Anda di halaman 1dari 209

BUKU AJAR

ASUHAN KEBIDANAN PADA


NEONATUS, BAYI DAN
BALITA

ROSMIATI, S.ST., M.Kes

1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT atas karunia yang telah

diberikan hingga buku ajar dapat diselesaikan, shalawat

serta salam selalu tercurah kepada Rasul junjungan,

Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya.

Buku ajar ini merupakan kumpulan materi asuhan

kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita yang berasal

dari beberapa buku sumber Semoga buku ajar ini dapat

membantu mahasiswa untuk memahami materi

Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan

buku ajar ini masih banyak kekurangannya oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

2
membangun, demi kesempurnaan buku ini di masa

yang akan datang. Semoga buku ini dapa bermanfaat

bagi semua. Aamiin Ya Rabbalalamin

Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh.

Sengkang, Januari 2021

Rosmiati, S.ST, M.Kes

NIDN. 0919027102

3
DAFTAR ISI
v
KATA PENGANTAR …………………………… vi

DAFTAR ISI …………………………

BAB I: KONSEP TUMBUH KEMBANG NEONATUS


BAYI DAN BALITA
Topik 1. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan …
Latihan ……….
…………….....................................................
Ringkasan …..
…………………………………...................
Tes 1 .................................................................
Topik 2. Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan
………. 51
Latihan ……
Ringkasan
………………………………….......................................
...................
Tes 2 ………………………................................
GLOSARIUM ..................................................................
.........................................
DAFTAR
PUSTAKA .......................................................................
................ 79

4
BAB II: DETEKSI DINI PERTUMBUHAN PADA
NEONATUS, BAYI DAN BALITA
Topik 1. Menimbang Berat
Badan…………...................... 4
Latihan ……….
…………...................................................................
Ringkasan …..
……………………….......................................................
....................
Tes 1 .………………………………..
…….........................................................................
Topik 2. Mengukur Tinggi Badan ……………………..
51
Latihan ……………………………………
Ringkasan
………………………………….......................................
..........................
Tes 2 ……………………….
………………........................................................
Topik 3. Mengukur Lingkar Kepala
………………………………
Latihan …………………………………….
Ringkasan ……………………………………………

5
Tes 3 …………………………………………
GLOSARIUM ..................................................................
.........................................
DAFTAR
PUSTAKA .......................................................................
..................... 79

BAB III : KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI


DAN BALITA
Topik 1. Kebutuhan ASUH ….............................. 41
Latihan ……….
…………………........................................................
Ringkasan …............................................
Tes 1 .
……………................................................................
Topik 2. Kebutuhan ASIH
Latihan …………..............................................
……...............................
Ringkasan
………………………….............................................
Tes 2
…………….......................................................................
..

6
Topik 3. Kebutuhan ASAH
………………………………
Latihan …………………………………….
Ringkasan ……………………………………………
Tes 3 …………………………………………
GLOSARIUM ..................................................................
.........................................
DAFTAR
PUSTAKA .......................................................................
............................
BAB III : DETEKSI DINI PERKEMBANGAN DAN
PENYIMPANGAN MENTAL EMOSIONAL
……………………………….
Topik 1. Kuesioner Pra Skreening Perkembangan
….............................. 41
Latihan ……….
…………………........................................................
Ringkasan …............................................
Tes 1 .
……………................................................................
Topik 2. Tes Daya Dengar (TDD) dan Tes Daya Lihat
(TDL) ………….. 51

7
Latihan …………..............................................
……...............................
Ringkasan
………………………….............................................
Tes 2
…………….......................................................................
..
Topik 3. Kuesioner Masalah Mental Emosional
………………………………
Latihan …………………………………….
Ringkasan ……………………………………………
Tes 3 …………………………………………
GLOSARIUM ..................................................................
.........................................
DAFTAR
PUSTAKA .......................................................................
............................

BAB I
KONSEP TUMBUH KEMBANG
NEONATUS, BAYI DAN BALITA

ROSMIATI, S.ST., M.Kes

8
PENDAHULUAN

Periode penting dalam tumbuh kembang anak


adalah masa balita, karena pada masa ini merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan dasar yang akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Kualitas anak masa kini merupakan penentu
kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang.
Pada Bab I ini terdapat 12 materi yang akan
dibahas dalam buku ajar ini, yaitu (1) pengertian
pertumbuhan dan perkembangan, (2) klasifikasi teori
pertumbuhan perkembangan, (3) ciri-ciri tumbuh
kembang, (4) tahap-tahap pertumbuhan dan
perkembangan, (5) faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan, (6) pengertian deteksi
dini pertumbuhan dan perkembangan, (7) jenis deteksi
dini, (8) kegiatan dan jenis skrining, (9) deteksi dini
penyimpangan pertumbuhan, (10) deteksi dini
penyimpangan perkembangan, (11) deteksi masalah
mental emosional, autis dan gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktifitas serta (12) intervensi dan

9
rujukan dini penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan.
Setelah mempelajari materi dalam Bab I ini, di
akhir proses pembelajaran saudara diharapkan akan
mampu:
1. Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan
perkembangan
2. Mengklasifikasi teori perkembangan berdasarkan
teori Sigmund Freud, Erikson dan Jean Piaget
3. Menjelaskan ciri-ciri pertumbuhan perkembangan
4. Menjelaskan tahapan pertumbuhan perkembangan
5. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhandan perkembangan
6. Menjelaskan pengertiandeteksi dini pertumbuhan
dan perkembangan
7. Menjelaskan jenis deteksi dini pertumbuhan dan
perkembangan
8. Menjelaskan kegiatan dan jenis skrining
9. Menjelaskan deteksi dini penyimpangan
pertumbuhan
10. Menjelaskan deteksi dini penyimpangan
perkembangan

10
11. Menjelaskan deteksi masalah mental emosional,
autis dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas
12. Menentukan intervensi dan rujukan dini
penyimpangan pertumbuhan perkembangan anak

Bab I ini memberikan kemampuan kepada


mahasiswa tentang konsep tumbuh kembang bayi, balita
dan anak prasekolah yang diperlukan sebagai dasar
dalam memberikan asuhan keperawatan terutama dalam
melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembanan
yang sangat penting bagi bayi, balita dan anak pra
sekolah.
Adapaun urutan topik dalam Bab I ini yaitu:
Topik 1 : Konsep pertumbuhan dan perkembangan
Topik 2 : Konsep deteksi dini pertumbuhan dan
perkembangan
Topik 1
Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan

Pemahaman tentang pertumbuhan dan


perkembangan neonatus, bayi, balita dan anak

11
prasekolah yang baikakan sangat mendukung anda
dalam memberikan asuhan kebidanan pada anak. Oleh
karena anak mempunyai ciri-ciri tersendiri pada setiap
tahap pertumbuhan dan perkembangan, maka
pemahaman tentang pertumbuhan perkembangan anak
akan mampu mendasari mahasiswa dalam memberikan
asuhan kebidanan secara baik dan benar.

A. KONSEP PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN
1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran
dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur
dengan satuan panjang dan berat (Kemenkes R.I,
2012).
Perkembangan adalah bertambahnya
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar dan gerak halus,

12
bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan
kemandirian (Kemenkes R.I, 2012).
2. Teori Perkembangan
Setelah Anda mempelajari tentang
pengertian pertumbuhan dan perkembangan maka
selajutnya Anda perlu juga memahami beberapa
teori perkembangan pada masa balita.
Beberapa teori perkembangan pada masa
balita adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1 Beberapa Teori Perkembangan pada Masa
Balita

Macam Teori Masa Masa Masa


Bayi Prasekolah Prasekolah
Awal Akhir
Psikososial Percaya Otonomi vs Inisiatif vs
(E.Erikson) vs tidak ragu- rasa
percaya ragu/malu bersalah

Psikoseksual Fase Fase anal Fase phalik


(Sigmund oral
Freud)
Perkembanga Sensori Pra Pra
n kognitif motor operasional operasional
( J. Piaget)

13
Sumber: Hurlock E.

3. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan


Dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan anak, mempunyai beberapa ciri-
ciri yang saling berkaitan. Ciri -ciri tersebut
adalah sebaga berikut:
a. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan dan pertumbuhan berjalan
secara bersamaan. Setiap pertumbuhan disertai
dengan perkembangan.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap
awal akan menentukan perkembangan
selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu
tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahapan sebelumnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai
kecepatan yang berbeda
Pada setiap anak mempunyai kecepatan yang
berbeda–beda baik dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.

14
d. Perkembangan berkolerasi dengan
pertumbuhan
Anak yang sehat, bertambah umur, bertambah
berat dan tinggi badannya serta
kepandaiannya. Pada saat pertumbuhan
berlangsung cepat maka perkembanganpun
demikian terjadi peningkatan baik memori,
daya nalar dan lain-lain.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh, terjadi
menurut dua hukum yang tetap yaitu sebagai
berikut:
1) Perkembangan terjadi lebih dulu didaerah
kepala, kemudian menuju ke arah kaudal /
anggota tubuh (pola sefalokaudal),
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu
didaerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang kebagian distal seperti jari-jari
yang mempunyai kemampuan gerak halus
(pola proksimodistal).
f. Perkembangan memeiliki tahap yang
berurutan

15
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti
pola yang teratur dan berurutan. Misalnya,
anak mampu membuat lingkaran dulu sebelum
mampu membuat kotak.
4. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan
yang paling memerlukan perhatian dan
menentukan kualitas seseorang dimasa
mendatang adalah pada masa anak, karena pada
masa ini merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan dasar yang akan mempengaruhi
dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya(Soetjiningsih, 2002).
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa
anak sudah dimulai sejak dalam kandungan
sampai usia 18 tahun. Hal ini sesuai dengan
pengertian anak menurut WHO yaitu sejak
terjadinya konsepsi sampai usia 18 tahun. Pada
dasarnya dalam kehidupan manusia mengalami
berbagai tahapan dalam tumbuh kembangnya dan
setiap tahap mempunyai ciri tertentu.

16
Ada beberapa tahapan pertumbuhan dan
perkembangan pada masa anak. Menurut
pedoman SDIDTK Depkes (2012) tahapan
tersebut sebagai berikut.
a. Masa pranatal atau masa intra uterin (masa
janin dalam kandungan) Masa
pranatalterbagi menjadi 3 yaitu:
1) Masa zigot / mudigah: sejak konsepsi
sampai umur kehamilan 2 minggu
2) Masa embrio : umur kehamilan 2 minggu
sampai 8/12 minggu.
3) Masa janin / fetus : umur kehamilan 9/12
minggu sampai akhir kehamilan. Pada
masa janin ada 2 periode :a) masa fetus dini
yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu
sampai trimester ke 2 kehamilan, b) masa
fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan.
b. Masa bayi / infancy (umur 0-12 bulan) Masa
bayi terbagi menjadi 2 yaitu:
1) Masa neonatal usia 0--28 hari, terbagi
menjadi: Neonatal dini (perinatal) : 0-7 hari
dan Neonatal lanjut: 8-28 hari

17
2) Masa post (pasca) neonatal umur 29 hari
sampai 12 bulan.
c. Masa balita dan prasekolah usia 1 -- 6 tahun
Masa balita dan prasekolah terbagi menjadi:
1) Masa balita: mulai 12-60 bulan tahun dan
2) Masa Pra sekolah: mulai 60-72 bulan tahun
Setiap anak akan melewati tahapan tersebut
secara flexible dan berkesinambungan. Misalnya
pencapaian kemampuan tumbuh kembang pada
masa bayi, tidak selalu dicapai pada usia 1 tahun
secara persis, tetapi dapat dicapai lebih awal atau
lebih dari satu tahun. Masing-masing tahap
memiliki ciri khas dalam anatomi, fisiologi,
biokimia dan karakternya.
Hampir sepertiga masa kehidupan manusia
dipakai mempersiapkan diri untuk menghadapi
dua pertiga masa kehidupan berikutnya. Oleh
karena itu, upaya untuk mengoptimalkan tumbuh
kembang pada awal-awal kehidupan bayi dan
anak adalah sangat penting. Pencapaian suatu
kemampuan pada setiap anak berbeda-beda,
tetapi ada patokan umur tertentu untuk mencapai

18
kemampuan tersebut yang sering disebut dengan
istilah milestone (Moersintowarti, 2002).
Berikut ini pencapaian atau ciri-ciri tumbuh
dan kembang secara normal pada masa pranatal,
neonatal, bayi, Toddler dan pra sekolah.
a. Masa pranatal
Periode terpenting pada masa prenatal
adalah trimester I kehamilan. Pada periode ini
pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap
pengaruh lingkungan janin. Kehidupan bayi pada
masa pranatal dikelompokkan dua periode, yaitu
1) Masa embrio
Masa embrio dimulai sejak konsepsi sampai
kehamilan delapan minggu. Pada masa ini,
ovum yang telah dibuahi dengan cepat
menjadi suatu organisme yang berdeferensiasi
dengan cepat untuk membentuk berbagai
sistem organ tubuh.
2) Masa fetus
Masa fetus yaitu sejak kehamilan 9 minggu
sampai kelahiran. Masa fetus ini terbagi dua
yaitu masa fetus dini (usia 9 minggu sampai

19
trimester dua), dimana terjadi percepatan
pertumbuhan dan pembentukan manusia
sempurna dan alat tubuh mulai berfungsi.
Berikutnya adalah masa fetus lanjut (trimester
akhir) yang ditandai dengan pertumbuhan
tetap berlangsung cepat disertai perkembangan
fungsi-fungsi.Pada 9 bulan masa kehamilan,
kebutuhan bayi bergantung sepenuhnya pada
ibu. Oleh karena itu kesehatan ibu sangat
penting dijaga dan perlu dihindari faktor-
faktor risiko terjadinya kelainan bawaan /
gangguan penyakit pada janin yang dapat
berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangannya.

b. Masa Neonatal
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap
lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah
serta oragan-organ tubuh mulai berfungsi. Saat
lahir berat badan normal dari ibu yang sehat
berkisar 3000 gr - 3500 gr, tinggi badan sekitar

20
50 cm, berat otak sekitar 350 gram. Pada sepuluh
hari pertama biasanya terdapat penurunan berat
badan sepuluh persen dari berat badan lahir,
kemudian berangsur-angsur mengalami kenaikan.
Pada masa neonatal ini, refleks-refleks
primitif yang bersifat fisiologis akan muncul.
Diantaranyarefleks moro yaitu reflek merangkul,
yang akan menghilang pada usia 3--5 bulan;
refleks menghisap (sucking refleks); refleks
menoleh (rooting refleks); refleks
mempertahankan posisi leher/kepala (tonick neck
refleks); refleks memegang (palmar graps
refleks) yang akan menghilang pada usia 6--8
tahun. Refleks-refleks tersebut terjadi secara
simetris, dan seiring bertambahnya usia, refleks-
refleks itu akan menghilang. Padamasa neonatal
ini, fungsi pendengaran dan penglihatan juga
sudah mulai berkembang.
c. Masa bayi ( 1-12 bulan)
Pada masa bayi, pertumbuhan dan
perkembangan terjadi secara cepat. Umur 5 bulan
berat badan anak 2x berat badan lahir dan umur 1

21
tahun sudah 3x berat badan saat lahir. Sedangkan
untuk panjang badannya pada 1 tahun sudah satu
setengah kali panjang badan saat lahir.
Pertambahan lingkar kepala juga pesat. Pada 6
bulan pertama, pertumbuhan lingkar kepala sudah
50%. Oleh karena itu perlu pemberian gizi yang
baik yaitu dengan memperhatikan prinsip menu
gizi seimbang.
Pada tiga bulan pertama, anak berusaha
mengelola koordinasi bola mata untuk mengikuti
suatu objek, membedakan seseorang dengan
benda, senyum naluri, dan bersuara.
Terpenuhinya rasa aman dan kasih sayang yang
cukup mendukung perkembangan yang optimal
pada masa ini. Pada posisi telungkup, anak
berusaha mengangkat kepala. Jika tidur telentang,
anak lebih menyukai sikap memiringkan kepala
ke samping.
Pada tiga bulan kedua, anak mampu
mengangkat kepala dan menoleh ke kirikanan
saat telungkup. Setelah usia lima bulan anak
mampu membalikkan badan dari posisi telentang

22
ke telungkup, dan sebaliknya berusaha meraih
benda-benda di sekitarnya untuk dimasukkan ke
mulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana
yang menyenangkan, misalnya diajak bercanda,
sebaliknya akan cerewet/menangis pada suasana
tidak menyenangkan.
Pada enam bulan kedua, anak mulai
bergerak memutar pada posisi telungkup untuk
menjangkau benda-benda di sekitarnya. Sekitar
usia sembilan bulan anak bergerak merayap atau
merangkak dan mampu duduk sendiri tanpa
bantuan. Bila dibantu berdiri, anak berusaha
untuk melangkah sambil berpegangan.
Koordinasi jari telunjuk dan ibu jari lebih
sempurna sehingga anak dapat mengambil benda
dengan menjepitnya. Kehadiran orang asing akan
membuat cemas (stranger anxiety) demikian juga
perpisahan dengan ibunya.
Pada usia 9 bulan sampai dengan 1 tahun,
anak mampu melambaikan tangan, bermain bola,
memukul-mukul mainan, dan memberikan benda

23
yang dipegang bila diminta.Anak suka sekali
bermain ci-luk-ba.
Pada masa bayi terjadi perkembangan
interaksi dengan lingkungan yang menjadi dasar
persiapan untuk menjadi anak yang lebih
mandiri. Kegagalan memperoleh perkembangan
interaksi yang positif dapat menyebabkan
terjadinya kelainan emosional dan masalah
sosialisasi pada masa mendatang. Oleh karena
itu, diperlukan hubungan yang mesra antara ibu
(orang tua) dan anak.
d. Masa Toddler (1--3 tahun)
Pada masa ini pertumbuhan fisik anak
relatif lebih pelan daripada masa bayi tetapi
perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat.
Anak sering mengalami penurunan nafsu makan
sehingga tampak langsing dan berotot, dan anak
mulai belajar jalan. Pada mulanya, anak berdiri
tegak dan kaku, kemudian berjalan dengan
berpegangan. Sekitar usia enambelas bulan,
anak mulai belajar berlari dan menaiki tangga,
tetapi masih kelihatan kaku. Oleh karena itu,

24
anak perlu diawasi karena dalam beraktivitas,
anak tidak memperhatikan bahaya.
Perhatian anak terhadap lingkungan
menjadi lebih besar dibanding masa sebelumnya
yang lebih banyak berinteraksi dengan
keluarganya. Anak lebih banyak menyelidiki
benda di sekitarnya dan meniru apa yang
diperbuat orang. Mungkin ia akan mengaduk-
aduk tempat sampah, laci, lemari pakaian,
membongkar mainan, dan lain-lain. Benda-benda
yang membahayakan hendaknya disimpan di
tempat yang lebih aman.Anak juga dapat
menunjuk beberapa bagian tubuhnya, menyusun
dua kata dan mengulang kata-kata baru.
Pada masa ini, anak bersifat egosentris yaitu
mempunyai sifat keakuan yang kuat sehingga
segala sesuatu yang disukainya dianggap
miliknya. Bila anak menginginkan mainan
kepunyaan temannya, sering ia akan merebutnya
karena dianggap miliknya. Teman dianggap
sebagai benda mati yang dapat dipukul, dicubit
atau ditarik rambutnya apabila menjengkelkan

25
hatinya. Anak kadang-kadang juga berperilaku
menolak apa saja yang akan dilakukan terhadap
dirinya (self defense), misalnya menolak
mengenakan baju yang sudah disediakan orang
tuanya dan akan memilih sendiri pakaian yang
disukainya.
e. Masa Prasekolah
Pada usia 5 tahun, pertumbuhan gigi susu
sudah lengkap. Anak kelihatan lebih langsing.
Pertumbuhan fisik juga relatif pelan. Anak
mampu naik turun tangga tanpa bantuan,
demikian juga berdiri dengan satu kaki secara
bergantian atau melompat sudah mampu
dilakukan. Anak mulai berkembang superegonya
(suara hati) yaitu merasa bersalah bila ada
tindakannya yang keliru.
Pada masa ini anak berkembang rasa ingin
tahu (courius) dan daya imaginasinya, sehingga
anak banyak bertanya tentang segala hal
disekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila
orang tua mematikan inisiatif anak, akan
membuat anak merasa bersalah. Anak belum

26
mampu membedakan hal yang abstrak dan
konkret sehingga orang tua sering menganggap
anak berdusta, padahal anak tidak bermaksud
demikian. Anak mulai mengenal perbedaan jenis
kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga akan
mengidentifikasi figur atau perilaku orang tua
sehingga mempunyai kecenderungan untuk
meniru tingkah laku orang dewasa disekitarnya.
Pada akhir tahap ini, anak mulai mengenal
cita-cita, belajar menggambar, menulis, dan
mengenal angka serta bentuk/warna benda. Orang
tua perlu mulai mempersiapkan anak untuk
masuk sekolah. Bimbingan, pengawasan,
pengaturan yang bijaksana, perawatan kesehatan
dan kasih sayang dari orang tua dan orang-orang
disekelilingnya sangat diperlukan oleh anak.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan
Pola pertumbuhan dan perkembangan anak
umumnya merupakan interaksi banyak faktor
yang saling mempengaruhi. Soetjiningsih (2002),
menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi

27
tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu faktor internal dan eksternal .
a. Faktor dalam (Internal)
1) Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar
dalam mencapai hasil akhirproses
pertumbuhan dan perkembangan anak
2) Perbedaan ras, etnik atau bangsa
Tinggi badan orang Eropa akan berbeda
dengan orang Indonesia atau bangsa
lainnya, sehingga postur tubuh tiap bangsa
berlainan
3) Keluarga
Ada keluarga yang cenderung mempunyai
tubuh gemuk atau perawakan pendek

4) Umur
Masa pranatal, masa bayi dan masa remaja
merupakan tahap yang mengalami
pertumbuhan cepat dibanding masa lainnya.
5) Jenis kelamin
Wanita akan mengalami masa prapubertas
lebih dahulu dibanding laki-laki.

28
6) Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan
pertumbuhan, misalnya Down’s sindroma
7) Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa
pranatal yaitu saat janin berumur 4 bulan
yang mana saat tersebut terjadi
pertumbuhan cepat. Hormon yang
berpengaruh terutama hormon pertumbuhan
somatotropin yang dikeluarkan oleh
kelenjar pituitari. Selain itu kelenjar tiroid
juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang
berguna untuk metabolisma, maturasi
tulang, gigi dan otak.

b. Faktor lingkungan (eksternal)


Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh,
dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu
pranatal, natal, dan pasca natal.
1) Faktor pra natal (selama kehamilan)
Faktor lingkungan pranatal yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan per

29
kembangan janin mulai dari konsepsi
sampai lahir, antara lain :
a) Gizi, nutrisi ibu hamil akan
mempengaruhi pertumbuhan janin,
terutama trimester akhirkehamilan.
b) Mekanis.
c) Posisi janin yang abnormal dalam
kandungan dapat menyebabkan kelainan
kongenital misalnya club foot.
d) Toksin, zat kimia.
Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan
kelainan bawaan pada bayi antara lain
obat antikanker, rokok, alkohol beserta
logam berat lainnya.
e) Kelainan endokrin.
Hormon-hormon yang mungkin
berperan pada pertumbuhan janin,
adalah somatotropin, tiroid, insulin,
hormon plasenta, peptidapeptida lainnya
dengan aktivitas mirip insulin. Apabila
salah satu dari hormon tersebut
mengalami defisiensi maka dapat
menyebabkan terjadinya gangguan pada
pertumbuhan susunan saraf pusat

30
sehingga terjadi retardasi mental, cacat
bawaan dan lain-lain.
f) Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur
kehamilan 18 minggu dapat
menyebabkan kematian janin, kerusakan
otak, mikrosefali, atau cacat bawaan
lainnya, sedangkan efek radiasi pada
orang laki-laki dapat menyebabkan cacat
bawaan pada anaknya.
g) Infeksi
Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat
merusak janin. Infeksi intrauterin yang
sering menyebabkan cacat bawaan
adalah TORCH, sedangkan infeksi
lainnya yang juga dapat menyebabkan
penyakit pada janin adalah varisela,
malaria, polio, influenza dan lain-lain
h) Kelainan imunologi
i) Psikologis ibu
2) Faktor Natal / Persalinan
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi
atau forceps dapat menyebabkan trauma

31
kepala pada bayi sehingga berisiko
terjadinya kerusakan jaringan otak.
c. Faktor Postnatal
Lingkungan biologis
 Ras: Pertumbuhan somatic juga
dipengaaruhi oleh ras/suku bangsa.
 Jenis kelamin: Dikatakan anak laki-laki lebih
sering sakit dibandingkan anak perempuan
tetapi belum diketahui secara pasti
penyebabnya.
 Umur: Umur yang paling rawan adalah
masa balita, oleh karena itu masa itu anak
mudah sakit dan mudah terkena kurang gizi.
Disamping itu masa balita merupakan dasar
pembentukan kepribadian anak.
 Gizi: Makanan memegang peranan penting
dalam tumbuh kembang anak berebeda
dengan orang dewasa karena makanan bagi
anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan
dimana pengaruhi oleh ketahanan makanan
keluarga.
 Perawatan kesehatan: Perawatan kesehatan

32
yang teratur dan menimbang anak secara
rutin setiap bulan akan menunjang tumbuh
kembang anak.
 Kepekaan terhadap penyakit: Dengan
memberikan imunisasi maka diharapkan anak
terhindar dari penyakit-penyakit yang
sering menyebabkan cacat atau kematian.
 Penyakit kronis: Anak yang mengalami
penyakit menahun akan terganggu
perkembangan, dan pendidikannya, disamping
itu anak menjadi mudah stress akan
penyakitnya.
 Fungsi metabolisme: Karena danya
perbedaan yang mendasar pada proses
metabolisme pada berbagai umur maka
kebutuhan akan berbagai nutrien harus
didasarkan perhitungan yang tepat.
 Hormon: Hormone yang berpengaruh pada
tumbuh kembang natara lain adalah
somamotropin, tiroid, hormone seks,
insulin dan hormone yang dihasilkan
kelenjar adrenal.

33
Faktor fisik
 Cuaca: Musim kemarau yang panjang dapat
berdampak pada tumbuh kembang anak
akibat gagalnya panen banyak anak
menderita kurang gizi.
 Sanitasi: Sanitasi lingkungan memiliki peran
cukup dominan dalam penyediaan lingkungan
yang mendukung kesehatan anak dan
tumbuh kembangnya. Kebersihan diri dan
lingkungan yang kurang akan menyebabkan
anak mudah sakit
 Keadaan rumah: Struktur bangunan,
ventilasi, cahaya, dan kepadatan hunian
 Radiasi: Tumbuh kembang anak dapat
terganggu karena danya radiasi tinggi.
Faktor Psikososial
 Stimulasi: Merupakan hal yang penting
dalam tumbuh kembang anak. Anak yang
mendapat stimulus teratur lebih cepat
berkembang dari pada yang kurang/tidak
mendapat stimulus.
 Motivasi belajar: Motivasi belajar dapat

34
ditumbulkan secaraa dini, dengan
memberikan lingkungan yang kondusif
untuk belajar misalnya lingkungan sekolah
yang tidak terlalu jauh, suasana yang
menyenangkan.
 Ganjaran atau hukuman yang wajar:
Ganjaran akan menimbulkan motivasi yang
besar dan kuat bagi anak untuk mengulangi
tingkah lakunya jadi jika anak berbuat benar
berilah ganjaran sepeerti pujian, ciuman,
atau tepuk tangan.
 Kelompok sebaya: Untuk proses sosialisasi
dengan lingkungannya anak memerlukan
teman sebaya. Tetapi perhatian orang tua
tetap dibutuhkan untuk memantau dengan
siapa anak bergaul.
 Stress: Stress juga dapat mempengaruhi
tumbuh kembang anak misalnya akan
menari diri, rendah diri, terlambat bicara,
dan nafsu makan menurun
 Sekolah: Dengan adanya program pemerintah
yang memikirkan perkembangan anak sejak

35
dini dengan mulai digalakkannya pendidikan
anak usia dini maka, diharapkan generasi
penerus akan lebih baik lagi
 Cinta dan kasih saying: Salah satu hak anak
adalah untuk dicintai dan dilindungi. Anak
memerlukan kasih sayang dan perlakuan
adil dari orang tuanya.
 Kualitas interaksi anak-orang tua.: Interaksi
timbal balik antara orang tua dan anak akan
menimbulkan keakraban dalam keluarga.
Anak akan terbuka dengan kedua orang
tuanya sehingga komunikasi dua arah bisa
berlangsung optimal.

Faktor Keluarga Dan Adat Istiadat


 Pekerjaan atau pendapatan keluarga yang
memadai akan menunjang tumbuh kembang
anak karena orang tua dapat menyediakan
semua kebutuhhan anak baik primer ataau
sekunder
 Pendidikan orang tua: Dengan pendidikan
orang tua yang baik maka orang tua dapat

36
menerima segela informasi dari luar
terutama tentang cara pengasuhan anak yang
baik, bagaimana menjaga kesehatan, dan
pendidikannya.
 Jumlah saudara: Jumlah anak yang banyak
pada keluaraga dengan social ekonomi
cukup akan mengkibatkan berkurangnya
perhatian dan kasih sayang yang diterima
anak
 Jenis kelamin dalam keluarga: Pada
masyarakat tradisional wanita mempunyai
status yang lebih rendah dibanding laki-laki
sehingga angka kematian bayi, dan
malnutrisi masih tinggi pada wanita.
 Stabilitas rumah tangga: Stabilitas dan
keharmonisan rumah tangga mempengruhi
tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang
anak akan berbeda pada keluarga yang
harmonis dibandingkan dengan mereka
yang kurang harmonis.
 Kepribadian orang tua: Kepribadian ayah
dan ibu yang terbuka tentu akan

37
mempengaruhi pola tumbuh kembang anak
 Adat-istiadat: Adat istiadat yang berlaku
ditiap daerah akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak. Demikian pula
dengan norma-norma yang berlaku
dimasyarakat
 Agama: Pengajaran agama harus suadah
ditanamkan pada anak sedini mungkin,
karena dengan pengetahuan agama yang baik
akan menuntun anak untuk berbuat kebaikan
dan kebajikan.

LATIHAN
Untuk membantu meningkatkan pemahaman
saudara tentang konsep pertumbuhan dan perkembang
anak, maka lakukan latihan berikut!
1. Uraikan secara singkat tentang ciri-ciri pertumbuhan
perkembangan anak !
2. Uraikan tentang tahap-tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak !

38
3. Jelaskan secara singkat tentang faktor apa saja yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak!

Petunjuk Jawaban Latihan


Latihan soal tersebut di atas dapat dijawab, apabila
Andabaca kembali uraian tentang:
1 Ciri-ciri pertumbuhandan perkembangan
2 Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan
terdiri dari beberapa tahap meliputi : masa
intranatal, bayi dan balita
3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan meliputi faktor internal dan
faktor eksternal
RINGKASAN

Pertumbuhan lebih ditekankan padabertambahnya


ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh karenaadanya
multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan
bertambah besarnya sel. Perkembangan merupakan hasil
interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ
yang dipengaruhinya

39
Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan :
Perkembangan menimbulkan perubahan. Pertumbuhan
dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan
perkembangan selanjutnya.Pertumbuhan dan
perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda.Perkembangan berkolerasi dengan
pertumbuhan, perkembangan memiliki tahap yang
berurutan dan perkembangan mempunyai pola yang
tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh, terjadi menurut
dua hukum yang tetap yaitu sebagai berikut:
• Perkembangan terjadi lebih dulu didaerah kepala,
kemudian menuju ke arah kaudal / anggota tubuh
(pola sefalokaudal),
• Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah
proksimal (gerak kasar) lalu berkembang kebagian
distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan
gerak halus (pola proksimodistal)
Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan terdiri
dari beberapa tahap meliputi : masa intranatal, bayi dan
balita .

40
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan yang meliputi faktor internal dan faktor
eksternal.

TES 1
Pilih satu jawaban yang paling tepat!
1. Bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam bidang motorik kasar, halus,
kemampuan berbahasa maupun sosialisasi dan
kemampuan adalah berkaitan dengan....
A. Pematangan
B. Pemantauan

41
C. Pertumbuhan
D. Perkembangan
2. Ciri-ciri pertumbuhan danperkembangan pada
manusia adalah…
A. Pola pertumbuhan maksimal
B. Pola pertumbuhan proximal distal
C. Perkembangan bisa di percepat/ diperlambat
D. Timbulnya ciri-ciri baru dan hilanngnya ciri lama
3. Secara garis besar faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang dapat dibedakan menjadi.....
A. Genetik dan nutrisi
B. Pola asuh dan genetik
C. Genetik dan lingkungan
D. Lingkungan pranatal dan post natal
4. Yang merupakan ciri/prinsip dari tumbuh kembang
anak adalah....
A. Kecepatannya sama
B. Bersifat cephalocaudal
C. Pola perkembangan berbeda
D. Perkembangan pada setiap anak adalah sama
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
yang tidak dapat dimodifikasi adalah…

42
A. Faktor genetik
B. B. Faktor stimulasi.
C. Faktor keteraturan
D. Faktor prenatal (gizi)

Topik 2. Deteksi Dini Pertumbuhan dan


Perkembangan
Deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan
merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara
komprehensif untuk mengetahui adanya penyimpangan
tumbuh kembang bayi dan anak balita, serta untuk
mengoreksi adanya faktor risiko. Dengan ditemukan
secara dini adanya penyimpangan atau masalah tumbuh
kembang anak, maka tenaga kesehatan mempunyai
waktu dalam membuat rencana tindakan/ intervensi yang
tepat terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga.

43
Deteksi dini dapat dilakukan oleh siapa saja yang
telah terampil dan mampu melakukan seperti tenaga
professional (dokter, perawat, bidan, psikolog), kader,
bahkan orang tua atau anggota keluarganya dapat
diajarkan cara melakukan deteksi tumbuh
kembang.Upaya deteksi ini dapat dilakukan di tempat
pelayanan kesehatan, posyandu, sekolah, atau
lingkungan rumah tangga.

A. PENGERTIAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG


ANAK
Deteksi dinipertumbuhan dan perkembangan
anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah
(Kemenkes R.I, 2012).
1. Jenis Deteksi Dini Pertumbuhan dan
Perkembangan
Ada 3 jenis deteksi dini yang dapat
dikerjakan oleh tenaga kesehatan ditingkat
puskesmas dan jaringannya yaitu :

44
1) Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan,
yaitu untuk mengetahui/menemukan status
gizi kurang/buruk dan mikro/makrosefali.
Jenis instrument yang digunakan: a) Berat
Badan menurut Tinggi Badan Anak (BB/TB)
b) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
2) Deteksi dini penyimpangan perkembangan,
yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan),
gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
Jenis instrumen yang digunakan:
a) Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan
(KPSP)
b) Tes Daya Lihat (TDL)
c) Tes Daya Dengar Anak (TDD)
3) Deteksi dini penyimpangan mental emosional,
yaitu untuk mengetahui adanya masalah
mental emosional, autism, gangguan
pemusatan perhatian, dan hiperaktivitas.
Instrumen yang digunakan:
a) Kuesioner Masalah Mental Emosional
(KMME)

45
b) Checklist for Autism in Toddlers (CHAT)
c) Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH)
2. Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining
Adapun jadwal kegiatan dan jenis
skrining/deteksi dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah
oleh tenaga kesehatan adalah sebagai berikut:

Jenis Deteksi Tumbuh Kembang yang harus dilakukan


Umur Deteksi
Anak Dini
Deteksi Dini
Penyimpa Deteksi Dini Penyimpangan
Penyimpangan
ngan Mental Emosional
Perkembangan
Pertumbuh
an
BB/ L KP T T KM CHAT* GPPH*
TB K SP D D ME
D L
0 √ √
bulan
3 √ √ √ √
bulan
6 √ √ √ √
bulan
9 √ √ √ √
bulan

46
12 √ √ √ √
bulan
15 √ √
bulan
18 √ √ √ √ √
bulan
21 √ √ √
bulan
24 √ √ √ √ √
bulan
30 √ √ √ √
bulan
36 √ √ √ √ √ √ √ √
bulan
42 √ √ √ √ √ √
bulan
48 √ √ √ √ √ √ √
bulan
54 √ √ √ √ √ √
bulan
60 √ √ √ √ √ √ √
bulan
66 √ √ √ √ √ √
bulan
72 √ √ √ √ √ √ √
bulan

Sumber : : Kemenkes R.I, 2012


Keterangan:
BB/T : Berat Badan/Tinggi Badan
B

47
LK : Lingkar Kepala
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDD : Tes Daya Dengar
TDL : Tes Daya Lihat
KMM : Kuesioner Mental Emosional
E
CHA : Checklist for Autism in Toddler
T
GPPH : Gangguan pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas

3. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan


Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa untuk
mengetahui adanya penyimpangan pertumbuhan,
parameter yang digunakan adalah Berat Badan
terhadap Tinggi Badan (BB/TB) dan Lingkar
Kepala Anak (LKA). Parameter tersebut
termasuk ukuran antropometri dan paling mudah
dilakukan di lapangan.
a. Pengukuran Berat Badan terhadap Tinggi
Badan
Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk
menentukan status gizi anak apakah tergolong
normal, kurus, kurus sekali, atau gemuk.
Parameter BB/TB ini untuk mengetahui

48
apakah proporsi anak tergolong normal. Berat
badan dan tinggi badan merupakan ukuran
antropometri yang paling sering digunakan
untuk pertumbuhan anak. Antropometri adalah
ukuran fisik seorang anak yang diukur dengan
menggunakan alat ukur tertentu seperti
timbangan dan pita pengukur (meteran).
1) Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran
antropometri yang terpenting untuk
mengetahui keadaan status gizi anak dan
untuk memeriksa kesehatan anak pada
kelompok umur, misalnya, apakah anak
dalam keadaan normal dan sehat.
Keuntungan lainnya adalah pengukurannya
mudah, sederhana dan murah. Oleh karena
itu, kegunaan BB adalah sebagai berikut.
a) Sebagai informasi tentang keadaan gizi
anak, pertumbuhan, dan kesehatannya.
b) Untuk monitoring kesehatan sehingga
dapat menentukan terapi apa yang sesuai
dengan kondisi anak

49
c) Sebagai dasar untuk menentukan dasar
perhitungan dosis obat ataupun diet yang
diperlukan untuk anak.
Meskipun berat badan merupakan
ukuran yang dianggap paling penting, tapi
mempunyai kelemahan, antara lain sebagai
berikut.
a) Tidak sensitif terhadap proporsi tubuh.
Pada anak yang mempunyai berat badan
yang sama, tetapi tinggi badan berbeda
akan terlihat postur tubuhnya berbeda.
Anak yang satu akan terlihat langsing,
anak lainnya kemungkinan terlihat
gemuk.
b) Terjadi perubahan secara fluktuasi setiap
hari yang masih dalam batas normal.
Perubahan ini dapat terjadi akibat
pengaruh masukan (intake), seperti
makanan/minuman dan keluaran
(output) seperti urine, keringat, dan
pernafasan. Besarnya fluktuasi
tergantung kelompok umur dan sangat
individual berkisar antara 100-200 g
sampai 500 – 1000 g (Soetjiningsih,
2002).
Pada usia beberapa hari, berat badan
akan mengalami penurunan yang sifatnya

50
normal yaitu sekitar 10% dari berat badan
lahir. Hal ini disebabkan keluarnya
mekonium dan air seni yang belum
diimbangi dengan asupan yang adekuat,
misalnya, produksi ASI yang belum lancar.
Umumnya, berat badan akan kembali
mencapai berat lahir pada hari kesepuluh.
Pada bayi sehat, kenaikan berat badan
normal pada triwulan I sekitar 700-1000
g/bulan, triwulan II sekitar 500 – 600
g/bulan, triwulan III sekitar 350 – 450
g/bulan, dan pada triwulan IV sekitar 250 –
350 g/bulan. Dari perkiraan tersebut, dapat
diketahui bahwa pada usia enam bulan
pertama berat badan akan bertambah sekitar
1 kg/bulan, enam bulan berikutnya ± 0,5
kg/bulan. Pada tahun kedua kenaikan ±
0,25 kg/bulan. Setelah dua tahun kenaikan
berat badan tidak tentu, yaitu sekita 2 – 3
kg/tahun. Pada tahap adolesens (masa

51
remaja) akan terjadi pertumbuhan berat
badan secara cepat (growth spurt).
Selain dengan perkiraan tersebut, dapat
juga memperkirakan berat badan (BB)
dengan menggunakan rumus atau pedoman
dari Behrman (1992) yang dikutip oleh
Rekawati dkk (2013), sebagai berikut.
a) Berat badan lahir rata – rata: 3,25 kg
b) Berat badan usi 3 – 12 bulan
menggunakan rumus:
c) Berat badan usia 1 – 6 tahun,
menggunakan rumus:

Keterangan: n adalah usia anak

Untuk menentukan umur anak dalam


bulan, bila lebih 15 hari dibulatkan ke atas,
sedangkan, kurang atau sama dengan 15

52
hari dihilangkan. Misalnya, ada bayi
berumur 5 bulan 25 hari, maka bayi
dianggap berumur 6 bulan berat badan bayi
diperkirakan 7,5 kg. Bila anak berumur 2
tahun 6 bulan, perkiraan berat badannya
adalah (2,5 tahun x 2 th) + 8 = 13 kg.
2) Pengukuran Berat Badan
Dalam menentukan pengukuran berat
badan anak, hal yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut:
a) Pengukuran dilakukan dengan memakai
alat timbangan yang telah ditera
(distandarisasi/kalibrasi) secara berkala.
Timbangan yang digunakan timbangan
bayi, timbangan injak atau dacin.
b) Untuk menimbang anak usia kurang dari
satu tahun, dilakukan dengan posisi
berbaring. Usia 1 – 2 tahun dilakukan
dengan posisi duduk dengan
menggunakan dacin. Lebih dari dua
tahun, penimbangan berat badan dapat
dilakukan dengan posisi berdiri.

53
Cara mengukur berat badan bayi
menggunakan timbangan bayi:
a) Letakan timbangan pada meja
b) Lihat posisi jarum atau angka harus
menunjuk ke angka 0.
c) Lepas pakaian bayi (bayi telanjang,
tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan)
d) Tidurkan bayi pada timbangan dengan
hati-hati.
e) Letakkan tangan petugas di atas tubuh
bayi (tidak menempel) untuk mencegah
bayi jatuh saat ditimbang.
f) Lihat jarum timbangan sampai berhenti
g) Tentukan hasil timbangan sesuai dengan
jarum penunjuk pada timbangan
h) Apabila bayi terus menerus bergerak,
perhatikan gerakan jarum dan baca
angka di tengah-tengah antara gerakan
jarum ke kanan dan ke kiri

54
Gambar 2.1 Pengukuran Berat Badan
Menggunakan Timbangan Bayi

Sedangkan cara pengukuran berat badan


anak adalah sebagai berikut.
a) Lepas pakaian yang tebal pada anak saat
pengukuran. Bila perlu, cukup pakaian
dalam saja.
b) Bila menggunakan timbangan dacin,
masukkan anak dalam gendongan, lalu
kaitkan gendongan ke timbangan.

55
Gambar 2.2 Pengukuran Berat Badan
Menggunakan Timbangan Dacin

c) Bila dengan berdiri, ajak anak untuk


berdiri di atas timbangan injak tanpa
dipegangi.
d) Letakkan tangan petugas di atas tubuh
bayi (tidak menempel) untuk mencegah
bayi jatuh saat ditimbang.
e) Tentukan hasil timbangan sesuai dengan
jarum penunjuk pada timbangan.
f) Bila anak tidak mau ditimbang, ibu
disarankan untuk menimbang berat
badannya lebih dulu. Kemudian anak
digendong oleh ibu dan ditimbang. Berat
badan anak adalah selisih antara berat

56
badan ibu bersama anak dengan berat
badan ibu. Untuk lebih jelasnya, dapat
dilihat rumus berikut.

BBanak=(BBibudananak)–BBibu

Selanjutnya tentukan posisi berat badan


anak sesuai dengan standar yang berlaku,
apakah anak normal, kurang atau buruk.
Untuk menentukan berat badan dapat juga
dengan melihat kurva KMS (Kartu Menuju
Sehat) apakah berada pada kurva warna
hijau, kuning atau merah.
3) Tinggi Badan
Ukuran antropometri yang terpenting
kedua adalah tinggi badan. Keuntungan
dari pengukuran tinggi badan ini adalah
alatnya murah, mudah dibuat, dan dibawa
sesuai keinginan tempat tinggi badan akan
diukur. Seperti terdapat pada tabel tinggi
badan dan berat badan, dengan mengetahui
tinggi badan dan berat badan anak dapat
diketahui keadaan status gizinya.

57
Sedangkan kerugiannya adalah perubahan
dan pertambahan tinggi badan relatif pelan
serta sukar pengukurannya karena terdapat
selisih nilai antara posisi pengukuran saat
berdiri dan saat tidur.
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2
tahun sering diistilahkan panjang badan.
Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-
rata +50 cm. Pada tahun pertama
pertambahannya 1,25 cm/bulan (1,5 x
panjang badan lahir). Penambahan tersebut
berangsur-angsur berkurang sampai usia 9
tahun yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru
pada masa pubertas ada peningkatan
pertumbuhan tinggi badan yang cukup
cepat yaitu pada wanita 5-25 cm/tahun
sedangkan laki-laki sekitar 10-30 cm/tahun.
Pertambahan tinggi badan akan berhenti
pada usia 18-20 tahun.
Seperti halnya berat badan, tinggi
badan juga dapat diperkirakan berdasarkan

58
rumus dari Behrman (1992), sebagai
berikut.
a) Perkiraan panjang lahir: 50 cm
b) Perkiraan panjang badan usia 1 tahun =
1,5 x Panjang Badan Lahir
c) Perkiraan tinggi badan usia 2 – 12 tahun
= (Umur x 6) + 77 = 6n + 77
Keterangan:
n adalah usia anak dalam tahun, bila usia
lebih enam bulan dibulatkan ke atas, bila
enam bulan atau kurang dihilangkan.
Atau berdasarkan potensi genetik TB akhir:

a. Wanita = ( TB ayah – 13 cm) + TB Ibu ±8,5

cm)

Pria = ( TB ibu – 13 cm) + TB ayah


±8,5 cm)
b.

59
4) Pengukuran Tinggi Badan
Untuk menentukan tinggi badan, cara
pengukurannya dikelompokkan menjadi
dua, yaitu dengan cara berbaring dan
berdiri. Pengukuran tinggi badan secara
berbaring untuk anak yang belum bisa
berdiri tegak. Biasanya untuk anak yang
berusia kurang dari dua tahun. Adapun cara
pengukurannya adalah sebagai berikut.
a) Siapkan papan atau meja pengukur. Bila
tidak ada, dapat digunakan pita
pengukur (meteran).
b) Baringkan anak terlentang tanpa bantal
(supinasi) luruskan lutut sampi menepel
meja (posisi ekstensi).
c) Luruskan bagian puncak kepala dan
bagian kaki (telapak kaki lurus dengan
meja pengukur), lalu ukur sesuai dengan
skala yang tertera.
d) Bila tidak ada papan pengukur, dapat
dengan cara memberi tanda pada tempat

60
tidur (tempat tidur harus rata/datar)
berupa titik atau garis pada bagian
puncak kepala dan bagian tumit bayi,
lalu ukur kedua tanda tersebut dengan
pita pengukur (meteran). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar 2.3.Cara Pengukuran Panjang Badan Bayi

Cara pengukuran tinggi badan dengan


cara berdiri yang biasanya untuk anak yang
berusia dua tahun atau lebih, sebagai
berikut:
a) Tingi badan diukur dengan posisi berdiri
tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan

61
bokong, punggung, dan bagian belakang
kepala berada dalam satu garis vertikal
dan menempel pada alat pengukur
b) Tentukan bagian atas kepala dan bagian
kaki dengan sebilah papan dengan posisi
horizontal dan bagian kaki, lalu ukur
sesuai dengan skala yang tertera. Untuk
lebih jelasnya, lihat gambar berikut

Gambar 2.4 Cara Pengukuran Tinggi Badan pada


Anak dengan Posisi Berdiri
Hasil pengukuran berat badan dan
tinggi badan anak sering digunakan untuk
menentukan status gizi anak. Kategori
status gizi anak dapat dilihat pada tabel

62
berat badan/ tinggi badan yang diterbitkan
oleh Direktorat Gizi Masyarakat (2002).
Kategori ini mengacu pada Standar Deviasi
(SD) sebagai berikut:
• -2 SD s/d + 2 SD : Normal
• -3 SD s/d < - 2 SD : Kurus/Wasted
• < - 3 SD : Sangat
kurus/severe wasted
• > + 2 SD s/d 3 SD : Gemuk
• > 3 SD : Gemuk sekali

5) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)


Pengukuran LKA bertujuan untuk
menaksir pertumbuhan otak. Pertumbuhan
ukuran kepala umumnya mengikuti
pertumbuhan otak, sehingga apabila ada
hambatan/gangguan pertumbuhan lingkar
kepala, pertumbuhan otak biasanya juga
terhambat. Berat otak janin saat kehamilan
20 minggu diperkirakan 100 gr, waktu lahir
sekitar 350 gram, pada usia 1 tahun hampir
mencapai 3 kali lipat yaitu 925 gram atau

63
mencapai 75% dari berat seluruhnya. Pada
usia 3 tahun sekitar 1100 gr dan pada 6
tahun pertumbuhan otak telah mencapai
90% (1260 gr). Pada usia dewasa, berat
otak mencapai 1400 gr.
Secara normal, pertambahan ukuran
lingkaran kepala setiap tahap relatif
konstan. Saat lahir, ukuran lingkar kepala
normalnya 34-35 cm. kemudian bertambah
± 0,5 cm/bulan pada bulan pertama
ataumenjadi 44 cm. Pada 6 bulan pertama,
pertumbuhan kepala paling cepat,
kemudian tahun-tahun pertama lingkat
kepala bertambahnya tidak lebih dari 5
cm/tahun. Pada dua tahun pertama,
pertumbuhan otak relatif pesat, dan setelah
itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala
hanya bertambah ± 10 cm.
Jadwal pengukuran disesuaikan dengan
umur anak. Umur 0 – 11 bulan, pengukuran
dilakukan setiap bulan. Pada anak yang

64
lebih besar, umur 12 – 72 bulan,
pengukuran dilakukan setiap enam bulan.
Pengukuran dan penilaian lingkar kepala
anak dilakukan oleh tenaga yang kesehatan
terlatih.
Cara mengukur lingkaran kepala.
a) Siapkan pita pengukur (meteran)
b) Lingkarkan pita pengukur pada kepala anak
melewati dahi (daerah glabela/ frontalis),
menutupi alis mata, diatas telinga dan bagian
belakang kepala yang menonjol, tarik agak
kencang.
c) Kemudian baca angka pada pertemuan
dengan angka 0.
d) Tanyakan tanggal lahir bayi / anak, hitung
umur bayi /anak.
e) Hasil pengukuran dicatat pada grafik
lingkaran kepala menurut umur dan jenis
kelamin anak
f) Buat garis yang menghubungkan antara
ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang

65
Gambar2.5 Cara Mengkur Lingkar Kepala Bayi

Pertambahan yang relatif konstan juga dapat


diketahui dari proporsi besar kepala dengan panjang
badan. Saat lahir kepala berukuran seperempat (¼)
bagian dari panjang badan dan setelah dewasa besar
kepala hanya seperdelapan (1/8) dari panjang badan.
Oleh karena itu lingkar kepala ini hanya efektif pada
6 bulan pertama sampai umur 2-3 tahun, kecuali
pada keadaan tertentu seperti bentuk kepala yang
besar pada anak yang menderita Hidrocephalus.
Pengukuran lingkar kepala jarang dilakukan
pada balita kecuali jika ada kecurigaan pertumbuhan
kepala yang tidak normal. Cara yang mudah untuk
mengetahui pertumbuhan lingkar kepala adalah
dengan melihat kurva lingkar kepala pada Kartu
Tumbuh Kembang Anak. kurva ini dibedakan antara

66
anak perempuan dan anak laki-laki. Kurva lingkar
kepala anak perempuan dan anak laki-laki dapat
dilihat berikut ini.

Gambar2.6 KurvaLingkar Kepala Anak


Perempuan dan Laki-laki

Dari kurva tersebut tergambar dua daerah yaitu


dalam kurva yang berwarna hijau dan luar kurva yang
dibatasi oleh kedua garis putus-putus. Hasil
pengukuran, dapat diinterpretasikan sebagi berikut:
a. Lingkar kepala normal jika ukuran lingkar
kepala berada diantara kedua garis putusputus
atau di dalam jalur hijau.
b. Lingkar kepala tidak normal apabila ukuran
lingkar kepala berada di atas atau di bawah

67
kedua garis putus-putus atau di luar garis hijau.
Untuk itu anak perlu dirujuk untuk
mendapatkan pemeriksaan selajutnya.
4. Deteksi Penyimpangan Perkembangan
Deteksi dini penyimpangan perkembangan
untuk mengetahui gangguan perkembangan anak
(keterlambatan), gangguan daya lihat dan gangguan
daya dengar. Upaya deteksi dini perkembangan di
tingkat puskesmas, jenis instrumen yang digunakan
adalah:
a. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
b. Tes Daya Lihat (TDL)
c. Tes Daya Dengan Anak (TDD)
Deteksi perkembangan dengan menggunakan
instrumen KPSP, TDL dan TDD dapat dilakukan
oleh semua tenaga kesehatan dan guru TK terlatih.
Bahkan keluarga dan masyarakat bisa melakukan
upaya deteksi perkembangan dengan menggunakan
Buku KIA
Selain itu ada instrumen yang juga sudah luas
pemakaiannya yaitu Denver Developmenttal Scining
Test (DDST). DDST mudah dan cepat

68
penggunaannya, serta mempunyai validitas yang
tinggi yang sering digunakan di klinik/rumah sakit
bagian tumbuh kembang anak.
Berikut ini akan dijelaskan masing-masing tes
yaitu KPSP, TDL, TDD dan DDST.
1) Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
KPSP merupakan skrining pendahuluan untuk
menilai perkembangan anak usia 0-72 bulan. Daftar
pertanyaan singkat yang ditujukan pada orang tua.
KPSP adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang
ditujukan kepada orang tua. Skrining/pemeriksaan
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru
TK/PAUD terlatih.
Alat yang digunakan untuk pemeriksaan adalah
formulir KPSP sesuai umur dan alat untuk
pemeriksaan yang berupa pensil, kertas, bola sebesar
bola tenis, kerincingan, kubus berukuran 2,5 cm
sebanyak 8 buah, kismis, kacang tanah dan potongan
biscuit. Usia ditetapkan menurut tahun dan bulan.
Kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.

69
Daftar pertanyaan KPSP berjumlah sepuluh
nomor yang dibagi menjadi dua, yaitu pertanyaan
yang harus dijawab oleh orangtua/pengasuh dan
perintah yang harus dilakukan sesuai dengan
pertanyaan KPSP. Pertanyaan dalam KPSP harus
dijawab “ya” atau “tidak” oleh orangtua.
Cara menggunakan KPSP:
a) Pada waktu pemeriksaan /skrining, anak harus
dibawa
b) Tentukan umur anak dengan menanyakan
tanggal, bulan dan tahun anak lahir.
c) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP
yang sesuai dengan umur anak.
d) Daftar pertanyaan KPSP berjumlah sepuluh
nomor yang dibagi menjadi dua, yaitu
pertanyaan yang harus dijawab oleh
orangtua/pengasuh dan perintah yang harus
dilakukan sesuai dengan pertanyaan KPSP.
e) Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu
atau takut menjawab. Oleh karena itu pastikan
orang tua/pengasuh mengerti apa yang
ditanyakan kepadanya.

70
f) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan,
satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1
jawaban Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut
pada formulir.
g) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah
orangtua/pengasuh menjawab pertanyaan
sebelumnya.
h) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah
dijawab.

Interprestasi hasil pemeriksan KPSP adalah


sebagai berikut:
a. Bila jawaban “ya” berjumlah 9-10 berarti
perkembangan anak normal sesuai dengan
tahapan perkembangan
b. Bila jawaban ‘ya” kurang dari 9, maka perlu
diteliti tentang:
1) Cara menghitung usia dan kelompok
pertanyaannya apakah sudah sesuai
2) Kesesuaian jawaban orangtua dengan
maksud pertanyaan

71
Apabila ada kesalahan , maka pemeriksan harus
diulang
c. Bila setelah diteliti jawaban “ya” berjumlah 7-
8, berarti perkembangan anak meragukan dan
perlu pemeriksan ulang 2 minggu kemudian
dengan pertanyaan yang sama. Jika jawaban
tetap sama maka kemungkinan ada
penyimpangan.
d. Bila jawaban berjumlah “ya” berjumlah 6 atau
kurang, kemungkinan ada penyimpangan dan
anak perlu dirujuk ke rumah sakit untuk
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
2) Test Daya Lihat (TDL)
Tes ini untuk memeriksa ketajaman daya lihat
serta kelainan mata pada anak berusia 3-6 tahun yang
dilakukan setiap enam bulan. Tujuan tes ini untuk
mendeteksi adanya kelainan daya lihat pada anak usia
prasekolah secara dini, sehingga jika ada
penyimpangan dapat segera ditangani.
Cara melakukan tes daya lihat:
a) Pilih ruangan dengan penyinaran yang baik,
bersih, tenang

72
b) Gantungkan ’kartu E’ yang setinggi mata anak
posisi duduk.
c) Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari kartu
“E” untuk duduk anak.
d) Letakkan sebuah kursi lainnya di samping
poster “E” untuk pemeriksa
e) Pemeriksa memberikan kartu “E” kepada anak.
Latih anak dalam mengarahkan kartu ‘E’
menghadap ke atas, bawah, kiri dan kanan
sesuai yang ditunjuk pada poster “E”oleh
pemeriksa.
f) Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada
poster, satu persatu mulai baris pertama huruf
“E “berukuran paling besar sampai baris
keempat atau baris ”E” terkecil yang masih
dapat dilihat.
g) Puji anak jika bisa mencocokan posisi kartu “E”
yang dipegangnya dengan huruf pada kartu “E”
pada poster.
h) Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya
dengan cara yang sama.

73
Interpretasi hasil pemeriksaan daya lihat:
Secara normal anak dapat melihat huruf E pada
baris ketiga. Apabila pada baris ketiga, anak tidak
dapat melihat maka perlu dirujuk untuk mendapatkan
pemeriksaan lebih lanjut.Selain tes daya lihat, anak
juga perlu diperiksakan kesehatan matanya. Perlu
ditanyakan dan diperiksa adakah hal sebagai berikut :
a) keluhan seperti mata gatal, panas, penglihatan
kabur atau pusing
b) perilaku seperti sering menggosok mata,
membaca terlalu dekat, sering
mengkedipkedipkan mata
c) kelainan mata seperti bercak bitot, juling, mata
merah dan keluar air

Intervensi
Apabila ditemukan satu kelainan atau lebih
pada mata anak, minta anak datang lagi untuk
pemeriksaan ulang dan jika hasil pemeriksaan anak
tidak dapat melihat sampai baris yang sama maka
anak tersebut perlu dirujuk ke rumah sakit dengan

74
menuliskan mata yang mengalami gangguan ( kanan,
kiri atau keduanya).

3) Test Daya Dengar (TDD)


Anak tidak dapat belajar berbicara atau
mengikuti pelajaran sekolah dengan baik tanpa
pendengaran yang baik. Oleh karena itu perlu deteksi
dini fungsi pendengaran. Tujuan TDD adalah untuk
menemukan gangguan pendengaran secara dini, agar
dapat segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan
kemampuan daya dengar dan bicara anak.
TDD dapat dilakukan setiap 3 bulan pada bayi
usia < 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak oleh
tenaga kesehatan, guru TK/PAUD terlatih. Peralatan
yang diperlukan adalah instrumen untuk TDD sesuai
usia anak, gambar binatang (ayam, anjing, kucing),
manusia dan mainan(boneka, kubus, sendok, cangkir
dan bola).
Tes Daya Dengar ini berupa pertanyaan-
pertanyaan yang disesuaikan dengan kelompok usia

75
anak. Jawaban ‘ya’ jika menurut orang tua/pengasuh,
anak dapat melakukan perintah dan jawaban ‘tidak’
jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan
perintah. Jika anak dibawah 12 bulan, pertanyaan
ditujukan untuk kemampuan 1 bulan terakhir. Setiap
pertanyaan perlu dijawab ‘ya.’ Apabila ada satu atau
lebih jawaban ‘tidak’, berarti pendengaran anak tidak
normal, sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut.

4) Denver Developmenttal Scining Test (DDST).


DDST merupakan salah satu metode skrining
terhadap kelainan perkembangan anak usia1 bulan
sampai 6 tahun. Pelaksanaan DDST tergolog cepat
dan mudah serta mempunyai validitas yang tinggi.
DDST bukan untuk mendiagnosa atau untuk test
kecerdasan (IQ). Perkembangan yang dinilai meliputi
perkembangan personal sosial, motorik halus bahasa
dan motorik kasar.
Untuk melaksanakan DDST diperlukan ruangan
yang bersih dan tenang. Adapun peralatan yang
diperlukan adalah: 1) Meja tulis dengan kursinya, dan

76
matras 2) Perlengkapan test : o Gulungan benang
wool-merah (diameter 10 cm)
o Kismis
o Kerincingan dengan gagang
yang kecil
o 10 buah kubus berwarna, 2,5
x 2,5 cm
o Botol kaca kecil dengan
diameter lubang 1,5 cm
o Bel kecil o Bola tenis o
Pensil merah
o Boneka kecil dengan botol
susu o Cangkir plastik
dengan gagang/ pegangan
o Kertas kosong 3)
Formulir denver II a. Berisi:
- 125 gugus tugas perkembangan disusun
menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi
berikut : Personal sosial, Fine motor
adaptive, Language, Gross motor
- Skala umur, bagian atas formulir terbagi
dalam bulan dan tahun lahir, sampai
berusia 6 tahun

77
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah

- Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan (untuk usia kurang 24 bulan),
dan mewakili 3 bln (untuk anak diatas 2 tahun sampai 6 tahun).
- Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas
kemampuan perkembangan, 25%, 50%, 75% dan 90% dari populasi anak lulus
tugas perkembangan tersebut.

- Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung kotak
sebelah kiri. R (report) = L (laporan)  bisa berdasarkan laporan ortu  bila
mungkin penilai dapat menilai langsung.
5) Langkah Pelaksanaan
a. Sapa ortu/ pengasuh
b. Jelaskan tujuan
c. Jalin komunikasi yang baik dengan anak
d. Hitung umur anak dan buat garis umur
- Catat nama anak, tanggal lahir, tanggal pemeriksaan
- Umur anak dihitung dengan cara: tanggal pemeriksaan saat ini dikurangi
tanggal lahir, dengan ketentuan :
• 1 tahun : 12 bulan
• 1 bulan : 30 hari
• 1 minggu : 7 hari (> 15 hari dibulatkan 1 bln, ≤ 15 hr dihilangkan)
Contoh:
a. Anak A lahir pada tanggal 12 Mei 2014. Tanggal pemeriksaan 9 April 2015. Maka usia
saat pemeriksaan adalah:
Tanggal periksa : 2015- 4- 9
Tangal lahir : 2014 - 5 - 12
Umur anak A adalah = 0 thn - 10 bln - 27 hari dan dibulatkan menjadi 11bulan
b. Bila anak lahir prematur, koreksi faktor prematuritas  bila umur < 2 tahun
Misal : anak B tanggal lahir 2 Januari 2014. Anak lahir prematur 3 minggu.
Tanggal pemeriksaan 25 Februari 2015 maka usia anak saat ini adalah :
Tanggal periksa : 2015–2 – 25
Tanggal lahir : 2014– 1 – 2
Umur anak B : 1 thn - 1bln - 23 hari. Karena anak lahir prematur dan berusia
dibawah 2 tahun, maka perlu dikoreksi sbb:

78
1– 1– 23
21(masih perlu 3 minggu untuk menjadi aterm. 3 mgg = 21hari)
1 thn – 1 bln – 2 hari. Maka umur anak saat pemeriksaan adalah 1 tahun lebih 1
bulan..
c. Tarik garis umur dari garis atas ke bawah dan cantumkan tgl pemeriksaan pada ujung
atas garis umur

9 12
6

d. Lakukan pemeriksaan tiap tugas perkembangan untuk tiap sektor.


Dimulai dari sektor dan tugas yang paling mudah di sebelah kiri garis, terpotong,bila
mungkin ke sebelah kanan kemudian beri skor penilaian
P : Pass/ lulus
F : Fail/ gagal
R : Refusal/ menolak

Interpretasi
1) Lebih (advanced)
Bilamana lulus/ lewat pada ujicoba  di sebelah kanan garis umur
2) Normal
a) Bila gagal/ menolak melakukan tugas perkembangan di sebelah kanan garis umur
b) Atau Lulus (P) / Gagal (F) / Menolak (R) pada tugas perkembangan dimana garis
umur terletak antara persentil 25 – 75
3) Caution/peringatan
Gagal/Menolak tugas perkembangan  persentil 75 – 90
4) Delayed/keterlambatan
a) Gagal (F) atau menolak (R)  terletak lengkap di sebelah kiri garis umur
5) No opportunity/tidak ada kesempatan
a) Dari laporan ortu  anak tidak ada kesempatan melakukan
b) Hasil tidak masuk dalam kesimpulan

Langkah Mengambil Kesimpulan

79
1) Normal jika
a) Tidak ada keterlambatan/minimal paling banyak 1 caution
b) Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya
2) Suspect/suspekjika
a) Ada ≥ 2 caution dan atau ≥ 1 keterlambatan
b) Lakukan uji ulang dalam 1 - 2 minggu
3) Untestable/tidak dapat diuji
a) Ada skor menolak pada ≥ 1 ujicoba di sebelah kiri garis umur
b) Uji ulang 1 - 2 minggu
4) Abnormal
a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan pada 2 sektor atau lebih
b) Bila dalam 1 sektor didapatkan 2 atau lebih keterlambatan ditambah 1 sektor atau
lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor tersebut, tidak ada yang lulus pada
kotak yang terpotong garis usia
6) Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autism, dan gangguan
pemusatan perhatian, serta hiperaktivitas pada anak agar segera dapat dilakukan intervensi.
Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui, intervensi akan lebih sulit dan
berpengaruh pada tumbuh kembang.
1) Deteksi Dini Masalah Mental Emosional pada Anak Prasekolah
• Tujuan pemeriksaan adalah untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/
masalah mental emosional pada anak prasekolah.
• Jadwal deteksi masalah mental emosional sebaiknya rutin setiap enam bulan pada
anak anak umur 36 bulan sampai dengan 72 bulan.
• Instrumen yang digunakan adalah KMME (Kuesioner Masalah Mental Emosional).
Kuesioner berisi 12 pertanyaan untuk mengenal masalah mental emosional anak usia
36 – 72 bulan. (Kuesioner bisa dilihat pada lampiran)
• Cara melakukan:
a) Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu
perilaku yang tertulis pada KMME, kepada orang tua/pengasuh.
b) Catat jawaban “Ya”, kemudian hitung jumlah jawaban “Ya”
• Interprestasi
Jika ada jawaban “Ya”, maka kemungkinan anak mengalami masalah mental
emosional

80
• Intervensi
a) Apabila jawaban “Ya” hanya 1 (satu)
- Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan buku Pedoman Pola Asuh
yang mendukung perkembangan anak
- Lakukan evaluasi perkembangan anak.usia setelah 3 bulan, apabila tidak ada
perubahan rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh
anak
b) Apabila jawaban “Ya” ditemukan 2 (dua) atau lebih
Rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang
anak. Rujukan harus disertai informasi mengenai jumlah dan masalah mental
emosional yang ditemukan.
2) Deteksi Dini Autis pada Anak Prasekolah
Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak usia 18 – 36 bulan.
Deteksi dilakukan jika ada indikasi atau keluhan dari orang tua/pengasuh atau ada
kecurigaan dari tenaga kesehatan, kader, atau guru sekolah. Keluhan dapat berupa
keterlambatan berbicara, gangguan komunikasi/interaksi sosial, atau perilaku yang
berulangulang.
1) Alat atau instrument yang digunakan untuk mendeteksinya adalah CHAT (Checklist
for Autism in Toddlers) yang berisi 2 jenis pertanyaan yaitu:
- Ada 9 pertanyaan yang harus dijawab oleh ortu / pengasuh secara berurutan dan
tidak ragu- ragu atau takut menjawab
- Ada 5 pertanyaan berupa pengamatan/perintah bagi anak yang harus dilakukan
secara berurutan seperti yang tertulis pada CHAT
-
2) Cara pelaksanaan
a) Ajukan pertanyaandengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang
tertulis pada CHAT kepada orangtua atau pengasuhanak.
b) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas pada CHAT.
c) Catat jawaban orang tua/ pengasuh anak dan kesimpulan hasil pengamatan
kemampuan anak.

Gambar2.7 Cara memeriksa Autis


81
3) Interpretasi
a) Anak mempunyai risiko tinggi Autism jika menjawab “Tidak” pada pertanyaan
A5 dan A7 serta tidak melaksanakan perintah B2, B3 dan B4.
b) Anak mempunyai risiko rendah menderita autis jika menjawab “Tidak” pada
pertanyaan A7serta tidak melaksanakan perintah B4.
c) Anak kemungkinan mengalami gangguan perkembangan lain jika jawaban
“Tidak” jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyan ke 1,4,6,8,9(A1,A4, A6, A8, A9)
dan perintah B1 dan B5.
d) Anak dalam batas normal bila tidak termasuk kategori diatas.
4) Intervensi
Apabila anak berisiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan
perkembangan, rujuk ke rumah sakit sakit yang memiliki fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh anak
3) Deteksi Dini gangguan pemusatan Perhatian dan HIperaktivitas (GPPH) pada anak
Prasekolah
Deteksi GPPH dilakukan pada anak usia 36 bulan keatas dan atas indikasi atau jika
ada keluhan dari orang tua/pengasuh, serta ada kecurigaan dari tenaga kesehatan/kader.
Keluhan dapat berupa:
a. Anak tidak bisa duduk tenang
b. Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
c. Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsive
Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini GPPH yang berisi 10 pertanyaan
yang harus dijawab oleh orangtua/pengasuh dan perlu pengamatan pemeriksa tentang
keadaan anak. Berikut ini adalah tabel Formulir Deteksi Dini GPPH.

Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH:


a) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis
pada formulir deteksi GPPH. Jelaskan kepada orang tua/pengasuh anak untuk tidak ragu-
ragu dan takut menjawab.
b) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan.
c) Keadaaan yang ditanyakan/diamati pada anak dimanapun anak berada (misal: di rumah,
sekolah dll) dan setiap saat dan ketika anak dengan siapa saja.
d) Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan pemeriksaan. Teliti
kembali apakah semua pertanyaan telah terjawab.
Interpretasi:

82
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan bobot nilai berikut dan
jumlahkan nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total.
Ketentuan bobot nilai sebagai berikut:
a. Skore 0 jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.
b. Skore 1 jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
c. Skore 2 jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.
d. Skore 3 jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
Jika total skore 13 atau lebih, kemungkinan anak mengalami GPPH. Jika total skore
kurang 13 tetapi ragu, jadwalkan pemeriksaan, jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan
kemudian.
Intervensi dan Rujukan Dini Tumbuh Kembang Anak
Penyimpangan/ gangguan perkembangan pada anak dipengaruhi oleh banyak faktor
diantaranya lingkungan sekitar anak yang juga tingkat kesehatan dan status gizi disamping
pengaruh lingkungan sekitar anak yang juga merupakan salah satu faktor dominan.
Apabila anak usia 0 – 5 tahun kurang mendapat stimulasi dan memperlihatkan gejala
yang mengarah kemungkinan ada penyimpangan dan jika anak tersebut dilakukan
intervensi dini secara benar dan intensif maka sebagian besar gejala penyimpangan dapat
diatasi dan anak akan tumbuh dan berkembang normal seperti anak sebaya lainnyauntuk
mengkoreksi, memperbaiki dan mengatasi masalah atau penyimpangan perkembangan
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya.
Tujuan intervensi dan rujukan dini perkembangan anak adalah untuk mengkoreksi,
memperbaiki dan mengatasi masalah atau penyimpangan perkembangan sehingga anak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya.
Lima tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan ‘jendela kesempatan” dan
“masa keemasan” bagi orang tua dan keluarganya dalam meletakkan dasar-dasar kesehatan
fisik dan mental, kemampuan penalaran, pengembangan kepribadian anak, kemandirian
dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sosial budayanya. Apabila anak terlambat
diketahui atau terlambat dilakukan tindakan koreksi maka intervensinya akan lebih sulit
dan hal ini akan berpengaruh pada kehidupan dan keberhasilannya.
a) Intervensi dini penyimpangan perkembangan anak
Intervensi dini penyimpangan perkembangan merupakan tindakan tertentu pada anak
mengalami penyimpangan perkembangan dan tidak sesuai dengan umurnya.
Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan anak
yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan
kemandirian anak.

83
Tindakan intervensi dini berupa stimulasi perkembangan terarah yang dilakukan secara
intensif di rumah selama 2 minggu, yang diikuti dengan evaluasi hasil intervensi
stimulasi perkembangan.
b) Rujukan dini penyimpangan perkembangan anak
Rujukan diperlukan jika masalah/penyimpangan perkembangan anak tidak dapat
ditangani meskipun sudah dilakukan tindakan intervensi dini. Rujukan penyimpangan
tumbuh kembang anak dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:.
• Tingkat keluarga dan masyarakat.
Keluarga dan masyarakat (orangtua, anggota keluarga lainnya dan kader) dianjurkan
untuk membawa anaknya ke tenaga kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. Orang
tua perlu diingatkan untuk membawa catatan pemantauan tumbuh kembang yang ada
di dalam Buku KIA.
• Tingkat Puskesmas
Pada rujukan dini, bidan dan perawat di Posyandu, Polindes, Pustu termasuk
Puskeling melakukan tindakan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sesuai
standar pelayanan yang terdapat pada buku pedoman
Bila kasus penyimpangan tersebut ternyata memerlukan penanganan lanjut maka
dilakukan rujukan ke tenaga medis yang ada di Puskesmas (bidan, perawat,
nutrisionis dan tenaga kesehatan terlatih).
• Tingkat Rumah Sakit Rujukan Puskesmas
Bila kasus penyimpangan tidak dapat ditangani di Puskesmas atau memerlukan
tindakan khusus maka perlu dirujuk ke Rumah sakit Kabupaten (tingkat rujukan
primer) yang mempunyai fasilitas klinik tumbuh kembang anak dengan dokter
spesialis anak, ahli gizi serta laboratorium/pemeriksaan penunjang diagnostik. Rumah
Sakit Provinsi sebagai tempat rujukan skunder diharapkan memiliki klinik tumbuh
kembang anak yang didukung oleh tim dokter spesialis anak, kesehatan jiwa,
kesehatan mata, THT (Telinga Hidung Tenggorokan), rehabilitasi medik, fisioterapi,
terapi bicara dan sebagainya.

84
ALUR RUJUKAN DINI

Anak0– 6tahun

DeteksiDiniTumbuhKembang

SesuaiMeragukanPenyimpangan

Stimulasi
Rutin
dirumahTk.Puskesmas&
jaringannya:
TindakanIntervensi-Bidan
2minggu-Perawat

EvaluasiHasilIntervensi
Setelah2minggu

SesuaiMeragukanPenyimpanganTk.Puskesmas&
Jaringannya:
- Dokter
- Bidan
- Perawat
- Nutrisionist
- Nakeslainterlatih
TindakanIntervensi
2Minggu

EvaluasiHasilIntervensi
Setelah2minggu

SesuaiMeragukanPenyimpanganTkRSRujukan
KlinikTumbuhkembang
Timdokterspesialis
Rujukkekliniktumbuh
KembangRSuntukNutrisionis
PenangananspesialisLaboratorium
Pemeriksaanpenunjang

LATIHAN

Untuk membantu meningkatkan pemahaman saudara tentang deteksi dini dan


perkembangan, maka lakukan latihan berikut!
1. Jelaskan jenis dan jadual deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, perkembangan
dan mental emosional!
2. Jelaskan cara deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan!
85
3. Jelaskan alur rujukan dini penyimpangan perkembangan anak!

Petunjuk Jawaban latihan


Latihan soal tersebut di atas dapat dijawab, apabila Anda baca kembali uraian
tentang:
1. Jenis dan jadual deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, perkembangan, dan mental
emosional
2. Cara deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan
3. Alur rujukan dini penyimpangan perkembangan anak
RINGKASAN

Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak perlu dilakukan sedini mungkin,


sehingga apabila diketemukan ada gangguan pada anak dapat segera ditangani. Selain itu,
juga untuk meminimalkan atau mencegah kecacatan yang mungkin terjadi. Untuk itu,
selaku petugas kesehatan (bidan atau perawat) diharapkan dapat melakukan deteksi dini
pertumbuhan dan perkembangan anak dan mampu memberikan penyuluhan kepada
orangtua tentang keadaan anaknya.Anak dikatakan tumbuh kembangnya normal jika
berada pada standar yang telah berlaku. Untuk itu pertumbuhan dan perkembangan
mempunyai parameter masing-masing yang hendaknya dapat dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan.

TES 2

Pilih satu jawaban yang paling tepat !


1. Kenaikan berat badan rata-rata pada bayi sehat usia 3 bulan pertama berkisar
antara.....
A. 700-1000 gram/bulan
B. 500-600 gram/bulan
C. 350-400 gram/bulan
D. 250-350 gram/bulan

86
2. DDST (Denver Developmenttal Scining Test) merupakan metode skrining untuk
menilai perkembangan anak usia.... A. 0 sampai 72 bulan
B. 1 bulan sampai 6 tahun
C. 2 bulan sampai 5 tahun
D. 2 bulan sampai 6 tahun

3. Sebelum melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak, petugas perlu menghitung
umur anak. Jika seorang anak diperiksa pada 12 Oktober 2013 dan lahir pada 11
Agustus 2008, maka usia anak tersebut saat dilakukan pemeriksaan adalah….
A. 5 tahun
B. 4 tahun 2 bulan C. 5 tahun 2 bulan
D. 5 tahun 3 bulan

4. Hasil pemeriksaan KPSP (Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan)didapatkan


jawaban ya sebanyak 9, artinya pekembangan anak adalah....
A. Meragukan
B. Sesuai umur anak
C. Terdapat penyimpangan
D. Memerlukan pemeriksaan lebih lanjut

5. Jika anda melakukan pemeriksaan (TDL) Tes Daya Lihat, jarak yang tepat antara
‘kartu E’ dengan anak adalah....
A. 1 meter B. 2 meter
C. 3 meter
D. 4 meter

Glosarium

Autism : suatu gangguan perkembangan yang kompleks


menyangkut komunikasi,interaksi sosial dan aktivitas imajinasi

87
Club foot : suatu cacat lahir bawaan yang memperlihatkan adanya posisi kaki yang
membengkok kebawah dan memutar kedalam
Flexibel : mudah menyesuaikan, mudah diatur
Milestone : pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak berbeda-beda, tetapi ada
patokan umur tertentu untuk mencpai kemampuan tersebut
Skrining : pemeriksaan, pengidentifikasian orang yan berisiko tinggi terhadap penyakit

Daftar Pustaka

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Edisi Pertama.
Jakarta: Sagung Seto.
Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
Kemenkes RI. 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dana Anak.Jakarta: Pusdikaltnakes.
Soetjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang Anak Bab Penilaian Pertumbuhan dan
Perkembangan. FK UniversitasUdayana. Bali: EGC.
Susilaningrum R dkk. 2013. Asuhan Keperawatan pada Bayi dan Anak (untuk Perawat
dan Bidan) Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Whaley, L.F. and Wong, D.L. 1998: Essential of Pediatric Nursing, 4th.
Edition.Philadelphia : CV. Mosby Co.

BAB II
DETEKSI DINI PERTUMBUHAN PADA NEONATUS, BAYI DAN
BALITA

ROSMIATI, S.ST., M.Kes

PENDAHULUAN

88
Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas sumber daya manusia di masa yang
akan datang. Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Deteksi
tumbuh kembang pada masa bayi dan anak merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas anak dan merupakan salah satu program dari Kemenkes R.I. Dengan ditemukan
secara dini adanya penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka tenaga
kesehatan mempunyai waktu dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang tepat terutama
ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Skrining awal, deteksi tumbuh kembang dapat
dilakukan oleh petugas kesehatan yang berada di Puskesmas atau lapangan dengan
menggunakan Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang
Anak.
Setelah anda mempraktikkan materi dalam bab ini dengan sunggguh-sungguh, di akhir
pembelajaran Anda diharapkan dapat: mempraktikkan menimbang berat badan,
mempraktikkan mengukur tinggi badan dan mempraktikan mengukur lingkar kepala dengan
benar.

URUTAN UNIT PRAKTIKUM

Dalam membantu proses belajar mandiri, materi dalam bab ini dikemas dalam 3 (tiga)
topik, yaitu:
Topik 1 : Menimbang Berat Badan.
Topik 2 : Mengukur Tinggi Badan.
Topik 3 : Mengukur Lingkar Kepala.

Kami mengharapkan Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan praktikum dalam bab
ini dengan baik. SELAMAT BELAJAR DAN SEMOGA SUKSES !

Topik 1
Menimbang Berat Badan

Salam sejahtera, kiranya Tuhan melimpahkan rahmatNya untuk kita semua, Aamiin.
Sebelum kita melakukan praktik, marilah kita pelajari kembali tentang materi pada topik 1

89
yaitu menimbang berat badan, hal ini untuk mengingatkan anda terhadap materi yang telah
disampaikan sebelumnya.
A. MENIMBANG BERAT BADAN
Pengukuran Berat Badan bertujuan untuk menentukan status gizi anak apakah
tergolong normal, kurus, kurus sekali, gemuk atau gemuk sekali. Jadwal pengukuran
BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita. Pengukuran dan
penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan dalam menentukan
pengukuran berat badan anak. Hal yang perlu diperhatikan antara lain pengukuran
dilakukan dengan memakai alat timbangan yang telah ditera (distandarisasi/kalibrasi)
secara berkala dan timbangan yang digunakan adalah timbangan bayi, timbangan injak atau
dacin. Untuk menimbang anak usia kurang dari satu tahun, dilakukan dengan posisi
berbaring. Usia 1-2 tahun dilakukan dengan posisi duduk dengan menggunakan dacin.
Lebih dari dua tahun, penimbangan berat badan dapat dilakukan dengan posisi berdiri.
Pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan I sekitar 700-1000
g/bulan, triwulan II sekitar 500-600 g/bulan, triwulan III sekitar 350-450 g/bulan, dan pada
triwulan IV sekitar 250-350 g/bulan. Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada
usia enam bulan pertama berat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, enam bulan
berikutnya ±0,5 kg/bulan. Pada tahun ke dua kenaikan ± 0,25 kg/bulan. Setelah dua tahun
kenaikan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2-3 kg/tahun. Pada tahap adolesens (masa
remaja) akan terjadi pertumbuhan berat badan secara cepat.
Selain itu dapat juga memperkirakan berat badan (BB) dengan menggunakan rumus
atau pedoman dari Behrman (1992) yang dikutip oleh Rekawati dkk (2013), sebagai
berikut.
1. Berat badan lahir rata-rata: 3,25 kg
2. Berat badan usia 3-12 bulan menggunakan rumus:

Umur ( bulan ) + 9 = n+9


2 2
Untuk menentukan umur anak dalam bulan, bila lebih 15 hari dibulatkan ke atas,
sedangkan, kurang atau sama dengan 15 hari dihilangkan. Misalnya, ada bayi berumur 5
bulan 25 hari, maka bayi dianggap berumur 6 bulan berat badan bayi diperkirakan 7,5 kg.
Bila anak berumur 2 tahun 6 bulan, perkiraan berat badannya adalah (2,5 tahun x 2 th) + 8
= 13 kg.

90
B. PRAKTIKUM MENIMBANG BERAT BADAN

PERSIAPAN

Sebelum melaksanakan praktikum mahasiswa harus mempersiapkan alat yang


diperlukan, pasien, Buku KIA/buku catatan.
1. Persiapan Alat
a. Timbangan bayi.
b. Meja.
c. Timbangan dacin.
d. Buku catatan.
2. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan kepada ibu/orangtua tentang tindakan yang akan dilakukan.

PELAKSANAAN

Langkah-langkah pelaksanaan menimbang berat badan


1. Letakan timbangan pada meja.
2. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.
3. Lepas pakaian bayi (bayi telanjang, tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan).
4. Tidurkan bayi pada timbangan dengan hati-hati.
5. Letakkan tangan petugas di atas tubuh bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi
jatuh saat ditimbang.
6. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
7. Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan.
8. Apabila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum dan baca angka di
tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

Gambar 6.1 Pengukuran Berat Badan menggunakan Timbangan Bayi


Sedangkan cara pengukuran berat badan anak adalah sebagai berikut.

91
1. Lepas pakaian yang tebal pada anak saat pengukuran. Bila perlu, cukup pakaian dalam
saja.
2. Bila menggunakan timbangan dacin, masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkan
gendongan ke timbangan.

Gambar 6.2 Pengukuran Berat Badan Menggunakan Timbangan Dacin

3. Bila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri di atas timbangan injak tanpa dipegangi.
4. Letakkan tangan petugas di atas tubuh bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi
jatuh saat ditimbang.
5. Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan.
6. Bila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannya lebih
dulu. Kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang. Berat badan anak adalah
selisih antara berat badan ibu bersama anak dengan berat badan ibu.

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Setiap mahasiswa melaksanakan kegiatan praktikum secara individu.


2. Tempat pelaksanaan praktikum dapat di Poskesdes, Puskesmas, Rumah Sakit atau di
Bidan Praktik Mandiri.

PETUNJUK PENULISAN LAPORAN

1. Penulisan laporan praktikum


Penulisan praktikum dibuat dalam bentuk makalah dengan sistematika sebagai berikut:
a. Pendahuluan : memuat latar belakang dan tujuan praktikum.
b. Tinjauan pustaka : memuat teori praktikum.
c. Alat dan prosedur kerja: Alat yang digunakan dan langkah-langkah kerja dalam
melakukan praktikum .

92
d. Daftar pustaka.
2. Penyerahan laporan
Laporan dikumpulkan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pengajar /
instruktur.

C. CHEK LIST KETERAMPILAN PENIMBANGAN BERAT BADAN

Petunjuk pengisian
Beri skor pada kolom sesuai dengan butir kegiatan yang dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan : jika langkah dan tugas tidak dilakukan dengan benar.
2. Mampu : jika langkah dilakukan dengan benar dan berurutan tetapi
kurang tepat dan atau fasilitator/dosen perlu membantu/ mengingatkan hal-hal yang
tidak terlalu berarti.
3. Mahir : jika langkah dikerjakan dengan baik sesuai dengan urutan, tepat tanpa ragu-
ragu dan tidak perlu bantuan.

Nilai
No. Kegiatan 1 2 3

1. Persiapan alat: Timbangan bayi,


Timbangan Injak atau Timbangan
Dacin, meja, buku catatan dan Buku
KIA/KMS
2. Persiapan pasien: Menjelaskan
kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan, mengatur posisi
pasien yang nyaman
3. Menjelaskan kepada ibu bayi
mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
Menimbang Berat Badan Bayi
4. Mencuci tangan dengan benar
5. Memilih timbangan yang sesuai dan
meletakkan di atas meja
6. Mengatur posisi jarum atau angka
menunjuk ke angka 0.
93
7. Melepas pakaian bayi (bayi telanjang,
tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan)
8. Menempatkan bayi/menidurkan bayi
pada timbangan dengan hati-hati.
9. Meletakkan tangan petugas di atas
tubuh bayi (tidak menempel) untuk
mencegah bayi jatuh saat ditimbang.
10. Menentukan hasil timbangan sesuai
dengan jarum penunjuk pada
timbangan
11. Dokumentasikan dan beritahukan
hasil pada ibu bayi

Nilai
Kegiatan
No. 1 2 3
Menimbang Berat Badan Anak
1. Mencuci tangan dengan benar
2. Memilih timbangan yang sesuai
3. Mengatur posisi jarum atau angka
menunjuk ke angka 0.
4. Melepas pakaian yang tebal pada
anak saat pengukuran. Bila perlu,
cukup pakaian dalam saja
5. Memasukan anak dalam gendongan
lalu (bila menggunakan timbangan
dacin) lalu kaitkan gendongan ke
timbangan
6. Mengajak anak untuk berdiri di atas
timbangan injak tanpa dipegangi (bila
menggunakan timbangan injak)
7. Meletakkan tangan di samping tubuh
anak (tidak menempel) untuk
mencegah anak jatuh saat ditimbang.
8. Tentukan hasil timbangan sesuai
dengan jarum penunjuk pada
timbangan.
9. Dokumentasikan dan beritahukan
hasil pada ibu bayi dan kunjungan
94
ulang
Penyelesaian : Membereskan alat
Jumlah skor melaksanakan prosedur
= Perolehan skore x 100

Skore maksimal
Nilai = Skore melakukan prosedur
Keterangan Penilaian:
Diharapkan anda mendapat nilai 3 di semua langkah kegiatan agar menjadi kompeten
(Skor maksimal menimbang berat badan bayi = 11 x 3 = 33 dan skore maksimal menimbang
berat badan anak = 12 x 3 = 36). Jika masih ada nilai 1 atau 2 maka anda harus mengulang
kembali sampai anda mendapat nilai 3 di semua langkah kegiatan.

Latihan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
1) Sebutkan tujuan menimbang berat badan!
2) Jelaskan posisi menimbang berat badan bayi dan anak!
3) Jelaskan kenaikan berat badan bayi pada 6 bulan pertama!

Petunjuk Jawaban Latihan

Latihan soal tersebut bisa dijawab bila anda mempelajari tentang menimbang berat
badan.

Ringkasan

Pengukuran Berat Badan merupakan cara untuk menentukan status gizi anak apakah
tergolong normal, kurus, kurus sekali, gemuk atau gemuk sekali. Adapun Jadwal pengukuran
BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita.
Pengukuran dan penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. Hal yang perlu
diperhatikan antara lain pengukuran dilakukan dengan memakai alat timbangan yang telah
ditera (distandarisasi/kalibrasi) secara berkala dan timbangan yang digunakan adalah
timbangan bayi, timbangan injak atau dacin. Untuk menimbang anak usia kurang dari satu
tahun, dilakukan dengan posisi berbaring. Usia 1-2 tahun dilakukan dengan posisi duduk
95
dengan menggunakan dacin. Lebih dari dua tahun, penimbangan berat badan dapat dilakukan
dengan posisi berdiri.
Pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan I sekitar 700-1000
g/bulan, triwulan II sekitar 500-600 g/bulan, triwulan III sekitar 350-450 g/bulan, dan pada
triwulan IV sekitar 250-350 g/bulan.

Tes 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Pengukuran BB/TB bertujuan untuk ....
A. Menentukan kesehatan anak
B. Menentukan penyakit anak
C. Mengetahui tinggi anak
D. Menentukan status gizi anak apakah tergolong normal, kurus, kurus sekali, atau
gemuk

2) Pada bayi sehat, kenaikan berat badan yang normal pada triwulan I adalah ....
A. 250-350 g/bulan
B. 350- 450 g/bulan
C. 700-1000 g/bulan
D. 500-600 g/bulan

3) Perkiraan berat badannya pada anak umur 2 tahun 6 bulan adalah ....
A. 12 kg B. 13 kg C. 14 kg
D. 15 kg

4) Mengukur berat badan bayi pada umumnya menggunakan .…


A. Timbangan bayi

96
B. Timbangan Dacin
C. Timbangan injak
D. Timbangan
5) Saat menimbang bayi yang harus diperhatikan adalah .…
A. Selimuti bayi
B. Lepas pakaian bayi ( bayi telanjang)
C. Pegang bayi saat ditimbang
D. Baju bayi tidak perlu dilepas supaya bayi tidak kedinginan

Topik 2
Mengukur Tinggi Badan

Salam hangat dan tetap semangat dalam belajar. Anda sekalian, sekarang akan masuk
dalam topik 2 yaitu mengukur tinggi badan. Sebelum kita melakukan praktik, marilah kita
pelajari kembali tentang materi mengukur tinggi badan.

A. MENGUKUR TINGGI BADAN

Ukuran antropometri yang terpenting kedua adalah tinggi badan. Keuntungan dari
pengukuran tinggi badan ini adalah alatnya murah, mudah dibuat, dan dibawa sesuai
keinginan tempat tinggi badan akan diukur. Seperti terdapat pada tabel tinggi badan dan
berat badan, dengan mengetahui tinggi badan dan berat badan anak dapat diketahui
keadaan status gizinya, sedangkan kerugiannya adalah perubahan dan pertambahan tinggi
badan relatif pelan serta sukar pengukurannya karena terdapat selisih nilai antara posisi
pengukuran saat berdiri dan saat tidur.
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering diistilahkan panjang badan. Pada
bayi baru lahir, panjang badan rata-rata +50 cm. Pada tahun pertama pertambahannya 1,25
cm/bulan (1,5 x panjang badan lahir). Penambahan tersebut berangsur-angsur berkurang

97
sampai usia 9 tahun yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru pada masa pubertas ada
peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup cepat yaitu pada wanita 5-25 cm/tahun
sedangkan laki-laki sekitar 10-30 cm/tahun. Pertambahan tinggi badan akan berhenti pada
usia 18-20 tahun.
Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus
dari Behrman (1992), sebagai berikut.
1. Perkiraan panjang lahir: 50 cm.
2. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 x Panjang Badan Lahir.
3. Perkiraan tinggi badan usia 2 – 12 tahun = (Umur x 6) + 77 = 6n + 77.
Keterangan: nadalah usia anak dalam tahun, bila usia lebih enam bulan dibulatkan ke
atas, bila enam bulan atau kurang dihilangkan.

Atau berdasarkan potensi genetik TB akhir:


a. Wanita = ( TB ayah – 13 cm) + TB Ibu ±8,5 cm)
2
b. Pria = ( TB ibu – 13 cm) + TB ayah ±8,5 cm)
2
B. PRAKTIKUM MENGUKUR TINGGI BADAN

PERSIAPAN

Sebelum melaksanakan praktikum mahasiswa harus mempersiapkan alat yang


diperlukan, pasien, Buku KIA/buku catatan.
1. Persiapan Alat
a. Meja pengukur Tinggi badan atau Pita pengukur.
b. Buku catatan.
2. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan kepada ibu/orangtua tentang tindakan yang akan dilakukan.

PELAKSANAAN
Langkah-langkah pelaksanaan mengukur tinggi badan
1. Siapkan papan atau meja pengukur. Bila tidak ada, dapat digunakan pita pengukur
(meteran).

98
2. Baringkan anak terlentang tanpa bantal (supinasi) luruskan lutut sampai menepel meja
( posisi ekstensi).
3. Luruskan bagian puncak kepala dan bagian kaki (telapak kaki lurus dengan meja
pengukur), lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
4. Bila tidak ada papan pengukur, dapat dengan cara memberi tanda pada tempat tidur
(tempat tidur harus rata/datar) berupa titik atau garis pada bagian puncak kepala dan
bagian tumit bayi, lalu ukur kedua tanda tersebut dengan pita pengukur (meteran).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6.3 Cara Pengukuran Panjang Badan Bayi

Sedangkan cara pengukuran tinggi badan dengan cara berdiri yang biasanya untuk
anak yang berusia dua tahun atau lebih, sebagai berikut:
1. Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan
bokong, punggung, dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan
menempel pada alat pengukur.
2. Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki dengan sebilah papan dengan posisi
horizontal dan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera. Untuk lebih
jelasnya, lihat gambar berikut.

Gambar 6.4 Cara Pengukuran Tinggi Badan pada Anak dengan Posisi Berdiri

Hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan anak sering digunakan untuk
menentukan status gizi anak. Kategori status gizi anak dapat dilihat pada tabel berat
badan/tinggi badan yang diterbitkan oleh Direktorat Gizi Masyarakat 2002). Kategori ini
mengacu pada Standar Deviasi (SD) sebagai berikut:

99
1. -2 SD s/d + 2 SD : Normal
2. -3 SD s/d < - 2 SD : Kurus/Wasted
3. < - 3 SD : Sangat kurus/severe
wasted
4. > + 2 SD s/d 3 SD : Gemuk
5. > 3 SD : Gemuk sekali

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Setiap mahasiswa melaksanakan kegiatan praktikum secara individu.


2. Tempat pelaksanaan praktikum dapat di rumah atau di Poskesdes, Puskesmas atau di
Bidan Praktik Mandiri.

PETUNJUK PENULISAN PENULISAN LAPORAN

1. Penulisan laporan praktikum


Penulisan praktikum dibuat dalam bentuk makalah dengan sistematika sebagai berikut:

a. Pendahuluan : memuat latar belakang dan tujuan praktikum.


b. Tinjauan pustaka : memuat teori praktikum.
c. Alat dan prosedur kerja: Alat yang digunakan dan langkah-langkah kerja dalam
melakukan praktikum.
d. Daftar pustaka.
2. Penyerahan laporan
Laporan dikumpulkan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
oleh pengajar/instruktur.

C. CHECK LIST KETERAMPILAN PENGUKURAN TINGGI BADAN

Petunjuk pengisian
Beri skor pada kolom sesuai dengan butir kegiatan yang dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut:
Beri nilai pada kolom sesuai dengan butir kegiatan yang dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan : jika langkah dan tugas tidak dilakukan dengan benar.

100
2. Mampu : jika langkah dilakukan dengan benar dan berurutan tetapi kurang tepat dan
atau fasilitator/dosen perlu membantu/mengingatkan hal-hal yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : jika langkah dikerjakan dengan baik sesuai dengan urutan, tepat tanpa ragu-
ragu dan tidak perlu bantuan.

Nilai
No. Kegiatan 1 2 3

1. Persiapan alat: Meja pengukur


panjang badan bayi, Alat pengukur
Tinggi badan, buku catatan dan Buku
KIA/KMS
2. Persiapan pasien: Menjelaskan
kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan, mengatur posisi
pasien yang nyaman
3. Menjelaskan kepada ibu bayi
mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
Mengukur Tinggi Badan Bayi
4. Mencuci tangan dengan benar
5. Memilih alat pengukur yang sesuai
(meja pengukur panjang badan atau
metelin)
6. Membaringkan anak terlentang tanpa
bantal (supinasi) dan meluruskan lutut
sampai menepel meja ( posisi
ekstensi).
7. Meluruskan bagian puncak kepala
dan bagian kaki (telapak kaki lurus
dengan meja pengukur), lalu ukur
sesuai dengan skala yang tertera.
8. Bila tidak ada papan pengukur, dapat
dengan cara memberi tanda pada
tempat tidur (tempat tidur harus
rata/datar)

101
Nilai
No. Kegiatan 1 2 3

berupa titik atau garis pada bagian


puncak kepala dan bagian tumit bayi,
lalu ukur kedua tanda tersebut dengan
pita pengukur (meteran).
9. Tentukan hasil pengukuran panjang
badan bayi sesuai dengan angka yang
tertera pada pita pengukur.
10. Dokumentasikan dan beritahukan
hasil pada ibu bayi
Mengukur Tinggi Badan Anak
1. Mencuci tangan dengan benar
2. Memilih alat pengukur yang sesuai
3. Mengatur posisi berdiri anak (anak
posisi berdiri tegak, sehingga tumit
rapat, sedangkan bokong, punggung,
dan bagian belakang kepala berada
dalam satu garis vertikal dan
menempel pada alat pengukur).
4. Mengukur tinggi badan anak.
5. Menentukan hasil mengukur tinggi
badan
6. Mendokumentasikan dan
memberitahukan hasil pengukuran
pada ibu bayi dan kunjungan ulang
7. Penyelesaian : Membereskan alat
Jumlah skor melaksanakan prosedur =
Perolehan skore x 100
Skor maksimal
Nilai = Skore melakukan prosedur
Keterangan Penilaian:

Diharapkan anda mendapat nilai 3 di semua langkah kegiatan agar menjadi kompeten
(Skore maksimal mengukur tinggi (panjang) badan bayi = 10 x 3 = 30 dan skore maksimal
mengukur tinggi badan anak = 10 x 3 = 30). Jika masih ada nilai 1 atau 2 maka anda harus
mengulang kembali sampai anda mendapat nilai 3 di semua langkah kegiatan.
102
Latihan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
1) Sebutkan tujuan mengukur tinggi badan!
2) Jelaskan cara mengukur tinggi badan bayi dan anak!
3) Jelaskan pertambahan tinggi badan bayi pada tahun pertama dan masa pubertas!

Petunjuk Jawaban Latihan

Latihan soal tersebut bisa dijawab bila anda mempelajari tentang mengukur tinggi
badan.

Ringkasan

Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata ±50 cm. Pada tahun pertama
pertambahannya 1,25 cm/bulan (1,5 x panjang badan lahir). Perkiraan tinggi badan usia 2-12
tahun = (Umur x 6) + 77 = 6n + 77. Penambahan tersebut berangsur-angsur berkurang
sampai usia 9 tahun yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Pada masa pubertas peningkatan
pertumbuhan tinggi badan cukup cepat yaitu pada wanita 5-25 cm/tahun sedangkan lakilaki
sekitar 10-30 cm/tahun. Pertambahan tinggi badan akan berhenti pada usia 18-20 tahun.
Pengukuran tinggi badan sebaiknya bersamaan dengan menimbang berat badan
sehingga mempermudah dalam menentukan status gizi.

103
Tes 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Rata-rata panjang badan bayi adalah ....
A. 45 cm B.48 cm C.50 cm
D. 53 cm

2) Perkiraan panjang badan anak usia 1 tahun adalah ....


A. 1 x Panjang Badan Lahir
B. 1,5 x Panjang Badan Lahir
C. 2 x Panjang Badan Lahir
D. 2,5 Panjang Badan Lahir

3) Jika hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan berada pada skala -3 s/d < - 2 SD
maka anak termasuk dalam kategori ....
A. Normal
B. Kurus/Wasted
C. Gemuk/Fatty
D. Sangat kurus/severe wasted

4) Jika hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan berada pada skala >+2 SD maka
anak termasuk dalam kategori ....
A. Normal
B. Kurus/Wasted
C. Gemuk/Fatty
D. Sangat kurus/severe wasted

5) Pengukuran tinggi badan secara berbaring biasanya dilakukan pada anak usia ....
A. 1 tahun
B. 2 tahun

104
C. Kurang 1 tahun
D. Kurang 2 tahun

Topik 3
Mengukur Lingkar Kepala Anak

Salam sejahtera dan tetap semangat dalam belajar. Anda sekalian, sekarang akan masuk
dalam topik 3 yaitu mengukur lingkar kepala anak. Sebelum kita melakukan praktik, marilah
kita pelajari kembali tentang materi mengukur lingkar kepala anak.

A. MENGUKUR LINGKAR KEPALA ANAK

Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA) bertujuan untuk menaksir pertumbuhan


otak. Pertumbuhan ukuran kepala umumnya mengikuti pertumbuhan otak. Secara normal,
pertambahan ukuran lingkaran kepala setiap tahap relatif konstan. Saat lahir, ukuran lingkar
kepala normalnya 34-35 cm, kemudian bertambah ± 0,5 cm/bulan pada bulan pertama.
Pada enam bulan pertama, pertumbuhan kepala paling cepat, kemudian tahun pertama
lingkar kepala bertambahnya tidak lebih dari 5 cm/tahun. Pada dua tahun pertama,
pertumbuhan otak relatif pesat, dan setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya
bertambah ± 10 cm.
Jadwal pengukuran disesuaikan dengan umur anak. Umur 0-11 bulan, pengukuran
dilakukan setiap bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12-72 bulan, pengukuran
dilakukan setiap enam bulan. Pengukuran dan penilaian lingkar kepala anak dilakukan oleh
tenaga yang kesehatan terlatih.

B. PRAKTIKUM MENGUKUR LINGKAR KEPALA

PERSIAPAN

105
Sebelum melaksanakan praktikum mahasiswa harus mempersiapkan alat yang
diperlukan, pasien, Buku KIA/buku catatan.
1. Persiapan Alat:
a. Pita pengukur (meteran).
b. Buku catatan (buku KIA).
c. Alat tulis.
2. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan kepada ibu/orangtua tentang tindakan yang akan dilakukan.
PELAKSANAAN

Langkah-langkah pelaksanaan mengukur Lingkar Kepala:


1. Siapkan pita pengukur (meteran).
2. Lingkarkan pita pengukur pada kepala anak melewati dahi (daerah glabela/ frontalis),
menutupi alis mata, diatas telinga dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik agak
kencang.
3. Kemudian baca angka pada pertemuan dengan angka 0.
4. Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.
5. Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis kelamin
anak.
6. Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang.

Gambar 6.5 Cara Mengukur Lingkar Kepala Bayi


PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Setiap mahasiswa melaksanakan kegiatan praktikum secara individu.


2. Tempat pelaksanaan praktikum dapat di rumah atau di Poskesdes, Puskesmas atau di
Bidan Praktik Mandiri.

PETUNJUK PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM

1. Penulisan laporan praktikum.


106
Penulisan praktikum dibuat dalam bentuk makalah dengan sistematika sebagai berikut:
a. Pendahuluan : memuat latar belakang dan tujuan praktikum.
b. Tinjauan pustaka : memuat teori praktikum.
c. Alat yang digunakan dan langkah-langkah kerja dalam melakukan praktikum.
d. Daftar pustaka.

2. Penyerahan laporan
Laporan dikumpulkan seseuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh
pengajar/instruktur.

C. CHEK LIST KETERAMPILAN PENGUKURAN LINGKAR KEPALA

Petunjuk pengisian
Beri skor pada kolom sesuai dengan butir kegiatan yang dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut:
Beri nilai pada kolom sesuai dengan butir kegiatan yang dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan : jika langkah dan tugas tidak dilakukan dengan benar.
2. Mampu : jika langkah dilakukan dengan benar dan berurutan tetapi kurang tepat dan
atau fasilitator/dosen perlu membantu/mengingatkan hal-hal yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : jika langkah dikerjakan dengan baik sesuai dengan urutan, tepat tanpa ragu-
ragu dan tidak perlu bantuan.
Nilai
No. KEGIATAN 1 2 3

1. Persiapan alat: Meja, alat pengukur


lingkar kepala (pita pengukur), buku
catatan dan Buku KIA/KMS
2. Persiapan pasien: Menjelaskan
kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan, mengatur posisi
pasien yang nyaman
3. Menjelaskan kepada ibu bayi
mengenai prosedur yang akan
107
dilakukan.
4. Mencuci tangan dengan benar
5. Memilih alat pengukur yang sesuai
(meja pengukur panjang badan atau
metelin)
6. Melingkarkan pita pengukur pada
kepala anak melewati dahi (daerah
glabela/frontalis), menutupi alis mata,
diatas telinga dan bagian belakang
kepala yang menonjol, tarik agak
kencang.
7. Menentukan hasil pengukuran lingkar
kepala sesuai dengan angka
pertemuan dengan angka 0 pada pita
pengukur.
8. Mendokumentasikan dan beritahukan
hasil pada ibu bayi
Penyelesaian : Membereskan alat
Jumlah skor melaksanakan prosedur =
Perolehan skore x 100

Skore maksimal
Nilai = Skore melakukan prosedur
Keterangan Penilaian:

Diharapkan anda mendapat nilai 3 di semua langkah kegiatan agar menjadi kompeten
(Skore maksimal = 8 x 3 = 24). Jika masih ada nilai 1 atau 2 maka anda harus mengulang
kembali sampai saudara mendapat nilai 3 di semua langkah kegiatan.

Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Sebutkan tujuan mengukur lingkar kepala!
2) Jelaskan posisi mengukur lingkar kepala bayi dan anak!
3) Jelaskan pertambahan lingkar kepala bayi pada bulan pertama dan tahun pertama!

108
Petunjuk Jawaban Latihan

Latihan soal tersebut bisa dijawab bila anda mempelajari tentang mengukur lingkar
kepala anak.

Ringkasan

Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya 34-35 cm, kemudian bertambah ± 0,5
cm/bulan pada bulan pertama. Pada tahun pertama lingkar kepala bertambahnya tidak lebih
dari 5 cm/tahun. Pada dua tahun pertama, pertumbuhan otak relatif pesat, dan setelah itu
sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah ± 10 cm.
Jadwal pengukuran disesuaikan dengan umur anak. Umur 0-11 bulan, pengukuran
dilakukan setiap bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12-72 bulan, pengukuran
dilakukan setiap enam bulan. Pengukuran dan penilaian lingkar kepala anak dilakukan oleh
tenaga yang kesehatan terlatih.

Tes 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Pada saat lahir lingkar kepala bayi normalnya adalah ....
A. < 32 cm
B. 32 – 34 cm
C. 34 – 35 cm
D. > 35 cm

109
2) Pengukuran lingkar kepala bayi usia 0-11 bulan sebaiknya dilakukan ....
A. Setiap bulan
B. Setiap 3 bulan
C. Setiap 6 bulan
D. Setiap 2 minggu

3) Lingkar kepala bayi atau anak dikategorikan normal jika ukuran lingkar kepala pada
kurva lingkar kepala berada di ....
A. Tepat di garis putus-putus
B. Atas garis putus-putus (di atas area hijau)
C. Bawah garis putus-putus (di bawah area hijau)
D. Antara kedua garis putus-putus atau di dalam jalur hijau

4) Pada bayi dengan kelainan Hidrosefalus lingkar kepala bayi pada kurva lingkar kepala
berada di ….
A. Tepat di garis putus-putus
B. Atas garis putus-putus (di atas area hijau)
C. Bawah garis putus-putus (di bawah area hijau)
D. Antara kedua garis putus-putus atau di dalam jalur hijau

5) Pada anak dengan kepala kecil (mikrosefal) maka lingkar kepala anak pada kurva
lingkar kepala berada di .…
A. Tepat di garis putus-putus
B. Atas garis putus-putus (di atas area hijau)
C. Bawah garis putus-putus (di bawah area hijau)
D. Antara kedua garis putus-putus atau di dalam jalur hijau

Glossarium

Fatty : Suatu keadaan dimana jika hasil


pengukuran berat badan dan tinggi
badan anak dikategorikan gemuk.
Hidrosefa : Suatu keadaan dimana terdapat timbunan
lus liquor serebrospinalis yang berlebihan
dalam ventrikel yang disertai dengan
tekanan intrakranial sehingga terlihat
110
kepala bayi membesar.
Makrosef : Keadaan dimana lingkar kepala bayi
al berada di luar batas normal.
Mikrosefa : Kelainan otak dengan ukuran kepala
l lebih kecil dari ukuran normal
berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Severe wasted : Suatu keadaan dimana jika hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan
anak dikategorikan sangat kurus.
Wasted : adalah suatu keadaan dimana jika hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan
anak dikategorikan kurus.

Daftar Pustaka

Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
Kemenkes RI. 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dana Anak. Jakarta: Pusdikaltnakes.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Edisi Pertama.
Jakarta: Sagung Seto.
Soetjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang Anak bab Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan.
FK Universitas Udayana. Bali: EGC.
Susilaningrum R dkk. 2013. Asuhan Keperawatan pada Bayi dan Anak (untuk Perawat dan
Bidan) Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Whaley, L.F. and Wong, D.L. 1998. Essential of Pediatric Nursing, 4th. Edition, CV.
Mosby Co.
Philadelphia.

BAB III
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI DAN BALITA

ROSMIATI, S.ST., M.Kes

PENDAHULUAN

Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan


setiaporangtua.Untuk mewujudkannya tentu sajaorang tua harus selalu memperhatikan,
mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Proses tumbuh kembang anak dapat
berlangsung secara alamiah,tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa atau
111
orang tua. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pada masa
inipertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial,
emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakanlandasan perkembangan
berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk padamasa ini. Pada
masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi yangberguna agar potensinya
berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi diusahakan sesuai dengan
kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam
kandungan. Untuk bisa merawat dan membesarkan anak secara maksimal tentu kita
perlumengetahui banyak hal yang berkaitan dengan anakitu sendiri, yang pada gilirannya akan
menjadi bekal yang sangatberharga bagi kita dalam merawat dan membesarkan buah hati kita.
Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
dimasa yang akan datang. Pembangunan manusia masa depan dimulai dengan pembinaan anak
masa datang. Masa depan manusia perlu dipersiapkan, agar anak bisa tumbuh dan berkembang
seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang, secara garis besar
dikelompokkan ke dalam 3 kelompok yaitu Topik I : Kebutuhan fisis-biomedis (Asuh), Topik
2: Kebutuhan akan kasih sayang (Asih), Topik 3: Kebutuhan Latihan / Rangsangan/ Bermain
(Asah). Jadi dalam membesarkan anak ini hendaknya dipakai falsafah “ asuh, asih, asah”
supayaanak bisa tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan kemampuannya dengan
demikian menjadi manusia yang berguna.
Setelah mempelajari bab 3 saudara diharapkan mampu menjelaskan kebutuhan dasar
asuh, asih, asahpada neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Pada akhir pembelajaran
saudara diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertianasuh (Fisis Biomedis)
2. Menyebutkan macam-macam kebutuhan dasar asuh
a. Pemberian pangan / nutrisi
b. Perawatan kesehatan dasar
• Pelayanan kesehatan dasar
• Imunisasi
• Sebab morbiditas
c. Kebutuhan pangan
d. Kebutuhan perumahan
e. Kebutuhan higiene diri dan sanitasi lingkungan
112
f. Kebutuhan bermain, aktifitas fisik tidur
g. Kebutuhan rekreasi dan waktu luang
3. Menjelaskan kebutuhan dasar asih (Psikologi)
4. Menyebutkan macam-macam kebutuhan asuh
a. Kasih sayang orang tua
b. Menciptakan rasa aman dan nyaman anak merasa dilindungi
c. Kebutuhan harga diri
d. Kebutuhan akan mandiri
e. Kebutuhan dibantu, didorong, dimotivasi
f. Kebutuhan akan kesuksesan
g. Kebutuhan mendapat kesempatan dan pengalaman
h. Kebutuhan rasa memiliki
5. Pengertian kebutuhan dasar asah (stimulasi)
6. Menyebutkan dasar perlu stimulasi dini
7. Menyebutkan tempat mendapat asah
8. Menyebutkan macam contoh alat bermain balita
9. Menyebutkan ciri permainan anak usia dibawah 5 tahun
a. Usia 12-24 bulan
b. Usia 25-36 bulan
c. Usia 36-72 bulan
Banyak manfaat yang akan saudara peroleh dalam mempelajari asuhan kebidanan
neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Coba saudara berfikir dan bayangkan neonatus,
bayi dan anak prasekolah memerlukan kebutuhan dasar dalam proses kehidupan yaitu
kebutuhan biologis, kasih sayang dan rangsangan. Kebutuhan dasar bagi perkembangan anak
sangat menentukan masa depan. Bab ini akan memberi gambaran kebutuhan anak dilihat dari
3 kebutuhan Asah, Asih dan Asuh. Bagaimana saudara dapat mengetahui kebutuhan dasar itu
kalau saudara belum membacanya. Saudara nantinya sebagai tenaga kesehatan seorang bidan
yang bekerja menjadi pelayan masyarakat khususnya anak, sebagai penerus suatu bangsa.
Pengetahuan saudara akan saudara gunakan dalam melayani masyarakat, khususnya anak yang
memerlukan perhatian orang disekitarnya.

113
Topik 1 KebutuhanAsuh (FisikBiomedis)
Asuh merupakan kebutuhan anak dalam pertumbuhan anak yang berhubungan langsung
dengan kebutuhan fisik anak. Kebutuhan asuh dapat dikatakan sebagai kebutuhan primer bagi
balita, apabila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi akan menimbulkan dampak negatif bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satu dampak negatif bagi anak yang kebutuhan
nutrisi tidak terpenuhi akan mengalami kegagalan pertumbuhan fisik, penurunan
IQ(intelligence quotient), penurunan produktivitas, penurunan daya tahan tubuh terhadap
infeksi penyakit, dan peningkatan risiko terjangkit penyakit dan mengalami kematian lebih
tinggi. Dampak lain jika kebutuhan ini tidak dipenuhi akan menyebabkan tidak optimalnya
perkembangan otak.
Selanjutnya mari saudara mempelajari lebih lanjut tentang uraian materi kebutuhan dasar
asuh pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah.

A. PENGERTIAN ASUH (FISIK-BIOMEDIS)


• Asuh merupakan kebutuhan dasar fisik seperti makanan, tempat tinggal
• Asuh dititikberatkan pada asupan gizi anak yaitu saat di kandungan dan sesudahnya.
Misalnya ada seorang ibu, saat kehamilan anak pertama dan kedua, saya menjaga
kesehatan dan mempertahankan asupan yang saya makan. Vitamin, susu, dan makanan
bergizi saya lahap karena harapan saya melahirkan anak yang cerdas dan sehat. Setelah
lahir, saya juga memperhatikan masa pertumbuhannya.

B. MENJELASKAN PEMBERIAN PANGAN ATAU NUTRISI


Pertumbuhan anak yang cepat sangat membutuhkan energi yang besar, sehingga anak
cenderung mudah lelah.Nutrisi ini harus terpenuhi sejak anak masih dalam rahim. Ibu
memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang.
Air susu ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi
114
terutama pada 6 bulan pertama (ASI Ekslusif). Nutrisi yang adekuat dan seimbang
merupakan kebutuhan akan asuh yang terpenting. Nutrisi termasuk bagian gizi untuk
pembangunan tubuh yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan,
terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan dimana anak sedang mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat terutama pertumbuhan otak.
Keberhasilan perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan otak. Jadi dapat dikatakan bahwa nutrisi selain mempengaruhi pertumbuhan,
juga mempengaruhi perkembangan otak. Sampai umur 6 bulan ASI adalah makanan terbaik
yang ideal untuk bayi baik ditinjau dari segi kesehatan fisis maupun psikis.ASI mempunyai
kadar laktosa tinggi yang diperlukan otak bayi. Pertumbuhan otak manusia lebih cepat
dibandingkan dengan otak jenis makhluk lain, karenanya memerlukan zat-zat yang sesuai
untuk mendorong pertumbuhan otaknya secara sempurna.
Pemberian makanan tambahan yang tepat akan memberikan hasil yang lebih baik
bagi pertumbuhan anak, tapi yang seimbang dan sangat tergantung nilai gizi yang
terkandung dalam makanan yang disajikan oleh ibu dan keluarga, pengetahuan tentang gizi
yang harus dikuasai oleh ibu dan keluarga melalui penyuluhan gizi. Nutrien dapat digolong
menjadi 3 golongan :
• Golongan pembangunan: protein hewani dan protein nabati kira-kira 2-3
gram/kgBB/hari. Misal: ikan, daging, susu telur dll
• Golongan sumber tenaga: karbohidrat, lemak (singkong, beras, jagung kentang dll) •
Golongan pelindung: mikronutrien (besi, kalsium, seng, mangan dll) .
Keadaan kesehatan gizi bergantung pada tingkat konsumsi makanan yang
dihidangkan mengandung semua kebutuhan tubuh. Masa tumbuh kembang anak
membutuhkan zat gizi lengkap seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan
mineral. Kebutuhan diatas jika tidak terpenuhi akan menghambat proses tumbuh kembang
pada tahap selanjutnya. Kebutuhan kalori dan protein harian yang dianjurkan bagi bayi
hingga remaja akan memperjelas kebutuhan pemenuhan gizi seimbang bagi anak.

Usia Kebutuhan Rata-Rata


Bayi 110 kkaori/kgBB/hari
1-3 tahun 100 kkalori/kgBB/hari
4-6 tahun 90 kkalori/kgBB/hari
7-9 tahun 80 kkalori/kgBB/hari
Anak laki-laki 10-12 60-70 kkalori/kgBB/hari

115
tahun
Anak laki-laki 13-18 50-60 kkalori/kgBB/hari
tahun
Anak perempuan 10- 50-60 kkalori/kgBB/hari
12 tahun
Anak perempuan 13- 40-50 kkalori/kgBB/hari
18 tahun
Sumber: Moersintowarti, dkk. Tumbuh Kembang anak dan Remaja. Sagung Seto. 2002

C. KEBUTUHAN PERAWATAN KESEHATAN DASAR

Perawatan kesehatan anak merupakan suatu tindakan yang berkesinambungan dan


terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Tindakan pencegahan primer
dilakukan untuk mencegah risiko tinggi terkena penyakit, seperti melakukan imunisasi dan
penyuluhanpada orang tua tentang diare.
• Pelayanan kesehatan
Anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur. Penimbangan anak minimal
8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang) minimal 2 kali setahun. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi setiap bulan
Februari dan Agustus. Tujuan pemantauan yang teratur untuk mendeteksi secara dini dan
menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh kembang, mencegah penyakit
serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
• Imunisasi
Anak perlu diberikan imunisasi dasar yang lengkap yaitu BCG, Polio, DPT, Hb dan
Campak agar terlindung dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sekarang
sudah banyak imunisasi tambahan yang sudah beredar di Indonesia seperti Hib, IPD dll.
Pemberian Imunisasi pada bayi dan anak sangat penting untuk mengurangi morbiditas
dan mortalitas terhadap penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Dengan
melaksanakan imunisasi yang lengkap maka diharapkan dapat mencegah timbulnya
penyakit yang menimbulkan kesakitan dan kematian.
• Morbiditas/ kesakitan
Diperlukan uapaya deteksi dini, pengobatan dini dan tepat serta limitasi kecacatan.
Kesehatan anak harus mendapat perhatian dari para orang tua, yaitu dengan cara
membawa anaknya yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Jangan sampai
penyakit ditunggu menjadi parah, sebab bisa membahayakan jiwanya. Perlu diajarkan ke
orang tua cara membuat larutan oralit untuk penderita diarhe atau obat panas untuk anak
demam. Demikian juga penyakit ISPA yang sering memberi dampak pada tumbuh
kembang anak harus ditanggulangi sedini mungkin. Anak yang sehat umumnya akan

116
tumbuh dengan baik, dan berbeda dengan anak yang sering sakit karena pertumbuhan
akan terganggu. Perlu memberikan makanan ekstra pada setiap anak sesudah menderita
suatu penyakit.
D. KEBUTUHAN PAKAIAN

Pakaian yang layak, bersih dan aman (tidak mudah terbakar, tanpa pernik-pernik yang
mudah menyebabkan anak kemasukan benda asing). Kebutuhan rasa aman dan nyaman
yang diberikan pada anak dapat diberikan melalui pemenuhan kebutuhan pakaian pada
anak. Pakaian merupakan sebuah bentuk perlindungan dan kehangatan yang diberikan
untuk mencegah dan melindungi anak dari berbagai benda yang dapat membahayakan
anak. Pakaian juga dapat meningkatkan percaya diri anakdalam lingkungan sosialnya.

E. KEBUTUHAN PERUMAHAN

Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak


membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan penghuninya.
Misalnya, ventilasi dan pencahayaan yang cukup, tidak penuh sesak, cukup leluasa untuk
anak bermain, bebas polusi, maka akan menjamin tumbuh kembang anak. Rumah
merupakan tempat yang menjadi tujuan akhir seseorang. Rumah dijadikan sebagai tempat
berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan sekitar, menyatukan keluarga, meningkatkan
tumbuh kembang kehidupan seseorang. Rumah yang sehat akan meningkatkankualitas
kesehatan fisik dan psikologis penghuninya. Kriteria rumah sehat menurut WHO :
a) Rumah harus dapat digunakan untuk terlindung dari hujan, panas, dingin, dan untuk
tempat istirahat
b) Rumah memiliki bagian untuk tempat tidur, memasak, mandi, mencuci, dan kebutuhan
buang air
c) Rumah dapat melindungi penghuninya dari kebisingan dan bebas dari pencemaran
d) Rumah dapat melindungi penghuninya dari bahan bangunan yang berbahaya
e) Rumah dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi penghuninya dan tetangga
f) Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari
gempa, keruntuhan, dan penyakit menular. Keadaan tempat tinggal yang layak dengan
konstruksi bangunan yang tidak berbahaya bagi penghuninya juga merupakan faktor
yang mempengaruhi secara tidak langsung pertumbuhan dan perkembangan
anak.Jumlah penghuni rumah yang tidak berdesak-desakan akan menjamin kesehatan
penghuninya. Adanya ventilasi dan cahaya yang masuk ke dalam rumah juga merupakan

117
hal yang penting bagi syarat rumah sehat karena rumah memiliki pengaruh sangat besar
terhadap perkembangan anak. Sebagaisalah satu contohnya apabila rumah lembab akan
menjadi faktor pencetus anak menderita penyakit paru-paru, namun jika di dalam rumah
terdapat elemen-elemen alam, akan memberikan inspirasi orang yang berada di
dalamnya.

F. HIGIENE DIRI DAN SANITASI LINGKUNGAN

Kebersihan, baik kebersihan perseorangan maupun lingkungan memegang peranan


penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan
memudahkan terjadinya penyakit-penyakit kulit dan saluran perncernaan seperti: diarhe,
cacingan dll, sedangkan kebersihan lingkungan erat hubungannya dengan penyakit saluran
pernafasan, percernaan serta penyakit akibat nyamuk. Pendidikan kesehatan kepada
masayarakat harus ditumjukkan bagaimana membuat lingkungan menjadi layak untuk
tumbuh kembang anak, sehingga meningkatkan rasa aman bagi ibu/pengasuh anak dalam
menyediakan kesempatan bagi anaknya untuk mengeksplorasi lingkungan.
Kesadaran tentang kebersihan lingkungan yang terdiri dari kebersihan diri (personal
hygiene) dan sanitasi lingkungan yang masih kurang menjadi salah satu penyebab
kekurangan gizi utamanya di negara berkembang seperti Indonesia. Kebutuhan sanitasi
lingkungan yang sehat akan mencegah anak terinfeksi dari kuman yang masuk melalui
lingkungan yang tidak baik. Lingkungan yang bersih akan membantu mewujudkan hidup
sehat, sehingga anak tidak akan mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan
erkembangan.
G. BERMAIN, AKTIFITAS FISIK TIDUR

Anak perlu bermain, melakukan aktifitas fisik dan tidur karena hal ini dapat:
• Merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein
• Merangsang pertumbuhan otot dan tulang
• Merangsang perkembangan

H. KEBUTUHAN REKREASI DAN WAKTU LUANG

Aktifitas olah raga dan rekreasi digunakan untuk melatih otot dan membuang sisa
metabolisme, selain itu untuk melatih aktifitas motorik dan aspek perkembangan anak.
Aktifitas olah raga dan bermain merupakan aktifitas yang menyenangkan bagi anak.
Olahraga secara teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah dalamtubuh, menambah
118
aktifitas fisiologis dan stimulasi terhadapperkembangan otot anak. Anak akan menjadi
pusat perhatian dari orangtua, sehingga kebersamaan dalam keluarga sangat dibutuhkan
oleh anakdengan cara berkumpul bersama atau dengan melakukan rekreasi. Kebutuhan
rekreasi merupakan kegiatan yangdilakukan untuk menyegarkan pikiran dan badan.
Rekreasi juga dapat digunakan sebagai hiburan.
Olahraga secara teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh, menambah
aktifitas fisiologis dan stimulasi terhadap perkembangan otot anak. Anak akan menjadi
pusat perhatian dari orang tua, sehingga kebersamaan dalam keluarga sangat dibutuhkan
oleh anak dengan cara berkumpul bersama atau dengan melakukan rekreasi. Kebutuhan
rekreasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyegarkan pikiran dan badan.
Rekreasi juga dapat digunakan sebagai hiburan

LATIHAN

Untuk membantu meningkatkan pemahaman saudara tentang kebutuhan asuh (fisik


biomedik), maka lakukan latihan berikut!
1. Jelaskan yang dimaksud kebutuhan asuh !
2. Jelaskan yang dimaksud pemberian ASI eksklusif !
3. Jelaskan rumah sehat menurut kriteria WHO!

Petunjuk Jawaban Latihan


Latihan tersebut diatas dapat dijawab, apabila saudara kembali membaca uraian
tentang materi tentang:
1. Kebutuhan asuh
2. Kebutuhan gizi neonatus, bayi
3. Syarat rumah sehat kriteria WHO

RINGKASAN

Anak membutuhkan nutrisi yang adekuat untuk pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal. Keadaan kesehatan gizi bergantung pada tingkat konsumsi makanan yang
dihidangkan mengandung semua kebutuhan tubuh. Masa tumbuh kembang anak
membutuhkan zat gizi lengkap seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.
Kebutuhan diatas jika tidak terpenuhi akan menghambat proses tumbuh kembang pada tahap
selanjutnya. Kebutuhan kalori dan protein harian yang dianjurkan bagi bayi hingga remaja
akan memperjelas kebutuhan pemenuhan gizi seimbang bagi anak.

119
Kesehatan anak merupakan suatu tindakan yang berkesinambungan dan terdiri dari
pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Tindakan pencegahan primer dilakukan untuk
mencegah risiko tinggi terkena penyakit, seperti melakukan imunisasi danpenyuluhan pada
orang tua tentang diare.
Pakaian merupakan sebuah bentuk perlindungan dan kehangatan yang diberikan untuk
mencegah dan melindungi anak dari berbagai benda yang dapat membahayakan anak. Pakaian
juga dapat meningkatkan percaya diri anak dalam lingkungan sosialnya.
Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak membahayakan
penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan penghuninya, akan menjamin
keselamatan dan kesehatan penghuninya. Misalnya, ventilasi dan pencahayaan yang cukup,
tidak penuh sesak, cukup leluasa untuk anak bermain, bebas polusi, maka akan menjamin
tumbuh kembang anak.
Kebersihan, baik kebersihan perseorangan maupun lingkungan memegang peranan
penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan
terjadinya penyakit-penyakit kulit dan saluran perncernaan seperti: diarhe, cacingan dll.
Sedangkan kebersihan lingkungan erat hubungannya dengan penyakit saluran pernafasan,
percernaan serta penyakit akibat nyamuk.
Aktifitas olah raga dan rekreasi digunakan untuk melatih otot dan membuang sisa
metabolisme, selain itu untuk melatih aktifitas motorik dan aspek perkembangan anak.
Aktifitas olah raga dan bermain merupakan aktifitas yang menyenangkan bagi anak. Olahraga
secara teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh, menambah aktifitas fisiologis
dan stimulasi terhadap perkembangan otot anak.

TES 1
Pilih satu jawaban yang paling tepat !
1. Sepasang orang tua membawa anaknya ke Bidan Praktek Mandiri (BPM), mengatakan
anakya yang berusia 9 bulan sulit makan hanya minum susu ibunya. Ibu hanya memberi
nasi dan pisang yang dilumatkan, sehingga berat badan bayi hanya 7 kg. Kebutuhan dasar
asuh yang harus orang tua bayi berikan agar bayi dapat tumbuh optimal berupa....
A. Imunisasi
B. Pakaian
C. Nutrisi
D. Perumahan

2. Seorang perempuan mempunyai bayi berusia 2 hari, bertekat ingin memberikan ASI
eklusif pada bayinya karena ASI mempunyai peranan yang besar untuk pertumbuhan otak
bayi. Kandungan gizi dalam ASI agar pertumbuhan otak bayi dapat maksimal adalah...
A. Kadar laktosa tinggi
120
B. Kadar kalsium tinggi
C. Kadar seng tinggi
D. Kadar imunoglobulin tinggi

3. Seorang perempuan datang ke BPM mempunyai bayi usia 5 bulan. Ingin menanyakan
kebutuhan energi untuk anaknya agar dapat tumbuh dan kembang secara optimal.
Kebutuhan rata-rata energi bayi adalah...
A. 100 kkalori/kgBB/hari
B. B. 110 kkalori/kgBB/hari
C. 120 kkalori/kgBB/hari
D. 90 kkalori/kgBB/hari

4. Seorang perempuan datang ke BPM dengan membawa anak perempuan usia 2 tahun
untuk menimbang anaknya. Bidan melihat anak tersebut dipakaikan baju penuh dengan
hiasan dan benda kecil agar baju terlihat bagus. Kemudian bidan memberi penyuluhan
kepada ibu tentang pemenuhan baju. Penyuluhan yang akan bidan berikan pada ibu
tersebut adalah....
A. Gunakan bahan pakaian yang tebal
B. Gunakan bahan yang menyerap keringat
C. Hindari penggunakan pernik-pernik
D. Buat baju semewah mungkin

5. Seorang ibu datang ke Puskesmas ingin konsultasi mengenai kebutuhan protein anaknya
yang berusia 7 bulan dengan berat 8.2 kg. Kebutuhan protein nabati anak tersebut
adalah....
A. 2-10 gram/kgBB/hari
B. B. 3-10 gram/kgBB/hari
C. 2-3 gram/kgBB/hari
D. 10-20 gram/kgBB/hari

Topik 2 Kebutuhan Asih (Psikologi)

Saudara tentunya masih berfikir kebutuhan dasar apa saja yang masih harus di pelajari
dalam bab ini? Coba saudara berfikir kebutuhan dasar itu apakah hanya asah, kemudian
asihnya bagaimana? Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam
kandungan), anak mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya
untuk menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak.

A. PENGERTIAN ASIH

• Asih merupakan kebutuhan terhadap emosi


• Asih merupakan ikatan yang serasi dan selaras antara ibu dan anak

121
• Diperlukan pada tahun pertama kehidupan sejak dalam kandungan untuk menjamin
mantapnya tumbuh kembang fisik, mental dan psikososial anak
• Asihmerupakan bagaimana mempercayakan dan mengasihi untuk memberikan rasa
aman kepada anak. Lebih kepada ikatan emosional yang terjadi antara anak dan orang
tua. Kadang selalu bertindak selaku teman dan kadang juga orang tua yang protektif.
• Kelembutan dan kasih sayang adalah kunci untuk mendapatkan hati anak sehingga
mereka tidak segan untuk bercerita. Meluangkan waktu bersama untuk bermain,
berjalan-jalan, dan menikmati waktu hanya berdua saja.

B. MACAM-MACAM KEBUTUHAN ASIH

• Kasih sayang orang tua


Kasih sayang orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera yang memberi
bimbingan, perlindungan, perasaan aman kepada anak merupakan salah satu kebutuhan
yang diperlukan anak untuk tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin.
Bayi yang normal biasanya akan mulai menampakkan rasa cemas bila ditinggalkan
ibunya pada umur antara 7 sampai 9 bulan. Hubungan antara ibu dan anak pada umur
dua tahun pertama dalam kehidupan anak harus cukup memberikan kepercayaan pada
anak, kalau berlebihan dapat menyebabkan anak menjadi manja. Kekurangan kasih
sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif pada
tumbuh kembang anak, baik fisik, mental maupun sosial emosi yang disebut “ Sindrom
Deprivasi Maternal”. Kasih sayang dari orang tuanya (ayah-ibu) akan menciptakan
ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust).
Kasih sayang merupakan sebuah perwujudan kebutuhan asih yang dapat
memberikan ketenteraman secara psikologis pada anak. Anak berusaha mendapatkan
cinta, kasih sayang, dan perhatian dari orang tuanya. Sumber cinta dan kasih sayang dari
seorang bayi adalah orang tuanya terutama pada ibu melalui komunikasi dari kata-kata
yang diucapkan dan perlakuan ibu pada anaknya. Terpenuhinya kebutuhan kasih sayang
akan membuat perasaan anak bahagia, tenteram, dan aman. Terpenuhinya kebutuhan
kasih sayang juga tercermin dari hubungan yang terjalin dengan baik antara orang tua,
keluarga, dan lingkungan sekitar.

• Menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi

122
Seorang anak akan merasa diterimaoleh orangtuanya apabila ia merasa bahwa
kepentingannya diperhatikan serta merasa ada hubungan yang erat antara anak dan
keluarganya.
Faktor lingkungan menyebabkan anak mengalami perubahan-perubahanyang dapat
membuat anak merasa terancam. Anak yang sedangberada pada kondisi terancam
mengalami ketidakpastian danketidakjelasan, sehingga anak membutuhkan dukungan
dari orang tua yangdapat mengurangi rasa takut yang dihadapi anak. Rasa aman dan
nyamandapat terwujud dengan kehangatan dan rasa cinta dari orang tua, sertakestabilan
keluarga dalam mengendalikan stres. Kebutuhan rasa aman dan nyaman juga
ditunjukkan dengan penerimaan anak oleh orang tua, pemenuhan segala kebutuhan anak,
anak selalu diperhatikan, didukung dengan hubungan yang baik dalam sebuah keluarga

• Harga diri
Setiap anak ingin merasa bahwa ia mempunyai tempat dalam keluarganya,
keinginannya diperhatikan, apa yang dikatannya ingin didengar orang tua serta tidak
diacuhkan. Bayi dan anak memiliki kebutuhan harga diri dan ingin merasa dihargai.
Anak selalu ingin merasa dihargai dalam tingkah lakunya. Anak merasa berbeda dengan
orang lain disekitarnya, sehingga anak juga butuh dihargai. Anak selalu ingin mendapat
tempat dihati keluarganya dan selalu ingin diperhatikan oleh orang-orang
disekelilingnya
• Mandiri
Kemandirian pada anak hendaknya selalu didasarnya pada perkembangan anak.
Apabila orang tua masih menuntut anaknya mandiri yang melampaui kemampuannya,
maka anak dapat menjadi tertekan. Anak masih perlu bantuan untuk belajar mandiri,
belajar untuk memahami persoalan, memahami apa yang harus diperhatikan dan
kesemuanya itu memerlukan waktu.
Kemandirian merupakan kemampuan untuk berusaha dan berupayadengan diri
sendiri. Kemandirian juga dapatdiartikan sebagai sebuah kemampuan untuk memikirkan,
merasakan, danmelakukan sesuatu sendiri dan tidak bergantung pada orang
lain.Kemandirian terdiri dari aspek intelektual (kemauanseseorang untuk berpikir dan
menyelesaikan masalahnya sendiri), aspeksosial (kemauan untuk membina hubungan
dengan orang lain disekitarnya),aspek emosi (kemauan mengelola emosinya sendiri),
aspek ekonomi(kemauan untuk mengelola kebutuhan ekonominya). Salah satu

123
bentukkemandirian yang telah ditunjukkan anak adalah kemauan anak
untukmengeksplorasi lingkungan sejak bayi.
Kemandirian anak sebagian besar dipengaruhi oleh peran pola asuhdan lingkungan
sekitarnya, bukan pengaruh faktor genetis. Anak yangmandiri memiliki ciri khas
diantaranya anak lebih senang memecahkanmasalahnya sendiri daripada
mengkhawatirkan masalahnya, tidak takutmengambil risiko atas keputusannya, percaya
terhadap pemikiran sendirisehingga anak tidak banyak meminta bantuan pada orang lain,
memilikikontrol pada dirinya sendiri .
• Dibantu, didorong atau dimotivasi
Anak memerlukan dorongan dari orang disekitarnya apabila anak tidak mampu
menghadapi masalah/situasi kurang menyenangkan. Dorongan yang diberikan bukan
seutuhnya namun berupa langkah yang dapat diambil memberi semangat bahwa dia
dahulu dapat mengatasi dengan baik dan sebagainya.Dukungan dan dorongan yang
diberikan oleh orang tua dengan melakukan stimulasi pada anak untuk melalui tahap
perkembangannya dengan optimal. Orang tua yang dapat memberikan dukungan pada
anak akan membentuk anak yang memiliki kepercayaan diri.
• Kebutuhan akan kesuksesan
Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan daripadanya dapat
dilakukannya, dan merasa sukses mencapai sesuatu yang diinginkan orang tua.
Janganlah anak dipaksa melakukan sesuatu diluar kemampuannya. Kesuksesan
kemungkinan dapat terjadi kegagalan, jika kegagalan terjadi berulang anak akan merasa
kecewa dan akhirnya merasa kehilangan kepercayaan dirinya. Anak akan merasa rendah
diri dari pergaulan dengan teman-temannya. Anak yang mendapat dorongan akan
mempunyai semangat untuk menghadapi situasi atau masalah.
• Kebutuhan mendapat kesempatan dan pengalaman
Anak-anak membutuhkan dorongan orang tua dan orang-orang di sekelilingnya
dengan memberikan kesempatan dan pengalaman dalam mengembangkan sifat
bawaannya.Orang tua juga perlu memberikan kesempatan untuk anak mengeksplorasi
lingkungannya. Orang tua harus belajar mengetahui batasan tertentu untuk membiarkan
anak, sehingga anak memiliki kesempatan mengembangkan kreatifitasnya dan tidak
selalu dilarang oleh orang tuanya
• Rasa memiliki
Kebutuhan anak akan rasa memiliki sesuatu (betapapun kecilnya) harus
diperhatikan. Semua benda miliknya yang dianggap berharga harus dapat dimiliki
sendiri (bagi orang tua barang-barang tersebut tidak berharga sama sekali). Orang tua

124
harus dapat memberikan rasa memiliki pada anak. Pengahargaan orang tua pada benda
milik anak sangat diperlukan anak.Bayi dan anak memiliki kebutuhan rasa memiliki
seperti halnyapada orang dewasa. Anak merasa segala sesuatu yang telah
dimilikinyaharus dijaga agar tidak diambil oleh orang lain. Rasamemiliki membuat
individu untuk menggabungkan diri dengan orang laindan dapat diterima oleh orang
lain.
Ikatan ibu anak yang erat, mesra, selaras, seawal dan sepermanen mungkin
sangatlah penting karena:
1. Turut menentukan perilaku anak di kemudian hari
2. Merangsang perkembangan otak anak
3. Merangsang perhatian anak kepada dunia luar
Pemenuhan kebutuhan emosi (Asih) ini dapat dilakukan sedini mungkin, yaitu dengan
mendekapnya bayi pada ibunya sesegera mungkin setelah lahir. Keadaan ini akan
menimbulkan kontak fisis (kontak kulit) dan psikis (kontak mata) sedini mungkin. Bahkan
dimasa prenatal pun kebutuhan emosi anak (janin) seharusnya sudah harus dipenuhi yaitu
dengan mengupayakan agar kehamilannya merupakan kehamilan yang diinginkan,
sewaktu hamil ibu mengajak bicara dengan bayi yang dikandungnya.
LATIHAN

Untuk membantu meningkatkan pemahaman saudara tentang kebutuhan asih (psikologi),


maka lakukan latihan berikut!
1. Jelaskan pengertian kebutuhan asuh!
2. Jelaskan macam-macam kebutuhan asuh!

Petunjuk Jawaban Latihan


Latihan tersebut diatas dapat dijawab, apabila saudara kembali membaca uraian tentang:
1. Pengertian kebutuhan asuh
2. Macam-macam kebutuhan asuh

125
RINGKASAN

Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), anak mutlak
memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk menjamin tumbuh
kembang fisik-mental dan psikososial anak.Kasih sayang orang tua yang hidup rukun
berbahagia dan sejahtera yang memberi bimbingan, perlindungan, perasaan aman kepada anak
merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan anak untuk tumbuh dan berkembang
seoptimal mungkin.
Kebutuhan rasa aman dan nyaman juga ditunjukkan dengan penerimaan anak oleh orang
tua, pemenuhan segala kebutuhan anak, anak selalu diperhatikan, didukung dengan hubungan
yang baik dalam sebuah keluarga. Bayi dan anak memiliki kebutuhan harga diri dan ingin
merasa dihargai. Anak selalu ingin merasa dihargai dalam tingkah lakunya. Anak merasa
berbeda dengan orang lain disekitarnya, sehingga anak juga butuh dihargai. Kemandirian
merupakan kemampuan untuk berusaha dan berupaya dengan diri sendiri. Kemandirian juga
dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan untuk memikirkan, merasakan, dan melakukan
sesuatu sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.
Orang tua yang dapat memberikan dukungan pada anak akan membentuk anak yang
memiliki kepercayaan diri. Bayi dan anak memiliki kebutuhan rasa memiliki seperti halnya
pada orang dewasa.

TES 2
Pilih salah satu jawaban yang tepat !
1. Seorang perempuan sambil mengendong bayinya yang berumur 5 bulan, sering menangis.
Ibu mengatakan air susu masih keluar lancar namun bayi jarang menyusu pada malam hari.
Ibu menanyakan mengapa bayinya gelisah atau cemas jika bayi sering ditinggal bekerja
oleh ibu. Bayi secara normal mulai dapat merasakan rasa cemas pada usia....
A. 5 bulan
B. 2-3 bulan
C. Mulai lahir
D. 7-9 bulan

2. Seorang anak usia 5 tahun sering marah pada orang tuanya karena sering perkataan anak
tidak didengar atau sering anak diacuhkan jika anak ingin mengatakan hasil belajarnya.

126
Kebutuhan dasar asih yang anak perlukan agar anak merasa didengarkan keluhannya
adalah.....
A. Kasih sayang
B. Rasa aman
C. Harga diri
D. Mandiri

3. Seorang anak usia 6 tahun sedang dirawat dirumah sakit karena sakit diarhea. Ayah ibunya
hanya waktu malam menunggui karena siang harus bekerja. Siang hari ditemani neneknya.
Anak ingin sekali setiap saat ditunggui orang tuanya agar tidak takut atau cemas.
Kebutuhan dasar asih yang diperlukan anak tersebut adalah....
A. Kasih sayang
B. Rasa aman
C. Harga diri
D. Dorongan

4. Seorang anak usia 3 tahun dengandiantar ibunya ikut lomba mewarnai anak-anak PAUD
sekecamatan. Pada awalnya ayah anak tersebut kurang mendukung anaknya ikut lomba
karena baru dua bulan masuk PAUD. Namun ibunya memberi penjelasan bahwa anaknya
bersemangat ikut lomba dan sangat ingin mencoba. Kebutuhan dasar asuh yang telah
diberikan ibu ke ayah anak tersebut adalah....
A. Kebutuhan mendapat kesempatan dan pengalaman
B. Kebutuhan rasa memiliki
C. Kebutuhan kasih sayang orang tua
D. Kebutuhan akan sukses

5. Seorang perempuan usia 24 tahun GI P0 A0 hamil 27-28 minggu, datang ke bidan ingin
memeriksakan kehamilan. Kehamilan ini sangat diharapkan, namun sekarang ibu mulai
terganggu karena bayi sering bergerak pada saat ibu sedang tidur. Konseling yang bidan
berikan kepada ibu, agar emosi janin terpenuhi adalah....
A. Elus perut ibu dan ajak bicara
B. Segera ibu makan mungkin janin kurang asupan gizi
C. Segera USG agar diketahu jenis kelamin
D. Biarkan karena hal ini normal

127
Topik 3 Kebutuhan Asah (Kebutuhan akan Stimulasi Mental)

Saudara masihkah berfikir mengapa kebutuhan asah masih harus dipelajari lagi? Mungkin
saudara berfikir tanpa dirangsang/distimulasi pasti anak akan dapat menggerakkan anggota
tubuhnya? Namun stimulasi dini pada anak harus saudara ketahui agar anak dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tahap setiap kehidupan. Saudara sebagai calon seorang bidan harus
menguasai stimulasi apa saja yang diperlukan anak, dan saudara dapat memberikan latihan
stimulasi pada keluarga. Bermain, mengajak anak berbicara (komunikasi verbal) dengan
penuh kasih sayang adalah hal yang penting bagi perkembangan anak, seperti misalnya
kebutuhan makanan untuk pertumbuhan badan. Bermain bagi anak tidak hanya sekedar
mengisi waktu luang saja, tetapi melalui bermain anak bisa belajar mengendalikan dan
mengkoordinasikan otot melibatkan perasaan emosi dan pikiran serta mendapat berbagai
pengalaman hidup. Bisa menjadikan hubungan orangtua dan anak menjadi semakin akrab dan
juga orang tua akan mengetahui secara dini kalau anaknya mengalami gangguan
perkembangan
A. PENGERTIAN KEBUTUHAN DASAR ASAH (STIMULASI MENTAL)

• Asah atau stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berupa
latihan atau bermain.
• Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi.Pemberian
stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa kehamilan, dan juga setelah lahir dengan
cara menyusui anak sedini mungkin.
• Asah merupakan proses pembelajaran bagi anak, agar anak tumbuh dan berkembang
menjadi anak yang cerdas ceria dan berakhlak mulia, maka periode yang menentukan
sebagai masa keemasan (golden period), jendela kesempatan (window of opportunity)
dan masa krisis (critical period) yang mungkin tidak terulang. Anak terutama bayi
merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan dan tindak kekerasan
yang meliputi perlakukan salah (abuse), eksploitasi, penculikan dan perdagangan bayi.
Upaya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan selama ini lebih menekankan pada
upaya pelayanan kesehatan semata, belum terorientasi pada upaya perlindungan yang
menyeluruh.
Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat
dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan.Anak perlu distimulasi sejak dini untuk

128
mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara,
kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak.
B. DASAR PERLUNYA STIMULASI DINI

a. Milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan dan belum ada
hubungan antar sel-sel otak (sinaps)
b. Orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak
c. Bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps)
d. Semakin sering dirangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak
e. Semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin kompleks/luas
f. Merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan multipel
inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi. Stimulasi mental secara dini akan
mengembangkan mental-psikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama
dan etika, kepribadian
g. Keterampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dan seterusnya
h. Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan kecerdasan
emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan moral-spiritual anak.
Selain distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan SDIDTK lain yaitu deteksi
dini (skrining) adanya kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi dini dan
rujukan dini bila diperlukan.Orang tua harus mengetahui maksud dan tujuan permainan
sebelumpermainan itu diberikan kepada anak. Fungsi dari bermain diantaranya
adalahmembantu perkembangan motorik dan sensorik anak, membantu
perkembangankognitif anak, meningkatkan kemampuan sosisalisasi anak, dan
meningkatkankreativitas
Agar dapat bermain diperlukan tersedianya alat edukatif dan kreatif yang layak, sesuai
dengan kematangan mental anak. Stimulasi mental ini diperlukan sedini mungkin, terutama
sampai 4-5 tahun pertama kelahiran. Hal ini dilakukan dengan berbicara dengan anak
dalam kandungan serta mendengarkan jenis musik klasik yang protoritmenya sesuai dengan
protoritme anak (janin) serta merangsang belahan otak kanan. Setelah lahir stimulasi mental
sudah diberikan dengan sedini mungkin dengan menetekkan bayi pada ibunya. tindakan
asah yang akan menyempurnakan reflek menghisap, menelan dan menemukan puting susu.
Karena asah ini diperlukan sedinimungkin sampai 4-5 tahun maka periode ini merupakan
tahun keemasan.
C. ASAL-USUL ASAH (PENDIDIKAN)
a. Pendidikan informal (di rumah, dalam keluarga)

129
b. Pendidikan formal : SD, SMP, SMU, PT dan lain-lain
c. Pendidikan nonformal (pendidikan ketiga), di masyarakat, kelompok pengajian, sekolah
mingu, pramuka, dan lain-lain.

Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agaranak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Stimulasiadalah
perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang darilingkungan
anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepatberkembang
dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi.Stimulasi juga dapat
berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangananak. Berbagai macam
stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara),auditif (pendengaran), taktil
(sentuhan) dan lain-lain dapat mengoptimalkan perkembangananak.
Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan
kebutuhankebutuhananak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Pada
tahapperkembangan awal anak berada pada tahap sensori motorik. Pemberian
stimulasivisual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap
lingkungannya,bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan seluruh
tubuhnya.Tetapi bila rangsangan itu terlalu banyak, reaksi dapat sebaliknya yaitu
perhatiananak akan berkurang dan anak akan menangis.Pada tahun-tahun pertama anak
belajar mendengarkan. Stimulus verbal padaperiode ini sangat penting untuk perkembangan
bahasa anak pada tahun pertamakehidupannya. Kualitas dan kuantitas vokal seorang anak
dapat bertambah denganstimulasi verbal dan anak akan belajar menirukan kata-kata yang
didengarnya. Tetapibila stimulasi auditif terlalu banyak (lingkungan ribut) anak akan
mengalami kesukarandalam membedakan berbagai macam suara.Stimulasi visual dan
verbal pada permulaan perkembangan anak merupakanstimulasi awal yang penting, karena
dapat menimbulkan sifat-sifat ekspresif misalnyamengangkat alis, membuka mulut dan
mata seperti ekspresi keheranan, dan lain-lain. Selain ituanak juga memerlukan stimulasi
taktil, kurangnya stimulasi taktil dapat menimbulkanpenyimpangan perilaku sosial,
emosional dan motorik.
Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan anak,misalnya
dengan bercakap-cakap, membelai, mencium, bermain dan lain-lain. Stimulasi ini
akanmenimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri pada anak, sehingga anak akan
lebihresponsif terhadap lingkungannya dan lebih berkembang.Pada anak yang lebih besar
yang sudah mampu berjalan dan berbicara, akansenang melakukan eksplorasi dan
manipulasi terhadap lingkungannya. Motif ini dapatdiperkuat atau diperlemah oleh

130
lingkungannya melalui sejumlah rekasi yang diberikanterhapap perilaku anak tersebut.
Misalnya anak akan belajar untuk mengetahuiperilaku mana yang membuat ibu
senang/mendapat pujian dari ibu, dan perilaku manayang mendapat marah dari ibu. Anak
yang dibesarkan dalam lingkungan yang responsifakan memperlihatkan perilaku eksploratif
yang tinggi. Stimulasi verbal jugadibutuhkan pada tahap perkembangan ini. Dengan
penguasaan bahasa, anak akan mengembangkan ide-idenya melalui pertanyaan-pertanyaan,
yang selanjutnya akanmempengaruhi perkembangan kognitifnya (kecerdasan).
Pada masa sekolah, perhatian anak mulai keluar dari lingkungan keluarganya,perhatian
mulai teralih ke teman sebayanya. Akan sangat menguntungkan apabila anakmempunyai
banyak kesempatan untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Melaluisosialisasi anak
akan memperoleh lebih banyak stimulasi sosial yang bermanfaat bagiperkembangan sosial
anak.
Pada saat ini di Indonesia telah dikembangkan program untuk anak-anakprasekolah
yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini mungkin,dengan
menggunakan APE (alat permainan edukatif). APE adalah alat permainan yangdapat
mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan usianya dan
tingkatperkembangannya, serta berguna untuk pengembangan aspek fisik
(kegiatankegiatanyang menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak), aspek bahasa
(denganmelatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar), aspek kecerdasan (dengan
pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna dan lain-lain), dan aspek sosial (khususnya
dalamhubungannya dengan interaksi antara ibu dan anak, keluarga, dan masyarakat).
Buku bacaan anak juga penting karena akan menambah kemampuanberbahasa,
berkomunikasi, serta menambah wawasan terhadap lingkungannya.Untuk perkembangan
motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh diperlukanstimulasi yang terarah dengan
bermain, latihan-latihan atau olah raga. Anak perludiperkenalkan dengan olah raga sedini
mungkin, misalnya melempar/menangkap bola,melompat, main tali, naik sepeda dan
lainlain).
Seorang ahli mengatakan bahwa prioritas untuk anak adalah makanan,perawatan
kesehatan, dan bermain. Makanan yang baik, pertumbuhan yang adekuat,dan kesehatan
yang terpelihara adalah penting, tetapi perkembangan intelektual jugadiperlukan. Bermain
merupakan ”sekolah” yang berharga bagi anak sehinggaperkembangan intelektualnya
optimal.
Di bawah ini ada beberapa contoh alat permainan balita dan perkembanganyang
distimuli:
1. Pertumbuhan fisik/motorik kasar:

131
Sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik atau didorong
2. Motorik halus:
Gunting, pensil, bola, balok, lilin.
3. Kecerdasan/kognitif:
Buku bergambar, buku cerita, puzzle, lego, boneka, pensil warna, radio.
4. Bahasa:
Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio tape, TV
5. Menolong diri sendiri:
Gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki
6. Tingkah laku sosial:
Alat permainan yang dapat dipakai bersama, misalnya congklak, kotak pasir,bola, tali.

D. CIRI ALAT PERMAINAN UNTUK ANAK DIBAWAH USIA 5 TAHUN


Usia 0 – 12 bulan Tujuan:
a. Melatih refleks-refleks (untuk anak berumur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
b. Melatih kerja sama mata dengan tangan
c. Melatih kerja sama mata dengan telinga
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan
e. Melatih mengenal sumber asal suara
f. Melatih kepekaan perabaan
g. Melatih keterampilan dengan gerakan berulang-ulang

Alat permainan yang dianjurkan:


a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara
e. Alat permainan berupa selimut dan boneka
f. Giring-giring

Usia 12 – 24 bulan Tujuan:


a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara
b. Memperkenalkan sumber suara
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik

132
d. Melatih imajinasinya
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatanyang
menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik
c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (cangkir, piring, sendok,botol
plastik, ember dan lain-lain), balok-balok besar, kardus-kardus besar, bukubergambar,
kertas-kertas untuk dicoret, krayon/pensil warna.

Usia 25 – 36 bulan Tujuan:


a. Menyalurkan emosi/perasaan anak
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa
c. Melatih motorik halus dan kasar
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan
warna)
e. Melatih kerja sama mata dan tangan
f. Melatih daya imajinasi
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda Alat permainan yang
dianjurkan: a. Lilin yang dapat dibentuk
Alat-alat untuk menggambar
a. Puzzle sederhana
b. Manik-manik ukuran besar
c. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna berbeda
d. Bola

Usia 36 – 72 bulan Tujuan:


a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi
d. Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-pura(sandiwara)
e. Membedakan benda dengan perabaan
f. Menumbuhkan sportivitas
g. Mengembangkan kepercayaan diri
h. Mengembang kreativitas

133
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari dan lain-lain)
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluarrumahnya
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misalnyapengertian
terapung dan tenggelam
m. Mengenalkan suasana kompetisi, gotong royong

Alat permainan yang dianjurkan:


a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alatgambar dan
tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air
b. Teman-teman bermain: anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah
Tindakan stimulasi tidak hanya bersumber dari permainan melainkan berbagai
aktivitas, seperti latihan gerak, berbicara, berpikir, kemandirian, dan sosialisasi. Stimulasi
sesuai dengan umur dan prinsip stimulasi. Aktivitas stimulasi dilakukan dengan prinsip
bahwa stimulasi merupakan sebuah ungkapan kasih sayang pada anak, bermain dengan
anak. Stimulasi dilakukan bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan tahap perkembangan
anak

LATIHAN

Untuk membantu meningkatkan pemahaman saudara tentang kebutuhan asah (kebutuhan


akan stimulasi mental), maka lakukan latihan berikut!
1. Jelaskan pengertian kebutuhan asuh itu!
2. Jelaskan alasan balita perlu diberi stimulasi dini asah!
3. Jelaskan tempat balita dapat mendapat pendidikan asah/stimulasi!

Petunjuk Jawaban Latihan


Latihan tersebut diatas dapat dijawab, apabila saudara kembali membaca uraian tentang:
1. Pengertian kebutuhan asah
2. Dasar perlu stimulasi dini
3. Macam tempat mendapatkan asah

134
RINGKASAN
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berupa latihan
atau bermain. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi. Asah merupakan proses
pembelajaran bagi anak, agar anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang cerdas ceria
dan berakhlak mulia, maka periode yang menentukan sebagai masa keemasan (golden period),
jendela kesempatan (window of opportunity) dan masa krisis (critical period) yang mungkin
tidak terulang. Anak terutama bayi merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah
kesehatan dan tindak kekerasan yang meliputi perlakukan salah (abuse), eksploitasi,
penculikan dan perdangangan bayi.
Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat
dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan. Anak perlu distimulasi sejak dini untuk
mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif,
kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak.
Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak
sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Pada tahap perkembangan awal anak berada
pada tahap sensori motorik. Pemberian stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan
perhatian anak terhadap lingkungannya, bayi akan gembira dengan tertawatawa dan
menggerak-gerakkan seluruh tubuhnya.
Pada saat ini di Indonesia telah dikembangkan program untuk anak-anak prasekolah yang
bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini mungkin, dengan menggunakan APE
(alat permainan edukatif). APE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna
untuk pengembangan aspek fisik (kegiatan-kegiatan yang menunjang atau merangsang
pertumbuhan fisik anak), aspek bahasa (dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar), aspek kecerdasan (dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna dan lain-lain), dan
aspek sosial (khususnya dalam hubungannya dengan interaksi antara ibu dan anak, keluarga,
dan masyarakat).

TES 3

Pilih salah satu jawaban yang tepat !

135
1. Seorang ayah sedang bermain bola di halaman rumah dengan anaknya yang berusia 3 tahun.
Manfaat bermain bagi anak selain mengisi waktu luangnya adalah....
A. Menunggu waktu mandi
B. Mengakrabkan ayah dan anak
C. Membuat nafsu makan bertambah setelah bermain
D. Mengendalikan dan mengoordinasi otot, perasaan dan emosi

2. Seorang bayi baru dilahirkan diberikan stimulasi mental dengan cara ditetekkan kepada
ibunya. Stimulasi ini akan menyempurnakan refleks menghisap dan menelan. Reflek yang
timbul pada bayi saat menemukan puting susu ibu adalah....
A. Reflek Moro
B. Reflek Rooting
C. Reflek Babinsky
D. Reflek Tonic Neck

3. Stimulasi (asah) diberikan sedini mungkin sampai anak berusia 4-5 tahun setelah lahir. Periode
anak berusia 4-5 tahun setelah lahir ini adalah....
A. Golden Years
B. Bonding Child
C. Golden Child
D. Prototisme

4. Seorang anak beusia 3 tahun menurut tempatnya akan mendapatkan asah pendidikan di
keluarga. Pendidikan anak mendapat asah di rumah adalah....
A. Pendidikan formal
B. Pendidikan informal
C. Pendidikan non formal
D. Pendidikan PAUD

5. Jika ada seorang anak mendapat pendidikan di kelompok pengajian atau sekolah minggu,
maka pendidikan asah yang diperoleh adalah....
A. Pendidikan formal
B. Pendidikan informal
C. Pendidikan non formal
D. Pendidikan PAUD

136
Glosarium

APE Alat Permainan edukatif.Alat permainan


yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak, disesuaikan dengan
usianya
ASI Air Susu Ibu. Susu yang diproduksi oleh
manusia untuk konsumsi bayi dan
merupakan sumber gizi utama bayi yang
belum dapat mencerna makanan padat.
Air susu ibu diproduksi karena pengaruh
hormon prolaktin dan oksitosin setelah
kelahiran bayi
BCG Bacille Calmette-Guérin,vaksin untuk
tuberkulosis yang dibuat dari baksil
tuberkulosis (Mycobacterium bovis) yang
dilemahkan
DPT Jenis vaksin untuk mencegah penyakit
Difteri Pertusis dan Tetanus
Hb Jenis vaksin untuk mencegah vaksin
Hepatitis
Vaksi Vaksin Invasice Pneumococcal Disease.
n IPD Sekumpulan penyakit yang disebabkan
oleh infeksi bakteri tipe Pneumococcus
atau
Streptococcuspneumonia.
IQ Intelligence Quotient. Menjelaskan sifat
pikiran yang mencakup sejumlah
kemampuan, seperti kemampuan menalar,
merencanakan, memecahkan masalah,
berpikir abstrak, memahami gagasan,
menggunakan bahasa, dan belajar.
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Atas
SDID Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
TK Kembang
SDM Sumber Daya Manusia
WHO Suatu badan kesehatan dunia. World
Health Organization

137
Daftar Pustaka

.................IDAI. JATIM. 2006. Deteksi Tanda Dan Gejala Penyimpangan Pertumbuhan


dan Perkembangan Anak. Surabaya: Kalbe Nutrionals.

Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan. Jakarta:
Salemba Medika.

Kania, Nia 2006. disampaikan seminar “Stimulasi Tumbuh Kembang Anak” Bandung, 11
Maret 2006.

Moersintowati B, dkk, 2008. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, ed. I. Jakarta: Sagung
Seto.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

BAB III
DETEKSI DINI PERKEMBANGAN DAN PENYIMPANGAN MENTAL
EMOSIONAL

ROSMIATI, S.ST.,M.Kes

PENDAHULUAN

138
Pengertian dasar mengenai deteksi dini perkembangan dan penyimpangan mental
emosional secara menyeluruh, sangat penting bagi bidan dalam memantau perkembangan
bayi/anak secara optimal dan dapat mendeteksi penyimpangan mental emosional. Akhirnya
bayi/anak yang dirawat atau berada di bawah pengawasannya menjadi generasi yang
berkualitas. Setelah saudara mempraktikkan materi dalam bab ini dengan sunggguhsungguh,
di akhir pembelajaran diharapkan dapat mempraktikkan KPSP (Kuesioner Pra Skreening
Perkembangan), deteksi penyimpangan perkembangan anak dan deteksi penyimpangan mental
emosional.
Guna membantu proses belajar mandiri, materi dalam bab ini dikemas dalam 3 (tiga)
topik, yaitu:
Topik 1 : Deteksi Dini Perkembangan (KPSP = Kuesioner Pra Skreening Perkembangan)
Topik 2 : Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan dengan TDD (Tes Daya Dengar) dan
Tes Daya Lihat (TDL)
Topik 3 : Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional dengan KMME (Kuesioner
Masalah Mental Emosional), Checklist for Autism in Toddler (CHAT) dan
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH).

Topik 1
KPSP (Kuesioner Pra Skreening Perkembangan)

Materi kegiatan praktikum ini berfokus pada deteksi dini perkembangan anak
menggunakan kuesioner pra screening perkembangan (KPSP). Skrining/pemeriksaan
perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak
normal atau ada penyimpangan.

139
A. SKRINING / PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN ANAK MENGGUNAKAN
KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)
Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk
mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
7.1 Jadual skrining/pemeriksaan KPSP rutin berdasarkan umur
Jadual Skrining Rutin KPSP
3 bulan 30 bulan
6 bulan 36 bulan
9 bulan 42 bulan
12 bulan 48 bulan
15 bulan 54 bulan
18 bulan 60 bulan
21 bulan 66 bulan
24 bulan 72 bulan

Skrining pemeriksaan dilakukan oleh:


1. Tenaga Kesehatan.
2. Guru TK.
3. Petugas PAUD terlatih.

Cara menggunakan KPSP


1. Pada waktu pemeriksaan skrining anak harus dibawa
2. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan, tahun anak lahir (bila anak umur 16
hari atau lebih dibulatkan menjadi 1 bulan ke atas).
3. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai umur anak.
4. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan:
a. Pertanyaan yang dijawab oleh ibu /pengasuh anak.
b. Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis
pada KPSP.
5. Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan
ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
6. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1
jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
7. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab pertanyaan
terdahulu.
8. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah terjawab
Interpretasi Hasil KPSP :
140
1. Hitunglah berapa jumlah jawaban “Ya”.
a. Jawaban “Ya”, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak bisa atau pernah atau sering
atau kadang-kadang melakukan.
b. Jawaban “Tidak” bila ibu/pengasuh menjawab : anak belum pernah melakukan atau
tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
2. Jumlah jawaban “Ya” = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai tahap perkembangan (S)
3. Jumlah jawaban “Ya” = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
4. Jumlah jawaban “Ya” = 6 atau kurang, perkembangan anak kemungkinan ada penyimpangan
(P)
5. Untuk jawaban “Tidak” perlu dirinci jawaban “Tidak” menurut jenis keterlambatan (gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)

Intervensi :
1. Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut :
a. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
b. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.
c. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai umur dan
kesiapan anak.
d. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di Posyandu. Jika
anak sudah memasuki usia pra sekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan pada
kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kelompok bermain dan Taman
Kanak-kanak.
e. Lakukan pemeriksaan/skinning rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak
berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan.
2. Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut :
a. Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering
lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
b. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan/mengerjakan ketertinggalan.
c. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang
menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
d. Lakukan pemeriksaan ulang KPSP 2 minggu dengan menggunakan daftar KPSP yang
sesuai dengan umur anak.
e. Jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan perkembangan.

141
3. Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan berikut :
Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan
perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
B. PRAKTIKUM PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN MENGGUNAKAN KPSP

PERSIAPAN

1. Persiapan Diri:
Sebelum melaksanakan screening dengan KPSP, pelajari betul materi yang terkait
dengan KPSP
2. Persiapan alat
Sebelum memulai praktikum KPSP alat yang harus disediakan adalah :
3. Formulir KPSP menurut umur (berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan
yang telah dicapai anak).
4. Alat bantu permeriksaan berupa (pensil, kertas, bola sebesar bola tennis, kerincingan,
kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit
berukuran 0,5-1 cm).

PELAKSANAAN

KPSP PADA BAYI USIA 3 BULAN

Aspek
TINDAKAN PEMERIKSAAN Jawaban
Perkembangan
1. Pada waktu bayi terlentang, Gerak Kasar Ya Tidak
apakah masing-masing lengan
dan tungkai bergerak dengan
mudah? Jawab “TIDAK” bila
salah satu atau kedua tungkai Sosialisasi dan
atau lengan bayi bergerak tak kemandirian
terarah/tak terkendali?

142
2. Pada waktu bayi terlentang
apakah ia melihat atau
menatap wajah anda?
3.Apakah bayi dapat Bicara dan Ya Tidak
mengeluarkan suara-suara lain Bahasa
(ngoceh) di samping menangis?
4.Pada waktu bayi terlentang, Gerak halus Ya Tidak
apakah apakah ia dapat
mengikuti gerakan anda
dengan menggerakkan
kepalanya dari kanan/kiri ke
tengah?

Gerak halus Ya Tidak


5.Pada waktu bayi terlentang,
apakah ia dapat mengikuti
gerakan anda dengan
menggerakkan kepalanya dari
satu sisi hampIr sampai pada
sisi yang lain ?

6.Pada waktu bayi terlentang, Gerak halus Ya Tidak


apakah ia dapat mengikuti
gerakan anda dengan
menggerakkan kepalanya dari
satu sisi hampIr sampai pada
sisi yang lain ?

7.Pada waktu anda mengajak bayi Sosialisasi dan Ya Tidak


berbicara dan tersenyum, kemandirian
apakah ia tersenyum kembali
kepada anda?
8.Pada waktu bayi telungkup di Gerak kasar Ya Tidak
alas yang datar, apakah ia dapat
mengangkat kepalanya 15˚?
143
9.Pada waktu bayi telungkup di Gerak kasar Ya Tidak
alas datar apakah ia dapat
mengangkat kepalanya
sehingga membentuk sudut
45˚?
10.Pada waktu bayi telungkup di Gerak kasar Ya Tidak
alas yang datar, apakah ia dapat
mengangkat kepalanya 90˚?
11.Apakah bayi suka tertawa keras Bicara dan Ya Tidak
walau tidak digelitik atau Bahasa
diraba-raba?
JUMLAH

KPSP PADA BAYI USIA 6 BULAN

Aspek
TINDAKAN PEMERIKSAAN Jawaban
Perkembangan
1.Pada waktu bayi terlentang,
apakah ia dapat mengikuti
gerakan anda dengan
menggerakkan kepala sepenuhnya
dari satu sisi ke sisi yang lain ?
Gerak halus Y Tidak
a

2.Dapatkah bayi menpertahankan


posisi kepala dalam keadaan Gerak kasar Y Tidak
tegak dan stabil ? jawab a
TIDAK bila kepala bayi
cenderung jatuh ke kanan/kiri
atau ke dadanya.
3.Sentuhkan pensil di punggung
tangan atau ujung jari bayi
(jangan meletakkan di atas
telapak tangan bayi).
Aspek
TINDAKAN PEMERIKSAAN Jawaban
Perkembangan
Apakah bayi dapat
menggenggam pensil itu selama Gerak halus Ya Tidak
beberapa detik ?

144
4.Ketika bayi telungkup di alas
datar apakah ia dapat
mengangkat dada dengan Gerak kasar Ya Tidak
kedua tangan
lengannya sebagai
penyangga seperti
pada gambar ?

5.Pernahkan bayi mengeluarkan Bicara & Ya Tidak


suara gembira bernada tinggi bahasa
atau memekik tetapi bukan
menangis ?
6.Pernahkan bayi berbalik paling Gerak kasar Ya Tidak
sedikit dua kali, dari terlentang
ke telungkup atau sebaliknya ?
7.Pernahkah anda bayi melihat Sosialisasi & Ya Tidak
bayi tersenyum ketika melihat kemandirian
mainan yang lucu, gambar atau
binatang peliharaan pada saat ia
bermain sendiri ?
8.Dapatkah bayi mengarahkan Gerak halus Ya Tidak
matanya pada benda kecil
sebesar kacang, kismis, atau
uang logam? Jawab TIDAK
jika ia tidak dapat mengarahkan
matannya.
9.Dapatkah bayi meraih mainan Gerak halus Ya Tidak
yang diletakkan agak jauh
namun masih berada dalam
jangkauan rangannya?
10.Pada posisi bayi terlentang, Gerak kasar
pegang kedua tangannya lalu Ya Tidak
tarik perlahan-lahan ke posisi
duduk. Dapatkah bayi
mempertahankan lehernya
secara kaku seperti gambar di
sebelah kiri ? jawab TIDAK
bila kepala bayi jatuh kembali
seperti gambar sebelah kanan.

145
JUMLAH

KPSP PADA BAYI 9 BULAN

As
pe J
k a
TINDAKA Pe w
N rk a
PEMERIK e b
SAAN m a
ba n
ng
an
1.Pada G YT
posisi er i
bayi a d
telenta k a
ng, k k
pegang as
kedua
ar
tangan
nya
lalu
tarik
perlaha
n-lahan
ke
posisi
duduk.
Dapatk
ah bayi
mempe
rtahank
an
leherny
a
secara
kaku
seperti

146
gambar
di
sebelah
kiri ?
jawab
TIDAK
bila
kepala
bayi
jatuh
kembal
i
seperti
gambar
sebelah
kanan

2.Pernahka G YT
h anda er i
melihat a d
bayi k a
memin h k
dahkan al
mainan u
atau s
kue
kering
dari
satu
tangan
ke
tangan
yang
lain ?
Benda-
benda
panjan
g
seperti
sendok
atau
kerinci
ngan
bertang
kai
tidak
147
ikut
dinilai.
3.Tarik G YT
perhati er i
an bayi a d
dengan k a
mempe h k
rlihatka al
n u
selenda s
ng,
sapu
tangan
atau
serbet,
kemudi
an
jatuhka
n ke
lantai.
Apakah
bayi
menco
ba
mencar
inya ?
Misaln
ya
mencar
i di
bawah
meja
atau di
belakan
g
kursi ?
4.Apakah G YT
bayi er i
dapat a d
memun k a
gut dua h k
benda al
seperti u
mainan s
/kue
kering,
dan
masing

148
-
masing
tangan
memeg
ang
satu
benda
pada
saat
yang
sama?
Jawab
TIDAK
bila
bayi
tidak
pernah
melaku
kan
perbuat
an ini.
5.Jika anda G YT
menga er i
ngkat a d
bayi k a
melalui k k
ketiakn as
ya ke ar
posisi
berdiri,
dapatka
h ia
menya
ngga
sebagia
n berat
badan
dengan
kedua
kakiny
a?
Jawab
YA
bila ia
menco
ba
berdiri
dan

149
sebagia
n berat
badan
tertump
u pada
kedua
kakiny
a
6.Dapatkah G YT
bayi er i
memun a d
gut k a
h k
al
u
dengan s
tangan
nya
bendab
enda
kecil
seperti
kismis,
kacang
-
kacang
an,
potong
an
biskuit,
dengan
geraka
n
miring
atau
mengg
erapai
seperti
gambar
?

7.Tanpa G YT
disangg er i
a oleh a d
bantal, k a
kursi k k
atau as
dinding, ar
150
dapatka
h bayi
duduk
sendiri
selama
60 detik
?
As
pe J
k a
TINDAKA Pe w
N rk a
PEMERIK e b
SAAN m a
ba n
ng
an

8.Apakah So YT
bayi dapat sia i
makan kue lis d
kering asi a
sendiri ? da k
n
ke
m
an
dir
ia
n
9.Pada Bi YT
waktu ca i
bayi ra d
bermai da a
n n k
sendiri ba
dan ha
anda sa
diam-
diam
datang
berdiri
di
belakan
gnya,
apakah
151
ia
meneng
ok ke
belakan
g
seperti
menden
gar
kedatan
gan
anda ?
Suara
keras
tidak
ikut
dihitun
g.
Jawab
YA
hanya
jika
anda
melihat
reaksin
ya
terhada
p suara
yang
perlaha
n atau
bisikan.
10.Letakka So YT
n suatu sia i
mainan lis d
yang asi a
diingin da k
kannny n
a di ke
luar m
jangka an
uan dir
bayi, ia
apakah n
ia
menco
ba
menda
patkan

152
nya
dengan
mengul
urkan
lengan
atau
badann
ya ?

ML
AH

KPSP PADA BAYI USIA 12 BULAN

Aspek Jawaban
TINDAKAN
Perkembanga Y Tida
PEMERIKSAAN
n a k
1.Jika anda bersembunyi di Y Tida
belakang sesuatu/di a k
pojok kemudian muncul
dan menghilang secara Sosialisasi
berulangulang di dan
hadapan anak, apakah ia kemandirian
mencari anda atau
mengharapkan anda
muncul kembali ?
2.Letakkan pensil di telapak Y Tida
tangan bayi. Coba ambil a k
pensil tersebut dengan
Gerak halus
perlahan-lahan. Sulitkah
anda mendapatkan pensil
itu kembali?
3.Apakah anak dapat berdiri Y Tida
selama 30 detik atau a k
lebih, dengan Gerak kasar
berpegangan pada
kursi/meja ?
4.Apakah anak dapat Y Tida
mengatakan 2 suku kata a k
yang sama, misalnya
Bicara dan
“ma-ma”, “da-da” atau
Bahasa
“pa-pa”. Jawab “YA”
bila ia mengeluarkan
salah satu suara tadi
5.Apakah anak dapat Gerak kasar Y Tida
mengangkat badannya ke a k
posisi berdiri tanpa

153
bantuan Anda ?
6.Apakah anak dapat Y Tida
membedakan anda a k
dengan orang yang
belum dikenal ? Ia akan
menunjukkan sikap Sosialisasi dan
malumalu atau ragu- kemandirian
ragu. Pada saat
permulaan bertemu
dengan orang yang
belum dikenalnya
7.Apakah anak dapat Gerak halus
mengambil benda kecil
seperti
Aspek Jawaban
TINDAKAN
Perkembanga Y Tida
PEMERIKSAAN
n a k
kacang atau kismis,
dengan meremas diantara Y Tida
ibu jari dan jarinya a k
seperti pada gambar.

8.Apakah anak dapat duduk Gerak kasar Y Tida


sendiri tanpa bantuan ? a k
9.Sebut 2-3 kata yang dapat
ditiru oleh anak (Tidak Y Tida
perlu kata-kata yang a k
Bicara dan
lengkap) Apakah ia
Bahasa
mencoba meniru
menyebutkan kata-kata
tadi ?
10.Tanpa bantuan, apakah
anak dapat Y Tida
mempertemukan dua a k
kubus kecil yang ia Gerak Halus
pegang ? Kerincingan
bertangkai dan tutup
panci tidak ikut dinilai.
JUMLAH

KPSP ANAK UMUR 15 BULAN

154
Jaw
Aspek aban
TINDAKAN
Perkemb Y Ti
PEMERIKSAAN
angan a da
k
1 Tanpa bantuan,
. apakah anak dapat
mempertemukan dua
kubus kecil yang Ti
Gerak Y
dipegang ? da
Halus a
kerincingan k
bertangkai dan tutup
panci tidak ikut
dinilai

155
2 Apakah anak dapat
Ti
. berjalan sendiri atau Gerak Y
da
jalan dengan Kasar a
k
berpegangan ?
3 Tanpa bantuan,
. apakah anak dapat
Sosialisasi
bertepuk tangan atau Ti
& Y
melambai-lambai? da
kemandiria a
Jawab TIDAK bila ia k
n
membutuhkan
bantuan.
4 Apakah anak dapat
. mengatakan “papa”
ketika ia
manggil/melihat
ayahnya,atau
Ti
mengatakan “mama” Bicara&ba Y
jika da
hasa a
memanggil/melihat k
ibunya? Jawab
YA bila anak
mengatakan salah satu
diantaranya.
5 Dapatkah anak berdiri Gera
Ti
. tanpa berpegangan k Y
da
selama kira-kira 5 Kasa a
k
detik ? r
6 Dapatkah anak berdiri
Ti
. sendiri tanpa Gerak Y
da
berpegangan selama Kasar a
k
30 detik atau lebih ?
7 Tanpa berpegangan
. atau menyentuh
lantai, apakah anak Gera
Ti
dapat membungkuk k Y
da
untuk memungut Kasa a
k
mainan di lantai dan r
kemudian berdiri
kembali ?
8 Apakah anak dapat Sosialisasi Y Ti
. menunjukkan apa dan a da
yang di k
TINDA Jaw
KAN Aspek aban
PEME Perkemba Y
Tid
RIKSA ngan a
ak
AN

156
inginkannya tanpa kemandiri
menangis atau an
merengek ? Jawab
YA bila ia menunjuk
menarik atau
mengeluarkan suara
yang
menyenangkan.
9.Apakah anak dapat
Y
berjalan di sepanjang Gerak Tid
a
ruangan tanpa jatuh atau Kasar ak
terhuyung-huyung ?
10.Apakah anak dapat
mengambil benda
kecil seperti kacang,
kismis, atau

Y
potongan biscuit Gerak Tid
a
dengan Halus ak
menggunakan ibu
jari dan jari telunjuk
seperti pada
gambar ?

JUMLAH

KPSP ANAK UMUR 18 BULAN

Aspek
TINDAKAN
Perkembang Jawaban
PEMERIKSAAN
an
1.Tanpa bantuan, apakah Sosialisasi Ya Tida
anak dapat bertepuk dan k
tangan atau berlambai- kemandirian
lambai? Jawab TIDAK
bila ia membutuhkan
bantuan.
2.Apakah anak dapat Bicara dan Ya Tida
mengatakan “papa” bahasa k
ketika ia
memanggil/melihat
ayahnya, atau
mengatakan “mama” jika
157
memanggil/melihat
ibunya? Jawab YA bila
anak mengatakan salah
satu diantaranya.
3.Apakah anak dapat berdiri Gerak kasar Ya Tida
sendiri tanpa berpegangan k
selama kira-kira 5 detik?
4.Apakah anak dapat berdiri Gerak kasar Ya Tida
sendiri tanpa berpegangan k
selama 30 detik atau
lebih?
5.Tanpa berpegangan atau Gerak kasar Ya Tida
menyentuh lantai, apakah k
anak dapat membungkuk
untuk memungut mainan
di lantai dan kemudian
berdiri kembali?
6.Apakah anak dapat Sosialisasi Ya Tida
menunjukkan apa yang dan k
diinginkannya tanpa kemandirian
menangis atau
merengek? Jawab YA
bila ia menunjuk,
menarik atau
mengeluarkan suara yang
menyenangkan.
7.Apakah anak dapat berjalan Gerak kasar Ya Tida
di sepanjang ruangan k
tanpa jatuh atau
terhuyung-huyung?
8.Apakah anak dapat Gerak kasar Ya Tida
mengambil benda kecil k
seperti kacang, kismis,
atau potongan biskuit
dengan
Aspek
TINDAKAN
Perkembang Jawaban
PEMERIKSAAN
an
menggunakan ibu jari dan
jari telunjuk seperti pada

gambar?

158
9.Jika anda Gerak halus, Ya Tida
menggelindingkan bola sosialisasi k
ke anak, apakah ia dan
menggelindingkan/mele kemandirian
mparkan kembali bola
pada anda?
10.Apakah anak dapat Sosialisasi Ya Tida
memegang sendiri dan k
cangkir/gelas dan minum kemandirian
dari tempat tersebut tanpa
tumpah?
JUMLAH

KPSP PADA ANAK UMUR 21 BULAN

Aspek Jawaban
TINDAKAN
Perkemban Ya Tidak
PEMERIKSAAN
gan
1.Tanpa berpegangan atau Ya Tidak
menyentuh lantai, apakah
anak dapat membungkuk
Gerak kasar
untuk memungut mainan di
lantai dan kemudian berdiri
kembali ?
2.Apakah anak dapat Ya Tidak
menunjukkan apa yang
diinginkannya tanpa
Sosialisasi
menangis atau merengek ?
dan
Jawab “YA” bila ia
kemandirian
menunjuk, menarik atau
mengeluarkan suara yang
menyenangkan.
3.Apakah anak dapat berjalan Ya Tidak
di sepanjang ruangan tanpa
Gerak kasar
jatuh atau terhuyung-
huyung ?
4.Apakah anak dapat Ya Tidak
mengambil benda kecil
seperti kacang, kismis atau
potongan
biscuit dengan
menggunakan Bicara dan
ibu jari dan Bahasa
jari telunjuk ?

159
5.Jika anda menggelindingkan Ya Tidak
bola ke anak, apakah ia
menggelindingkannya/mele Gerak halus
mpar kembali bola pada
anda ?
6.Apakah anak dapat Ya Tidak
memegang sendiri Sosialisasi
cangkir/gelas dan minum dan
dari tempat tersebut tanpa kemandirian
tumpah ?
7.Jika anda sedang melakukan Ya Tidak
pekerjaan rumah tangga, Sosialisasi
apakah anak meniru apa dan
yang anda lakukan kemandirian
?
8.Apakah anak meletakkan satu Gerak halus Ya Tidak
kubus di atas kubus
TINDAKA Aspek Jawaban
N Perkemban Y Tidak
PEMERIKS gan a
AAN
yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu ?
Kubus yang digunakan
ukuran 2,5-5 cm.
9.Apakah anak dapat Y Tidak
mengucapkan paling a
Bicara dan
sedikit 3 kata yang
Bahasa
mempunyai arti selain
“papa” dan “mama”?
10.Apakah anak dapat berjalan Y Tidak
mundur 5 langkah atau a
lebih tanpa kehilangan
keseimbangan? (Anda Gerak Kasar
mungkin dapat melihatnya
ketika anak menarik
mainanya)
JUMLAH

KPSP PADA ANAK UMUR 24 BULAN

Aspek Jawaban
TINDAKAN
Perkembanga Ya Tida
PEMERIKSAAN
n k
1.Jika anda sedang melakukan Sosialisasi dan Ya Tidak
pekerjaan rumah tangga, apakah kemandirian
160
anak meniru apa yang anda
lakukan ?
2.Apakah anak meletakkan satu Ya Tidak
kubus di atas kubus yang lain
tanpa menjatuhkan kubus itu ? Gerak halus
Kubus yang digunakan ukuran
2,5-5 cm.
3.Apakah anak dapat mengucapkan Ya Tidak
paling sedikit 3 kata yang Bicara dan
mempunyai arti selain “papa” Bahasa
dan “mama”?
4.Apakah anak dapat berjalan Ya Tidak
mundur 5 langkah atau lebih
tanpa kehilangan
Gerak Kasar
keseimbangan? (Anda mungkin
dapat melihatnya ketika anak
menarik mainanya)
5.Dapatkah anak melepas Gerak halus, Ya Tidak
pakaiannya seperti : baju, rok, Sosialisasi dan
atau celananya ? (topi dan kaos kemandirian
kaki tidak ikut dinilai)
6.Dapatkah anak berjalan naik Ya Tidak
tangga sendiri ? Jawab YA jika
anak naik tangga dengan posisi
tegak atau berpegangan pada
dinding atau pegangan tangga.
Gerak Kasar
Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau
anda tidak membolehkan anak
naik tangga atau anak harus
berpegangan pada seseorang .
7.Tanpa bimbingan, petunjuk atau Ya Tidak
bantuan anda, dapatkah anak
Bicara dan
menunjuk dengan benar paling
Bahasa
sedikit satu bagian badannya
(rambut, mata,
Aspek Jawaban
TINDAKAN PEMERIKSAAN Perkembanga Ya Tida
n k
hidung , mulut atau bagian badan
yang lain)
8.Dapatkah anak makan nasi sendiri Sosialisasi dan Ya Tidak
tanpa tumpah ? kemandirian
9.Dapatkah anak membantu Ya Tidak
memungut mainannya sendiri Bicara dan
atau membantu mengangkat Bahasa
piring jika diminta ?
161
10.Dapatkah anak menendang bola Ya Tidak
kecil (sebesar bola tennis) ke
depan tanpa berpegangan pada Gerak Kasar
apapun ? Mendorong tidak ikut
dinilai.
JUMLAH

KPSP PADA ANAK UMUR 30 BULAN

Aspek
N TINDAKAN Jawab
Perkembang
O. PEMERIKSAAN an
an
Dapatkah anak Sosialisasi
melepas pakaiannya dan
seperti baju, rok atau kemandirian Y Tid
1
celananya ? (topi dan a ak
kaos kaki tidak ikut
dinilai)
Dapatkah anak
berjalan naik tangga
sendiri? Jawab YA
jika ia naik tangga
dengan posisi tegak
atau berpegangan
pada dinding atau
pegangan tangga. Y Tid
2 Gerak kasar
Jawab TIDAK jika ia a ak
naik tangga dengan
merangkak atau anda
tidak
memperbolehkan anak
naik tangga atau anak
harus berpegangan
pada seseorang.
Tanpa bimbingan,
petunjuk atau bantuan
anda, dapatkah anak
menunjuk dengan
benar paling sedikit Bicara & Y Tid
3
satu bagian badannya bahasa a ak
(rambut, mata,
hidung, mulut, atau
bagian badan yang
lain) ?
4 Dapatkah anak makan Sosialisasi Y Tid
nasi sendiri tanpa dan a ak

162
banyak yang tumpah ? kemandirian
Dapatkah anak
membantu memungut
mainannya sendiri Bicara dan Y Tid
5
atau membantu bahasa a ak
mengangkat piring
jika diminta ?
Dapatkah anak
menendang bola kecil
(sebesar bola tenis) ke
Y Tid
6 depan tanpa Gerak kasar
a ak
berpegangan pada
apapun ? mendorong
tidak ikut dinilai.
Bila diberi pensil,
apakah anak mencoret- Y Tid
7 Gerak halus
coret kertas tanpa a ak
bantuan/petunjuk ?
Dapatkah anak
meletakkan 4 buah
kubus satu persatu
diatas kubus yang lain Y Tid
8 Gerak halus
tanpa menjatuhkan a ak
kubus itu ? kubus
yang digunakan
ukuran 2,5 – 5 cm.
Aspek
N TINDAKAN Jawab
Perkembang
O. PEMERIKSAAN an
an
Dapatkah anak
menggunakan 2 kata
pada saat berbicara
seperti “minta Bicara & Y Tid
9 minum”, “mau tidur” ? bahasa a ak
“terimakasih” dan
“dadag” tidak ikut
dinilai.
Apakah anak dapat
menyebut 2 diantara
gambargambar ini
tanpa bantuan ?
1 Bicara dan Y Tid
0 Bahasa a ak

163
JUMLAH

KPSP ANAK UMUR 36 BULAN

Aspek
TINDAKAN
Perkemba Jawaban
PEMERIKSAAN
ngan
1 Bila diberi pensil, apakah Gerak Y Tidak
. anak mencoret-coret kertas halus a
tanpa bantuan/petunjuk?
2 Dapatkah anak meletakkan 4 Gerak Y Tidak
. buah kubus satu persatu di halus a
atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu?
Kubus yang digunakan
ukuran 2.5 – 5 cm.
3 Dapatkah anak menggunakan Bicara dan Y Tidak
. 2 kata pada saat berbicara bahasa a
seperti “minta minum”; “mau
tidur”?
“Terimakasih” dan “Dadag”
tidak ikut dinilai.
4 Apakah anak dapat menyebut Bicara dan Y Tidak
. 2 diantara gambargambar ini bahasa a
tanpa bantuan?

5 Dapatkah anak melempar Gerak Y Tidak


. bola lurus ke arah perut atau kasar a
dada anda dari jarak 1,5
meter?

Aspek
TINDAKAN
Perkemba Jawaban
PEMERIKSAAN
ngan
6 Ikuti perintah ini dengan Bicara dan Ya Tidak
. seksama. Jangan memberi bahasa
isyarat dengan telunjuk atau
mata pada saat memberikan
164
perintah berikut ini:
“Letakkan kertas ini di
lantai”.
“Letakkan kertas ini di
kursi”.
“Berikan kertas ini kepada
ibu”.
Dapatkah anak
melaksanakan ketiga
perintah tadi?
7 Buat garis lurus ke bawah Gerak Ya Tidak
. sepanjang halus
sekurangkurangnya 2.5 cm.
Suruh anak menggambar
garis lain disamping garis
tersebut

8 Letakkan selembar kertas Gerak Ya Tidak


. seukuran buku di lantai. kasar
Apakah anak dapat
melompati bagian lebar
kertas dengan mengangkat
kedua kakinya secara
bersamaan tanpa didahului
lari?
9 Dapatkah anak mengenakan Sosialisasi Ya Tidak
. sepatunya sendiri? dan
kemandiria
n
1 Dapatkah anak mengayuh Gerak Ya Tidak
0 sepeda roda tiga sejauh kasar
. sedikitnya 3 meter?
JUMLAH

KPSP ANAK UMUR 42 BULAN

Aspek
Jawab
TINDAKAN PEMERIKSAAN Pemeriksa
an
an
1 Dapatkah anak mengenakan Sosialisasi Y Tid
sepatuya sendiri? & a ak
kemandiria
165
n
2 Dapatkah anak mengayuh sepeda Gerak Y Tid
roda tiga sejauh sedikitnya 3 kasar a ak
meter?

3 Setekah makan, apakah anak Sosialisasi Y Tid


mencuci dan mengeringkan & a ak
tangannya dengan baik sehingga kemandiria
anda tidak perlu mengulanginya? n
4 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa Gerak Y Tid
berpegangan. Jika kasar a ak
Aspek
Jawab
TINDAKAN PEMERIKSAAN Pemeriksa
an
an
perlu tunjukan caranya dan beri
anak anda kesempatan
melakukannya 3 kali.
Dapatkah dia mempertahankan
keseimbangan dalam waktu 2
detik atau lebih?
5 Letakkan selembar kertas Gerak Y Tid
seukuran buku ini dilantai. kasar a ak
Apakah anak dapat melompati
panjang kertas ini dengan
mengangkat kedua kakinya
secara bersamaan tanpa
didahului lari?
6 Jangan membantu anak dan Gerak Y Tid
jangan menyebut lingkaran. halus a ak
Suruh anak menggambar seperti
contoh ini yang tersedia
dapatkah anak menggambar
lingkaran?

7 Dapatkah anak meletakkan 8 Gerak Y Tid


buah kubus satu persatu diatas halus a ak
yang lain tanpa menjatuhkan
kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran
2,5-5 cm.
8 Apakah anak dapat bermain Sosialisasi Y Tid
petak umpet, ular naga atau dan a ak
permainan lain dimana dia ikut kemandiria
bermain dan mengikuti aturan n
166
bermain?
9 Dapatkah anak mengenakan Sosialisasi Y Tid
celana panjang, kemeja, baju dan a ak
atau kaos kaki tanpa dibantu? kemandiria
(tidak termasuk memasang n
kancing, gesper atau ikat
pinggang)

JUMLAH

KPSP ANAK UMUR 48 BULAN

Aspek
Jawaba
TINDAKAN PEMERIKSAAN Pemeriksaa
n
n
1 Dapatkah anak mengayuh sepeda Gerak
roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter ? Kasar
Aspek
Jawaba
TINDAKAN PEMERIKSAAN Pemeriksaa
n
n
2 Setelah makan, apakah anak Sosialisasi
mencuci dan mengeringkan dan
tangannya dengan baik sehingga kemandiria
anda tidak perlu mengulanginyan? n
3 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa
berpegangan. Jika perlu tunjukkan
caranya dan beri anak anda
Gerak
kesempatan melakukannya 3 kali.
Kasar
Dapatkah ia mempertahankan
keseimbangan dalam waktu 2 detik
atau lebih ?
4 Letakkan selembar kertas seukuran
buku di lantai. Apakah anak dapat
melompati panjang kertas ini Gerak
dengan mengangkat kedua kakinya Kasar
secara bersamaan, tanpa didahului
lari ?

167
5 Jangan membantu anak dan jangan
menyebut lingkaran. Suruh anak
menggambar seperti contoh di
kertas kosong yang tersedia.
Apakah anak dapat menggambar
lingkaran ?
Gerak
halus

6 Dapatkah anak meletakkan 8 kubus


satu per satu di atas yang lain tanpa
Gerak
menjatuhkan kubus tersebut ?
halus
Kubus yang digunakan ukuran 2,5-5
cm.
7 Apakah anak dapat bermain petak
umpet, ular naga atau permainan Gerak
lain dimana ia ikut bermain dan halus
mengikuti aturan bermain ?
8 Dapatkah anak mengenakan celana
Sosialisasi
panjang, kemeja, baju atau kaos
dan
kaki tanpa dibantu ? (Tidak
Kemandiria
termasuk memasang kancing,
n
gesper atau ikat pinggang)
9 Dapatkah anak menyebutkan nama
lengkapnya tanpa dibantu ? Jawab
Bicara &
TIDAK jika ia hanya menyebut
bahasa
sebagian namanya atau ucapannya
sulit dimengerti.
JUMLAH

KPSP PADA ANAK UMUR 54 BULAN

Aspek
TINDAKAN
Pemeriks Jawaban
PEMERIKSAAN
aan
1 Dapatkah anak meletakkan 8 Gerak Ya Tidak
buah kubus satu persatu di halus
atas yang lain tanpa
menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan
ukuran 2,5 – 5 cm
2 Apakah anak dapat bermain Sosialisas Ya Tidak

168
petak umpet, ular naga atau i dan
permainan lain dimana ia kemandir
ikut bermain dan mengikuti ian
aturan bermain?
3 Dapatkah anak mengenakan Sosialisas Ya Tidak
celana panjang, kemeja, baju i dan
atau kaos kaki tanpa di kemandir
bantu? (Tidak termasuk ian
memasang kancing, gesper
atau ikat pinggang)
4 Dapatkah anak menyebutkan Bicara Ya Tidak
nama lengkapnya tanpa dan
dibantu? Jawab TIDAK jika bahasa
ia hanya menyebut sebagian
namanya atau ucapannya
sulit dimengerti.
5 Isi titik-titik di bawah ini Bicara Ya Tidak
dengan jawaban anak. Jangan dan
membantu kecuali bahasa
mengulangi pertanyaan.
“Apa yang kamu lakukan jika
kamu kedinginan?” ......
“ Apa yang kamu lakukan
jika kamu lapar?” ......
“Apa yang kamu lakukan jika
kamu lapar?” ......
“ Apa yang kamu lakukan
jika kamu lelah?” ......
Jawab YA bila anak
menjawab ke-3 pertanyaan
tadi dengan benar, bukan
dengan gerakan atau isyarat.
Jika kedinginan, jawaban
yang benar adalah
“menggigil”, pakai mantel”
atau “masuk kedalam
rumah”.
Jika lapar, jawaban yang
benar adalah “makan”
Jika lelah, jawaban yang
benar adalah “mengantuk,
“tidur”, “berbaring/tidur-
tiduran”, “istirahat” atau
“diam sejenak”.
6 Apakah anak dapat Sosialisas Ya Tidak
mengancingkan bajunya atau i dan
pakaian boneka? kemandir
ian

169
7 Suruh anak berdiri satu kaki Gerak Ya Tidak
tanpa berpegangan. Jika kasar YT
perlu tunjukkan caranya dan
beri anak anda kesempatan
melakukannya 3 kali.
Dapatkah ia
mempertahankan
keseimbangan dalam waktu 6
detik atau lebih?
8 Jangan Gerak Ya Tidak
mengoreksi/membantu halus
anak. Jangan
menyebut kata “lebih
panjang”
Perlihatkan gambar kedua
garis ini pada anak.
Tanyakan: “Mana garis yang
lebih panjang?”

Aspek
TINDAKAN
Pemeriks Jawaban
PEMERIKSAAN
aan
Minta anak menunjuk garis
yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk,
putar lembar ini dan
ulangi pertanyaan
tersebut.
Setelah anak menunjuk,
putar lembar ini lagi dan
ulangi pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat
menunjuk garis yang
lebih panjang sebanyak 3
kali dengan benar?
9 Jangan membantu anak dan Gerak Ya Tidak
jangan memberitahu nama halus
gambar ini, suruh anak
menggambar seperti contoh
ini di kertas kosong yang
tersedia. Berikan 3 kali
kesempatan. Apakah anak
dapat menggambar
seperti contoh ini?

170
Jawablah : YA

Jawablah : TIDAK
10 Ikuti perintah ini dengan
seksama. Jangan memberi Ya Tidak
isyarat dengan telunjuk atau
mata pada saat memberikan
perintah berikut ini : Bicara
“Letakkan kertas ini di atas dan
lantai”. bahasa
“Letakkan kertas ini di bawah
kursi”.
“Letakkan kertas ini di depan
kamu”.
“Letakkan kertas ini di
belakang kamu”.
Jawab YA hanya jika anak
mengerti arti “di atas”, “di
bawah”, “di depan” dan “di
belakang”.
JUMLAH

KPSP PADA ANAK UMUR 60 BULAN

TINDAKAN Aspek Jawaban


PEMERIKSAAN Perkembangan Ya Tidak
1.Isi titik-titik di Bicara & Ya Tidak
bawah ini dengan bahasa
jawaban anak.
Jangan membantu
kecuali mengulangi
pertanyaan :
“Apa yang kamu
lakukan jika kamu
171
kedinginan ?’……..
“Apa yang kamu
lakukan jika kamu
lapar ?’……………
“Apa yang kamu
lakukan jika kamu
lelah ?’…………….
Jawab YA bila anak
menjawab ke 3
pertanyaan tadi
dengan benar,
bukan dengan
gerakan atau isyarat
Jika kedinginan,
jawaban yang benar
adalah “pakai
mantel” atau
“masuk ke dalam
rumah”
Jika lapar,
jawaban yang
benar adalah
“makan”
Jika lelah,
jawaban yang
benar adalah
“mengantuk”,
“tidur”,”berbarin
g tidur tiduran,”,
“istirahat” atau
“diam sejenak”
2.Apakah anak dapat Sosialisasi &
mengancingkan kemandirian Ya Tidak
bajunya atau
pakaian boneka ?
3.Suruh anak berdiri
1 kaki tanpa
berpegangan. Jika
perlu tunjukkan
caranya dan beri
anak anda
kesempatan Gerak Kasar Ya Tidak
melakukannya 3
kali. Dapatkah ia
mempertahankan
keseimbangan
dalam waktu 6 detik
atau lebih ?
4.Jangan Gerak Halus Ya Tidak
mengoreksi/memba

172
ntu anak. Jangan
menyebut kata
“lebih
panjang”Perlihatkan
gambar kedua garis
ini pada anak ,
Tanyakan :”Mana
garis yang lebih
panjang?
Minta anak
menunjukkan
garis yang lebih
panjang. Setelah
anak menunjuk,
putar lembar ini
dan ulangi
pertanyaan
tersebut. Setelah
anak menunjuk,
putar lembar lagi
dan ulangi
pertanyaan tadi.
Apakah anak
dapat menunjuk
garis yang lebih
panjang sebanyak
3 kali dengan
benar ?

T AJ
I sp a
Nek w
DP a
Aer b
Kke a
Am n
Nb
a YT
Pn ai
Ega d
Mn a
E k
173
R
I
K
S
A
A
N

5.Jan G T
g e i
a r d
n a a
m k k
e
m
H
b
a
a
nt l
u u
a s
n
a
k
d
a
n
ja
n
g
a
n
m
e
m
b
er
I
ta
h
u
n
a
m
a
g
a
m
b
ar
in
i,

174
su
ru
h
a
n
a
k
m
e
n
g
g
a
m
b
ar
se
p
er
ti
c
o
nt
o
h
in
i
di
k
er
ta
s
k
os
o
n
g
y
a
n
g
te
rs
e
di
a.
B
er
ik
a
n
3
175
k
al
i
k
es
e
m
p
at
a
n.
Apakah
anak
dapat
mengg
ambar
seperti
contoh
ini ?

6.Ikut Bi T
i ca i
p ra d
er da a
in n k
ta Ba
h
ha
in
sa
i
d
e
n
g
a
n
se
k
sa
m
a.
Ja
n
g
a
n
m
e
m
b
176
er
i
is
y
ar
at
d
e
n
g
a
n
te
lu
nj
u
k
at
a
u
m
at
a
p
a
d
a
sa
at
m
e
m
b
er
ik
a
n
p
er
in
ta
h
b
er
ik
ut
in
i:


L
et
177
ak
ka
n
ke
rt
as
in
i
di
at
as
la
nt
ai
”.

L
et
ak
ka
n
ke
rt
as
in
i
di
ba
w
ah
k
ur
si
”.

L
et
ak
ka
n
ke
rt
as
in
i
di
de
pa

178
n
ka
m
u”
.

L
et
ak
ka
n
ke
rt
as
in
i
di
be
la
ka
n
g
ka
m
u”
.
Ja
w
ab
Y
A
ha
n
ya
ji
ka
an
ak
m
en
ge
rti
ar
ti
“d
ia
ta
s”

179
,
“d
ib
a
w
ah
”,
“d
i
de
pa
n”
da
n
“d
i
be
la
ka
n
g”
.
7.Apa S T
ka o i
h s d
an i a
ak a k
be l
i
re
s
ak
a
si s
de i
ng d
an a
te n
na
ng ke
da m
n an
tid di
ak ria
re n
we
l
(ta
np
a
m
180
en
an
gis
ata
u
m
en
gg
ela
yu
t
pa
da
an
da
)
pa
da
sa
at
an
da
m
en
in
gg
al
ka
nn
ya
.
Bi T
ca i
ra d
8.Jang da a
an n k
m Ba
en ha
un sa
ju
k
at
au
m
e
m
ba
nt
u
181
at
au
m
e
m
be
tul
ka
n,
ka
ta
ka
n
pa
da
an
ak
:
“Tunjukkan
segi empat
merah “
“Tunjukkan
segi empat
kuning “

T
u
n
j
u
k
k
a
n

s
e
g
i

e
m
p
a
t

b
i
r
u
182

“Tunjukkan
segi empat
hijau “
Dap
atka
h
anak
men
unju
k
kee
mpa
t
war
na
itu
den
gan
bena
r?
9.Suru G T
h er i
an a d
ak k a
m K k
el as
o ar
m
pa
t
de
ng
an
sat
u
ka
ki
be
be
ra
pa
ka
li
ta
np
183
a
be
rp
eg
an
ga
n
(lo
m
pa
ta
n
de
ng
an
du
a
ka
ki
tid
ak
ik
ut
T J
I a
N w
D a
A b
A
K a
sp
A n
ek
N
P
er
P
ke
E
m
M
b T
E
a i
R
n Yd
I
ga aa
K
n k
S
A
A
N

di
nil
ai
)
184
ap
ak
ah
an
ak
da
pa
t
m
el
o
m
pa
t
2-
3
ka
li
de
ng
an
sat
u
ka
ki
?
10.Da So T
pa si i
tk ali d
ah sa a
an si k
ak K
se e
pe m
nu an
hn di
ya ria
be n
rp
ak
ai
an
se
nd
iri
ta
np
a
185
ba
nt
ua
n
?
J
U
M
L
A
H

KPSP PADA ANAK UMUR 66 BULAN

Aspek Jawaban
TINDAKAN PEMERIKSAAN Perkembangan Ya Tidak
1.Jangan membantu anak dan jangan memberI tahu nama
gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini
di kertas kosong yang tersedia.
Berikan 3 kali kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini ?

Gerak
Halus
Jawablah : YA

Jawablah : TIDAK

2.Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi


isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat
memberikan perintah berikut ini :
“Letakkan kertas ini di atas lantai”. Bicara &
“Letakkan kertas ini di bawah kursi”. Bahasa
“Letakkan kertas ini di depan kamu”.
“Letakkan kertas ini di belakang kamu”.
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti di “atas”, “di
bawah”, “di depan” dan “di belakang”
3.Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel
Sosialisasi &
(tanpa menangis atau menggelayut pada anda ) pada
Kemandirian
saat anda meninggalkannya ?

186
Aspek Jawaban
TINDAKAN PEMERIKSAAN Perkembanga Y Tida
n a k
4

Jangan menunjuk atau membantu


atau membetulkan, katakana pada anak :
“Tunjukkan segi empat merah “ Gerak Halus
“Tunjukkan segi empat kuning “
“Tunjukkan segi empat biru “
“Tunjukkan segi empat hijau “
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan
benar ?
5. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali
tanpa berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak
Gerak Kasar
ikut dinilai) apakah anak dapat melompat 2-3 kali
dengan satu kaki ?
6. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa Sosialisasi
bantuan ? Kemandirian
7. Suruh anak menggambar di tempat kosong yang
tersedia. Katakan padanya : “Buatlah gambar orang”
Jangan member perintah lebih dari itu. Jangan
bertanya atau mengingatkan anak bila ada bagian
yang belum tergambar. Dalam memberI nilai,
hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar. Gerak Halus
Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata,
telinga, lengan dan kaki, setiap pasang dinilai satu
bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3
bagian tubuh.
8. Pada gambar orang yang dibuat pada nomor 7,
dapatkah anak menggambar sedikitnya 6 bagian tubuh Gerak Halus
?
9. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat
yang belum selesai ini, Jangan membantu kecuali
mengulang pertanyaan :
“Jika kuda besar, maka tikus ……………..” Bicara &
“Jika api panas maka es…………………..” Bahasa
“Jika ibu seorang wanita maka ayah
seorang……………” Apakah anak menjawab dengan
benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria) ?
10.Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola
tennis/bola kasti hanya dengan menggunakan kedua Gerak Kasar
tangannya ? (Bola besar tidak ikut dinilai)
JUMLAH

187
KPSP PADA ANAK UMUR 72 BULAN

Jawaban
Aspek
TINDAKAN PEMERIKSAAN
Perkembangan Ya Tidak

1.Jangan menunjuk atau membantu atau membetulkan,


katakana pada anak :
“Tunjukkan segi empat merah “
Gerak
“Tunjukkan segi empat kuning “
Halus
“Tunjukkan segi empat biru “
“Tunjukkan segi empat hijau “

Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan


benar ?

2.Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali


tanpa berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak
Gerak Kasar
ikut dinilai) apakah anak dapat melompat 2-3 kali
dengan satu kaki ?
3.Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa Sosialisasi
bantuan ? Kemandirian
4.Suruh anak menggambar di tempat kosong yang
tersedia. Katakan padanya : “Buatlah gambar orang”
Jangan memberI perintah lebih dari itu. Jangan
bertanya atau mengingatkan anak bila ada bagian yang
belum tergambar. Dalam memberI nilai, hitunglah
berapa bagian tubuh yang tergambar. Gerak Halus
Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata,
telinga, lengan dan kaki, setiap pasang dinilai satu
bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3
bagian tubuh.
5.Pada gambar orang yang dibuat pada nomor 4, dapatkah
anak menggambar sedikitnya 6 bagian tubuh ? Gerak Halus

6.Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat


yang belum selesai ini, Jangan membantu kecuali
mengulang pertanyaan :
“Jika kuda besar, maka tikus ……………..” Bicara &
“Jika api panas maka es…………………..” Bahasa
“Jika ibu seorang wanita maka ayah
seorang……………” Apakah anak menjawab dengan
benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria) ?
Jawaban
Aspek
TINDAKAN PEMERIKSAAN
Perkembangan Ya Tidak

188
7.Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola
tennis/bola kasti hanya dengan menggunakan kedua Gerak Kasar
tangannya ? (Bola besar tidak ikut dinilai)
8.Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika
perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda
kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia Gerak Kasar
mempertahankan keseimbangan dalam waktu 11 detik
atau lebih ?
9.Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama
gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh di
kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali
kesempatan
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ?

Jawab : YA

10.Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan


membantu kecuali mengulangi pertanyaan sampai 3
kali bila anak menanyakannya,
“Sendok dibuat dari apa?”…………………..
“Sepatu dibuat dari apa ?”…………………..
“Pintu dibuat dari apa ?”……………………..
Apakah anak dapat menjawab ke 3 pertanyaan di atas
dengan benar ?
Sendok dibuat dari besi, baja, plastik, kayu.
Sepatu dibuat dari kulit, karet, kain, plastik, kayu.
Pintu dibuat dari kayu, besi, kaca.
JUMLAH

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM :

Setiap mahasiswa, melaksanakan secara individu berlatih dengan temannya untuk


melakukan tes dengan Kuesioner Pra Skrening Perkembangan (KPSP). Mahasiswa berlatih
sebanyak 5 kali.
PENULISAN LAPORAN

1. Penulisan laporan praktikum.


Penulisan praktikum dibuat dalam bentuk makalah dengan sistematika sebagai berikut:

189
a. Pendahuluan : memuat latar belakang dan tujuan praktikum.
b. Tinjauan pustaka : memuat teori praktikum.
c. Alat yang digunakan dan langkah-langkah kerja dalam melakukan praktikum.
d. Daftar pustaka.
2. Penyerahan laporan
Laporan dikumpulkan sesesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan oleh pengajar/instruktur.

Latihan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di atas, kerjakanlah


latihan berikut!
1) Jelaskan tujuan pemeriksaan Kuesioner Pra Skrening Perkembangan (KPSP)!
2) Jelaskan cara melakukan pemeriksaan KPSP!
3) Jelaskan interpretasi hasil KPSP apabila ditemukan hasil KPSP 9-10, KPSP 7-8 dan
KPSP < 6!

Petunjuk Jawaban Latihan


Latihan soal tersebut bisa dijawab bila anda mempelajari tentang KPSP (Kuesioner Pra
Skreening Perkembangan).

Ringkasan

Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk


mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Skrining pemeriksaan
dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PAUD terlatih. Cara menentukan
umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan, tahun anak lahir (bila anak umur 16 hari
atau lebih dibulatkan menjadi 1 bulan ke atas). Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP
yang sesuai umur anak. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan: pertanyaan yang dijawab
oleh ibu/pengasuh anak dan perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Interpretasi hasil KPSP 9-10 adalah sesuai (S),
hasil KPSP 7-8 adalah meragukan (M) dan KPSP ≤ 6 adalah penyimpangan (P).

Tes 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Alat yang diperlukan deteksi dini perkembangan dengan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP) adalah formulir KPSP berisi ....

190
A. 7-8 pertanyaan
B. 9-10 pertanyaan
C. 10-11 pertanyaan
D. ≥ 12 pertanyaan

2) Penghitungan usia anak sebelum dideteksi dengan KPSP yang benar adalah ....
A. 14-15 hari dubulatkan ke atas
B. 15 hari dibulatkan keatas
C. ≥ 15 hari dibulatkan ke atas
D. ≥ 16 hari dibulatkan ke atas

3) KPSP terdiri dari pertanyaan KPSP 9-10, kesimpulannya adalah ....


A. Sesuai (S)
B. Meragukan (M)
C. Penyimpangan (P)
D. Tidak Normal (TN)

4) KPSP terdiri dari pertanyaan KPSP 7-8, kesimpulannya adalah ....


A. Sesuai (S)
B. Meragukan (M)
C. Penyimpangan (P)
D. Tidak Normal (TN)

5) KPSP terdiri dari pertanyaan KPSP ≤ 6, kesimpulannya adalah ....


A. Sesuai (S)
B. Meragukan (M)
C. Penyimpangan (P)
D. Tidak Normal (TN)

Topik 2
Tes Daya Dengar (TDD) dan Tes Daya Lihat (TDL)

Saudara mahasiswa saya persilakan saudara melaksanakan praktikum tentang Tes


Daya Dengar (TDD) dan Tes Daya Lihat (TDL). Tes ini ditujukan untuk mendeteksi secara
dini gangguan pendengan dan penglihatan pada bayi dan anak.

A. TES DAYA DENGAR

1. Tujuan TDD adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat
segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak.
2. Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan setiap 6
bulan pada anak umur 12 bulan ke atas. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan,
guru TK, tenaga PADU dan petugas terlatih lainnya.
191
3. Alat/sarana yang diperlukan adalah :
a. Instrumen TDD menurut umur anak.
b. Gambar binatang (ayam, kucing, anjing) dan manusia.
c. Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola).
4. Cara melakukan TDD :
a. Tanyakan tanggal, bulan, dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam bulan.
b. Pilih daftar pertanyaan TDD sesuai umur anak.
1) Pada anak umur kurang dari 24 bulan:
a) Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua/pengasuh anak. Tidak
usah ragu-ragu atau takut menjawab, karena tidak untuk mencari siapa
yang salah.
b) Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu,
berurutan.
c) Tunggu jawaban dari orang tua/pengasuh anak
d) Jawaban YA jika menurut orang tua/pengasuh, anak dapat
melakukannya dalan satu bulan terakhir.
e) Jawaban TIDAK jika menurut orang tua/pengasuh anak tidak pernah,
tidak tahu atau tidak dapat melakukannya dalam satu bulan terakhir.
2) Pada anak umur 24 bulan atau lebih
Untuk anak usia 24 bulan atau lebih tes ini dilakukan oleh bidan atau guru.
Pertanyaan berupa perintah melalui guru untuk dikerjakan anak. Amati
kemampuan anak dalam melakukan perintah.
a) Jawaban YAjika anak dapat melakukan perintah.
b) Jawaban TIDAKjika anak tidak bisa atau tidak mau melakukan
perintah.

Interpretasi:
1. Bila semua jawaban “Ya” maka daya dengar anak normal.
2. Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran.
3. Catat dalam buku KIA atau kartu kohort bayi/balita atau status/catatan medik anak,
jenis kelamin.

Intervensi:

192
1. Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada.
2. Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi.

PRAKTIKUM TES DAYA DENGAR (TDD)

PERSIAPAN

1. Persiapan petugas :
Sebelum melakukan praktikum tes daya dengar, materi yang terkait dengan tes daya dengar
harus dipahami betul.
2. Persiapan Alat:
Alat yang digunakan:
- Insrument Tes Daya Dengar menurut umur bayi/anak.

PELAKSANAAN KOMUNIKASI TDD DENGAN ORANG


TUA/PENGASUH:

USIA < 12 BULAN Ya Tida


k
1 Pada waktu bayi sedang tidur, kemudian anda berbicara atau membuat Ya Tidak
kegaduhan, apakah bayi akan bergerak atau terbangun dari tidurnya ?

2 Pada waktu bayi tidur terlentang dan anda duduk di dekat kepala bayi Ya Tidak
berada pada posisi yang tidak terlihat oleh bayi, kemudian anda
bertepuk tangan dengan keras, apakah bayi terkejut atau mengedipkan
matanya atau menegangkan tubuh sambil mengangkat kaki tangannya
ke atas ?
3 Apakah ada suara nyaring (suara batuk, salak anjing, piring jatuh ke Ya Tidak
lantai dan lain-lainnya ), apakah bayi terkejut atau telompat ?
4 Anda berada disisi yang tidak terlihat oleh bayi, sebut namanya atau Ya Tidak
bunyikan sesuatu, apakah bayi memalingkan kepala mencari sumber
suara ?

No. Umur 12 – 24 bulan Hasil


1. Pada waktu anak tidur kemudian anda berbicara atau membuat
kegaduhan, apakah anak akan bergerak atau terbangun dari tidurnya? Ya Tidak

193
2. Pada waktu anak tidur terlentang dan anda duduk di dekat kepala anak
pada posisi tidak terlihat oleh anak, kemudian anda bertepuk tangan Ya Tidak
dengan keras, apakah anak terkejut atau mengerdipkan matanya atau
menegangkan tubuh sambil mengangkat kaki tangannya ke atas ?

3. Apabila ada suara nyaring (misal suara batuk,salak anjing,piring jatuh, Ya Tidak
ke lantai dan lain-lain ), apakah anak terkejut atau terlompat ?
4. Tanpa terlihat oleh anak, buat suara yang menarik perhatian anak,
apakah anak langsung mengetahui posisi anda sebagai sumber suara Ya Tidak
yang berpindah-pindah
5. Ucapkan kata-kata yang mudah dan sederhana, dapatkah anak Ya Tidak
menirukan anda ?

No. Umur 24 – 60 bulan Hasil


1. Tutup mulut anda dengan buku/kertas tanpa melihat gerakan bibir
anda, tanyakan pada anak : “pegang matamu“, “pegang kakimu“. Ya Tidak
Apakah anak memegang mata dan kakinya dengan benar ?
2. Pilih gambar dari majalah/buku bergambar. Tutup mulut anda dengan
buku/kertas, tanpa melihat gerakan bibir anda, tanyakan pada anak : “ Ya Tidak
tunjukkan gambar kucing (anjing, kuda, mobil, orang, rumah, bunga
dan sebagainya )”.
Dapatkah anak menunjukkan gambar yang dimaksud dengan benar ?
3. Tutup mulut anda dengan buku / kertas, tanpa melihat gerakan bibir
anda, perintahkan anak untuk mengerjakan sesuatu seperti : “ berikan Ya Tidak
boneka itu pada saya “. “ taruh kubus ini di atas meja / kursi “, dan
sebagainya. Apakah anak dapat mengerjakan perintah tersebut dengan
benar ?

No. Umur 60 – 72 bulan hasil


1. Perhatikan benda-benda yang ada di sekeliling anak seperti sendok,
cangkir, bola, bunga dan sebagainya. Suruh anak menyebutkan Y Tida
nama benda-benda tersebut dengan benar? a k
2. Suruh anak duduk, anda duduk dalam jarak 3 meter di depan anak.
Suruh anak mengulangi angka-angka yang telah anda ucapkan: Y Tida
“empat “, “satu“ , ”delapan“ atau menirukan dengan jari tangannya. a k
Kemudian tutup mulut anda dengan buku atau kertas, ucapkan
empat angka yang berlainan. Apakah anak dapat mengulangi atau
menirukan ucapan anda dengan menggunakan jari tanganya ?
( anak dapat mengulanginya dengan suara keras).

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM

194
Setiap mahasiswa melakukan kegiatan praktikum secara mandiri.

PENULISAN PENULISAN LAPORAN

1. Penulisan laporan praktikum


Penulisan praktikum dibuat dalam bentuk makalah dengan sistematika sebagai berikut:
a. Pendahuluan : memuat latar belakang dan tujuan praktikum.
b. Tinjauan pustaka : memuat teori praktikum.
c. Alat yang digunakan dan langkah-langkah kerja dalam melakukan praktikum.
d. Daftar pustaka.
2. Penyerahan laporan
Laporan dikumpulkan sesesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan oleh pengajar/instruktur.

B. TES DAYA LIHAT (TDL)

1. Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar
segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh
ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
2. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36
sampai 72 bulan.
3. Interpretasi :
Bila kedua mata anak tidak dapat melihat baris ketiga poster “E”, artinya tidak dapat
mencocokkan arah kartu “E” yang dipegangnya dengan arah “E” pada baris ketiga
yang ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat.

PRAKTIKUM TES DAYA LIHAT (TDL)

PERSIAPAN :

1. Persiapan Petugas :
- Pelajari dengan cermat materi tes daya lihat.
2. Persiapan Alat :
- Poster Kartu “E”

PELAKSANAAAN:

Cara melakukan tes ini sebagai berikut :


1. Memilih salah satu ruangan yang bersih dan tenang, dengan penyinaran yang baik.
2. Menggantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk.
3. Meletakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E”, menghadap ke poster “E” 4.
Meletakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk pemeriksa.

195
5. Pemeriksa memberikan kartu “E” pada anak. Melatih anak dalam mengarahkan kartu
“E” menghadap atas, bawah, kiri dan kanan; sesuai yang ditunjuk pada poster “E” oleh
pemeriksa.
6. Selanjutnya, anak diminta menutup sebelah matanya dengan buku/kertas.
7. Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu per satu mulai baris pertama
sampai baris keempat atau baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat.
8. Memberi pujian pada anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu “E” yang
dipegangnya dengan huruf “E” pada poster.
9. Mengulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang sama.
10. Menulis baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada kertas yang telah disediakan :
Mata kanan :……….. Mata kiri: …………

Interpretasi :
Anak pra sekolah umumnya tidak mengalami kesulitan melihat sampai baris ketiga
pada poster “E”. Bila kedua mata anak tidak dapat melihat mata anak baris ketiga poster “E”
artinya tidak dapat mencocokkan arah kartu “E” yang dipegangnya dengan arah “E” pada
baris ketiga yang ditunjuk pemeriksa, kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat.

Intervensi :
Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta anak datang lagi untuk
pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksaan berikutnya, anak tidak dapat melihat sampai baris
yang sama, atau tidak dapat melihat baris yang sama dengan kedua matanya, rujuk ke
Rumah Sakit dengan menuliskan mata yang mengalami gangguan (kanan, kiri atau
keduanya).

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Setiap mahasiswa mmelakukan kegiatan praktikum secara mandiri.

PENULISAN-PENULISAN LAPORAN

1. Penulisan laporan praktikum


Penulisan praktikum dibuat dalam bentuk makalah dengan sistematika sebagai berikut:
a. Pendahuluan : memuat latar belakang dan tujuan praktikum.
b. Tinjauan pustaka : memuat teori praktikum.
c. Alat yang digunakan dan langkah-langkah kerja dalam melakukan praktikum.
d. Daftar pustaka.
2. Penyerahan laporan
Laporan dikumpulkan sesesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan oleh pengajar/instruktur.

196
Latihan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di atas, kerjakanlah


latihan berikut!
1) Jelaskan tujuan melakukan Tes Daya Dengar !
2) Jelaskan alat yang diperlukan sebelum melakukan Tes Daya Dengar !
3) Jelaskan kelompok umur yang dikelompokkan dalam Tes Daya Dengar !
4) Jelaskan interpretasi hasil pemeriksaan Tes Daya Dengar !
5) Jelaskan tujuan Tes Daya Lihat !
6) Jelaskan kapan umur dilakukan Tes Daya Lihat !
7) Jelaskan interpretasi hasil Tes Daya Lihat !

Petunjuk Jawaban Latihan

Latihan soal tersebut bisa dijawab bila anda mempelajari tentang Tes Daya Dengar
(TDD) dan Tes Daya Lihat (TDL).

Ringkasan

Tujuan TDD adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat
segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. Jadwal
TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada
anak umur 12 bulan ke atas. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga
PADU dan petugas terlatih lainnya. Interpretasi: Bila semua jawaban “Ya” maka daya
dengar anak normal. Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak
mengalami gangguan pendengaran.
Tujuan TDL adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar segera dapat
dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat
menjadi lebih besar. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia
prasekolah umur 36 sampai 72 bulan. Interpretasi : Bila kedua mata anak tidak dapat melihat
baris ketiga poster “E”, artinya tidak dapat mencocokkan arah kartu “E” yang dipegangnya
dengan arah “E” pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan anak
mengalami gangguan daya lihat.

Tes 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Tes Daya Dengar (TDD) dilakukan ....

197
A. Setiap 3 bulan untuk anak < 12 bulan, setiap 6 bulan pada anak usia 12 bulan ke
atas
B. Setiap 4 bulan untuk anak < 12 bulan, setiap 5 bulan pada anak usia 12 bulan ke
atas
C. Setiap 5 bulan untuk anak < 12 bulan, setiap 4 bulan pada anak usia 12 bulan ke
atas
D. Setiap 2 bulan untuk anak < 12 bulan, setiap 4 bulan pada anak usia 12 bulan ke
atas

2) Gambar binatang yang dipakai pada TDD adalah ....


A. Ayam , kucing, harimau
B. Ayam, kucing, anjing
C. Ayam, burung, serigala
D. Ayam, itik, kucing

3) Hasil TDD disimpulkan normal adalah ....


A. Semua jawaban “Ya”
B. Ada 1 jawaban tidak
C. Ada 2 jawaban tidak
D. Ada > 2 jawaban tidak

4) TDL (Tes Daya Lihat ) dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia ....
A. 12 bulan – 24 bulan
B. 24 bulan – 36 bulan
C. 36 bulan – 72 bulan
D. > 72 bulan

5) Interpretasi TDD normal bila mata anak bisa melihat kartu E sampai baris ke ....
A. 3 B. 4 C. 5
D. 6

Topik 3
Kuesioner Masalah Mental Emosional

Saudara mahasiswa, selamat berjumpa! Saya persilakan saudara untuk mempelajari


praktikum untuk mendeteksi masalah mental emosional dengan menggunakan KMME
(Kuesioner Masalah Mental Emosional), CHAT (Checlyst for Autism in Toddler) dan
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas.

A. KUESIONER MASALAH MENTAL EMOSIONAL

Kuesioner Masalah Mental Emosional pada anak umur 36 bulan sampai dengan 72
bulan. Tujuan untuk mendeteksi dini adanya penyimpangan atau masalah mental emosional
pada anak prasekolah. Dilakukan setiap 6 bulan seorang ibu atau pengasuh bisa melakukan
harus cermat.
198
Interpretasi:
Jika ada jawaban ya 1:
Lakukan konseling kepada orang tua dengan menggunakan buku pedoman pola asuh
yang mendukung perkembangan anak (Depkes R.I). Evaluasi setelah 3 bulan bila tdk
ada perubahan rujuk ke Psikiater.

Jika ya lebih 2 atau lebih:


Maka rujuk ke psikiater utamanya yang ada fasilitas tumbuh kembang anak yaitu di
rumah sakit.

PRAKTIKUM KMME

Persiapan :
Sediakan Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME).

Pelaksanaan:
1. Tanyakan satu persatu pertanyaan yang ada dalam KMME secara teliti.
2. Gunakan kuesioner di bawah ini.

No. Pertanyaan Ya Tida


k
1 Apakah anak anda sering kali terlihat marah tanpa sebab yang
jelas ? (Seperti banyak menangis, mudah tersinggung atau
bereaksi
berlebihan terhadap hal-hal yang sudah biasa dihadapinya)
2 Apakah anak anda tampak menghindar dari teman-teman atau
anggota keluarganya ?
(Seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau merasa sedih
No. Pertanyaan Ya Tida
k
sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasa
sangat dinikmati)
3 Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan menentang
terhadap lingkungan di sekitarnya ?
(Seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, sering kali
melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya atau menyiksa
binatang atau anak-anak lainnya) dan tampak tidak peduli dengan
nasihat-nasihat yang sudah diberikan kepadanya ?
4 Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan ketakutan
atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat dijelaskan asalnya
dan tidak sebanding dengan anak lain seusianya ?
5 Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena adanya

199
konsentrasi yang buruk atau mudah teralih perhatiannya, sehingga
mengalami penurunan dalam aktivitas sehari-hari atau prestasi
belajarnya ?
6 Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan sehingga
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan membuat
keputusan?
7 Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola tidur ?
(Seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari, sering
terbangun di waktu tidur malam oleh karena mimpi buruk,
mengigau)
8 Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan ?
(Seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan atau tidak
mau makan sama sekali)
9 Apakah anak anda sering kali mengeluh sakit kepala, sakit perut
atau keluhan-keluhan fisik lainnya ?
10 Apakah anak anda sering kali mengeluh putus asa atau
berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya ?
11 Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran perilaku
atau kemampuan yang sudah dimilikinya ?
(Seperti mengompol kembali, menghisap jempol atau tidak mau
berpisah dengan orangtua/pengasuhnya)
12 Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-ulang
tanpa alasan yang jelas ?

PETUNJUK PELAKSANAAN

Saudara mahasiswa melakukan latihan tes dengan KMME, secara bergantian sebanyak
5 kali.

PENULISAN PENULISAN LAPORAN

1. Penulisan laporan praktikum.


2. Penulisan praktikum dibuat dalam bentuk makalah dengan sistematika sebagai berikut:
a. Pendahuluan : memuat latar belakang dan tujuan praktikum.
b. Tinjauan pustaka : memuat teori praktikum.
c. Alat yang digunakan dan langkah-langkah kerja dalam melakukan praktikum.
d. Daftar pustaka.
3. Penyerahan laporan
4. Laporan dikumpulkan sesesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
oleh pengajar/instruktur.

B. CHECK LIST FOR AUTISM IN TODDLER (CHAT)

200
Deteksi Dini Autisme pada anak pra sekolah
1. Tujuanya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autism pada anak umur 18-36
bulan
2. Jadwal deteksi dini autism pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada
keluhan dari ibu atau pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader
kesehatan, BKB, petugas PAUD, pengolah TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat
berubah berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini misalnya ada keterlambatan :
berbicara, gangguan komunikasi atau interaksi sosial, perilaku yang berulang-ulang.
3. Alat yang digunakan adalah CHAT. CHAT ini ada dua jenis pertanyaan, yaitu :
a. Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua
pengasuh anak.
Pertanyaan diajukan secara berurutan, satu persatu. Jelaskan kepada orang tua
untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
b. Ada 5 pertanyaan bagi anak, untuk melaksanakan tugas seperti yang tertulis
CHAT
4. Cara menggunakan CHAT
a. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu-persatu perilaku yang
tertulis pada CHAT kepada orang tua atau pengasuh anak.
b. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas CHAT
c. Catat jawaban orang tua atau pengasuh anak dan kesimpulan hasil pengamatan
kemampuan anak, ya atau tidak. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah
dijawab.

Interpretasi:
Risiko tinggi menderita autis : bila jawaban “tidak” pada pertanyaan A5, A7, B2, B3 dan
2.
Risiko rendah menderita autis : bila jawaban “tidak” pada pertanyaan A7 dan B4.
Kemungkinan gangguan perkembangan lain : bila jawaban “tidak” jumlahnya 3 atau
lebih untuk pertanyaan A1-A4, A6, A8, A9, B1 dan B5. Anak dalam batas normal bila tidak
termasuk dalam kategori 1,2,dan 3.

PRAKTIKUM DETEKSI DINI AUTISME DENGAN CHAT

PERSIAPAN

Siapkan alat untuk mendeteksi autism dengan CHAT.

PELAKSANAAN

Selanjutnya lakukan deteksi dengan menggunakan Checlis sebagai berikut:

CHECK LIST DETEKSI DINI AUTIS PADA ANAK UMUR 18-36 BULAN CHAT
(Checklist for Autism in Toddler)
201
A. Alo Anamnesis Ya Tidak
1 Apakah anak senang diayun-ayun atau diguncang-guncang naik turun
(bounched) di paha anda?
2 Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain?
3 Apakah anak suka memanjat-manjat, seperti memanjat tangga?
4 Apakah anak suka bermain “ciluk ba”, “petak umpet”?
5 Apakah anak pernah bermain seolah-olah membuat secangkir teh
menggunakan mainan berbentuk cangkir dan teko, atau permainan
lain?
6 Apakah anak pernah menujuk atau meminta sesuatu dengan
menggunakan jari?
7 Apakah anak pernah menggunakan jari untuk menunjuk ke sesuatu
agar anda melihat ke sana?
8 Apakah anak dapet bermain dengan mainan yang kecil (mobil atau
kubus)?
9 Apakah anak pernah memberikan suatu benda untuk meunjukkan
sesuatu?
B. Pengamatan Ya Tidak
1 Selama pemeriksaan apakah anak menatap (kontak mata) dengan
pemeriksa?
2 Usahakan menarik perhatian anak, kemudian pemeriksa menunjuk
suatu di ruangan pemeriksa sambil mengatakan : “Lihat itu ada bola
(atau mainan lain)”!.
Perhatikan mata anak, apakah ia melihat ke benda yang ditunjuk,
bukan melihat tangan pemeriksa?
3 Usahakan menarik perhatian anak, berikan mainan gelas/cangkir dan
A. Alo Anamnesis Ya Tidak
teko. Katakana pada anak : “Buatkan secangkir susu buat mama”.

4 Tanyakan pada anak : “tunjukkan mana gelas”! (gelas dapat diganti


nama benda lain yang dikenal anak dan ada di sekitar kita). Apakah
anak menunjukkan benda tersebut dengan jarinya? Atau sambil
menatap wajah anda ketika menunjuk ke suatu benda.
5 Apakah anak dapat menumpuk beberapa kubus/balok menjadi suatu
menara?

1. Interpretasi
Risiko tinggi menderita autis : bila jawaban “tidak” pada pertanyaan A5, A7, B2, B3
dan
2.
2. Risiko rendah menderita autis : bila jawaban “tidak” pada pertanyaan A7 dan B4.
3. Kemungkinan gangguan perkembangan lain : bila jawaban “tidak” jumlahnya 3 atau
lebih untuk pertanyaan A1-A4, A6, A8, A9, B1 dan B5.
4. Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1,2,dan 3.
202
PETUNJUK PELAKSANAAN

Saudara mahasiswa kerjakan secara individu, dengan teman terdekat latihan mendeteksi
dengan CHAT sebanyak 5 kali.

PENULISAN LAPORAN

1. Penulisan laporan praktikum


Penulisan praktikum dibuat dalam bentuk makalah dengan sistematika sebagai berikut:
Pendahuluan : memuat latar belakang dan tujuan praktikum
Tinjauan pustaka : memuat teori praktikum
Alat yang digunakan dan langkah-langkah kerja dalam melakukan praktikum
Daftar pustaka
2. Penyerahan laporan
Laporan dikumpulkan sesesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
oleh pengajar/instruktur.

C. GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH)

Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas (GPPH) adalah suatu kondisi yang
ditandai oleh ketidakmampuan memusatkan perhatian, hiperaktif dan atau impulsif yang
terdapat lebih sering dan lebih berat dibandingkan dengan anak-anak yang sebaya.
Hiperaktivitas adalah salah satu aspek dari Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) atau yang dikenal dengan istilah Attention Deficit with/without
Hyperactivity Disorder (ADD/HD). GPPH mencakup gangguan pada tiga aspek, yaitu
sulit memusatkan perhatian, hiperaktif, dan impulsivitas. Apabila gangguan hanya terjadi
pada aspek yang pertama, maka dinamakan Gangguan Pemusatan Perhatian (ADD),
sedangkan bila ketiga aspek terkena imbas gangguan barulah disebut GPPH (ADHD).
Anak-anak yang sulit memusatkan perhatian biasanya menampilkan ciri-ciri, seperti
ceroboh, sulit berkonsentrasi, seperti tidak mendengarkan bila diajak bicara, gagal
menyelesaikan tugas, sulit mengatur aktivitas, menghindari tugas yang memerlukan
pemikiran, kehilangan barang-barang, perhatian mudah teralih, dan pelupa.
Ciri-ciri dari hiperaktivitas adalah terus-menerus bergerak, memainkan jari atau kaki
saat duduk, sulit duduk diam dalam waktu yang lama, berlarian atau memanjat secara
berlebihan yang tidak sesuai dengan situasi, atau berbicara berlebihan. Sementara itu,
impulsivitas ditampilkan dalam perilaku yang langsung menjawab sebelum pertanyaan
203
selesai diajukan, sulit menunggu giliran dan senang menginterupsi atau mengganggu orang
lain.
GPPH dapat muncul sebagai efek dari adanya infeksi bakteri, cacingan, keracunan
logam dan zat berbahaya (Pb, CO, Hg), gangguan metabolisme, gangguan endoktrin,
diabetes, dan gangguan pada otak. Dengan mengatasi penyakit atau gangguan yang melatar
belakanginya, maka hiperaktivitas pun dapat tertanggulangi.
Penyakit keturunan seperti Turner syndrome, sickle-cell anemia, fragileX, dan Marfan
syndrome juga dapat menimbulkan GPPH. Itulah sebabnya mengapa GPPH juga dapat
ditemukan dalam garis darah keluarga turun-temurun. Dalam kasus seperti ini, GPPH dapat
dikurangi dengan menghindari hal-hal yang menjadi keterbatasan mereka.
Selain itu, masalah dalam integrasi sensorik serta gangguan persepsi dapat
melatarbelakangi timbulnya GPPH. Terkait dengan masalah ini diperlukan terapi khusus
yang terfokus pada kekurangan tiap individu.
GPPH juga dapat bersumber pada gaya hidup yang tidak sehat. Konsumsi minuman
berkafein (kopi, teh, coklat, cola, dan lain-lain) yang berlebihan, pola makan dengan gizi tak
seimbang, serta kuantitas dan kualitas tidur yang kurang memadai disebut-sebut sebagai
faktor yang turut menyumbang munculnya masalah ini.
Terkadang GPPH hanyalah dampak dari pola kehidupan yang kurang disiplin. Tanpa
kedisiplinan yang konsisten, akhirnya mereka tumbuh menjadi anak-anak yang malas,
sembrono, sulit mengendalikan diri, dan mematuhi peraturan. Untuk menanganinya
diperlukan modifikasi perilaku dan kesediaan orang tua untuk mengubah pola asuh mereka.
Dalam hal ini, psikolog memegang peranan yang penting untuk merancang program
modifikasi perilaku dan memotivasi orang tua dalam menciptakan pola asuh yang lebih
tepat.

PRAKTIKUM DETEKSI DINI GPPH

PERSIAPAN :

Sediakan formulir Deteksi Dini GPPH.

PELAKSANAAN

Amati kegiatan anak atau tanyakan kepada orang tua atau pengasuh dengan
menggunakan formulir dibawah ini:

204
FORMULIR DETEKSI DINI GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN
DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH)

Menggunakan Abreviated Conner Ratting Scale Bagi ank umur 36 bulan keatas

No. Kegiatan yang Diamati 0 1 2 3


1 Tidak kenal lelah atau aktivitas yang berlebihan
2 Mudah menjadi gembira, impulsive
3 Mengganggu anak-anak lain
4 Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai, rentang perhatian
pendek
5 Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala secara terus
menerus
6 Kurang perhatian, mudah teralihkan
7 Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah menjadi frustasi
8 Sering dan mudah menangis
9 Suasana hatinya mudah berubah dengan cepat dan drastis
10 Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga
Jumlah
Nilai Total :

KETERANGAN :
0 = Tidak sama sekali 3 = cukup sering
1 = sekali-sekali 4 = hampir selalu

Anak tidak mengalami GPPH, karena nilai total dari formulir deteksi dini tersebut tidak
≥ 13.

PETUNJUK PELAKSANAAN

Saudara mahasiswa kerjakan secara individu, dengan teman terdekat latihan mendeteksi
dengan GPPH sebanyak 5 kali.
PENULISAN LAPORAN

1. Penulisan laporan praktikum


Penulisan praktikum dibuat dalam bentuk makalah dengan sistematika sebagai berikut:
Pendahuluan : memuat latar belakang dan tujuan praktikum
Tinjauan pustaka : memuat teori praktikum
Alat yang digunakan dan langkah-langkah kerja dalam melakukan praktikum
2. Daftar pustaka
3. Penyerahan laporan
205
4. Laporan dikumpulkan seseuai dengan jadwal yang telah ditentukan
oleh pengajar/instruktur.

Latihan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di atas, kerjakanlah


latihan berikut!
1) Jelaskan waktu Tes Kuesioner Masalah Mental Emosional dilakukan!
2) Jelaskan interpretasi hasil tes KMME!
3) Jelaskan hal-hal yang dideteksi CHAT!
4) Jelaskan saat usia dilakukan tes dengan CHAT!
5) Jelaskan yang dimaksud dengan GPPH!
6) Jelaskan interpretasi GPPH!

Petunjuk Jawaban Latihan

Latihan soal tersebut bisa dijawab bila anda mempelajari tentang KMME, CHAT dan
GPPH Kuesioner Masalah Mental Emosional pada anak umur 36 bulan sampai dengan 72
bulan. Tujuannya adalah untuk mendeteksi dini adanya penyimpangan atau masalah mental
emosional pada anak pra sekolah. Dilakukan setiap 6 bulan. Seorang ibu atau pengasuh bisa
melakukan dengan Interpretasi: jika ada jawaban “ya” 1,maka anak kemungkinan
mengalami masalah mental emosional. Jika jawaban “Ya” 2, atau lebih maka dirujuk ke
rumah sakit.
Deteksi Dini Autisme pada anak pra sekolah. Tujuanya adalah untuk mendeteksi
secara dini adanya autism pada anak umur 18-36 bulan. Jadwal deteksi dini autism pada
anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari ibu atau pengasuh anak
atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas PAUD, pengolah TPA
dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berubah berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah
ini,misalnya ada keterlambatan: berbicara, gangguan komunikasi atau interaksi sosial,
perilaku yang berulang-ulang.
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) adalah suatu kondisi yang
ditandai oleh ketidakmampuan memusatkan perhatian, hiperaktif dan atau impulsif yang
terdapat lebih sering dan lebih berat dibandingkan dengan anak-anak yang sebaya. Anak tidak
mengalami GPPH, karena nilai total dari formulir deteksi dini tersebut tidak ≥ 13.

Tes 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

206
1) Pilih jawaban yang paling tepat !KMME (Kuesiner Masalah Mental Emosional)
dikatakan normal, apabila ....
A. Ada jawaban “Ya” 1 B. Ada jawaban “Ya” 2
C. Ada jawaban “Ya” 3
D. Ada jawaban “Ya” tidak ada

2) CHAT (Checlyst fo Autism in Toddler) dilakukan pada anak usia ....


A. Usia 18-36 bulan B. Usia 36-42 bulan C. Usia 42-60 bulan
D. Usia 60-72 bulan

3) Pertanyaan pada CHAT terdiri dari ....


A. Pemeriksaan fisik dan mental
B. Allo anamnesa dan pengamatan
C. Pemeriksaan mental dan emosional
D. Pemeriksaan psikososial dan spiritual

4) GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hyperaktifitas) dikatakan tidak mengalami


GPPH, apabila hasil “Tidak” ....
A. ≥ 13 B. ≥ 14 C. ≥ 15
D. ≥ 16

5) GPPH merupakan singkatan dari ....


A. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hipoaktifitas
B. Gangguan Pemusatan Pemerhati dan Hiperaktifitas
C. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas
D. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperrefleksi

Glosarium

ISTILAH ARTI ISTILAH


Autisme Autisme adalah kategori ketidakmampuan yang ditandai
dengan adanya gangguan dalam komunikasi, interaksi sosial,
gangguan indriawi, pola bermain dan perilaku emosi. Ciri
Anak Autis mulai terlihat sebelum anak-anak berumur tiga
tahun.
Bicara dan bahasa • Bicara adalah pengucapan, yang menunjukkan
keterampilan seseorang mengucapkan suara dalam suatu
kata.
• Bahasa berarti menyatakan dan menerima informasi
dalam suatu cara tertentu.
• Bahasa merupakan salah satu cara berkomunikasi.

CHAT
Check list for Autism in Toddler : sekumpulan pertanyaan
untuk mengidentifikasi terjadinya autisme pada anak.
Diaper Rush Diaper rush adalah iritasi pada kulit bayi Ibu di daerah
207
pantat. Ini bisa terjadi jika ia popok basahnya telat diganti,
popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi
jamur atau bakteri atau bahkan eksema. Diaper rush
merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang
ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah dikulit,
biasanya terjadi pada bayi yang memiliki kulit sensitif dan
mudah terkena iritasi. Bercakbercak ini akan hilang dalam
beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat, dan diolesi
lotion atau cream khusus ruam popok, atau dengan
melepaskan popok beberapa waktu.
GPPH Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH)
adalah diadaptasi dari bahasa Inggiris Yaitu ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity Disorders). Kadang istilah
GPPH sering disebut juga dengan ADD-H, orang awam
sering menyebutnya dengan hiperaktif saja, namun agar
pemahaman tentang GPPH menyeluruh penulis lebih
cendrung menggunakan istilah GPPH. GPPH merupakan
prilaku yang berkembang secara tidak sempurna dan timbul
pada anak-anak dan orang dewasa. prilaku yang dimaksud
berupa kekurangmampuan dalam hal menaruh perhatian ,
pengontrolan gerak hati serta pengendalian motor. Keadaan
yang demikian menjadi maslah bagi anak-anak (penderita)
terutama dalam memusatkan perhatian terhadap pelajaran
sehingga akan menimbulkan kesukaran di dalam kelas.
Gerak Halus Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang
berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan
otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus
ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan
rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle,
menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai
bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.
Gerak Kasar Gerak Kasar (motorik kasar) adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot
besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Interpretasi Interpretasi atau penafsiran adalah proses komunikasimelalui
lisanatau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak
dapat menggunakan simbol-simbolyang sama, baik secara
simultan (dikenal sebagai interpretasi
simultan) atau berurutan (dikenal sebagai
interpretasi berurutan). Menurut definisi, interpretasi hanya
digunakan sebagai suatu metode jika dibutuhkan. Jika suatu
objek (karya seni, ujaran, dll) cukup jelas maknanya, objek
tersebut tidak akan mengundang suatu interpretasi. Istilah
interpretasi sendiri dapat merujuk pada proses penafsiran yang
sedang berlangsung atau hasilnya.
KMME Kuesioner Masalah Mental Emosional (Kuesioner Masalah
208
Mental Emosional (KMME) yang terdiri dari 12 pertanyaan
untuk mengenali masalah mental emosional anak umur 36
bulan sampai 72 bulan,
KPSP Kuesioner Pra Skreening Perkembangan adalah Formulir KPSP adalah alat/instrumen
yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal
atau ada penyimpangan.
PAUD Pendidikan Anak Usia Dini (Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang
pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasaryang merupakan
suatu upaya pembinaanyang ditujukan bagi anaksejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikanuntuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmanidan rohaniagar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut,
yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan
informal.
Sosialisasi dan Kemandirian Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam
hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar
untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,
moral dan tradisi : meleburkan diri menjadi suatu kesatuan,
saling berkomunikasi dan bekerja sama. Bentuk kemandirian
pada anak lebih berkaitan dengan yang bersifat fisik dan psikis,
dimana kegiatan ini merupakan kebutuhan anak sehari-hari
yang bersifat pribadi, maka anak mampu melakukannya
sendiri.

Daftar Pustaka

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Stimulasi Deteksi Dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta.

http://www.kompasiana.com/lizarudy/autisme-chat-checklist-for-autism-
intoddler_55285328f17e612a398b45d4. Diakses februari 2016

https://ochamutz91.wordpress.com/2010/05/29/gangguan-pemusatan-perhatian-
danhiperaktivitas-gpph/ diakses februari 2016

209

Anda mungkin juga menyukai