Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

PENGELOLAAN
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMAD ALI KASIM


KABUPATEN GAYO LUES
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam


penyelenggaraan pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Guna mencapai kondisi maupun fungsi peralatan
kesehatan yang baik serta dapat mendukung pelayanan kesehatan maka perlu
adanya pengelolaan peralatan kesehatan yang terpadu.
Peralatan medis adalah alat yang digunakan untuk tujuan medis pada
pasien, diagnosis, terapi serta tindakan pembedahan. Peralatan medis di rumah
sakit merupakan alat penunjang dalam pelayanan yang sangat vital. Peralatan
medis dirumah sakit dapat berupa peralatan sekali pakai (single-use). Terkait
single-use peralatan habis pakai ada risiko meningkatnya infeksi dan ada risiko
bahwa kekuatan peralatan habis pakai tersebut mungkin tidak adekuat atau
tidak memuaskan setelah diproses kembali. Rumah sakit harus membuat
kebijakan yang menjadi panduan untuk pengelolan bahan medis habis pakai
(single-use).
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai harus dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir
dan menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu
dan kendali biaya. Dalam ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa Pengelolaan
Alat Kesehatan, Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai di
Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu.
Alat Kesehatan yang dikelola oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu berupa
alat medis habis pakai/peralatan non elektromedik, antara lain alat
kontrasepsi (IUD), alat pacu jantung, implan, dan stent.

2
Dengan kebijakan pengelolaan sistem satu pintu, Instalasi Farmasi
sebagai satu-satunya penyelenggara Pelayanan Kefarmasian, sehingga
Rumah Sakit akan mendapatkan manfaat dalam hal pelaksanaan
pengawasan dan pengendalian penggunaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, standarisasi Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, penjaminan mutu Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan MedisHabis Pakai, pengendalian harga Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai pemantauan terapi
Obat, penurunan risiko kesalahan terkait penggunaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (keselamatan pasien), kemudahan
akses data Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang akurat, peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit dan citra Rumah Sakit
dapeningkatan pendapatan Rumah Sakit dan peningkatan kesejahteraan
pegawai.
Agar bahan medis habis pakai kesehatan dapat dikelola dengan baik,
Rumah Sakit Bhayagkara yang antara lain mempunyai tugas penyusunan
standar teknis, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang peralatan
kesehatan yang menyusun ‘’Pedoman Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai
Di Rumah Sakit Muhammad Ali Kasim Kabupaten Gayo Lues’’.
Pedoman ini diharapkan dapat memberikan arahan dalam pengelolaan
Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat melaksanakan pelayanan kesehatan
secara efektif dan efisien yang sesuai dengan kebutuhan layanan kesehatan
kepada masyarakat serta memenuhi kaidah dan standar sebagai pedoman
peralatan kesehatan yang baik dan benar.
B. Tujuan
Tujuan dibuatnya pedoman ini adalah:
1) Meningkatkan pemahaman tentang proses pengelolaan bahan medis habis
pakai
2) Manajemen dan penanggung jawab/pengelola unit farmasi di rumah sakit
mampu melakukan pengelolaan bahan medis habis pakai kesehatan dengan
baik dan sesuai

3
3) Memastikan tersedianya peralatan kesehatan yang aman, bermutu dan
layak pakai serta efisien di rumah sakit sehingga meminimalkan risiko yang
terkait dengan pengunaan peralatan kesehatan tersebut
4) Menjamin ketersediaan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan untuk
pelayanan kesehatan
C. Maksud
Maksud penyusunan “Pedoman Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai’’
ini adalah memberi acuan langkah dan tindakan yang diperlukan dalam
pengelolaan pengadaan peralatan kesehatan.
D. Sasaran
1. Perencana peralatan kesehatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
2. Pihak manajemen/pengelola farmasi rumah sakit, melakukan pengelolaan
bahan medis habis pakai.
3. Produsen dan penyalur peralatan kesehatan yang diharapkan memahami
alur pengelolaan peralatan kesehatan, sehingga dapat menyediakan
peralatan kesehatan yang bermutu, aman dan layak pakai.
E. Pengertian
Pengelolaan pengadaan alat kesehatan adalah panduan yang berisi
tentang perencanaan pengelolaan pengadaan alat kesehatan yang merupakan
salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
sehingga dapat melaksanakan pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien
yang sesuai dengan kebutuhan layanan kesehatan kepada masyarakat serta
memenuhi kaidah dan standar sebagai pedoman peralatan kesehatan yang
baik dan benar. Peralatan medis adalah peralatan yang digunakan untk
keperluan terapi, rehabilitasi dan pelatihan medik, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai merupakan salah satu kegiatan
pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan
pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.

4
BAB II
RUANG LINGKUP

Sasaran yang telibat dalam Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai Rumah Sakit
Bhayangkara adalah
1. Kepala Rumah Sakit Muhammad Ali Kasim Kabupaten Gayo Lues
2. Manajemen penanggung jawab dan pengelola farmasi di Rumah Sakit
Muhammad Ali Kasim Kabupaten Gayo Lues
3. Staf medis, perawat, dan bidan
4. Semua peralatan kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan khususnya
peralatan medis habis pakai di Rumah Sakit Muhammad Ali Kasim
Kabupaten Gayo Lues

5
BAB III
KEBIJAKAN

1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Penyalur Alat Kesehatan.
4. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan
Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan Medis Habis Pakai, 2005
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sedian
Farmasi dan Alat Kesehatan
6. Permenkes RI No 58 tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan Dan Bahan Medis Habis

6
BAB IV
TATA LAKSANA

Alur pengelolaan sediaan farmasi meliputi empat fungsi dasar, yaitu seleksi
(selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi dan
penyimpanan, (distributio) dan (storage), serta penggunaan (use) yang meliputi
monitoring dan evaluasi (monitoring) dan (evaluation) yang memerlukan dukungan
dari organisasi (organization), pendanaan (financing), pengelolaan informasi
(information management) dan pengembangan sumber daya manusia (human
resources) (Quick dkk., 1997).

Menurut Permenkes RI No 58 tahun 2014, pengelolaan sediaan farmasi, alat


kesehatan dan bahan medis habis pakai merupakan proses yang berkesinambungan
yang dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian dan
administrasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan kefarmasian. Kegiatan
pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi:

A. Pemilihan
Menurut Permenkes RI Nomor 58 tahun 2014 Pemilihan adalah
kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan sediaan bahan medis
habis pakai ini berdasarkan:
1. Formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi
2. Standar sediaan farmasi bahan medis habis pakai yang telah ditetapkan
3. Pola penyakit
4. Efektifitas dan keamanan
5. Pengobatan berbasis bukti
6. Mutu
7. Harga
8. Ketersediaan di pasaran

7
B. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan
periode pengadaan sediaan farmasi bahan medis habis pakai sesuai dengan
hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu dan efisien (Permenkes, 2014).
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:
1. perkiraan jenis dan Bahan Medis Habis Pakai yang mendekati kebutuhan
2. meningkatkan penggunaan Bahan Medis Habis Pakai secara rasional
3. meningkatkan efisiensi penggunaan Bahan Medis Habis Pakai
Perencanaan kebutuhan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit
setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Rumah Sakit. Proses
seleksi Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola
penyakit, pola pemakaian periode sebelumnya, data mutasi Bahan Medis Habis
Pakai, dan rencana pengembangan.
Proses seleksi Bahan Medis Habis Pakai juga harus mengacu pada
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses
seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit seperti
dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan
dengan pengobatan.
C. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan perencanaan
kebutuhan dan harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat
dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu (Permenkes, 2014).
D. Permintaan
Tujuan permintaan Bahan Medis Habis Pakai adalah memenuhi
kebutuhan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit, sesuai dengan
perencanaan kebutuhan yang telah dibuat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan pemerintah daerah setempat.
E. Penerimaan
Penerimaan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan dalam
menerima Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.

8
Tujuannya adalah agar Bahan Medis Habis yang diterima sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Rumah Sakit.
Semua petugas yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab
atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan
Bahan Medis Habis Pakai berikut kelengkapan catatan yang menyertainya.
Petugas penerimaan wajib melakukan pengecekan terhadap Bahan
Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan
jumlah Bahan Medis Habis Pakai, bentuk Bahan Medis Habis Pakai sesuai
dengan isi dokumen, ditandatangani oleh petugas penerima, dan diketahui oleh
Kepala Rumah Sakit. Bila tidak memenuhi syarat, maka petugas penerima
dapat mengajukan keberatan.
Masa kedaluwarsa minimal dari Bahan Medis Habis Pakai yang diterima
disesuaikan dengan periode pengelolaan di Rumah Sakit ditambah satu bulan.
F. Penyimpanan
Penyimpanan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan
pengaturan terhadap Bahan Medis Habis Pakai yang diterima agar aman (tidak
hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin,
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu bahan medis habis pakai yang tersedia,
menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga ketersediaan
serta memudahkan pencarian dan pengawasan di rumah sakit agar dapat
dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Menurut peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 58 tahun 2014 tentang
Standar pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit bahwa untuk menjamin
kualitas dan keamanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai harus sesuai dengan persyaratan kefarmasian yang meliputi persyaratan
stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban dan ventilasi. Sistem
penyimpanan sediaan farmasi bahan medis habis pakai yang harus disimpan
terpisah yaitu:
1. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi
tanda khusus bahan berbahaya. Syarat penyimpanan bahan yang mudah
terbakar:
a) Ruang dingin dan berventilasi

9
b) Jauh dari sumber panas atau api
c) Tersedia alat pemadam kebakaran
2. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan barang:
a) Desain gudang
b) Prosedur penyimpanan
c) Lokasi gudang
d) Pemakaian alat bantu
e) Jenis barang
Selain ditentukan oleh besarnya ruangan gudang, kapasitas gudang
juga ditentukan oleh tata letak (layout) ruangan. Gudang dengan desain layout
yang tidak teratur dan tidak rapi menunjukkan ketidakefisienan pengaturan.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pengaturan barang yang didesain sesuai
dengan arus masuk barang barang yakni slow moving (barang yang perputaran
nya lambat) atau fast moving (barang yang perputarannya cepat).
G. Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan dalam rangka menyalurkan atau
menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap
menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. Rumah sakit
harus menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin terlaksananya
pengawasan dan pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai di unit pelayanan (Permenkes, 2014).
H. Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi bahan medis habis pakai
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku (Permenkes,
2014).
I. Pengendalian
Pengendalian Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan untuk
memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan
program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan di unit pelayanan rumah sakit.

10
Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan
penggunaan sediaan farmasi bahan medis habis pakai dan dapat dilakukan
oleh Instalasi Farmasi bersama dengan Tim Farmasi dan Terapi (TFT) di rumah
sakit (Permenkes, 2014).
Pengendalian Bahan Medis Habis Pakai:
1. Pengendalian persediaan
2. Pengendalian penggunaan
3. Penanganan Bahan Medis Habis Pakai hilang, rusak, dan kadaluwarsa
J. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan
dalam rangka penatalaksanaan Bahan Medis Habis Pakai secara tertib, baik
Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan
digunakan di Rumah Sakit.
Tujuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan adalah:
1. Bukti bahwa pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai telah dilakukan
2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian
3. Sumber data untuk pembuatan laporan.
K. Pemantauan dan evaluasi
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:
1. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan
Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun
pemerataan pelayanan
2. memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai
3. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.

11
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Spo tentang pengelolaan pengadaan alat kesehatan

12

Anda mungkin juga menyukai