Anda di halaman 1dari 19

KATALOG 1

Aspek Ketetapan Menteri Kesehatan No. 381 Tahun 2007

Judul Kebijakan Obat Tradisional Nasional

Latar ● Pengembangan dan peningkatan obat tradisional ditujukan agar


Belakang/Alasan diperoleh obat tradisional yang bermutu tinggi, aman, memiliki
Diterbitkan khasiat nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan
secara luas, baik untuk pengobatan sendiri oleh masyarakat
maupun digunakan dalam pelayanan kesehatan formal
disebutkan dalam salah satu subsistem Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) melalui KMK no. 131/Menkes/SK/II/2004
● Obat tradisional disebutkan dalam UU no. 23 tahun 1992
tentang Kesehatan
● Perkembangan obat tradisional di negara berkembang hingga
negara maju
● Efektivitas dan kemanan dari penggunaan obat tradisional di
Indonesia belum sepenuhnya didukung oleh penelitian yang
memadai
● Indonesia merupakan mega-senter tanaman obat di dunia

Dasar Hukum 1. UU Obat Keras


2. UU no. 23 tahun 1992
3. UU no. 5 tahun 1997
4. UU no. 22 tahun 1997
5. UU no. 32 tahun 2004
6. PP no. 72 tahun 1998
7. PP no. 25 tahun 2000
8. Keputusan Menteri Kesehatan no. 131/Menkes/SK/II/2004
9. Peraturan Menteri Kesehatan no. 1575/Menkes/Per/XI/2005

Ketentuan Umum Obat Tradisional; Bahan atau Ramuan Bahan Tumbuhan,


Hewan, Mineral, Biota Laut atau Sediaan Galenik; Obat Herbal
Terstandar; Fitofarmaka; KOTRANAS

Tujuan ● Mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan ramuan


tradisional secara berkelanjutan (sustainable use) untuk
digunakan sebagai obat tradisional dalam upaya peningkatan
pelayanan kesehatan
● Menjamin pengelolaan potensi alam Indonesia secara lintas
sektor agar mempunyai daya saing tinggi sebagai sumber
ekonomi masyarakat dan devisa negara yang berkelanjutan
● Tersedianya obat tradisional yang terjamin mutu, khasiat, dan
keamanannya, teruji secara ilmiah dan dimanfaatkan secara
luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam pelayanan
kesehatan formal
● Menjadikan obat tradisional sebagai komoditi unggul yang
memberikan multi manfaat yaitu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi masyarakat, memberikan peluang kesempatan kerja
dan mengurangi kemiskinan

Materi Obat Tradisional sebagai Warisan Budaya Bangsa; Analisis


Muatan/Aspek Situasi dan Kecenderungan (Perkembangan, Kekuatan,
Utama yang Diatur Kelemahan, Peluang, Ancaman dan Tantangan); Landasan
Kebijakan dan Strategi (Landasan Kebijakan, Strategi); Pokok-
Pokok dan Langkah-Langkah Kebijakan (Budidaya dan
Konservasi Sumber Daya Obat Tradisional, Keamanan dan
Khasiat Obat Tradisional, Mutu Obat Tradisional, Aksesibilitas,
Penggunaan yang Tepat, Pengawasan, Penelitian dan
Pengembangan, Industrialisasi Obat Tradisional, Dokumentasi
dan Database, Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Pemantauan dan Evaluasi,

Materi Farmasi Obat Tradisional; Bahan atau Ramuan Bahan Tumbuhan,


Hewan, Mineral, Biota Laut atau Sediaan Galenik; Obat Herbal
Terstandar; Fitofarmaka; KOTRANAS

Sanksi -

Penutup/Aturan ● KOTRANAS dipergunakan sebagai pedoman dan arah dalam


Peralihan bertindak dari berbagai pemangku kepentingan di bidang obat
tradisional nasional
● Pelaksanaan KOTRANAS memerlukan pengorganisasian,
penggerakan, pemantauan, pengawasan, pengendalian, dan
evaluasi
● Keberhasilan pelaksanaan KOTRANAS sangat tergantung
pada moral, etika, dedikasi, kompetensi, integritas, ketekunan,
dan kerja keras dan ketulusan segenap pemangku kepentingan
di bidang obat tradisional
KATALOG 2
Aspek KMK No 18 Tahun 2014
Judul KOMPENDIUM ALAT KESEHATAN
Latar Belakang/Alasan 1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan perlu menjamin
Diterbitkan aksesibilitas alat kesehatan yang aman, berkhasiat, bermutu,
dan terjangkau dalam jenis dan jumlah yang cukup
2. Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) perlu disusun
daftar alat kesehatan dalam bentuk Kompendium Alat
Kesehatan;
Dasar Hukum UU No 40 Tahun 2004, UU No 36 Tahun 2009, UU No 44 Tahun
2009, UU No 24 Tahun 2011, PP No 72 Tahun 1998, PP No 24
Tahun 2010, PP No 12 Tahun 2013, PerMenKes No
1190/Menkes/Per/VIII/2010, PerMenKes No
1144/Menkes/Per/VIII/2010.
Ketentuan Umum -
Tujuan Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan perlu menjamin
aksesibilitas alat kesehatan yang aman, berkhasiat, bermutu, dan
terjangkau dalam jenis dan jumlah yang cukup
Materi/Aspek Utama 1. Kompendium Alat Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
yang Diatur Diktum Kesatu memuat daftar alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai
2. Kompendium Alat Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
Diktum Kesatu merupakan daftar dan spesifikasi alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai terpilih dengan persyaratan
standar minimal keamanan, mutu dan manfaat untuk digunakan
di fasilitas kesehatan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
3. Kompendium Alat Kesehatan digunakan sebagai acuan oleh
fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan
rujukan tingkat lanjutan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
4. Pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan Keputusan
Menteri ini dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan, BPJS
Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing
Materi Farmasi Alat Kesehatan Elektromedik
1.ANAESTHESIA VAPORIZER
2.APNEA MONITOR
3.ARGON SURGICAL LASER
4.ASPIRATOR
5.AUDIOMETER
6.AUTOTRANSFUSION UNIT
7.AUTOMATIC SPHYGMOMANOMETER (NON INVASIVE)
8.BLOOD PRESSURE MONITOR, INVASIVE
9.BLOOD/SOLUTION WARMER
10.CAPNOMETER (CO2 MONITOR)
11.CARDIAC RESUSCITATOR
12.CO2 SURGICAL LASER
13.CRYOSURGICAL UNIT
14.DEFIBRILATOR
15.DENTAL UNIT
16.DIATHERMY/SHORTWAVE
17.ELECTROSURGICAL UNIT (ESU)
18.ELEKTROKARDIOGRAF (EKG)
19.HEART LUNG BYPASS UNIT
20.HEMODIALYSIS UNIT
21.HOSPITAL BED
22.HYPO/HYPERTHERMIA UNITS
23.INFUSION PUMP
24.BABY INCUBATOR
25.INTRA AORTIC BALLOON PUMP
26.LAPAROSCOPY
27.MAMMOGRAPHY UNIT
28.ANAESTHESIA MACHINE
29.MOBILE C-ARMS X-RAY
30.MOBILE X-RAY UNIT
31.OXYGEN ANALYZER
32.PACEMAKER EXTERNAL, NON INVASIVE
33.PHOTOTHERAPY UNIT
34.PORTABLE VENTILATOR
35.PRESSURE TRANSDUCERS
36.PULSE OXYMETER
37.RADIANT WARMER
38.RADIOGRAPHIC/FLUOROSCOPIC UNIT
39.SMOKE EVACUATOR
40.TRACTION UNIT
41.TRANSCUTANEOUS CO2 MONITOR
42.TRANSCUTANEOUS OXYGEN (O2) MONITOR
43.ULTRASOUND SCANNER (USG DIAGNOSTIK)
44.X-RAY UNIT GENERAL PURPOSE
45.ELECTROENCEPHALOGRAPH (EEG)
46.LAMPU PERIKSA HALOGEN
47.STERILISATOR KERING
48.EKSTRAKTOR VAKUM MANUAL
49.POCKET FETAL HEARTH RATE MONITOR (DOPPLER))

Alat Kesehatan Non Elektromedik


1.BLOOD BAG
2.BLOOD TRANSFUSION SET
3.CAT GUT (BENANG BEDAH)
4.DENTAL CEMENT
5.DISPOSABLE SYRINGE
6.AUTO DISABLE DISPOSABLE SYRINGE
7.HYPODERMIC SYRINGE WITH REUSE
PREVENTION FEATURE
8.FOLEY CATHETER
9.GLASS IONOMER CEMENT
10.GUTTA PERCHA
11.IMPRESSION MATERIAL
12.INFUSION SET
13.INSTRUMEN BEDAH
14.IV CATHETER
15.KAPAS BERLEMAK
16.KAPAS PEMBALUT/ABSORBEN
17.KASA HIDROFIL
18.KASA HIDROFIL TERDETEKSI SINAR-X 19.KASA
PEMBALUT
20.KASA PEMBALUT ELASTIS
21.KONDOM
22.MANUAL HOSPITAL BED
23.MASKER BEDAH
24.MASKER OKSIGEN
25.PEMBALUT GIPS
26.PLESTER
27.PULMONARY RESUSCITATOR
28.SARUNG TANGAN BEDAH
29.SILK SUTURE (BENANG BEDAH SUTERA)
30.STETHOSCOPE MANUAL
31.TENSIMETER MANUAL DENGAN AIR RAKSA
32.TENSIMETER MANUAL DENGAN JARUM
33.URINE BAG 34.WING NEEDLE
35.TERMOMETER RAKSA
36.TIMBANGAN BAYI
37.TIMBANGAN INJAK DEWASA
38.STAND INFUS
39.TABUNG OKSIGEN + REGULATOR
40.TEMPAT TIDUR PERIKSA
41.TEMPAT TIDUR PERSALINAN

Produk Diagnostik In Vitro


1.AUTOMATED BLOOD GROUPING ANALYZER
2.BILIRUBIN TEST SYSTEM
3.BLOOD GAS/PH/CHEMISTRY POINT OF CARE ANALYZER
4.CHOLESTEROL TEST STRIP
5.CLINICAL CHEMISTRY ANALYZER
6.C-REACTIVE PROTEIN REAGENT (CRP)
7.CREATINE KINASE REAGENT
8.CREATINE REAGENT
9.DIFF DILUENT
10.GLUCOSE ANALYZER
11.GLUCOSE TEST STRIP
12.HEMATOLOGY CONTROL
13.HEMATOLOGY POINT OF CARE ANALYZER
14.HIV COMBI
15.IMMUNOASSAY ANALYZER
16.TES HEPATITIS B (HBSAB RAPID TEST)
17.TES KEHAMILAN CEPAT (PREGNANCYRAPID TEST)
18.TES MASA SUBUR (LUTEINIZING HORMONE
TEST SYSTEM)
19.TOXO IGG II ASSAY
20.UJI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS – IGG/IGM
21.URIC ACID REAGENT
22.URIC ACID TEST STRIP
23.URINALYSIS REAGENT STRIPS
24.WHOLE BLOOD COAGULATION ANALYZER
25.REAGENSIA IN VITRO UNTUK PEWARNA BIOLOGI)
Sanksi -
Aturan Berlaku mulai pada tanggal ditetapkan
Peralihan/Penutup
Aspek KMK No. 347 Tahun 1990
Judul Obat Wajib Apotek No. 1
Latar Belakang/ 1. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong
Alasan dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dirasa
Diterbitkan perlu ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan
pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional; 
2. Peningkatan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan
rasional dapat dicapai melalui peningkatan penyediaan obat
yang dibutuhkan untuk pengobatan sendiri yang sekaligus
menjamin penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional 
3. Peran Apoteker di Apotik dalam pelayanan KIE
( Komunikasi, Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat
kepada masyarakat perlu ditingkatkan dalam rangka
peningkatan pengobatan sendiri; 
4. Perlu ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Obat Keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter
Apoteker di Apotik. 

Dasar Hukum 1. UU No. 9 Tahun 1960 Tentang Pokok-pokok kesehatan


2. UU No. 7 Tahun 1963 Tentang Farmasi
3. OOK 
4. PP No. 25 Tahun 1980 Tentang Apotek

Tujuan 1. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam


menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah
kesehatan
2. Untuk peningkatan pengobatan sendiri yang sekaligus
menjamin penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional 
3. Sebagai peran Apoteker di Apotik dalam pelayanan KIE
( Komunikasi, Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat
kepada masyarakat perlu ditingkatkan dalam rangka
peningkatan pengobatan sendiri; 

Materi Muatan/ 1. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Obat Wajib


Aspek Yang Apotik yaitu obat keras yang dapat diserahkan oleh
Diatur Apoteker kepada pasien di Apotik tanpa resep dokter.
2. Obat yang tercantum pada lampiran Keputusan ini dapat
diserahkan oleh Apoteker di Apotik dan selanjutnya
disebut OBAT WAJIB APOTIK No. 1
3. Apoteker di Apotik dalam melayani pasien yang
memerlukan obat di maksud dictum kedua diwajibkan : 
a. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien
yang disebutkan dalam Obat Wajib Apotik yang
bersangkutan. 
b. Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan. 
c. Memberi informasi meliputi dosis dan aturan pakainya,
kontraindikasi, efek samping dan lain-lain yang perlu
diperhatikan oleh pasien.
4. Lampiran OWA 1
Materi Farmasi
Aspek KMK No. 924 Tahun 1993
Judul Obat Wajib Apotek No. 2
Latar Belakang/ 1. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong
Alasan dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dirasa
Diterbitkan perlu ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan
pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional; 
2. Peningkatan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan
rasional dapat dicapai melalui peningkatan penyediaan obat
yang dibutuhkan untuk pengobatan sendiri yang sekaligus
menjamin penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional 
3. Peran Apoteker di Apotik dalam pelayanan KIE
( Komunikasi, Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat
kepada masyarakat perlu ditingkatkan dalam rangka
peningkatan pengobatan sendiri; 
4. Dengan perkembangan di bidang farmasi, perlu ditetapkan
OWA No. 2 

Dasar Hukum 1. OOK


2. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan 
3. PP No. 25 Tahun 1980 Tentang Apotek 
4. PMK 244 Tahun 1990 Tentang Ketentuan dan Tatacara
Perizinan Apotik
5. KMK 347 Tahun 1990 Tentang OWA 1
6. PMK 919 Tahun 1993 Tentang Kriteria Obat yang dapat
diserahkan tanpa resep

Tujuan 1. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam


menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan
2. Untuk peningkatan pengobatan sendiri yang sekaligus
menjamin penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional 
3. Sebagai peran Apoteker di Apotik dalam pelayanan KIE
( Komunikasi, Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat
kepada masyarakat perlu ditingkatkan dalam rangka
peningkatan pengobatan sendiri; 
4. Perlu penetapan OWA No. 2

Materi Muatan/   Daftar Obat Wajib Apotek No.2


Aspek Yang
Diatur

Materi Farmasi
Aspek KMK No. 1176 Tahun 1999
Judul Obat Wajib Apotek No. 3
Latar Belakang/ 1. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong
Alasan dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dirasa
Diterbitkan perlu ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan
pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional; 
2. Peningkatan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan
rasional dapat dicapai melalui peningkatan penyediaan obat
yang dibutuhkan untuk pengobatan sendiri yang sekaligus
menjamin penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional 
3. Peran Apoteker di Apotik dalam pelayanan KIE
( Komunikasi, Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat
kepada masyarakat perlu ditingkatkan dalam rangka
peningkatan pengobatan sendiri; 
4. Dengan perkembangan di bidang farmasi, perlu ditetapkan
OWA No. 3

Dasar Hukum 1. OOK


2. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan 
3. PP No. 25 Tahun 1980 Tentang Apotek 
4. PMK 244 Tahun 1990 Tentang Ketentuan dan Tatacara
Perizinan Apotik
5. KMK 347 Tahun 1990 Tentang OWA 1
6. PMK 919 Tahun 1993 Tentang Kriteria Obat yang dapat
diserahkan tanpa resep
7. KMK 924 Tahun 1993 Tentang OWA 2

Tujuan 1. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam


menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah
kesehatan
2. Untuk peningkatan pengobatan sendiri yang sekaligus
menjamin penggunaan obat secara tepat, aman dan
rasional 
3. Sebagai peran Apoteker di Apotik dalam pelayanan KIE
( Komunikasi, Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat
kepada masyarakat perlu ditingkatkan dalam rangka
peningkatan pengobatan sendiri; 
4. Perlu penetapan OWA No. 3

Materi Muatan/ 1. Daftar Obat Wajib Apotek No.3


Aspek Yang 2. Obat yang dikeluarkan dari OWA
Diatur

Materi Farmasi

Anda mungkin juga menyukai