Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI SURVAILANCE

ANALISA PETUGAS TERPAPAR VIRUS COVID-19 BERDASARKAN


HASIL RAPID TEST
DI RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

OLEH :
EMUT KURNIASIH P1337424520093

PRODI ALIH JENJANG DIV KEBIDANAN MAGELANG

POLTEKES KEMENKES SEMARANG


LAPORAN ANALISA PETUGAS TERPAPAR VIRUS COVID-19
BERDASARKAN HASIL RAPID TEST
RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

Latar Belakang
Setiap manusia pernah mengalami sakit. Penyakit yang diderita oleh setiap makhluk
berbeda satu dan yang lainnya. Sakit merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak berada
pada kondisi normal yang disebabkan oleh beberapa faktor dari dalam maupun luar tubuh.
Berdasarkan karakteristiknya penyakit dapat digolongkan menjadi 2 yaitu penyakit menular
dan penyakit tidak menular. Penyakit menular mendapatkan perhatian yang lebih dari
pemerintah dibanding dengan penyakit tidak menular. Penyakit menular adalah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit yang dapat ditularkan melalui media tertentu.
Penyakit menular sering juga disebut penyakit infeksi karena penyakit ini diderita melalui
infeksi virus, bakteri, atau parasit yang ditularkan melalui berbagai macam media seperti
udara, jarum suntik, transfusi darah, tempat makan atau minum, dan lain sebagainya
(Vatimatunnimah, 2013). Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang
saling mempengaruhi.Penyakit menular maupun gangguan kesehatan pada manusia, tidak
terlepas dari peran faktor lingkungan. Hubungan interaktif antara manusia serta perilakunya
dengan komponen lingkungan yang memiliki potensi bahaya penyakit, juga dikenal sebagai
proses kejadian penyakit. Sedangkan proses kejadian penyakit satu dengan yang lain masing-
masing mempunyai karakteristik tersendiri. Dalam hal ini faktor lingkungan memegang
peranan sangat penting.Interaksi manusia dengan lingkungan telah menyebabkan kontak
antara kuman,virus, dan bakteri dengan manusia. Sering terjadi mikroorganisme yang tinggal
di tubuh host kemudian berpindah ke manusia karena manusia tidak mampu menjaga
kebersihan lingkungan. Hal ini tercermin dari tingginya kejadian penyakit menular berbasis
lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar masyarakat Indonesia. Salah
satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan dapat menular ke manusia ialah Virus
Corona.
Penyakit menular dapat menyebar melalu media langsung, udara, air, benda dan
vector penyakit. Salah satu penyakit menular yang tengah ramai diperbincangkan di dunia
ialah COVID-19. Coronavirus Disease (COVID-19) adalah virus jenis baru yang belum
pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan
antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing
luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Beberapa coronavirus yang
dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi manusia.
Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan.
Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akut
seperti demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada
tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru coronavirus.
Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan
COVID-19 sebagai pandemi.
Tujuan Surveilans

Tujuan umum kegiatan surveilans antara lain:


1. Memantau tren penularan COVID-19 pada tingkat nasional dan global.
2. Melakukan deteksi cepat pada wilayah tanpa transmisi virus dan monitoring
kasus pada wilayah dengan transmisi virus termasuk pada populasi rentan.
3. Memberikan informasi epidemiologi untuk melakukan penilaian risiko tingkat
nasional, regional, dan global.
4. Memberikan informasi epidemiologi sebagai acuan kesiapsiasiagaan dan
respon penanggulangan.
5. Melakukan evaluasi terhadap dampak pandemi pada sistem pelayanan
kesehatan dan sosial.

PENCEGAHAN

Seperti pada definisi wabah, maka upaya pencegahan yang dilakukan selama ini
adalah upaya bagaimana mencegah kondisi wabah agar tidak terjadi. Oleh karena itu upaya
yang dilakukan selama ini adalah bagaimana menangani terjadinya KLB (kondisi sebelum
wabah terjadi) di Indonesia. Bahkan dalam pelaksanaanya upaya pencegahan tersebut
dilakukan jauh lebih awal yaitu mencegah agar KLB tidak terjadi, melalui Sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB). Penyelenggaraan SKDKLB secara jelas
telah diatur dalam PERMENKES No. 949/Menkes/SK/VIII/2004 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistim Kewaspadaan Dini KLB.

LAPORAN HASIL INVESTIGASI PETUGAS TERPAPAR COVID-19


RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA
I. Bulan Juni
Kronologi
Berdasarkan jadwal pemeriksaan karyawan RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga sesuai program penyehatan karyawan. Adapun jadwalnya sebagai berikut :
1. Tanggal 16 Juni 2020 jumlah yang diperiksa 36 petugas dengan hasil reaktif Covid-
19 sejumlah 1 orang
2. Tanggal 20 Juni 2020 jumlah yang diperiksa 40 petugas dengan hasil reaktif covid-
19 sejumlah 2 orang
3. Tanggal 30 Juni 2020 jumlah yang diperiksa 39 petugas dengan hasil reaktif covid-
19 sejumlah 2 orang
II. Bulan Juli
Kronologi
Berdasarkan jadwal pemeriksaan karyawan RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga sesuai program penyehatan karyawan. Adapun jadwalnya sebagai berikut :
1. Tanggal 9 Juli 2020 jumlah yang diperiksa 51 petugas dengan hasil reaktif Covid-19
sejumlah 2 orang
2. Tanggal 16 Juli 2020 jumlah yang diperiksa 40 petugas dengan hasil reaktif covid-
19 sejumlah 2 orang
3. Tanggal 23 Juli 2020 jumlah yang diperiksa 36 petugas dengan hasil reaktif covid-
19 sejumlah 1 orang
III. Bulan Agustus
Kronologi
Berdasarkan jadwal pemeriksaan karyawan RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga sesuai program penyehatan karyawan. Adapun jadwalnya sebagai berikut :
1. Tanggal 1 Agustus 2020 jumlah yang diperiksa 43 petugas dengan hasil reaktif
Covid-19 sejumlah 2 orang
Tabel 1
Distribusi Pemeriksaan Karyawan terkait Rapid Test Covid-19 menurut tanggal jadwal
pemeriksaan di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
Juli – Agustus, Tahun 2020

Tanggal Pemerksaan Jumlah yang diperiksa Keterangan


16 Juni 2020 36 Orang 1 Reaktif
20 Juni 2020 40 Orang 2 Reaktif
30 Juni 2020 39 Orang 2 Reaktif
9 Juli 2020 43 Orang 2 Reaktif
16 Juli 2020 42 Orang 2 Reaktif
23 Juli 2020 36 Orang 1 Reaktif
1 Agustus 2020 43 Orang 2 Reaktif

Kurva Epidemiologi Covid-19 menurut tanggal pemeriksaan di RSUD dr. R. Goeteng


Taroenadibrata Purbalingga
Juli – Agustus, Tahun 2020

Distribusi Petugas Terpapar Covid-19 Per Bulan


di Tahun 2020
86
90
80 78
78
70 Kontak Erat
60 Pelaku Perjalanan
Jumlah Kasus

50 Reaktif
40
30
20
10 0 5
2 5
0
2 2
Juni
Juli
Agustus

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa jumlah petugas terpapar covid-19 ditahun
2020 memiliki peningkatan yang signifikan perbulannya baik pada petugas yang
kontak erat maupun yang tidak, yang baru muncul pada tahun 2020. Petugas yang
diperiksa sejumlah 242 orang dan yang reaktif covid-19 berdasarkan hasil rapid Tes
sebanyak 11 Orang dan yang melakukan perjalanan 4 Orang.

Anda mungkin juga menyukai