Anda di halaman 1dari 28

PEDOMAN KERJA TIM PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI

jenazah

RUMAH SAKIT
HARAPAN SEHAT JATIBARANG

Jln.Raya Jatibarang – Brebes, Desa Janegara, Kecamatan Jatibarang Kabupaten


Brebes
PANDUAN
Telp/Fax (0283) 4513655, E-Mail :rshs_jatibarang@asia.com

ICRA
(INFECTION CONTROL
RISK ASSESMENT)
DAFTAR ISI

Halaman
Daftar Isi..............................................................................................................................................i
Kata Pengantar...................................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan..........................................................................................................................1
BAB II Latar Belakang....................................................................................................................6
BAB III Tujuan Umum dan Tujuan Khusus..............................................................................8
BAB IV Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan......................................................................9
BAB V Cara Kegiatan......................................................................................................................16
BAB VI Sasaran.................................................................................................................................17
BAB VII Jadwal Kegiatan..............................................................................................................18
BAB VIII Anggaran Dana..............................................................................................................19
BAB IX Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan.......................................................22
BAB X Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan .............................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................23

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat-Nya program kerja Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) tahun 2019 ini
dapat tersusun tepat pada waktunya. Program kerja ini disusun untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pelayanan yang bermutu, efektif dan efisien untuk menjamin patient
savety yang berorientasikan keselamatan pasien di Rumah Sakit Harapan Sehat Jatibarang .
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif kepada masyarakat memiliki
peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Bagi mereka
yang berada di lingkungan rumah sakit seperti pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan
penunggu pasien beresiko mendapatkan infeksi di rumah sakit atau disebut dengan healthcare
associated infections (HAIs). Program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) sangat
penting untuk dilaksanakan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sebagai
tempat pelayanan kesehatan disamping sebagai tolak ukur mutu pelayanan dan juga untuk
melindungi pasien, petugas, pengunjung dan keluarga dari resiko tertularnya infeksi karena
dirawat, bertugas dan berkunjung ke suatu rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya. Perlu diketahui bahwa keberhasilan program PPI perlu keterlibatan lintas profesional,
klinis, perawat, laboratorium, K3, farmasi, Gizi, Urdal dan house keeping. Bila Program PPI
ini terlaksana dengan baik maka mutu pelayanan rumah sakit akan terjamin baik dan program
PPI ini diharapkan dapat mencegah atau meminimalkan angka kejadian infeksi di rumah sakit.
Dengan telah tersusunnya program kerja ini, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah banyak membantu serta memberikan dukungan materi maupun
moril demi terlaksananya program kerja ini. Disamping itu masih banyak kekurangan dalam
penyusunan program kerja ini, karena itu kami siap menerima masukan guna lebih
menyempurnakan program kerja PPI di masa mendatang.

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk
di indonesia. Di tinjau dari asal atau di dapatkannya infeksi dapat berasal dari komunitas
(comunity acquired infection) atau berasal dari lingkungan rumah sakit (Hospital acuired
infection) atau yang sebelumnya di kenal sebagai infeksi nosokomial. Dalam Kemenkes
382/Menkes/SK/III/2007 di sebutkan bahwa isu mengenai munculnya penyakit infeksi atau
Emerging Infectius Disease timbul dua tahun ini dengan adanya kekhawatiran akan terjadi
pandemi Flu. Perkiraan akan terjadi pandemi flu, baik akibat virus strain burung maupun
virus influensa lainnya. Keadaan seperti ini dapat menimbulkan “histeria” yang tak beralasan
di kalangan masyarakat maupun komunitas tertentu.
Rumah sakit (RS) sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Berdasarkan
kemenkes tahun 2011 tentang Pedoman survailance Infeksi Rumah Sakit, pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan suatu
upaya kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada pasien.

Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS) sangat penting


karena menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit. Wabah atau Kejadian Luar Biasa
(KLB) dari penyakit infeksi sulit diperkirakan datangnya, sehingga kewaspadaan melalui
surveilans dan tindakan pencegahan serta pengendaliannya perlu terus ditingkatkan. Selain
itu infeksi yang terjadi di rumah sakit tidak saja dapat dikendalikan tetapi juga dapat dicegah
dengan melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan prosedur yang berlaku. Maka dari
itu untuk mewujudkan kegiatan PPI dapat menjangkau ke dalam setiap bagian dari pelayanan
Rumah Sakit di perlukan adanya Pedoman Kerja Pencegahan dan pengendalian infeksi yang
melibatkan seluruh masyarakat Rumah Sakit.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Menetapkan mekanisme pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
sakit yang dilaksanakan oleh semua departemen / unit di rumah sakit guna mewujudkan
peningkatan pelayanan Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus

1
a. Sebagai pedoman bagi komite dan tim PPI melaksanakan pelayanan pencegahan dan
pengendalian infeksi di Rumah Sakit Harapan Sehat Jatibarang.
b. Menurunkan angka kejadian infeksi di rumah sakit secara bermakna.
c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
Harapan Sehat Jatibarang meliputi dokter, perawat, komite dan tim PPI, hausekeeping
(rumah tangga) dan tenaga kesehatan lainnya sesuai ukuran dan kompleksitas di Rumah
Sakit.

D. Batasan Operasional
Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Harapan Sehat Jatibarang,
meliputii:
1. Hand Hygine
a. Cuci tangan dengan air dan sabun
Adalah Proses secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan
dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
b. Cuci tangan dengan handrub berbasis alkohol
Adalah Proses mencuci tangan dengan Handrub Antiseptik (handrub berbasis
alkohol).
Monitoring cuci tangan dilakukan dengan cara monitoring harian dan audit bulanan
menggunakan form / tool audit cuci tangan yang sudah berstandart WHO.
2. Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri yang dipakai oleh petugas kesehatan di RS dalam melakukan
pekerjaannya sehari-hari.
Monitoring APD dilakukan dengan cara monitoring harian dan audit bulanan mengenai
kepatuhan penggunaan APD sesuai area penggunaannya.
3. Perawatan Peralatan Pasien dan Penatalaksanaan Linen
a. Perawatan peralatan perawatan pasien (Dekontaminasi, Pembersihan, Desinfeksi,
Sterilisasi)
1) Dekontaminasi adalah suatu proses untuk menghilangkan atau memusnahkan
mikroorganisme dan kotoran yang melekat pada peralatan medis/obyek, sehingga
aman bagi penggunaan selanjutnya termasuk Pembersihan, Desinfeksi,
Sterilisasi.
2) Pembersihan adalah suatu proses untuk menghilangkan kotoran yang terlihat
atau tidak terlihat pada peralatan medis/obyek setelah dilakukan dekontaminasi
dengan menggunakan air mengalir, sikat dan detergen sehingga kotoran/bahan
organik hilang dari permukaan.
2
3) Desinfeksi adalah suatu proses untuk menghilangkan atau memusnahkan
mikroorganisme pada peralatan medis/objek kecuali endospora dengan
menggunakan cairan desinfektan.
4) Sterilisasi suatu proses menghilangkan atau memusnahkan semua bentuk
mikroorganisme pada peralatan medis/objek termasuk endospora yang dapat
dilakukan melalui proses fisika dan kimiawi dengan menggunakan alat
sterilisator.
b. Penatalaksanaan linen dan laundry
Adalah Usaha dalam pengelolaan linen dan laundry yang sehat sesuai dengan
pedoman menejemen linen dan laundry. Yakni penatalaksanaan linen dibedakan
menurut lokasi dan kemungkinan transmisi organisme berpindah.
1) Pengelolaan linen di ruangan.
Penanganan linen dimulai dari proses penggantian linen.Proses penggantian linen
dilakukan oleh perawat dengan melepaskan linen yang kotor terlebih dahulu.
Linen infeksius di taruh dalam kresek kuning, linen non infeksius di kresek hitam.
Linen di simpan di tempat linen kotor yang tertutup.
2) Perjalanan transportasi linen kotor.
Trasnportasi linen kotor melewati jalur khusu linen kotor yang berbeda dengan
transportasi linen bersih.
3) Proses pencucian di laundry.
Tahapan kerja di laundry:
1. Penerimaan linen kotor dengan prosedur pencatatan.
2. Pemilahan dan penimbangan linen kotor
3. Pencucian.
4. Pemerasan.
5. Pengeringan.
6. Penyetrikaan.
7. Pelipatan.
8. Penyimpanan.
9. Pendistribusian
10. Penggantian linen yang rusak.
4. Pengelolaan Limbah
Proses tata kelola semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk
padat, cair dan gas.
Dimana penatalaksanaan limbah RS berawal dari ruangan. sampah/ limbah infeksius di
buang ke tempat sampah ber kresek kuning dan sampah/ limbah non infeksiuas di buang
ke tempat sampah ber kresek hitam. Hause keeping (CS) akan mengambil sampah-

3
sampah tersebut dan nantinya akan di tampung di TPS terlebih dahulu sebelum di bawa
oleh pihak ke 3 sesuai dengan MOU RS dan pihak bersangkutan.
5. Kesehatan Karyawan / Perlindungan Petugas Kesehatan
Adalah sebagai strategi preventif terhadap infeksi yang dapat saja timbul dan terkena
pada karwatan ataupun petugas kesehatan di lingkungan RS.
Kegitan dapat berupa general check up pada seluruh karyawan. Di awali dari unit yang
beresiko terlebih dahulu lalu vaksinasi di berikan bertahap terhadap seluruh karyawan
RS.
6. Penempatan Pasien
Penempatan pasien di dasarkan pada area perawatan dan penyakitnya.
Pasien dengan kewaspadaan isolasi penyakit menular baik airbone ataupun
imunosuprosif di tempatkan pada ruang khusus yang terisolir dan sesuai dengan standart
pada Pedoman isolasi.
Jika ruangan penuh ataupun kurang memadai ada baiknya pasien di rujuk untuk
mengurangi dampak kesehatan lingkungan Rumah Sakit.
7. Hygiene Respirasi / Etika Batuk
Suatu cara/sikap bila seseorang sedang batuk/bersin di lingkungan RS
8. Penatalaksanaan terpajan benda tajam
Suatu cara/ sikap jika petugas terkena benda tajam seperti jarum. Petugas harus segera
membersihkan area yang terpajang dengan air bersih mengalir , keringkan lalu plester.
Yang paling penting adalah petugas harus segera ke ugd untuk melapor agar
mendapatkan pertolongan pertama sesuai prosedur / sop yang berlaku.
9. Surveilans Infeksi meliputi : Infeksi Daerah Operasi (IDO), Phlebitis, Infeksi Saluran
Kemih (ISK), Hospital Acquired Pneumonia (HAP) .
10. Ketersediaan alat/ fasilitas dalam usaha pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah
Sakit Harapan Sehat Jatibarang.
Alat dan fasilitas meliputi ruangan khusus PPI yang dilengkapi dengan fasilitas berupa
meja, komputer dan printer.
E. Landasan Hukum
1. Undang Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit.
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor.129/MenKes/SK/2008 tentang standart minimal
pelayana Rumah Sakit.
3. Surat Edaran direktur jendral Bina Pelayanan Medik nomor HK.03.01/II/3744/ 08
tentang Pembentukan komite dan Tim Pencegahan Pengendalian Infeksi di rumah Sakit.
4. Undang undang no 23 tahun 1992 tentang kesehatan.
5. Peraturan pemerintah nomor 32 tahun 1995 tentang tenaga kesehatan.
6. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang standart pelayanan Rumah sakit.
4
7. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1575/Menkes/2005 tentang Organisasi dan tata
kerja Departemen Kesehatan.

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Personel Komite dan Tim PPI Rumah Sakit Harapan Sehat
Jatibarang
Merujuk pada buku acuan Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di RS dan fasilitas kesehatan lainnya Depkes.2007 serta kapasitas tempat tidur di Rumah
Sakit Harapan Sehat Jatibarang, maka jenis Kualifikasi yang harus dimiliki Komite dan tim
PPI adalah
No Jenis tenaga Pendidikan sertifikat Jumlah
formal
1 Dokter Minimal dokter Pelatihan PPI 1
umum/spesialis umum dasar
( IPCO )
2 IPCN D-3 keperawatan PPI dasar 1/150 TT
dan PPI
Lanjutan
3 IPCLN D-3 keperawatan PPI dasar Satu disetiap ruang
Perawatan
Tabel 2.1 Kwalifikasi yang harus dimiliki Komite dan Tim PPI RSPCl

B. Distribusi Ketenagaan
Tim PPI merupakan unit pelayanan yang melakukan kegiatan secara komprehensif
dari setiap unit pelayanan di rumah sakit. IPCO bertanggung jawab memantau terlaksanannya
program PPI. IPCN bertanggung jawab sebagai koordinator dari semua IPCLN yang ada,
IPCLN berkewajiban memantau dan memastikan program PPI berjalan di ruang mereka
masing- masing.
Tim PPI merupakan Unit pelayanan yang melakukan kegiatan secara komprehensif
dari setiap unit pelayanan di rumah sakit.

C. Pengaturan Dinas
Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Harapan Sehat
Jatibarang terutama dilakukan oleh seorang IPCN yang bekerja purna waktu, dalam hal :
1. Surveilans, meliputi : Infeksi Luka Operasi (ILO), Phlebitis, Infeksi Saluran Kemih (ISK),
Hospital Acquired Pneumonia (HAP)
2. Monitoring kewaspadaan Isolasi
6
a. Kebersihan tangan
b. Penggunaan APD
c. Perawatan peralatan pasien
d. Pengendalian lingkungan
e. penatalaksanaan linen
f. Kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan
g. Penempatan pasien.
h. Hygiene respirasi/etika batuk
i. Penatalaksanaan terkena benda tajam
3. Pendidikan dan Latihan
Untuk hari libur kegiatan tersebut diatas dilakukan oleh IPCLN atau anggota
komite PPI yang lain yang sedang bertugas.

7
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Fasilitas bagi petugas


Denah
Ruangan PPIRS terintegrasi dengan ruangan perkantoran dengan komite lain Rumah
sakit.

B. Standart Fasilitas
No Fasilitas Jumlah
A Fisik /bangunan
Gedung perkantoran lantai 1 1
B Peralatan
Meja 2
Kursi 3
Komputer 1
Line internet 1
Almari kaca 1
Peralatan tulis 2
Buku perpustakaan PPI 10
Tabel 3.1 Fasilitas Ruang Komite PPI RSPCl

8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Merupakan langkah- langkah pelayanan pencegahan dan pengendalian Infeksi di


masing-masing unit kerja sbb :
1. Tata laksana pelayanan unit surveilens
a. Penanggung jawab
- IPCN
- IPCLN ruangan yang dilakukan surveilens
b. Perangkat kerja
- Status medis
- Form survei harian PPI
- Form survei bulanan PPI
- Form PPI
c. Tata laksana pelayanan
- IPCN mengumpulkan IPCLN untuk diberikan pengarahan suveilens
- IPCN membagikan form survei harian ,bulanan dan form SPO
- IPCLN melakukan monitoring survei harian sesuai ruangan.
- IPCN melakukan konfirmasi bila terjadi infeksi saat survei ,dan divalidasi oleh
dokter penaggungjawab pasien.
- IPCN merekap hasil survei harian yang dilakukan oleh IPCLN.
- IPCN melaporkan hasil survei kepada Tim PPI.
- Tim PPI melaporkan hasil surveilens kepada komite medis Dan dilaporkan kepada
kepala rumah sakit

2. Tata laksana pengambilan swab/ pengecatan.


a. Penanggung jawab.
- IPCN
- Petugas Laborat.
- Petugas atau area yang akan dilakukan survei (swab tangan ataupun dubur petugas)
- Petugas IPSRS
b. Perangkat kerja
- Status medis
- Form permintaan swab

9
- Petugas dan atau daerah yang mau di lakukan swab atau pengecatan.
c. Tata laksana pelayanan
- IPCN mengajukan pemeriksaan swab dan pengecatan pada dokter penanggung
jawab, kemudian mengajukan permohonan pemeriksaan kepada petugas laborat.
- IPCN dan IPCLN mempersiapkan area atau petugas yang akan dilakukan
swab / pengecatan.
- IPCN Mendampingi petugas laborat dalam melaksanakan swab atau pengacatan.
- Petugas laborat melaporkan hasil kepada Tim PPI.

3. Tatalaksana monitoring kebersihan lingkungan


a. Penanggung jawab
- IPCN, IPCLN
- Petugas kebersihan (CS)
b. Perangkat kerja
- Buku-buku pedoman dan panduan tentang kesehatan lingkungan rumah sakit.
- Alat kebersihan dan bahan-bahan desinfeksi
c. Tatalaksana pembersihan
- IPCN dan CS melakukan pertemuan rutin 1 bulan sekali untuk membahas dan
evaluasi kinerja staf CS
- IPCN memberikan evaluasi bahan desinfeksi yang sesuai dengan buku
pedoman dan panduan.
- IPCN memberikan pengarahan cara pembersihan tumpahan darah atau
cairan tubuh dengan spill kit.
- IPCN memberikan pengarahan cara pembersihan lantai, dinding dan ruangan.
- IPCN memberikan pengarahan penggunaan APD
4. Tatalaksana Pelayanan pusat sterilisasi
a. Penanggung jawab
- IPCN, petugas ruangan
- Petugas sterilisasi
- Petugas OK
b. Perangkat kerja
- Kalibrasi autoclave
- Buku expedisi sterilisasi
- Indikator mekanik
- Kertas indikator kimia `
- Tabung mikro biologi
c. Tatalaksana pelayanan pusat sterilisasi :
1) Waktu pelayanan ruang sterilisasi
10
a. Hari kerja (senin – jum’at) mulai pukul 08.00 – 15.00 WIB
b. Hari sabtu mulai pukul 07.00 – 12.00 WIB
c. Pelayanan sterilisasi di luar hari dan jam kerja dilakukan dengan sistem oncall
2) Penyerahan Alat/Instrumen dan bahan di Ruang Sterilisasi
a. Pengiriman instrument/alat dan bahan yang akan disterilkan dilakukan oleh
masing-masing unit kerja dan diterima oleh petugas Ruang Sterilisasi
b. Instrument atau alat yang diserahkan dari setiap instalasi harus dalam kondisi
bersih dan sudah dalam pengemasan.
c. Saat penyerahan alat/instrumen dan barang yang akan disterilkan, petugas
ruangan menulis dalam buku ekspedisi serah terima barang di ruang sterilisasi.
3) Proses Sterilisasi
a. Petugas sterilisasi menggunakan APD (baju khusus/baju ganti, google, apron,
nurse cap, sarung tangan tahan panas, sepatu boot) saat berada di ruang
sterilisasi.
b. Petugas sterilisasi memberikan label (tanggal sterilisasi, tanggal kadaluarsa)
dan label indikator pada kemasan yang akan disterilisasi.
c. Petugas sterilisasi memasukkan alat/instrumen pada mesin sterilisasi.
d. Setelah proses sterilisasi selesai, petugas mengeluarkan alat/instrumen dari
mesin sterilisasi dengan menggunakan APD lengkap.
e. Petugas sterilisasi memastikan indikator tape dan label masih menempel, serta
bungkus instrumen tidak terbuka.
f. Petugas sterilisator memastikan indikator berubah setelah proses sterilisasi
sesuai standar
4) Penyimpanan Instrumen Steril
a. Petugas sterilisasi mengambil instrument yang telah steril dari mesin sterilisasi

b. Petugas sterilisasi meletakkan instrumen steril pada almari yang sudah diberi
label sesuai jenis dan kelompok unitnya.
c. Petugas sterilisasi tidak boleh masukkan alat non steril dalam almari.
d. Tutup almari kaca setelah memasukkan instrumen.
e. Petugas sterilisasi memonitoring mengenai kelembapan, suhu dan tanggal
kadaluarsa instrumen.
5) Pengambilan Barang Steril Dari Ruang Sterilisasi
a. Pengambilan instrument/alat yang sudah disterilkan dilakukan oleh masing-
masing unit kerja dan diserahkan oleh petugas ruang sterilisasi
b. Petugas ruangan menulis dalam buku ekspedisi serah terima barang di ruang
sterilisasi.

11
c. Instrument/alat yang sudah steril diambil dan dibawa dengan menggunakan
tempat tertutup oleh petugas ruangan.

5. Tatalaksana Linen
a. Penanggung jawab
- Petugas linen
- Petugas ruangan
b. Perangkat kerja
- Linen
- Buku penyerahan linen kotor
- Buku penyerahan linen bersih
c. Tatalaksana linen
- Linen kotor infeksius dan non infeksius di pilah sejak di ruang perawatan. Perawat,
bidan ataupun petugas cs memasukkan linen kotor infeksius pada kresek kuning dn
memasukkan linen kotor non infeksius pada kresek hitam. Linen yang kotor di
masukkan ke kranjang linen kotor dengan kondisi tertutup.
- Petugas linen mengambil linen kotor di ruangan setiap pagi.
- Petugas linen mencocokan linen kotor yang diantarkan petugas ruangan ditulis
pada buku penyerahan linen kotor.
- Suhu yang direkomendasikan sangat bervariasi mulai 30 derajat celcius sampai
dengan 90 derajat celcius tergantung dari bahan dan jenis linen.
Proses pra cuci dengan atau tanpa bahan kimia dengan suhu normal.
Proses cuci dengan bahan kimia alkali dan detergent untuk linen putih 45-50
derajat celcius, untuk linen warna 60-80 derajat celcius.
Proses bleaching atau dilakukan desinfeksi celcius 65 atau 70 derajat
Proses bilas 1 dan 2 dengan suhu normal.
Proses penetralan dengan suhu normal.
Proses pelembut atau pengkanjian dengan suhu normal.
- Untuk linen infeksius dilakukan dekontaminasi dengan cairan clorin 0,5% dan
deterjen selama 10 menit
- Penyediaan linen bersih di tiap ruangan di simpan di lemari tertutup.

6. Pelayanan kesehatan karyawan.


a. Penanggung jawab
- Tim PPI
- Unit SDM
b. Perangkat kerja
- Data seluruh karyawan
12
c. Tata laksana
- Unit SDM mengeluarkan pemberitahuan pemeriksaan kesehatan.
- Komite PPI mengidentifikasi unit yang harus dilakukan pemeriksaan kesehatan
- Karyawan dilakukan pemeriksaan kesehatan yang sesuai ketentuan.
- Hasil diidentifikasi oleh petugas laboratorium
- Bersama Unit SDM melakukan analisa dan pencatatan kesehatan.
- Komite PPI dan Unit SDM melaporkan hasil pemeriksaan kesehatan karyawan
kepada Kepala Rumah Sakit.

7. Pelayanan renovasi bangunan


a. Penanggung jawab
- Ketua komite PPI
- IPSRS
b. Perangkat kerja
- Papan pemberitahuan sedang dilakukan renovasi bangunan
- Pemeriksaan swab lantai
- Analisa dampak lingkungan (kebisingan dan debu)
- Papan/ alat penghalang renovasi.
c. Tata laksana
- IPSRS memberi tahukan kepada PPI bahwa akan dilakukan renovasi bangunan.
- IPRSS, tim PPI bersama tim pembangun mengidentifikasi dampak :
kebisingan,debu.
Lokasi resiko
( rendah,sedang,tinggi) renovasi
- Tim PPI bersana IPSRS melakukan isolasi kegiatan dengan memasang papan
pemberitahuan renovasi,alat penghalang disekeliling area renovasi
Bberikan Edukasi kepada staf yang melewati area pembangunan agar dimengerti.
- Setelah selesai pembangunan bagunan dibiarkan untuk mengetes kesiapan
bangunan ,selama didiamkan dilakukan tes swab lantai dan didinding ruangan, jika
hasil baik, ruangan boleh digunakan

13
Selesai renovasi

Diamkan dan uji swab /


pengecatan

Hasil baik Hasil tak baik

Ruangan siap Desinfeksi dinding dan lantai


digunakan dengan larutan chlorine 0,5 %

Lakukan swab ulang

Hasil baik ruangan


siap digunakan

8. Pelayanan pembuatan ruang Isolasi


a. Penanggung jawab
- Ketua Tim PPI
- IPSRS
b. Perangkat kerja
- Ruangan bertekanan negatif ( exhaust fan dan ventilasi)
- APD ( terutama masker bedah rangkap 3)
c. Tata laksana
- Komite PPI mengajukan pembuatan ruangan isolasi kepada kepala RS
- Tim ipsrs dan tim ppi mengidentifikasi dampak pembangunan
- Lakukan pembuatan ruang isolasi yang sesuai standart.

9. Kebersihan tangan
a. Penanggung jawab
- Ketua tim PPI
b. Perangkat kerja
- Alkohol handrub
- Air mengalir
14
- Wastafel
- Towel atau tisu
- Sabun
c. Tata laksana
- Penyiapan SPO kebersihan tangan dan gambar kebersihan tangan
- Edukasi pada seluruh staf rumah sakit oleh tim PPI
- Audit kepatuhan kebersihan tangan mulai dari kepala ruang,dokter,baru staf
pelaksana oleh IPCN dan IPCLN
- Laporankan audit kebersihan tangan pada komite PPI dan Kepala Rumah Sakit

15
BAB V
LOGISTIK

1. Barang Sediaan terdiri dari alat tulis kantor (ATK), alat rumah tangga (ART) yang
rutin dipergunakan PPI, dan tersedia di gudang medis maupun gudang umum. Barang
sediaan medis dan non medis sebagaimana serta menjadi tanggung jawab IPCN.
2. Pengadaan barang sediaan dilakukan dengan mengisi form PB 24 yang dibuat setiap
tgl 28 pada bulan tersebut. Permintaan barang disesuaikan dengan kebutuhan barang
dalam satu bulan berikutnya. Permintaan barang sediaan ditujukan kepada Gudang
Medis atau Gudang Umum. Pada hari yang telah ditentukan, petugas gudang akan
menyediakan barang yang diminta.

16
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Upaya keselamatan pasien melalui :


1. Ketepatan identifikasi pasien
Melakukan identifikasi yang benar sesuai SPO.
2. Peningkatan komunikasi efektif
3. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
a. Melakukan pengisian formulir data pemantauan surveilens :
Infeksi luka infuse (IADP)
Infeksi saluran kencing (ISK)
Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Phlebitis
Kepatuhan hand hygine
b. Melakukan pemantauan kegiatan pengendalian infeksi.
c. Melakukan pelaporan dan analisa kejadian infeksi.
d. Melakukan sosialisasi hasil analisa kejadian infeksi.
e. Melakukan evaluasi kegiatan pengendalian infeksi .

17
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Kewaspadaan, Upaya Pencegahan & Pengendalian Infeksi


meliputi :
1. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
2. Keamanan pasien, pengunjung dan petugas dari Infeksi (HAIs)

B. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pegawai


Melakukan pemeriksaan kesehatan meliputi ;
1. Pemeriksaan kesehatan prakerja.
2. Pemeriksaan kesehatan berkala diunit beresiko :
Pusat sterilisasi, icu, aboratorium, Radiologi, sanitasi gizi, linen
3. Pencegahan dan penanganan kecelakaan kerja (tertusuk jarum bekas).
4. Pencegahan dan penanganan penyakit akibat kerja
5. Penanganan dan pelaporan kontaminasi bahan berbahaya
6. Monitoring ketersediaan dan kepatuhan pemakaian APD bagi petugas
7. Monitoring penggunaan bahan desinfeksi.

C. Pengelolaan Bahan Dan Barang Berbahaya


1. Monitoring kerjasama pengendalian hama.
2. Monitoring ketentuan pengadaan barang berbahaya.
3. Memantau pengadaan, penyimpanan dan pemakaian B3
18
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Sistem Pencatatan Dan Pelaporan


Penerapan system pencatatan dan pelaporan mempunyai tujuan:
1. Mendapatkan data untuk memetakan masalah – masalah yang berkaitan dengan Infeksi di
Rumah Sakit.
2. Sebagai bahan pembelajaran untuk menyusun langkah-langkah agar KTD yang serupa
tidak terulang kembali.
3. Sebagai dasar analisis untuk mendesain ulang suatu sistem asuhan pelayanan pasien
menjadi lebih aman.
4. Menurunkan jumlah insiden HAIs
5. Meningkatkan mutu pelayanan RS

B. Standar Dan Indikator Mutu Kinerja RS


1. Standar Mutu Klinik : Rumah Sakit Harapan Sehat Jatibarang harus mampu
memberikan pelayanan yang terbukti aman bagi semua orang yang berada didalamnya
baik pasien maupun karyawan dari segala bentuk kejadian yang dapat timbul karena
proses pelayanan.
2. Indikator Mutu Klinik: a.
Indikator Non Bedah
Angka dekubitus
Angka kejadian infeksi jarum infuse (IADP)
Angka kejadian infeksi karena transfusi darah.
Target surveilens angka kejadian infeksi <1,5%
Tersedianya Bahan- bahan desinfeksi yang sesuai rekomendasi dan aman
bagi lingkungan.
Dilakukannya kegiatan pemantauan
o Hasil swab : tangan,dinding dan lantai,AC yang memenuhi standart
o Hasil kultur : Pus,darah dan ujung kateter
b. Unit pusat sterilisasi dan OK :
indikator bouwie dict tes,kimia dan mikrobiologi dilaksanakan dan hasilnya
baik
maintence autoclave .
Kalibrasi Autoclave external baik
Indikator mekanik,kimia,biologi
3. Upaya kesehatan:
a. Kebersihan tangan menjadi isu dan tindakan yang menjadi kebutuhan petugas.
19
b. Terlaksananya pemasangan leaflet kebersihan tangan disetiap ruangan ,wastafel
dan ruangan publik.
c. Edukasi PPI pada calon karyawan .
d. Edukasi PPI pada karyawan .
e. Edukasi pada mahasiswa praktek
f. Hasil survei menjadi informasi disetiap unit pelayanan melalui sistem informasi
rumah sakit
g. Pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala
h. Terlaksananya ruangan isolasi .
i. Tersediannya APD yang diperlukan.
j. Terlaksananya survei complience kebersihan tangan tangan pada perawat senior
k. Ruangan dan lingkungan yang bersih
l. Sampah dibuang sesuai jenisnya
m. Bekerja sama dengan pihak ke 3 untuk pemusnahan limbah medis
n. Terlaksananya formularium antibiotika.
4. Indikator mutu lingkungan
a. Hasil uji baku mutu air dan limbah yang dihasilkan sesuai dengan perundangan
yang berlaku (UU Lingkungan, PP, PMK, Perprop, Perda)
b. Ketersediaan instalasi pengolah limbah baik padat maupun cair.
c. Ketersediaan pengolahan limbah infeksius
d. Penurunan Angka Kuman di area pelayanan khusus

C. Formulasi Indikator
Formulasi dari indikator-indikator tersebut di atas adalah sebagai berikut
1. Angka kejadian ISK / CaUTI ( Catheter Associated Urinary Tract infection )

x 1000

2. Angka kejadian infeksi luka operas ( ILO )

x 100%

3. Angka kejadian HAP

x 1000

4. Angka kejadian IADP ( Infeksi ALiran Darah perifer )

20
x 1000

5. Angka kejadian Phlebitis

x 1000

21
BAB IX
PENUTUP

Dengan adanya Pedoman Kerja keperawatan di rumah sakit Harapan Sehat


Jatibarang diharapkan bisa digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan perencanaan,
pengendalian serta pengawasan dalam pelayanan keperawatan dirumah sakit umum
Harapan Sehat Jatibarang sehingga bisa digunakan sebagai pedoman utnuk meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan dirumah sakit umum Harapan Sehat Jatibarang sehingga
mutu pelayanan di rumah sakit bisa dilaksanakan dengan optimal.

22
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, 2007. Pedoman Managerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya. Jakarta.
Kepmenkes 382/Menkes/SK/III/2007. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya. Jakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai