Anda di halaman 1dari 78

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PRESTASI KERJA

PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN MANIANGPAJO

KABUPATEN WAJO

SKRIPSI

Disusun dan diajukan Oleh:

MUSLIADI
NIM : 1614480

Program Studi Administrasi Publik

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG

SENGKANG

2020
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PRESTASI KERJA

PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN MANIANGPAJO

KABUPATEN WAJO

Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Administrasi Publik

Disusun dan diajukan oleh:

MUSLIADI
NIM : 1614480

Kepada

Program Studi Administrasi Publik

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG

SENGKANG

2020

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’Alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah Subahana Wata’allah, atas limpahan rahmat dan
taufiknya, sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini, dengan waktu yang telah
direncanakan dengan maksud untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
penyelesaian perkuliahan pada program Sarjana (S1) Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Puangrimaggalatung sengkang.
Dalam tahap penyusunan dan penyelesaian penulisan ini, tidak dapat
dipungkiri bahwa segala sesuatu keniscahayaan ini, tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Maka dengan segala kerendahan hati yang tampa terkecuali, utamanya
kepada:
1. Dr.M.Rusli Engka,M.Pd,M.Si dan Erna,SH.M.Si Selaku dosen pembimbing.
Serta seluruh dosen Priodi Ilmu Administrasi Publik yang telah memberikan
restu, arahan dan ilmunya.
2. Kepada Mina selaku Orang Tua yang telah memberikan kasih sayang yang tak
bersyarat, dengan senantiasa mendorong dan membakar semangat penulis.
3. Rekan rekan mahasiswa atas kebersamaan, pengalaman, kenangan dan yang telah
dituangkan untuk penyelesaian penulisan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pengembangan ilmu
pengetahuan tidaklah sampai pada penulisan ini, dimana masih terdapat kekurangan
dan kelemahan. Olehnya karna itu, bahwasanya suatu pengetahuan yang dimiliki
patut untuk dikembangkan dan di revisi, maka dengan kritik dan saran yang
konstruktif merupakan embangan dari pembaca yang kami harapkan.
“Wallahul Muwafiq Ila Aqwamit Thariq”

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Sengkang, 2020
Hormat Saya

Musliadi

v
ABSTRAK

Musliadi, Program Studi Administrasi Publik, “Pengaruh Tingkat Pendidikan


Terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Maniangpajo
Kabupaten Wajo” : (dibimbing oleh M.Rusli Engka dan Erna)
Kurangnya prestasi kerja pegawai dapat dikarenakan kurangnya tingkat
pendidikan yang dimiliki oleh para pegawai pada suatu kantor. Seseorang yang
mempunyai pendidikan dan pengalaman kerja tinggi dimungkinkan lebih cenderung
untuk melakukan tindakan atau aktivitas yang efektif guna meningkatkan kinerjanya.
Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui besarnya Pengaruh Tingkat Pendidikan
Terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten
Wajo, dengan sumber data diambil dari Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Kontrak
sebagai populasi yang juga dijadikan sebagai sampel/responden dalam bentuk
pengumpulan data melalui beberapa teknik yaitu, observasi, dokumentasi dan
kuesioner/angket, sedangkan teknik analisis yang digunakan yakni analisis deskriptif
dengan pendekatan infrensial.
Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
dengan prestasi kerja karyawan pada kantor kecamatan maniangpajo kabupaten wajo
berada pada kategori baik sehingga terdapat hubungan yang kuat dengan pengaruh
yang positif dan signifikan antara Tingkat Pendidikan terhadap Prestasi Kerja pada
Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo.

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Prestasi Kerja

vi
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengajuan ii

Halaman Persetujuan iii

Halaman Pengesahan iv

Kata Pengantar v

Abstrak vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan Penelitian 3

D. Manfaat Penelitian 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 5

vii
B. Kerangka Pikir 18

C. Hipotesis 19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 20

B. Jenis Peneleitian 20

C. Variabel dan Definisi Operasional 21

D. Populasi dan Sampel 24

E. Instrumen Penelitian 25

F. Teknik Pengumpulan Data 27

G. Teknik Analisa Data 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 36

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian 42

C. Hasil Pengujian Infrensial Statistik 46

D. Pembahasan 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 53

B. Saran 53

DAFTAR PUSTAKA 54

LAMPIRAN 56

viii
DAFTAR TABEL

3.1 Karakteristik Jumlah Populasi 26

3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian 27

3.3 Alternatif Skor Jawaban Responden 29

3.4 Kriteria Jawaban Responden 32

3.5 Nilai Independen Koefisien 34

4.1 Deskripsi Frekuensi Data Variabel Hasil Penelitian 43

4.2 Skor Butir Pernyataan Variabel Tingkat Pendidikan 44

4.3 Skor Butir Pernyataan Variabel Prestasi Kerja 45

4.4 Uji Korelasi 48

4.5 Model Summary 48

4.6 ANOVAb 50

4.7 Coeffisienta 50

ix
DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pikir 19

x
DAFTAR LAMPIRAN

1. Pengantar Angket 56

2. Petunjuk Umum Pengisian Kuesioner 57

3. Format Kuesioner Variabel Tingkat Pendidikan 58

4. Format Kuesioner Variabel Prestasi Kerja 59

5. Tabulasi Data Hasil Penelitian Variabel Tingkat Pendidikan 61

6. Tabulasi Data Hasil Penelitian Variabel Prestasi Kerja 62

7. Surat Rekomendasi 63

8. Surat Izin Penelitian 64

9. Surat Keterangan Penelitian 65

10. Riwayat Hidup 66

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa perkembangan teknologi dewasa ini tenaga kerja sebagai

sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting karna

kinerja dari karyawan sebagai sumber daya manusia dapat mempengaruhi

faktor lain. Menyadari bahwa manusia adalah faktor penentu dan menjadi

pusat perhatian dalam setiap kegiatan operasionalnya,maka pemerintah

dituntut mengelola sumber daya manusia agar tujuan yang diharapkan

dapat dicapai melalui orientasi pada penggunaan sumber daya manusia

secara efektif dan efisien.

Pada umumnya instansi pemerintahan lebih cenderung memiliki

karyawan berpengalaman dengan ditunjang tingkat pendidikan yang

memadai.Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar

dengan tujuan menambah wawasan dan keterbukaan dalam meningkatkan

kemampuan.Pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan

pengetahuan, pengertian, atau sikap para karyawan agar dapat lebih

menyesuaikan dengan lingkungan kerja mereka.Pendidikan berhubungan

dengan menambah pengetahuan umum dan pengertian tentang seluruh

lingkungan kerja. Pendidikan berhubungan dengan menjawab how

(bagaimana), dan why (mengapa), dan biasanya pendidikan lebih banyak

berhubungan dengan teori

1
2

tentang kinerja. Sekaligus bahwa pendidikan merupakan suatu usaha untuk

mengembangkan kemampuan berpikir dari seorang karyawan.

Tingkat pendidikan yang tinggi, diharapkan dapat menghasilkan sumber

daya manusia berkualitas dan mampu memberikan kontribusi terbaik dalam

pencapaian tujuan.Melalui pendidikan instansi pemerintahan dapat memiliki

karyawan yang memiliki kompetensi lebih untuk mampu bersaing, terlebih

lagi pada persaingan global dan tuntutan semakin beragam, oleh sebab itu

tingkat pendidikan diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia

berkualitas.

Prestasi kerja yang baik merupakan keadaan yang diinginkan oleh

semua orang dalam kehidupan kerjanya.Seorang karyawan dapat

memperoleh prestasi kerja yang baik bila hasil kerjanya sesuai dengan

standar baik kualitas maupun kuantitasnya.Prestasi kerja merupakan

penampilan hasil kerja SDM dalam suatu organisasi, baik individu maupun

kelompok.

Adapun alasan untuk memilih pokok masalah tersebut diantaranya

adalah Seseorang yang mempunyai pendidikan dan pengalaman kerja tinggi

dimungkinkan lebih cenderung untuk melakukan tindakan atau aktivitas yang

efektif guna meningkatkan kinerjanya.

Untuk menunjang keberhasilan tersebut, maka hal penting yang

sebaiknya dilaksanakan pada pemimpin pemerintahan dalam hal ini camat

adalah memperhatikan tingkat pendidikan diharapkan dapat meningkatkan

prestasi kerja karyawan. Dari latar belakang tersebut, maka penulis merasa
3

tertarik untuk mengangkat judul dalam penelitian ini yaitu: Pengaruh

Tingkat Pendidikan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Kantor

Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu:

1. Seberapa Baik Tingkat Pendidikan Pada Kantor Kecamatan

Maniangpajo Kabupaten Wajo?

2. Seberapa Baik Prestasi Kerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan

Maniangpajo Kabupaten Wajo?

3. Seberapa Besar Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Prestasi

Kerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten

Wajo?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk Mengetahui Tingkat Pendidikan Pada Kantor Kecamatan

Maniangpajo Kabupaten Wajo.

2. Untuk mengetahui Prestasi Kerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan

Maniangpajo Kabupaten Wajo.

3. Untuk Mengetahui Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Prestasi

Kerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten

Wajo.
4

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini

adalah:

a. Manfaat Praktis, sebagai bahan masukan/evaluasi kepada berbagai

pihak-pihak yang bersangkutan terutama kepada bapak camat

dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan.

b. Manfaat Teoritis, sebagai bahan referensi bagi penulis selanjutnya

untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap prestasi

kerja karyawan pada kantor kecamatan maniangpajo kabupaten

wajo.

c. Manfaat Akademis, diharapkan dari penelitian ini dapat

memberikan manfaat bagi insan akademis/pihak-pihak yang

berkompeten dalam pencarian informasi atau sebagai referensi

mengenai pengaruh tingkat pendidikan terhadap prestasi kerja

pegawai pada Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Tingkat Pendidikan

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk

menjamin kelangsungan dan pengembangan suatu bangsa dan

Negara.Pendidikan diartikan sebagai wahana yang dapat mengangkat

harkat dan martabat manusia dibidang ekonomi, sosial, maupun

budaya.Aspek-aspek tersebut menentukan perkembangan dan kemajuan

pembangunan suatu bangsa dan negara.Pembangunan dapat berjalan

dengan baik jika pendidikan dalam masyarakat dapat dijalankan secara

teratur dan terencana sehingga mampu mengubah tingkah laku

masyarakat yang komsumtif menjadi produktif.

Dalam Dictionary of psychology (1972) dalam Muhibin Syah

(2008:11) bahwa pendidikan diartikan sebagai “tahapan kegiatan yang

bersifat kelembagaan (seperti sekolah, dan madrasah) yang dipergunakan

untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai

pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya”.Jadi, pendidikan dapat

berlangsung secara informal dan nonformal di samping secara

formal.Bahkan menurut definisi diatas, pendidikan dapat berlangsung

secara informal dan nonformal di samping secara formal. Bahkan

5
6

menurut definisi atas, pendidikan juga dapat berlangsung dengan cara

mengajar diri sendiri (self-instruction).

Arti pendidikan yang lain menurut Poerbakawatja dan Harahap

(1981) dalam Muhibin Syah (2008:11) bahwa “Pendidikan merupakan

usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya

meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu

menimbulkan tanggung jawab moril dari sebagai perbuatan.”

Pengertian pendidikan kaitannya dengan pekerjaan dapat

didefinisikan bahwa pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan

pengetahuan, pengertian, atau sikap para tenaga kerja sehingga mereka

dapat lebih menyesuaikan dengan lingkungan kerja mereka

(Sastrohadiwiryo, 2002:1999).Pendidikan berhubungan dengan

menambah pengetahuan umum dan pengertian tentang seluruh

lingkungan kerja.Pendidikan berhubungan dengan menjawab how

(bagaimana) dan why (mengapa).Dan biasanya pendidikan lebih banyak

berhubungan dengan teori tentang pekerjaan.Sekaligus bahwa

pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan

berpikir dari seorang tenaga kerja.

Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap pribadi

manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman, dan

dengan alam semesta. Pendidikan juga merupakan perkembangan yang

terorganisasi, moral, intelektual dan jasmani (panca indera), oleh dan

untuk kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang


7

diarahkan demi menghimpun semua aktivitas tersebut bagi tujuan

hidupnya.

Menurut Umar Tirta Rahardja dan La Sulo pendidikan sebagai

penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta

didik sehingga memiliki bekal agar siap atau mengenal dan

mengembangkan metode berfikir secara sistematik agar dapat

memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian

hari.

Adapun karakteristik tingkat pendidikan menurut La Sulo yaitu:

1. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar memberikan bekal yang diperlukan untuk hidup

dalam masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan dasar.Pendidikan dasar pada prinsipnya merupakan

pendidikan yang memberikan bekal dasar bagaimana kehidupan,

baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat.

2. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah yang lamanya 3 tahun sesudah pendidikan

dasar diselenggarakan di SLTA atau satuan pendidikan yang

sederajat.Pendidikan menengah dalam hubungan kebawah berfungsi

sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar dan dalam

hubungan keatas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti

pendidikan tinggi maupun memasuki lapangan kerja.Pendidikan


8

menegah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan,

pendidikan kedinasan, dan pendidikan keagamaan.

3. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah

yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan atau

menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Satuan

pendidikan yang berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi,

institute atau universitas.

Pengertian tentang tingkat pendidikan pada dasarnya mengulas hal

tingkat-tingkat atau jenjang-jenjang pendidikan yang terdapat pada

pendidikan formal. Tingkat pendidikan adalah suatu tahap dalam

pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat

perkembangan para peserta didik serta keluasan dan kedalaman

pengajaran (UU RI No. 20,2003).

a) Indikator Pendidikan

Adapun indikator pendidikan terdiri dari tiga bagian, yaitu:

(UU RI No.20 tahun 2003)

1) Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperolah seseorang dari

pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar sejak orang


9

lahir sampai mati, dalam ruang lingkup keluarga, pekerjaan dan

pergaulan sehari-hari.

Ciri-ciri pendidikan informal adalah:

a) Diperoleh dari pengalaman sehari-hari.

b) Diselenggarakan secara sadar atau tidak sadar.

c) Dapat terjadi dalam lingkungan keluarga, pekerjaan atau dalam

kehidupan sehari-hari.

d) Berlangsung seumur hidup.

2) Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah pendidikan sekolah teratur bertingkat dan

mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Adapun ciri-ciri

pendidikan formal sebagai berikut:

a) Tujuan, isi, metode , serta evaluasinya teratur dan terorganisir

oleh lembaga yang bersangkutan.

b) Terdapat jenjang waktu yang ketat untuk pengetahuan serta

keterampilan.

c) Ditentukan suatu syarat yang ketat.

d) Lebih bersifat selektif.

e) Azas pendidikan seumur hidup.

3) Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal adalah pendidikan yang teratur dengan sadar

dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang tetap dan

ketat.Pendidikan ini dapat berupa kursus-kursus dan pelatihan.


10

Ciri-cirinya adalah:

a) Tujuan bersifat implicit.

b) Isinya bersifat sistematik.

c) Metode yang digunakan juga sistematik dan praktis.

d) Evaluasinya dijalankan secara sistematis.

e) Pernyataanya fleksibel dan tidak mengikat.

f) Tidak bersifat selektif.

g) Azas pendidikan seumur hidup.

Perkembangan ketiga pendidikan itu tidak selalu berjalan

serasi, bahkan mungkin terpisah satu sama lain. Apabila dilihat dari

segi usia atau pertumbuhannya, pendidikan informal lah yang tertua

bahkan paling penting peranannya dalam masyarakat yng sederhana.

Karena banyak anak yang mempelajari pengetahuan keterampilan dan

mencontoh sikap orang yang telah dewasa dalam kehidupan sehari-

hari.

Dilihat dari segi manfaat, pendidikan mempunyai manfaat

sebagai berikut:

a) Peningkatan keahlian kerja.

b) Pengurangan keterlambatan kerja, kemangkiran, serta

perpindahan tenaga kerja.

c) Pengurangan timbulnya kecelakaan dalam bekerja, kerusakan,

dan peningkatan pemeliharaan terhadap alat-alat kerja.

d) Peningkatan produktivitas kerja.


11

e) Peningkatan kecakapan kerja.

f) Peningkatan rasa tanggung jawab (Sastrohadiwiryo, 2002:212).

Melalui pendidikan akan diperoleh kecakapan dan

keterampilan guna menentukan tingkat pengetahuan sehingga

dapat memperjelas cakrawala pemikiran dan tingkah laku

individu yang dapat digunakan secara langsung guna

meningkatkan prestasi kerjanya.

4. Pengertian Prestasi Kerja

Menurut Samsudin (2006:162) “Prestasi kerja adalah penampilan

hasil kerja SDM dalam suatu orgaanisasi”. Prestasi kerja dapat

merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja SDM.Setiap

perusahaan perlu mengadakan penilaian prestasi kerja yang sudah

dicapai karyawannya.Penilaian ini berlaku bagi semua karyawan, untuk

itu diperlukan penilaian yang objektif.

Menurut Cooper (dalam Samsudin, 2006:159) mengungkapkan

prestasi kerja sebagai berikut:

A general term applied part or all of the conduct or activities of an


organization over period of time, often with reference to some standard
such as past projected cost, an efficiency base, management
responsibility or accountability, or the like.
Artinya bahwa prestasi kerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang
dapat dicapai oleh seseorang, unit, atau devisi, dengan menggunakan
kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk
mencapai tujuan organisasi/perusahaan.
Menurut Amstrong (1994) dalam Samsudin (2006:160), pada

hakekatnya, manajemen prestasi kerja merupakan suatu proses yang


12

dirancang untuk memperbaiki prestasi kerja organisasi, tim dan individu,

yang diarahkan dan didorong oleh para manajer atau pimpinan unit dalam

suatu organisasi. Manajemen prestasi kerja menjadi tanggung jawab

bersama dan melibatkan suatu proses yang dikembangkan oleh manajer

bersama-sama dengan individu atau tim yang berada di bawah

pengelolaanya. Manajemen prestasi kerja didasarkan pada prinsip

manajemen dengan menggunakan kontrak atau kesepakatan, bukan

komando.Oleh karena itu, manajemen prestasi kerja didasarkan pada

kesepakatan bersama mengenai tujuan, pengetahuan, keterampilan, syarat

kompetensi, serta rencana kerja dan pengembangan SDM yang

bersangkutan. Manajemen prestasi kerja memerlukan telaah terus menerus

terhadap prestasi kerja dengan menggunakan parameter tujuan, syarat, dan

rencana kerja, serta kesepakatan, perbaikan, dan rencana pengembangan

karier masa depan.

Menurut Veitzhal Rivai (2004:324) menyatakan bahwa aspek-aspek

penilaian prestasi kerja dapat dikelompokkan menjadi:

1. Kemampuan Teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan,

metode, teknik dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan

tugas serta pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya.

2. Kemampuan Konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami

kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit

masing-masing ke dalam bidang operasional perusahaan secara


13

menyeluruh, yang pada intinya individu tersebut memahami tugas,

fungsi serta tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan.

3. Kemampuan Hubungan Interpersonal, yaitu antara lain kemampuan

untuk bekerja sama dengan orang lain, memotivasi karyawan,

melakukan negosiasi dan lain-lain.

Pendapat lain dikemukakan Gibson dan James B. (2000:47) dalam

prestasi kerja tercakup hasil, prestasi kerja ditentukan oleh interaksi antara

kemampuan dan motivasi.Agus Dharma (2001:1) menyatakan bahwa

prestasi kerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau produk/jasa yang

dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang.Demikian

pula diungkapkan oleh Hasibuan (2001:105) bahwa prestasi kerja adalah

suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas

yang dibebankan kepadanya yang didasarkan tugas-tugas kecakapan,

pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa

prestasi kerja merupakan hasil yang dapat dicapai oleh seseorang di dalam

melakukan pekerjaan yang menjadi tugasnya dan segala hasil tersebut

akan dinilai oleh perusahaan ataupun atasannya. Hal ini merupakan umpan

balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka.

Beberapa hal yang perlu menjadi bahan pemikiran bagi para

manajer dalam upaya meningkatkan prestasi kerja adalah apakah para

manajer telah melakukan hal-hal sebagai berikut: (Samsudin, 2006:161).

1) Menetapkan sasaran prestasi kerja realistik dan spesifik.


14

2) Mempekerjakan sumber daya manusia yang tepat untuk suatu jabatan

atau pekerjaan.

3) Mengkomunikasikan dengan jelas sasaran-sasaran dan parameter

kerja kepada para pekerja.

4) Melatih sumber daya manusia dengan sebaik-baiknya untuk

melakukan pekerjaan dengan cara terbaik.

5) Memberikan sumber-sumber yang benar (waktu, materi, tenaga, kerja

dan uang) untuk melakukan pekerjaan.

6) Memberikan umpan balik yang tepat untuk memperbaiki prestasi

kerja.

7) Memberikan insentif yang cukup untuk melakukan pekerjaan dengan

baik.

Seorang karyawan dalam melakukan pekerjaanya menginginkan

atau mengharapkan hasil yang maksimal (prestasi), dengan hasil yang

telah dicapai itu karyawan merasa punya kebanggaan dan kepuasan

tersendiri.

Sedangkan manfaat penilaian prestasi kerja menurut Handoko

(2002:135), yaitu: 1) Perbaikan prestasi kerja, 2) Penyesuaian

kompensasi, 3) Keputusan Penempatan, 4) Kebutuhan latihan dan

pengembangan, 5) Perencanaan dan pengembangan karier, 6)

penyimpangan proses staffing, 7) Ketidakakuratan informasional, 8)

Kesalahan desain pekerjaan, 9) Kesempatan kerja yang adil, 10)

Tantangan eksternal. Hal-hal tersebut merupakan manfaat dari penilaian


15

prestasi kerja yang berfungsi untuk memberikan hasil penilaian prestasi

kerja yang akurat.

Proses pekerjaan yang dialami karyawan kadang ditemui adanya

kesalahan, semakin tinggi tingkat kesalahan dalam mengerjakan

pekerjaannyaa maka tenaga kerja tersebut dikatakan mempunyai prestasi

rendah, demikian juga sebaliknya. Kesalahan yang sering ditemui dalam

proses penilaian prestasi kerja diantaranya: (Handoko, 2002:141)

1) Halo effect

Kesalahan karena member penilaian atas kesan sesaat.

2) Kesalahan Kecenderungan terpusat

Banyak penilai yang tidak suka menilai para karyawan sebagai

yang efektif atau tidak efektif, dan sangat baik atau sangat jelek,

sehingga penilaian prestasi cenderung di buat rata-rata.

3) Kecenderungan menilai terlalu:

a) Keras menilai: tidak ada nilai yang tinggi/semua rendah.

b) Lemah menilai: nilai cenderung semua baik.

Adapun metode penilaian prestasi kerja yang cukup baik

menurut Manullang adalah sebagai berikut: (Samsudin,2006:172)

1) Rangking Method

Metode ini disebut juga “man to man comparison”, yaitu suatu

metode penilaian dengan cara menyusun orang yang dinilai

berdasar tingkatannya pada berbagai sifat yang dinilai.


16

2) Graphic Rating System

Merupakan suatu metode penilaian karyawan dimana tabel

penilaian mengandung beberapa objek penilaian yang

digambarkan dalam garis atau skala. Graphic Rating System ini

dianggap metode penilaian yang terbaik, meskipun diakui adanya

segi-segi kelemahan, seperti: (a) bahaya “hallo effect” (efek

penilaian yang bersifat pribadi), (b) masing-masing sifat yang

dinilai dianggap sama peranannya.

3) Forced Choiced Method

Dalam metode ini, para penilai diberi serangkaian kumpulan

kalimat, misalnya 28 blok kalimat dan masing-masing blok berisi

lima kalimat, masing-masing blok kalimat itu oleh penilai dicoret

atau ditandai.

Setiap perusahaan menerapkan metode penilaian yang berbeda

sesuai dengan sistem manajemen perusahaan tersebut agar tujuan

perusahaan dapat tercapai secara optimal.Pemilihan faktor-faktor yang

digunakan dalam penilaian harus dapat mewakili persyaratan kerja

yang dinilai.Semakin banyak faktor yang dipertimbangkan semakin

teliti penilaian.

Susilo Martoyo (2000:84) menyatakan bahwa indikator-indikator

prestasi kerja karyawan adalah:


17

1) Karyawan diberikan kesempatan menunjukkan potensi dalam

upayanya mengembangkan diri untuk kepentingan perusahaan

atau organisasi.

2) Karyawan yang memiliki disiplin, dedikasi baik berinisiatif

positif, sehat jasmani dan rohani, mempunyai semangat kerja dan

mengembangkan diri dalam pelaksanaan tugas, pandai bergaul

akan diberikan penilaian prestasi yang tinggi.

Hal senada diungkapkan Heidjrachman (2000:125) bahwa

indikator-indikator yang dinilai dalam prestasi kerja adalah: 1)

Kuantitas dan kualitas; 2) Kerjasama; 3) Kepemimpinan; 4)

Kehati-hatian; 5) Pengetahuan mengenai jabatan; 6)Kejujuran;

7)Kesetiaan; 8) Dapat tidaknya diandalkan; 9) Inisiatif. Susilo

Martoyo (2000:89) mengungkapkan beberapa sifat yang paling

umum dinilai dari karyawan: 1) Kualitas Pekerjaan; 2) Jumlah

pekerjaan; 3) Pengetahuan tentang; 4) Kemampuan berdikari.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka indikator dari prestasi

kerja yang digunakan dalam penelitian ini dapat diukur dengan:

1) Kualitas dan kuantitas pekerjaan merupakan mutu capaian

hasil pekerjaan yang dilakukan karyawan.

2) Kerjasama dan kehati-hatian merupakan saling membantu

baik antar karyawan maupun karyawan dengan pimpinan

dalam menyelesaikan pekerjaan serta kecermatan dan


18

ketelitian untuk mengurangi tingkat kesalahan sekecil

mungkin dalam bekerja.

3) Pengetahuan tentang pekerjaan, merupakan pengetahuan dan

pengalaman yang dimiliki oleh karyawan untuk melakukan

pekerjaanya yang disesuaikan dengan standar operasional

perusahaan.

4) Kesetiaan, merupakan kesadaran karyawan untuk

mengabdikan seluruh kemampuan dan tanggung jawabnya

bagi perusahaan.

5) Inisiatif, merupakan sikap yang dimiliki karyawan untuk

mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan dari hasil

kreatifitasnya.

B. Kerangka Pikir

Menurut Umar Tirta Rahardja dan La Sulo pendidikan sebagai

penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta

didik.sehingga memiliki bekal agar siap atau mengenal dan

mengembangkan metode berfikir secara sistematik agar dapat

memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian

hari. Menurut La Sulo karakteristik tingkat pendidikan yaitu pendidikan

dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi.

Sementara manajemen prestasi merupakan suatu proses yang

dirancang untuk memperbaiki prestasi kerja organisasi, tim dan individu,

yang diarahkan dan didorong oleh para manajer atau pimpinan unit dalam
19

suatu organisasi. Setiap perusahaan menerapkan metode penilaian yang

berbeda sesuai dengan sistem manajemen perusahaan tersebut agar tujuan

perusahaan dapat tercapai secara optimal.Pemilihan faktor-faktor yang

digunakan dalam penilaian harus dapat mewakili persyaratan kerja yang

dinilai. Semakin banyak faktor yang dipertimbangkan semakin banyak

faktor yang dipertimbangkan semakin teliti penilaian. Sebagaimana

dinyatakan indikator-indikator prestasi kerja menurut Susilo Martoyo

(2008:84).

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai

Pada Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo


Prestasi Kerja

Tingkat Pendidikan 1. Kualitas dan Kuantitas


pekerjaan
1. Pendidikan Dasar
2. Kerjasama dan Kehati-hatian
2. Pendidikan Menengah
3. Pengetahuan tentang
3. Pendidikan Tinggi
pekerjaan
La Sulo, 1994:273-274
4. Kesetiaan
5. Inisiatif

Susilo Martoyo, 2000: 89

Gambar: 2.1 Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, landasan teori dan

kerangka pikir seperti telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditetapkan

hipotesis penelitian ini, yaitu:


20

1. Diduga keadaan Tingkat Pendidikan pada kantor Kecamatan

Maniangpajo Kabupaten Wajo berada pada kategori Baik.

2. Diduga Prestasi Kerja Pegawai pada kantor Kecamatan Maniangpajo

Kabupaten Wajo berada pada kategori Baik.

3. Diduga Tingkat Pendidikan berpengaruh positif terhadap Prestasi

Kerja Pegawai pada kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi yang ditentukan untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian mengenai Pengaruh Tingkat

Pendidikan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai adalah Kantor

Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo. Alasan penulis memilih

lokasi tersebut karena instansi tersebut letaknya tidak jauh dari tempat

tinggal peneliti, dan mempunyai koneksi yang bisa membantu penulis

dalam memperoleh informasi terkait penelitian ini.

2. Waktu Penelitian

Penggunaan waktu yang ditentukan untuk melakukan penelitian

yaitu selama 3 bulan, yang berlangsung pada bulan januari s.d bulan

maret 2020.

B. Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya,

maka jenis penelitian ini adalah jenis penelitian survey dengan

menggunakan paradigma kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui

dan menganalisis variabel Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap

Prestasi Kerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Maniangpajo

Kabupaten Wajo.

21
22

C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah Tingkat Pendidikan yang

merupakan variabel bebas (independen variabel) dan Prestasi Kerja

yang merupakan variabel terikat (dependen variabel) pada Kantor

Kecamatan Maniangpajo.

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian survey dengan

menggunakan paradigma kuantitatif untuk menggambarkan hubungan

antara variabel bebas (Tingkat Pendidikan) dengan variabel terikat

(Prestasi Kerja).

2. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari interpretasi yang berbeda serta untuk

menciptakan kesatuan pandangan, dan untuk memberikan pemahaman

yang jelas tentang variabel-variabel yang di teliti, maka beberapa

konsep yang terkait dengan penelitian ini, di beri batasan secara

operasional dan rumusan sebagai berikut:

a. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimaksud disini adalah pendidikan

sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing

peserta didik sehingga memiliki bekal agar siap atau mengenal dan

mengembangkan metode berfikir secara sistematik agar dapat

memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian

hari.
23

Adapun karakteristik tingkat pendidikan menurut La Sulo yaitu:

1. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar memberikan bekal yang diperlukan untuk hidup

dalam masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan dasar.Pendidikan dasar pada prinsipnya merupakan

pendidikan yang memberikan bekal dasar bagaimana kehidupan,

baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat.

2. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah yang lamanya 3 tahun sesudah pendidikan

dasar diselenggarakan di SLTA atau satuan pendidikan yang

sederajat.Pendidikan menengah dalam hubungan kebawah berfungsi

sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar dan dalam

hubungan keatas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti

pendidikan tinggi maupun memasuki lapangan kerja.Pendidikan

menegah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan,

pendidikan kedinasan, dan pendidikan keagamaan.

3. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah

yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan atau

menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Satuan


24

pendidikan yang berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi,

institute atau universitas.

b. Prestasi Kerja

Prestasi Kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

hasil evaluasi kinerja yang dicapai oleh karyawan dikantor

Kecamatan Maniangpajo dalam melaksanakan tugas dan kewajiban

yang dibebankan kepadanya.Yang didasarkan atas:

1) Kualitas dan kuantitas pekerjaan merupakan mutu capaian

hasil pekerjaan yang dilakukan karyawan.

2) Kerjasama dan kehati-hatian merupakan saling membantu

baik antar karyawan maupun karyawan dengan pimpinan

dalam menyelesaikan pekerjaan serta kecermatan dan

ketelitian untuk mengurangi tingkat kesalahan sekecil

mungkin dalam bekerja.

3) Pengetahuan tentang pekerjaan, merupakan pengetahuan dan

pengalaman yang dimiliki oleh karyawan untuk melakukan

pekerjaanya yang disesuaikan dengan standar operasional

perusahaan.

4) Kesetiaan, merupakan kesadaran karyawan untuk

mengabdikan seluruh kemampuan dan tanggung jawabnya

bagi perusahaan.
25

5) Inisiatif, merupakan sikap yang dimiliki karyawan untuk

mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan dari hasil

kreatifitasnya.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2006:57) memberikan pengertian populasi sebagai

berikut: ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk kemudian dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.” Populasi bukan hanya orang akantetapi juga

benda-benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada

pada objek/subjek, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang

dimiliki oleh subjek atau objek itu. Populasi dalam penelitian

merupakan segala sesuatu yang akan dijadikan subjek atau objek itu.

Populasi dalam penelitian merupakan segala sesuatu yang akan

dijadikan subjek atau objek penelitian. Berkenaan dengan penelitian

ini, maka yang dijadikan populasi penelitian adalah semua karyawan

pada Kantor Kecamatan Maniangpajo yang berjumlah 27 orang

dengan perincian sebagai berikut.

Tabel 3.1 Karakteristik Jumlah Populasi


26

No. Karakteristik Populasi Jumlah

1. Pegawai Negeri Sipil 15 orang

2. Pegawai Kontrak 12 orang

Total Polulasi 27 orang

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini jumlahnya kecil maka teknik yang

digunakan dalam pengambilan sampel adalah menggunakan sampel

jenuh yaitu keseluruhan populasi sebesar 27 orang dapat dijadikan

sebagai sampel penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:22), pada prinsipnya meneliti adalah

melakukan pengukuran,maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur

dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.Jadi instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati.Secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian.Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah

variabel yang telah ditetapkan untuk diteliti. Jadi penelitian ini memerlukan

2 instrumen, yaitu instrumen Tingkat Pendidikan(X) dan instrument

Prestasi Kerja (Y).


27

Untuk memudahkan pengukuran terhadap konseptualisasi variabel,

maka variabel penelitian dioperasionalisasikan ke dalam dimensi dan

indikator sebagaimana tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator No. Item


Tingkat Pendidikan 1. Memberikan bekal hidup
Pendidikan Dasar dalam masyarakat yakni
La Sulo pengembangan sikap,
(1994) pengetahuan dan 1 s.d 2
keterampilan dasar.
2. Memberikan bekal dasar
kehidupan baik untuk
pribadi maupun masyarakat.
Pendidikan 3. Hubungan kebawah
Menengah berfungsi sebagai lanjutan
dan perluasan pendidikan
dasar.
3 s.d 4
4. Hubungan keatas berfungsi
mempersiapkan untuk
mengikuti pendidikan tinggi
maupun lapangan kerja.
Pendidikan 5. Menyiapkan peserta didik
Tinggi menjadi masyarakat
berkemampuan akademik
yang dapat menerapkan
ilmu pengetahuan.
6. Menyiapkan peserta didik 5 s.d 6
menjadi masyarakat yang
berkemampuan akademik
yang dapat mengembangkan
dan menciptakan ilmu
pengetahuan.
Prestasi Kualitas dan 1. Mutu hasil pekerjaan yang
Kerja Kuantitas dilakukan pegawai.
Susilo 2. Capaian hasil pekerjaan 1 s.d 2
Martoyo yang dilakukan pegawai.
(2000)
Kerjasama dan 3. Saling membantu antar
Kehati-hatian pegawai dengan pegawai
28

begitupun dengan pimpinan. 3 s.d 4


4. Ketelitian untuk mengurangi
tingkat kesalahan dalam
bekerja.
Pengetahuan 5. Pengetahuan pegawai untuk
Tentang melakukan pekerjaan yang
Pekerjaan sesuai dengan standar
operasional perusahaan.
5 s.d 6
6. Pengalaman pegawai untuk
melakukan pekerjaan yang
sesuai dengan standar
operasional perusahaan.
Kesetiaan 7. Kesadaran pegawai untuk
mengabdikan seluruh
kemampuannya bagi
perusahaan.
7 s.d 8
8. Kesadaran pegawai untuk
mengabdikan
tanggungjawabnya bagi
perusahaan.
Inisiatif 9. Sikap pegawai untuk
mendapatkan hasil yang
baik dari hasil
kreativitasnya.
9 s.d 10
10. Sikap pegawai untuk
mendapatkan hasil yang
memuaskan dari hasil
kreativitasnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditempuh

beberapa teknik pengumpulan data, antara lain:

1. Observasi

Observasi dimaksudkan sebagai aktivitas yang dilakukan dengan

mengamati secara langsung obyek penelitian, sehingga observasi dalam

hal ini adalah pengamatan langsung yang dilakukan pada Kantor


29

Kecamatan Maniangpajo sehubungan dengan upaya untuk memperoleh

data atau informasi yang dibutuhkan.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui Arikunto (2017:23). Kuesioner

yang digunakan oleh penulis dalam memperoleh data adalah kuesioner

dalam bentuk checklist, dimana responden tinggal membubuhkan tanda

check (√) pada tempat yang telah disediakan. Dalam penelitian ini,

peneliti menyebar 5 (lima) jawaban dengan skor masing-masing,seperti

terlihat pada table berikut:

Tabel 3.3 Alternatif Skor Jawaban Responden

No. Alternatif Jawaban Skor


1 Sangat Baik 5
2 Baik 4

3 Cukup 3
4 Kurang Baik 2
5 Sangat Tidak Baik 1

(Sumber dikembangkan dari Ridwan Kuncoro, 2017:10)

Semakin sesuai antara jawaban yang diberikan responden dengan

jawaban yang diharapkan maka semakin tinggi skor/bobot yang

diperoleh.Metode pengumpulan data ini, penulis gunakan untuk

mendapatkan data primer tentang Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap


30

Prestasi Kerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten

Wajo.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi dimaksudkan sebagai data dan informasi yang

sifatnya telah tersimpan dalam bentuk surat-surat berharga atau dokumen.

Dokumen dalam hal ini dijadikan sebagai data pelengkap terhadap data

diperoleh melalui teknik penelitian lain, artinya dokumen bersifat sebagai

data sekunder.

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik

analisis deskriptif kuantitatif dan asosiatif kuantitatif, sebagai berikut:

1. Teknik Analisis Data Deskriptif Kuantitatif

Menurut Ardhana 12 (dalam Lexy J. Moleong 2002:103)

menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian

dasar.

Analisis data kuantitatif adalah angka-angka hasil tabulasi atas

jawaban suatu gabungan ataupun pengukuran. Contoh data seperti ini

adalah angka-angka hasil sensus, angka-angka hasil tabulasi atas jawaban

responden terhadap angket. Adapun data kuantitatif hasil pengukuran

adalah skor-skor yang diperoleh melalui pengukuran.

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah

teknik analisis data deskriptif kuantitatif dengan pendekatan kuantitatif

yang menjabarkan hasil penelitian sebagaimana adanya. Data yang telah


31

didapatkan dari hasil penelitian di lapangan kemudian dikumpulkan serta

diolah dan dianalisis dengan menggambarkan, menjelaskan dan

memberikan komentar dengan menggunakan tabel sesuai petunjuk dalam

bukunya Eko Putro Widyoko (2012: 110), dalam menetapkan klasifikasi

sikap responden terhadap variabel dan item pertanyaan atau pernyataan

sebagai berikut:

a. Skala Variabel

STT = Nilai tertinggi × sampel × item pertanyaan

STR = Nilai terendah × sampel × item pertanyaan

Interval = Nilai tertinggi -˗ nilai terendah : nilai tertinggi

b. Skala Butir

STT = Nilai tertinggi × sampel

STR = Nilai terendah × sampel

Interval = Nilai tertinggi ˗ nilai terndah ˸ nilai tertinggi

Skor Tertinggi (STT) − Skor Terendah (STR)


i=
Jarak Interval (π)

Berdasarkan rumus diatas, penetapan klasifikasi sikap responden

masing-masing variabel dan item sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kriteria jawaban responden


32

No Tingkat Pendidikan Prestasi Kerja Item Keterangan


( X) ( Y)
1. > 680,4 - 810 > 1.134 – 1.350 > 113,4 - 135 Sangat Baik

2. > 550,8 – 680,4 > 918 – 1.134 > 91,8 – 113,4 Baik
3. > 421,2 – 550,8 > 702 - 918 >70,2 – 91,8 Cukup Baik
4. > 291,6 – 421,2 > 486 - 702 > 48,6 – 70,2 Kurang Baik
5. 162 – 291,6 270 – 486 27 – 48,6 Sangat Kurang
Baik
Sumber : ( Eko Putro Widyoko, 2012 : 110)

Penulis menggunakan metode analisis deskriptif ini dimaksudkan agar

memperoleh gambaran data secara sistematis yang berkaitan dengan

tingkat pendidikan terhadap prestasi kerja, sehingga penulis dapat

memperoleh dan mengolah data yang sistematis, akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya.

2. Teknik Analisis Asosiatif Kuantitatif

Teknik analisis data assosiatif kuantitatif , adalah terknik analisis

data yang ingin mengetahui hubungan 2 (dua) variabel atau lebih

yang datanya terdiri dari angka yang rinciannya sebagai berikut :

a. Analisis Statistika Infrensial

Analisis Infrensial yakni sebuah metode yang bisa digunakan untuk

bisa menganalisis kelompok kecil dari data induknya atau sampel yang

diambil dari populasi sampai pada peramalan dan juga penarikan

kesimpulan pada kelompok data induknya atau populasi.

1) Uji Hipotesis

Untuk Pengujian hipotesis tersebut digunakan t-test satu sampel

dengan rumus sebagai berikut:


33

X 
0
t=
S
n

Dimana:

t = nilai t yang dihitung.

X = nilai rata-rata

 0
= nilai yang dihipotesiskan

S = standar deviasi
n = Jumlah sampel
Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t

tabel dengan derajat kebebasan (dk) ⁼ n -1 dan taraf kesalahan 5%

(untuk uji satu pihak) bila t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0

ditolak dan H1 diterima. Sebaliknya bila t hitung lebih kecil dari t

tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

2) Analisis Korelasi Sederhana

Uji korelasi sederhana di gunakan untuk mencari hubungan

fungsional antara variabel X dengan variabel Y. Uji ini

menggunakan rumus dengan bantuan SPSS (Statistical Product and

Service Solution) versi 16. Uji korelasi sederhana digunakan untuk

mencari hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Uji ini

menggunakan rumus :

n. XY  ( X )(Y )
rxy =
n. X 2

 ( X ) 2 n.Y 2  (Y ) 2 
Dimana:
34

rxy = koefisien korelasi antara variabel Xdan Y

Ʃxy = Jumlah perkalian antara variabel X dan Y

ƩX2 = Jumlah dari kuadrat nilai

ƩY2 = Jumlah dari kuadrat nilai Y

(Ʃx2) = Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan

(Ʃy2) = Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan

X = variabel bebas (Tingkat Pendidikan)

Y = variabel terikat (Prestasi Kerja)

n = jumlah responden/sampel

Atau gunakan bantuan komputer dengan program SPSS (Statiscal

Product And Service Solution). Untuk member arti harga r (tingkat

hubbungan), maka harga r dibandingkan dengan tabel nilai

independensi sebagai berikut:

Tabel 3.5 Nilai independen koefisien

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,80 – 1,000 Sangat kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0.40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
(Sumber : Sugiono, 2008:184)

Selanjutnya untuk menguji signifikansi korelasi product moment

ditempuh dengan cara sebagai berikut:

Df = n – 1

Dimana: Df = Derajat kebebasan yakni jumlah sampel dikurang 1

Hipotesis:
35

H0 = Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y

H1 = Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y

Dilanjutkan dengan mencari besar kecilnya sumbangan variabel bebas

terhadap variabel terikat dapat ditentukan dengan rumus Koefisien

Determinan (KP) sebagai berikut:

KP = r2 × 100%

Dimana : KP = Nilai Koefisien Determinasi

R = Nilai Koefisien Korelasi

3) Analisis Regresi Sederhana

Uji regresi linier sederhana digunakan untuk mencari hubungan

fungsional antara variabel X dengan variabel Y. Uji ini menggunakan

rumus dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution)

versi 16. Uji regresi linier sederhana digunakan untuk mencari hubungan

antara variabel X dengan variabel Y. Uji ini menggunakan persamaan :

𝑌 = 𝛼 + 𝑏𝑋+∈

Keterangan :

Y = Variabel tergantung (dependent)

X = Variabel bebas

a = Nilai konstanta

b = Koefisien arah regresi

∈ = Tingkat Kesalahan dalam pengambilan sampel

Untuk menguji signifikan konstanta dan variabel dependen (Regresi

Sederhana), maka digunakan Uji T dengan hipotesis sebagai berikut:


36

H0 : 𝛽1 = 0

H1 : 𝛽1 ≠ 0

Untuk mencari makna generalisasi dari pengaruh variabel X dengan

variabel Y, maka hasil korelasi (r) perlu diuji signifikansi sebagai berikut:

H0 = Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y

H1 = Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y

Dasar pengambilan keputusan :

a. Jika nilai sig change pada tabel model summary lebih besar atau

sama dengan α = 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak, artinya tidak

terdapat pengaruh.

b. Jika nilai sig change pada tabel model summary lebih kecil dari nilai

α = 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima, artinya terdapat pengaruh.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Uraian tentang gambaran umum lokasi penelitian yang memiliki

keterkaitan dengan dengan objek penelitian ini. Adapun hal-hal yang akan

dikemukakan dalam ini terdiri dari keadaan geografis, keadaan demografi,

serta tugas pokok dan fungsi pemerintah Kecamatan Maniangpajo.

1. Keadaan Geografis

Wilayah Kecamatan Maniangpajo memiliki luas wilayah 175,96 km 2

dengan koordinat Ibukota Kecamatan Maniangpajo terletak di Anabanua

Kelurahan Anabanua dengan jarak ±25 km dari Sengkang Ibukota

Kabupaten Wajo.

Adapun batas administrasi sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Keera dan Gilireng

Sebelah Selatan : Kecamatan Penrang

Sebelah Timur : Teluk Bone

Sebelah Barat : Kecamatan Gilireng dan Kecamatan Majauleng

2. Keadaan Demografis

a. Kependudukan

Keadaan penduduk merupakan salah satu faktor penting dalam

menunjang pelaksanaan pembangunan. Jumlah penduduk Kecamatan

Maniangpajo 10.320 seluruhnya adalah warga negara indonesia dengan

sebagian besar adalah suku bugis dan sebagian penduduk Kecamatan

37
38

Maniangpajo sebagian beragama Hindu dan beragama Islam.

b. Perekonomian Masyarakat

Keadaan sosial ekonomi masyarakat kelurahan akkajeng cukup

kompleks dan beragam. Berikut ini disajikan profesi mata

pencaharian masyarakat Kelurahan Akkajeng:

1) Petani 133 orang

2) Nelayan/Petani Tambak 545 orang

3) Peternak 11 orang

4) Wiraswasta 256 orang

5) Karyawan Swasta 2 orang

6) Karyawan Honor 33 orang

7) PNS 91 orang

8) Perawat 4 orang

9) Bidan 3 orang

10) Pensiunan 18 orang

11) TNI 3 orang

12) Polri 4 orang

13) Sopir/Transportasi 125 0rang

c. Pendidikan Masyarakat

Pendidikan masyarakat Kecamatan Maniangpajo terbilang cukup

maju karena kebanyakan penduduk memiliki tingkat pendidikan SMA

ke atas. Jika kita memperhatikan dan prestasi belajar di Kecamatan

Maniangpajo maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat disini


39

memiliki tingkat kesadaran terhadap pentingnya pendidikan, hal ini

juga ditunjang dengan tingginya angka pelajar dan mahasiswa di

daerah ini. Adapun sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan

Maniangpajo adalah sebagai berikut:

1) Taman Kanak-Kanak 2 Unit

2) Sekolah Dasar 16 Unit

3) SMP 2 Unit

4) SMA 1 Unit

5) Madrasah 1 Unit

d. Kesehatan, Sanitasi dan Air Bersih

Secara umum kondisi kesehatan di Kelurahan Akkajeng sudah

terbilang bagus, hal ini dapat dilihat dengan tersedianya saran dan

prasarana kesehatan berupa puskesmas dan posyandu. Adapun air

bersih yang digunakan oleh masyarakat Kecamatan Maniangpajo

yaitu air sumur, air bor dan air ledeng.

e. Perumahan dan Pemukiman Penduduk

Kondisi perumahan warga Kecamatan Maniangpajo pada

umumnya berupa rumah kayu dan rumah batu dengan berbagai

macam model. Hal ini menggambarkan aspek tingkat kesejahteraan

masyarakat yang cukup baik. Keadaan perumahan warga masyarakat

Kecamatan Maniangpajo berjejer sepanjang jalan, juga di seputaran

jalan yang menghubungkan antara tiap desa dan kelurahan dan

lorong-lorong.
40

f. Sosial Budaya Masyarakat

Kehidupan sosial budaya dalam tatanan masyarakat Kecamatan

Maniangpajo merupakan suatu tatanan masyarakat yang berpegang

teguh pada kepercayaan agama islam. Pada umumnya masyarakat

terdiri dari suku bugis. Akulturasi budaya islam dengan kebudayaan

yang berkembang dalam masyarakat sudah bisa dikatakan jarang

karena masyarakat di Kecamatan Maniangpajo ini rata-rata sudah

berpendidikan. Hubungan kekerabatan dan ikatan kekeluargaan dalam

lingkup daerah tingkat Kelurahan sangat erat dimana masyarakat

merupakan suatu”gemeinschaft” yang memiliki unsur gotong royong

yang kuat. Hal ini dapat dimengerti karena warga merupakan ”face to

face group” di mana mereka saling mengenal betul seolah-olah

mengenal dirinya. Hubungan kekeluargaan di antara sesama warga

sangat erat, hal ini disebabkan karena terjadinya perkawinan sesama

warga Kecamatan Maniangpajo. Hal ini kemudian berdampak eratnya

kekeluargaan dan emosional yang terjalin di antara masyarakat.

Musyawarah sebagai simbol pemersatu merupakan tradisi politik

dalam demokrasi yang diwariskan dari masa kerajaan tradisional.

3. Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintah Kecamatan

Camat

Adapun tugas dari camat yaitu:

1) Melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh

Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerha dan


41

menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

Adapun Fungsi dari camat yaitu:

1) Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

2) Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan

ketertiban umum

3) Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan

4) Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

umum

5) Membina penyelenggaraan kegiatan pemerintahan ditingkat

kecamatan.

Sekretaris Kecamatan

Adapun tugas dari sekretaris kecamatan yaitu:

1) Membantu camat dalam memimpin, merencanakan, melaksanakan,

mengkoordinasikan kegiatan pelayanan administrasi umum,

kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kerumahtanggaan, informasi

kehumasan dan ketatausahaan serta melaksanakan tugas-tugas lain

ssesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

Adapun fungsi dari sekretaris kecamatan yaitu:

1) Penyelenggaraan kegiatan administrasi umum dan ketatausahaan

2) Penyelenggaraan persiapan penyusunan anggaran kecamatan

3) Penetapan penyusunan kegiatan dan pengendalian kecamatan

4) penyelenggaraan informasi dan kehumasan


42

5) Penyelenggaraan pembinaan organisasi dan tata laksana

dilingkungan kecamatan.

Sub Bagian Program

Adapun tugas dari sub bagian program yaitu:

1) Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan

pelaksanaan tugas pelayanan dan pengkoordinasian penyusunan

rencana dan program kerja kecamatan.

Adapun fungsi dari sub bagian program yaitu:

1) Penyusunan rencana operasional dan koordinasi kegiatan dan

program kerja kecamatan

2) Pelaksanaan penyusunan rencana penyelenggaraan pemerintahan

daerah diwilayah kecamatan

3) Pelaksanaan penyusunan rencana strategis kecamatan

4) Pelaksanaan penyusunan rancangan peraturan penunjang

pelaksanaan tugas

5) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan

tugas

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Adapun tugas dari sub bagian umum dan kepegawaian yaitu:

1) Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan

pelaksanaan tugas pelayanan administrasi umum, informasi

kehumasan dan kepegawaian dilingkungan kecamatan.


43

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Deskripsi Distribusi Frekuensi Data Variabel Hasil Penelitian

Deskripsi frekuensi data variabel hasil penelitian yaitu sebagai

berikut:

Tabel 4.1. Deskripsi Frekuensi Data Variabel Hasil Penelitian

Statistik Tingkat Pendidikan Prestasi Kerja


N Valid 27 27
Missing 0 0
Mean 23.26 40.07
Median 24.00 41.00
Mode 24 40
Std.Deviation 2.086 3.583
Variance 4.353 12.840
Range 9 13
Minimum 18 32
Maksimum 27 45
Sum 628 1082
Sumber : Data primer diolah dengan SPSS versi 16

Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa valid 27 yang artinya

bahwa terdapat 27 responden serta semua datanya telah dimasukkan

dengan baik yang dijelaskan oleh nilai missing yang menunjukkan nilai

0. Sementara itu, pada variabel tingkat pendidikan menunjukkan mean

dengan 23,26 median dengan nilai 24,00, mode sebesar 24 dan nilai

standar deviasi sebesar 2,086 dengan variance sebesar 4,353. Selanjutnya

range sebesar 9 dan nilai minimum sebesar 18, nilai maksimum sebesar

27 serta jumlah frekuensi secara keseluruhan sebesar 628.


44

Sedangkan pada variabel prestasi kerja menunjukkan mean dengan

nilai 40,07, median dengan nilai 41,00, mode sebesar 40 dan nilai standar

deviasi sebesar 3,583 dengan variance sebesar 12,840. Selanjutnya range

sebesar 7 dan nilai minimum sebesar 32 serta nilai maksimum sebesar 45

dengan jumlah frekuensi secara keseluruhan sebesar 1082.

2. Skala Likert
Skala likert Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Prestasi Kerja

Pegawai Pada Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo, dengan

rincian sebagai berikut:

a. Variabel Tingkat Pendidikan

Tabel 4.2 : Skor Butir Pernyataan Variabel Tingkat Pendidikan (X)

Dimensi Item Skor Skor Kriteria Hitungan Skor


Perolehan Ideal

Pendidikan 1 104 135 Baik Skor yang diperoleh adalah


jumlah skor setiap butir
Dasar 2 107 135 Baik pernyataan

Skor ideal = nilai tertinggi ×


Pendidikan 3 106 135 Baik
jumlah responden (5 × 27) =
135
Menegah 4 106 135 Baik
Kriteria (Eko Putro
Pendidikan 5 103 135 Baik Widyoko,2012 : 110)
< 113,4 – 220 Sangat Baik
Tinggi 6 102 135 Baik < 91,8 – 113,4 Baik
< 70,2 – 91,8 Cukup Baik
Jumlah 628 810 Baik < 48,6- 70,2 Kurang Baik
< 27 – 48,6 Sangat Kurang
Baik
Sumber : Data primer diolah menggunakan Excel

Tabel 4.2 diatas menjelaskan bahwa jawaban responden pada

variabel Tingkat Pendidikan pada Kantor Kecamatan Maniangpajo


45

Kabupaten Wajo, skor yang diperoleh adalah 628 dari skor ideal dengan

kriteria baik.

Pada dimensi Pendidikan Dasar berdasarkan jawaban responden

pada item 1 skor perolehannya adalah 104 dari skor ideal atau berada

pada kriteria baik, item 2 skor perolehannya adalah 107 dari skor ideal

atau berada pada kriteria baik.

Dimensi Pendidikan Menegah berdasarkan jawaban responden

pada item 3 skor perolehannya adalah 106 dari skor ideal atau berada

pada kriteria baik, item 4 skor perolehannya adalah 106 dari skor ideal

atau berada pada kriteria baik.

Dimensi Pendidikan Tinggi berdasarkan jawaban responden pada

item 5 skor perolehannya adalah 103 dari skor ideal atau berada pada

kriteria cukup baik, item 6 skor perolehannya adalah 102 dari skor ideal

atau berada pada kriteria baik.

b. Variabel Prestasi Kerja Pegawai


Secara keseluruhan skor butir pernyataan variabel Prestasi Kerja

Karyawan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 : Skor Butir Pernyataan Variabel Prestasi Kerja (Y)

Dimensi Item Skor Skor Kriteria Hitungan Skor


Perolehan Ideal

Kualitas dan 1 105 135 Baik Skor yang diperoleh adalah


jumlah skor setiap butir
Kuantitas 2 111 135 Baik pernyataan

Skor ideal = nilai tertinggi ×


Kerjasama dan 3 117 135 Sangat Baik
jumlah responden (5 × 27) =
46

Kehati-hatian 4 104 135 Baik 135

Pengetahuan 5 107 135 Baik Kriteria (Eko Putro


Widyoko,2012 : 110)
tentang < 113,4 – 220 Sangat Baik
6 104 135 Baik
Pengetahun < 91,8 – 113,4 Baik
< 70,2 – 91,8 Cukup Baik
Kesetiaan 7 113 135 Baik < 48,6- 70,2 Kurang Baik
< 27 – 48,6 Sangat Kurang
8 107 135 Baik Baik

Inisiatif 9 110 135 Baik

10 104 135 Baik

Jumlah 1.082 1.350 Baik


Sumber : Data primer diolah menggunakan Excel

Tabel 4.3 diatas menjelaskan bahwa jawaban responden pada

variabel Prestasi Kerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Maniangpajo

Kabupaten Wajo, skor yang diperoleh adalah 1.082 dari skor ideal

dengan kriteria baik.

Pada dimensi Kualitas dan Kuantitas berdasarkan jawaban

responden pada item 1 skor perolehannya adalah 105 dari skor ideal atau

berada pada kriteria baik, item 2 skor perolehannya adalah 111 dari skor

ideal atau berada pada kriteria baik.

Dimensi Kerjasama dan Kehati-hatian jawaban responden pada item

3 skor perolehannya adalah 117 dari skor ideal atau berada pada kriteria

baik, item 4 skor perolehannya adalah 104 dari skor ideal atau berada

pada kriteria baik.

Dimensi Pengetahuan tentang Pengetahuan berdasarkan jawaban

responden pada item 5 skor perolehannya adalah 107 dari skor ideal atau
47

berada pada kriteria baik, item 6 skor perolehannya adalah 104 dari skor

ideal atau berada pada kriteria baik.

Dimensi Kesetiaan berdasarkan jawaban responden pada item 7 skor

perolehannya adalah 113 dari skor ideal atau berada pada kriteria baik,

item 8 skor perolehannya adalah 107 dari skor ideal atau berada pada

kriteria baik.

Dimensi Inisiatif berdasarkan jawaban responden pada item 9 skor

perolehannya adalah 110 dari skor ideal atau berada pada kriteria baik,

item 10 skor perolehannya adalah 104 dari skor ideal atau berada pada

kriteria baik.

C.Hasil Pengujian Infrensial Statistik

Analisis ini dilakukan untuk menguji dan melihat hubungan antara

variabel Tingkat Pendidikan dengan variabel Prestasi Kerja Pegawai pada

Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo. Dengan menggunakan

analisis korelasi dan regresi sederhana.

a. Analisis Korelasi

Tabel 4.4 Uji Korelasi


48

Correlations

Tingkat
Pendidikan Prestasi Kerja

Tingkat Pearson Correlation 1 .625**


Pendidikan
Sig. (2-tailed) .000

N 27 27

Prestasi Pearson Correlation .625** 1


Kerja Sig. (2-tailed) .000

N 27 27
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Data Diolah Dengan SPSS Versi 16

Pada tabel 4.4 tersebut diatas, ternyata tingkat pendidikan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai pada Kantor Kecamatan

Maniangpajo Kabupaten Wajo, dimana diperoleh nilai sebesar 0,625. Hali ini

menunjukkan bahwa antara tingkat pendidikan dengan prestasi kerja pegawai

pada Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo berada pada kategori

kuat.

b. Analisis Regresi

Untuk menentukan hubungan sebab akibat antara variabel tingkat

pendidikan dengan prestasi kerja pegawai.

Tabel 4.5 Model Summary

Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate

1 .625a .391 .366 1.661

a. Predictors: (Constant), Prestasi Kerja


Sumber : Data diolah dengan SPSS Versi 16

Untuk mengetahui kontribusi variabel tingkat pendidikan terhadap


49

prestasi karyawan dapat dilihat pada tabel summary kolom R Square. Hal

ini berarti besarnya kontribusi tingkat pendidikan (X) terhadap prestasi

kerja pegawai (Y) = 0,391 atau 39,1% . Dan sisanya 100% - 39,1% =

61,9% ditentukan oleh variabel-variabel yang tidak termasuk dalam

variabel penelitian ini.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa pengaruh tingkat pendidikan

(X) pada Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo terhadap

prestasi kerja pegawai (Y) positif dan signifikan. Berdasarkan hasil tersebut

menunjukkan bahwa hipotesis yang mengatakan

“Diduga Tingkat Pendidikanberpengaruh positif terhadap Prestasi Kerja

Pegawai pada Kantor Kecamatan Maniangpajo”.

Dengan hipotesis Statistiknya sebagai berikut:

Ho: βο = 0 :Tingkat Pendidikan tidak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Kantor Kecamatan

Maniangpajo Kabupaten Wajo.

H1 : β1 ≠0 : Tingkat Pendidikan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Kantor Kecamatan

Maniangpajo Kabupaten Wajo.

Berdasarkan hipotesis diatas jadi Tingkat Pendidikan berpengaruh

terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Maniangpajo

Kabupaten Wajo.

Tabel 4.6 ANOVAb


50

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 44.204 1 44.204 16.021 .000a

Residual 68.981 25 2.759

Total 113.185 26

a. Predictors: (Constant), Prestasi Kerja

b. Dependent Variable: Tingkat Pendidikan


Sumber : Data diolah dengan SPSS Versi 16

Tabel 4.6 tersebut menunjukkan nilai sig 0,000a yang jika dibandingkan

dengan nilai tingkat kesalahan yang dapat ditolerir dalam penelitian ini yaitu

0,1, maka ternyata nilai sig (0,000) < nilai tingkat kesalahan (0,1) yang berarti

bahwa H0 yang menyatakan tidak terdapat pengaruh positif tingkat pendidikan

terhadap prestasi kerja pegawai ditolak dan sebagai konsekuensinya Hipotesis

alternative H1 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan

tingkat pendidikan terhadap prestasi kerja pegawai diterima.

Tabel 4.7 Coeffisientsa

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 8.677 3.657 2.373 .026

Prestasi Kerja .364 .091 .625 4.003 .000

a. Dependent Variable: Tingkat Pendidikan


Sumber : Data diolah dengan SPSS Versi 16

Berdasarkan tabel Coeffisientsa menunjukkan persamaan regresi yang

terbentuk adalah Y = 8.677 + 0,364 X, dengan nilai pada kolom sig 0,026 itu

berarti lebih kecil dari nilai 0,05 itu berarti signifikan. Sedangkan nilai tingkat
51

pendidikan pada kolom sig sebesar 0,000 berarti signifikan. Dari persamaan

tersebut menunjukkan bahwa penambahan nilai x 1 poin maka nilai Y akan

bertambah sebesar 8.677.

D.Pembahasan

Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada

Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo menunjukkan kategori kuat,

dengan angka sebesar 0,391. sedangkan kontribusi pengaruh variabel bebas

(Tingkat Pendidikan) terhadap variabel terikat Prestasi Kerja (Y) sebesar

0,391 × 100% = 39,1%. Adapun sebaliknya yaitu 100% ̶ 39,1% = 60,9%, ini

yang berpengaruh pada variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut diatas dihubungkan dengan

landasarn teoritis La Sulo (1994) bahwa tingkat pendidikan adalah pendidikan

sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing

peserta didik sehingga memiliki bekal agar siap atau mengenal dan

mengembangkan metode berfikir secara sistematik agar dapat memecahkan

masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian hari. Yang meliputi

(1) Pendidikan Dasar, (2) Pendidikan Menengah, (3) Pendidikan Tinggi yang

secara keseluruhan menunjukkan kategori Baik yaitu 628, dan berada pada

sudah berada di batas maksimal. Oleh karena itu perlu dipertahankan dan jika

memungkinkan dapat ditingkatkan pada kategori sangat baik.

Selanjutnya dilakukan uji untuk menguji hipotesis deskriptif yang telah

ditetapkan dalam penelitian ini yakni:


52

“Tingkat Pendidikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Kantor

Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo berada dalam kategori baik dari

kategori yang ditetapkan”.

Berdasarkan dengan kriteri pengambilan keputusan maka diperoleh H0

ditolak dan H1 diterima. Oleh karena H1 diterima berarti bahwa Tingkat

Pendidikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Kantor Kecamatan

Maniangpajo berada dalam kategori Baik dari kategori yang ditetapkan.

Prestasi Kerja yang dikemukakan oleh Martoyo (2000:84) menyatakan

bahwa indikator-indikator prestasi kerja pegawai adalah pegawai diberikan

kesempatan menunjukkan potensi dalam upayanya mengembangkan diri untuk

kepentingan perusahaan atau organisasi. Karyawan yang memiliki disiplin,

dedikasi baik berinisiatif positif, sehat jasmani dan rohani, mempunyai

semangat kerja dan mengembangkan diri dalam pelaksanaan tugas, pandai

bergaul akan diberikan penilaian prestasi yang tinggi. Adapun indikator

Prestasi Kerja Pegawai yaitu (1) Kualitas dan Kuantitas, (2) Kerjasama dan

Kehati-hatian, (3) Pengetahuan tentang Pekerjaan, (4) Kesetiaan, (5) Inisiatif.

Yang secara keseluruhan menunjukkan kategori Baik yaitu 1.082, dan masih

berada pada batas maksimal. Oleh karena perlu ditingkatkan lagi dan jika

memungkinkan dapat ditingkatkan pada kategori sangat baik.

Maka hipotesis penelitian yang pertama dalam penelitian ini yakni:

“Prestasi Kerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Maniangpajo berada

dalam kategori baik”


53

Berdasarkan dengan kriteria pengambilan keputusan maka H0 ditolakdan

H1 diterima. Oleh karena H1 diterima berarti bahwa Prestasi Kerja Pegawai

pada Kantor Kecamatan Maniangpajo berada dalam kategori baik dari

kategori yang ditetapkan, maka hasil pengujian dari hipotesis ini adalah “

Hipotesis Penelitian (H0)” “ditolak” dan Hipotesis alternative (H1)”

“diterima”.
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

yang berkaitan dengan Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Prestasi Kerja

Pegawai pada Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo, dapat di

simpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat Pendidikan pada Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten

Wajo masuk pada Kategori Baik.

2. Prestasi Kerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten

Wajo masuk pada kategori Baik.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Tingkat Pendidikan terhadap

Prestasi Kerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten

Wajo,dengan tingkat hubungan tergolong dalam kategori Kuat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana yang dikemukakan di atas,

maka hal ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah Kelurahan terkait

Tingkat Pendidikan yang berimplikasi terhadap Prestasi Kerja Pegawai,

dimana penerapan serta perlakuan yang sesuai pada indikator teoritis yang

terlaksana dengan baik hanya perlu dipertahankan dan jika perlu

ditingkatkan agar berada pada kategori sangat baik.

54
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Nazili.(1982).Pendidikan dan Masyarakat.Yogyakarta : CV. Bina

Usaha

Arikunto, Suharsimi.(1997).Prosedur Penelitian.Jakarta:PT.Rineka Cipta

Anto Wibowo.(2001).”Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Pengalaman

Kerja dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan Bagian

Produksi PD. Taru Martani Yogyakarta”.Skripsi.Yogyakarta :FIS UNY

Gunawan, Ary H.(1995).Kebijakan-kebijakan Pendidikan.Jakarta : Rineka Cipta

Mucdarsyah.(2003).Produktivitas Apa dan Bagaimana.Jakarta : Bumi Aksara

Sumitro.(1998).Pengantar Ilmu Pendidikan.Yogyakarta : IKIP Yogyakarta

Sudjana. 2002. Metode Statistika, Bandung: Tarsito.

Sugiyono, 2006. Metodologi Penelitian untuk Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Singarimbun, Masri.2003. Metode Penelitian Survei.LP3S, Jakarta.

Sugiono.2006.Metode Penelitian Adminiatrasi. Bandung:Alfabeta

Sukardi.2004.Metode Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Supranto,J. 2003.Metode Riset. Jakarta:PT.Asdi Mahasatya. Administrasi Negara.

Jakarta.

Tim Pengembangan MKDK.(1995).Dasar-dasar Kependidikan.Semarang: IKIP

Semarang Press

55
Umar Tirtahardja dan La Sulo.(1994).Pengantar Pendidikan.Jakarta :

Depdikbud

Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.


Yogyakarta Pustaka Pelajar.

56
57

LAMPIRAN 1

PENGANTAR ANGKET

Kepada

Yth.Bapak / Ibu/Saudara

Pegawai Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo

Di

Tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka penelitan tentang, ”Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap

Prestasi Kerja Prestasi Pada Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo“.

Dengan ini saya mohon bantuan Bapak/ Ibu/Saudara untuk menjawab seluruh

pernyataan yang telah disediakan. sehubungan dengan hal tersebut jawaban

responden di harapkan objektif dan realistis, agar hasil penelitian ini valid dan

realibel. Jawaban yang diberikan akan dirahasiakan dan tidak akan

mempengaruhi status dan jabatan responden. Demikian pengantar ini, dan atas

perhatian serta bantuannya diucapkan terima kasih .

Sengkang ,...................... 2020

Hormat saya

MUSLIADI
58

LAMPIRAN 2

Petunjuk Umum Pengisian Angket

1. Mohon Angket ini di isi oleh Bapak / Ibu / saudara untuk menjawab seluruh

pertanyaan yang telah disediakan

2. Berikan tanda chek (√) pada kolom yang tersedia dan dipilih sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya .

3. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, tidak ada jawaban yang salah

oleh sebab itu, usahakan agar tidak ada jawaban yang dikosongkan

4. Saya mengucapkan terima kasih kepada Baapak/Ibu/Saudara atas

partisipasinya guna mengsukseskan penelitian ini .

Sengkang ,........................2020

Hormat Saya

MUSLIADI
59

Lampiran 3

Instrumen Variabel Tingkat Pendidikan


Petunjuk pengisian angket ada 5 alternatif jawaban : 5 = Sangat Baik, 4 = Baik, 3

= Cukup Baik, 2 = Kurang Baik, 1 = Tidak Baik

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

1 2 3 4 5

Dimensi Pendidikan Dasar

1. Memberikan bekal untuk hidup dalam


masyarakat berupa pengembangan
sikap, pengetahuan dan keterampilan
dasar.
2. Memberikan bekal dasar kehidupan
baik untuk pribadi maupun masyarakat.
Dimensi Pendidikan Menengah

3. Hubungan kebawah berfungsi sebagai


lanjutan dan perluasan pendidikan
dasar.
4. Hubungan keatas yaitu berfungsi
menyiapkan peserta didik untuk
mengikuti pendidikan tinggi maupun
masuk lapangan kerja.
Dimensi Pendidikan Tinggi

5. Penyelenggaraannya Untuk
Mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan menerapkan
IPTEK.
6. Penyelenggaraannya untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi
masyarakat yang dapat menciptakan
dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
60

Lampiran 4

Instrumen Variabel Prestasi Kerja


Petunjuk pengisian angket ada 5 alternatif jawaban : 5 = Sangat Baik, 4 = Baik, 3

= Cukup Baik, 2 = Kurang Baik, 1 = Tidak Baik

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

Dimensi Kualitas dan Kuantitas 1 2 3 4 5


Pekerjaan
1. Mutu hasil pekerjaan yang dilakukan
pegawai kantor kecamatan
memuaskan
2. Capaian hasil pekerjaan yang
dilakukan pegawai kantor kecamatan
sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
Dimensi Kerjasama dan Kehati-
hatian
3. Saling membantu antar pegawai
dengan pegawai maupun dengan
pimpinan dalam menyelesaikan
pekerjaan.
4. Pegawai cermat dan teliti dalam
bekerja untuk mengurangi tingkat
kesalahan dalam bekerja.
Dimensi Pengetahuan Tentang
Pengetahuan
5. Pengetahuan yang dimiliki pegawai
dalam bekerja yang disesuaikan
dengan standar operasional.
6. Pengalaman yang dimiliki pegawai
dalam bekerja yang disesuaikan
dengan standar operasional.
Dimensi Kesetiaan

7. Pegawai memiliki kesadaran untuk


mengabdikan seluruh kemampuannya
bagi kantor.
61

8. Pegawai memiliki kesadaran untuk


mengabdikan tanggungjawabnya bagi
kantor.
Dimensi Inisiatif

9. Pegawai bersikap baik untuk


mendapatkan hasil yang baik dari
kreativitasnya.
10. Pegawai bersikap untuk mendapatkan
kepuasan dari hasil kreativitasnya.
62

Lampiran 5
Tabulasi Data Hasil Penelitian Variabel
Tingkat Pendidikan

No.Resp Nomor Item Pernyataan Total X


Tingkat Pendidikan (X)
1 2 3 4 5 6
1 4 4 4 4 4 4 24
2 4 5 4 4 5 4 26
3 4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 4 24
5 3 4 4 4 4 3 22
6 4 5 4 5 5 4 27
7 4 4 4 4 4 4 24
8 4 4 4 4 4 4 24
9 4 4 4 4 4 4 24
10 4 4 4 4 5 4 25
11 4 4 4 4 4 4 24
12 4 4 4 4 4 4 24
13 4 4 3 4 4 4 23
14 4 4 4 4 4 5 25
15 4 4 4 4 4 4 24
16 3 3 4 3 3 3 19
17 4 4 4 4 4 4 24
18 4 4 3 4 3 3 21
19 4 4 5 4 4 4 25
20 3 3 3 3 3 3 18
21 4 4 4 4 3 3 22
22 4 4 4 4 3 3 22
23 4 4 4 4 4 4 24
24 3 3 4 3 3 3 19
25 4 4 4 5 3 4 24
26 4 4 4 4 4 4 24
27 4 4 4 3 3 4 22
Ʃ 104 107 106 106 103 102 628
63

Lampiran 6
Tabulasi Data Hasil Penelitian Variabel
Prestasi Kerja

Total
No.Resp Nomor Item Pernyataan Y
Prestasi Kerja (Y)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41
3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 42
4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 43
5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 38
6 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 44
7 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 42
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
10 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 43
11 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 43
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
13 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 32
14 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 45
15 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 43
16 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 34
17 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41
18 4 4 5 5 4 3 4 3 4 4 40
19 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 34
20 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 33
21 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 42
22 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 41
23 5 4 5 4 4 4 3 5 4 4 42
24 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 34
25 2 4 5 4 3 4 5 5 4 4 40
26 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 43
27 4 4 5 3 4 4 5 4 5 4 42
Ʃ 105 111 117 104 107 104 113 107 110 104 1082
64
65
66
67

RIWAYAT HIDUP

MUSLIADI (1614480) Lahir di Lakadaung, Kelurahan Dua Limpoe

Kecamatan Maniangpajo, Kabupaten Wajo pada tanggal 07 April 1994. Anak

kelima dari lima bersaudara. Buah hati dari Bapak Alm.Muslimin dan Ibu

Mina. Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SDN 272 Dua Limpoe

pada tahun 2007, di SMP Negeri 1 Maniangpajo pada tahun 2010, dan di

SMA Negeri 1 Maniangpajo pada tahun 2013 . Penulis sekarang

menyelesaikan pendidikan S-1 pada Program Studi Administrasi Publik, di

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Puangrimaggalatung Sengkang

dengan judul skripsi “Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Prestasi Kerja

Karyawan Pada Kantor Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo”.

Penulis dapat ditemui langsung dikediamannya di Lakadaung Kelurahan Dua

Limpoe Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo.

Anda mungkin juga menyukai