Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

DINAS KESEHATAN
UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
Jl. R.E Martadinata Kel.Talise Kec. Mantikulore Palu- 94116 Telp (0451) 4131445 – 4131446
Faxmile (0451) - 4012995 Email : dir_undata@yahoo.com

HASIL SUPERVISI PENEMPATAN DAN TRANSFER PASIEN


AIRBONE DISEASES
TRIWULAN I (JANUARI –MARET 2022)

A. Pendahuluan
Penyakit yang Ditransmisikan melalui udara (airborne infection) masih menjadi
masalah kesehatan di Indonesia di antaranya tuberkulosis, campak, dan cacar air
(KEMKES RI, 2013). Data tahun 2012 di Indonesia, estimasi prevalensi TB adalah
297/100.000 penduduk dengan angka kematian 27/100,000 penduduk (WHO, 2013).
Insiden Tuberkulosis (TB) resistan obat di Indonesia diperkirakan mencapai 1.9% kasus
TB baru dan 12% dari kasus TB yang telah diobati sebelumnya (WHO, 2013).
Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2009-2013 menunjukkan bahwa terdapat 8.232
orang terduga pasien TB resistan Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Dari 8.232 terduga
pasien TB, didiagnosis TB resistan OAT sebanyak 2.420 pasien, dari 2420 pasien yang
didiagnosis yang diobati sebanyak 1725 pasien (KEMKES RI, 2014).
Pengendalian lingkungan (Engineering Enviromental Control) bertujuan untuk
menurunkan konsentrasi droplet nuklei atau partikel (termasuk kuman) dengan ukuran <
5 µm sehingga bisa melayang diudara dan terhisap oleh sistem pernafasan manusia) di
udara dan juga bertujuan mengurangi kontaminasi permukaan maupun benda mati.
Desain ventilasi fasyankes mempengaruhi transmisi aerosol (Aliabadi et al, 2011).
Pengendalian lingkungan meliputi menciptakan sarana ventilasi lingkungan dan
pertukaran udara dijamin > 12 Air Circulating per Hour (ACH), menempatkan pasien
dengan jarak antar tempat tidur minimal 1,8 meter antara pasien satu dengan pasien
lainnya untuk metode rawat inap gabung untuk pasien dengan jenis penyakit yang sama
(kohorting) dimana ventilasi yang memadai merupakan hal yang penting dalam
menurunkan transmisi patogen yang ditularkan melalui udara (airborne infection) (WHO,
2014).
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
Jl. R.E Martadinata Kel.Talise Kec. Mantikulore Palu- 94116 Telp (0451) 4131445 – 4131446
Faxmile (0451) - 4012995 Email : dir_undata@yahoo.com

Pengendalian lingkungan juga perlu membersihkan dan disinfeksi permukaan benda


mati yang terkontaminasi oleh patogen yang ditularkan melalui udara (airborne infection)
terutama terminal dekontaminasi saat pasien pulang (Escombe et al, 2007).
B. Tujuan
Sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mempersiapkan
fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi persyaratan untuk pencegahan infeksi yang
ditransmisikan melalui udara (airborne infection).
C. Teknik Pelaksanaan
Kegiatan supervisi dilakukan oleh IPCN dengan mengisi instrument penilaian
monitoring dan evaluasi transfer pasien airbone diseases.
D. Waktu dan Tempat
Supervisi telah dilakukan setiap 3 (tiga) bulan di ruang perawatan dan IGD oleh IPCN.
E. Sasaran
Fasilitas dan Petugas yang berada di ruang rawat inap Isolasi Airborne dan IGD.
F. Teknis dan Evaluasi
Instrument yang terisi dikumpulkan dan ditabulasi dijumlahkan jawaban Ya dibagi total
indicator (Ya+Tidak) hasilnya di persentase.

Total Ya
X 100
Total Ya dan Tidak

Kemudian discoring sebagai berikut;


 Baik = >85% (Patuh)
 Sedang =75-84% (Kepatuhan sedang)
 Kurang Baik = < 75% (Tidak patuh)
G. Hasil Monitoring
Hasil monitoring transfer pasien airbone diseases berada pada kategori baik (85%).

H. Analisis Hasil Supervisi


PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
Jl. R.E Martadinata Kel.Talise Kec. Mantikulore Palu- 94116 Telp (0451) 4131445 – 4131446
Faxmile (0451) - 4012995 Email : dir_undata@yahoo.com

Berdasarkan hasil supervisi penempatan dan transfer pasien airbone diseases belum
mencapai 100%. Hal ini dikarenakan sata dilakukan supervisi di dapatkan kepatuhan
penggunaan APD petugas masih kurang, pasien tidak memakai masker saat dilakukan
pemeriksaan karena menolak dengan alasan merasa sesak dan masih ada pengunjung
pasien yang tidak memakai masker.
I. Kesimpulan
Sebagian besar kegiatan penempatan dan transfer pasien airbone diseases sudah sesuai
kebijakan dan SPO.
J. Rencana Tindak Lanjut
 Edukasi petugas untuk selalu melaksanakan kewaspadaan isolasi.
 Memotivasi petugas agar selalu melakukan edukasi terhadap pengunjung.
 Koordinasi dengan pimpinan mengenai pengadaan fasilitas yang lebih baik.

Palu, 9 April 2022


Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Ketua

dr. Eva Yunita, Sp. PD


Infection Prevention Control Doctor
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
Jl. R.E Martadinata Kel.Talise Kec. Mantikulore Palu- 94116 Telp (0451) 4131445 – 4131446
Faxmile (0451) - 4012995 Email : dir_undata@yahoo.com

HASIL SUPERVISI PENEMPATAN DAN TRANSFER PASIEN


AIRBONE DISEASES
TRIWULAN II (APRIL –JUNI 2022)

A. Pendahuluan
Penyakit yang Ditransmisikan melalui udara (airborne infection) masih menjadi
masalah kesehatan di Indonesia di antaranya tuberkulosis, campak, dan cacar air
(KEMKES RI, 2013). Data tahun 2012 di Indonesia, estimasi prevalensi TB adalah
297/100.000 penduduk dengan angka kematian 27/100,000 penduduk (WHO, 2013).
Insiden Tuberkulosis (TB) resistan obat di Indonesia diperkirakan mencapai 1.9% kasus
TB baru dan 12% dari kasus TB yang telah diobati sebelumnya (WHO, 2013).
Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2009-2013 menunjukkan bahwa terdapat 8.232
orang terduga pasien TB resistan Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Dari 8.232 terduga
pasien TB, didiagnosis TB resistan OAT sebanyak 2.420 pasien, dari 2420 pasien yang
didiagnosis yang diobati sebanyak 1725 pasien (KEMKES RI, 2014).
Pengendalian lingkungan (Engineering Enviromental Control) bertujuan untuk
menurunkan konsentrasi droplet nuklei atau partikel (termasuk kuman) dengan ukuran <
5 µm sehingga bisa melayang diudara dan terhisap oleh sistem pernafasan manusia) di
udara dan juga bertujuan mengurangi kontaminasi permukaan maupun benda mati.
Desain ventilasi fasyankes mempengaruhi transmisi aerosol (Aliabadi et al, 2011).
Pengendalian lingkungan meliputi menciptakan sarana ventilasi lingkungan dan
pertukaran udara dijamin > 12 Air Circulating per Hour (ACH), menempatkan pasien
dengan jarak antar tempat tidur minimal 1,8 meter antara pasien satu dengan pasien
lainnya untuk metode rawat inap gabung untuk pasien dengan jenis penyakit yang sama
(kohorting) dimana ventilasi yang memadai merupakan hal yang penting dalam
menurunkan transmisi patogen yang ditularkan melalui udara (airborne infection) (WHO,
2014).
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
Jl. R.E Martadinata Kel.Talise Kec. Mantikulore Palu- 94116 Telp (0451) 4131445 – 4131446
Faxmile (0451) - 4012995 Email : dir_undata@yahoo.com

Pengendalian lingkungan juga perlu membersihkan dan disinfeksi permukaan benda


mati yang terkontaminasi oleh patogen yang ditularkan melalui udara (airborne infection)
terutama terminal dekontaminasi saat pasien pulang (Escombe et al, 2007).
B. Tujuan
Sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mempersiapkan
fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi persyaratan untuk pencegahan infeksi yang
ditransmisikan melalui udara (airborne infection).
C. Teknik Pelaksanaan
Kegiatan supervisi dilakukan oleh IPCN dengan mengisi instrument penilaian
monitoring dan evaluasi transfer pasien airbone diseases.
D. Waktu dan Tempat
Supervisi telah dilakukan setiap 3 (tiga) bulan di ruang perawatan dan IGD oleh IPCN.
E. Sasaran
Fasilitas dan Petugas yang berada di ruang rawat inap Isolasi Airborne dan IGD.
F. Teknis dan Evaluasi
Instrument yang terisi dikumpulkan dan ditabulasi dijumlahkan jawaban Ya dibagi total
indicator (Ya+Tidak) hasilnya di persentase.

Total Ya
X 100
Total Ya dan Tidak

Kemudian discoring sebagai berikut;


 Baik = >85% (Patuh)
 Sedang =75-84% (Kepatuhan sedang)
 Kurang Baik = < 75% (Tidak patuh)
G. Hasil Monitoring
Hasil monitoring penempatan dan transfer pasien airbone diseases berada pada kategori
baik (88,8%).
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
Jl. R.E Martadinata Kel.Talise Kec. Mantikulore Palu- 94116 Telp (0451) 4131445 – 4131446
Faxmile (0451) - 4012995 Email : dir_undata@yahoo.com

H. Analisis Hasil Supervisi


Berdasarkan hasil supervisi penempatan dan transfer pasien airbone diseases belum
mencapai 100%. Hal ini dikarenakan sata dilakukan supervisi masih di dapatkan
kepatuhan penggunaan APD petugas masih kurang, pasien menolak memakai masker
saat dilakukan pemeriksaan karena alasan merasa sesak dan masih ada pengunjung
pasien yang tidak memakai masker.
I. Kesimpulan
Sebagian besar kegiatan penempatan dan transfer pasien airbone diseases sudah sesuai
kebijakan dan SPO.
J. Rencana Tindak Lanjut
 Edukasi petugas untuk selalu melaksanakan kewaspadaan isolasi.
 Memotivasi petugas agar selalu melakukan edukasi terhadap pengunjung.
 Koordinasi dengan pimpinan mengenai pengadaan fasilitas yang lebih baik.

Palu, 5 Juli 2022


Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Ketua

dr. Eva Yunita, Sp. PD


Infection Prevention Control Doctor
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
Jl. R.E Martadinata Kel.Talise Kec. Mantikulore Palu- 94116 Telp (0451) 4131445 – 4131446
Faxmile (0451) - 4012995 Email : dir_undata@yahoo.com

HASIL SUPERVISI PENEMPATAN DAN TRANSFER PASIEN


AIRBONE DISEASES
TRIWULAN III (JULI –SEPTEMBER 2022)

A. Pendahuluan
Penyakit yang Ditransmisikan melalui udara (airborne infection) masih menjadi
masalah kesehatan di Indonesia di antaranya tuberkulosis, campak, dan cacar air
(KEMKES RI, 2013). Data tahun 2012 di Indonesia, estimasi prevalensi TB adalah
297/100.000 penduduk dengan angka kematian 27/100,000 penduduk (WHO, 2013).
Insiden Tuberkulosis (TB) resistan obat di Indonesia diperkirakan mencapai 1.9% kasus
TB baru dan 12% dari kasus TB yang telah diobati sebelumnya (WHO, 2013).
Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2009-2013 menunjukkan bahwa terdapat 8.232
orang terduga pasien TB resistan Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Dari 8.232 terduga
pasien TB, didiagnosis TB resistan OAT sebanyak 2.420 pasien, dari 2420 pasien yang
didiagnosis yang diobati sebanyak 1725 pasien (KEMKES RI, 2014).
Pengendalian lingkungan (Engineering Enviromental Control) bertujuan untuk
menurunkan konsentrasi droplet nuklei atau partikel (termasuk kuman) dengan ukuran <
5 µm sehingga bisa melayang diudara dan terhisap oleh sistem pernafasan manusia) di
udara dan juga bertujuan mengurangi kontaminasi permukaan maupun benda mati.
Desain ventilasi fasyankes mempengaruhi transmisi aerosol (Aliabadi et al, 2011).
Pengendalian lingkungan meliputi menciptakan sarana ventilasi lingkungan dan
pertukaran udara dijamin > 12 Air Circulating per Hour (ACH), menempatkan pasien
dengan jarak antar tempat tidur minimal 1,8 meter antara pasien satu dengan pasien
lainnya untuk metode rawat inap gabung untuk pasien dengan jenis penyakit yang sama
(kohorting) dimana ventilasi yang memadai merupakan hal yang penting dalam
menurunkan transmisi patogen yang ditularkan melalui udara (airborne infection) (WHO,
2014).
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
Jl. R.E Martadinata Kel.Talise Kec. Mantikulore Palu- 94116 Telp (0451) 4131445 – 4131446
Faxmile (0451) - 4012995 Email : dir_undata@yahoo.com

Pengendalian lingkungan juga perlu membersihkan dan disinfeksi permukaan benda


mati yang terkontaminasi oleh patogen yang ditularkan melalui udara (airborne infection)
terutama terminal dekontaminasi saat pasien pulang (Escombe et al, 2007).
B. Tujuan
Sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mempersiapkan
fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi persyaratan untuk pencegahan infeksi yang
ditransmisikan melalui udara (airborne infection).
C. Teknik Pelaksanaan
Kegiatan supervisi dilakukan oleh IPCN dengan mengisi instrument penilaian
monitoring dan evaluasi transfer pasien airbone diseases.
D. Waktu dan Tempat
Supervisi telah dilakukan setiap 3 (tiga) bulan di ruang perawatan dan IGD oleh IPCN.
E. Sasaran
Fasilitas dan Petugas yang berada di ruang rawat inap Isolasi Airborne dan IGD.
F. Teknis dan Evaluasi
Instrument yang terisi dikumpulkan dan ditabulasi dijumlahkan jawaban Ya dibagi total
indicator (Ya+Tidak) hasilnya di persentase.

Total Ya
X 100
Total Ya dan Tidak

Kemudian discoring sebagai berikut;


 Baik = >85% (Patuh)
 Sedang =75-84% (Kepatuhan sedang)
 Kurang Baik = < 75% (Tidak patuh)
G. Hasil Monitoring
Hasil monitoring penempatan dan transfer pasien airbone diseases berada pada kategori
baik (88,8%).
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
Jl. R.E Martadinata Kel.Talise Kec. Mantikulore Palu- 94116 Telp (0451) 4131445 – 4131446
Faxmile (0451) - 4012995 Email : dir_undata@yahoo.com

H. Analisis Hasil Supervisi


Berdasarkan hasil supervisi penempatan dan transfer pasien airbone diseases belum
mencapai 100%. Hal ini dikarenakan saat dilakukan supervisi masih di dapatkan
kepatuhan dan penggunaan APD petugas masih kurang, pasien tidak memakai masker
saat dilakukan pemeriksaan karena menolak dengan alasan merasa sesak dan masih ada
pengunjung pasien yang tidak memakai masker.
I. Kesimpulan
Sebagian besar kegiatan penempatan dan transfer pasien airbone diseases sudah sesuai
kebijakan dan SPO.
J. Rencana Tindak Lanjut
 Edukasi petugas untuk selalu melaksanakan kewaspadaan isolasi.
 Memotivasi petugas agar selalu melakukan edukasi terhadap pengunjung.
 Koordinasi dengan pimpinan mengenai pengadaan fasilitas yang lebih baik.

Palu, 2 Oktober 2022


Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Ketua

dr. Eva Yunita, Sp. PD


Infection Prevention Control Doctor
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
Jl. R.E Martadinata Kel.Talise Kec. Mantikulore Palu- 94116 Telp (0451) 4131445 – 4131446
Faxmile (0451) - 4012995 Email : dir_undata@yahoo.com

HASIL SUPERVISI PENEMPATAN DAN TRANSFER PASIEN


AIRBONE DISEASES
TRIWULAN IV (OKTOBER - DESEMBER 2022)

A. Pendahuluan
Penyakit yang Ditransmisikan melalui udara (airborne infection) masih menjadi
masalah kesehatan di Indonesia di antaranya tuberkulosis, campak, dan cacar air
(KEMKES RI, 2013). Data tahun 2012 di Indonesia, estimasi prevalensi TB adalah
297/100.000 penduduk dengan angka kematian 27/100,000 penduduk (WHO, 2013).
Insiden Tuberkulosis (TB) resistan obat di Indonesia diperkirakan mencapai 1.9% kasus
TB baru dan 12% dari kasus TB yang telah diobati sebelumnya (WHO, 2013).
Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2009-2013 menunjukkan bahwa terdapat 8.232
orang terduga pasien TB resistan Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Dari 8.232 terduga
pasien TB, didiagnosis TB resistan OAT sebanyak 2.420 pasien, dari 2420 pasien yang
didiagnosis yang diobati sebanyak 1725 pasien (KEMKES RI, 2014).
Pengendalian lingkungan (Engineering Enviromental Control) bertujuan untuk
menurunkan konsentrasi droplet nuklei atau partikel (termasuk kuman) dengan ukuran <
5 µm sehingga bisa melayang diudara dan terhisap oleh sistem pernafasan manusia) di
udara dan juga bertujuan mengurangi kontaminasi permukaan maupun benda mati.
Desain ventilasi fasyankes mempengaruhi transmisi aerosol (Aliabadi et al, 2011).
Pengendalian lingkungan meliputi menciptakan sarana ventilasi lingkungan dan
pertukaran udara dijamin > 12 Air Circulating per Hour (ACH), menempatkan pasien
dengan jarak antar tempat tidur minimal 1,8 meter antara pasien satu dengan pasien
lainnya untuk metode rawat inap gabung untuk pasien dengan jenis penyakit yang sama
(kohorting) dimana ventilasi yang memadai merupakan hal yang penting dalam
menurunkan transmisi patogen yang ditularkan melalui udara (airborne infection) (WHO,
2014).
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
Jl. R.E Martadinata Kel.Talise Kec. Mantikulore Palu- 94116 Telp (0451) 4131445 – 4131446
Faxmile (0451) - 4012995 Email : dir_undata@yahoo.com

Pengendalian lingkungan juga perlu membersihkan dan disinfeksi permukaan benda


mati yang terkontaminasi oleh patogen yang ditularkan melalui udara (airborne infection)
terutama terminal dekontaminasi saat pasien pulang (Escombe et al, 2007).
B. Tujuan
Sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mempersiapkan
fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi persyaratan untuk pencegahan infeksi yang
ditransmisikan melalui udara (airborne infection).
C. Teknik Pelaksanaan
Kegiatan supervisi dilakukan oleh IPCN dengan mengisi instrument penilaian
monitoring dan evaluasi transfer pasien airbone diseases.
D. Waktu dan Tempat
Supervisi telah dilakukan setiap 3 (tiga) bulan di ruang perawatan dan IGD oleh IPCN.
E. Sasaran
Fasilitas dan Petugas yang berada di ruang rawat inap Isolasi Airborne dan IGD.
F. Teknis dan Evaluasi
Instrument yang terisi dikumpulkan dan ditabulasi dijumlahkan jawaban Ya dibagi total
indicator (Ya+Tidak) hasilnya di persentase.

Total Ya
X 100
Total Ya dan Tidak

Kemudian discoring sebagai berikut;


 Baik = >85% (Patuh)
 Sedang =75-84% (Kepatuhan sedang)
 Kurang Baik = < 75% (Tidak patuh)
G. Hasil Monitoring
Hasil monitoring penempatan dan transfer pasien airbone diseases berada pada kategori
baik (88,8%).
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
Jl. R.E Martadinata Kel.Talise Kec. Mantikulore Palu- 94116 Telp (0451) 4131445 – 4131446
Faxmile (0451) - 4012995 Email : dir_undata@yahoo.com

H. Analisis Hasil Supervisi


Berdasarkan hasil supervisi penempatan dan transfer pasien airbone diseases belum
mencapai 100%. Hal ini dikarenakan saat dilakukan supervisi masih di dapatkan
kepatuhan dan penggunaan APD petugas masih kurang, pasien tidak memakai masker
saat dilakukan pemeriksaan karena menolak dengan alasan merasa sesak dan masih ada
pengunjung pasien yang tidak memakai masker.
I. Kesimpulan
Sebagian besar kegiatan penempatan dan transfer pasien airbone diseases sudah sesuai
kebijakan dan SPO.
J. Rencana Tindak Lanjut
 Edukasi petugas untuk selalu melaksanakan kewaspadaan isolasi.
 Memotivasi petugas agar selalu melakukan edukasi terhadap pengunjung.
 Koordinasi dengan pimpinan mengenai pengadaan fasilitas yang lebih baik.

Palu, 12 Januari 2023


Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Ketua

dr. Eva Yunita, Sp. PD


Infection Prevention Control Doctor

Anda mungkin juga menyukai