Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PENGENDALIAN/PEMERIKSAAN

MEKANIS DAN TEKNIS

NOMOR : 113/SK/RS-BR/XII/2018

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN BARRU
2018
PEMERINTAH KABUPATEN BARRU
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BARRU
Jl. Lasawedi, Kel. Coppo, Kec. Barru, 90771 Telp/Fax 0427-21221
e-mail : barru.rsud@yahoo.co.id, website : rsud.barrukab.or.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BARRU


NOMOR : 113/SK/RSUD-BR/XII/2018

TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN PENGENDALIAN/PEMERIKSAAN MEKANIS
DAN TEKNIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BARRU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BARRU,

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya pencegahan dan pengendalian


infeksi di Rumah Sakit perlu Pengendalian Pemeriksaan
Mekanis Dan Teknis di RSUD Barru yang menjadi salah
satu hal yang sangat penting untuk mengendalikan
penyebaran infeksi.
b. Bahwa Panduan gPengendalian Pemeriksaan Mekanis
Dan Teknis di RSUD Barru Kabupaten Barru sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam butir a dan b perlu ditetapkan dengan
keputusan Direktur RSUD Barru Kabupaten Barru.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun


2009 tentang kesehatan;
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
436/Menkes/SK/VI/1993 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;
3. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit dan fasilitas pelayanan Kesehatan lainnya,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009;
4. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
Depkes RI, 2011;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD BARRU TENTANG


PEMBERLAKUAN PANDUAN PENGENDALIAN/
PEMERIKSAAN MEKANIS DAN TEKNIS DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH BARRU
KESATU : Panduan Pengendalian/ pemeriksaan mekanis dan teknis
di RSUD Barru sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini.
KEDUA : Panduan ini harus dibahas sekurang-kurangnya setiap 3
(tiga) tahun sekali apabila diperlukan sewaktu-waktu
akan dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan
yang ada.
KETIGA : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan, bila
dikemudian hari ditemukan kekeliruan akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Barru
Pada tanggal : 28 Desember 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala berkat dan anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga
Buku Panduan Pengendalian dan Pemeriksaan Mekanis dan Teknis RSUD
Barru dapat selesai disusun. Panduan ini merupakan Panduan kerja bagi
seluruh staf Rumah Sakit dalam menjalankan program Pengendalian dan
Pemeriksaan Mekanis dan Teknis di RSUD Barru.Dalam Panduan ini
diuraikan tentang Petunjuk Panduan Pengendalian dan Pemeriksaan Mekanis
dan Teknis di RSUD Barru.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya
atas bantuan Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
Panduan Pengendalian dan Pemeriksaan Mekanis dan Teknis RSUD Barru.

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………….………………….….... ..........i


LEMBAR PENGESAHAN………………………...……….…………….…..............ii
BAB I DEFINISI.....…..……………………………………….…………..................1
BAB II RUANG LINGKUP..................…………………………………................2
BAB III TATA LAKSANA ………..……………………………..……….…..............5
BAB IV DOKUMENTASI………………………….……………………………..........7

ii
BAB I
DEFINISI

Pengendalian lingkungan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya


merupakan salah satu aspek dalam upaya pencegahan pengendalian lingkungan
rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Lingkungan rumah sakit atau
fasilitas kesehatan lainnya jarang menimbulkan transmisi penyakit infeksi
nosokomial namun pada pasien-pasien yang immunocompromise harus lebih
diwaspadai dan diperhatikan karena dapat meninggalkan beberapa penyakit infeksi
lainnya seperti infeksi lainnya seperti infeksi saluran pernapasan Aspergillus,
Legionella, Mycobacterium TB, Varicella Zoster, Virus Hepatitis B, HIV.
Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat diminimalkan
dengan melakukan pembersihan lingkungan, disinfeksi permukaan lingkungan
yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh pasien, melakukan
pemeliharaan peralatan medik dengan tepat, mempertahankan mutu air bersih,
mempertahankan ventilasi udara yang baik.
Panduan pengendalian lingkungan dibuat agar pelaksanaannya di lapangan
dapat terstandar dan berjalan dengan baik secara berkesinambungan baik
implementasi dan monitoring evaluasinya. Kerjasama antar setiap unsur di
lingkungan RS sangat diperlukan untuk mendukung berjalannya kegiatan ini.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Kontruksi Bangunan Rumah Sakit


1. Lantai →kedap air, rata, tidak licin, warna terang, pertemuan lantai
berbentuk kontur dengan dinding, mudah dibersihkan
2. Dinding → permukaan kuat, rata, berwarna terang, dan cat tidak luntur
serta tidak mengandung logam berat
3. Ventilasi → ventilasi alamiah menjamin aliran udara di dalam ruangan
luas lantai, ventilasi mekanik disesuaikan dengan peruntukan ruangan
B. Penyehatan ruangan dan Bangunan
Penataan ruang bangunan dan penggunaan harus sesuai dengan fungsi
serta memenuhi persyaratan kesehatan yaitu dengan mengelompokkan
ruangan berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit sebagai
berikut :
1. Zona dengan Risiko Rendah
Zona risiko rendah meliputi ruang administrasi, ruang komputer, ruang
pertemuan, ruang
perpustakaan, ruang resepsionis, dan ruang pendidikan/ pelatihan
a. Lebar pintu minimal 1,20 meter, tinggi minimal 2,10 meter,
ambang bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai
b. Ventilasi alamiah menjamin aliran udara di dalam kamar dengan
baik, bila ventilasi alamiah tidak menjamin harus dilengkapi
dengan AC (penghawaan mekanik)
c. Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang
d. Lantai kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang,
serta pertemuan lantai dan dinding harus berbentuk melengkung
tidak bersiku
e. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan
yang kuat, warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus
kuat dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai
2. Zona dengan Risiko Sedang
Zona risiko sedang meliputi ruang rawat inap bukan penyakit menular,
rawat jalan, ruang ganti pakaian dan ruang tunggu pasien. Persyaratan
bangunan pada zona dengan risiko sedang sama dengan persyaratan
pada zona risiko rendah

2
3. Zona dengan Risiko Tinggi
Zona risiko tinggi meliputi ruang isolasi, ruang perawatan intensif,
laboratorium, ruang penginderaan medis (medical imaging), ruang
jenazah dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang
1) Dinding laboratorium dibuat dari porselin atau keramik setinggi
1,50 meter dari lantai
2) Dinding ruang penginderaan medis harus berwarna gelap dengan
ketentuan dinding disesuaikan dengan pancaran sinar yang
dihasilkan dari peralatan yang dipasang di ruangan tersebut,
tembok pembatas antara ruang sinar X dengan kamar gelap
dilengkapi dengan transfer cassette
b. Lantai kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, serta
pertemuan lantai dan dinding harus berbentuk melengkung tidak
bersiku
c. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang
kuat, warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat dan
tinggi minimal 2,70 meter dari lantai Lebar pintu minimal 1,20 meter,
tinggi minimal 2,10 meter, ambang bawah jendela minimal 1,00 meter
dari lantai
4. Zona dengan Risiko Sangat Tinggi
Zona risiko sangat tinggi meliputi ruang operasi, ruang bedah mulut,
ruang perawatan gigi, ruang gawat darurat, ruang bersalin, dan ruang
patologi dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Dinding terbuat dari bahan porselin atau vinyl setinggi langit-langit
atau dicat dengan cat tembok yang tidak luntur dan aman, berwarna
terang Langit-langit harus terbuat dari bahan yang kuat dan aman,
dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai
b. Lebar pintu minimal 1,20 meter, tinggi minimal 2,10 meter, dan semua
pintu kamar harus selalu dalam keadaan tertutup
c. Lantai kuat, mudah dibersihkan, kedap air , dan berwarna terang,
d. Khusus ruang operasi harus disediakan gelagar (gantungan) lampu
bedah dengan profil baja double INP 20 yang dipasang sebelum
pemasangan langit-langit.
e. Tersedia rak dan lemari untuk menyimpan reagensia siap pakai

3
f. Ventilasi atau penghawaan sebaiknya digunakan AC tersendiri yang
dilengkapi filter bakteri, untuk setiap ruang operasi yang terpisah
dengan ruang lainnya. Pemasangan AC minimal 2 meter dari lantai
dan aliran udara bersih yang masuk ke dalam kamar operasi berasal
dari atas ke bawah. Khusus untuk ruang bedah ortopedi atau
transplantasi organ harus menggunakan pengaturan udara UCA (ultra
clean air) system tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung
dengan udara luar, untuk itu harus dibuat ruang antara.
g. Hubungan dengan ruang scrub up untuk melihat ke dalam ruang
operasi perlu dipasang jendela kaca mati, hubungan ke ruang steril
dari bagian cleaning cukup dengan sebuah loket yang dapat dibuka
dan ditutup. Pemasangan gas medis secara sentral diusahakan melalui
bawah lantai atau diatas langit-langit Dilengkapi dengan saran
pengumpulan limbah medis.

4
BAB III
TATA LAKSANA
Kualitas/mutu air adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
karakteristik fisik, kimiawi, dan bakteriologis → dihubungkan dengan
fungsinya untuk keperluan fasilitas kesehatan (untuk minum, mandi,
pencucian, pembersihan dll)
1. Upaya penyehatan kualitas air
a. Pemilihan sumber air yang mempertimbangkan :
 Kualitasnya baik (fisik, kimia,biologis)
 Kontinuitas (ketersediaannya terjamin)
 Kuantitas (Q & H)
b. Batasi kontaminasi air atau sumber air.
c. Bersihkan dan disinfeksi sink, penampungan air.
d. Evaluai untuk kemungkinan sumber air terkontaminasi.
e. Hindari penempatan dekorasi air mancur dan kolam ikan di area
perawatan pasien
2. Evaluasi Penyediaan Air
a. Tersedianya air bersih minimum 500 l/TT/hari.
b. Pemeriksaan kimia air 2 x / tahun dari reservoir dan keran terjauh.
c. Sampel dikirim ke laboratorium yang berwenang.
d. Setiap 24 jam dilakukan pengukuran sisa khlor, pH, dan kekeruhan.

Untuk ruang farmasi dan hemodialisis → air dimurnikan untuk


penyiapanobat/pengenceran larutan dan hemodialisis dapat
menggunakan UV atau Hepa filter
3. Hygiene Sanitasi Makanan
Persyaratan Hygiene dan Sanitasi Makanan
1. Angka kuman E. Coli pada makanan jadi harus 0/gr sampel makanan
dan pada minuman angka kuman E. Coli harus 0/100 ml sampel
minuman
2. Kebersihan peralatan ditentukan dengan angka total kuman
sebanyak-banyaknya 100/cm2permukaan dan tidak ada kuman E.
Coli
3. Makanan yang mudah membusuk disimpan dalam suhu panas lebih dari
65,5 °C atau dalam suhu dingin kurang dari 4 o C. Untuk makanan yang
yang disajikan lebih dari 6 jam disimpan dalam suhu – 5 o C sampai – 1 o C.

5
4. Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu} 10 o C.
5. Penyimpanan bahan mentah dilakukan dalam suhu sebagai berikut :
a. Kelembaban penyimpanan dalam ruangan : 80 – 90 %.
b. Suhu gudang bahan makanan kering dan kaleng dijaga kurang dari
22oC
6. Bahan Makanan Basah / Mudah Membusuk dan Minuman
a. Bahan makanan seperti buah, sayuran, dan minuman , disimpan
pada suhu penyimpanan sejuk (cooling) 10oC - 15oC
b. Bahan makanan berprotein yang akan segera diolah kembali
disimpan pada suhu penyimpanan dingin (chilling) 4oC - 10oC
c. Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu
24 jam disimpan pada penyimpanan dingin sekali (freezing) dengan
suhu 0oC - 4oC
d. Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka
kurang dari 24 jam disimpan pada penyimpanan beku (frozen)
dengan suhu < 0oC
e. Pintu tidak boleh sering dibuka karena akan meningkatkan suhu
f. Makanan yang berbau tajam (udang, ikan, dan lain-lain) harus
tertutup
g. Pengambilan dengan cara First In First Out (FIFO), yaitu yang
disimpan lebih dahulu digunakan dahulu, agar tidak ada makanan
yang busuk

6
BAB IV
DOKUMENTASI

Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat diminimalkan


dengan :
1. Melakukan pembersihan dan disinfeksi dengan pembersih dan
disinfektan yang tepat
2. Melakukan pemeliharaan peralatan medik yang tepat
3. Mempertahankan mutu air bersih
4. Mempertahankan ventilasi udara yang baik
Dengan adanya panduan pengendalian lingkungan ini semoga langkah dan
usaha RS dalam pencapaian mutu dan kualitas Rumah sakit yang lebih baik
akan tercapai. Dalam payung yang lebih besar dan lebih luas panduan ini ada
di dalam pedoman pelaksaan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
RSUD Barru.

Ditetapkan di : Barru
Pada tanggal : 28 Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai