Anda di halaman 1dari 11

MINI RISET

PENGALAMAN PENGETAHUAN KELUARGA DALAM


MELAKSANAKAN PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19

Stase Keperawatan Jiwa

Disusun oleh :
1. Afida Ariffiani
2. Likah Safaatun (SK320020)
3. Sofiana

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini, seluruh negara sedang melakukan manuver untuk melawan


pandemi Covid-19. Diseluruh media, baik nasional maupun internasional
terus menginformasikan perkembangan dari wabah Covid-19. Perpindahan
virus dari hewan kemanusia atau lazim dikenal dengan peristiwa zoonosis
yang kemudian disalurkan dari manusia ke manusia menyebabkan virus
tersebut menjadi wabah. Karenanya, virus tersebut disebut sebagai
Coronavirus yaitu suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit
pada hewan atau manusia. Efek dari Coronavirus dapat menyebabkan infeksi
saluran nafas pada manusia, seperti yang terjadi pada virus sebelumnya yaitu
MERS dan SARS (Yuliani, 2020).

Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan


penyakit pada manusia dan hewan. Manusia biasanya menyebabkan penyakit
infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan
Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini
terutama menyebar di antara orang- orang melalui tetesan pernapasan dari
batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan
plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari,atau
dalam aerosol selama tiga jam. Virus ini juga telah ditemukan di feses, tetapi
hingga Maret 2020 tidak diketahui apakah penularan melalui feses mungkin,
dan risikonya diperkirakan rendah (Kementrian Dalam Negeri, 2020)

WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak


diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada 31
Desember 2019. China mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (novel coronavirus) Pada
tanggal 7 Januari 2020. Awal tahun 2020 NCP mulai menjadi pendemi
global dan menjadi masalah kesehatan di beberapa negara di luar RRC.
Berdasarkan World Health Organization (WHO) kasus kluster pneumonia
dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan telah menjadi permasalahan
kesehatan di seluruh dunia. Penyebaran epidemi ini terus berkembang hingga
akhirnya diketahui bahwa penyebab kluster pneumonia ini adalah Novel
Coronavirus. Pandemi ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian
dan kasus-kasus baru di luar China. Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO
menetapkan COVID-19 sebagai Public Health Emergency of International
Concern / Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia
(WHO, 2020) .

WHO resmi menetapkan penyakit novel coronavirus pada manusia ini


tanggal 12 Februari 2020 dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19).
COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga
besar coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya
berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka
kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (saat ini kurang
dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding
SARS. COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke
beberapa negara dibanding SARS.

Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan


sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Sampai saat
ini belum ada tanda-tanda penurunan secara global. Total kasus COVID-19
secara global terkonfirmasi sebanyak 8.248.185 kasus hingga 17 Juni 2020.
Pasien yang telah sembuh sebanyak 4.298.972 kasus dan pasien meninggal
dunia sebanyak 445.144 kasus. Rincian negara dan jumlah kasus sebagai
berikut: Amerika Serikat 2.207.399 kasus konfirmasi dengan 199.114
kematian dan sembuh 899.254 orang, Brasil 928.798 kasus, dengan 45.456
Kematian dan 464.774 sembuh. Rusia 545.458 kasus dengan 7.284
meninggal dan 294.306 sembuh (WHO, 2020).

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kasus COVID-


19 dengan jumlah kasusu terkonfirmasi sebanyak 40.400 kasusu terhitung
hingga tanggal 17 Juni 2020. Jumlah ini mengalami penambahan sebanyak
751.270 kasus, bila dibanding data terakhir pada hari sebelumnya. Angka
kesembuhan pasien COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan. Data
yang didapat pada bulan desember 2020 yaitu 617.936 orang dinyatakan
sembuh. Korban meninggal terkonfirmasi positif COVID-19 sebesar 22.329
orang. Data penyebaran kasus tertinggi di Indonesia yaitu DKI Jakarta
terkonfirmasi 152.499 kasus, Jawa Timur 69.921 kasus, Sulawesi Selatan
23.199 kasus, Jawa Barat 66.210 kasus, dan Jawa Tengah 66.517 kasus
(Kemenkes RI, 2020).

Semakin tingginya kasus COVID-19 yang semakin hari semakin


bertambah mengindikasikan tentang pengendalian penularan COVID-19 yang
belum terkendali engan baik. Menekan laju penularan COVID-19, pemerintah
Indonesia mengimbau untuk menjaga jarak fisik (physical distancing), kerja
dari rumah, belajar di rumah, hingga beribadah di rumah. Berdasarkan
imbauan tersebut sejumlah pemerintah daerah mengambil kebijakan dengan
memberlakukan aturan belajar dirumah bagi siswa sekolah. Menurut Kepala
Bidang Media dan Opini Publik Kementerian Busroni, social distancing dan
karantina mandiri berperan besar dalam pencegahan dan penanganan untuk
memperlambat penularan COVID-19. Dokter Tirta Mandira Hudi seorang
Dokter Relawan menyampaikan bahwa ketika berpergian dan pulang
kerumah yang dilakukan pertama kali bukan salim atau cipika/cipiki tetapi
mencuci tangan, muka, dan yang lainnya terlebih dahulu. Dokter Tirta juga
mneyampaikan bahwa seluruh masyarakat menjaga pola hidup sehat, tetap
dirumah saja (kabar petang tvone 28 maret 2020).

Data tersebut dan fenomena banyaknya penderita kasus COVID-19 di


Indonesia khususnya di Jawa Tengah dari data yang di dapat pada Desember
2020 sebanyak 65600 yang terus mengalami peningkatan menunjukan
kemungkinan penularan COVID-19 yang belum terkendali dengan baik.
Keluarga merupakan aspek terkecil yang paling penting untuk diperhatikan
baik setiap individu manusia. Pemutusan mata rantai penyebaran COVID-19
dapat dilakukan dengan cara pencegahan dan penanganan COVID-19 di
keluarga. Beberapa penjelasan tersebut membuat peneliti tertarik untuk
meneliti tentang “Pengalaman Pengetahuan keluarga dalam melaksanakan
pencegahan COVID-19”

B. RUMUSAN MASALAH

Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan


penyakit pada manusia dan hewan. Penderita kasus COVID-19 di Indonesia
khususnya di Jawa Tengah yang terus mengalami peningkatan mencapai
65600 kasus data terakrih pada bulan Desember menunjukan kemungkinan
penularan COVID-19 yang belum terkendali dengan baik. Keluarga
merupakan aspek terkecil yang paling penting untuk diperhatikan baik setiap
individu manusia. Pemutusan mata rantai penyebaran COVID-19 dapat
dilakukan dengan cara pencegahan dan penanganan COVID-19 di keluarga.
Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang
pengalaman keluarga dalam melaksanakan pencegahan COVID-19 dengan
merumuskan pertanyaan sebagai berikut:

“Bagaimanakah Pengalaman Pengetahuan keluarga dalam melaksanakan


pencegahan penularan COVID-19?”

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengalaman
Pengetahuan keluarga dalam melaksanakan pencegahan penularan
COVID-19.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi karateristik responden meliputi usia, peran
dalam keluarga, dan jumlah anggota keluarga.
b. Untuk mengidentifikasi upaya pencegahan penularan COVID-19
yang telah dilakukan keluarga dirumah.

D. MANFAAT
1. Manfaat Bagi Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perawat
dalam melakukan pengawasan mengenai pencegahan COVID-19 di unit
tingkat keluarga.
2. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai acuan dalam penlitian
selanjutnya mengenai efektifitas pengetahuan pencegahan COVID-19 di
tingkat keluarga.

E. METODE
Desain penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Penelitian ini memberikan gambaran pengalaman pengetahuan
keluarga dalam melaksanakan pencegahan penularan COVID-19. Teknik
sampling yang digunakan adalah snowball. Teknik sampling snowball
merupakan suatu metode untuk mengidentifikasi, memilih dan mengambil
sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang terus menerus.
Sampel dalam penelitian ini adalah 5 orang dengan mengisi kuesioner google
formulir.

F. HASIL

G. HASIL

Dalam penelitian ini didapatkan data sebagai berikut:


No Kode informan Usia Peran dalam Jumlah anggota
keluarga keluarga
1. Informan 1 33 Ayah 5
2. Informan 2 57 Ibu 3
3. Informan 3 53 Ayah 5
4. Informan 4 63 Ayah 3
5. Informan 5 51 Ibu 3

Dari hasil pendataan melalui google form dan telah diolah dengan metode
Collaizi maka didapatkan 6 tema yaitu;

1. Pengetahuan tentang COVID-19


2. Dampak psikologis yang di alami keluarga
3. Persiapan pencegahan penularan COVID-19
4. Implementasi pencegahan penularan COVID-19
5. Kendala implementasi pencegahan penularan COVID-19
6. Kebutuhan informasi

H. PEMBAHASAN
1. Pengetahuan tentang COVID-19
Menurut data yang telah didapat, hampir semua informan menyatakan
bahwa COVID-19 merupakan penyakit menular yang lebih bahaya dari flu
dan bantuk yang menyerang sistem pernafasan, sebagaimana yang
disampaikan oleh informan 1, 2, dan 4. Sedangan informan 3 dan 5
mengatakan bahwa COVID-19 bisa mengakibatkan kematian. Corona
virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan. Manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi
saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan
Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini
terutama menyebar di antara orang- orang melalui tetesan pernapasan dari
batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan
plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga
hari,atau dalam aerosol selama tiga jam. Virus ini juga telah ditemukan di
feses, tetapi hingga Maret 2020 tidak diketahui apakah penularan melalui
feses mungkin, dan risikonya diperkirakan rendah (Kementrian Dalam
Negeri, 2020)
2. Dampak psikologis yang dirasakan
Dari data yang didapatkan hampir kelima informan mengalami kecemasan.
(apa saja dampak psikokogis yag dialami keluarag)
3. Persiapan pencegahan penularan COVID-19
Dari data yang didapatkan, semua informan mempersiapkan diri dan
keluarga yang pertama dilakukan yaitu dengan memakai masker. (materi
jurnal penelitian yang mendudkung nik masker ki iso menekan anka
penularan cvd)
4. Implementasi pencegahan penularan COVID-19
Dalam daftar pertanyaan mini risetini telah disediakan check box beberapa
langkah pencegahan penularan COVID-19, sebagai berikut;

a. Menggunakan masker ketika keluar rumah


b. Melakukan jaga jarak ketika berada di tempat umum

c. Menutup mulut dan hidung ketika bersin dan batuk


d. Tidak sering menyentuh area wajah, terutama; hidung, mulut dan mata
e. Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer
f. Tidak melakukan kontak dengan keluarga setelah keluar dari rumah
sebelum mandi
g. Membersihkan gadget dan barang lain yag sering dibawa ke luar
rumah
h. Melakukan desinfeksi area rumah secara berkala
i. Berjemur di pagi hari
j. Makan makanan bergizi
k. Berolahraga
l. Selalu berfikir poitif dan bahagia

Hasil dari akumulasi data tersebut menunjukan bahwa 3 informan


melakukan 11 dari 12 langkah pencegahan penularan. Sedangkan satu
informan yaitu informan 2 hanya melakukan 9 dari 12 langkah pencegahan
penularan COVID-19

5. Kendala implementasi pencegahan penularan COVID-19


Tiga dari 5 informan menyampaikan bahwa banyanya berita bohong atau
hoax dan razim-razim tertentun yang memanfaatkan keadaan. Dilansir dari
KBBI bahwa hoaks merupakan berita bohong atau berita yang
menyesatkan. Biasanya hoaks diciptakan dengan unsur SARA, akan tetapi
di masapandemi seperti ini sering beredar berita hoaks seputar kesehatan
dan teori konspirasi. Informan 2 menyebutkan bahwa dirinya maupun
keluarganya belum bisa konsisten menjalankan pecegahan penularan.
Informan 4 menyatakan kesulitan untuk selalu dirumah sedangkan
pekerjaannya harus di luar rumah. Informan 5 menyatakan bahwa fasilitas
yang tidak memadai pun menjadi hambatan dalam pelaksanaan
pencegahan penularan COVID-19.
6. Kebutuhan informasi
(Tambahi/diringkes)Secara garis besar para informan membutuhkan
informasi mengenai pandemi COVID-19 yang valid, mudah dipahami, dan
bermuatan positif. Karena berita yang bohong akan menyesatkan
seseorang dalam pemahaman akan pandemi. Berita atau informasi yang
bermuatan positif dan sederhana tentunya akan mengurangi kecemasan
sekaligus mempermudah seseorang dalam memahami informasi tersebut,
mengingat tidak semua yang menerima informasi bisa membaca dan
memahami dengan baik isi dari informasi tersebut.

I. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dari mini riset ini dapat memberikan beberapa
gambaran mengenai pengalaman pengetahuan keluarga dalam melaksanakan
pencegahan penularan COVID-19 dengan simpulan sebagai berikut:
Semua informan sependapat bahwa COVID-19 merupakan penyakit
yang berasal dari China disebabkan virus yang menyerang sistem pernafasan
dengan komplikasi terparah yaitu kematian. Pada masa pandemi ini semua
informan mengalami kecemasan yang diartikan sebagai rasa khawatir, was-
was dan takut karena semua daerah terdapat cluster di lingkungannya yang
tentunya dapat menularkan virus tersebut kepada dirinya maupun
keluarganya. Para keluarga umumnya sudah menyiapkan diri dengan baik
yaitu dengan belajar mencuci tangan dan memakai masker kain serta menjaga
kebersihan yang kemudian menjadi langkah-langkah pencegahan penularan
COVID-19 yang paling mudah diimplementasikan di kehidupan sehari- hari.
Hambatan yang sering dirasakan adalah adanya berita Hoax yang bisa saja
menyesatkan pengetahuan bahkan perilaku kesehatan yang saat ini harus
dilakukan. Terakhir, kebutuhan informasi para informan adalah informasi
mengenai pandemi COVID-19 yang valid, mudah dipahami, dan bermuatan
positif.
J. REFRENSI

Adisasmito, W. Pedoman penanganan cepat medis dan kesehatan masyarakat


COVID-19 di Indonesia, gugus tugas percepatan penanganan
COVID-19 di Indonesia, Permenkes 9 tahun 2020.

KEMENDAGRI, (2020). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19


bagi Pemerintah Daerah Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis,
dan Managemen. Jakarta

Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pencegahan Pengendalian Coronavirus


Disease (Covid 19).

Oktavera.A &Bernadetha. (2020). Ketentuan Pelaksanaan Work From Home


di Tengah Wabah Corona. Hukum online.com Jumat 3 Maret 2020.

Pelatnas DPKJS. (2020). Kiat Orang Sehat Melawan Corona. IPKJI

Yuliani.(2020). Corona Virus Desease(Covid-19) : Sebuah Tinjauan


Lietratur. Wellness and Healthy Magazine.Vol.2 no.1.2020, p.187-
192.ISSN.2655- 9951(pint),ISSN 2656-0062 (online).

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdJbmpKwWuBcGn-_ScrN-
0tJWfoMkEQEm2oH8ywdlkuw8AT5g/viewform?usp=sf_link

https://www.kompas.com/covid-19

https://corona.jatengprov.go.id

https://www.diskes.baliprov.go.id/ayo-kita-lakukan-cuci-tangan-pakai-sabun-ctps-
sebagai-salah-satu-upaya-pencegahan-covid19/

https://rsupsoeradji.id/pentingnya-sebuah-masker-saat-pandemi-covid-19/

https://www.alodokter.com/virus-corona

Anda mungkin juga menyukai