Anda di halaman 1dari 2

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) merupakan suatu jenis penyakit yang belum pernah

diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus ini dinamakan Sars-CoV-2 atau yang sering
disebut Covid-19 (Putri,2020).Virus Covid-19 merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan
manusia).Virus Covid-19 ini dapat menular dari manusia ke manusia. Virus ini menyebar
melalui percikan batuk/bersin (droplet). Selain itu, Orang yang paling berisiko tertular Virus
Covid-19 yaitu, seorang yang telah melakukan kontak erat dengan pasien Covid-19 termasuk
perawat yang merawat pasien Covid-19 (Kemenkes RI, yang disitasi oleh Putri,2020).
Pada 12 Maret 2020 WHO mengumumkan secara resmi bahwa Covid-19 sebagai pandemic
(Putri,2020). Wabah Covid-19 ini telah ditetapkan sebagai keadaan darurat kesehatan global.
Pada tanggal 14 April 2020, Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di seluruh dunia telah
mencapai 1.936.700. Kasus Covid-19 semakin bertambah, pada tanggal 24 juni 2021,
jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di 223 negara telah mencapai 179.241.734
orang. (Kementerian Kesehatan yang disitasi oleh Nasution dan Hidayah,2021). Sedangkan,
Pada tanggal 14 Maret 2020 jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia tercatat sebanyak 96
orang. Kemudian hari berikutnya bertambah menjadi 117 orang (Vermote dan
Wicaksono,2020). Berdasarkan data WHO melalui website https://covid19.go.id/ memaparkan
jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada tanggal 18 Maret 2022 sebanyak 5.948.610
pasien dan kasus meninggal dunia sebanyak 153.411 jiwa.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes,2022) mencatat bahwa pada tahun 2022 kasus
aktif COVID-19 mengalami penurunan dengan prevalensi kasus Covid-19 399.583 jiwa.
Penurunan kasus aktif ini terjadi secara konsisten sejak 28 Februari 2022, dari 569.736 jiwa
menjadi 300 ribu jiwa. Berdasarkan data Pasien Covid-19 sembuh hari ini 10 Maret 2022
mengalami pertambahan hingga 38.399 dari hari sebelumnya yang sempat di 31.705.
Pada masa pandemi Covid-19, pasien yang dirawat di rumah sakit terutama di ruang isolasi
diharuskan menjalani perawatan secara terpisah dari keluarga dan terpantau secara teratur oleh
petugas medis. Selama masa isolasi, pasien dihadapkan pada situasi yang ketat dijaga oleh
petugas Kesehatan. Hal ini menimbulkan kurangnya komunikasi tatap muka, depresi dan
kecemasan pasien (Jannah et al., yang disitasi oleh Sintari, Dkk 2022). Menurut penelitan
Jannah, Dkk (2020) menyatakan bahwa Pasien ketika menjalani rawat inap memiliki tingkat
kecemasan dan gejala somatisasi yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pasien tidak
hanya menanggung rasa sakit fisiknya, tetapi juga masalah mental seperti kecemasan. Khususnya
kondisi mental pasien Covid-19. Pasien covid-19 ketika menjalani rawat inap dirumah sakit
mengalami gangguan psikologis berupa kecemasan dan ketakutan Hasil penelitian dari Sintari,
Andriana, & Wijaya (2022) mengungkapan bahwa terdapat kecemasan pada penyintas Covid-
19 yang menjalani perawatan di ruang isolasi. Hal ini diperoleh sebagian besar responden
berada dalam kategori kecemasan sedang dengan jumlah 37 responden (68,5%), diikuti oleh
kategori cemas berat sebanyak 8 responden (14,8%), cemas ringan sebanyak 5 responden (9,3%)
dan ketegori tidak ada kecemasan sebanyak 4 responden (7,4%). Sehingga Kecemasan yang
dialami pasien Covid-19 selama menjalani perawatan di ruang isolasi penting untuk dicegah
serta diatasi.
Menurut Huang et al., (2020) yang disitasi oleh Ekawaty,(2021) menjelaskan bahwa gangguan
jiwa yang terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kecemasan, ketakutan, stres, depresi, panik,
sedih, depresi, marah, dan penyangkalan. Dalam penelitian Ekawaty (2021) yang berlangsung di
Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Jakarta ditemukan bahwa terdapat perubahan
Psikologis pasien Covid-19. Perubahan psikologis yang dialami pasien Covid-19 ketika
menjalnai perawatan dirumah sakit seperti perasaan cemas, sedih, takut, khawatir dan bingung.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian Rahmaniza,Dkk (2021) di
Ruang Isolasi Covid-19 Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru pada bulan Januari-Maret 2021
didapatkan data jumlah pasien Covid-19 yang dirawat sebanyak 96 pasien. Berdasarkan hasil wawancara
dengan 10 pasien covid -19 yang dirawat didapatkan data bahwa semua pasien Covid-19 mengatakan
merasa cemas, khawatir dan takut akan kondisi kesehatan mereka. Lalu, 6 pasien Covid-19 dengan
mengatakan pasrah terkait penyakitnya, mendapatkan dukungan dari keluarga dan mendekatkan diri
kepada Tuhan, sedangkan 4 pasien mengatakan belum bisa menerima keadaan cendrung menyalahkan
diri sendiri karena tidak dapat menjaga kesehatannya.

Dalam menekan penyebarann Covid-19 , Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan vaksinasi bagi
warga negara Indonesia. Vaksinasi merupakan salah satu bentuk program dari pemerintah yang
berdampak besar terhadap penanganan persebaran Covid-19.( Ilhami, 2022)

Menurut Supanji (2021) yang disitasi oleh Agni (2022) memaparkan bahwa pemerintah indoensia
berupaya untuk mengubah pandemi menjadi endemic dengan melalui salah beberapa program yaitu
program vaksinasi secara masal, penerapan 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai
masker), akselerasi testing dan tracking, pemanfaatan aplikasi peduli lindungi, serta ventilasi yang
baik untuk rumah warga

Berdasarkan latar belakang masalah dan fenomena yang telah diuraikan diatas, peneliti
tertarik untuk mengetahui,mengidentifikasi serta mengangkat kajian Scoping review yang
berjudul “Respon Psikologis Pasien Covid-19 yang Menjalani perawatan dirumah sakit”.
Scoping review dipilih karena sumber referensi yang peneliti gunakan bervariasi berasal dari
berbagai artikel jurnal. Harapannya dengan mengetahui respon psikologis pasien covid-19
yang menjalani perawatan dirumah sakit dari berbagai sumber artikel jurnal dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tenaga kesehatan mengenai respon psikologis yang dialami pasien
Covid-19 ketika menjalani perawatan dirumah sakit. Selain itu, dengan mengetahui respon
psikologi pasien covid-19 ketika menjalani perawatan dirumah sakit dapat membantu
perawat dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan khususnya pada pasien yang
terkonfirmasi covid-19.

Anda mungkin juga menyukai