Anda di halaman 1dari 4

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

Persepsi Remaja terhadap Vaksinasi COVID-19 di Kota Depok : Studi


Kualitatif

Disusun Oleh :
Ilma Adilla Syahida
04021281924030
Reguler A 2019

Dosen Pengampu :
Jum Natosba, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Mat

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) China National Representative Office pertama kali
melaporkan kasus pneumonia dengan etiologi yang tidak diketahui di Wuhan, Provinsi
Hubei, China pada 31 Desember 2019. Pada 7 Januari 2020, pneumonia yang tidak diketahui
penyebabnya tersebut dikategorikan sebagai virus corona jenis baru atau Corona Virus
Disease-2019 (COVID-19) (Liang et al., 2020).

Pandemi global COVID-19 pertama kali diumumkan pada 11 Maret 2020, menandakan
bahwa virus tersebut telah menginfeksi banyak orang di berbagai negara (World Health
Organization, 2020). Pada tahun 2020, jutaan orang akan jatuh sakit dan meninggal akibat
penyakit ini setiap hari.

Indonesia juga menjadi salah satu negara yang terkonfirmasi COVID-19. Pada 2 Maret
2020, Indonesia melaporkan 2 kasus terkonfirmasi COVID-19 yang pertama kali terdeteksi di
Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Berawal dari kasus tersebut, jumlah kasus masyarakat
Indonesia yang terinfeksi virus corona semakin bertambah setiap harinya. Menurut data
WHO, total kasus COVID-19 di Indonesia per tanggal 26 Oktober 2021 adalah sebesar
4.241.090 kasus dan kematian sebesar 143.270 kasus.

Vaksin COVID-19 merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melawan
dan menangani COVID-19 yang sedang terjadi saat ini. Tujuan dari vaksinasi COVID-19
adalah untuk mengurangi penyebaran COVID-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian
yang disebabkan oleh COVID-19, mencapai kekebalan dan melindungi masyarakat dari
COVID-19, sehingga dapat menjaga masyarakat dan perekonomian (Kemenkes RI Dirjen
P2P, 2020). Meski begitu, tidak bisa dipungkiri masih banyak kelompok masyarakat yang
menolak vaksinasi. Kelompok yang menolak divaksinasi memiliki alasan penolakan yang
beragam, mulai dari masalah kesehatan hingga alasan agama, serta tidak sedikit pula yang
terpengaruh oleh konspirasi dan stigma buruk yang beredar di masyarakat. Berawal dari
kepedulian terhadap kesehatan, terdapat beberapa kelompok masyarakat dengan latar
belakang yang berbeda-beda sehingga keputusan yang dibuat pun berbeda-beda. Tidak
sedikit masyarakat yang menolak akibat adanya informasi tidak valid seperti peningkatan
kematian atau korban akibat vaksin. Hal ini disebabkan karena dikhawatirkan tubuh tidak
pandai menangani vaksin dan justru akan menyerang orang yang telah divaksinasi yang
berujung pada penyakit dan kematian (Enggar Furi H, 2020).

Faktanya vaksin tidak hanya melindungi mereka yang melakukan vaksinasi namun juga
melindungi masyarakat luas dengan mengurangi penyebaran penyakit dalam populasi.
Pengembangan vaksin yang aman dan efektif sangat penting dilakukan karena diharapkan
dapat menghentikan penyebaran dan mencegah penyebaran penyakit di masa mendatang.

Hal ini kemudian menimbulkan kekhawatiran masyarakat tentang efek samping atau
dampak vaksin terhadap para pemberi vaksin (Pranita, 2020). Sehingga persepsi dan sikap
masyarakat menjadi tolak ukur kesadaran masyarakat. Penyebaran informasi yang salah atau
tidak valid akan mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap pemerataan vaksinasi COVID-
19.

Penyebaran informasi yang salah ini juga dapat berdampak buruk bagi anggota keluarga
yang masih anak-anak dan anak usia remaja. Kekeliruan orangtua dalam menyikapi
intervensi vaksinasi COVID-19 secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kesiapan
anak untuk memulai kembali aktivitas di luar rumah dan hal ini juga akan berdampak pada
sulitnya lingkungan mencapai herd immunity di lingkungan anak-anak terutama anak usia
remaja.

Penelitian mengenai persepsi remaja terhadap vaksin COVID-19 di Kota Depok


sebelumnya belum pernah dilakukan. Perhatian masyarakat terutama remaja terhadap vaksin
COVID-19 dan maraknya penyebaran berbagai informasi palsu dan misinformasi di
masyarakat menjadi dasar kajian untuk mengetahui persepsi remaja terhadap vaksin COVID-
19 di Kota Depok.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah,
“Bagaimana Persepsi Remaja terhadap Vaksinasi COVID-19 di Kota Depok?”

Sumber :

Enggar Furi H. (2020). Vaksin dan Pandemi Covid-19, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Budaya. Available at: https://fpscs.uii.ac.id
Kemenkes RI. Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor
HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Jakarta: Kemenkes RI;
2021.

Liang M, Gao L, Cheng C, Zhou Q, Uy JP, Heiner K, Sun C. Efficacy of face mask in
preventing respiratory virus transmission: A systematic review and meta-analysis. Travel
Med Infect Dis. 2020 Jul-Aug;36:101751. doi: 10.1016/j.tmaid.2020.101751.

Pranita, E. (2020). Alasan Tak Perlu Khawatir Uji Klinik fase 3 Vaksin Covid-19.
Kompas.com.

World Health Organization. (2020). Coronavirus disease 2019 ( COVID-19 ). (Maret).

Anda mungkin juga menyukai