Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini sedang marak wabah dan penularan penyakit jenis terbaru

dengan sangat fenomena, yaitu COVID-19. Penyakit ini adalah penyakit menular

yang berasal dari virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2

(SARSCoV-2) dan virus ini masih masuk dalam kategori coronavirus yang pada

masa sebelumnya juga menyebabkan Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARS) dan Middle-East Respiratory Syndrome (MERS) (Wibawa, 2020).

Data WHO tahun 2020 kejadian kasus Covid 19 di dunia yang menyebar

pada 216 negara dengan kasus sudah mencapai 29 juta . Pada Desember 2019

Italia sebesar 10,19 %, China sebesar 4,04% dan Amerika Serikat 1,44%.

Sementara pada tahun 2020 sebanyak 37,2 juta orang, membunuh lebih dari 1

juta orang, pasien yang masih harus dirawat karena penyakit ini sebanyak 8,3 Juta

orang dan total kesembuhan pasien sebanyak 27,8 juta orang di dunia per 10

Oktober 2020 (WHO, Oktober 2020).

Data tenaga kesehatan perawat yang terpapar Covid 19 di dunia

berdasarkan data WHO sebanyak lebih dari 1000 orang tenaga kesehatan yang

meninggal di dunia sedangkan petugas kesehatan perawat yang terinfeksi 572.000

Covid 19. Epidemiologi Covid 19 meliputi agent, host and environment. Agent

Covid 19 adalah 2019 novel Coronavirus (2019-nCov), Severeacute respiratory

syndrome coronavirus (WHO, 2020).

1
Howard Catton, CEO International Council of Nurses, menjelaskan

secara khusus mengenai tingkat kematian perawat dalam penanganan COVID-19.

Sampai saat ini menurutnya tidak ada catatan yg sistematik dan terstandarisasi

mengenai jumlah perawat dan tenaga kesehatan yg terjangkit penyakit COVID-

19 dan meninggal karenanya. Analisis ICN (berdasar data dari asosiasi

keperawatan mereka), menunjukkan bahwa lebih dari 230.000 tenaga kesehatan

tertular penyakit ini dan lebih dari 600 perawat di dunia meninggal akibat

COVID-19. Kemudian juga menunjukkan bahwa rata-rata 7% dari semua kasus

COVID-19 di seluruh dunia ada di antara petugas kesehatan, termasuk perawat,

staf kesehatan lain, dan begitu pula pasien yang mereka rawat memiliki risiko

yang besar. (International Council of Nurses, 2020).

Di Indonesia kasus yang terpapar Covid 19 dari bulan ke bulan

peningkatan kasus positif COVID-19 di Indonesia meningkat setiap bulannya.

Seperti pada data ini, yaitu setelah satu bulan mencapai 1.790 kasus (Basith,

2020), setelah dua bulan mencapai 10.843 kasus (Pratama, 2020). Indonesia

menduduki peringkat ke 21 terbanyak kasus covid-19, dengan total kasus

sebanyak 328.952 orang, total meninggal 11.765 (3,58%) orang, total

kesembuhan 251.481 (76,45%) orang ,dan total pasien yang masih dirawat

65.706 orang. Sementara tenaga kesehatan perawat yang terinfeksi Covid 19 pada

tahun 2020 sebanyak 3779 orang dan perawat yang meninggal akibat Covid 19

sebanyak 135 orang perawat (Kemenkes RI, 2020).

Kasus positif COVID-19 di Indonesia dari hari ke hari bertambah dan

adanya kemungkinan orang Indonesia untuk mengalami gejala lebih berat maka

berdampak pula pada yang bekerja sebagai garda terdepan, yaitu tenaga

2
kesehatan. Tenaga kesehatan dihadapkan untuk menangani penyakit jenis baru,

dimana lonjakan kasus, pengetahuan yang terbatas, dan lain sebagainya membuat

mereka menjadi lebih rentan untuk terinfeksi juga mengalami permasalahan

psikologis seperti stres. Selanjutnya akan dibahas lebih dulu mengenai

dampaknya pada tenaga kesehatan, terutama perawat (Kemenkes RI, 2020).

Data di Sumatera Barat menduduki peringkat ke 11 terbanyak kasus

covid-19 di Indonesia, dengan total kasus sebanyak 8.364 orang, total meninggal

171 (2,04%) orang, total kesembuhan 4.687 (56,04%) orang ,dan total pasien

yang masih dirawat 3.506 orang. Data kejadian covid-19 di kota Padang sendiri

per 10 Oktober 2020 menduduki peringkat ke 14 terbanyak kasus covid-19 dari

seluruh kota di Indonesia, dengan total kasus sebanyak 4.059 orang, total

meninggal 85 (2,09%) orang, total kesembuhan 2.255 (55,56%) orang ,dan total

pasien yang masih dirawat 1.719 orang. Sementara di sumatera barat perawat

yang terkonfirmasi covid 19 sebanyaklebih kurang 500 perawat dan yang

meninggal dunia sebanyak 2 orang di kota Padang (Dinas Kesehatan Kota

Padang, 2020).

Penyakit ini memiliki gejala umum tidaklah berat, seperti demam, batuk

kering, dan kelelahan. Beberapa penderitanya juga mengalami sakit dan nyeri,

hidung tersumbat, pilek, atau sakit tenggorokan. Namun bisa juga penderitanya

mengalami gejala lebih serius, seperti kesulitan bernapas dan membutuhkan

penanganan di rumah sakit. Jika melihat dari data survei kesehatan dasar

(Riskesdas 2018).

3
Penularan COVID-19 ini menyebar cepat dan menular ke banyak orang

karena transmisi virus bisa melalui batuk, bersin, bicara, bahkan bernapas. Selain

itu orang dewasa, muda juga memiliki kemungkinan untuk terjangkit COVID-19

bahkan menginfeksi orang lain karena mereka tidak meranyadari telah terinfeksi.

Terakhir, bagaimana masing-masing pemerintahan dan sikap masyarakat terkait

penanganan juga menjadi faktor seberapa banyak penambahan kasus COVID-19

ini (Kemenkes RI, 2020).

Penekanan mengenai begitu mudahnya penyebaran COVID-19

sebelumnya itu karena sangat erat pada peningkatan kasus penyakit ini. Semakin

meningkatnya kasus penyakit ini tentunya pekerjaan para perawat penanganan

COVID-19 akan semakin berat pula, dimana dampak psikologis seperti stres

yang akan dirasakan juga dapat meningkat. Sayangnya, dengan melihat angka

kasus setelah beberapa bulan ini, tidak menunjukkan penurunan, sehingga beban

yang dikerjakan perawat dan tenaga medis lainnya masih belum dapat menurun

(WHO, 2020).

Menurut Rasmun (2015), coping adalah proses individu dalam

menyelesaikan situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun psikologis.

Coping yang efektif menghasilkan adaptasi yang menetap yang merupakan

kebiasaan-kebiasaan baru dan perbaikan dari situasi yang lama, sedangkan coping

yang tidak efektif berakhir dengan maladaptif yaitu perilaku yang menyimpang

dari keinginan normatif dan dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain

ataupun lingkungan.

4
Menurut Untari tahun 2014 faktor yang mempengaruhi munculnya

mekanisme coping stres diantaranya, usia, jenis kelamin, tahap perkembangan,

tipe kepribadian, pendidikan, status kesehatan, makna yang dirasakan, nilai nilai

budaya dan spritual, dukungan sosial dan lingkungan. Dari faktor yang

mempengaruhi coping stres pada perawat dan tenaga kesehatan yang secara

langsung menangani kasus COVID-19 memiliki beban kerja lebih berat dan

mengalami gangguan mental lebih tinggi. Selain itu mereka mengalami dampak

yang cukup besar dimana mulai dari nyawa, kemungkinan terinfeksi dan

menginfeksi orang terdekatnya, hingga ke psikologis seperti stres.

Dukungan sosial meningkatkan cara seseorang dalam menghadapi atau

memecahkan masalah yang terfokus pada pengurangan reaksi stres melalui

perhatian, informasi, dan umpan balik yang diperlukan seseorang untuk

melakukan coping stress sehingga seseorang mampung mengurangi danpak stres

yang dialami dalam kehidupan sehari-hari (Untari, 2014).

Pendidikan atau pelatihan seseorang juga mempengaruhi terhadap

coping stres karena dengan tingginya pendidikan seseorang akan lebih

memahami cara menghilangkan tingkat stres yang akan dialami sehingga dia

akan mencari solusi untuk menghindari dari tingkat stres tersebut. Penaganan

pasien covid 19 harus kita mengetahui bagaimana supaya tidak terpapar dari virus

tersebut (Notoadmojo, 2012).

Status kesehatan seseorang juga mempengaruhi terhadap mekansme

coping stress yang di alami karena dengan status kesehatan yang kurang baik atau

dalam keadaan sakit seseorang akan menurunkan kapasitas seseorang

5
kemampuan dalam berpikir sehingga tidak mampu mengendalikan coping stress

dengan baik (Untari, 2014).

Penelitian yang dilakukan pada perawat yang bekerja di bagian UGD di

Provinsi Jiangsu, menemukan bahwa dampak COVID-19 bagi psikologis perawat

yang bekerja di bagian UGD adalah 32.23% dari partisipan terindikasi

mengalami stres yang berlebihan (Cui Dkk., 2020). Perawat pada penelitian ini

bukanlah perawat yang menangani langsung, namun mereka merupakan perawat

yang menerima dan menangani pasien gawat darurat yang masuk ke rumah sakit,

dimana menandakan stres yang dialami karena kekhawatiran akan terpaparnya

virus saat menangani pasien.

Pada penelitian di rumah sakit Augsburg menemukan bahwa perawat

yang bekerja pada penanganan COVID-19 mengalami level stres, kelelahan, dan

depressive mood lebih tinggi dibanding perawat di penanganan reguler lainnya

(Zerbini Dkk., 2020). Hal ini menandakan bahwa perawat penanganan COVID-

19 psikologisnya terdampak dari pandemi ini.

Semen Padang Hospital adalah rumah sakit yang melayani perawatan

pasien Covid 19 yang menampung 95 tempat tidur. Kapasitas tempat tidur yang

banyak diantara rumah sakit yang melayani pasien Covid 19 selain RSUP dr. M

Jamil Padang. Berdasarkan laporan rekam medis Semen Padang Hospital

peningkatan kasus Covid 19 setiap bulan semakin meningkat, pada tahun 2020

kasus sebanyak 852 orang, dan yang suspek Covid 19 sebanyak 80. Sementara

petugas yang terpapar Covid 19 sebanyak 32 orang.

6
Berdasarkan hasil observasi pada perawat yang dinas di ruangan siolasi

Covid 19 Semen Padang Hospital tahun 2020 bahwa petugas banyak yang terlihat

tidak semangat dalam melakukan pekerjaan. Saat dilakukan pemilihan perawat

ruangan isolasi banyak petugas yang mencari alasan bahwa mereka tidak mapu

dinas diruangan isolasi karena memiliki penyakit bawaan seperti asma, selain itu

petugas isolasi juga mengatan tidak mau terpisah dari keluarga.

Hasil wawancara dengan 10 orang perawat di Semen padang Hospital

bahwa didapatkan 7 orang mengatakan cemas dan stress menghadapi pasien

COVID-19 karena mereka takut tertular dan tidak bersedia untuk dilakukan

karentina di hotel dan Mes yang terpisah dengan keluarga dan 3 orang perawat

mengatakan stress dalam menghadapi pasien Covid 19 karena harus dilakukan

pemeriksaan kesehatan setiap bulan nya dan tidak sanggup untuk dilakukan swab

rutin. Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

ber judul faktor-faktor yang mempengaruhi coping stress perawat yang

menangani pasien COVID-19 di Semen Padang Hospital tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalahnya faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi coping stress perawat

yang menangani pasien COVID-19 di Semen Padang Hospital tahun 2020.

7
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi coping stress perawat

yang menangani pasien COVID-19 di Semen Padang Hospital tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat pendidikan perawat menangani

pasien COVID-19 di Semen Padang Hospital tahun 2020.

b. Diketahuinya distribusi frekuensi status kesehatan perawat menangani

pasien COVID-19 di Semen Padang Hospital tahun 2020.

c. Diketahuinya distribusi frekuensi dukungan sosial perawat menangani pasien

COVID-19 di Semen Padang Hospital tahun 2020.

d. Diketahuinya hubungan tingakt pendidikan dengan coping stress dalam

menangani pasien COVID-19 di Semen Padang Hospital tahun 2020.

e. Diketahuinya hubungan status kesehatan dengan coping stress dalam

menangani pasien COVID-19 di Semen Padang Hospital tahun 2020.

f. Diketahuinya hubungan dukungan sosial perawat dengan coping stress

dalam menangani pasien COVID-19 di Semen Padang Hospital tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan serta keterampilan

peneliti dalam penerapan ilmu di bidang studi riset keperawatan, serta

menambah pengetahuan peneliti tentang coping stress pada perawat dalam

menanganai pasien COVID-19

8
b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan acuan dan pengembangan penelitian selanjutnya dengan

variabel yang lain faktor yang mempengaruhi coping stress pada perawat

dalam menanganai pasien COVID-19 dengan faktor lain.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan koleksi pustaka dan untuk

meningkatkan mutu pendidikan dalam hal pengembangan potensi tenaga

perawatan serta sebagai data dan hasil penelitian yang dapat dijadikan

dasar atau data pendukung untuk penelitian selanjutnya.

b. Bagi Institusi Tempat Penelitian

Sebagai masukan bagi Institusi pelayanan khususnya di kepada tenaga

kesehatan sehingga tidak stress dalam menangani pasien COVID-19

dengan memberikan motivasi dan dukungan serta menambahkan wawasan

petugas dengan memberikan pelatihan dan sosialisasi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

coping stress perawat yang menangani pasien COVID-19 di Semen Padang

Hospital tahun 2020. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah coping stress

sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pendidikan, status

kesehatan, dukungan sosial.

Metode penelitian penelitian yang dilakukan aalah literatur review .

Metode literatur review merupakan bentuk penelitian yang dilakukan melalui

penelusuran dengan membaca berbagai sumber bik buku, jurnal, dan terbitan-

9
terbitan lain yang berkaitan dengan topik penelitian untuk menjawab isu dan

permasalahan yang ada.

10

Anda mungkin juga menyukai