Anda di halaman 1dari 6

PEMANTAUAN PETUGAS TERPAPAR VIRUS COVID-19

RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

Latar Belakang
Setiap manusia pernah mengalami sakit. Penyakit yang diderita oleh setiap makhluk
berbeda satu dan yang lainnya. Sakit merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak berada
pada kondisi normal yang disebabkan oleh beberapa faktor dari dalam maupun luar tubuh.
Indonesia saat ini sedang mengalami pandemic sebagaimana yang dialami oleh banyak
negara di dunia, yaitu pandemic Covid-19. Covid-19 adalah strain baru dari virus corona atau
Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) yang menginfeksi manusia
sebelumnya. Virus corona merupakan keluarga besar dari virus yang dapat menimbulkan
kesakitan pada manusia dengan gejala ringan sampai berat seperti selesma (common cold),
Sindroma Saluran Pernapasan Akut yang berat (SARS/ Severe Acute Respiratory Syndrome)
bahkan dapat menimbulkan kematian.
Kasus Covid-19 telah menyerang semua Provinsi di Indonesia, tidak ubahnya Jawa
Tengah. Kasus teronfirmasi Covid-19 berdasarkan data mmenunjukan grafik yang terus
mengalami peningkatan, termasuk dalam penambahan jumlah harian. Jumlah terkonfirmasi
harian sampai saat ini mencapai 113 kasus, sehingga secara kumulatif terdapat pasien
terkonfirmasi 11.007 kasus, sedangkan di Kabupaten Purbalingga sebanyak 75 kasus.
(https://corona.jatengprov.go.id per tanggal 9 Agustus 2020, Pukul 12.00).
Berdasar informasi tersebut, maka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga terus melakukan koordinasi dan pelacakan, terutama pada tenaga kesehatan dan
pegawai lainya sebagai upaya antisipasi kejadian kasus terkonfirmasi pada pegawai rumah
sakit.

Tujuan
1. Memantau kemungkinan penularan COVID-19 pada pegawai di lingkungan rumah sakit.
2. Melakukan deteksi cepat dan monitoring kasus pada populasi rentan.
3. Memberikan informasi epidemiologi untuk melakukan penilaian risiko di lingkungan
rumah sakit.
4. Memberikan informasi epidemiologi sebagai acuan kesiapsiasiagaan dan respon
penanggulangan.
5. Melakukan evaluasi terhadap dampak pandemi pada sistem pelayanan rumah sakit.
Definisi Operasional
1. Kasus terkonfirmasi Covid-19 adalah Seseorang yang terinfeksi MERS-CoV dengan
hasil pemeriksaan laboratorium positive.
2. Kasus suspek Covid-19 adalah seseorang dengan ISPA dan/atau gangguan system
kekebalan tubuh (immuno-compromised) dengan gejala atau tanpa tanda-tanda yang
jelas.
3. Kasus probable adalah seseorang pengawasan yang diperiksa untuk COVID-19 tetapi
inkonklusif (tidak dapat disimpulkan)
4. Kontak erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik / berada dalam ruangan /
berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalam pengawasan, probabel /
konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus
timbul gejala

Hasil Penyelidikan
1. Tim melakukan pemantauan Program Penyehatan Karyawan sejak bulan Juni 2020-
Agustus 2020 secara berkala dengan tujuan memantau kesehatan pada seluruh pegawai
dan karyawan RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Adapun pemantauan
dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :
Tabel 1
Distribusi Pemeriksaan Rapid Test Covid-19 Pegawai dan Karyawan berdasar
pemeriksaan di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Pada Bulan Juli –
Agustus, Tahun 2020

Waktu Jumlah yang Jumlah Keretangan


Pemeriksaan diperiksa Pegawai/Karyawan
Rapid Tes Swab
30-Mar-20 18 18 0 Reaktif Negatif
10-Apr-20 2

11-Apr-20 1

12-Apr-20 1

14-Apr-20 8 25 0 Reaktif Negatif

22-Apr-20 1

23-Apr-20 5

24-Apr-20 3
30-Apr-20 4

02-Mei-20 1

08-Mei-20 2

16-Mei-20 1 8 0 Reaktif Negatif

21-Mei-20 1

22-Mei-20 3

16-Jun-20 36 Orang 3 Reaktif

20-Jun-20 40 Orang 115 2 Reaktif Negatif

30-Jun-20 39 Orang 0 Reaktif

09-Jul-20 51 Orang 0 Reaktif

16-Jul-20 40 Orang 127 4 Reaktif Negatif

23-Jul-20 36 Orang 2 Reaktif

01-Agust-20 43 Orang 43 2 Reaktif Negatif

JUMLAH 336

Berdasat tabel tersebut diatas dalam 6 bulan terakhir jumlah pegawai dan karyawan yang
diperiksa sebanyak 336 dimana pada Agustus hanya sebanyak 43 sehubungan baru satu
kali periode pemeriksaan.
2. Sampai saat ini tidak ada kasus terkonfirmasi Covid-19 baik pada karyawan maupun
tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan/paramedis lainya), hanya terlaporkan sebagai
suspek dengan pemeriksaan test cepat, hasil reaktif akibat adanya kontak erat dan
melakukan perjalanan keluar kota/propinsi dan dilanjutkan pemeriksaan/test swab
yang menunjukan negative Covid-19 pada 13 (3,87%) pegawai dan karyawan dari total
yang diperiksa. Gambaran epidemiologi sebagai berikut :
a. Jenis Kelamin
Tabel 2
Distribusi Pemeriksaan Rapid Test Covid-19 Reaktif Pegawai dan Karyawan berdasar
Jenis Kelamin di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Pada Bulan Juli –
Agustus, Tahun 2020

Jenis Kelamin Jumlah yang diperiksa (n) orang Persentase (%)


Laki-Laki 9 69,2
Perempuan 4 30,8
Jumlah 13 100

Gambaran epidemiologi berdasar tabel diatas menunjukan sebagian besar (69,2%)


adalah laki-laki.
b. Umur
Tabel 2
Distribusi Pemeriksaan Rapid Test Covid-19 Reaktif Pegawai dan Karyawan berdasar
Umur di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Pada Bulan Juli –
Agustus, Tahun 2020

Umur Jumlah yang diperiksa (n) orang Persentase (%)


>= 45 Tahun 1 7,69
< 45 Tahun 12 92,31
Jumlah 13 100

Gambaran epidemiologi berdasar tabel diatas menunjukan sebagian besar 92,31


adalah berumur < 45 tahun.
c. Bidang kerja/profesi
Tabel 3
Distribusi Pemeriksaan Rapid Test Covid-19 Reaktif Pegawai dan Karyawan
berdasar Bidang Kerja/Profesi di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
Pada Bulan Juli – Agustus, Tahun 2020

Bidang Kerja/Profesi n (%) Keterngan


Tenaga Kesehatan/dokter 1 7,7 DSpS, Poli Syaraf
Tenaga Kesehatan/perawat 8 61,5 2 Perawat Bangsal Covid-19
Tenaga Kesehatan/bidan 1 7,7 Poliklinik (rawat Jalan)
Karyawan 3 23,1 1 Adm.Radiologi, 2 Loundry
Jumlah 13 100

Gambaran epidemiologi berdasar tabel diatas menunjukan sebagian besar 61,7 %


adalah perawat, baik pada bangsal umum/lainya dan juga perawat di bangsal Covid-
19/ruang isolasi.
d. Spesifisitas dan Sensitivitas Rapid Test COVID-19
Tabel 4
Distribusi Pemeriksaan Rapid Test Covid-19 Reaktif berdasar bidang Spesifikasi
dan Sensifitas antibodi Immunoglobulin M (IgM) dan Immunoglobulin G (IgG)
terhadap virus SARS-CoV-2 dari sampel darah manusia

Hasil Test Antibody n prosentase


IgG 6 46,15
IgM 6 46,15
IgG dan IgM 1 7,69
Jumlah 13 100,00

Gambaran epidemiologi berdasar tabel diatas menunjukan sebagian kecil 7,69 %


adalah reaktif antibody IgG dan IgM baik pada test Antibody tidak bisa untuk
penentu diagnosis covid-19.
Identifikasi Faktor Risiko

Berdasar pemantauan bahwa terdapat factor risiko munculnya reaktif adalah :


1. Melakukan perjalanan ke luar kota seperti Banjarnegara, Purwokerto, Pemalang dan
Brebes
2. Menghadiri kondangan/kerumunan orang yang berasal dari berbagai daerah termasuk
dari wilayah episenttrum Jakarta dan Tangerang
3. Kontak erat dengan pasien saat melakukan pelayanan tanpa waspada/berhati-hati/tanpa
APD

Pengendalian dan Pencegahan/Respon yang di Lakukan

1. Melakukan edukasi untuk tidak bepergian terlebih menghadiri kerumunan.


2. Melakukan pelayanan dengan protocol kesehatan Covid-19 dan selalu menjaga jarak
pelayanan dan/atau adanya pembatas kaca/platik antara petugas dan pasien terutama
pada pelayanan poliklinik rawat jalan. (menyesuaikan apa yang belum dilakukan)
3. Menjaga imunitas pada pegawai dan karyawan dengan memberikan support asupan gizi
seimbang, terlebih pada yang terkait langsung dengan pasien terkonfirmasi.

Kesimpulan Pembahasan
Dari 336 petugas yang dilakukan pemeriksaan rapid test, 13 dinyatakan reaktif.
Sementara dari 13 petugas yang reaktif dan dilakukan isolasi mandiri sesuai Pedoman
Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) revisi ke 5 di lanjutkan dengan pemeriksaan
swab.
Tes serologi antibodi SARS-CoV-2 berbasis lab adalah tes untuk mendeteksi antibodi
baik Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G (IgG) terhadap SARS-CoV-2 dalam
darah. Hasil dari tes serologi ini bisa reaktif dan non reaktif. Kalau hasilnya reaktif
kemungkinan tubuh mengandung antibodi SARS-CoV-2. Antibodi reaktif tidak selalu
diartikan virus sedang aktif dalam tubuh. Antibodi juga bisa terdeteksi karena adanya infeksi
yang terjadi di masa lampau. Jika dinyatakan reaktif, perlu melakukan isolasi diri sebelum
melanjutkan tes PCR untuk memastikan positif atau negatif Corona karena tes antibodi bukan
diagnosis pasti. Lain halnya jika dinyatakan non reaktif, kemungkinan besar tubuh kamu
belum memiliki antibodi saat ini. Namun hasil antibodi SARS-CoV-2 non reaktif bukan
berarti bahwa tubuh tidak terinfeksi virus Corona COVID-19.

Anda mungkin juga menyukai