Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN STRATEGI PENANGANAN

KECEMASAN PADA PERAWAT YANG MERAWAT PASIEN PENDERITA


COVID-19

Aristina Halawa1
1
STIKes William Booth Surabaya.Jl.Cimanuk No.20 Surabaya
Email : halawaaristina@yahoo.co.id

ABSTRAK
Covid-19 mulai masuk ke Indonesia pada awal tahun 2020 dan menyebar ke seluruh
daerah di Indonesia. Hal ini menimbulkan kecemasan bukan hanya pada masyarakat namun
juga kepada perawat. Kecemasan ini dialami oleh perawat karena perawat merupakan garda
terdepan dalam merawat pasien Covid-19. Perawat perlu melakukan strategi penanganan
kecemasannya seperti menerapkan pola hidup sehat, menjaga pola makan dan menghindari
perilaku yang beresiko agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Dalam hal ini dukungan
keluarga sangat dibutuhkan oleh perawat karena dukungan keluarga merupakan motivasi bagi
perawat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan dukungan
keluarga dan strategi penanganan kecemasan pada perawat yang merawat pasien penderita
covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode cross-
sectional. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 35 dengan jumlah sampel 35 orang
perawat yang bekerja merawat pasien penderita Covid-19. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara Total Sampling. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Hasil
penelitian menunjukkan sebanyak 15 (42,8 %) responden memiliki dukungan keluarga baik,
18 (51,4%) responden memiliki dukungan keluarga cukup dan 2 (5,8%) memiliki dukungan
kurang. Strategi penanganan kecemasan perawat sebagian besar yaitu 23 (65,7%) responden
berada pada tingkat baik dan 12 (34,3%) responden berada pada tingkat cukup. Analisa data
menggunakan uji spearman dan diperoleh nilai signifikasi (p) sebesar 0,007 yang berarti ada
hubungan antara dukungan keluarga dan strategi penanganan kecemasan pada perawat yang
merawat pasien penderita covid-19. Dengan demikian diharapkan keluarga terus
mempertahankan dan meningkatkan dukungannya kepada perawat dan perawat tetap
mempertahankan strategi penanganan kecemasanya selama merawat pasien Covi-19 sehingga
dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Kata Kunci :Family Support, Strategi Penanganan Kecemasan, Perawat, Covid-19

ABSTRACT

Covid-19 began to enter Indonesia in early 2020 and spread to all regions in
Indonesia. This causes anxiety not only in the community but also for nurses. This anxiety is
experienced by nurses because nurses are at the forefront of treating Covid-19 patients. Nurses
need to carry out anxiety management strategies such as implementing a healthy lifestyle,
maintaining a healthy diet and avoiding risky behavior in order to carry out their duties
properly. In this case, family support is needed by nurses because family support is a motivation
for nurses. The purpose of this study was to identify the relationship between family support
and anxiety management strategies for nurses who treat patients with COVID-19. The method
used in this study is a cross-sectional method. The total population in this study was 35 with a
sample of 35 nurses who worked to treat patients with Covid-19. Sampling is done by Total
Sampling. The research instrument used was a questionnaire. The results showed as many as
15 (42.8%) respondents had good family support, 18 (51.4%) respondents had sufficient family

18
support and 2 (5.8%) had less support. Most of the nurses' anxiety management strategies were
23 (65.7%) respondents were at a good level and 12 (34.3%) respondents were at a sufficient
level. Analysis of the data using the Spearman test and obtained a significance value (p) of
0.007 which means there is a relationship between family support and anxiety management
strategies for nurses who treat patients with COVID-19. Thus, it is hoped that families will
continue to maintain and increase their support for nurses and nurses while maintaining their
anxiety management strategies while treating Covid-19 patients so that they can carry out their
duties properly.

Keywords: Anxiety, Anxiety Management Strategy, Nurse, Covid-19.

PENDAHULUAN emosi dimana timbulnya rasa tidak nyaman


pada diri seseorang, dan merupakan
Covid-19 merupakan sebuah pengalaman yang samar- samar disertai
penyakit yang berasal dari Coronaviruses dengan perasaan yang tidak berdaya serta
(CoV). Virus ini pertama kali ditemukan di tidak menentu yang disebabkan oleh suatu
Wuhan, China pada penghujung tahun 2019 hal yang belum jelas (Annisa & Ifdil, 2016).
yang terjadi di dalam lingkungan Pasar Kecemasan tidak hanya dirasakan oleh
Makanan Laut Huanan, China. Virus ini masyarakat saja, namun juga dialami
diperkirakan berasal dari kelelawar dan seluruh tenaga kesehatan seperti dokter,
kemudian menyebar ke manusia melalui perawat, bidan dan profesi kesehatan
kontaminasi daging yang dijual dengan lainnya. Respon psikologis yang dialami
limbah hewan liar. Coronaviruses (CoV) oleh tenaga kesehatan terhadap pandemi
merupakan bagian dari keluarga virus yang penyakit menular ini menjadi meningkat
menyebabkan penyakit saluran pernafasan karena disebabkan oleh perasaan cemas
seperti Middle East Respiratory Syndrome terhadap kesehatan sendiri dan penyebaran
(MERS-CoV) and Severe Acute terhadap keluarga (Fadli, 2020).
Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Kecemasan yang dialami perawat
Gejala virus tersebut di antaranya batuk, antara lain takut tertular virus Covid-19
demam, letih, sesak napas, dan tidak nafsu karena seringnya terpapar dengan pasien,
makan. Penyebaran dan penularan virus penggunaan APD yang lengkap seperti
Covid-19 dapat melalui berbagai hal, salah pakaian hazmat dan masker N95 yang
satunya melalui droplet saat seseorang membuat pelayanan jauh lebih sulit dan
batuk, bersin, berbicara, hingga bernapas. melelahkan dibandingkan dengan kondisi
Selain itu virus juga menular melalui udara, normal, takut menularkan virus ke keluarga
permukaan benda yang terkontaminasi dan karena tenaga kesehatan sebagai carrier
melalui fecal-oral. Virus Covid-19 ini mulai (pembawa virus), perasaan was-was ketika
masuk ke Indonesia sejak awal tahun 2020 ingin keluar rumah, meningkatnya beban
dan menyebar ke seluruh daerah di kerja dibanding biasanya serta
Indonesia, dan pada tanggal 11 Maret 2020 mengkhawatirkan kesehatan diri sendiri
ditetapkan sebagai pandemic Covid-19. dan keluarga. Menurut Fadli (2020) factor
Krisis kesehatan pandemi Covid-19 ini yang mempengaruhi kecemasan perawat
menyebabkan perubahan psikologis seperti pada masa pandemic ini yaitu ketersediaan
ketakutan, kecemasan, depresi, atau alat pelindung diri, status keluarga
ketidakamanan (Rina Tri Handayani, kejujuran pasien, dan pengetahuan. Tanda
2020). Salah satu gangguan mental yang dari cemas yang dirasakan oleh perawat
terjadi pada pandemi Covid-19 ini ialah yaitu selalu merasa was-was ketika ingin
kecemasan. Kecemasan merupakan kondisi keluar rumah, jari tangan dingin, detak

19
jantung cepat, kepala pusing, tidak nafsu sesuai standar, rajin mencuci tangan,
makan, mengalami gangguan tidur menggunakan masker, makan makanan
(insomnia), dan dada terasa sesak. Untuk bergizi serta rutin mengkonsumsi
mencegah terjadinya dampak dari suplement dan vitamin untuk meningkatkan
kecemasan ini maka perawat melakukan daya tahan tubuh sehingga mereka tetap
berbagai strategi penangan kecemasan agar dalam keadaan sehat dan keluarga mereka
tetap dapat menjalankan tugasnya sebagai juga sehat.
perawat dan tetap sehat. Strategi Perawat Menurut data WHO (2020)
dalam menangani kecemasan karena menunjukkan sebanyak 106 Negara
Covid-19 ini yaitu rajin mencuci tangan, terpapar virus corona, jumlah penderita di
menggunakan masker ketika berada dunia sekitar 72,8 juta kasus yang terinfeksi
dilingkungan rumah sakit dan luar rumah, Covid-19. Dari 72,8 juta kasus positif
makan makanan sehat dan bergizi, menjaga korona, 1,62 juta (2, 23%) pasien Covid-19
jarak minimal 1 meter dan menghindari telah meninggal dunia dan 41,3 juta
kerumunan (Kemenkes, 2020). Namun hal (56,7%) pasien Covid-19 telah sembuh dari
ini tentu tidak mudah karena situasinya total kasus positif. Di Indonesia, data
sangat menekan dan dapat mengancam terakhir tentang jumlah kasus positif virus
kesehatan dari perawat itu sendiri. Individu corona (Covid-19) masih menunjukkan
yang berada dalam situasi yang tertekan dan peningkatan sejak bulan Oktober hingga
berusaha untuk mengatasi situasi tersebut Desember 2020 yaitu sebanyak 623.000
membutuhkan dukungan. Menurut Taylor kasus positif corona, 18.956 (3,04%) pasien
(1999) bahwa seseorang yang medapat Covid-19 telah meninggal dunia dan
dukungan social yang tinggi akan lebih 511.000 (82,02%) pasien Covid-19 telah
berhasil dalam menghadapi stress sembuh. Di Jawa Timur kasus positif
dibandingkan dengan yang tidak Covid-19 sekitar 70.634 kasus positif
memperoleh dukungan social. Keluarga corona, 4.920 pasien (6,96%) meninggal
adalah salah satu dukungan social bagi dunia dan 60.980 pasien (86,3%) telah
Perawat. Perawat yang mengalami situasi sembuh. Sedangkan Surabaya sendiri
yang menekan akan menyampaikan merupakan kota tertinggi kasus Covid-19 di
keluhan-keluhannya kepada keluarga dan Provinsi Jawa Timur, jumlah kasus positif
keluarga akan memberikan solusi terhadap corona pada bulan Oktober sebanyak 3.143
masalah yang dihadapi (Irwanto, 2002). pasien, bulan November sebanyak 4.617
Keluarga merupakan tempat yang paling pasien dan bulan Desember sebanyak 7.199
nyaman untuk seseorang dalam pasien, jumlah peningkatan kasus Covid
menghadapi segala persoalan hidup, dari bulan Oktober hingga Desember
berbagi kebahagiaan dan tempat meningkat hingga 100%. Dari
tumbuhnya harapan-harapan akan hidup perbandingan data diatas dapat disimpulkan
yang lebih baik. Hal ini sesuai juga dengan bahwa di Indonesia, khusunya di provinsi
peneitian Rina Tri Handayani (2020) yang Jawa Timur dan Kota Surabaya kasus ini
menyatakan bahwa dukungan keluarga masih mengalami peningkatan dari jumlah
memiliki peran penting dalam hal kematian dan tingkat kesembuhan pasien.
mendukung staf layanan kesehatan dari Selain itu petugas kesehatan yang
semua latar belakang dalam menangani mengalami kasus positif corona sekitar
dampak psikologis di masa pandemi. 6.680 tenaga kesehatan dan 2.979 (44,5%)
Perawat membutuhkan dukungan dari diantaranya adalah perawat. Dari data
keluarga Ketika mereka sendiri berusaha diatas jumlah perawat di Surabaya yang
untuk menngatasi kecemasan yang sedang saat ini berjumlah 6.926 tenaga perawat dan
mereka alami dengan selalu membersihkan 67% diantaranya atau sekitar 4.640 perawat
diri dan mandi setelah memasuki ruang merawat pasien dengan Covid-19. Hal ini
perawatan, menggunakan APD lengkap dan tentu menimbulkan kecemasan dan stress

20
yang luar biasa bagi perawat. Respon akibat dari virus Covid-19 sehingga mereka
psikologis yang sering muncul pada khawatir tidak dapat mencukupi kebutuhan
perawat ialah perasaan cemas dan tegang ekonomi diri sendiri dan keluarga.
sebanyak 70% (Dinah, 2020). Selain cemas Gangguan kecemasan tidak dapat
respon psikologis dapat berupa despresi, disepelekan dan perlu penanganan yang
insomnia, dan tekanan psikologis akibat tepat, terlebih jika gangguan kecemasan
beban kerja yang meningkat. Jurnal lain tersebut sudah menggangu aktivitas sehari-
hasil Penelitian Lai et al (2020) pada jurnal hari dan aktivitas sosial terlebih jika sudah
Pendidikan Keperawatan Indonesia muncul perasaan untuk bunuh diri dan
mengatakan tenaga kesehatan beresiko menyakiti diri sendiri atau orang lain.
mengalami gangguan psikologis dalam (Ramsberger, Legree, Milles, 2003). Oleh
mengobati pasien Covid-19, hasil karena itu penting sekali perawat mendapat
menunjukkan bahwa 50,4% responden dukungan dari keluarga dalam menangani
memiliki gejala depresi dan 44,6% kecemsan mereka. Berdasarkan penelitian
memiliki gejala kecemasan karena perasaan Nuuferulla (2011) Dukungan sosial
tertekan. keluarga yang berupa dukungan emosional,
dukungan penghargaan, dukungan,
Factor yang mempengaruhi instrumental dan dukungan informatif
kecemasan pada perawat tentunya juga berpengaruh negatif terhadap tingkat
beragam seperti usia, status kesehatan, burnout yang terjadi pada perawat
dukungan sosial dan dukungan keluarga, kesehatan di RSJ Prof. dr. Soerojo yang
pekerjaan serta mekanisme koping yang artinya semakin tinggi dukungan sosial
dimiliki oleh setiap individu. (Untari, keluarga maka semakin rendah tingkat
2014). Menurut Brooks (2020) penyebab burnout yang terjadi.
tenaga kesehatan mengalami kecemasan
yakni tuntutan pekerjaan yang tinggi, Berdasarkan masalah diatas solusi
termasuk waktu kerja yang lama jumlah yang dapat dilakukan oleh perawat dalam
pasien meningkat, semakin sulit upaya untuk mengurangi kecemasan
mendapatkan dukungan sosial karena menurut (Balasubramanian, Paleri,
adanya stigma masyarakat terhadap petugas Bennett, Paleri, 2020) yaitu mengajarkan
garis depan, alat perlindungan diri yang para tenaga kesehatan untuk menerapkan
membatasi gerak, kurang informasi tentang strategi koping, kita bisa memulai koping
paparan jangka Panjang pada orang-orang dengan beberapa langkah seperti
yang terinfeksi, dan rasa takut petugas garis menerapkan perilaku gaya hidup positif
depan akan menularkan Covid-19 pada yang dapat meningkatkan kesejahteraan
teman dan keluarga karena bidang kesehatan mental, makan makanan sehat
pekerjaannya. Ketika para tenaga kesehatan dan bergizi, melakukan olahraga yang
menganggap dirinya dalam situasi yang teratur, menjaga istirahat yang cukup antar
berbahaya tentunya akan menimbulkan shift, serta rutin mengkonsumsi suplemen
kecemasan yang cukup tinggi. Dampak dari dan vitamin yang dapat meningkatkan daya
kecemasan ini tentu mengganggu kondisi tahan tubuh. Menghindari perilaku berisiko
fisik dan mental seperti simpson suasana tinggi seperti pengeluaran yang berlebihan
hati, kognitif dan symptom motor yang dan penggunaan media sosial yang
menyabakan mudah marah, menggangu berlebihan untuk melihat informasi yang
aktivitas sehari-hari, dan kecemasan yang berkaitan dengan Covid-19 yang juga dapat
terlalu berlebihan (Stuart and Sundeen, berdampak negatif pada kesehatan mental.
2000). Dampak dari cemas tidak hanya Menjaga dan memenuhi kelengkapan APD
menggangu kondisi fisik dan mental saja tim perawatan covid-19 juga merupakan
namun juga berdampak pada tingkat salah satu cara menurunkan gangguan
ekonomi, kebanyakan pekerja dirumahkan psikologis dan kecemasan yang mereka

21
alami. Selain itu menurut penelitian Rina Usia (tahun) Jumlah Presentase (%)
Tri Handayani, dkk (2020) pada jurnal Ilmu
20-30 tahun 28 80 %
Keperawatan Jiwa PPNI Jawa Tengah
menyebutkan bahwa strategi yang dapat 31-40 tahun 6 17,2 %
diterapkan dalam mengatasi kecemasan
41-50 tahun 1 2,8 %
pada tenaga perawat dengan metode Battle
>50 tahun 0 0%
Buddies yaitu menempatkan tenaga TOTAL 35 100 %
psikolog dengan cepat untuk memvalidasi
stressor. Selain itu juga mengajarkan tenaga Berdasarkan tabel 1 didapatkan data
kesehatan untuk mempertahankan koping dari 35 responden sebagian besar berusia
dan meningkatkan dukungan keluarga, 20-30 tahun yaitu 28 orang (80%).
sosial dan insitusi pelayanan dalam upaya
untuk mengatasi tingkat kecemasan. Tabel 2 Distribusi frekuensi karakteristik
Dukungan keluarga berupa dukungan responden berdasarkan lama
emosional, dukungan penghargaan, bekerja
dukungan instrumental dan dukungan
informatif penting bagi perawat dalam Lama Bekerja Jumlah Presentase (%)
melaksanakan strategi penanganan < 5 tahun 22 62,8 %
5-10 tahun 7 20 %
kecemasan mereka.
>10 tahun 6 17,2 %
METODE TOTAL 35 100 %

Penelitian ini menggunakan jenis Berdasarkan tabel 2 didapatkan data


penelitian kuantitatif dengan metode dari 35 responden sebagian besar sudah
korelasional. Jumlah populasi pada bekerja selama < 5 tahun yaitu 22 orang
penelitian ini adalah sebanyak 35 dengan (62,8%).
jumlah sampel yang digunakan sebagai
responden penelitian adalah sebanyak 35 Tabel 3 Distribusi frekuensi karakteristik
responden perawat ruang Covid-19 RSUD responden berdasarkan pendidikan
Bhakti Dharma Husada. Pengambilan
sampel dilakukan dengan cara Total Pendidikan Jumlah Presentase (%)
Sampling. Variabel bebas (independen) D3 Keperawatan 28 80 %
pada penelitian ini adalah Dukungan S1 Keperawatan 7 20 %
Keluarga sedangkan variabel terikat TOTAL 35 100 %
(dependen) pada penelitian ini adalah
strategi penanganan kecemasan Perawat. Berdasarkan tabel 3 didapatkan data
Instrumen penelitian yang digunakan dari 35 responden sebagian besar dari
adalah kuesioner. Hasil penelitian yang pendidikan D3 Keperawatan yaitu 28 orang
didapat di analisa dengan menggunakan uji (80%)
Spearman.
Tabel 4 Distribusi frekuensi karakteristik
HASIL PENELITIAN responden berdasarkan status
1. Data Umum perkawinan

Status Perkawinan Jumlah Presentase


Tabel 1 : Distribusi frekuensi (%)
karakteristik responden berdasarkan Menikah 11 31,4 %
usia Belum Menikah 24 68,6 %
Janda 0 0%
Duda 0 0%
TOTAL 35 100 %

22
Berdasarkan tabel 4 didapatkan data Tabel 8 Distribusi Frekuensi Strategi
dari 35 responden sebagian besar belum Penanganan Kecemasan
menikah yaitu 24 orang (68,6%) Responden dalam merawat pasien
Penderita Covid-19
Tabel 5 Distribusi frekuensi karakteristik
responden berdasarkan tinggal Strategi Jumlah Presentas
serumah bersama Penanganan e (%)
Baik 23 65,7 %
Tinggal Serumah Jumlah Presentase Cukup 12 34,3 %
Bersama (%)
Kurang 0 0%
Keluarga Inti 23 65,7 %
Keluarga Besar 4 11,4 % TOTAL 35 100 %
KOS Sendiri 5 14,3 %
Tinggal bersama Saudara 3 8,6 %
TOTAL 35 100 Berdasarkan tabel 8 didapatkan
data dari 35 responden sebagian besar
memiliki strategi penanganan kecemasan
Tabel 6 Distribusi frekuensi karakteristik yang baik dalam mengatasi kecemasan
responden berdasarkan kecemasan merawat pasien Covid-19 yaitu sebanyak
dalam merawat pasien covid-19 23 perawat (65,7%), strategi penanganan
kecemasan yang cukup sebanyak 12
Cemas Jumlah Presentase perawat (34,3%) dan strategi penanganan
(%) kecemasan yang kurang tidak ada (0%).
Ya 35 100 %
Tidak 0 0% Tabel 9 Tabulasi Silang antara Tingkat
TOTAL 35 100 % Kecemasan dan Strategi
Penanganan Kecemasan pada
tenaga kesehatan (perawat) di
Berdasarkan tabel 6 didapatkan data surabaya dalam merawat pasien
dari 35 responden semuanya mengalami penderita covid-19.
cemas (100%)
No. Dukungan Strategi Penanganan Jumlah
2. DATA KHUSUS keluarga Kecemasan
Baik Cukup Kurang
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Dukungan 1. Baik 14 1 0 (0%) 15
Keluarga pada tenaga kesehatan (40%) (2,9%) (42,9%)
(perawat) dalam merawat pasien 2. Cukup 8 10 0 (0%) 18
penderita covid-19. (22,8%) (28,5%) (51,3%)
3. Kurang 1 1 0 (0%) 2
Dukungan Jumlah Presentase (2,9%) (2,9%) (5,8%)
Keluarga (%) Jumlah 23 12(34,3 0 (0%) 35
(65,7%) %) (100 %)
Baik 15 42,8% P = 0,007
Cukup 18 51,4%
Kurang 2 5.7%
TOTAL 35 100 % Berdasarkan tabel 8 di dapatkan
Berdasarkan tabel 7 didapatkan data data dari 35 responden, 14 responden (40%)
dari 35 responden sebagian besar memiliki mendapat dukungan keluarga yang baik dan
dukungan keluarga kepada perawat yang memiliki strategi penanganan kecemasan
merawat pasien Covid-19 sebagian besar yang baik sedangkan responden yang
pada tingkat cukup yaitu sebesar 18 mendapat dukungan keluarga yang cukup
responden (51,4%).
memiliki strategi penanganan kecemasan
yang juga cukup sebanyak 10 Responden
(28,5%) dan yang mendapat dukungan

23
keluarga cukup namun memiliki strategi Dukungan keluarga dalam
penanganan kecemasan baik yaitu sebesar 8 penelitian ini dalam tingkat cukup
responden (22,8%). Dari hasil uji statistic dikarenakan para perawat sudah
Spearman didapat p= 0,007 yang artinya beradaptasi terhadap perubahan yang
terdapat hubungan dukungan keluarga terjadi atas pandemic covid-19 yang
terhadap strategi penanganan kecemasan sudah lebih dari 1 tahun ada di Indonesia
dan juga sudah terbiasa merawat pasien
Perawat yang merawat pasien Covid-19.
penderita Covid-19. Menurut
PEMBAHASAN Ramadhan, (2020) Satu hal yang dapat
menyebabkan petugas kesehatan akan
1. Dukungan Keluarga mengalami peningkatan kecemasan,
salah satunya adalah kurangnya Alat
Berdasarkan data yang didapat dari
Pelindung Diri (APD) di tempat
35 responden Sebagian besar mendapatkan
kerjanya. Petugas kesehatan berisiko
dukungan cukup yaitu sebanyak 18 mengalami gangguan psikologis dalam
responden (51,4%). COVID-19 sangat merawat pasien Covid-19 karena
menular dan menyebar dengan cepat, perasaan depresi, penyebab utamanya
petugas kesehatan garis depan menanggung adalah perlindungan diri yang masih
beban kerja yang meningkat secara kurang dari kebutuhan petugas
signifikan (Lilin Rosyanti, 2020). Perawat Kesehatan (Lai et al., 2020). Dari data
yang bekerja di ruang perawatan covid-19 dilapangan juga ditemukan bahwa APD
mengalami kecemasan. Kecemasan yang (Alat Perlindungan Diri) yang sediakan
mereka alami juga dialami oleh keluarga. oleh Rumah Sakit cukup lengkap dan
Keluarga kuatir dan takut bila anggota memadai untuk para perawat ditambah
keluarganya yaitu perawat akan tertular dan lagi para perawat juga sudah
mendapatkan vaksin Covid-19 sehingga
juga akan menularkan penyakit ini kepada
perawat semakin merasa aman dan
mereka. Berdasarkan Tabel 2 tentang dukungan keluarga yang diberikan juga
karakteristik tinggal serumah bersama dilihat sebagai sesuatu yang biasa
dengan siapa, didapatkan hasil bahwa sehingga didapatkan hasil dalam tingkat
sebagian besar responden tinggal serumah cukup.
dengan keluarga inti yaitu sebanyak 23
perawat (65,7%) baik dengan status 2. Strategi Penanganan Kecemasan
menikah atau belum menikah. Menurut Menurut data dari 35 responden
Teguh (2020) inilah yang menjadi salah mayoritas perawat memiliki strategi
satu faktor mereka mengalami kecemasan penanganan kecemasan yang baik yaitu
karena pada saat merawat pasien positif sebanyak 23 perawat (65,7%), strategi
Covid-19 ataupun melakukan pemeriksaan penanganan kecemasan yang cukup
pada masyarakat yang memiliki gejala sebanyak 12 perawat (34,3%) dan strategi
penanganan kecemasan yang kurang
Covid-19. Para tenaga kesehatan khawatir
tidak ada (0%).
bahwa mereka akan menularkan virus
korona Covid-19 kepada keluarga. Selain Menurut Rina Tri Handayani
perawat keluarga juga mengalami (2020), ada beberapa strategi yang dapat
kecemasan sehingga dukungan yang digunakan untuk mengatasi kecemasan
diberikan kepada perawat dalam yaitu menerapkan strategi koping yang
menangani kecemasan mereka dalam mirip dengan perilaku gaya hidup positif
yang dapat meningkatkan kesejahteraan
tingkat cukup.
kesehatan mental. Selanjutnya Rina
menjelaskan bahwa perilaku gaya hidup

24
positif yang dimaksud adalah makan keputusan. Tingkat pendidikan yang
makanan sehat, melakukan aktivitas fisik cukup akan lebih mudah dalam
yang teratur, mempraktikkan kebersihan mengidentifikasi stresor dalam diri
dan tidur yang baik, serta menjaga sendiri maupun dari luar dirinya. Tingkat
istirahat yang cukup antara sif. Strategi pendidikan juga mempengaruhi
Penanganan Kecemasan dalam penelitian kesadaran dan pemahaman terhadap
ini dalam tingkat baik dikarenakan stimulus. Dengan memiliki pendidikan
perawat sudah terbiasa menjaga pola D3 Keperawatan dinilai sudah mampu
makan yang baik dan benar, rajin dalam meningkatkan pola pikir, pola
menjaga kebersihan diri, melakukan pola tingkah laku dan pola pengambilan
hidup sehat, menghindari perilaku keputusan dalam menentukan strategi
berisiko tinggi dan mendapatkan dalam menghadapi stressor yang ada pada
dukungan yang cukup dari keluarga, masa pandemic ini, dan perawat juga
selain itu para perawat juga telah dituntut untuk selalu bisa professional
mendapatkan vitmin rutin dari Rumah dalam memberikan perawatan kepada
Sakit sebagai salah satu strategi agar para pasien dengan tidak membedakan kondisi
perawat memiliki imun yang baik saat apapun.
merawat pasien Covid-19. Menurut
Becker dalam Wawan dan Dewi (2011),
perilaku kesehatan pada dasarnya adalah 3.Hubungan Dukungan Keluarga dan
suatu respons seseorang terhadap Strategi Penanganan Kecemasan
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan Perawat dalam merawat pasien
penyakit sehingga perilaku tersebut juga penderita covid-19
mempengaruhi seseorang untuk Dari hasil uji statistik spearman
mengatasi kecemasan yang dialami. antara Hubungan Dukungan Keluarga
Perawat dinilai sudah mampu dan dengan Strategi Penanganan Kecemasan
terbiasa melakukan strategi penanganan pada Perawat dalam merawat pasien
yang baik seperti menjaga pola makan penderita covid-19 menunjukan hasil
yang baik dan benar, rajin menjaga signifikan dengan nilai p= 0,007 atau nilai
kebersihan diri, melakukan pola hidup p lebih kecil. Hasil ini menunjukkan
sehat dan menghindari perilaku berisiko bahwa terdapat hubungan antara
tinggi dapat mengurangi tingkat dukungan keluarga dengan strategi
kecemasan karerna hal ini merupakan penanganan kecemasan pada perawat
bagian dari perilaku sehat yang dilakukan dalam merawat pasien Covid-19.
setiap hari sebagai tenaga Kesehatan.
Perawat yang memiliki dukungan
Berdasarkan tabel 3 tentang keluarga yang baik juga menunjukkan
karakteristik pendidikan didapatkan data bahwa dalam melakukan strategi
bahwa sebagian besar responden penanganan kecemasan juga baik.
memiliki pendidikan D3 Keperawatan. Dukungan keluarga merupakan motivasi
yaitu sebanyak 28 orang (80%). Menurut seseorang dalam segala hal apalagi dalam
Untari (2014) dijelaskan bahwa seorang hal pekerjaan. Hal ini sesuai dengan
dengan tingkat pendidikan yang rendah penelitian Adhe (2019) Pengaruh
akan mudah mengalami kecemasan, hal Dukungan Sosial Keluarga Terhadap
ini dikarenakan semakin tinggi Kinerja Perawat RSUD Sulthan Daeng
pendidikan akan mempengaruhi Radja Bulukumba bahwa Dukungan
kemampuan berfikir seseorang. Sosial Keluarga berpengaruh positif dan
Pendidikan pada umumnya berguna signifikan terhadap Kinerja. Sesuai
dalam merubah pola pikir, pola dengan hasil penelitian diatas
bertingkah laku dan pola pengambilan menunjukkan bahwa perawat yang

25
mendapat dukungan keluarga baik itu Kecemasan pada Perawat dalam Merawat
dukungan informasi, dukungan Pasien Penderita Covid-19
emosional, dukungan instrumental dan
dukungan penghargaan mempunyai Saran
semangat dalam menjalankan tugasnya Bagi Responden diharapkan dapat terus
dan tetap dapat melakukan strategi
melakukan dan mempertahankan strategi
mengatasi kecemasan dalam menjalankan
penanganan kecemasan untuk
tugas mereka merawat pasien covid-19.
mengurangi tingkat kecemasan yang
Hasil penelitian ini juga didukung dialami dalam merawat pasien penderita
oleh penelitian yang dilakukan oleh Covid-19
Nuuferullah (2011) yang menyatakan
bahwa bahwa dukungan sosial keluarga Bagi Keluarga diharapakan tetap
memiliki pengaruh terhadap burnout mempertahan dan meningkatkan
perawat, yang artinya semakin tinggi dukungannya kepada perawat yang
dukungan sosial yang di berikan maka merawat pasien covid-19.
semakin rendah tingkat burnout yang Bagi Penelitian Selanjutnya mengenai
dialami perawat. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
perawat yang memiliki dukungan penanganan kecemasan bagi peneliti yang
keluarga yang baik membuat perawat berminat untuk membuat penelitian lebih
tersebut melihat keadaan lebih baik dan lanjut, mengenai factor-faktor yang
tidak merasa sendiri dalam menghadapi mempengaruhi strategi penanganan
kondisi saat ini sehingga mampu kecemasan Perawat yang merawat pasien
melakukan strategi penanganan covid-19.
kecemasan dengan baik. Dukungan sosial
keluarga dan adanya perhatian orang lain Bagi Tempat Penelitian diharapkan tetap
dapat membuat orang tahan terhadap mempertahankan kebutuhan APD dan
tekanan (Andarika, Rita, 2004). Dalam dapat juga menghimbau para perawat
penelitian ini menunjukkan bahwa dengan untuk tetap menerapkan Strategi untuk
adanya dukungan keluarga yang baik mengatasi kecemasan ketika bekerja
maka perawat mampu bertahan dalam merawat pasien Covid-19.
situasi yang menekan selama merawat DAFTAR PUSTAKA
pasien covid-19 sehingga dapat
melakukan stategi penanganan kecemasan
dengan baik juga. Adhe Lely Serli Dewi (2019) engaruh
SIMPULAN DAN SARAN Dukungan Sosial Keluarga Terhadap
Kinerja Perawat RSUD Sulthan Daeng
Simpulan Radja Bulukumba Dengan Burnout
Dukungan keluarga kepada Perawat yang Sebagai Variabel Intervening,
merawat pasien covid-19 sebagian besar Undergraduate (S1) thesis, Universitas
dalam tingkat dukungan Cukup. Islam Negeri Alauddin Makassar.
http://repositori.uin-
Strategi penanganan kecemasan yang alauddin.ac.id/15359/
sudah dilakukan perawat sebagian besar
termasuk pada kategori baik. Andarika, Rita. 2004. “Burnout Pada
Perawat Putri RS St. Elizabeth
Terdapat hubungan anatara dukungan Semarang DitinjauDari Dukungan
keluarga dengan Strategi Penanganan Sosial”. Jurnal PSYCHE Vol.1 No.1.

26
Annisa, D., & Ifdil. 2016. Konsep https://doi.org/
Kecemasan (Anxiety) Pada Lanjut 10.1001/jamanetworkopen.2020.3976.
Usia (Lansia). Jurnal Konselor Irwanto. 2002. Psikologi Umum.
Universitas Padang, 5(2), 93-99. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Diunduh dari
Lilin Rosyanti, dkk (2020). Dampak
ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor/
Psikologis dalam Memberikan
article/download/6480/5041.
Perawatan dan Layanan Kesehatan
Balasubramanian, A. Paleri, Bennett, Pasien COVID-19 pada Tenaga
Paleri, (2020) „Impact of COVID-19 Profesional Kesehatan.
on the mental health of surgeons and https://myjurnal.poltekkes-
coping strategies‟, Head and Neck, kdi.ac.id/index.php/HIJP
(May), pp. 1–7. doi:
Nisya. (2013). “Prinsip-Prinsip Dasar
10.1002/hed.26291.
Keperawatan” Cetakan 1. Jakarta:
Brooks, S K, Webster, RK, Smith, L E. Dunia cerdas.
Woodland, L, Wessely, S, Greenberg,
Nuuferulla Kurniantyas Pangastiti dan
N, and Rubin, GJ (2020) „The
Mudji Rahardjo (2011) Analisis
psychological impact of quarantine and
pengaruh dukungan social keluarga
how to reduce it: rapid review of the
terhadap burnout pada perawat
evidence‟, The Lancet. doi:
kesehatan di rumah sakit jiwa.
10.1016/S0140-6736(20)30460-8.
http://eprints.undip.ac.id/29408/1/Jurn
Dinah, dkk (2020). Gambaran Tingkat al__NUUFERULLA.pdf
Kecemasan Perawat Saat Pandemi
Ramadhan, A. (2020). Vitalnya
Covid 19 Di Negara Berkembang Dan
ketersediaan APD untuk melindungi
Negara Maju. Dinamika Kesehatan
tenaga kesehatan. Jakarta. Retrieved
Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
from
Vol 11 No. 1
https://www.antaranews.com/berita/14
Fadli, dkk (2020). Faktor yang 11158/vitalnya-ketersediaan-
Mempengaruhi Kecemasan pada apduntuk-melindungi-tenaga-
Tenaga Kesehatan Dalam Upaya kesehatan
Pencegahan Covid-19. Jurnal
Ramsberger PF, Legree P, Milles L.
Pendidikan Keperawatan Indonesia.
Evaluation of the Buddy Team
8(1: 58-65)
Assignment Program. Alexandria,
Kementrian Kesehatan RI. 2020. Pedoman
VA: United States Army Research Institute
Dukungan Kesehatan Jiwa dan
for the Behavioral and Social Sciences;
Psikosoial Pada Pandemi Covid-19.
2003.
Jakarta : Direktorat Pencegahan dan
Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa Rina Tri Handayani, dkk. (2020). Kondisi
dan strategi penanganan kecemasan
Lai, J., Ma, S., Wang, Y., Cai, Z., Hu, J.,
pada tenaga kesehatan saat pandemic
Wei, N., Li, R. (2020). Factors
covid-19. Jurnal Ilmu Keperawatan
Associated With Mental Health
Jiwa. 3 (3:365 – 374)
Outcomes Among Health Care
Workers Exposed to Coronavirus
Disease 2019. JAMA, 3(3), 1–12.

27
Siti Sundari. (2014). Kearah Memahami
Kesehatan Mental. Yogyakarta : PPB
FIP UNY.
Stuart & Sundeen. 2000. Buku saku
keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
Taylor, Shelley E. 1999. Social
Psychology. 10th Edition. Prentice
Hall College Div.
Teguh Santoso, dkk (2020). Kondisi
Psikologis Perawat yang Memberikan
Asuhan Keperawatan pada Pasien
COVID-19. Media Hospitalia Journal
Of Clinical Medicine. 7 (1:253-260)
World Health Organization. 2020. Corona
Virus Disease (COVID-19). Situation
Report.

28

Anda mungkin juga menyukai