan perpindahan
material yang terjadi cukup panjang terutama dari proses penggongsengan biji kopi, pemasakan sampai
penggilingan biji kopi. Lintasan aliran material yang terjadi memperpanjang jarak tempuh sehingga
menimbulkan waktu yang lama. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui total momen perpindahan
material dari layout awal, layout alternatif I dan layout alternatif II. Penelitian dilakukan melalui pendekatan
metode Systematic Layout Planning. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa total momen perpindahan
material yang terjadi dari layout awal mencapai 3.284.700 m/tahun, pada layout alternatif I mencapai
2.515.500 m/tahun dan pada layout alternatif II mencapai 2.568.900 m/tahun. Dari ketiga layout, maka
layout yang memberikan total momen perpindahan material yang terkecil adalah layout alternatif I.
Copyright © 2015 Department of industrial engineering. All rights reserved
Manuscript received September 25, 2015, revised October 1, 2015 Copyright © 2015 Department of Industrial Engineering. All rights reserved.
5
Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik dengan Menggunakan Systematic Layout Planning (SLP) di CV. Arasco Bireuen
3. Hanya menggunakan frekuensi aliran perpindahan Langkah 3. Analisa Hubungan Aktifitas Kerja (Activity
material. Relationship Chart)
Activity Relationship Chart (ARC) menampilkan
2 Tinjauan Literatur keterkaitan antar area yang ada dalam menunjang
aktivitas selama produk dibuat. Dengan ARC dapat
2.1 Definisi tata letak pabrik ditentukan tingkat kedekatan antar proses satu dengan
tata letak pabrik adalah tata cara pengaturan lainnya [4].
fasilitas-fasilitas pabrik dengan memanfaatkan luas area
secara optimal guna menunjang kelancaran proses Langkah 4. Penyusunan Diagram Hubungan
produksi [1]. F. E. Meyers mendefinisikan tata letak (Relationship Diagram)
pabrik sebagai bagian terbesar dari suatu studi Activity Relationship Diagram (ARD) pendekatan
perancangan fasilitas (facilities design). Facilities design Muther yaitu penggambaran ARD dengan hubungan
sendiri terdiri dari pengalokasian pabrik (plant location) garis yang menunjukkan besarnya tingkat hubungan
dan perancangan gedung (building design) dimana antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain.
sebagaimana diketahui bahwa antara tata letak pabrik Adapun dasar ARD adalah dari ARC [4].
(plant layout) dengan penanganan material (material
handling) saling berkaitan erat [2]. Langkah 5. Kebutuhan Ruang (Space Requirement)
Terdapat 3 (tiga) hal yang dapat dijadikan dasar
untuk menentukan luas ruang yang dibutuhkan, yaitu
a. Perancangan tata letak pabrik menggunakan tingkat produksi (production rate), peralatan yang
Systematic Layout Planning dibutuhkan untuk proses produksi dan karyawan yang
Untuk mendapatkan block layout yang baik diperlukan [4].
diperlukan tahapan-tahapan perancangan tata letak
pabrik secara sistematis. Tahapan-tahapan proses Langkah 6. Kesediaan Ruang (Space Available)
perancangan tata letak dapat dijabarkan mengikuti Dalam beberapa kasus tertentu, khususnya untuk
urutan kegiatan yang dikembangkan oleh Richard problem relayout seringkali layout yang didesain harus
Muther, yaitu melalui pendekatan yang dikenal sebagai disesuaikan dengan luas bangunan pabrik yang tersedia.
Systematic Layout Planning (SLP) [3]. Demikian juga untuk kasus yang lain dimana biaya serba
Urutan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam SLP, terbatas, maka luas area yang bisa disediakan pun
yaitu [4]: akansangat terbatas sekali [4].
Langkah 1. Pengumpulan data masukan dan aktivitas
Langkah awal dalam perancangan tata letak adalah Langkah 7. Pembuatan Diagram Hubungan Ruangan
dengan melakukan pengumpulan data awal. Terdapat 3 (Space Relationship Diagram)
(tiga) sumber data di dalam perencanaan tata letak, Dalam proses pembuatan Space Relationship
yaitu data rancangan produk, rancangan proses dan Diagram ini yang perlu diperhatikan adalah
rancangan jadwal produksi [3]. mengevaluasi luas ruang yang dibutuhkan untuk semua
aktivitas perusahaan dan ruang yang tersedia [4].
Langkah 2. Analisis aliran material
Analisis aliran material merupakan analisis Langkah 8 dan 9. Modifikasi Layout berdasarkan
pengukuran kuantitatif untuk setiap gerakan Pertimbangan Praktis (Modifying Constraints and
perpindahan material di antara departemen- Practical Limitation)
departemen atau aktivitas-aktivitas operasional. Dalam Disini pertimbangan-pertimbangan praktis dibuat
menganalisis aliran material ini sering digunakan peta untuk modifikasi layout [4].
atau diagram seperti peta aliran proses, diagram alir,
peta proses produk banyak, from to chart, peta Langkah 10. Pembuatan Alternatif Tata Letak (Develop
hubungan aktivitas dan peta perakitan [3]. Layout Alternatives)
Prosedur yang digunakan dalam pembentukan peta Develop Layout Alternatives dibuat berdasarkan
dari-ke antara lain [5]: Space Relationship Diagram dengan
1. Pengumpulan data yang dibutuhkan, antara lain: mempertimbangkan modifikasi dan berdasarkan
2. Pengolahan data dan pembentukan travel chart pertimbangan praktis [5].
3. Penggambaran layout skematik
4. Pemeriksaan efisiensi layout Langkah 11. Evaluasi (Evaluation)
5. Proses trial and error Ada beberapa kriteria atau teknik-teknik yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi alternatif tata letak,
yaitu perbandingan untung rugi, peringkat, analisis
faktor dan perbandingan biaya [4-6].
Copyright © 2015 Department of Industrial Engineering. All rights reserved. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.2 (2015) 4-10
6
Anwar, Bakhtiar, S dan Riski Nanda
Copyright © 2015 Department of Industrial Engineering. All rights reserved. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.2 (2015) 4-10
7
Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik dengan Menggunakan Systematic Layout Planning (SLP) di CV. Arasco Bireuen
melakukan penyortiran terhadap biji kopi untuk Contoh perhitungan yang terjadi pada departemen
kemudian dilakukan penjemuran. Setelah A ke departemen D adalah sebagai berikut:
penjemuran dilakukan, maka selanjutnya biji kopi Frekuensi aliran perpindahan material antar
digongseng dengan menggunakan mesin roaster. departemen/tahun
Kemudian, hasil gongsengan dibawa menuju kuali F=fxt
untuk dilakukan pemasakan. Proses pemasakan
F = 206 kali perpindahan x 300 hari
dilakukan dengan mencampur biji kopi dengan gula
pasir, gula merah, garam dan vanili. Proses F = 61.800 perpindahan/tahun
pemasakan berlangsung selama 1 (satu) jam.
Setelah ini selesai, maka terlebih dahulu dilakukan Perhitungan jumlah momen perpindahan
proses pendinginan di papan pendingin. material/tahun
Selanjutnya, hasil pemasakan biji kopi dibawa ke
Mo = F x d
mesin penghancur untuk dihancurkan karena hasil
pemasakan masih dalam berbentuk gumpalan keras Mo = 61.800 perpindahan/tahun x 6,5 m
dan kasar. Setelah dihancurkan, maka kemudian Mo = 401.700 m perpindahan/tahun
dibawa ke mesin penggilingan kasar dan selanjutnya
ke mesin penggilingan halus agar menjadi bubuk Tabel 4 Luas area tiap departemen kerja
kopi. Selanjutnya bubuk kopi siap konsumsi dibawa Dep Keterangan Ukuran Luas (m2)
ke mesin packaging untuk kemudian dilakukan (m)
pengemasan. P L
A Produksi 7 5 35
f) Frekuensi aliran perpindahan material B Gudang bahan baku 5 3 15
Frekuensi aliran perpindahan material C Area barang jadi 5 4 20
merupakan uraian proses aliran perpindahan D Tempat pemasakan 5 4 20
material yang terjadi selama proses produksi Tempat penjemuran
berlangsung. Frekuensi aliran perpindahan material E 7 5 35
biji kopi
dijelaskan dalam bentuk suatu matriks keterkaitan. Tempat penampungan
Dalam matriks keterkaitan, nilai 1 menunjukkan F 3 3 9
bubuk kopi
adanya aliran perpindahan material antara Pengemasan bubuk
departemen i dan departemen j, sedangkan nilai 0 G 2 2 4
kopi
sebaliknya, tidak terjadi aliran perpindahan material Tempat penumpukan
yang dapat dilihat pada Tabel 3. Sedangkan Luas H 3 2 6
kayu bakar
area tiap departemen kerja dapat dilihat pada Tabel I Kamar mandi 2 2 4
4. Total 148
i/j A B C D E F G H I
A 0 0 206 0 40 0 0 0 b Perhitungan momen perpindahan pada block layout
B 41 0 229 0 0 0 0 0 awal
C 0 0 0 0 0 0 0 0 Perhitungan jumlah momen perpindahan
D 206 0 0 0 0 0 0 0 dengan menggunakan block layout awal dilakukan
E 172 0 0 0 0 0 0 0 dengan jumlah hari kerja sebanyak 300 hari kerja
F 0 0 0 0 0 40 0 0 (setahun).
G 0 0 33 0 0 0 0 0
Contoh perhitungan yang terjadi pada departemen
H 206 0 0 0 0 0 0 0
A ke departemen D adalah sebagai berikut:
I 0 0 0 0 0 0 0 0
Frekuensi aliran perpindahan material antar
departemen/tahun
Tabel 3 Matriks aliran perpindahan material Luas area
tiap departemen kerja F=fxt
F = 206 kali perpindahan x 300 hari
4.2 Pengolahan Data F = 61.800 perpindahan/tahun
a Perhitungan momen perpindahan pada block layout Perhitungan jumlah momen perpindahan
awal
material/tahun
Perhitungan jumlah momen perpindahan
dengan menggunakan block layout awal dilakukan Mo = F x d
dengan jumlah hari kerja sebanyak 300 hari kerja Mo = 61.800 perpindahan/tahun x 6,5 m
(setahun). Mo = 401.700 m perpindahan/tahun
Copyright © 2015 Department of Industrial Engineering. All rights reserved. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.2 (2015) 4-10
8
Anwar, Bakhtiar, S dan Riski Nanda
W
S
N
E
c Perancangan tata letak dengan SLP
Dengan menggunakan metode SLP, maka didapatkan
hasil alternatif layout yang mempunyai total momen
yang lebih minimum dari hasil total momen awal. Block
layout alternatif I dapat dilihat pada Gambar 1. dan
Block layout alternatif II dapat dilihat pada Gambar 2.
Y
Perhitungan jumlah momen perpindahan hasil
Simbol Keterangan
rancangan dengan SLP dilakukan untuk kedua block
A Area Produksi layout alternatif. Perhitungan jumlah momen
B Gudang Bahan Baku
C Area Barang Jadi
perpindahan dilakukan dengan jumlah hari kerja
19 D Tempat pemasakan sebanyak 300 hari kerja (setahun).
18 E Tempat penjemuran biji kopi Alternatif I
17 F Tempat penampungan bubuk kopi
16 G Pengemasan bubuk kopi
Contoh perhitungan yang terjadi pada departemen
15 H Tempat penumpukan kayu bakar A ke departemen D adalah sebagai berikut:
14 I Kamar mandi Frekuensi aliran perpindahan material antar
13
departemen/tahun
12
11 H F=fxt
10
F = 206 kali perpindahan x 300 hari
9
8 F = 61.800 perpindahan/tahun
7
B G
6
F
5 Perhitungan jumlah momen perpindahan
4
A material/tahun
3
2 D C E Mo = F x d
1 I Mo = 61.800 perpindahan/tahun x 5,5 m
X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Mo = 339.900 m perpindahan/tahun
Gambar 2 Block layout alternatif I
Copyright © 2015 Department of Industrial Engineering. All rights reserved. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.2 (2015) 4-10
9
Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik dengan Menggunakan Systematic Layout Planning (SLP) di CV. Arasco Bireuen
Copyright © 2015 Department of Industrial Engineering. All rights reserved. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.2 (2015) 4-10
10
Anwar, Bakhtiar, S dan Riski Nanda
5 Kesimpulan
Daftar Pustaka
Copyright © 2015 Department of Industrial Engineering. All rights reserved. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.2 (2015) 4-10