Anda di halaman 1dari 29

ADAPTASI PSIKOLOGI IBU

NIFAS
MIFTAKUL JANNAH Amd.Keb,S.psi
ADAPTASI PSIKOLOGI BUFAS
 Fungsi menjadi orang tua
 Respon dan dukungan dari keluarga
 Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan
 Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil dan
melahirkan
 Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas
antara lain:
 Fase taking in
 Fase taking hold

 Fase letting go
LANJUTAN……

•Faseini merupakan periode ketergantungan, yang


berlangsung dari hari 1-2 setelah melahirkan. Ibu
terfokus pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif
terhadap lingkungannya.
•Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa
mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur,
kelelahan.
•Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah
istirahat cukup, komunikasi yang baik dan asupan
nutrisi.
 Gangguan psikologis yang dapat mungkin terjadi;
 Kekecewaan pada bayinya

 Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik


yang dialami
 Rasa bersalah karena belum bisa menyusui
bayinya
 Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan
bayinya
FASE TALKING HOLD

 Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa


tanggung jawab dalam perawatan bayinya, tejadi pd hri
3-10 PP. Hal yang perlu diperhatikan adalah
komunikasi yang baik, dukungan dan pemberian
penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang perawatan
diri dan bayinya.
 Tugas bidan antara lain: mengajarkan cara perawatan
bayi, cara menyusui yang benar, cara perawatan luka
jahitan, senam nifas, pendidikan kesehatan gizi,
istirahat, kebersihan diri dan lain-lain.
FASE LETTING GO

 Fase ini merupakan fase menerima tanggungjawab


akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari
setelah melahirkan. Terjadi peningkatan akan
perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri
akan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi
kebutuhan dirinya dan bayinya.
 Dukungan suami dan keluarga dapat membantu
merawat bayi. Kebutuhan akan istirahat masih
diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisiknya.
 Hal-halyang harus dipenuhi selama nifas adalah
sebagai berikut:
 Fisik. Istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih
 Psikologi. Dukungan dari keluarga sangat diperlukan
 Sosial.Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih
dan menemani saat ibu merasa kesepian
POST PARTUM BLUES

Post partum blues disebut juga maternity blues atau sindrom


ibu baru.
LANJUTAN…..
baby blues
 Keadaan dimana ibu merasa sedih
berkaitan dengan bayinya. Penyebabnya
antara lain: perubahan perasaan saat
hamil, perubahan fisik dan emosional.
Perubahan yang ibu alami akan kembali
secara perlahan setelah beradaptasi
dengan peran barunya
LANJUTAN,,,
 Gejala baby blues antara lain:
Menangis
Perubahan perasaan

Cemas

Kesepian

Khawatir dengan bayinya

Penurunan libido

Kurang percaya diri


LANJUTAN,,
 Hal-hal yang disarankan pada ibu adalah sebagai
berikut:
 Minta bantuan suami atau keluarga jika ibu ingin
istirahat
 Beritahu suami tentang apa yang dirasakan oleh
ibu
 Buang rasa cemas dan khawatir akan kemampuan
merawat bayi
 Meluangkan waktu dan cari hiburan untuk diri
sendiri
DEPRESI POST PARTUM

 Ibu merasakan kesedihan karena


kebebasan, otonomi, interaksi sosial,
kurang kemandirian dan tampak dalam
minggu pertama pasca persalinan.
Insiden depresi post partum sekitar 10-
15 persen.
LANJUTAN,,

 Adapun gejala dari depresi post partum adalah:


 Sering menangis, Sulit tidur, Gelisah

 Nafsu makan hilang

 Perasaan tidak berdaya atau hilang kontrol

 Cemas atau kurang perhatian pada bayi

 Pikiran menakutkan mengenai bayi

 Kurang perhatian terhadap penampilan dirinya sendiri

 Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless)

 Penurunan atau peningkatan berat badan

 Gejala fisik, seperti sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar


LANJUTAN,,

Faktor predisposisi terjadinya depresi post partum adalah sebagai


berikut:
 Perubahan hormonal yang cepat

 Masalah medis dalam kehamilan

 Karakter pribadi (harga diri, ketidakdewasaan)

 Marital dysfunction atau ketidakmampuan membina hubungan


dengan orang lain
 Riwayat depresi, penyakit mental dan alkoholik

 Unwanted pregnancy
 Terisolasi
 Kelemahan, gangguan tidur, ketakutan terhadap masalah
keuangan keluarga, kelahiran anak dengan kecacatan/penyakit
LANJUTAN,,

 Beberapa intervensi yang dapat membantu ibu terhindar


dari depresi post partum antara lain:
 Pelajari diri sendiri, Tidur dan makan yang cukup,
Olahraga
 Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah
melahirkan
 Beritahukan perasaan Anda
 Dukungan keluarga dan orang lain (emosional)
 Lakukan pekerjaan rumah tangga
 Bersikap tulus ikhlas dalam menerima peran barunya
 Depresi Berat
 Depresiberat disebut juga dengan
sindrom depresif non psikotik pada
kehamilan sampai beberapa
minggu/bulan setelah kelahiran.
 Gejala-gejala depresi berat antara lain:
Perubahan mood
Gangguan tidur dan pola makan

Perubahan mental dan libido

Pobhia, ketakutan menyakiti diri sendiri atau


bayinya
 Penatalaksanaan depresi berat adalah sebagai berikut:
Dukungan keluarga dan sekitar
Terapi psikologis

Kolaborasi dengan dokter

Perawatan rumah sakit

Hindari rooming in dengan bayinya


Psikosis Post Partum
 Insiden psikosis post partum sekitar 1-2
per 1000 kelahiran. Rekurensi dalam
masa kehamilan 20-30 persen. Gejala
psikosis post partum muncul beberapa
hari sampai 4-6 minggu post partum
 Faktor penyebab psikosis post partum
antara lain:
Riwayat keluarga penderita psikiatri

Riwayat ibu menderita psikiatri

Masalah keluarga dan perkawinan


 Gejala psikosis post partum sebagai
berikut:
Gaya bicara keras

Menarik diri dari pergaulan

Cepat marah

Gangguan tidur
 Penatalaksanaan psikosis post
partum adalah:
Pemberian anti depresan

Berhenti menyusui

Perawatan di rumah sakit


KESEDIHAN &DUKA CITA

Berduka adalah respon psikologis terhadap


kehilangan. Proses berduka terdiri dari tahap
atau fase identifikasi respon tersebut.
Tahap-tahap berduka:
 Syok
 Berduka
 Resolusi
Syok
Merupakan respon awal individu terhadap
kehilangan.
Manifestasi perilaku dan perasaan
meliputi: penyangkalan, ketidakpercayaan,
putus asa, ketakutan, ansietas, rasa
bersalah, kekosongan, kesendirian,
kesepian, isolasi, mati rasa, intoversi
(memikirkan dirinya sendiri) tidak
rasional, bermusuhan, kebencian,
kegetiran, kewaspadaan akut, kurang
inisiatif, tindakan mekanis, mengasingkan
diri, berkhianat, frustasi, memberontak
dan kurang konsentrasi.
Berduka
Penerimaan terhadap fakta
kehilangan dan upaya terhadap
realitas yang harus ia lakukan terjadi
selama periode ini.
Kehilangan dirasakan secara
menyeluruh dalam realitas yang
memanjang dan dalam ingatan setiap
hari, setiap saat dan peristiwa yang
mengingatkan. Menangis adalah
salah satu bentuk pelepasan yang
umum. Selain masa ini, kehidupan
orang yang berduka terus berlanjut.
 Resolusi
Fase menentukan hubungan baru yang
bermakna. Selama periode ini seseorang
yang berduka menerima kehilangan,
penyesuaian telah komplet dan individu
kembali pada fungsinya secara penuh.
 Tanggung jawab utama bidan
dalam peristiwa kehilangan
adalah membagi informasi
tersebut dengan orang tua.
Bidan juga harus mendorong
dan menciptakan lingkungan
yang aman untuk pengungkapan
emosi berduka. Jika kehilangan
terjadi pada awal kehamilan.
Bidan dapat dipanggil untuk
berpartisipasi dalam perawatan.

Anda mungkin juga menyukai