Anda di halaman 1dari 9

ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No.

1 (September, 2022)

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN


KEPATUHAN MINUM OBAT DI RSUD ULIN BANJARMASIN
(Relationship Of Quality Of Life Of Type 2 Diabetes Mellitus Patients With Medicine
Compatibility In Ulin Hospital Banjarmasin )

(Submited : 9 Juli 2022 , Accepted : 30 September 2022)

Lutfianada Hasanah1, Herda Ariyani2, Dedi Hartanto3

Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Kalimantan


Selatan, Indonesia

Email: ariyaniherda29@gmail.com

ABSTRAK

Penyakit diabetes melitus (DM) tipe 2 menjadi penyebab hingga 70-80% resiko komplikasi dan kematian
jika tidak ditangani dengan baik. Keberhasilan suatu pengobatan sangat dipengaruhi oleh kepatuhan
penderita DM. Salah satu faktor kegagalan kontrol glukosa darah pasien DM adalah ketidakpatuhan yang
dapat berdampak pada kompikasi penyakit ini dan bisa berujung pada kematian. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kualitas hidup dan kepatuhan, serta hubungan kualitas hidup dan kepatuhan minum obat
pasien DM tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 Mei 2022-18 Juni 2022. Teknik pengambilan sampel menggunakan
total sampling dengan jumlah sampel yang diambil sebesar 48 orang. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner ARMS dan EQ-5D. Analisis data bivariat menggunakan uji fisher exact. Hasil penelitian
mayoritas kualitas hidup pasien DM tipe 2 dalam kategori ada beberapa masalah sebesar 44 orang
(91,7%), sedangkan tingkat kepatuhan pasien dalam kategori sedang sebesar 46 orang (95,8%). Analisis
statistik menunjukkan ada hubungan antara kepatuhan dengan kualitas hidup (p-value = 0,005).

Kata kunci : Diabetes Melitus Tipe 2, Kepatuhan, Kualitas Hidup

ABSTRACT

Diabetes mellitus (DM) type 2 causes up to 70-80% of the risk of complications and death if not treated
properly. The success of a treatment is strongly influenced by the compliance of DM patients. One of the
factors in the failure of blood glucose control in DM patients is non-compliance which can have an impact
on the complications of this disease and can lead to death. This study aims to determine the quality of life
and adherence, as well as the relationship between quality of life and adherence to medication for type 2
DM patients at Ulin Hospital Banjarmasin. The research design used was cross sectional. This research
was conducted on 18 May 2022-18 June 2022. The sampling technique used total sampling with a total
sample of 48 people. The instruments used were the ARMS and EQ-5D questionnaires. Bivariate data
analysis using Fisher exact test. The results of the study were that the majority of the quality of life of
patients with type 2 DM in the category of having several problems were 44 people (91.7%), while the level
of patient compliance in the moderate category was 46 people (95.8%). Statistical analysis showed that
there was a relationship between adherence and quality of life (p-value = 0.005).

Keywords : Type 2 Diabetes Mellitus, Compliance, Quality of Life

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 581
ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No. 1 (September, 2022)

PENDAHULUAN pengobatan diabetes mellitus kala ini masih


Jumlah pasien diabetes melitus di seluruh menjadi problem yang relatif krusial pada
dunia menurut data International Diabetes pengelolaan diabetes mellitus. Beberapa studi
Federation (IDF) hingga tahun 2045 jumlah melaporkan bahwa taraf kepatuhan penderita
penderita meningkat yang diperkirakan akan diabetes melitus tipe 1 berkisar antara 70-83%
mencapai 700 juta orang. Proporsi diabetes sedangkan diabetes melitus tipe 2 lebih kurang
melitus meningkat sebanyak 79% orang di negara 64-78%. taraf kepatuhan pasien diabetes mellitus
berpenghasilan rendah dan menengah (IDF et al, tipe 2 lebih praktis di bandingkan diabetes melitus
2020). IDF memprediksikan diabetes mellitus tipe 1 bisa di sebabkan oleh regimen terapi yang
akan menepati urutan ketu juh kematian dunia biasanya bersifat kompleks serta polifarmasi, dan
pada tahun 2030. Sejak Tahun 1980 terjadi dampak samping obat yang muncul selama
peningkatan dua kali lipat penderita diabetes di pengobatan (Bulu et al, 2019).
dunia yatu dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi
orang dewasa, hal ini juga merupakan indikator Diabetes melitus pula sebagai penyakit yg tak
peningkatan obesitas pada beberapa dekade ini bisa disembuhkan yang mengakibatkan
(Ogurtsova et al., 2017). Prevalensi diabetes di pengelolaan serta perawatan yang tepat menjadi
Indonesia menempati urutan ketujuh tertinggi di sangat krusial supaya kualitas hidup pasien
dunia setelah China, India, USA, Brazil, Rusia terpelihara dengan baik.disembuhkan yang
dan Mexico (Megawati et al, 2020). Penulisan mengakibatkan pengelolaan serta perawatan
kutipan dapat dilakukan pada awal kalimat yang sempurna menjadi sangat penting supaya
dengan yaitu dengan menuliskan nama penulis kualitas hidup pasien terpelihara dengan baik
tanpa tanda kurung dengan hanya tahun yang (Mutmainah et al, 2020).
ditulis dalam tanda kurung (2009) yang
dilanjutkan dengan pernyataan dari isi kutipan itu Ketika menjalani kehidupan yang sebagai
sendiri. Sebagai contoh penulis satu (2015) penderita diabetes melitus bisa berdampak
menyatakan bahwa sebuah teori adalah valid. negatif kepada kualitas hidup penderita, entah
Sedangkan aturan penulis yang lebih dari satu ada ataupun tidak adanya komplikasi. Perlu
tetap merujuk pada keterangan awal. adanya pengukuran kualitas hidup, terkhusus
pada penderita DM disebabkan kualitas hidup
Prevalensi penderita diabetes melitus yang ialah salah satu goals utama perawatan. DM ialah
sudah didiagnosis dokter sesuai data Riset penyakit yang tak bisa disembuhkan, pengurusan
Kesehatan Dasar tahun 2018 sebanyak 1,5%. serta perawatan khusus diperlukan untuk
Prevalensi tertinggi ditemukan pada wilayah penyakit DM, harus tepat dan cermat guna
Provinsi DKI Jakarta (2,6%), Yogyakarta (2,4%), kualitas hidup pasien DM terjaga dengan baik,
Kalimantan Timur (2,3%), dan Sulawesi Utara hingga pasien tersebut bisa mempertahankan
(2,3%) sedangkan terendah ada pada Provinsi rasa nyaman sertan sehat. Kualitas hidup yang
Nusa Tenggara Timur sebanyak (0,6%) rendah dapat memperparah komplikasi bahkan
(Kemenkes RI, 2018). Prevalensi penderita bisa menimbulkan kejadian tidak diinginkan
diabetes melitus di Kalimantan Selatan berada seperti cacat atau meninggal (Khoiroh & Audia,
pada urutan ke-13 dari semua provinsi yaitu 2018).
sebanyak (1,3%) (Kemenkes RI, 2018). Jumlah
penderita diabetes melitus di Provinsi Kalimantan EQ-5D merupakan salah satu acuan
Selatan tahun tahun 2018 sebesar 21.004 orang keberhasilan pengobatan/terapi, salah satunya
sedangkan tahun 2019 terjadi peningkatan instrumen untuk mengukur kualitas hidup yang
sebanyak 57.860 orang. pada kabupaten/kota bisa digunakan untuk mengukur kulitas hidup.
jumlah terbanyak penderita diabetes melitus Perhitungan indek EQ-5D menggunakan
tahun 2019 ada pada Kota Banjarmasin sebesar kalkulator khusus yang dikembangakan oleh
20.154 orang sedangkan 2 penderita diabetes Euroqol How to Use EQ-5D, EuroQol Research
melitus terkecil ada pada Kabupaten Tanah Foundation yang bertujuan menghitung skor
Bumbu sebesar 736 orang (Dinkes, 2020). kualitas hidup berdasarkan 5 dimensi yaitu :
Kemampuan Berjalan / Bergerak, Perawatan Diri,
Salah satu faktor yang berperan di kegagalan Kegiatan Yang Biasa Dilakukan, Rasa Kesakitan/
pengontrolan glukosa darah pasien diabetes Tidak Nyaman, Rasa Cemas/ Depresi. Kelebihan
mellitus ialah ketidakpatuhan pasien terhadap dari kuesioner EQ-5D adalah jumlah
pengobatan. Ketidakpatuhan terhadap pertanyaannya yang sedikit, akan tetapi

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 582
ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No. 1 (September, 2022)

kuesioner ini mampu menggambarkan aspek Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dari
kualitas hidup pasien secara komprehensif penelitian ini antara lain :
(Susanto et al, 2018). Kriteria inklusi :
a. Pasien DM tipe 2 rawat jalan di RSUD Ulin
Ketercapaian sebuah rangkaian pengobatan Banjarmasin
sangat ditentukan oleh ketaatan pasien DM saat b. Pasien yang sebelumnya telah mendapatkan
menjaga kesehatannya. Ketika pasien melakukan obat anti diabetes oral
perilaku patuh dengan baik, pengobatan bisa c. Pasien dengan atau tanpa penyakit penyerta
berjalan maksimal serta mutu kesehatan bisa d. Bersedia menjadi responden
tetap dirasakan. Oleh karena itu jika penderita
diabetes melitus tak memiliki pemahaman diri Kriteria eksklusi :
buat bersikap patuh maka hal tadi bisa a. Tidak bersedia menjadi responden
mengakibatkan kegagalan pada pengobatan yang
b. Pasien wanita hamil
menjadikan pada menurunnya kesehatan.
Bahkan dampak ketidakpatuhan menjaga HASIL DAN PEMBAHASAN
kesehatan bisa berdampak pada komplikasi A. Karakteristik Subjek Penelitian
penyakit DM serta bisa berujung kematian
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 18 Mei
(Khoiroh & Audia, 2018).
2022 sampai dengan 18 Juni 2022 dengan
menggunakan teknik total sampling, didapatkan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jumlah sampel atau responden dalam riset ini
kuesioner ARMS dapat memberikan pemahaman
sebesar 48 penderita DM tipe 2 yang menjalani
yang lebih baik agar patuh terhadap intervensi
rawat jalan di RSUD Ulin Banjarmasin.
yang disesuaikan untuk penderita yang
Pengumpulan data menggunakan kuesioner
berperilaku tidak patuh; itu bisa mengidentifikasi
untuk mengukur kualitas hidup dan kepatuhan
berbagai hambatan / masalah dalam perilaku
minum obat.
minum obat (Mayberry et al, 2013). Kuesioner
ARMS telah diuji validitas dengan uji Pearson 1. Karakteristik Sosiodemografi Pasien
Correlation dan realibilitasnya dengan uji Diabetes Melitus Tipe 2
Reliability Cronbach’s Alpha. Sampel yang
digunakan berjumlah 121 pasien dengan penyakit Tabel 1 Karateristik sosiodemografi Diabetes
kronis dengan memiliki nilai r lebih dari 0,179 (r Melitus Tipe 2
tabel). Hasil uji Pearson Correlation Karakteristik F %
menunjukkan bahwa nilai r (r hitung) dari semua Jenis Kelamin
1 Laki-laki 17 35.42
pertanyaan lebih dari nilai r tabel sehingga semua 2 Perempuan 31 64.58
perntanyaan dinyatakan valid. Hasil uji Reliability Umur
Cronbach’s Alpha menunjukkan nilai 0,788 yang 1 25 Tahun – 35 Tahun 2 4.16
2 36 Tahun – 45 Tahun 6 12.5
melebihi batas nilai reliabilitas 0,7 sehingga 3 46 Tahun – 55 Tahun 23 47.92
semua pertanyaan pada kuesioner dinyatakan 4 56 Tahun – 65 Tahun 17 35.42
reliable (Hartanto et al., 2021). Pendidikan
1 SD/MI 6 12.5
2 SLTP/SMP/MTs 6 12.5
METODE PENELITIAN 3 SLTA/SMA/SMK/MA 22 45.83
Penelitian ini tentang hubungan kualitas hidup 4 Perguruan Tinggi 14 29.17
dan kepatuhan minum obat pasien diabetes Pekerjaan
1 ASN/PNS 7 14.58
melitus tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin. Jenis 2 Karyawan/Swasta 4 8.33
penelitian bersifat observasional analitik yaitu 3 Wiraswasta 11 22.92
pengambilan data dilakukan dengan pendekatan 4 Petani 3 6.25
5 Pedagang 5 10.42
cross sectional. Penelitian ini dilakukan di 6 Ibu Rumah Tangga 13 27.08
instalasi rawat jalan RSUD Ulin Banjarmasin 7 Pensiunan 5 10.42
dengan pengambilan subyek penelitian Status Pernikahan
menggunakan metode total sampling. Penelitian 1 Belum Menikah 6 12.5
2 Sudah Menikah 42 87.5
ini telah disetujui dan memperoleh surat Penghasilan
keterangan kelayakan etik penelitian dari Komisi 1 ≤1 Juta 8 16.67
Etik RSUD Ulin Banjarmasin dengan No.47/V- 2 > 1 juta-2,5Juta 15 31.25
3 >2,5 Juta-4 Juta 23 47.91
Reg Riset/RSDU/22. 4 >4Juta 2 4.17
Tinggal dengan keluarga

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 583
ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No. 1 (September, 2022)

1 1 orang 3 6.25 fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga


2 2 orang 15 31.25
3 3 orang 10 20.83
mengakibatkan meningkatnya gangguan toleransi
4 ≥4 Orang 20 41.67 glukosa yang memicu timbulnya DM (Mutmainah
Sumber: Data Primer Tahun 2022 et al., 2020).
Sebagian besar orang penelitian ini
Hasil dari tabel 1 diatas, berdasarkan mempunyai tingkat pendidikan
karateristik pasien diabetes mellitus tipe 2 di SLTA/SMA/SMK/MA, data Riskesdes (2018) juga
RSUD Ulin Banjarmasin didominasi jenis kelamin menunjukkan bahwa prevalensi DM pada pasien
perempuan sebanyak 31(64,58%), dengan umur yang tamat SLTA (1,6%) juga masuk dalam
46 Tahun-55 Tahun sebanyak 23(47.92%), kategori tinggi. Hal ini sejalan dengan hasil
pendidikan SLTA/SMA/SMK/MA sebanyak penelitian Katadi (2019) yang menunjukkan
22(45.83%), pekerjaan ibu rumah tangga mayoritas responden masuk dalam kategori
sebanyak 13(27,08%), status pernikahan sudah “tingkat pendidikan sedang” (sekolah menengah
menikah sebanyak 42 (87.5%), dengan pertama dan sekolah menengah atas) (46,4%).
penghasilan >2,5 Berdasarkan teori meningkat taraf pendidikan
Juta-4 Juta sebanyak 23 (47.91%),dan tinggal bisa meningkatkan pemahaman buat pencegahan
dengan keluarga ≥4 orang sebanyak 20 komplikasi kronis pada penderita DM tipe 2. Hal
(41.67%). ini membuktikan taraf pendidikan memiliki
Pada penelitian ini mayoritas penderita DM pengaruh terhadap gaya hidup sehat di
tipe 2 berjenis kelamin perempuan. Hasil ini juga pencegahan diabetes (Hakim, 2018). Walaupun
sesuai dengan data Riskesdes 2018, prevalensi pendidikan tidak memengaruhi kontrol glikemik
DM pada perempuan (1,8%) lebih tinggi secara langsung, pasien dengan taraf pendidikan
dibandingkan laki-laki (1,2%) (Kementerian tinggi mempunyai pengetahuan, perhatian, serta
Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Hal ini taraf kepatuhan yang lebih baik ketika melakukan
disebabkan secara fisik perempuan memiliki terapi yang sedang dijalaninya.
peluang yang lebih besar dalam penambahan Pekerjaan pasien DM tipe 2 dalam riset ini
IMT atau “indeks masa tubuh”. Sindroma siklus lebih banyak responden bekerja, dan kebanyakan
bulanan (premenstrual syndrome) dan responden berpenghasilan >2.5000.000-
pascamenopouse yang beresiko dalam 4.000.000. Pekerjaan yang dimiliki responden
pendistribusian lemak di tubuh sehingga mudah berkaitan dengan penghasilan yang di peroleh.
menumpuk akibat adanya proses hormonal Pendapatan yang banyak akan mempermuudah
tersebut berimbas menjadikan wanita memiliki pasien saat memenuhi biaya pengobatan, oleh
peningkatan resiko mengalami diabetes melitus karena itu bisa semakin cepat tertangani maka
tipe 2. Selain itu, perempuan memiliki faktor semakin baik pula kualitas hidup yang dimiliki.
resiko yang lebih besar terhadap DM daripada Hasil penelitian Efriliana (2018) menerangkan
laki-laki, terkhusus pada wanita yang mempunyai bahwa pasien DM merupakan mayoritas orang
riwayat diabetes gestasional atau riwayat partus yang bekerja sebab mereka susah untuk menjaga
bayi dengan berat 4 Kg keatas (Almasdy et al, pola makan sehingga mengkonsumsi sembarang
2015). Hal ini kemudian didukung oleh studi yang makanan (Kadoena et al., 2022).
dilakukan oleh Muthamainah (2020) yang Mayoritas penderita DM tipe 2 sudah menikah
menampakkan bahwa jenis kelamin responden dan tinggal bersama >4 orang anggota keluarga.
pasien DM tipe 2 lebih banyak terjadi pada wanita Status perkawinan akan membawa manfaat bagi
(58%) dibandingkan yang berjenis kelamin laki- kesehatan seseorang sebab akan menerima
laki (42%). perhatian dari pasangannya. eksistensi pasangan
Mayoritas penderita Diabetes Melitus tipe 2 yang selalu memberi dukungan akan membangun
berusia 46-55 tahun. Berdasarkan riset (Nanda et perasaan optimisme pasien merasa lebih optimis
al, 2018) pasien yang berusia 45 tahun ke atas dalaam menjalankan kehidupannya. Hal tadi akan
kebanyakan rentan terkena DM disebabkan oleh mensugesti segala faktor aspek di kualitas
adanya gangguan atau kelainan di organ hidupnya. eksistensi anggota famili pula
pankreasnya dan berimbas kepada diharapkan bisa membantu pasien saat
ketidakmampuan tubuh untuk mensekresi insulin menggunakan obat khususnya obat buat indikasi
dan menaikkan kadar glukosa (Kadoena et al., penyakit kronis yg perlu dikonsumsi pada jangka
2022). Usia berkaitan dengan kadar glukosa di waktu yang lama (Makkulawu et al, 2019).
dalam darah, seiring bertambahnya umur dapat
menyebabkan penurunan fungsi anatomis,

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 584
ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No. 1 (September, 2022)

2. Karakteristik Klinis Pasien Diabetes Melitus Hasil dari tabel 2 menurut data medis pasien
Tipe 2 DM tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin didominasi
lama berobat >2 Tahun sebanyak 32 (66,67%),
penyakit penyerta tidak ada sebanyak 27
Tabel 2 Karakteristik klinis pasien Diabetes Melitus
Tipe 2
(56,25%), jenis obat tunggal sebanyak 28
(58,33%), lama sakit <5 Tahun sebanyak 32
Karateristik Persentase
Frekuensi
(%) (66,67%), dengan riwayat keluarga tidak ada
Lama Berobat sebanyak 37 (77,08%), dan pelayanan kesehatan
1. ≤1 Tahun 6 12,5 BPJS sebanyak 47(97,92%). Pada hasil
2. ≤2 Tahun 10 20,83
3. >2 Tahun 32 66,67 penelitian ini menunjukkan pasien DM tipe 2 di
Penyakit Penyerta dominasi tidak mempunyai penyakit penyerta.
1. Ada 21 43,75 Meskipun responden memiliki penyakit penyerta
2. Tidak ada 27 56,25 seperti tekanan darah tinggi/“Hipertensi” tidak
Jenis Obat berpengaruh secara signifikan kepada kualitas
1. Tunggal 30 62,7 hidup, kecuali secara bersama-sama dengan
2. Kombinasi 18 37,3 komplikasi maka dapat mempengaruhi persepsi
Lama Sakit pasien terhadap kualitas hidupnya (Katadi et al,
1. <5 Tahun 32 66,67
2. ≥5 Tahun 16 33,33 2019).
Riwayat Keluarga Mayoritas penderita DM tipe 2 memiliki lama
1. Ada 11 22,92 sakit <5 tahun. Durasi atau lamanya menderita
2. Tidak Ada 37 77,08
DM tipe-2 ini tidak bisa mengklaim bahwa waktu
Pelayanan Kesehatan
1. BPJS 47 97,92 tadi mendeskripsikan saat yg sebenarnya
2. Umum 1 2,08 mengalami DM tipe-2, hanya saja pasien baru
Sumber: Data Primer Tahun 2022 mengetahui DM tipe-2 sesudah terjadinya
Tabel 3 Profil Pengobatan Responden Pasien komplikasi serta mendorong memaksa pasien
DM Tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin agar pergi ke rumah sakit (Lestari DT, 2013).
Nama Obat Frekuensi (n) Presentasi Dalam penelitian ini kebanyakan responden
(%) yang tak mempunyai riwayat keluarga menderita
Peresepan Tunggal
Acarbose 100mg 1 2,1 DM, orang yang mempunyai salah satu atau lebih
Acarbose 50mg 1 2,1 anggota keluarga yang menderita DM mempunyai
Glimepirid 2mg 3 6,3 kemungkinan 2 hingga 6 kali lebih besar buat
Glucovance 2,5/500 1 2,1
Metformin 500mg 20 41,7
menderita DM dibandingkan dengan orang-orang
Pioglitazon 20mg 1 2,1 yang tidak mempunyai anggota keluarga
Pioglitazon 30mg 3 6,3 menderita diabetes (Kekenusa et al., 2013).
Total 30 62,7
Peresepan Kombinasi
Berdasarkan tabel 3 sebanyak 30 pasien DM
Glikuidone 30mg + 1 2,1 tipe 2 (62,7%) menggunakan obat antidiabetik
piogliitazone 30mg peresepan tunggal dengan rincian jenis obat yang
Glimepirid 2mg + Galvus 1 2,1
50mg
digunakan adalah acarbose, glimepirid,
Glimepirid 2mg + 10 20,8 glucovance, metformin, dan pioglitazon dengan
metformin 500mg dosis yang berbeda masing-masing responden.
Glimepirid 2mg + 1 2,1
metformin 850mg
Sedangkan 18 pasien DM tipe 2 (37,3%) lainnya
Glimepirid 4mg + 1 2,1 menggunakan peresepan kombinasi, mayoritas
metformin 500mg obat antidiabetik yang digunakan adalah
Glimepirid 4mg + 1 2,1
metformin 850mg
kombinasi antara glimepirid dan metformin.
metformin 500mg + 1 2,1 Berdasarkan profil pengobatan menunjukan
acarbose 100mg pemberian resep obat antidiabetik pada pasien
metformin 500mg + 1 2,1
acarbose 50mg
DM tipe 2 yang paling banyak digunakan yaitu
metformin 500mg + 1 2,1 obat tunggal yang paling banyak digunakan
pioglitazon 20mg adalah metformin. Metformin merupakan obat
Total 18 37,3
Sumber: Data Primer Tahun 2022
pilihan utama monoterapi yang disarankan untuk
terapi yang merupakan biguanide yang memiliki
aktivitas yang mengurangi gluconeogenesis dan
meningkatkan pemanfaatan glukosa perifer (BNF
staff, 2011). Obat kombinasi 2 OHO yang banyak
digunakan yaitu metformin+glimepiride. Menurut

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 585
ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No. 1 (September, 2022)

ADA, gabungan antara 2 tipe antidiabetic drugs dapat mempengaruhi kualitas hidup diantaranya
mempunyai kontrol yang lebih baik pada gula asupan makanan, aktivitas fisik dan keadaan
darah penderita bila dibanding monoterapi, obesitas juga akan mempengaruhi kualitas hidup.
campuran kalangan biguanid serta sulfonilurea
ialah campuran yang sangat universal, sebab 4. Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus
sulfonilurea bisa memicu sekresi pankreas yang Tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin
hendak mengoptimalkan keefektifan biguanid
sehingga dampak kerjanya sama-sama Tabel 6 Tingkat Kepatuhan Responden Pasien DM
mendukung. Pemberian antidiabetic drugs Tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin
dengan 2 maupun 3 obat ini bertujuan guna Kategori Frekuensi Presentasi (%)
Rendah 0 0
menunjang kualitas hidup penderita serta Sedang 46 95,8
menggapai kadar gula darah yang ditargetkan Tinggi 2 4,2
(Gumantara et al., 2017). Sumber: Data Primer Tahun 2022

2. Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Berdasarkan tabel 6 hasil penelitian


Tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin menunjukkantingkat kepatuhan pasien DM tipe 2
mayoritas berada di tingkat “kepatuhan sedang”
Tabel 4 Kualitas Hidup Responden Pasien DM Tipe 2 yaitu 46 pasien (95,8%), sedangkan 2 pasien
di RSUD Ulin Banjarmasin memiliki tingkat kepatuhan tinggi (4,2%).
Kategori Frekuensi Presentasi
(%) Tabel 7 Tingkat Kepatuhan Berdasarkan Jenis Obat
Tidak Ada Masalah 4 8,3
Pasien DM Tipe 2
Ada Beberapa Masalah 44 91,7
Karakteristik Kepatuhan Sig
Sangat Ada Masalah 0 0
Tinggi (%) Sedang (%) Rendah
Sumber: Data Primer Tahun 2022
(%)
Jenis obat
Hasil dari tabel 4 berdasarkan kualitas hidup Tunggal 1 ( (3,3) 29 (96,7) 0 (0) 1.000
Kombinasi 1 (5,6) 17 (94,4) 0 (0)
pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Ulin Sumber: Data Primer Tahun 2022
Banjarmasin didominasi ada beberapa masalah
sebanyak 44(91,7%), dan Tidak ada Masalah Berdasarkan tabel 7 kepatuhan pasien DM tipe
sebanyak 4 (8,3%). 2 dengan kepatuhan sedang didominasi oleh
pasien yang jenis obatnya tunggal yaitu sebanyak
Tabel 5 Tingkat Kualitas Hidup Berdasarkan Jenis
29 (96,7%). Hasil uji fisher exact test diperoleh
Obat Pasien DM Tipe 2
Karakteristik Kualitas Sig nilai sig value sebesar 1.000. Karena nilai sig
hidup value > 0,05 sehingga tidak ada pengaruh
Tidak ada Ada Sangat kepatuhan dengan jenis obat. Hasil analisis jenis
masalah (%) masalah ada
(%) masalah obat terhadap kepatuhan didapatkan p-value
(%) 1.000 yang berarti jumlah obat tidak berpengaruh
Jenis obat terhadap kepatuhan minum obat pasien DM tipe
Tunggal 3 (10) 27 (90) 0 (0) 1.000
Kombinasi 1 (5,6) 17 (94,4) 0 (0) 2. Hal ini sejalan dengan penelitian Rohi (2020)
Sumber: Data Primer Tahun 2022 yang mengatakan jumlah obat tidak berpengaruh
terhadap kepatuhan minum obat. Kesadaran
Berdasarkan tabel 5 kualitas hidup pasien pasien sangat berpengaruh terhadap kepatuhan
DM tipe 2 dengan ada masalah didominasi oleh penggunaan obat. Jika tingkat kesadaran pasien
pasien yang jenis obatnya tunggal yaitu sebanyak rendah, maka tingkat kepatuhan penggunaan
27 (90%). Hasil uji fisher exact test diperoleh nilai obat cenderung rendah walaupun hanya
sig value sebesar 1.000, karena nilai sig value > menggunakan satu jenis obat dan satu frekuensi
0,05 sehingga tidak ada pengaruh kualitas hidup pemberian obat. Sebaliknya, jika tingkat
dengan jenis obat. kesadaran pasien tinggi tingkat kepatuhan
Hasil analisis jenis obat terhadap kualitas penggunaan obat cenderung tinggi pula walaupun
hidup didapatkan p-value 1.000 yang berarti menggunakan lebih dari lebih dari satu jenis obat
jumlah obat tidak berpengaruh terhadap kualitas dan satu frekuensi pemberian obat. Berdasarkan
hidup pasien DM tipe 2. Hal ini disebabkan penelitian yang dilakukan Najiha et al (2017)
karena kepatuhan pengobatan hanya merupakan menyatakan bahwa pasien yang mendapatkan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terapi tunggal tidak selalu lebih patuh dari pasien
perbaikan kualitas hidup. Adanya faktor lain yang yang mendapatkan terapi kombinasi, karena

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 586
ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No. 1 (September, 2022)

responden bosan harus mengkonsumsi obat sosial serta spiritual bisa mempengaruhi
setiap hari secara terus-menerus dalam jangka berpengaruh terhadap kualitas hidup (Kadoena et
waktu panjang serta takut efek samping obat. al., 2022).

5. Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Berdasarkan gambaran tingkat kepatuhan


Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 pasien Diabetes Melitus tipe 2 pada penelitian ini
di RSUD Ulin Banjarmasin yang memakai kuesioner ARMS mayoritas tingkat
kepatuhannya sedang. Hal ini dapat dipengaruhi
Tabel 8 Hubungan Kepatuhan dengan Kualitas Hidup oleh beragam faktor yang diketahui bahwa
Responden Pasien DM Tipe 2 di RSUD Ulin sebagian besar pasien mengatakan lupa minum
Kepatuhan Ada Tidak Ada Total p-value
Beberapa Masalah
obat, beberapa pasien juga ada yang pernah
Masalah kehabisan obat. Beragam alasan lain penderita
n (%) n (%) tidak patuh mengkonsusmi obat-obatan yaitu
Kepatuhan 44 (95,7) 2 (4,3) 46
Sedang (100%) 0,005
pasien berhenti minum obat karena merasa
Kepatuhan 0 (0%) 2 (100) 2 (100%) kondisinya sudah lebih sehat, pasien juga sering
Tinggi lupa minum obat yang seharusnya diminum lebih
Sumber: Data Primer Tahun 2022
dari sekali dalam sehari. Ketaatan melakukan
terapi obat merupakan salah satu aspek krusial
Kualitas hidup dengan “ada beberapa yang secara kokoh pengaruhi terkontrolnya gula
masalah” mayoritas di pasien DM tipe 2 yang darah. Kurangnya ketaatan menimbulkan kontrol
kepatuhannya sedang (95,7%) dibandingkan glikemik yang kurang baik, sehingga bisa
dengan pasien yang kepatuhannya tinggi. Hasil tingkatkan resiko terbentuknya bermacam
uji statistic dengan fisher exact test didapatkan “komplikasi kronik” (mikrovaskular serta
nilai p-value sebesar 0,005, apabila p-value <0,05 makrovaskular). Konsekuensinya mungkin
maka H0 ditolak, yang bermkna ada hubungan berdampak negatif bisa secara ekonomi, klinik,
antara kepatuhan dengan kualitas hidup pasien ataupun kualitas hidup penderita akibat dari
DM tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin. seringnya “relaps” dan “rehospitalisasi” (Katadi et
Hasil uji statistic dengan fisher exact test al., 2019).
diperoleh nilai p-value sebesar 0,005, karena nilai Hasil studi ini pula didukung dengan riset
p-value <0,05 maka H0 ditolak, sehingga ada lainnya yang dijalankan oleh Katadi (2019),
korelasi antara kepatuhan dengan kualitas hidup membuktikan ada korelasi yang signifikan antara
pasien DM tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin. kepatuhan pengobatan terhadap kualitas hidup
Pemahaman dalam diri pasien DM akan tingkah pasien Diabetes Mellitus tipe 2 (P=0,006), yang
laku yang baik merupakan pertanda pasien akan mana apabila kepatuhan pengobatan terus
patuh terhadap pengobatan yang diterima serta menaik maka kualitas kehidupannya juga menjadi
hal ini pula tentu saja akan berimbas terhadap semakin baik (Katadi et al., 2019). Riset ini juga
kualitas hidup (Kadoena et al., 2022). Menaikkan sejalan dengan yang dilakukan oleh Muthmainah
kualitas hidup ialah salah satu target terapi di (2020) yang menampilkan terdapat korelasi yang
pasien DM sehingga kualitas hidup sebagai signifikan antara kepatuhan dengan kualitas
perhatian krusial bagi penyelenggara jaminan hidup penderita DM tipe 2 di rumah sakit di Jawa
kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan Tengah (p-value 0,000). Riset Naufanesa (2020)
sebab bisa dijadikan acuan keberhasilan dari pula menampilkan terdapat korelasi yang
suatu aktivitas bahkan terapi yang diberikan signifikan antara kepatuhan penggunaan obat
kepada pasien DM. Beberapa faktor Berbagai dengan kualitas hidup pasien (p-value 0,001)
aspek misal psikologi, fungsi fisik, sosial serta (Naufanesa & Nurfadila, 2020).
spiritual bisa mempengaruhi berpengaruh
terhadap kualitas hidup (Katadi et al, 2019). KESIMPULAN
Menaikkan kualitas hidup ialah salah satu Berdasarkan hasil penelitian hubungan
target terapi di penderita DM sehingga kualitas kualitas hidup pasien DM tipe 2 dengan
hidup sebagai perhatian krusial bagi kepatuhan minum obat di RSUD Ulin
penyelenggara jaminan kesehatan serta pusat Banjarmasin, dapat disimpulkan bahwa :
pelayanan kesehatan sebab bisa dijadikan acuan 1. Kualitas Kualitas hidup pada pasien DM tipe 2
keberhasilan dari suatu aktivitas bahkan terapi di RSUD Ulin Banjarmasin didapatkan 91,7%
yang diberikan kepada pasien DM. Beberapa pada kategori “ada beberapa masalah” serta
faktor Berbagai aspek misal psikologi, fungsi fisik, 8,3% berada dalan kategori “tidak ada

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 587
ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No. 1 (September, 2022)

masalah”. tingkat kepatuhan pada pasien DM https://scholar.google.com/citations?user=JJ


tipe dua di RSUD Ulin Banjarmasin h5yfcAAAAJ&hl=id&oi=sra
didapatkan 95,8% pada kategori Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
“sedang” serta 4,2% dalam kategori “tinggi”. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara (RISKESDAS). Journal of Physics A:
kepatuhan minum obat dengan kualitas hidup Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–200.
pasien DM tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin. https://doi.org/10.1088/1751-
8113/44/8/085201
DAFTAR PUSTAKA Khoiroh, S.M., & Audia, Y. (2018). Hubungan
Bulu, A., Wahyuni, T. D., & Sutriningsih, A. Kepatuhan Diet dengan Kualitas Hidup
(2019). Hubungan antara Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah
Minum Obat dengan Kadar Gula Darah pada Kerja Puskesmas Juanda Samarinda. Jurnal
Pasien Diabetes Melitus Tipe II. Nursing Ilmu Kesehatan, 6(1), 76–83.
News, 4(1), 181–189. Lestari DT. (2013). Faktor-Faktor yang
IDF, Gumina, S., Candela, V., & Passaretti, D. mempengaruhi inisiasi insulin pada pasien
(2021). IDF Diabetes ATLAS. Rotator Cuff DM Tipe-2 di Rumah Sakit Daerah
Tear: Pathogenesis, Evaluation and Kabupaten Kudus. Universitas Indonesia.
Treatment, 87–90. Makkulawu, A., Setiadi, A. P., Rahardjo, T. B. W.,
https://doi.org/10.1007/978-3-319-33355- & Setiawan, E. (2019). Analisis Profil dan
7_11 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku
Hakim, D. L. (2018). Hubungan Tingkat Sosial Kepatuhan Pengobatan untuk Pasien
Ekonomi : Pendidikan, Penghasilan, Dan Diabetes Mellitus Lanjut Usia Profile
Fasilitas Dengan Pencegahan Komplikasi Analysis and Factors Affecting Adherence
Kronis Pada Penyandang Diabetes Melitus Behaviour of Medication in Elderly Abst.
Tipe 2 Di Surakarta. Universitas Jurnal Kefarmasian Indonesia, 9(2), 114–
Muhammadiyah Surakarta. 125.
Hartanto. D., Ariyani. H., Arief. Y.A., dan Alfian. R, Mayberry LS, Gonzalez JS, Wallston KA,
(2021) Adaptasi Dan Validasi Instrumen Kripalani S, Osborn CY. The ARMS-D out
Adherence To Refills And Medications Scale performs the SDSCA, but both are reliable,
(ARMS) Versi Indonesia Pada Penderita valid, and predict glycemic control. Diabetes
Hipertensi. Junal UMBJM. Universitas Res Clin Pract. 2013;102:96-104
Muhammadiyah Banjarmasin Megawati, F., Agustini, N. P. D., & Krismayanti, N.
Kadoena, N. A., Rumi, A., & Hardani, R. (2022). L. P. D. (2020). Studi Retrospektif Terapi
Hubungan Tingkat Kepatuhan Pasien Antidiabetik Pada Penderita Diabetes
Prolanis Diabetes Melitus Terhadap Kualitas Melitus Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum
Hidup Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Ari Canti Periode 2018. Jurnal Ilmiah
Fasilitas Kesehatan Primer Kota Palu Niluh. Medicamento, 6(1), 28–32.
Syntax Idea, 4(3), 1–13. Mutmainah, N., Al Ayubi, M., & Widagdo, A.
Katadi, S., Andayani, T. M., & Endarti, D. (2019). (2020). Kepatuhan dan Kualitas Hidup
Hubungan Kepatuhan Pengobatan Dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah
Outcome Klinik Dan Sakit di Jawa Tengah. Pharmacon: Jurnal
Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe Farmasi Indonesia, 17(2), 165–173.
2. Jurnal Manajemen Dan Pelayanan https://doi.org/10.23917/pharmacon.v17i2.12
Farmasi (Journal Of 281
Management And Pharmacy Practice), 9(1), Naufanesa, Q., & Nurfadila, S. (2020).
19. Https://Doi.Org/10.22146/Jmpf.42927 Kepatuhan Penggunaan Obat Dan Kualitas Hidup
Kekenusa, J. S., Ratag, B. T., & Wuwungan, G. Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Islam
(2013). Analisis Hubungan Antara Umur Dan Jakarta Compliance With Medicines and Quality
Riwayat Keluarga Menderita Dm Dengan of Life of Diabetes Mellitus Patients At Islamic
Kejadian Penyakit Dm Tipe 2 Pada Pasien Hospital ,. Media Farmasi, 17(2), 60–71.
Rawat Jalan Di Poliklinik Penyakit Dalam Blu Ogurtsova, K., da Rocha Fernandes, J. D Huang,
Rsup Prof. Dr. R.D Kandou Manado. Journal Y., Linnenkamp, U., Guariguata, L., Cho, N.
Kesmas Universitas Sam Ratulangi Manado, H., & Makaroff, L. E. (2017). IDF Diabetes
2(1), 1–6. Atlas: Global estimates for the prevalence of

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 588
ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No. 1 (September, 2022)

diabetes for 2015 and 2040. Diabetes Untuk Mengukur Kualitas Hidup Pasien
Research and Clinical Practice, 128, 40–50. Hemodialisa Gagal Ginjal Kronik. Jurnal Ilmiah
Susanto, Y., Alfian, R., Rahim, Z., & Karani. Manuntung, 4(1), 41–47.
(2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
EQ-5D Bahasa Indonesia

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 589

Anda mungkin juga menyukai