Anda di halaman 1dari 4

Mata Kuliah Metodologi Penelitian

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN KADAR HbA1c


PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Disusun Oleh :
Nama : Ilma Adilla Syahida
NIM : 04021281924030
Kelas : Reguler A 2019

Dosen Pengampu :
Dhona Andhini, S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021
1.1. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit metabolik endokrin yang kronik
progresif atau menahun, serta mempengaruhi metabolisme glukosa, lemak, dan protein (Nair
& Peate, 2013). Diabetes melitus ditandai oleh hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin,
kerja insulin, atau terjadi karena keduanya (American Diabetes Association, 2012).
Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi dua, yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM tipe
2 merupakan DM yang terjadi akibat adanya gangguan autoimun. Pada DM tipe ini, antibodi
yang seharusnya melindungi tubuh terhadap infeksi dan zat asing akan menyerang sel tubuh
itu sendiri, sel tubuh yang diserang disebut dengan sel beta pankreas. DM tipe 2
menyumbang sekitar 90-95% dari keseluruhan kejadian diabetes melitus (Grossman & Porth,
2014).
Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2020, Indonesia
menempati urutan ketujuh dari 10 negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi, dimana
jumlah pasien DM mencapai 18 juta, hal ini menunjukkan bahwa prevalensi kasus DM
meningkat sebanyak 6,2% dibandingkan dengan tahun 2019 (International Diabetes
Federation, 2020).
Peningkatan prevalensi DM berhubungan dengan faktor risiko yang dikelompokkan
menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Dalam hal ini faktor risiko terbesar yang dialami oleh
penduduk Indonesia adalah obesitas dengan prevalensi sebesar 15,4% dan overweight dengan
prevalensi sebesar 13,5% (Riskesdas, 2018).
Gejala klinis pada pasien DM berhubungan dengan hiperglikemia. Terjadinya
hiperglikemia ini menimbulkan tanda dan gejala seperti nafsu makan meningkat, rasa haus
berlebih, keinginan buang air kecil meningkat pada malam hari, penurunan berat badan, serta
kelelahan (Grossman & Porth, 2014). Gejala klinis dan komplikasi yang terjadi akan
mempengaruhi kualitas tidur pasien DM. Kurangnya waktu tidur adalah faktor risiko yang
sering diabaikan tetapi signifikan untuk diabetes tipe 2. Durasi tidur yang singkat dan
berkelanjutan mengakibatkan kenaikan kadar glukosa darah karena penurunan kadar insulin
(hormon yang mengatur gula darah) yang dilepaskan dalam tubuh dan meningkatnya kadar
kortisol. Umumnya, penderita penyakit DM merasakan ketidaknyamanan akibat dari gejala
klinis penyakit tersebut. Gejala klinis dan kondisi yang dimaksud ialah poliuria, polidipsi dan
polifagia, nokturia, neuropati diabetik, hipertensi, stroke, depresi, obstruktive sleep apnea,
dan restless leg syndrome (Surani, Brito, & Ghamande, 2015).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Bella B et al di dr. RSUP Mohammad Hoesin pada
2017 menunjukkan adanya hubungan antara kadar HbA1c DM tipe 2 dengan kualitas tidur.
Berdasarkan penelitian Rajendran A et al di Rumah Sakit Sri Ramachandra, India Selatan,
didapat hasil sebesar 69% pasien DM tipe-2 yang memiliki kualitas tidur yang buruk.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tentero IN et al, terdapat hubungan antara DM
tipe-2 dengan kualitas tidur pada pasien Rumah Sakit Umum Pancara Kasih GMIM Manado.
Penelitian dari Destiani, AB dan Chondro F menyatakan tidak ada hubungan antara kadar
hemoglobin A1c dengan kualitas tidur pada pasien diabetes mellitus tipe-2. Penelitian dari
Wirawan N et al menyatakan tidak ada hubungan kualitas tidur dan HbA1C pada pasien
lanjut usia di poliklinik penyakit dalam RSUP Sanglah.
Penelitian sebelumnya sudah dilakukan di Indonesia yaitu tentang kualitas tidur pada
pasien DM tipe 2, namun sejauh yang peneliti ketahui belum ada penelitian yang secara
spesifik menganalisis hubungan antara kada HbA1c dengan kualitas tidur pada pasien DM
tipe 2 di RS Muhammadiyah Palembang. Pada penelitian ini, kualitas tidur akan diukur
dengan PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) untuk menganalisis kualitas tidur selama satu
bulan dan data kadar gula darah akan dikumpulkan dengan melihat hasil pemeriksaan kadar
HbA1c yang terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program
(NGSP). Penelitian ini akan dilakukan di poli penyakit dalam khususnya poli endokrin RS
Muhammadiyah Palembang.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RS Muhammadiyah Palembang
didapat jumlah data penderita DM pada tahun 2019 dan 2020 sebanyak 891 dan 808
penderita, serta didapatkan bahwa hampir semua pasien DM tipe dua mengeluh sering
mengalami gangguan tidur dan 10 diantaranya memiliki kadar HbA1c > 6,5%. Berdasarkan
fenomena tersebut, peneliti ingin mengetahui adakah hubungan kualitas tidur dengan kadar
HbA1C pada pasien DM Tipe 2 di RS Muhammadiyah Palembang.

1.2. Tujuan Penelitian


1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan kadar
HbA1C pada penderita DM tipe 2 di RS Muhammadiyah Palembang.
1.2.2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
a) Mengetahui gambaran karakteristik responden (Jenis kelamin, usia, pendidikan dan
pekerjaan) pasien DM tipe 2.
b) Mengetahui gambaran kualitas tidur pada pasien DM tipe 2.
c) Mengetahui gambaran kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2.
d) Mengidentifikasi hubungan antara kadar HbA1c responden dengan kualitas tidur pada
pasien DM tipe 2.

1.3. Manfaat Penelitian


1.3.1. Bagi Pelayanan Keperawatan dan RS Muhammadiyah Palembang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi pengetahuan dan sebagai
masukan kepada tenaga kesehatan terutama perawat, agar dapat memberikan edukasi terkait
manajemen DM tipe 2 terhadap peningkatan kualitas tidur dengan cara mengontrol gula
darah dengan baik.
1.3.2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan perawat dan sebagai masukan
untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien DM tipe 2.
1.3.3. Bagi Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah data dan kepustakaan untuk penelitian
keperawatan selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kualitas tidur dan
manajemen kontrol gula darah pasien DM tipe 2.

Anda mungkin juga menyukai