Anda di halaman 1dari 13

PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN

(OLIGOHIDROMION)

Di susun oleh kelompok 7


1. Sarimanah
2. Sarlis
3. Sinta Sri Dewi
4. Sofil Marifah
5. Susi Sundari

Yayasan Raudhatul Muta’allimin


Akademi Kebidanan Al-Ikhlas
Cisarua – Bogor
2012- 2013

KATA PENGANTA

Puji syukur kami panjatkanke khadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya
dengan judul OLIGOHIDROMIUM.
Akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini, oleh karena itu dalam kesempatan
ini kami mengucapkan bnyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah berperan dalam penyelesaian masalah ini.
Oleh karena itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun. Kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. amin

Bogor, Januari 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................i


DAFTAR ISI …………….............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................iii
1.1 Latar Belakang Penulisan .........................................................................iii
1.2 Tujuan Penulisan .......................................................................................iii
BAB II ISI .....................................................................................................................1
2.1 Definisi Oligohidromion ................................................................................ 1
2.2 Etiologi Oligohidromion ................................................................................ 3
2.3 Patofisiologi ................................................................................................... 6
2.4 Tanda Dan Gejala .......................................................................................... 8
2.5 Akibat Oligohidromion .................................................................................. 9
2.6 Pemeriksaan Pada Ologohidromion ............................................................... 9
2.7 Pemeriksaan Penunjang ................................................................................ 10
2.8 Penatalaksanaan pada Oligohidromion ........................................................ 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………....... 12
3.2 Saran …………………………………………………………………….… 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENULISAN

Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, meskipun selama kehamilan banyak hal
yang berubah dalam tubuh. Kehamilan yang menyangkut nyawa ibu dan anak harus
diperhatikan, sebab kehamilan bukanlah sekedar menyimpan anak dalam jangka waktu 9
bulan kemudian siap dilahirkan. Namun kehamilan harus memperhatikan kesehatan ibu dan
anak. Selama masa kehamilan banyak hal patologis juga yang dialami ibu hamil, salah
satunya adalah oligihidromion.
Oligohidromion adalah satu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu
kurang dari 500cc. Untuk basa mengukur jumlah cairan ketuban dapat melalui beberapa
metode yaitu indeks cairan ketuban. Jika cairan ketuban kurang dari 500ml pada usia
kehamilan 32-36 minggu maka akan dicurigaai mengalami oligohidromion.

1.2 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah ini :
1. Mahasiswa mengetahui pengertian oligohidromion
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami tanda dan gejala ibu yang mengalami
ologohidromion
3. Mahasiswa mampu memberikan asuhan kepada ibu hamil dengan
oligohidromion.
iii

BAB II
ISI
2.1 Definisi Oligohidramion
Cairan ketuban adalah salah satu bagian dari sistem pendukung kehidupan bayi yang
terbentuk sekitar 12 hari setelah pembuahan. Cairan ini bisa melindungi bayi dan membantu
pertumbuhan dan perkembangan otot, kaki, paru-paru dan sistem pencernaan bayi, menjadi
bantalan untuk melindungi janin terhadap trauma dari luar, menstabilkan perubahan suhu,
pertukaran cairan, sarana yang memungkinkan janin bergerak bebas, sampai mengatur
tekanan dalam rahim. Tak hanya itu air ketuban juga berfungsi melindungi janin dari infeksi.
Pada awalnya cairan ketuban berisi air yang berasal dari ibunya, tapi pada usia
kehamilan 20 minggu cairan ketuban berisi urin janin. Cairan ketuban ini bisa terlalu rendah
atau terlalu tinggi, jika terlalu rendah disebut dengan oligohidramnion dan jika terlalu tinggi
disebut dengan polihidramnion. Cairan ketuban ini tidak boleh sedikit, tapi beberapa
komplikasi bisa menyebabkan cairan ketuban ibu hamil habis yang bisa membahayakan ibu
hamil dan bayinya.
Cairan amnion biasanya diproduksi oleh janin maupun ibu, dan keduanya memiliki
peran tersendiri pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan awal, cairan amnion sebagian
besar diproduksi oleh sekresi epitel selaput amnion. Dengan bertambahnya usia kehamilan,
produksi cairan amnion didominasi oleh kulit janin dengan cara difusi membran. Pada
kehamilan 20 minggu, saat kulit janin mulai kehilangan permeabilitas, ginjal janin
mengambil alih peran tersebut dalam memproduksi cairan amnion. Pada kehamilan aterm,
sekitar 500 ml per hari cairan amnion di sekresikan dari urin janin dan 200 ml berasal dari
cairan trakea. Pada penelitian dengan menggunakan radioisotop, terjadi pertukaran sekitar
500 ml per jam antara plasma ibu dan cairan amnion pada kondisi terdapat gangguan pada
ginjal janin, seperti agenesis ginjal, akan menyebabkan oligohidramnion.
Normal volume cairan amnion bertambah dari50 ml pada saat usia kehamilan 12
minggu sampai 400 ml pada pertengahangestasi dan 1000 – 1500 ml pada saat aterm. Pada
kehamilan postterm jumlahcairan amnion hanya 100 sampai 200 ml atau kurang.
Menurut Lehn, jumlah air ketuban yang normal pada primigravida adalah 1 liter, pada
multigravida sebanyak 1,5 liter, dan sebanyak – banyaknya yang masih dalam batas normal
adalah 2 liter. Saat usia kehamilan 25-26 minggu, jumlahnya rata-rata 239 ml. Lalu
meningkat jadi+ 984 ml pada usia kehamilan 33-34 minggu dan turun jadi 836 ml saat janin
siap lahir.
Jika waktu melahirkan sudah lewat hingga dua minggu atau lebih, maka tingkat cairan
ketuban beresiko menjadi rendah karena cairan ketuban pada umumnya akan berkurang
setelah mencapai usia kehamilan 42 minggu.
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu
kurang dari 500 cc (manuaba, 2007), atau juga didefinisikan dengan indeks cairan amnion 5
cm atau kurang dari 12% dari 511 kehamilan dengan usia kehamilan 41 minggu atau lebih.
(Dexa Media no.3 tahun 2007).
Oligohidramnion adalah suatu kondisi yang memiliki cairan ketuban terlalu sedikit.
Untuk bisa mengukur jumlah cairan melalui beberapa metode, yang paling sering adalah
melalui indeks cairan ketuban (Amniotic Fluid Index/AFI). Jika volume cairan kurang dari
500 ml pada usia kehamilan 32-36 minggu, maka akan dicurigai mengalami oligohidramnion.
Kondisi ini bisa terjadi selama masa kehamilan, tapi yang paling umum adalah saat trimester
ketiga.
Fungsi air ketuban
a) Media janin untuk tumbuh dan berkembang normal dapat bergerak bebas
b) Melindungi janin dari trauma
c) Menjaga stabilitas suhu tubuh janin
d) Berperan dalam proses pembesaran rongga ketuban dan rahim
e) Berperan dalam proses pembukaan leher rahim pada waktu persalinan (Wallenburg HCS,
1977).

2.2 Etologi
Etiologi yang pasti belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis
janin. Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya
dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini ( premature rupture of the
membrane = PROM ).
Penyebab sekunder biasanya dikaitkan dengan :
1. Pecahnya membran ketuban
2. Penurunan fungsi ginjal atau terjadinya kelinan ginjal bawaan pada janin sehingga produksi
urin janin berkurang, padahal urin janin termasuk salah satu sumber terbentuknya air ketuban
3. Kehamilan post-term sehingga terjadinya penurunan fungsi plasenta.
4. Gangguan pertumbuhan janin
5. Penyakit yang diderita ibu seperti Hipertensi, Dibetes mellitus, gangguan pembekuan darah,
serta adanya penyakit autoimmune seperti Lupus.
Penyebab oligohidramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas wanita hamil
yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya. Penyebab oligohidramnion yang telah terdeteksi
adalah :
1. cacat bawaan janin dan bocornya kantung / membran cairan ketuban yang mengelilingi
janin dalam rahim.
2. Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami oligohidramnion mengalami cacat bawaan,
seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena jumlah urin yang diproduksi janin
berkurang.
Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan oligohidramnion adalah:
1. tekanan darah tinggi,
2. diabetes,
3. SLE,
4. masalah pada plasenta.
Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk menangani tekanan darah tinggi, yang
dikenal dengan nama angiotensin-converting enxyme inhibitor (miscaptopril), dapat merusak
ginjal janin dan menyebabkan oligohidramnion parah dan kematian janin. Wanita yang
memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya berkonsultasi terlebih dahulu
dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan kehamilan untuk memastikan bahwa tekanan
darah mereka tetap terawasi baik dan pengobatan yang mereka lalui adalah aman selama
kehamilan mereka.
Jika dilihat dari segi Fetal, penyebabnya bisa karena :
1. Kelainan Kromosom
2. Cacat Kongenital
3. Hambatan pertumbuhan janin dalam rahim
4. Kehamilan postterm
5. Premature ROM (Rupture of amniotic membranes)

Jika dilihat dari sisi Maternal, penyebabnya :


1. Dehidrasi
2. Insufisiensi uteroplasental
3. Hipertensi / Preeklamsia
4. Diabetes Mellitus
5. Hypoxia kronis

Induksi Obat :
1. Seperti obat antihipertensi
Pada kehamilan lewat bulan, kekurangan air ketuban juga sering terjadi karena ukuran
tubuh janin semakin besar. Oligohydramnion dapat terjadi di masa kehamilan trimester
pertama atau pertengahan usia kehamilan cenderung berakibat serius dibandingkan jika
terjadi di masa kehamilan trimester terakhir.
penyebab oligohidramnion antara lain adanya gangguan proses pada plasenta, terdapat
gangguan bawaan pada janin, atau ibu memang kurang cairan, artinya ibu kurang minum
sehingga rahim kekurangan air ketuban. Tidak ada tanda-tanda khusus secara fisik yang
menandakan ibu mengalami oligohidramnion, tanda-tanda itu hanya dapat dideteksi lewat
bantuan USG.
Sebaliknya, bila kapasitas air ketuban di atas 2 liter, disebut polihidramnion. Artinya,
air ketuban yang berlebihan. Secara fisik bisa diketahui, misalnya bila ibu hamil dengan usia
kandungan 7 bulan, namun pembesaran perutnya terlalu cepat seperti usia kehamilan 9 bulan,
maka perlu dicurigai kemungkinan polihidramnion.
Ciri lainnya, karena ketuban begitu banyak, janin jadi sulit teraba. Ini biasanya dapat
diketahui oleh tenaga medis. Beberapa penyebab polihidramnion antara lain adanya kelainan
bawaan pada janin, misalnya, tidak tertutupnya batok kepala sehingga jumlah cairan
berlebihan.
Penyebab lainnya, dinding perut tidak tertutup atau adanya masalah pada sumbatan
usus janin. Tidak usah heran, bila ibu hamil mengalami polihidramnion, maka harus dicurigai
janin mengalami berbagai gangguan di atas seperti batok kepala tidak tertutup atau adanya
sunnbatan pada usus.
Untuk mendeteksi hal ini, dokter akan mencari tahu kelainan yang dialami dengan
mendeteksi melalui USG 4 dimensi, kemudian dilakukan tindakan pada saat bayi sudah lahir.
Memang ada juga kondisi ibu yang mengalanni polihidramnion nannun tak ada masalah pada
sang janin. Yang jelas, bila diketahui bumil mengalami polihidramnion, sebaiknya segera
periksakan ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut, adakah kelainan yang dialami janin atau
tidak.
Untuk mengetahui kadar air ketuban serta apakah terjadi sesuatu pada janin, dokter
akan mendeteksi melalui USG. Kemudian, bila ada masalah, dokter segera mengatasinya.
Misal, bila diketahui ada sumbatan pada usus, ketika sudah lahir bayi akan mendapat
tindakan darurat berupa operasi sehingga gangguan ini dapat terselesaikan. Begitu juga bila
diketahui janin mengalami kelainan pada kepala, entah itu tak memiliki tempurung kepala
atau hidrosefalus, dokter akan segera menindaklanjuti.

2.3 Patofisiologi
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan
dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang
sedikit).
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana
cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak
memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan
gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit,
maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada
posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru
hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena
kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada
ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan
tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
a) Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang
lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
b) Tidak terbentuk air kemih
c) Gawat pernafasan,
Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi.
1. Anomali kongenital (misalnya : agenosis ginjal, sindrom patter).
2. Retardasi pertumbuhan intra uterin.
3. Ketuban pecah dini (24-26 minggu).
4. Sindrom paska maturitas

2.4 Tanda Dan Gejala


1) Ibu merasakan nyeri saat janin melakukan gerakan di dalam rahim
2) Ketika ketuban pecah maka cairan yang keluar sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama
sekali serta merasa sangat sakit pada saat kontraks
3) Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
4) Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
5) Sering berakhir dengan partus prematurus.
6) Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
7) Persalinan lebih lama dari biasanya.
8) Sewaktu his akan sakit sekali.
9) Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
10) Janin mudah berpindah tempat.
11) Perlambatan tinggi fundus
2.5 Akibat Oligohidromion
1) Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan
pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi foetus papyreceous yaitu tubuh janin
picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim bahkan kematian
janin. Bisa juga terjadi abortus dan partus prematurus.
2) Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti clubfoot,
cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereanc).
3) Jika terjadi pada saat menjelang persalinan, akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi
selama kelahiran, seperti tidak efektifnya kontraksi rahim akibat tekanan di dalam rahim yang
tidak seragam kesegala arah, sehingga proses persalinan akan melemah atau berhenti

2.6 Pemeriksaaan pada OLigohidromion


A. Anamnesis
1. Perut terasa lebih besar dan lebih berat dari biasa
2. Sesak nafas, beberapa ibu mengalami sesak nafas berat, pada kasus ekstrim ibu hanya bisa
bernafas bila berdiri tegak
3. Nyeri ulu hati dan sianosis
4. Nyeri perut karena tegangnya uterus
5. Oliguria. Kasus sangat jarang terjadi. Hal ini terjadi karena urethra mengalami obstruksi
akibat uterus yang membesar melebihi kehamilan normal.

B. Inspeksi
1. Perut terlihat sangat buncit dan tegang, kulit perut mengkilat, retak-retak kulit jelas dan
kadang-kadang umbilikus mendatar
2. Ibu terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah karena kehamilannya
3. Edema pada kedua tungkai, vulva dan abdomen. Hal ini terjadi karena kompresi terhadap
sebagian besar sistem pembuluh darah balik (vena) akibat uterus yang terlalu besar
C. Palpasi
1. Perut tegang dan nyeri tekan

2. Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya


3. Bagian-bagian janin sukar dikenali
D. Auskultasi
1. Denyut jantung janin sukar didengar
2.7 Pemeriksaan penunjang
A. Foto rontgen (bahaya radiasi)
1. Ultrasonografi
a. Banyak ahli mendefinisikan hidramnion bila index cairan amnion (ICA) melebihi 24-25 cm
pada pemeriksaan USG.

b. Dari pemeriksaan USG, hidramnion terbagi menjadi :

Mild hydramnion (hidramnion ringan), bila kantung amnion mencapai 8-11 cm dalam
dimensi vertikal. Insiden sebesar 80% dari semua kasus yang terjadi.
Moderate hydromnion (hidramnion sedang), bila kantung amnion mencapai 12-15 cm
dalamnya.

Insiden sebesar 15. Severe hydromnion (hidramnion berat) , bila janin ditemukan berenang
dengan bebas dalam kantung amnion yang mencapai 16 cm atau lebih besar. Insiden sebesar
5%. From Queenan (1991)

Diagnosa banding
1. Gemelli (kembar)

2. Asites (pengumpulan cairan serosa dalam rongga perut)

3. Kista ovarium

4. Kehamilan dengan tumor

Weeks Fetus (gr) Placenta (gr) Amnionic fluidFluid


gestation (ml) (%)
16 100 100 200 50
28 1000 200 1000 45
36 2500 400 900 24
40 3300 500 800 17
2.8 Penatalaksanaan Pada Oligohidromion
1) USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang
sangat abnormal)
2) Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
3) Banyak istirahat
4) Stop merokok dan/atau jadi perokok pasif
5) Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin
6) Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti pendarahan
atau keluar cairan dari vagina.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Oligohidramnion adalah suatu kondisi yang memiliki cairan ketuban terlalu sedikit.
Untuk bisa mengukur jumlah cairan melalui beberapa metode, yang paling sering adalah
melalui indeks cairan ketuban (Amniotic Fluid Index/AFI). Jika volume cairan kurang dari
500 ml pada usia kehamilan 32-36 minggu, maka akan dicurigai mengalami oligohidramnion.
Kondisi ini bisa terjadi selama masa kehamilan, tapi yang paling umum adalah saat trimester
ketiga.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, di harapkan mahasiswi dapat memberikan asuhan
kebidanan yang tepat kepada ibu hamil yang mengalami gangguan penyakit asma.

DAFTAR PUSTAKA
1. (Gisfidira Dharma.2012). oligohidramnion.DIunduh
dari :http://ghjfgyhcnd.blogspot.com/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo_29.html.diakses
pada tanggal 08-01-2013.
2. (anonym.2012).oligohidramnion.diunduh
dari:http://midwif3.wordpress.com/2012/04/05/oligohidramnion/.diakses pada tanggal 08-01-
2013.
3. (anonym.2009).oligohidramnion.diunduh dari:
http://tutorialkuliah.wordpress.com/2009/01/14/oligohidramnion/.diakses pada tanggal 08-01-
2013.
4. (siti muntiah.2013).gejala dan bagaimana cara Menanggulangi oligohidramnion.diunduh
dari:http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/2103/Gejala-dan-Bagaimana-Cara-
Menanggulangi-Oligohidramnion.diakses pada tanggal 08-01-2013.
5. (anonym.2012).oligohidramnion cairan ketuban yang terlalu sedikit. Diunduh
dari:http://pondokibu.com/oligohidramnion-cairan-ketuban-yang-terlalu-sedikit.html.diakses
pada tanggal 08-01-2013.
6. (eza yusnella.2012).behaviorurl default.diunduh dari:http://zha-
world.blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html.diakses pada tanggal 08-01-
2013.

Anda mungkin juga menyukai