Anda di halaman 1dari 10

INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT ( ICRA ) ICU

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI
RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
2021

1. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit
di tuntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar
yang sudah ditentukan. Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta monitoring dan
evaluasi. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang berpusat di United States
telah mengeluarkan instrumen yang telah terstandar untuk menilai pengendalian risiko
infeksi. Instrumen tersebut adalah Infection Control Risk Assessment (ICRA) yang merupakan
bagian dari proses perencanaan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
(PPIRS) (APIC, 2011). Dengan adanya ICRA, rumah sakit dapat mengambil kebijakan
berdasarkan data yang dapat dipercaya.
HAIs (Hospital-Acquired Infections)ini dikenal sebagai Infeksi
Nosokomial atau disebut juga sebagai infeksi di rumah sakit yang merupakan
komplikasi paling sering terjadi di pelayanan kesehatan. Infeksi merupakan efek
yang paling sering didapatkan dari rumah sakit yang mempengaruhi sekitar 5
sampai 10% dari pasien rawat inap di Negara maju, dan menjadi beban besar di
negara-negara yang berlatarbelakang rendah (Kadi dan Salati, 2012).Dampak
yang diakibatkan infeksi nosokomial (HAIs) sangat banyak diantaranya dapat
menimbulkan risiko terpapar infeksi yang tidak hanya dialami oleh pasien tetapi
juga untuk petugas kesehatan, keluarga, dan pengunjung (Darmadi, 2008).
Menurut Weston (2013) bahwa HAIs juga berdampak pada pasien dan keluarga
akan kehilangan pendapatan, bahaya, cacat atau kematian, peningkatan lama
perawatan, pengeluaran tambahan bagi rumah sakit dan dapat menurunkan citra
rumah sakit.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit umum daerah dr. R.
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga sangat penting untuk dilaksanakan di rumah
sakit sebagai tempat fasilitas pelayanan kesehatan, disamping sebagai tolak ukur
mutu pelayanan juga untuk melindungi pasien, petugas, pengunjung dan keluarga
serta lingkungan dari resiko tertular penyakit infeksi karena perawatan, bertugas
dan berkunjung ke rumah sakit. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka
untuk pendukung kegiatan tersebut perlu di susunnya Infection Control Risk
Assesment ( ICRA ) CSSD yang dikerjakan setahun sekali.

2. Tujuan
Mengetahui derajat resiko terjadinya infeksi di rumah sakit berdasarkan skala
prioritas yang mengikuti pedoman penilaian yang ada. Rumah sakit dalam
meningkatkan mutu layanan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya melalui
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, meliputi kualitas pelayanan, manajemen risiko, clinical
governance, serta kesehatan dan keselamatan kerja. Selain itu, sebagai pedoman
bagi direktur rumah sakit umum daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam menjalankan tugas dan program
PPI, serta mengetahui prioritas penyelesaian masalah berdasarkan skala resiko yang
ada dalam melaksanakan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Salah satu bagian penting dalam rumah sakit adalah Intensive Care Unit (ICU). Berdasarkan
data Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Depkes, pada tahun 2007 jumlah rumah sakit di
Indonesia sebanyak 1.319 yang terdiri atas 1.033 RSU dengan jumlah kunjungan ke RSU
sebanyak 33.094.000, sementara data kunjungan ke ICU sebanyak 4.402.205 (13,3% dari total
seluruh kunjungan di RSU). Hal ini menunjukkan bahwa ICU merupakan bagian dari rumah sakit
yang banyak dikunjungi baik pasien maupun penunggu pasien, sehingga resiko penyebaran
infeksi nosokomial akan meningkat pula.

3. Infection Control Risk Assesment (Terlampir)


4. Penutup
Demikianlah Infection Control Risk Assesment ( ICRA ) ini dibuat, dengan harapan kegiatan
ini dapat menjadi acuan dalam rangka meminimalkan risiko terjadinya infeksi di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dan, dengan adanya Infection Control
Risk Assesment ( ICRA ) maka pelaksanaan kegiatan pekerjaan PPI ini dapat dilaksanakan dengan
baik sesuai skala prioritas yang ada dan sesuai kemampuan anggaran RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga

Purbalingga, Januari 2022

Disusun Oleh , Disetujui Oleh ,

Achmad Zaeni Prijanto, S. Kep. Ns dr. Indra Adhi Nugraha, Sp.PD, Msc
IPCN Ketua Komite PPI
Infection Control Risk Assesment (ICRA) DI UNIT CSSD
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2020
Probality Risk/impact (Health,Finacial,Legal,Regulatory) Current systems Score

Sangat Sering (tiap minggu/ bulan)

Sering (beberapa kali/th)

Mungkin (1-2th)

Jarang (> 2-5th)

Sangat Jarang (>5th)


Kematian Cidera
yang Cidera sedang,
Cidera Peratur
tidak luas/ berkurang Peratur Peratura
ringan an ada, Peratura Jumlah
berhubu berat, nya fungsi an, n,
dan Tidak fasilita n, Skor =
ngan kehilan motorik/ fasilita fasilitas
dapat Tidak ada s tdk fasilitas Angka
dengan gan sensorik/ s ada, ada tdk
Potensial Resiko/ diatasi Ada peratu ada, ada kejadian
No perjalana fungsi psikologi tdk sll
Masalah dengan Cidera ran tdk dilaksan x
n motori dan dilaksa dilaksan
P3K (None) dilaksa akan Dampak
penyakit k memperpa nakan akan
(Minor nakan (Solid) x
nya (Mayor njang lama (Fair) (Good)
) (Poor) Kesiapan
(Katatrop ) perawatan
ik) (Moderat) Sistem

Prioritas/ Frekuensi Dampak Klinis/Konsekuensi Sistem Yg Ada


5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 Aktivitas Pencegahan Yang Belum Berjalan
Kurangnya
kepatuhan
5 4 4 13
pelaksanaan
cuci tangan
Ketidak
sesuaian
3 2 2 7
penggunaan
APD

2 Petugas Kesehatan
Kurangnya
Pengetahuan 4 4 2 10
Staf ttg PPI
3 Kebijakan & Prosedur
Sudah adanya
prosedur
4 3 4 11
pengelolaan alat
steril yg sama
Probality Risk/impact (Health,Finacial,Legal,Regulatory) Current systems Score

Sangat Sering (tiap minggu/ bulan)

Sering (beberapa kali/th)

Mungkin (1-2th)

Jarang (> 2-5th)

Sangat Jarang (>5th)


Kematian Cidera
yang Cidera sedang,
Cidera Peratur
tidak luas/ berkurang Peratur Peratura
ringan an ada, Peratura Jumlah
berhubu berat, nya fungsi an, n,
dan Tidak fasilita n, Skor =
ngan kehilan motorik/ fasilita fasilitas
dapat Tidak ada s tdk fasilitas Angka
dengan gan sensorik/ s ada, ada tdk
Potensial Resiko/ diatasi Ada peratu ada, ada kejadian
No perjalana fungsi psikologi tdk sll
Masalah dengan Cidera ran tdk dilaksan x
n motori dan dilaksa dilaksan
P3K (None) dilaksa akan Dampak
penyakit k memperpa nakan akan
(Minor nakan (Solid) x
nya (Mayor njang lama (Fair) (Good)
) (Poor) Kesiapan
(Katatrop ) perawatan
ik) (Moderat) Sistem

Prioritas/ Frekuensi Dampak Klinis/Konsekuensi Sistem Yg Ada


5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Monitoring
evaluasi
penatalaksanaa
4 2 3 1 10
n prosedur
pengelolaan
sterilisasi ada
4 Lingkungan
Tersedianya
ruang sterilisasi 2 4 2 8
central
Fasilitas sarana
sterilisasi blm 3 4 4 11
sesuai standar

Purbalingga, 30 Desember 2020


Mengetahui Disusun oleh,
dr. Indra Adhi Nugraha, Msc, Sp. PD Achmad Zaeni Prijanto., S.Kep.,Ns
Ketua Komite PPI IPCN

Menyusun prioritas masalah

ICRA CSSD - PRIORITAS MASALAH


NO Potensial Risk/Masalah SCORE

1 Kurangnya kepatuhan pelaksanaan cuci tangan 13


2 Fasilitas sarana sterilisasi blm sesuai standar 11
3 Belum adanya prosedur pengelolaan alat steril yg sama 11

4 Ketidak sesuaian penatalaksanaan peralatan (cleaning), desinfeksi, pengemasan sterilisasi, 10


penyimpanan, dan distribusi

a. Menyusun Analisis Akar masalah dari prioritas tertinggi dengan FISHBONE Analysis

FISHBONE ANALYSIS KETIDAKPATUHAN MELAKUKAN HAND HYGIENE


Material Machine Metode

Tidak ada wastafel atau tempat cuci SPO tidak disosialisasikan berkala
tangan Kurangnay monitoring
terhadap tahapan HH
Tidak adanya Handrub
terdekat
Terbatasnya tissue
Ketidakpatuhan
melakukan Hand
Hygiene
Mahal

Lupa, buru-buru
Kurangnya kepatuhan petugas
rangnya pemahaman petugas
Ku

Man Money
2. Kelola Risiko
a. Menyusus strategi perbaikan atau menyusun rencana tindak lanjut (IC PLAN)
PERENCANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (IC PLAN)
No Kelompok
TUJUAN TUJUAN
Risiko/ Skor Prioritas STRATEGI RINCIAN KEGIATAN PIC TEMPAT WAKTU
UMUM KHUSUS
Masalah
1 Ketidakpatu 13 1 Meningkatkan 1. Memutus 1. Edukasi 1. Pelatihan internal hand Diklat CSSD Setiap
han Kepatuhan mata rantai Petugas CSSD hygiene Hand Bulan
melakukan HH diunit penularan ttg HH 2. Mengadakan fasilitas hand Hygiene
Hand CSSD infeksi 2. Tersedianya fasilitas HH hygiene terdekat CSSD
Hygiene 2. Petugas 3. Audit HH 3. Menghitung dan
mampu mengendalikan ketersediaan
melaksana- tisu cuci tangan dan handrub
kan HH 4. Melakukan audit internal
sesuai hand hygiene untuk CSSD
dengan 5
moment dan
6 langkah

2 Fasilitas 11 2 Mencegah 1. Meningka 1. Kaji fasilitas & sarana 1. Catat fasilitas yang ada yang IPCN CSSD 6
sarana terjadinya tkan alat sterilisasi yang sudah sudah sesuai Ka CSSD bulan
kontaminasi pelayanan ada 2. Usulkan ke managemen untuk
sterilisasi 2. Membuat usulan ke
silang dari sterilisasi penyediaan ruang sterilisasi
blm sesuai peralatan dan di Rumah manajemen untuk yang sesuai standar
standar lingkungan Sakit penyediaan ruang
sterilisasi tersentral

3 Belum 11 3 Mencegah 1. Tersedianya 1. Pembuatan Kebijakan, 1. Memberikan edukasi kepada IPCN CSSD Setiap
adanya terjadinya acuan kerja Pedoman dan SPO petugas CSSD tentang SPO CSSD Bulan
prosedur kontaminasi bagi petugas Sterilisasi alat dan Kebijakan
pengelolaan silang sterilisasi 2. Sosialisasi Kebijakan, 2. Lakukan monitoring
sterilisasi peralatan dan 2. Pengelolaan Pedoman dan SPO kebijakan SPO
yg sama lingkungan sterilisasi 3. Monitoring pelaksanaan
sesuai
pengelolaan sterilisasi
standart yang
ditetapkan
4 Ketidak 10 4 Mencegah 1 Tersedianya 1. Pembuatan Kebijakan, 1. Memberikan edukasi kepada IPCN CSSD Setiap
sesuaian terjadinya acuan kerja Pedoman dan SPO petugas CSSD tentang SPO CSSD Bulan
kontaminasi bagi petugas Sterilisasi alat dan Kebijakan
penatalaks sterilisasi
silang 2. Sosialisasi Kebijakan, 2. Lakukan monitoring
anaan peralatan dan 2 Pengelolaan Pedoman dan SPO kebijakan SPO
peralatan lingkungan sterilisasi 3. Monitoring pelaksanaan
sesuai pengelolaan sterilisasi
(cleaning), standart yang
desinfeksi, ditetapkan
pengemas
an
sterilisasi,
penyimpa
nan, dan
distribusi
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Jenis Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des

1 Pelatihan internal hand hygiene


2 Mengadakan fasilitas hand hygiene
Terdekat
3 Menghitung dan mengendalikan
ketersediaan tisu cuci tangan dan handrub
4 Melakukan audit internal hand hygiene
untuk CSSD

Anda mungkin juga menyukai