Anda di halaman 1dari 11

DEPRESI POST PARTUM

Juni 29, 2012


TINJAUAN TEORITIS
PENGERTIAN
Depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa
setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.
Depresi pertama kali di temukan oleh Pitt tahun 1988. Menurut pitt depresi post parum adalah depresi yang bervariasi dari
hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido(kehilangan selera
untuk berhubungan intim dengan suami).
Hadi (2004), menyatakan secara sederhana dapat dikatakan bahwa depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan,
suatu perasaan tidak ada harapan lagi.
Kartono (2002), menyatakan bahwa depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang disertai dengan melemahnya
kepekaan terhadap stimulus tertentu, pengurangan aktivitas fisik maupun mental dan kesulitan dalam berpikir, Lebih lanjut
Kartono menjelaskan bahwa gangguan depresi disertai kecemasan , kegelisahan dan keresahan, perasaan bersalah, perasaan
menurunnya martabat diri atau kecenderungan bunuh diri.
Menurut Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa mengalami depresi 3 bulan pertama setelah melahirkan.
Wanita tersebut secara social dan emosional meras terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.
PENYEBAB
secara umum penyebab depresi post partum :
 Wanita dengan riwayat keluarga depresi cenderung libih muah terkena depresi
 perubahan hormon setelah melahirkan.
kadar hormon estrogen dan progesteron sangat meningkat. Dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, kadar hormon
tersebut dengan cepat kembali normal. Perubahan besar dalam kadar hormon dapat menyebabkan depresi. Kadar hormon
tiroid juga bisa turun setelah melahirkan.
 Sejarah mengidap depresi atau penyakit mental lainnya
 Pernah mengalami depresi postpartum
 Mengalami stress di rumah atau tempat kerja selama hamil
 Kurang mendapat dukungan emosional
 Memiliki masalah pernikahan atau masalah hubungan.

Pitt (regina dkk,2001) mengemukakan 4 faktor penyebab depresi post partum :


 Faktor konstitusional
 Faktor fisik yang etrjadi karena ketidakseimbangan hormonal
 Faktor psikologi
 Faktor sosial dan karateristik ibu
GEJALA
Adapun gejala-gejala umum ibu depresi post partum adalah :
 Merasa gelisah atau murung
 Merasa sedih, putus asa, dan kewalahan
 Kurang energi atau motivasi
 Banyak menangis
 Makan terlalu sedikit atau terlalu banyak
 Tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak
 Kesulitan berpikir atau membuat keputusanMemiliki masalah memori
 Merasa tidak berharga dan bersalah
 Kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas yang biasanya disukai
 Menarik diri dari teman dan keluarga
 Hilang minat (anhedonia)
 Mengalami perubahan cepat tingkatan suasa hati dari sedih jadi marah
 Selalu merasa lelah sepanjang waktu
 Hanya tertarik sedikit pada bayi anda
 Tidak menikmati hidup lagi
 Kesulitan untuk berkonsentrasi
 Pernah berfikir untuk mencelakai diri sendiri atau bayi Anda
Ling dan Duff (2001) mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami 60% wanita mempunyai karateristik dan
spesifik antara lain:
 Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi
 Kelelahan dan perubahan mood
 Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
 Tidak mau berhubungan dengan orang lain
 tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
GAMBARAN KLINIK
Monks dkk (1988) mengatakan depresi post partum merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti labilitas efek,
kecemasan dan depresi pada ibu yang dapat berlangsung berbulan-bulan.
Faktor resiko:
 Keadaan hormonal
 Dukungan social
 Emotional relationship
 Komunikasi dan kedekatan
 Struktur keluarga
 Antropologi
 Perkawinan
 Demografi
 Stressor psikososial dan lingkungan
PENCEGAHAN
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada
ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk :
 Beristirahat dengan baik
 Berolahraga yang ringan
 Berbagi cerita dengan orang lain
 Bersikap fleksible
 Bergabung dengan orang-oarang baru
 Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
Adapun bagi suami dapat memotivasi istri dengan cara :
 Dorong istri untuk berbicara dan tunjukkan kalau Anda mengerti.
 Buat batasan kunjungan dan beritahu teman-teman “tidak bisa” ketika istri tidak ingin dikunjungi.
 Terima pertolongan dari orang-orang yang sukarela membantu menyelesaikan pekerjaan rumah.
 Izinkan teman-teman mengemong bayi agar istri punya waktu untuk dirinya sendiri dan sementara jauh dari bayi.
 Bertindak setia dan penuh kasih sayang secara fisik tanpa minta dilayani secara seksual.
PENGOBATAN
Terapi Obat
Obat diberikan untuk depresi sedang sampai berat obat yang umum digunakan antara lain golongan selective serotonin
reuptake inhibitors (SSRI), SNRI, dan tricyclic antidepressants serta benzodiasepin sebagai tambahan. Obat anti depressant
tidak dapat digunakan hanya 1-2 minggu, karena efeknya baru terasa setelah 2 minggu. Umumnya diberikan selama 6 bulan.
Psikoterapi
Psikoterapi antara lain talking therapy, terapi interpersonal dan kognitif/ perilaku dan terapi psikodinamik. Talking therapy
membantu pasien mengenali masalah dan menyelesaikannya melalui give anta take verbal dengan terapis. Pada terapi
kognitif/perilaku, pasien belajar mengidentifikasi dan mengubah persepsi menyimpang tentang dirinya serta menyesuaikan
perilaku untuk mengatasi lingkungan sekitar dengan lebih baik.
Konseling
Ibu akan diajak melihat bahwa merawat anak bukanlah kesulitan yang luar biasa. Pelan-pelan diajak melihat fokus masalah,
apa yang dihadapi dalam merawat anak dan adakah masalah yang sekiranya bias diselesaikan.
Modifikasi Lingkungan
Lingkungan keluarga penting dalam penyembuhan. Suami harus pengertian. Serta keluarga harus mendukung ibu serta
membantu dalam merawat anak.

BAB III
ASKEB TEORI
LANGKAH I (PENGKAJIAN)
SUBJEKTIF
Biodata atau identitas klien dan suami
 Nama
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien
 Umur
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Dalam kurun waktu
reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun
 Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan mendesak. Dengan diketahuinya alamat
tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya. Dengan tujuan untuk memudahkan
menghubungi keluarganya, menjaga kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan
rumah.
 Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Dengan
mengetahui pekerjaan pasien/klien, bidan dapat mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat
bidan sesuai.
 Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan
diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan
kebidanan.
 Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan
seseorang.
 Suku/Ras
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan
diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan
kebidanan.
Riwayat pasien
 Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang kepada bidan. Untuk mengetahui keluhan
utama tersebut pertanyaan yang diajukan oleh bidan adalah sebagai berikut: “Apa yang ibu rasakan.
Setelah pasien menjawab pertanyaan yang diajukan diatas maka pertanyaan selanjutnya adalah sebagai berikut :
 Sejak kapan timbulnya gangguan dirasakan?
 Ceritakan secara kronologis timbulnya gangguan tersebut?
 Apakah gangguan tersebut hilang timbul? Bagaimana frekuensinya?
 Dimana letak rasa sakit yang dirasakan? Bagaimana intensitas dan tingkat perawatannya?
 Apakah ada keluhan lain?
 Apakah gangguan tersebutmenghalangi kegiatan sehari-hari?
 Apa yang telah dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut? Apakah efektif?

 Riwayat persalinan
Mencakup jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara melahirkan. Dengan mengetahui
riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil saat persalinan sekarang dan mengupayakan
pencegahannya dan penanggulangannya. Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan, sectio saesaria,
solusio plasenta, plasenta previa kemungkinan dapat terjadi atau timbul pada persalinan sekarang.
 Riwayat nifas
Untuk mengetahui adakah penyakit atau kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan, feloris)
Riwayat kelahiran anak
 Berat bayi sewaktu Lahir
Untuk mengetahui kondisi bayi apakah sehat atau mengalami trauma lahir dimana hal ini terjadi karena trauma pada bayi
akibat tekanan mekanik (seperti kompresi dan traksi) selama preses persalianan.Kejadian ini terjadi pada berat badan bayi
lebih dari 4.500 gram.
 Kelainan Bawaan Bayi
Untuk dapat segera melakukan tindakan preventif pada bayi agar tidak memperparah kondisi.
 Jenis Kelamin Bayi
Untuk mengetahui jenis kelamin bayi sebagai dokumentasi.
 Status Bayi yang Dilahirkan: hidup atau mati
 Bila bayi hidup, bagaimana keadaannya sekarang,
 Bila meninggal, apa penyebab kematiannya

 Keadaan sosial budaya


Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain :
 Jumlah anggota keluarga
 Dukungan materiil dan moril yang didapat dari keluarga.
 Kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan kesehatan.
 Kebiasaan yang merugikan kesehatan

 Riwayat psikologis
Perlu ditanyakan untuk mengetahui bagaimana keadaan psikologis ibu sebelum hamil. apakah pernah mengalami riwayat
penyakit gangguan jiwa dan kemungkinan juga sebelumnya ibu pernah mengalami depresi,stress dan trauma sebelumnya.
 Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui jenis kontrasepsi apa yang dipakai klien sebelumnya,apakah ada efek samping setelah penggunaan
kontrasepsi, lamanya menggunakan alat kontrasepsi, alasan pemakaian serta pemberhentian kontrasepsi (bila tidak
memakai lagi), serta keluhan selama memakai alat kontrasepsi. Karena kemungkinan berpengaruh terhadap gangguan
kehamilan ektopik sekarang,contohnya pada infeksi pemakaian IUD yang merupakan salah satu faktornya.
 Riwayat penyakit
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita pasien/klien. Informasi ini penting untuk melihat kemungkinan
yang dapat terjadi pada klien dan mengupayakan pencegahannya dan penanggulangannya. Klien dengan riwayat Infeksi
saluran telur (salpingitis),seperti bakteri khusus dapat menimbulkan gangguan pada tuba fallopi adalah Chlamydia
trachomatis pada motilitas saluran telur,riwayat operasi tuba,riwayat cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat
panjang,riwayat kehamilan ektopik sebelumnya,riwayat bekas radang pada tuba yang dapat menyebabkan perubahan-
perubahan pada endosalping,riwayat tumor yang mengubah bentuk tuba,dan riwayat Penyakit Menular Seksual (PMS)
seperti gonorrhea, klamidia dan PID (pelvic inflamamtory disease).
OBJEKTIF
Untuk mengetahui keadaan setiap bagian tubuh dan pengaruhnya terhadap kehamilan untuk diupayakan pencegahan dan
penanggulangannya.
Pemeriksaan Keadaan Umum
 Pengukuran tanda tanda vital
Meliputi pemeriksaan tekanan darah,nadi,suhu dan pernafasan.ibu dengan gangguan jiwa didapatkan tekanan
darah,suhu,nadi dan pernafasan melebihi dari normal.
 Pemeriksaan khusus
 Secara inspeksi

Yaitu pemeriksaan pandang yang di mulai dari kepala sampai kaki.yang di nilai adalah kemungkinan bentuk tubuh yang
normal, kebersihan kulit, rambut, muka, konjungtiva, sclera, hidung dan telinga, mulut apakah ada karies stomatitis, karang
gigi, leher apakah ada pembesaran kelenjer gondok, payu dara apakah simetris kiri dan kanan, keadaan putting susu
menonjol atau tidak, colostrums ada atau tidak, perut membesar sesuai dengan tua kehamilan, apakah ada bekas luka
operasi, vulva apakah bersih, ada varises atau tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina. Anus apakah ada hemoroid,
extremitas atas dan bawah apakah ada kelainan.
o Pemeriksaan penunjang
 Dilakukan pemeriksaan Hb.
 Tes kejiwaan dengan cara berkolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan,psikiater dan psikologi.
LANGKAH II (INTERPRETASI DATA)
Pada langkah ini, bidan menganalisa data dasar yang diperoleh pada langkah pertama, menginterpretasikannya secara
akurat dan logis, sehingga dapat merumuskan diagnose atau masalah kebidanan.
Di dalam diagnosa unsur – unsur berikut perlu dicantumkan yaitu:
 Keadaan Pasien (ibu)
Keadaan pasien dicantumkan untuk membantu merumuskan masalah (diagnosa).
 Masalah Utama dan Penyebabnya
Masalah dirumuskan bila bidan menemukan kesenjangan yang terjadi pada respon ibu terhadap kelahiran bayi. Tujuan
mengetahui masalah utama dan penyebab adalah melakukan pengkajian lebih lanjut untuk diberikan intervensi khusus,
baik berupa dukungan/penjelasan/tindakan/follow up/rujukan.Masalah Utama dan Penyebabnya.
 Gangguan aktifitas
Dasar : ketidakmampuan melakukan aktifitas normal
 Gangguan rasa nyaman
Dasar : perubahan pola istirahat.
 Gangguan makanan dan cairan
Dasar : Ibu mengalami penurunan nafsu makan
 Kebutuhan
KIE pada ibu tentang tanda-tanda penyakit jiwa.
LANGKAH III (IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL)
Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukan asuhan kebidanan, bidan dituntut untuk
mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang sudah ada/sudah terjadi.
LANGKAH IV (TINDAKAN SEGERA)
Pada tahap ini bidan mengidentifiksi perlunya tindakan segera, baik tindakan intervensi, tindakan konsultasi,
kolaborasi dengan dokter atau rujukan berdasarkan kondisi klien.Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari
proses penatalaksanaan kebidanan dalam kondisi emergensi, berdasarkan hasil analisa data bahwa klien membutuhkan
tindakan segera untuk menyelamatkan ibu dan bayinya.
LANGKAH V (PERENCANAAN)
Tujuan di dalam rencana kegiatan ini adalah untuk menunjukkan perbaikan-perbaikan yang diharapkan.
LANGKAH VI (PELAKSANAAN TINDAKAN)
Merupakan tindakan pelaksanaan dari rencana tindakan yang akan diberikan pada pasien agar mendapatkan asuhan
yang komperhensif.
LANGKAH VII (EVALUASI)
Merupakan penilaian ulang yang dilakukan oleh bidan yang berguna untuk menentukan sejauh mana hasil
pelaksanaan yang telah dilakukan terhadap pasien sehingga asuhan yang diberikan efektif.

BAB IV
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN
DEPRESI POST PARTUM TERHADAP Ny. “Y” P1AOH1 HARI KE 2 POST PARTUM DI KLINIK BERSALIN
SEHAT SENTOSA PADANG
TANGGAL 14 JUNI 2012
PENGUMPULAN DATA DASAR
Tanggal 14 Juni 2012
pukul 14.00 wib
Identitas
Nama : Yeni Susanti Nama suami : Jatmiko
Umur : 21 tahun umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : DIII Pendidikan : S1
Suku : Jawa Suku : Jawa
Alamat : Jalan Melati No. 45 Alamat : Jalan melati No. 45
Kota Alam Kota Alam
Anamnesa
 Keluhan utama
Ibu post partum hari ke 2 mengeluh sangat merasa sedih, tidak ingin melihat apalagi mendekati bayinya, karena lahir bayi
perempuan, ibu tidak nafsu makan, merasa lelah yang berlebihan dan tidak bisa tidur.
 Riwayat persalinan sekarang
A. Waktu persalinan : 12 Juni 2012 pukul 12.30 wib
B. Tempat persalinan : BPS
C. Ditolong oleh : Bidan
D. Jenis persalinan : spontan
E. Lama persalinan
– Kala I : ± 10 jam
– Kala II : ± 30 menit
– Kala III : ±15 menit
– Kala IV : ± 2 jam
6. Ketuban
– Warna : jernih
– Jumlah : ± 500 cc
– Bau : amis
7. Bayi
– Jenis kelamin : perempuan
– A/S : 9/10
– BB : 3500 gr
– PB : 47 cm
– Molase : tidak ada
– Kelainan : tidak ada
8. Plasenta
– Ukuran : 500 gr
– Insersi : normal
– Kotiledon : lengkap
– Kelainan : tidak ada
9. Perdarahan selama persalinan : ± 55 cc
10. Komplikasi persalinan : tidak ada
11. Riwayat kontrasepsi ; Tidak ada
12. Riwayat kesehatan
 Jentung : tidak ada
 Ginjal : tidak ada
 DM : tidak ada
 Hipertensi : tidak ada
 Hepatitis : tidak ada
 Dll : tidak ada
13.Status perkawinan
Usia nikah pertama kali : 22 thun
Status pernikahan : syah
Lama pernikahan : 2 tahun
Pernikahan ke :1

14.Pola nutrisi.
Makan

– Frekwensi : 1-2 x sehari


– Menu : 3 sendok makan nasi + 1 sendok makan sayur + 1 potong lauk sebesar korek api + 1 gelas air mineral
– Keluhan : tidak ada
Minum

– Frekwensi : 6-8 gelas sehari


– Jumlah : 3 liter
– Keluhan : tidak ada
15.Pola eliminasi
1. BAK

– Frekwensi : 1 x sehari
– Warna : kuning padat
– Keluhan : tidak ada
2. BAB
– Frekwensi : 3-4 x sehari
– Konsistensi : cair
– Warna : kuning jenih
– Keluhan : tidak ada
16. Pola istirahat dan tidur
i. Istirahat siang : 1-2 jam
ii. Istirahat malam : 3-4 jam
iii. Keluhan : susah tidur
iv. Personal hygiene

 Mandi : 1 x sehari
 Gosok gigi : 2 x sehari
 Keramas : 1 x dua hari
 Ganti pembalut : 2-3 x sehari
 Ganti pakaian : 2 x sehari
 Olah raga
 Senam nifas : dilakukanFrekwensi : 1 x seminggu.
17.Pola hidup sehatMerokok : tidak ada
Alcohol : tidak ada
Jamu-jamu : tidak ada

18. Keadaan psikologi : kurang baik


19. Keadaam social
Hubungan ibu dengan suami : baik
Hubungan ibu dengan keluarga : baik
Hubungan ibu denga tetangga : rukun
Keadaan spiritual : ibu melaksanakan ibadah nya

Data ObjektifPemeriksaan umum


Keadaan umum : kurang baik
Keadaan emosional : CMC
Tanda vital
– TD : 100/70 mmHg
– Nadi : 90 x/menit
– Suhu : 36oC
– Pernapasan : 24 x/menit
Pemeriksaan Khusus
1. Wajah
– Conjungtiva : tidak pucat
– Sclera : tidak kuning
2. Leher : tidak ada perbesaran kelenjar tyroid
3. Payudara
– Pengeluaran : ada (+)
– Bentuk : simetris kiri dan kanan.
– Putting susu : menonjol
4. Abdomen
– Bentuk : simetris
– Tinggi fundus uteri : 2 jari bawah pusat
– Kontraksi : ada
– Kandung kemih : kosong
5. Genetalia
– Perineum : utuh
– Lochea : rubra
Warna : darah merah
Jumlah : 10 cc
Bau : tidak busuk

6. Ekstremitas
Oedema : tidak ada
Reflex : ka/ki (+/+)
Kemerahan : tidak ada

Pemeriksaan Laboratorium
Darah
– Hb : 11 gr %

SOAP
Subjektif :
1. Keluarga mengatakan bahwa Ny. “ Y “ tidak ingin melihat apa lagi mendekati bayinya kerena jenis kelamin bayinya
tidak sesuai dengan harapan.
2. Keluarga mengatakan ibu tidak nafsu makan ,merasa lelah yang berlebihan ,dan tidak bisa tidur.
Objektif:
1. Pemeriksaan Fisik
2. Keadaan umum : ibu tampak kusut dan lemah
3. Kesadaran : composmentis
4. Tanda-tanda vital
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36 ⁰C
P : 24 x/menit
Pemeriksaan Khusus
1. Wajah
– Conjungtiva : tidak pucat
– Sclera : tidak kuning
2. Leher : tidak ada perbesaran kelenjar tyroid
3. Payudara
– Pengeluaran : ada (+)
– Bentuk : simetris kiri dan kanan.
– Putting susu : menonjol
4. Abdomen
– Bentuk : simetris
– Tinggi fundus uteri : 2 jari bawah pusat
– Kontraksi : ada
– Kandung kemih : kosong
5. Genetalia
– Perineum : utuh
– Lochea : rubra
Warna : darah merah
Jumlah : 10 cc
Bau : tidak busuk

6. Ekstremitas
Oedema : tidak ada

Reflex : ka/ki (+/+)


Kemerahan : tidak ada

pemeriksaanlaboratorium
Darah
Hb : 11 gr %
Assessment :
Ibu nifas P1A0H1 hari ke 2 dengan depresi post partum.
Dasar :
1. Ibu P1AoH1 post partum tanggal 12 Juni 2012 pukul 12.30 WIB
2. Ibu mengatakan sulit tidur, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak mau
mendekati bayinya, tidak ada perhatian terhadap penampilannya dengan keadaan ibu yang kotor dan lemah.
Planning :
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini.
2. Jelaskan pada ibu bahwa ibu menderita depresi post partum yaitu depresi setelah melahirkan karena tidak
mengingkan anak perempuan.
3. Libatkan keluarga untuk membantu ibu untuk beristirahat, melakukan aktivitas dan melakukan interaksi dengan
bayinya.
4. Observasi keadaan umum ibu dan tanda vital
5. Memantau keadaan ibu apakah masih lemah dan kusut.
6. Anjurkan pada ibu untuk makan 3 x sehari dengan menu yang sehat dan bergizi.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://bukankuyg biasa.blogspot.com/2007/02/depresi-post-partum.htm/
2. http://fadlan’s world-sheikh famili-depresi pasca melahirkan
3. http://klinis.wordpress.com/2007/12/29/depresi-post partum/
4. http://rinie.info/2008/05/05/post-psrtum-blues-aka-baby-blues/
5. http://ilma95.net/kasih-suami_pulihkan-depresi.htm
6. Home»Artikel Kedokteran»DEPRESI PASCA MELAHIRKAN (DEPRESI POSTPARTUM)
7. As’ari, Y. 2005. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kestabilan Emosi Dalam Menghadapi Kelahiran Anak
Pertama. Skripsi. (tidak diterbitkan). Universitas Muhammadiyah Surakarta.
8. Erikania, J. 1999. Mengenal Post Partum Blues. Nakita. 8 Mei 199. No. 05/1. Halaman 6. Jakarta : PT Kinasih Satya
Sejati.
9. Hinton, J. 1989. Depresi dan Perawatannya. Jakarta : Dian Rakyat.
10. Ibrahim, Z. 2002. Psikologi Wanita. Bandung : Pustaka Hidayah.
11. Kartono, K. 1992. Psikologi Wanita : Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Jilid Dua. Bandung : Mandar Maju.

Share this:

 Twitter

 Facebook

Posted by FoNny NoveLiza in Uncategorized

Anda mungkin juga menyukai