Anda di halaman 1dari 41

Gawat Janin

By : Desi trianita, SST


Pendahuluan...

Kesenjangan Global dalam Kematian Ibu dan


Bayi Baru Lahir
• Setiap hari di seluruh dunia:
– 1.450 ibu meninggal saat melahirkan – 1 orang setiap menit
– 10.800 bayi baru lahir meninggal dlm 4 minggu pertama
setelah lahir - 7 Neonatus setiap menit
– 29.000 Balita meninggal - 15 anak setiap menit
• Sebagian besar kematian tersebut terjadi di negara berkembang
• Sebagian besar kematian tersebut bisa dicegah jika ada akses
terhadap pelayanan dasar berbiaya rendah
• Menurut WHO, setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta)
dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta
bayi ini kemudian meninggal.
• Di Indonesia dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57%
meninggal padsa masa BBL (usia kurang 1bulan).
• Penyebab kematian BBL di Indonesia adalah BBLR
(29%), asfiksia (27%), trauma lahir, tetanus
neonatorum,infeksi lain dan kelainan kongenital.
Di dunia, 450 bayi baru lahir meninggal setiap jam
Di Indonesia, 10 bayi baru lahir meninggal* setiap jam

Lain-lain

13%
Masalah asupan asfiksia
27%
10%

perdarahan 6%

5%
infeksi
10% 29%
tetanus bblr /
prematur
Gawat
janin

KEADAAN ATAU REAKSI KETIKA JANIN TIDAK


MEMPEROLEH OKSIGEN YANG CUKUP.
Tanda-tanda gawat janin

• Frekuensi DJJ < 120x/menit atau lebih dari 160x/menit.


• Berkurangnya gerakan janin (janin normal bergerak lebih dari
10x / hari).
• Adanya air ketuban bercampur mekonium, warna kehijauan
(jika bayi) lahir dengan letak kepala)
faktor penyebab gawat janin

• Partus lama
• Infuse Oksitosin
• Perdarahan
• Infeksi
• Insufisiensi plasenta
• Ibu diabetes
• Kehamilan pre dan posterm
• Prolapsus talipusat
Cara mencegah terjadinya gawat janin

• Gunakan partograf untuk


memantau
• Anjurkan ibu untuk sering
berganti posisi selama
persalinan. Ibu yang
berbaring terlentang dapat
mengurangi aliran darah ke
rahimnya.
Mengidentifikasi gawat janin dalam persalinan

• Periksa frekuensi DJJ tiap 30menit


pada kala I dan tiap 15 menit setelah
pembukaan lengkap.
• Periksa ada / tidaknya air ketuban
bercampur mekonium (warna
kehijauan)
Pemeriksaan tambahan

• Pencatatan djj dg segera dan kontinyu dalam


hubungannya dengan kontraksi uterus
• Akselerasi gerakan janin secara periodik
• Pemeriksaan tambahan kardiotokografi
(pemeriksaan DJJ dan perubahan2nya yg terjadi
akibat aktifitas uterus dan atau gerakan janin
selama kehamilan dan persalinan ).
Non stress test

• Dugaan terjadinya gangguan kesehatan janin adalah indikasi untuk


melakukan pemeriksaan kesehatan janin:
Ibu berbaring dan miring kiri.
• DJJ dan kontraksi uterus dipantau terus menerus melalui transduser
pada dinding abdomen ibu.
• Ibu diminta memencet tombol khusus saat merasakan adanya
gerakan janin
Penangan gawat janin
• Tingkatkan oksigen pada janin dg cara minta Ibu
merubah posisi tidurnya.
• Berikan cairan pada Ibu secara oral atau i.v, berikan
oksigen
• Periksa kembali DJJ. Bila frekuensi bunyi jantung janin
masih tidak normal, maka rujuk
• Jika tidak dirujuk siap2 persalinan dg asfiksia.
Oksigenasi intra uteri

• Anjurkan ibu hamil inpartu berbaring ke sisi kiri untuk


meningkatkan aliran oksigen ke janin nya.tuk
meningkatkan aliran darah dan oksigen ke janinnya

• Bila posisi miring kiri tidak membantu, coba ke posisi lain


(miring kanan, posisi sujud). Meningkatkan oksigen ke
janin dapat mencegah dan mengobati gawat janin.
PAKET MINIMAL PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL
1. Persalinan aman dan bersih
2. Usaha bernapas spontan
3. Menjaga bayi tetap hangat
4. Menyusu dini dan eksklusif
5. Perawatan neonatus
6. Tatalaksana neonatus sakit
Tujuan
• MENGETAHUI BERBAGAI KASUS YANG TERGOLONG
KEGAWATAN PADA NEONATUS
• MEMAHAMI TATALAKSANA KEGAWAATAN PADA
NEONATUS
• DAPAT MELAKSANAKAN ASUHAN KEBIDANANAN PADA
KEGAWATAN NEONATUS
• DAPAT MELAKSANAKAN STABILISASI DAN RUJUKAN
NEONATUS DENGAN KEGAWATAN
SISTEM RUJUKAN NEONATAL :

Neonatus sakit Rujuk

 Fasilitas

 Keahlian memadai

 Keputusan Nakes dan Orang tua

Nakes : kewenangan dan tanggung jawab


KEBERHASILAN RUJUKAN :

 Mekanisme yang baik

 Alat dan obat

 Tenaga trampil dan siaga 24 jam

 Sarana angkutan 24 jam

 Dana (pasien tak mampu dan insentif petugas)

 Komunikasi 2 arah
TANGGUNG JAWAB YANG MERUJUK :

 Persiapan, identifikasi pasien dan penyakit

 Stabilisasi sebelum dan selama rujukan

 Ijin tindakan dan rujukan

 Komunikasi penyakit pasien dan keadaan RS


rujukan
PROSEDUR PELAKSANAAN RUJUKAN :

 Tujuan : kondisi tidak memburuk


cegah meninggal di perjalanan
 Cara stabilisasi :
 Suhu > 36,5 – 37,4
 Tidak hipoglikemia dan dehidrasi (infus, pipa
nasogastrik)
 Oksigen
 Dekompresi (pipa nasogastik)
 Jejas terbuka (kasa steril dan NaCl 0,9%)
Yang tergolong kegawatan

PONED ( Pelayanan Kesehatan Obstetri Neonatal


Emergency Dasar) :
1. Asfiksia neonatorum
2. BBLR / prematuritas dengan penyulitnya
3. Infeksi / sepsis neonatorum
4. Tetanus neonatorum
Asfiksia
• Asfiksia neonatorum ialah suatu keadaan bayi baru lahir
yang tidak bisa bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir.
• Akibatnya, bayi mengalami apneu
• Gejala : - tidak napas, megap2, atau napas tak teratur
- tonus otot lemah
- pucat atau biru
• 1 juta bayi yg meninggal karena mengalami asfiksi
setiap tahun
Resiko terjadi asfiksi antepartum

• Hipertensi kehamilan
• Diabetes maternal
• Anemia
• Riwyt. kematian janin
• Perdrhn trim.2 atau 3
• Infeksi maternal
• Pernyakit kronik ibu
• Polihidramnion
• PROM
Resiko terjadi asfiksi antepartum

• Kehamilan postmatur
• Kehamilan ganda
• Obat2an ibu
• Pengguna napza
• Malrotasi janin
• Gerakan janin <<
• Tanpa pemr antenatal
• Usia < 16 atau > 35
Resiko terjadi asfiksi intrapartum

• Lahir dg tindakan : caesar, • Bradikardi


vakum, forsep • Fj janin tidak teratur
• Sungsang • Anestesi general
• Tetania uterus
• Prematur
• Narkotik ( 4 jam )
• Partus presipitatus • Ketuban hijau kental /
• Ketuban pejah >12jm campur mekonium
• Korioamnionitis • Prolaps tali pusat
• Partus lama • Solusio plasenta
• Plasenta previa
Gejala klinis kesulitan masa transisi

1. Sianosis akibat kekurangan O2 dalam darah


2. Bradikardia karena hipoksi otot jantung
3. Tekanan darah rendah
4. Depresi pernafasan karena kekurangan
oksigen pada pusat nafas otak
5. Tonus otot buruk karena kurang O2 pada otot
dan otak
Hipoksia pada janin / bayi baru lahir

• Tanda bayi kurang oksigen : apnu


• Hipoksia --> bayi bernapas cepat  bila tetap kurang O2  apnu
primer
• Rangsangan taktil akan merangsang napas
• Bila hipoksia berlanjut : bayi megap2  apnu sekunder,
rangsangan taktil tidak akan berhasil , bayi memerlukan bantuan
nafas.

Nb : Semua apnu dianggap apnu sekunder


ABC Resusitasi
A (Airway) : memastikan jalan napas terbuka
B (Breathing) : memulai pernapasan
C (Circulation) : mempertahankan sirkulasi darah

A. Memastikan jalan napas terbuka


Meletakan bayi dalam posisi (sedikit
ekstensi)
Menghisap cairan/lendir dalam mulut dan
hidung

Bila perlu memasukan pipa endotrakeal(*)


(*) dilakukan oleh ahlinya
Penanganan A
B. MEMULAI NAFAS
Melakukan rangsang taktil
Melakukan VTP (ventilasi tekanan positip)
Sungkup dan balon atau pipa ET dan balon(*)
(*) dilakukan oleh ahlinya
C. MEMPERTAHANKAN SIRKULASI DARAH
Kompresi dada
Pemberian obat
Persiapan
1.persiapan keluarga
2.persiapan tempat
3.persiapan alat
4.persiapan penolong
lanjutan
• Persiapan Alat Resusitasi
1. 2 helai kain/handuk
2. Pengganjal bahu bayi.berupa kain, kaos,handuk kecil,
digulung 5cm.
3. Alat pengisap lendir DeLee atau bola karet
4. Tabung n sungkup atau balon dan sungkup neonatal
5. Kotak alat resusitasi.
6. Jam atau pencatat waktu.
7. alat pemancar panas
8. stetoskop
*Peralatan intubasi
*Obat obatan
• LANGKAH AWAL (dilakukan dalam 30 detik):
Sambil melakukan langkah awal:
1. Beritahu ibu n klrgax b/ bayinya memerlukn
bantuan tuk memulai bernapas.
2. Minta keluarga mendampingi ibu (memberi
duk.moral, menjaga n mlaporkn jk tjdi perdarahan)
Langkah Awal :
1. Jaga bayi tetap Hangat.
2. Atur posisi bayi.
3. Isap lendir.
4. Keringkan dan Rangsang taktil.
5. Atur posisi kembali
6. Penilaian
Haikap Nilai napas
30 detik

Ventilasi
1. Pasang sungkup, perhatikan lekatan
2. Ventilasi 2x percobaan
3. Jk dada mengembang lakukan 20 x Nilai napas
selama 30 detik

Jika tidak bernafas


1. Ulangi ventilasi 20 x dalam 30 detik Jk FJ > 100 tapi sianosis
2. Nilai tiap 30 detik – tidak nafas beri Oksigen tambahan
3. VTP + kompresi dada
4. Rujuk setelah 2 menit resusitasi tdk berhasil

Berikan epinefrin FJ < 60 x/menit

10 menit VTP + KD bayi tidak menangis, tidak Asuhan


teraba pulsasi meninggal konseling bayi
meninggal
Kompresi
dada
Tindakan sebelum dirujuk :
Oksigen
Cegah hipotermi
Cegah hipoglikemi

RS rujukan : ventilator mekanik


Asuhan Pascaresusitasi
• Jaga temperatur tubuh bayi, baik
dengan selimut ataupun didekap oleh
ibunya
• Minta ibu untuk segera menyusukan
bayinya
• Cegah infeksi ikutan atau paparan
bahan tidak sehat
• Pantau kondisi kesehatan bayi
secara berkala, termasuk
kemampuan menghisap ASI
• Rujuk bila terdapat tanda-tanda
gawatdarurat (demam tinggi, ikterus,
lemah, tidak dapat menghisap ASI,
kejang-kejang)
Tanda-tanda Bayi yang memerlukan rujukan sesudah
resusitasi

• Frekuensi pernapasan kurang dari 30 kali per menit atau


lebih dari 60 kali per menit
• Adanya retraksi (tarikan) interkostal
• Bayi merintih (bising napas ekspirasi) atau megap-
megap (bising napas inspirasi)
• Tubuh bayi pucat atau kebiruan
• Bayi lemas
KESIMPULAN DAN SARAN
Pemahaman yang baik :
• Konsep intact survival (keselamatan utuh)
• Universal Precaution
• Melakukan tindakan ventilasi (VTP)
Resusitasi Neonatus ( AAP tahun 2000 )
• Asuhan Keperawatan Penatalaksanaan Kegawatan
Neonatus
Saran :
• Pelatihan Resusitasi neonatus
• Pelatihan Keperawatan Kegawatan Neonatus
Good Luck

Anda mungkin juga menyukai