Anda di halaman 1dari 25

BABY BLUES

SYNDROME

Pendahuluan
Fenomena perubahan prilaku yang
menyimpang disebabkan oleh :
Faktor internal : berhubungan dengan
kondisi biologis.
Faktor eksternal : berasal dari luar
Kehamilan kebahagiaan.
Kehamilan masalah gangguan
mood / mood
disorder depresi

Beberapa bentuk perubahan mood / Postpartum


Dystress Syndrome (PPDS) pada ibu antara lain :
Baby blues syndrome
Postpartum Depression (PPD)
Postpartum Anxiety / Psychosis (PPA)
Perbedaan ketiganya terletak pada intensitas dan
beratnya gejala yang timbul.
Baby blues syndrome adalah depresi yang dialami
ibu yang terjadi biasanya mulai dari 3 hari pasca
melahirkan dan dapat berlangsung hingga 2-4
minggu pertama pasca melahirkan.
Penyebab pasti dari baby blues syndrome belum
diketahui.
Umumnya wanita dapat pulih tanpa perawatan
intensif dan hanya membutuhkan konseling yang
baik.

TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Kelelahan setelah melahirkan dapat memicu perasaan
tertekan, stress atau depresi.
Salah satu perubahan hormon pasca melahirkan adalah
estrogen dan progesteron.
Gejala yang sering timbul berupa sedih, gelisah, susah
tidur, putus asa hingga sakit kepala dan ganggguan
konsentrasi, semua ini dikenal dengan Baby blues
syndrome.
Baby blues syndrome berlangsung tidak lebih dari 2-4
minggu pasa melahirkan, dan tidak memerlukan
pengobatan khusus .
Baby blues syndrome sering dijumpai perasaan sedih
dan gundah, dialami oleh sekitar 50-80% wanita pasca
melahirkan.

Postpartum Depression
Satu dari 10 ibu pasca melahirkan (sekitar
10-20 % pada wanita pasca salin).
Gejala yang timbul hampir sama dengan
baby blues syndrome, tetapi berlangsung
lebih lama dan berat, hingga sampai pada
bulan pertama kelahiran.
Walaupun masih sering diabaikan, tetapi
penanganan PPD sudah harus memerlukan
tindakan khusus dan konseling yang baik.

Postpartum Anxiety / Psychosis


1 dari 1000 ibu pasca melahirkan.
Gejala yang timbul lebih berat dan lama dari
PPD, dan menetap dalam jangka waktu
tertentu sampai Ibu mendapatkan bantuan dan
tindakan terapi khusus.
Gejala paling membahayakan adalah putus asa
berkepanjangan, merasa diri tidak berguna
hingga akhirnya mencetuskan keinginan bunuh
diri ataupun bahkan sampai membunuh bayi
sendiri.
Sehingga membutuhkan penanganan segera
mungkin secara intens dan berkesinambungan.

Beberapa literature menyebutkan Baby blues


bisa terjadi karena tubuh mengalami
perubahan hormon yang besar selama masa
kehamilan ataupun setelah melahirkan.
Baby blues masih tergolong ringan dan belum
memerlukan tindakan pengobatan khusus .
Para ahli beranggapan bahkan baby blues
cenderung normal pada ibu melahirkan,
terutama pada ibu yang baru pertama kali
melahirkan.

EPIDEMIOLOGI
Penelitian tentang gangguan jiwa pascabersalin di
pelayanan rawat inap di bagian psikiatri Rumah Sakit
Hasan Sadikin-Bandung, diperoleh proporsi yang
mengalami maternity blues 2,3%.
Proporsi baby blues di Inggris, Amerika Serikat, dan
Itali menunjukkan angka sebanyak 42-76% dan di
Tanzania 76%.
Baby blues juga dapat dialami oleh pria, terutama pada
yang baru menjadi ayah, kejadian depresi postpartum
telah diperkirakan antara 1,2 % dan 25,5%.
Jakarta (1999) penelitian terhadap kejadian Baby blues
pada:
Kelp tanpa PPDS 16 %
Dengan PPDS 65 %
Tidak diketahui 25 %

ETIOLOGI
Baby blues bukanlah suatu penyakit atau kelainan,
melainkan kumpulan dari beberapa gejala yang
membentuk suatu sindrome.
Beberapa penyebab dari baby blues dapat berasal dari
segi biologis ataupun emosional, maupun phisikis.
Penyebab pasti dari baby blues sampai saat ini belum
diketahui, beberapa peneliti menunjukkan bahwa
penyebab terbesar dari baby blues diperkirakan
berhubungan dengan perubahan hormon yang signifikan
selama kehamilan dan setelah kelahiran bayi.
Faktor emosional seperti kesiapan ibu diperkirakan
berperan dalam terjadinya baby blues, dikarenakan ibu
yang tidak siap dengan kelahiran bayi secara ekstrim,
ataupun antisipasi saat perawatan bayi dimana
memerlukan pengerahan tenaga secara fisik dan
emosional.

FAKTOR RISIKO
A. Faktor dukungan sosial
Ibu yang sulit menyesuaikan diri terikat dan
terbebani.
Dukungan pasangan dinilai dari bentuk dukungan
emosi, keintiman dan biaya akan masa depan.
Pada penelitian dalam bentuk kuesioner ukur sendiri
(self rating) oleh responden, diperoleh data rendahnya
atau ketidakpastian dukungan suami dan keluarga
akan meningkatkan morbiditas ibu dan mortalitas bayi.
apabila ibu juga diketahui menderita depresi saat
kehamilan, maka risiko menderita Baby blues menjadi
56%.
B. Kondisi fisik bayi
Berbagai masalah yang ditemukan pada bayi akan
meningkatkan hilangnya minat ibu terhadap problem
dalam kehamilan dan persalinan.

Pada penelitian terhadap ibu yang mengalami


kelainan fisik pada bayi didapatkan data :
Tanpa riwayat depresi saat hamil 6 %
Dengan riwayat depresi saat hamil 11 %
Tidak diketahui 4 %

C. Stressor Psikososial dan Lingkungan


Kekecewaan atas minimnya dukungan sekitar dapat
memicu terjadinya baby blues syndrome.
Kemampuan melahirkan imaji sendiri (self-image)
gaya hidup dan peran sosial, hamil dan menjadi
orang tua peristiwa yang menegangkan dalam
diri ibu.
ibu tidak mampu mengatasi timbul stress pada
depresi.
Cerminan stres pada saat wanita rentan, dapat
berperan menyebabkan baby blues syndrome.

D. Riwayat depresi sebelumnya atau problem emosi


lainnya
Sebagian besar penelitian mendapatkan bahwa
ada korelasi kuat antara riwayat problem emosi,
depresi sebelumnya, atau depresi selama
kehamilan dengan baby blues syndrome.
Dengan kriteria :
Riw depresi + depresi saat hamil 20 %
Riw depresi + tanpa depresi saat hamil 11 %
Tanpa riw depresi + depresi saat hamil 20 %
Riw depresi + tidak diketahui depresi saat
hamil 15 %

F. Faktor Hormonal
Usai bersalin, hormon kortisol pada ibu naik mendekati
kadar seperti pada orang depresi.
Peningkatan hormon laktogen dan prolaktin, serta
penurunan hormon progesteron, dapat memicu
timbulnya keletihan fisik pada ibu yang akhirnya dapat
memicu timbulnya depresi
Pada suatu penelitian terhadap wanita yang mengalami
baby blues, progesteron yang menurun secara tiba-tiba
dapat menyebabkan perubahan suasana hati.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan didapatkan
adanya hubungan antara perubahan kadar progesteron,
estrogen, prolaktin dan kortisol terhadap depresi
pascabersalin beserta perubahan biokimia lain dalam
tubuh.

Estrogen diketahui mempengaruhi transmisi


dopaminergik pada susunan saraf pusat,
sehingga peningkatan reseptor dopamin dapat
mencetuskan psikosis pasca salin.
F. Faktor Budaya
Lingkungan fisik, termasuk tempat tinggal,
gedung-gedung yang ada, dan sarana seperti
jalan dan jembatan.
Aspek internal atau lingkungan kognitif seperti
kepercayaan, norma, mitos yang dimiliki oleh
suatu kelompok individu pada daerah tertentu.

MANIFESTASI KLINIS
Beberapa tanda dan gejala yang sering muncul pascasalin :
Perubahan mood atau kebiasaan
Cemas berlebihan
Kesedihan tiba-tiba
Terkadang ibu menangis tanpa alas an
Rasa rendah diri yang berlebihan
Susah tidur
Gangguan pada baby blues ditandai dengan gejala
perasaan yang labil, mudah menangis, mudah tersinggung,
cemas, merasa tegang, sakit kepala, depersonalisasi,
bingung, pelupa, atau depresi, sangat sensitif jika ditolak

Terjadinya dapat hanya beberapa jam hari setelah


melahirkan (hari ke 5 postpartum) berkembang dalam
10 hari pascabersalin dan berakhir beberapa hari
kemudian
Kebanyakan wanita yang mengalami baby blues tidak
dapat menguraikan perasaan depresi yang
dialaminya
Mereka tidak ingin dianggap tidak mampu menjadi
seorang ibu apabila mereka menangis dan mengeluh
akibat kelahiran bayinya
Kebanyakan wanita yang mengalami baby blues
menguraikan rasa bahagia dan sedih pada saat yang
bersamaan.

Saat timbulnya baby blues dapat bersamaan


dengan saat awal kesulitan menyusui, sehingga
baby blues yang berat mungkin merupakan suatu
awal dari gangguan depresi pada periode
selanjutnya.
Pada beberapa wanita baby blues dapat berlanjut
menjadi depresi, yang ditandai mudah menangis,
tidak bergairah, emosi labil, rasa bersalah, hilang
selera makan, tidur terganggu, merasa tidak
adekuat menangani bayi, kurang konsentrasi,
pelupa, lelah, dan mudah tersinggung

TATA LAKSANA
Ibu yang menderita baby blues dapat menangis secara
tiba-tiba dan mendadak, sebaiknya ibu dibiarkan menangis,
karena ini dapat mengeluarkan rasa emosi mereka yang
tidak stabil.
Umumnya tidak diperlukan pengobatan khusus untuk
menangani baby blues, tapi ada beberapa hal yang dapat
dianjurkan dan dilakukan pada ibu yang menderita baby
blues :
Tenang dan santai
Ikhlas dan tulus
Istirahat atau tidur secukupnya
Komunikasikan rasa cemas, capek, dan lelah yang dirasa
Luangkan waktu untuk diri sendiri
Biarkan pasangan atau keluarga dekat membantu
Bergabung dan berbagi cerita
Jangan lupa berdoa.

Baby blues dapat di minimalisir dengan keluarga


yang harmonis, kesiapan mental, financial, dan
sosial, lingkungan yang baik, pengetahuan yang
cukup.
Jangan malu untuk mengkonsultasikan apa yang
anda rasakan dan pikirkan dengan orang terdekat.
Ibu pasca melahirkan selayaknya membutuhkan
dan mendapatkan perhatian dari suami dan
keluarga, karena peran keluarga akan sangat
membantu mengatasi kejadian baby blues
syndrome.

PROGNOSIS
Umumnya hanya sampai 2 minggu postpartum dan
kondisi ini akan menghilang sendiri tanpa pengobatan
20% baby blues berlanjut menjadi depresi postpartum.
Sampai saat ini terapi paling bermanfaat hanyalah
konseling dan pembicaraan lebih lanjut terhadap ibu
yang menunjukkan gejala baby blues.
Temu wicara atau sharing antar sesama penderita
diyakini dapat mengurangi rasa dan gejala yang terjadi.
Sehingga ibu-ibu yang menderita baby blues syndrome
dapat sembuh sempurna tanpa adanyaawitan untuk
kambuh di kehamilan berikutnya apabila ditangani
secara tepat.

KESIMPULAN & SARAN


KESIMPULAN
Baby blues syndrome adalah salah satu bentuk
depresi pasca melahirkan yang dialami ibu mulai dari
3 hari pertama pasca melahirkan hingga 2-4 minggu
berikutnya.
Banyak faktor yang berperan pada kejadian Baby
blues syndrome.
Gejala dan tanda yang muncul hanya menetap hingga
3 minggu pertama pasca melahirkan, jika dijumpai
gejala tersebut menetap lebih lama, maka
penanganan harus lebih serius dan akurat.

Umumnya pada Baby blues syndrome tidak


diperlukan pengobatan khusus. Dukungan moril
dari keluarga dan lingkungan diyakini cukup untuk
menghilangkan gejala-gejala Baby blues syndrome.
Ibu-ibu yang menderita Baby blues syndrome pada
umumnya dapat sembuh sempurna dan tidak
berpengaruh dalam kelangsungan hidup dia dan
bayinya.

SARAN
Saran untuk Ibu yang Baru Melahirkan
Perlu meningkatkan kualitas komunikasi dengan
pasangan, keluarga atau teman dekat agar ibu
yang baru melahirkan mendapatkan perhatian dan
kasih sayang.
Mendekatkan diri terhadap pasangan dan keluarga
akan hal yang dirasakan.
Saran untuk Keluarga dan Pasangan
Dapat memberi dukungan sosial dan emosional
dengan lebih baik.
Dengan cara : Peningkatan kualitas komunikasi
Memberikan afeksi dan perhatian
Memberi bantuan dalam pengasuhan anak
Dukungan sosial ekonomi

Saran untuk Masyarakat Umum


Serta meningkatkan kesejahteraan dan kualitas
hidup mereka guna lebih mewaspadai kondiskondisi baby blues syndrome.
Meminta bantuan penanganan dari tenaga ahli
apabila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai