Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT

(IGD) TENTANG MANAJEMEN KLINIS PASIEN COVID–19


DI RSUD SANJIWANI GIANYAR

Description of emergency Nurse’s level of knowledge regarding clinical management


patients COVID-19 at Sanjiwani Gianyar General Hospitals

A.A Istri Dalem Hana Yundari1 , Ni Luh Gede An Mirawati2 , I Nyoman Asdiwnata3
STIKES Wira Medika Bali1, hanayundari@gmail.com
STIKES Wira Medika Bali2, mira@gmail.com
STIKES Wira Medika Bali3 , adiwinata@gmail.com

ABSTRAK

Manajemen klinis COVID-19 adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tenaga medis dan
tenaga kesehatan untuk menegakkan diagnosis, melaksanakan tata laksana pengobatan dan tindakan
terhadap pasien COVID-19. Perawat menjadi petugas kesehatan pertama yang kontak dengan pasien yang
terinfeksi SARS-CoV-2, Oleh karena itu perlu memahami tanda dan gejala penyakit secara sistematis untuk
memastikan penerapan segera tindakan pencegahan tambahan untuk menghentikan transmisi penularan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang tingkat pengetahuan perawat IGD RSUD Sanjiwani
Gianyar tentang manajemen klinis pasien COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, pada 30
sampel melalui teknik total sampling. Instrumen yang digunakan berupa tes kuesioner diolah secara
univariat. Pendekatan pengambilan data dengan digital karena pandemi. Penelitian dilakukan tanggal 16
November 2020 sampai 30 November 2020 di IGD RSUD Sanjiwani Gianyar. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat 27 responden atau 90% memiliki pengetahuan baik, 1 responden atau 3,3% memiliki
pengetahuan cukup dan 2 responden atau 6,7% memiliki pengetahuan kurang. Diharapkan penelitian ini
dapat bermanfaat bagi semua tenaga kesehatan untuk meningkatakan perkembangan pengetahuan tentang
COVID-19 dan dapat memberikan kontribusi dalam mengevaluai program pelayanan kesehatan.

Kata kunci : Manajemen klinis, COVID-19 dan Pengetahuan

PENDAHULUAN obat melawan virus tertentu untuk mencegah


Corona Virus Disease 2019 atau mengobati COVID-19. Namun, orang-
( COVID – 19) adalah penyakit menular yang orang sakit perlu mendapatkan perawatan
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory untuk meredakan gejala - gejalanya. Orang-
Syndrome Coronavirus 2 ( SARS-CoV-2) orang yang sakit serius harus dibawa ke
merupakan corona virus jenis baru yang rumah sakit. Setiap rumah sakit wajib
belum pernah diidentifikasi sebelumnya mengupayakan pemenuhan tata kelola
pada manusia. Ada setidaknya dua jenis pasien COVID-19 yaitu manajemen klinis
corona virus yang diketahui menyebabkan pasien COVID-19 (Kemenkes RI, 2020).
penyakit yang menimbulkan gejala berat Manajemen klinis tersebut
seperti Middle East Respiratory Syndrome mencakup triage, kriteria gejala klinis dan
(MERS) dan Severe Acute Respiratory manifestasi klinis yang berhubungan dengan
Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19, pemeriksaan penunjang,
infeksi COVID–19 antara lain gejala terapi dan penatalaksanaan klinis pasien
gangguan pernapasan akut seperti demam, COVID-19, dan komplikasi. Selain itu,
batuk, dan sesak napas. Beberapa pasien pedoman ini juga ditujukan bagi petugas
mengalami rasa nyeri, hidung tersumbat, kesehatan agar tetap sehat, aman, produktif
pilek (flu), dan sakit tenggorokan. dan seluruh penduduk Indonesia
(Kemenkes RI, 2020). mendapatkan pelayanan yang standar.
Orang dengan demam, batuk dan Ketepatan manajemen klinis pasien COVID-
kesulitan bernapas harus mencari perhatian 19 membawa dampak pada kualitas dan
medis. Hingga kini belum ada vaksin dan keamanan dari pelayanan yang diberikan
oleh rumah sakit. Ukuran dari dampak Penyakit virus corona baru (COVID-
tersebut susah untuk diukur akan tetapi 19) yang muncul terjangkit di Wuhan, Cina
dapat dikaji menggunakan dimensi kualitas pada bulan Desember 2019 telah menyebar
dari Institute of Medicine (IOM) yakni dengan cepat ke seluruh dunia. Berdasarkan
pelayanan kesehatan yang diberikan harus data dari World Health Organisasi (WHO)
aman, efektif, berfokus pada pasien, tepat tanggal 1 April 2020, laporan menunjukkan
waktu, efisien, dan adil. Keamanan jumlah kasus yang dikonfirmasi COVID-19
pelayanan akan sangat dipengaruhi oleh meningkat menjadi 823.626, dan jumlah
kepatuhan petugas kesehatan dan pasien kematian telah meningkat menjadi 40.598
terhadap prosedur, ketersediaan alat (Saqlain et al., 2020). WHO menyatakan
pelindung diri (APD) yang standar, pelatihan epidemi COVID-19 sebagai darurat
yang terstandar, dan pemahaman petugas kesehatan masyarakat yang menjadi
kesehatan terhadap protokol COVID-19 perhatian internasional pada tanggal 11
(Inge Dhamanti (2020). Maret 2020 (WHO, 2020). Indonesia
Menurut penelitian M. Saqlain dkk melaporkan kasus pertama pada tanggal 2
(2020), pemahaman petugas kesehatan Maret 2020. Kasus meningkat dan menyebar
terhadap COVID-19 masih perlu dengan cepat di seluruh wilayah Indonesia.
ditingkatkan dalam praktiknya. Perawat Berdasarkan data tanggal 31-8-2020 pukul
menjadi petugas kesehatan pertama yang 12.00 WIB, ada penambahan 2.743 kasus
kontak dengan pasien yang terinfeksi SARS- baru COVID-19 dalam 24 jam terakhir.
CoV-2, dan karenanya perlu memahami Penambahan itu menyebabkan total kasus
tanda dan gejala penyakit secara sistematis COVID-19 di Indonesia per tanggal tersebut
untuk memastikan penerapan segera telah mencapai 174.796 orang, terhitung
tindakan pencegahan tambahan untuk sejak awal pandemi (Yahya, 2020).
menghentikan transmisi penularan. Perawat Berdasarkan data yang dikeluarkan
menjadi lini pertama untuk menyaring pasien oleh Dinas Kesehatan Bali tertanggal 3
yang berdasarkan indikasi sesuai kebutuhan Maret 2020, penetapan RSUD Sanjiwani
klinisnya terutama di IGD dan rawat jalan. Gianyar sebagai rumah sakit rujukan
Instalasi gawat darurat (IGD) COVID-19 di Bali, memiliki 1 ruang isolasi
merupakan unit rumah sakit yang dan ruangan lain yang terstandar dengan 10
memberikan perawatan pertama kepada tempat tidur. Studi pendahuluan yang
pasien. IGD memiliki peran sebagai gerbang dilakukan peneliti di Rumah Sakit Umum
utama masuknya penderita (Ali, 2014). Daerah (RSUD) Sanjiwani Kabupaten
Seorang perawat dalam memberikan asuhan Gianyar didapatkan bahwa dalam 3 bulan
keperawatan harus memiliki pengetahuan terkhir (Juni sampai Agustus 2020) tercatat
yang benar, ketrampilan, dan sikap untuk pasien COVID-19 pada bulan Juni 2020
menangani kompleksitas perawatan sebanyak 26 orang, bulan Juli 2020
kesehatan. Tanpa pengetahuan yang sebanyak 48 orang, dan bulan Agustus
memadai, tenaga kesehatan termasuk 2020 sebanyak 106 orang. Data tersebut
perawat akan mudah terpapar infeksi menunjukkan adanya peningkatan dan 7
coronavirus. Apabila pengetahuan petugas kasus meninggal (CFR 7,5%) (SIMRS RSUD
kesehatan termasuk perawat kurang dalam Sanjiwani, 2020).
penanganan COVID-19 berdampak pada
kesalahan atau keterlambatan diagnosis BAHAN DAN METODE
penyakit berkontribusi terhadap kematian Berdasarkan permasalah yang diteliti, maka
yang terjadi di rumah sakit sekitar 10%. jenis penelitian ini adalah deskripsi yaitu
Selain itu kegagalan dalam berkomunikasi di menggambarkan tingkat pengetahuan
antara tenaga kesehatan dalam memberikan perawat IGD RSUD sanjiwani Gianyar pada
perawatan berkontribusi 70% terhadap tanggal 16 November sampai 30 November
insiden yang menyebabkan pasien 2020.
meninggal atau menyebabkan pasien Populasi pada penelitian ini adalah semua
mengalami disabilitas (Inge Dhamanti perawat yang bekerja di ruang IGD RSUD
(2020). Sanjiwani Gianyar sebanyak 30 orang.
Sampel dalam penelitian ini adalah perawat
yang bertugas di instalasi gawat darurat Tabel 2 Distribusi frekuensi Responden
RSUD Sanjiwani Gianyar. Teknik Berdasarkan Lama Kerja Perawat IGD di
pengambilan sampel dengan cara total RSUD Sanjiwani Tahun 2020
sampling.
Data dikumpulkan dengan pendekatan
digital, aplikasi Zoho forms dalam bentuk Lama Frekuensi Presentase
kuesioner. Setela data terkumpul, dilanjutkan Kerja (%)
dengan pengolahan data secara digital, Kurang 4 13,4
sebelum data dianalisa terlebih dahulu : dari
1. Editing setahun
Secara umum editing upaya memeriksa 1–5 9 30
kembali kebenaran data yang diperoleh atau
dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada 5 – 10 6 20
tahap pengumpulan data atau setelah data 10 – 15 4 13,3
terkumpul (Hidayat, 2014).peneliti
memeriksa kelengkapan data menurut > 15 7 23,3
karakteristiknya masing-masing. Total 30 100
2. Koding
Data yang telah terkumpul diberi kode
menurut jawaban responden, data tentang Berdasarkan dari tabel 2 dapat
pengetahuan (Hidayat, 2008:108). dilihat karakteristik responden berdasarkan
3. Tabulasi lama kerja, dan semua responden adalah
Membuat tabulasi tidak lain adalah perawat yang bertugas di IGD. Tabel
memasukan data ke dalam tabel dan tersebut menunjukkan bahwa pada
mengatur angka-angka sehingga dapat responden dengan lama kerja terlama lebih
dihitung dalam berbagai kategori (Nazir, dari 15 tahun sebanyak 7 responden (23,3
2003). %) dan paling sedikit setahun sebanyak 4
Data yang telah diolah kemudian dilakukan responden (13,3 %).
analisis. Analisis univariat dilakukan
terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden
analisa ini menghasilkan distribusi dan Berdasarkan Jenis Kelamin Perawat IGD di
persentasi dari tiap variabel yang diteliti. RSUD Sanjiwani Tahun 2020
Jenis Frekuensi Presentase
HASIL kelamin (%)
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden Laki-laki 5 16,7
berdasarkan Umur Perawat IGD di RSUD
Perempuan 25 83,3
Sanjiwani Tahun 2020
Umur Frekuensi Presentase Total 30 100
(%)
20 – 40 24 80 Berdasarkan dari tabel 3 dapat
tahun dilihat karakteristik responden berdasarkan
41 – 60 6 20 jenis kelamin. Tabel tersebut menunjukkan
tahun bahwa pada responden laki-laki lebih sedikit
Total 30 100 jumlahnya 5 orang (16,7 %) dibandingkan
perempuan berjumlah 25 orang (83,3 %).
Berdasarkan data yang diperoleh Tabel 4 Distribusi frekuensi Responden
hasil penelitian tabel.1 distribusi frekuensi Berdasarkan Pendidikan Perawat IGD di
responden berdasarkan umur Perawat IGD RSUD Sanjiwani Tahun 2020
yang bekerja di RSUD Sanjiwani Gianyar. Pendidikan Frekuensi Presentase
Sebagian besar responden berumur 20 - 40 (%)
tahun yaitu 24 responden (80 %). SPK 0 0
D3 13 43,3 kemampuan penerimaan atau pengingatan
Keperawatan suatu pengetahuan akan berkurang
S1/ Ners 17 56,7 (Notoadmodjo, 2012). Pada penelitian
(Wawan dan Dewi, 2011) bahwa seiring
Total 30 100
bertambahnya usia seseorang maka
bertambah pula pengalaman seseorang
Berdasarkan dari tabel 4 dapat yang melibatkan panca indra yang dapat
dilihat karakteristik responden berdasarkan mempengaruhi pengetahuan. Peneliti
pendidikan. Tabel tersebut menunjukkan berasumsi bahwa sebagian besar perawat
bahwa pada responden sebagian besar IGD di RSUD Sanjiwani Gianyar tergolong
berpendidikan S1 Ners berjumlah 17 (56,7 usia yang masih produktif mudah dalam
%) dan sisanya tidak ada yang menerima rangsangan intelektual sehingga
berpendidikan SPK. mempunyai pengetahuan yang cukup baik.
Seiring bertambahnya usia seseorang maka
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden bertambah pula pengalaman seseorang
Tentang Tingkat Pengetahuan Perawat IGD yang melibatkan panca indra yang dapat
di RSUD Sanjiwani Tahun 2020 mempengaruhi pengetahuan.
Tingkat Frekuensi Presentase Tingkat pengetahuan kategori baik
Pengetahuan (%) jika dilihat dari pendidikan sebagian besar
Kurang 2 6,7 % memiliki latar belakang pendidikan Ners
Cukup 1 3,3 % (53,3%). Hal ini sejalan dengan yang
dikemukakan Handoko (2009) menyatakan
Baik 27 90 % bahwa pendidikan merupakan faktor penting
Total 30 100% dalam menentukan kemampuan kerja
seseorang. Oleh karena itu pendidikan
Berdasarkan tabel 5 dari 30 adalah langkah awal untuk melihat
responden dapat diketahui responden kemampuan seseorang. Notoatmodjo (2012)
dengan tingkat pengetahuan kategori baik menyatakan bahwa hal lain yang dapat
sebanyak 27 (90 %) dan responden dengan mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat
tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 pendidikan. Semakin tinggi pendidikan
responden (6,7%). seseorang maka akan semakin baik pula
pengetahuan yang dimiliki orang tersebut.
PEMBAHASAN Namun perlu ditekankan bahwa seseorang
Berdasarkan data penelitian yang yang berpendidikan rendah tidak berarti
didapat faktor-faktor yang mempengaruhi mutlak berpengetahuan rendah pula karena
tingkat pengetahuan adalah umur, kemampuan belajar yang dimiliki juga dapat
pendidikan, informasi, pengalaman/ masa mempengaruhi pengetahuan, dengan
kerja menurut Budiman & Riyanto (2013). kemampuan belajar yang baik seseorang
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan akan cenderung mendapatkan informasi
tingkat pengetahuan baik sebanyak 27 orang yang lebih banyak, baik dari orang lain
(90%). Jika dilihat dari umur perawat maupun dari media massa. Semakin banyak
mayoritas berumur 20-40 tahun sebanyak 22 informasi yang diperoleh maka semakin
responden (73,3 %) dengan pengetahuan banyak pula pengetahuan yang didapat.
yang kategori baik. Hal ini sesuai dengan Peneliti berasumsi bahwa peningkatan
teori yang mengatakan semakin cukup usia pengetahuan tidak mutlak diperoleh oleh
seseorang maka tingkat kematangan dan pendidikan formal, akan tetapi juga dapat
kekuatan seseorang akan lebih matang diperoleh pada pendidikan non formal
dalam berfikir. seperti didapat dari seminar atau pelatihan
Bertambahnya usia seseorang serta mencari informasi dari media massa
dapat berpengaruh pada bertambahnya seperti internet, buku, televisi.
pengetahuan yang diperoleh, tetapi pada Tingkat pengetahuan jika dilihat dari
usia-usia tertentu atau menjelang usia lanjut pengalaman, khususnya pengalaman kerja
perawat. Berdasarkan masa kerja setengah
dari semua responden dengan masa kerja didapat tentang kesehatan. Pengetahuan
kurang dari setahun dengan pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan di
yang kurang sebanyak 2 orang (6,7%), mana diharapkan seseorang dengan
sedangkan masa kerja lebih setahun dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan
pengetahuan kategori cukup baik (3,3%) dan semakin luas pula pengetahuannya
dengan kategori baik (90%). Tingkat (Budiman & Riyanto, 2013). Peneliti
pengetahuan kategori baik didominasi oleh berasumsi bahwa pendidikan berkontribusi
perawat dengan masa kerja 1- 5 tahun positif terhadap pengetahuan karena
(30%). mempengaruhi dalam pengambilan
Adanya kontribusi yang tidak keputusan perawat. Perawat dengan
berbanding lurus, antara tingkat pendidikan S1 Ners lebih baik dalam
pengetahuan dengan lama masa kerja. menerima informasi dan mengambil
Kejadian ini bisa terjadi pada seseorang keputusan.
yang bersatatus sebagai perawat yang baru
memiliki pengetahuan tentang manajemen SIMPULAN DAN SARAN
klinis yang lebih baik dari perawat yang Simpulan
sudah memiliki masa kerja yang lama. Berdasarkan hasil penelitian dan
Sumber daya manusia masing-masing, pembahasan yang telah diuraikan dapat
sangat berperan dalam hal ini. Terjadinya ditarik beberapa kesimpulan yakni :
peningkatan pengetahuan menurut Karakteristik Perawat IGD RSUD
penelitian Roffey Park Management Institute Sanjiwani Gianyar sebagian besar berusia
dipengaruhi oleh pengalaman, kemampuan 20 – 40 tahun sebanyak 24 orang (80%),
utama yang termasuk didalamnya adalah sebagian besar berjenis kelamin perempuan
fleksibilitas, kreatifitas, kemampuan berubah 25 orang (83,3 %), berpendidikan S1 Ners
dan keinginan untuk terus belajar sebanyak 17 orang (56,7%), terbanyak
(Simanjuntak, 2005). Hal ini sesuai dengan memiliki lama kerja 1- 5 tahun sebanyak 9
pendapat Notoatmodjo (2012) yang orang (30%) dan Tingkat pengetahuan
menyatakan bahwa pengetahuan seseorang perawat IGD tentang manajemen klinis
akan berubah seiring dengan setiap hal yang pasien COVID-19 di RSUD Sanjiwani
dialami seseorang selama bertahun-tahun Gianyar sebagian besar kategori baik 27
dan pengetahuan diperoleh dari pengalaman orang (90%).
sendiri atau orang lain yang melibatkan apa
yang dialami oleh panca indra. Peneliti Saran
berasumsi bahwa pengalaman yang sudah Setelah dilakukan penelitian dan diperoleh
diperoleh dapat memperluas pengetahuan suatu kesimpulan, maka peneliti
seseorang. memberikan beberapa saran yaitu :
Berdasarkan hasil penelitian Kepada Perawat IGD, melalui hasil
didapatkan tingkat pengetahuan baik penelitian ini, diharapkan perawat IGD
sebanyak 27 orang (90%). Jika dilihat dari semakin meningkatkan pengetahuan dalam
latar belakang pendidikan dari hasil perawatan pasien COVID – 19, baik kepada
penelitian diperoleh data tingkat pasien maupun keluarga, sehingga kualitas
pengetahuan baik hampir seluruhnya dari S1 pelayanan tetap terjaga.
Ners sebanyak 16 orang (94,1%) dari 17 Kepada pihak rumah sakit diharapkan hasil
responden yang berpendidikan S1 Ners. Hal penelitian ini, dapat dijadikan bahan
ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh pertimbangan untuk mengadakan kegiatan
Chung, Kae H (2009) dalam penelitiannya seperti pengetahuan perawat seperti
yang menemukan bahwa pendidikan pelatihan atau seminar tentang COVID-19,
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi sehingga pengetahuan perawat tetap baik.
pendidikan seseorang, makin mudah orang Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan
tersebut untuk menerima informasi, baik dari hasil penelitian ini, dapat dijadikan sebagai
orang lain maupun dari media massa, acuan dan bahan referensi untuk penelitian
Semakin banyak informasi yang masuk selanjutnya, agar dapat mengembangkan
semakin banyak pula pengetahuan yang
tentang hal lain yang berhubungan dengan terapeutik di ruang rawat inap anak RSAB
COVID -19. Harapan Kita Jakarta. Tesis open. Jakarta :
Fakultas Ilmu Keperawatan Universita
KEPUSTAKAAN Indonesia.
Ali, U. 2014. Faktor-Faktor yang
berhubungan dengan Mutu Pelayanan Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian
Keperawatan di ruang IGD RSUP dr Wahidin Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudirohusodo Makasar Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis,Vol.4 No.2. Nugroho, Eko. 2018. Prinsip-Prinsip
Menyusun Kuesioner. Malang: UB Press
Budiman, & Riyanto, A. 2013. Kapita Selekta
Kuesioner : Pengetahuan dan Nursalam.2015.Manajemen Keperawatan :
Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Aplikasi dalam Praktik
Salemba Medika. Keperawatan Profesional Edisi 5. Jakarta:
Salemba Medika.
Chung, Kae H. 2009. Organizational
Behaviour: Developing Managerial Skills.
New York : Harper & Row Publishers.

DPD PPNI Kabupaten Gianyar. 2020.


Laporan anggota yang terkonfirmasi COVID-
19. Available at https://ppnigianyar.org (15
Oktober 2020).

Gupta, A., & Kakkar, R. 2020. Managing a


covid 19 patient at different health care and
field level settings. Indian Journal of
Community Health, 32(2 Special Issue),
188–195.

Handoko, H. 2009. Manajemen Personalia &


Sumber Daya Manusia, edisi
kedua. BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta.

Hidayat, A. A. 2014. Metode Penelitian


Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.

Inge Dhamanti. 2020. Mengapa Rumah


Sakit Kewalahan Hadapi Corona dan Apa
Dampaknya.available at :
https://www.kompas.com (Diunduh 12
September 2020)

Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia. 2020. Nomor
HK.01.07/Menkes/413/2020 Tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
coronavirus disease (COVID-19). Kemenkes
RI.

Kurniah,Ade. 2011. Gambaran tingkat


pengetahuan perawat tentang bermain
Salunke, A. A., Pathak, S. K., Dhanwate, A.,
Warikoo, V., Nandy, K., Mendhe, H., Yahya, A. N. 2020. Memasuki bulan
Kottakota, V., Shinde, R. M., Patil, S. A., september kasus covid-19 di Indonesia
Petiwala, T., & Pandya, S. 2020. A proposed capai 174796. (online) Available
ABCD scoring system for patient’s self at :
assessment and at emergency department https://nasional.kompas.com/read/2020/09/0
with symptoms of COVID-19. Diabetes and 1/06331451/memasuki bulan september
Metabolic Syndrome: Clinical Research and kasus covid 19 di Indonesia. (Diunduh 12
Reviews. (online) Available at: September 2020)
https://doi.org/10.1016/j.dsx.( Diunduh 25
Oktober 2020 ) Zhang, M., Zhou.M., Tangb F., Wang Y.,
Niea H., Zhang L., & You, G. 2020.
Saqlain, M., Munir, M. M., Rehman, S. U., Knowledge,attidtude, and practice regarding
Gulzar, A., Naz, S., Ahmed, Z., Tahir, A. H., COVID-19 among healthcare workers in
& Mashhood, M. 2020. Knowledge, attitude, Henan, China. Journal of Hospital Infection
practice and perceived barriers among Vo.2 No.1.
healthcare workers regarding COVID-19: a
cross-sectional survey from Pakistan.
Journal of Hospital Infection, 105(3), 419–
423. https://doi.org/10.1016/j.jhin. ( diunduh
25 Oktober 2020 )

Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan


Riset Keperawatanedisi 2..
Yogyakarata: Graha Ilmu.

_______.2020. SIMRS RSUD Sanjiwani


Gianyar

Simanjuntk. P.J. 2005. Manajemen dan


Evaluasi Kinerja. Jakarta:Lembaga penerbit
Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian.


Bandung: Alfabeta.

Tan, L. F. 2020. Preventing the transmission


of COVID-19 amongst healthcare workers.
Journal of Hospital Infection, Vol 2.No 3.
Available at : https://doi.org/10.1016/j.jhin.
( Diunduh 25 Oktober 2020 )

Wawan & Dewi. 2011. Teori pengukuran


pengetahuan, sikap dan perilaku
manusia. Cetakan ke-
2.Yogyakarta :Nuhamedika

World Health Organization. 2020.


Coronavirus disease (C)OVID-19) qa for
public.
https://www.who.int/indonesia/news/novel-
coronavirus/qa-for-public# (12 September
2020)

Anda mungkin juga menyukai