SYNDROME
Pendahuluan
Fenomena perubahan prilaku yang
menyimpang disebabkan oleh :
Faktor internal : berhubungan dengan
kondisi biologis.
Faktor eksternal : berasal dari luar
Kehamilan kebahagiaan.
Kehamilan masalah gangguan
mood / mood
disorder depresi
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Kelelahan setelah melahirkan dapat memicu perasaan
tertekan, stress atau depresi.
Salah satu perubahan hormon pasca melahirkan adalah
estrogen dan progesteron.
Gejala yang sering timbul berupa sedih, gelisah, susah
tidur, putus asa hingga sakit kepala dan ganggguan
konsentrasi, semua ini dikenal dengan Baby blues
syndrome.
Baby blues syndrome berlangsung tidak lebih dari 2-4
minggu pasa melahirkan, dan tidak memerlukan
pengobatan khusus .
Baby blues syndrome sering dijumpai perasaan sedih
dan gundah, dialami oleh sekitar 50-80% wanita pasca
melahirkan.
Postpartum Depression
Satu dari 10 ibu pasca melahirkan (sekitar
10-20 % pada wanita pasca salin).
Gejala yang timbul hampir sama dengan
baby blues syndrome, tetapi berlangsung
lebih lama dan berat, hingga sampai pada
bulan pertama kelahiran.
Walaupun masih sering diabaikan, tetapi
penanganan PPD sudah harus memerlukan
tindakan khusus dan konseling yang baik.
EPIDEMIOLOGI
Penelitian tentang gangguan jiwa pascabersalin di
pelayanan rawat inap di bagian psikiatri Rumah Sakit
Hasan Sadikin-Bandung, diperoleh proporsi yang
mengalami maternity blues 2,3%.
Proporsi baby blues di Inggris, Amerika Serikat, dan
Itali menunjukkan angka sebanyak 42-76% dan di
Tanzania 76%.
Baby blues juga dapat dialami oleh pria, terutama pada
yang baru menjadi ayah, kejadian depresi postpartum
telah diperkirakan antara 1,2 % dan 25,5%.
Jakarta (1999) penelitian terhadap kejadian Baby blues
pada:
Kelp tanpa PPDS 16 %
Dengan PPDS 65 %
Tidak diketahui 25 %
ETIOLOGI
Baby blues bukanlah suatu penyakit atau kelainan,
melainkan kumpulan dari beberapa gejala yang
membentuk suatu sindrome.
Beberapa penyebab dari baby blues dapat berasal dari
segi biologis ataupun emosional, maupun phisikis.
Penyebab pasti dari baby blues sampai saat ini belum
diketahui, beberapa peneliti menunjukkan bahwa
penyebab terbesar dari baby blues diperkirakan
berhubungan dengan perubahan hormon yang signifikan
selama kehamilan dan setelah kelahiran bayi.
Faktor emosional seperti kesiapan ibu diperkirakan
berperan dalam terjadinya baby blues, dikarenakan ibu
yang tidak siap dengan kelahiran bayi secara ekstrim,
ataupun antisipasi saat perawatan bayi dimana
memerlukan pengerahan tenaga secara fisik dan
emosional.
FAKTOR RISIKO
A. Faktor dukungan sosial
Ibu yang sulit menyesuaikan diri terikat dan
terbebani.
Dukungan pasangan dinilai dari bentuk dukungan
emosi, keintiman dan biaya akan masa depan.
Pada penelitian dalam bentuk kuesioner ukur sendiri
(self rating) oleh responden, diperoleh data rendahnya
atau ketidakpastian dukungan suami dan keluarga
akan meningkatkan morbiditas ibu dan mortalitas bayi.
apabila ibu juga diketahui menderita depresi saat
kehamilan, maka risiko menderita Baby blues menjadi
56%.
B. Kondisi fisik bayi
Berbagai masalah yang ditemukan pada bayi akan
meningkatkan hilangnya minat ibu terhadap problem
dalam kehamilan dan persalinan.
F. Faktor Hormonal
Usai bersalin, hormon kortisol pada ibu naik mendekati
kadar seperti pada orang depresi.
Peningkatan hormon laktogen dan prolaktin, serta
penurunan hormon progesteron, dapat memicu
timbulnya keletihan fisik pada ibu yang akhirnya dapat
memicu timbulnya depresi
Pada suatu penelitian terhadap wanita yang mengalami
baby blues, progesteron yang menurun secara tiba-tiba
dapat menyebabkan perubahan suasana hati.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan didapatkan
adanya hubungan antara perubahan kadar progesteron,
estrogen, prolaktin dan kortisol terhadap depresi
pascabersalin beserta perubahan biokimia lain dalam
tubuh.
MANIFESTASI KLINIS
Beberapa tanda dan gejala yang sering muncul pascasalin :
Perubahan mood atau kebiasaan
Cemas berlebihan
Kesedihan tiba-tiba
Terkadang ibu menangis tanpa alas an
Rasa rendah diri yang berlebihan
Susah tidur
Gangguan pada baby blues ditandai dengan gejala
perasaan yang labil, mudah menangis, mudah tersinggung,
cemas, merasa tegang, sakit kepala, depersonalisasi,
bingung, pelupa, atau depresi, sangat sensitif jika ditolak
TATA LAKSANA
Ibu yang menderita baby blues dapat menangis secara
tiba-tiba dan mendadak, sebaiknya ibu dibiarkan menangis,
karena ini dapat mengeluarkan rasa emosi mereka yang
tidak stabil.
Umumnya tidak diperlukan pengobatan khusus untuk
menangani baby blues, tapi ada beberapa hal yang dapat
dianjurkan dan dilakukan pada ibu yang menderita baby
blues :
Tenang dan santai
Ikhlas dan tulus
Istirahat atau tidur secukupnya
Komunikasikan rasa cemas, capek, dan lelah yang dirasa
Luangkan waktu untuk diri sendiri
Biarkan pasangan atau keluarga dekat membantu
Bergabung dan berbagi cerita
Jangan lupa berdoa.
PROGNOSIS
Umumnya hanya sampai 2 minggu postpartum dan
kondisi ini akan menghilang sendiri tanpa pengobatan
20% baby blues berlanjut menjadi depresi postpartum.
Sampai saat ini terapi paling bermanfaat hanyalah
konseling dan pembicaraan lebih lanjut terhadap ibu
yang menunjukkan gejala baby blues.
Temu wicara atau sharing antar sesama penderita
diyakini dapat mengurangi rasa dan gejala yang terjadi.
Sehingga ibu-ibu yang menderita baby blues syndrome
dapat sembuh sempurna tanpa adanyaawitan untuk
kambuh di kehamilan berikutnya apabila ditangani
secara tepat.
SARAN
Saran untuk Ibu yang Baru Melahirkan
Perlu meningkatkan kualitas komunikasi dengan
pasangan, keluarga atau teman dekat agar ibu
yang baru melahirkan mendapatkan perhatian dan
kasih sayang.
Mendekatkan diri terhadap pasangan dan keluarga
akan hal yang dirasakan.
Saran untuk Keluarga dan Pasangan
Dapat memberi dukungan sosial dan emosional
dengan lebih baik.
Dengan cara : Peningkatan kualitas komunikasi
Memberikan afeksi dan perhatian
Memberi bantuan dalam pengasuhan anak
Dukungan sosial ekonomi