Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

PENGENDALIAN/PEMERIKSAAN
MEKANIS D A N TEKNIS
(MECHANICAL DAN EMERGING
CONTROL)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POSO


2022
PEMERINTAH KABUPATEN POSO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POSO
Jl. Jend. Sudirman No. 33 Telp. (0452) 21071,23645 Fax. 324965 Poso

PERATURAN DIREKTUR RSUD POSO

NOMOR : No.1013.a/800/RsudPoso/VII/2022
TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN
PENGENDALIAN/PEMERIKSAAN MEKANIS DAN TEKNIS
DI RSUD POSO
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POSO,

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya pencegahan dan pengendalian


infeksi di Rumah Sakit perlu pengendalian
pemeriksaan Mekanis Dan Teknis di RSUD Poso
yang menjadi salah satu hal yang sangat penting
untuk mengendalikan penyebaran infeksi
b. Bahwa Panduan Pengendalian Pemeriksaan Mekanis
Dan Teknis di RSUD Poso sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam butir a dan b perlu ditetapkan dengan
Peraturan Direktur RSUD Poso.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun


2009 tentang kesehatan;
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
436/Menkes/SK/VI/1993 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;

3. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan Kesehatan lainnya,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009;

4. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di


Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
Depkes RI, 2011;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RSUD POSO TENTANG


PEMBERLAKUAN PANDUAN PENGENDALIAN/
PEMERIKSAAN MEKANIS DAN TEKNIS DI RSUD
POSO

KESATU : Panduan Pengendalian/pemeriksaan mekanis dan


teknis di RSUD Poso sebagaimana tercantum dalam
lampiran keputusan ini.

KEDUA : Panduan ini harus dibahas sekurang-kurangnya setiap


3 (tiga) tahun sekali apabila diperlukan sewaktu-waktu
akan dilakukan perubahan sesuai dengan
perkembangan yang ada.

KETIGA : Peraturan ini berlaku pada tanggal ditetapkan, bila


dikemudian hari ditemukan kekeliruan akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Poso
Pada tanggal : 02 Agustus
2022
Direktur RSUD Poso

dr. Jean S. Rondonuwu, M.


Kes
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala berkat dan anugerah yang telah diberikan kepada penyusun,
sehingga Buku Panduan Pengendalian dan Pemeriksaan Mekanis dan
Teknis RSUD Poso dapat selesai disusun. Panduan ini merupakan
Panduan kerja bagi seluruh staf Rumah Sakit dalam menjalankan
program Pengendalian dan Pemeriksaan Mekanis dan Teknis RSUD
Poso. Dalam Panduan ini diuraikan tentang Petunjuk Panduan
Pengendalian dan Pemeriksaan Mekanis dan Teknis di RSUD Poso.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya atas


bantuan Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
Panduan Pengendalian dan Pemeriksaan Mekanis dan Teknis RSUD
Poso.

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATAPEN GANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB
I...........................................................................................................1

DEFINISI.....................................................................................................
1

BAB
II..........................................................................................................3

RUANG LINGKUP......................................................................................3

BAB III....................................................................................................... 4

TATALAKSANA.........................................................................................4

BABIV.......................................................................................................12

DOKUMENTASI.......................................................................................12
BAB I
DEFINISI

Pengendalian mekanis dan teknis ( mechanical dan


enginering controls) seperti sistem ventilasi bertekanan positif,
biological safety cabinet, laminary airflow hood, termostat di lemari
pendingin, serta pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur
adalah contoh peran penting standar pengendalian lingkungan
harus diterapkan agar dapat diciptakan sanitasi yang baik yang
selanjutnya mengurangi risiko infeksi dirumah sakit.
Rumah sakit bisa dikatakan sebagai pusat sumber dari berbagai
jenis mikrooganisme yang bisa menimbulkan masalah kesehatan baik
kepada petugas, perawat, dokter serta pasiennya yang berada di rumah
sakit tersebut. Maka pengaturan temperatur, tekanan dan
kelembaban udara dalam ruangan secara keseluruhan perlu
mendapatkan perhatian khusus. Hal ini untuk mencegah berkembang
biak dan tumbuh suburnya mikroorganisme tersebut di tempat tempat
khusus.
Perangkat keras yang mendukung kelengkapan fasilitas di rumah
sakit, untuk mendukung kelancaran dan kenyamanan pelayanan, harus
dilakukan pemeriksaan secara berkala. Karena itu, rumah sakit agar
mempunyai regulasi pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan
engineering controls) fasilitas yang antara lain meliputi :
1. Sistem ventilasi bertekanan positif;
2. Biological safety cabinet
3. Termostat di lemari pendingin
Sehubungan hal tersebut di atas, maka untuk menjamin penerapan
regulasi pengendalian mekanis dan teknis ( mechanical dan engineering
controls) di RSUD Poso yang memenuhi standar, maka rumahsakit
menerbitkan suatu Panduan mekanis dan teknis (mechanical dan
engineering controls) di RSUD Poso.
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Sistem ventilasi bertekanan positif


2. Biological safety cabinet
3. Termostat dilemari pendingin
BAB III
TATA LAKSANA

I. Sistem ventilasi bertekanan positif

Tekanan ruang isolasi positif ditentukan pada tekanan positif relatif


terhadap tekanan ambien, yang berarti bahwa aliran udara harus dari
"bersih" menuju ruang sebelah (melalui pintu atau bukaan lainnya).
Hal ini dicapai oleh sistem HVAC mensuplai lebih banyak udara ke
dalam ruangan "bersih". Kelas Pemberlakuan untuk semua Protective
Environment atau disebut PE.
Dalam fungsi airlock atau Anteroom ditentukan bersebelahan dengan
ruang pasien. Untuk ruang tekanan positif, udara akan mengalir
dari ruang isolasi ke ruang tunggu dari pada koridor. Kontrol
Tekanan dipertahankan oleh modulasi supplai utama dan exhaust
berdasarkan sinyal dari transduser tekanan terletak di dalam ruang
isolasi.
Persyaratan Ventilasi untuk masing-masing ruang atau unit seperti
berikut:
1. Ruang-ruang tertentu seperti ruang operasi, perawatan bayi,
laboratorium perlu mendapat perhatian yang khusus karena
sifat pekerjaan yang terjadi di ruang-ruang tersebut
2. Ventilasi ruang operasi harus dijaga pada tekanan lebih
positif sedikit (minimal 0,10 mbar) dibanding ruang-ruang lain
di rumah sakit
3. Sistem suhu dan kelembaban hendaknya didesain
sedemikian rupa sehingga dapat menyediakan suhu dan
kelembaban seperti berikut :

Standar Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara Menurut Fungsi Ruang atau
Unit
No Ruang atau Unit Suhu Kelembaban Tekanan
(ºC) (%)
1 Operasi 19-24 Positif
2 Bersalin 24-26 Positif
3 Perawatan 22-24 45-60 Seimbang
4 Kamar Jenazah 21-24 Negatif
5 Laboratorium 22-26 35-60 Positif
6 Radiologi 22-26 45-60 Seimbang
7 Strelisasi 22-30 35-60 Positif
8 Instalsi Gizi 22-30 35-60 Seimbang
9 Gawat Darurat 19-24 45-60 Positif
10 Adminsitrasi,pertemuan 21-24 Seimbang

4. Ruangan yang tidak menggunakan AC, sistem sirkulasi


udara segar dalam ruangan harus cukup (mengikuti
pedoman teknis yang berlaku).
5. Pastikan jendela, pintu, dan intake dan exhaust langit-langit
eternit yang halus dan bebas dari celah-celah. Sealing
semua penetrasi di dinding atas dari kerusahan atau celah
celah.
6. Pada pintu masuk dan keluar dapat menutup sendiri dan Semua
pintu darurat harus selalu tertutup dan sebaiknya dipasang alarm
untuk monitor.
7. Kamar mandi memiliki exhaust dan didepan memiliki tempat
cuci tangan.
8. Beri label sebagai tekanan ruang isolasi positif.

II. Biological safety cabinet

Biological safety cabinet merupakan sistem ventilasi udara


yang telah direkayasa untuk mengamankan petugas yang bekerja dengan
sampel material, lingkungan kerja dan sampel material dari kemungkinan
bahaya terkontaminasi atau menimbulkan penyebaran bakteri / virus yang
bersifat patogen sekilas mirip dengan lemari asam, hanya saja pada lemari
asam tidak ada proteksi penyaring sekelas HEPA Filter. Namun,
Biosafety cabinet mempunyai beberapa kelas keamanan, dan tujuan
kelas keamanan ini juga berbeda beda.
Prinsip kerja BSC (Biological Safety Cabinet) yaitu menciptakan aliran masuk
udara untuk melindungi petugas yang sedang menangani sampel biologis
yang beresiko dengan membuang udara keluar melalui HEPA (High Efficiency
Particular Air) filter. Tujuan dari penggunaan BSC terutama dalam unit
pelayanan berisiko tinggi seperti ruang isolasi, kamar operasi dan
laboratorium yaitu untuk melindungi petugas dari mikroorganisme. Kebanyakan
BSC juga menawarkan produk yang dapat menjaga sampel dari kontaminan
ruangan

III. Laminar Air Flow

1. Alat-alat yang dimasukkan ke dalam Laminar Air Flow yaitu:


a. Lampu alkohol/Bacti cinerator.
b. Wadah alkohol: botol/gelas piala ≥ 250 ml.
c. Pinset, skalpel, gunting, dan jarum.
d. Petri-dish steril.
e. Disceting Microscope, bila sedang isolasi meristim.
f. Kertas tissue/kapas.
g. Sprayer berisi alkohol 70% (tidak harus dalam cabinet).
2. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Laminar Air Flow (LAF)
adalah sebagai berikut :

a. Jangan meletakkan lampu bunsen terlalu dekat dengan filter dan


alkohol untuk merendam peralatan kultur.
b. Jangan menumpuk alat-alat, botol-botol media, dan lain-lain benda
di depan tempat bekerja sehingga menghalangi aliran udara.
c. Jangan mencelupkan alat tanam dengan nyala api ke dalam
alkohol (nyala api alkohol yang terdapat pada alat tanam, tidak
terlihat dengan jelas di tempat yang terang HATI-HATI !!!).
d. Jangan mendekati lampu bunsen, dengan tangan yang baru
disemprot alkohol atau spiritus.
e. Bersihkan Laminar Air Flow Cabinet, setelah selesai bekerja.
Jangan meninggalkan botol bekas, kapas bekas, dan sebagainya di
dalam LAF.
3. Prinsip Kerja dari Laminar Air Flow (LAF) adalah sebagai berikut :
a. Laminar Air Flow digunakan sebagai meja kerja steril untuk
kegiatan inokulasi/penanaman.
b. Laminar Air Flow mengutamakan adanya hembusan udara steril
yang digerakkan oleh blower yang disaring oleh HEPA Filter.
c. Sebelum dioperasikan Laminar Air Flow harus dinyalakan minimal
30 menit dan harus dilakukan penyemprotan dengan alcohol agar
alat dan ruang kerja tersebut terjamin kesterilannya.
d. Pada saat melaksanakan pekerjaan, harus dinyalakan blowernya
yang berfungsi sebagai penghembus udara steril dan lampu TL
sebagai penerang.
e. Agar Laminar Air Flow dapat difungsikan setiap saat, pemeliharaan
dan perawatan alat harus selalu dilakukan.
4. Cara Perawatan Laminar Air Flow (LAF) :
Apabila Laminar Air Flow Cabinet selesai dipergunakan, untuk langkah
perawatannya yaitu antara lain : 
a. Membersihkan semua sisa potongan eksplan dengan tissue.
b. Bakarlah (pisau scalpel, pinset) dengan menyemprotkan terlebih
dahulu dengan alkohol 95% dan tempatkan kembali dalam
keadaan siap pakai.
c. Matikan blower dengan memijit tombol “off”.
d. Semprotkan ruang kerja dengan alkohol.
e. Tutup kembali pintu Laminar Air Flow Cabinet.
f. Matikan lampu TL.
g. Nyalakan kembali lampu UV.

IV. Thermostat dilemari pendingin untuk bahan makanan


Thermostat digunakan untuk menjaga agar temperatur ruangan
dan pendingin dapat disetel sesuai suhu yang diinginkan. Alat berupa
saklar ini
terpasang pada evaporator case dengan pipa kapilernya terpasang dan
terbungkus rapat pada pipa saluran masuk evaporator.
Teknik penyimpanan makanan.
1. Makanan yang mudah membusuk disimpan dalam suhu panas
lebih dari 65,5 °C atau dalam suhu dingin kurang dari 4°C. Untuk
makanan yang yang disajikan lebih dari 6 jam disimpan dalam
suhu – 5°C sampai – 1°C.
2. Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu 10 °C.
3. Penyimpanan bahan mentah dilakukan dalam suhu sebagai berikut
:
a. Kelembaban penyimpanan dalam ruangan : 80 – 90 %.
b. Suhu gudang bahan makanan kering dan kaleng dijaga kurang
dari 22 °C

4. Bahan Makanan Basah / Mudah Membusuk dan Minuman


a. Bahan makanan seperti buah, sayuran, dan minuman , disimpan
pada suhu penyimpanan sejuk (cooling) 10°C - 15°C
b. Bahan makanan berprotein yang akan segera diolah kembali
disimpan pada suhu penyimpanan dingin (chilling) 4°C - 10°C
c. Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka
waktu 24 jam disimpan pada penyimpanan dingin sekali
(freezing) dengan suhu 0°C - 4°C
d. Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka
kurang dari 24 jam disimpan pada penyimpanan beku (frozen)
dengan suhu < °C
e. Pintu tidak boleh sering dibuka karena akan meningkatkan suhu
f. Makanan yang berbau tajam (udang, ikan, dan lain-lain) harus
tertutup
g. Pengambilan dengan cara First In First Out (FIFO), yaitu yang
disimpan lebih dahulu digunakan dahulu, agar tidak ada
makanan yang busuk
BAB III
DOKUMENTASI

Dokumentasi adalah pencatatan dan pelaporan kegiatan yang


bertujuan untuk memberikan informasi yang dapat dipertanggung
jawabkan. Selain itu dokumentasi kegiatan pengendalian mekanis dan
tekhnis bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan
selanjutnya.
Adapun dokumentasi yaitu :
1. Monitoring suhu dan kelembapan udara ruangan
2. Monitoring suhu dan kelembapan udara kulkas

Ditetapkan di : Poso
Pada tanggal : 02 Agustus 2022
Direktur RSUD POSO

dr. Jean S. Rondonuwu, M. Kes

Anda mungkin juga menyukai