Anda di halaman 1dari 34

PSIKOPATOLOGIS

PP

BY SITI
PP blues PP
( maternity Paltiel (Koblinsky dkk, depression :
blues) : 1997), berlgsg smp
kesedihan pp bermg-mgg
yg bersifat /bln & kadang
sementara. ada diantara
mrk yg tdk
menyadari
bhw yg sedang
PP psychosis tjd tekanan dialaminya
jiwa yg sangat berat k/ bisa mrpkn peny.
menetap sampai setahun &
bisa juga sll kambuh gangg
kejiwaannya setiap pp.
POST PARTUM BLUES

• Perubahan emosi yg terjadi pd ibu pp, terjadi


pada 6 minggu pertama.

• Postpartum Blues: 50-80% of post-partum


women
Penyebab
• perubahan hormon ibu yang telah melahirkan,
dan tidak dipersiapkan untuk menghadapi
tugas-tugas yang harus dihadapinya.
Risks Postpartum Blues

– Prior history of psychiatric disorder


– Affective instability during pregnancy
– Lack of Social Support
Gejala
• mudah tersinggung, murung, tidak mau
mengemukakan permasalahannya/ kesulitan,
gangguan nafsu makan, insomnia, merasa
cemas, menangis terus, merasa sangat lemah,
sulit konsentrassi.

• Bila sampai 2 mgg & tdk mampu menyesuaikan


dg tuntutan tugas  lebih serius 'POSTPARTUM
depresion'.
Depresi Postpartum
(Baby Blues)
• Postpartum Depression : 5-10% of post-
partum women
• Menurut para ahli, yg mempengaruhi
terjadinya depresi  stres dlm keluarga,
kepribadian si ibu, stres di keluarga akibat
faktor ekonomi yg buruk atau kurangnya
dukungan kepada sang ibu.
• Secara umum sebagian besar wanita mengalami
gangguan emosional setelah melahirkan baik
primipara / multipara.
• Clydde (Regina dkk, 2001), bentuk gangguan
adalah depresi, mudah marah dan terutama
mudah frustasi serta emosional.
Gangguan mood selama periode pp merupakan
salah satu gangguan yg tersering terjadi pd
wanita
Menurut DSM-IV
• Klasifikasi gangguan mood dan onset gejala
adalah dalam 4 minggu pascapersalinan.

• Ling & Duff, (2001) 3 tipe gangguan mood


pascasalin: maternity blues, postpartum
depression dan postpartum psychosis
Duffet-Smith (1995), depresi pascasalin
bisa b.d:
• akumulasi stres
• kecapaian yang menjadi kelelahan total
Faktor – faktor penyebab
• Suasana sekitar kehamilan dan kelahiran
Cycde (Regina dkk, 2001)

• ketidakseimbangan hormonal ibu ( Nadesul


1992)
• Sarafino (Yanita dan Zamralita, 2001) masa
lalu ibu,  penolakan dr ortunya / ortu
overprotective, kecemasan yg tinggi thdp
perpisahan, & ketidakpuasaan dlm
pernikahan, masa kehamilan

• seperti kecemasan, kekerasan dan kontrol


eksternal berhubungan dengan munculnya
gejala depresi
Llewellyn–Jones (1994),
karakteristik wanita berisiko

• mempunyai riw depresi, berasal dr klg kurang


harmonis, kurang dukungan suami / orang
dekat selama hamil & stlh melahirkan, jarang
berkonsultasi dg dokter selama masa hamil
mis. kurang KIE, yg mengalami komplikasi
selama kehamilan.
Pitt (Regina dkk, 2001),

• Faktor konstitusional
• Faktor fisik
• Faktor psikologis
• Faktor sosial
• pemukiman yang tidak memadai
Kruckman (Yanita & zamralita, 2001)

Biologis

hormon estrogen, progesteron & prolaktin


terlalu ↑/terlalu ↓ dlm masa nifas
/perub. hormon tsb terlalu cepat / terlalu
lambat.
Karakteristik ibu
a. Faktor umur20–30 tahun
b. Faktor pengalaman primipara
c. Faktor pendidikanberpendidikan
tinggi
d. Faktor selama proses
persalinantrauma fisik
e. Faktor dukungan sosialmembantu
saat kehamilan, persalinan dan pp
Kesimpulan faktor penyebab
deresi postpartum

• faktor konstitusional
• faktor fisik yang terjadi karena adanya
ketidakseimbangan hormonal,
• faktor psikologi,
• faktor sosial dan
• karakteristik ibu.
Kesimpulan gejala–gejala
depresi postpartum

• trauma intervensi medis yg dialami,


• kelelahan,
• perubahan mood,
• gangguan nafsu makan,
• gangguan tidur,
• tidak mau berhubungan dengan orang lain,
• tidak mencintai bayinya,
• ingin menyakiti bayi / dirinya sendiri / keduanya.
Post partum psychosis
• Epidemiologi jarang, Postpartum
Psychosis : 1-2 per thousand postpartum
women

• Penyebabnya tingkat hormonal berubah,


stres psikologis dan fisik, sistem pendukung
yang tidak sesuai
• Manifestasi 3 - 4 minggu pp
• dikenali penderita sudah depresi berat :
mengalami gangguan proses berpikir antara
lain delusi, halusinasi, tingkah laku tidak wajar.
 mengancam jiwanya sendiri dan
bayinya
 perlu pertolongan psikiater.
• Psikosis puerperalis menyerupai psikosis
afektif yang berkembang cepat
• Gambaran manik, depresif atau tipe
campuran. Tanda awal kegelisahan tipikal,
iritabilitas, insomnia,pergantian cepat antara
mood yang depresi dan elasi, disorientasi/
depersonalisasi, tingkah laku aneh. Waham
berkisar pd bayinya ( anak telah meninggal,
anak mempunyai kekuatan khusus,
• atau menganggap anaknya sebagai jelmaan
setan atau Tuhan. Halusinasi kadang
terdengar yang menyuruh ibu tersebut untuk
menyakiti atau membunuh dirinya sendiri
atau anaknya
Diagnosis
– See Depression Screening Tools
– Edinburgh Postnatal Scale
• http://www.aafp.org/afp/20020915/
contents.html
• Designed specifically for Postpartum
Depression
• Relies less on somatic symptoms
Management
– penyebab medis dari gangguan mood (seperti
disfungsi tiroid, sindroma Sheehan) harus
disingkirkan dulu
– Evaluasi inisial harus mencakup riwayat yang
lengkap, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium rutin.
– Modalitas terapi
• Terapi interpersonal bisa berguna pada
keadaan berikut ini :
· transisi peran
· gangguan hubungan suami istri dan
dukungan sosial lainnya
· interaksi dengan bayi
– Psychotherapy
– Consider low dose Estrogen Replacement
• Transdermal Estrogen postpartum
– Adjust social situation
• Longer maternity leave
• Return part-time
– For Major Depression treatment in Lactation
• Nortriptyline
– Appears safe in Lactation
• Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)
– May also be safe in Lactation (unclear)
– New data suggests safety of agents
– Consider checking infant drug levels
Kiat menghindari depresi
postpartum

Pelajari diri sendiri


Pelajari dan mencari informasi mengenai
depresi postpartum, sehingga Anda sadar
terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka
Anda akan segera mendapatkan bantuan
secepatnya.
• Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan
usaha yang terbaik dengan makan dan tidur yang
cukup. Keduanya penting selama periode
postpartum dan kehamilan.

• Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi
postpartum. Lakukan peregangan selama 15 menit
dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat
Anda merasa lebih baik dan menguasai emosi
berlebihan dalam diri Anda.
• Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah
melahirkan
Jika mungkin, hindari membuat keputusan besar spt
membeli rumah atau pindah kerja, sblm / stlh melahirkan.
Tetaplah hidup scr sederhana & menghindari stres, shg dpt
segera & lebih mudah menyembuhkan postpartum yang
diderita.

• Beritahukan perasaan Anda


Jangan takut utk berbicara & mengekspresikan perasaan yg
Anda inginkan & butuhkan demi kenyamanan Anda sendiri.
Jika memiliki masalah & merasa tidak nyaman terhadap
sesuatu, segera beritahukan pd pasangan / org terdekat.
• Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan
Dukungan dr klg / org yg Anda cintai selama
melahirkan, sangat diperlukan. Ceritakan pada
pasangan /  orangtua Anda, atau siapa saja yg
bersedia menjadi pendengar yg baik. Yakinkan diri
Anda, bahwa mereka akan selalu berada di sisi
Anda setiap mengalami kesulitan.

• Persiapkan diri dengan baik


Persiapan sblm melahirkan, sangat diperlukan.
Ikutlah kelas senam hamil yg sangat membantu,
serta buku / artikel lainnya yg Anda perlukan.
• Lakukan pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan RT sedikitnya dpt membantu Anda melupakan
golakan perasaan yg tjd selama periode PP. Kondisi Anda yg
blm stabil, bisa Anda curahkan dg memasak /
membersihkan rumah. Mintalah dukungan dr klg & lingk
Anda, meski pembantu RT Anda tlh melakukan segalanya.

• Dukungan emosional
Dukungan emosi dr ling & juga klg, akan membantu Anda
dlm mengatasi rasa frustasi yg menjalar. Ceritakan kpd
mereka bagaimana perasaan serta perubahan kehidupan
Anda, hingga Anda merasa lebih baik setelahnya.
• Dukungan kelompok Depresi Postpartum
Dukungan terbaik datang dari orang-orang yg
ikut mengalami & merasakan hal yg sama
dengan Anda. Carilah informasi mengenai
adanya kelompok depresi pp yg bisa Anda
ikuti, shg Anda tidak merasa sendirian
menghadapi persoalan ini.
References

• Ahokas (2000) J Clin Psychiatry 61:166,


http://www.fpnotebook.com/PSY143.htm

• Rahmi, (2007), Menghindari Depresi Postpartum


(Baby Blues), Artikel,
http://www.halohalo.co.id/index2.php?
mod_option=berita&id_kategori=35&posisi=0&id_n
ews=958&title=Menghindari%20Depresi
%20Postpartum%20(Baby%20Blues) (sabtu,29-3-
2008)

Anda mungkin juga menyukai