1 (September, 2022)
Email: ariyaniherda29@gmail.com
ABSTRAK
Penyakit diabetes melitus (DM) tipe 2 menjadi penyebab hingga 70-80% resiko komplikasi dan kematian
jika tidak ditangani dengan baik. Keberhasilan suatu pengobatan sangat dipengaruhi oleh kepatuhan
penderita DM. Salah satu faktor kegagalan kontrol glukosa darah pasien DM adalah ketidakpatuhan yang
dapat berdampak pada kompikasi penyakit ini dan bisa berujung pada kematian. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kualitas hidup dan kepatuhan, serta hubungan kualitas hidup dan kepatuhan minum obat
pasien DM tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 Mei 2022-18 Juni 2022. Teknik pengambilan sampel menggunakan
total sampling dengan jumlah sampel yang diambil sebesar 48 orang. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner ARMS dan EQ-5D. Analisis data bivariat menggunakan uji fisher exact. Hasil penelitian
mayoritas kualitas hidup pasien DM tipe 2 dalam kategori ada beberapa masalah sebesar 44 orang
(91,7%), sedangkan tingkat kepatuhan pasien dalam kategori sedang sebesar 46 orang (95,8%). Analisis
statistik menunjukkan ada hubungan antara kepatuhan dengan kualitas hidup (p-value = 0,005).
ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) type 2 causes up to 70-80% of the risk of complications and death if not treated
properly. The success of a treatment is strongly influenced by the compliance of DM patients. One of the
factors in the failure of blood glucose control in DM patients is non-compliance which can have an impact
on the complications of this disease and can lead to death. This study aims to determine the quality of life
and adherence, as well as the relationship between quality of life and adherence to medication for type 2
DM patients at Ulin Hospital Banjarmasin. The research design used was cross sectional. This research
was conducted on 18 May 2022-18 June 2022. The sampling technique used total sampling with a total
sample of 48 people. The instruments used were the ARMS and EQ-5D questionnaires. Bivariate data
analysis using Fisher exact test. The results of the study were that the majority of the quality of life of
patients with type 2 DM in the category of having several problems were 44 people (91.7%), while the level
of patient compliance in the moderate category was 46 people (95.8%). Statistical analysis showed that
there was a relationship between adherence and quality of life (p-value = 0.005).
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 581
ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No. 1 (September, 2022)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 582
ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No. 1 (September, 2022)
kuesioner ini mampu menggambarkan aspek Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dari
kualitas hidup pasien secara komprehensif penelitian ini antara lain :
(Susanto et al, 2018). Kriteria inklusi :
a. Pasien DM tipe 2 rawat jalan di RSUD Ulin
Ketercapaian sebuah rangkaian pengobatan Banjarmasin
sangat ditentukan oleh ketaatan pasien DM saat b. Pasien yang sebelumnya telah mendapatkan
menjaga kesehatannya. Ketika pasien melakukan obat anti diabetes oral
perilaku patuh dengan baik, pengobatan bisa c. Pasien dengan atau tanpa penyakit penyerta
berjalan maksimal serta mutu kesehatan bisa d. Bersedia menjadi responden
tetap dirasakan. Oleh karena itu jika penderita
diabetes melitus tak memiliki pemahaman diri Kriteria eksklusi :
buat bersikap patuh maka hal tadi bisa a. Tidak bersedia menjadi responden
mengakibatkan kegagalan pada pengobatan yang
b. Pasien wanita hamil
menjadikan pada menurunnya kesehatan.
Bahkan dampak ketidakpatuhan menjaga HASIL DAN PEMBAHASAN
kesehatan bisa berdampak pada komplikasi A. Karakteristik Subjek Penelitian
penyakit DM serta bisa berujung kematian
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 18 Mei
(Khoiroh & Audia, 2018).
2022 sampai dengan 18 Juni 2022 dengan
menggunakan teknik total sampling, didapatkan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jumlah sampel atau responden dalam riset ini
kuesioner ARMS dapat memberikan pemahaman
sebesar 48 penderita DM tipe 2 yang menjalani
yang lebih baik agar patuh terhadap intervensi
rawat jalan di RSUD Ulin Banjarmasin.
yang disesuaikan untuk penderita yang
Pengumpulan data menggunakan kuesioner
berperilaku tidak patuh; itu bisa mengidentifikasi
untuk mengukur kualitas hidup dan kepatuhan
berbagai hambatan / masalah dalam perilaku
minum obat.
minum obat (Mayberry et al, 2013). Kuesioner
ARMS telah diuji validitas dengan uji Pearson 1. Karakteristik Sosiodemografi Pasien
Correlation dan realibilitasnya dengan uji Diabetes Melitus Tipe 2
Reliability Cronbach’s Alpha. Sampel yang
digunakan berjumlah 121 pasien dengan penyakit Tabel 1 Karateristik sosiodemografi Diabetes
kronis dengan memiliki nilai r lebih dari 0,179 (r Melitus Tipe 2
tabel). Hasil uji Pearson Correlation Karakteristik F %
menunjukkan bahwa nilai r (r hitung) dari semua Jenis Kelamin
1 Laki-laki 17 35.42
pertanyaan lebih dari nilai r tabel sehingga semua 2 Perempuan 31 64.58
perntanyaan dinyatakan valid. Hasil uji Reliability Umur
Cronbach’s Alpha menunjukkan nilai 0,788 yang 1 25 Tahun – 35 Tahun 2 4.16
2 36 Tahun – 45 Tahun 6 12.5
melebihi batas nilai reliabilitas 0,7 sehingga 3 46 Tahun – 55 Tahun 23 47.92
semua pertanyaan pada kuesioner dinyatakan 4 56 Tahun – 65 Tahun 17 35.42
reliable (Hartanto et al., 2021). Pendidikan
1 SD/MI 6 12.5
2 SLTP/SMP/MTs 6 12.5
METODE PENELITIAN 3 SLTA/SMA/SMK/MA 22 45.83
Penelitian ini tentang hubungan kualitas hidup 4 Perguruan Tinggi 14 29.17
dan kepatuhan minum obat pasien diabetes Pekerjaan
1 ASN/PNS 7 14.58
melitus tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin. Jenis 2 Karyawan/Swasta 4 8.33
penelitian bersifat observasional analitik yaitu 3 Wiraswasta 11 22.92
pengambilan data dilakukan dengan pendekatan 4 Petani 3 6.25
5 Pedagang 5 10.42
cross sectional. Penelitian ini dilakukan di 6 Ibu Rumah Tangga 13 27.08
instalasi rawat jalan RSUD Ulin Banjarmasin 7 Pensiunan 5 10.42
dengan pengambilan subyek penelitian Status Pernikahan
menggunakan metode total sampling. Penelitian 1 Belum Menikah 6 12.5
2 Sudah Menikah 42 87.5
ini telah disetujui dan memperoleh surat Penghasilan
keterangan kelayakan etik penelitian dari Komisi 1 ≤1 Juta 8 16.67
Etik RSUD Ulin Banjarmasin dengan No.47/V- 2 > 1 juta-2,5Juta 15 31.25
3 >2,5 Juta-4 Juta 23 47.91
Reg Riset/RSDU/22. 4 >4Juta 2 4.17
Tinggal dengan keluarga
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 583
ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No. 1 (September, 2022)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 584
ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No. 1 (September, 2022)
2. Karakteristik Klinis Pasien Diabetes Melitus Hasil dari tabel 2 menurut data medis pasien
Tipe 2 DM tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin didominasi
lama berobat >2 Tahun sebanyak 32 (66,67%),
penyakit penyerta tidak ada sebanyak 27
Tabel 2 Karakteristik klinis pasien Diabetes Melitus
Tipe 2
(56,25%), jenis obat tunggal sebanyak 28
(58,33%), lama sakit <5 Tahun sebanyak 32
Karateristik Persentase
Frekuensi
(%) (66,67%), dengan riwayat keluarga tidak ada
Lama Berobat sebanyak 37 (77,08%), dan pelayanan kesehatan
1. ≤1 Tahun 6 12,5 BPJS sebanyak 47(97,92%). Pada hasil
2. ≤2 Tahun 10 20,83
3. >2 Tahun 32 66,67 penelitian ini menunjukkan pasien DM tipe 2 di
Penyakit Penyerta dominasi tidak mempunyai penyakit penyerta.
1. Ada 21 43,75 Meskipun responden memiliki penyakit penyerta
2. Tidak ada 27 56,25 seperti tekanan darah tinggi/“Hipertensi” tidak
Jenis Obat berpengaruh secara signifikan kepada kualitas
1. Tunggal 30 62,7 hidup, kecuali secara bersama-sama dengan
2. Kombinasi 18 37,3 komplikasi maka dapat mempengaruhi persepsi
Lama Sakit pasien terhadap kualitas hidupnya (Katadi et al,
1. <5 Tahun 32 66,67
2. ≥5 Tahun 16 33,33 2019).
Riwayat Keluarga Mayoritas penderita DM tipe 2 memiliki lama
1. Ada 11 22,92 sakit <5 tahun. Durasi atau lamanya menderita
2. Tidak Ada 37 77,08
DM tipe-2 ini tidak bisa mengklaim bahwa waktu
Pelayanan Kesehatan
1. BPJS 47 97,92 tadi mendeskripsikan saat yg sebenarnya
2. Umum 1 2,08 mengalami DM tipe-2, hanya saja pasien baru
Sumber: Data Primer Tahun 2022 mengetahui DM tipe-2 sesudah terjadinya
Tabel 3 Profil Pengobatan Responden Pasien komplikasi serta mendorong memaksa pasien
DM Tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin agar pergi ke rumah sakit (Lestari DT, 2013).
Nama Obat Frekuensi (n) Presentasi Dalam penelitian ini kebanyakan responden
(%) yang tak mempunyai riwayat keluarga menderita
Peresepan Tunggal
Acarbose 100mg 1 2,1 DM, orang yang mempunyai salah satu atau lebih
Acarbose 50mg 1 2,1 anggota keluarga yang menderita DM mempunyai
Glimepirid 2mg 3 6,3 kemungkinan 2 hingga 6 kali lebih besar buat
Glucovance 2,5/500 1 2,1
Metformin 500mg 20 41,7
menderita DM dibandingkan dengan orang-orang
Pioglitazon 20mg 1 2,1 yang tidak mempunyai anggota keluarga
Pioglitazon 30mg 3 6,3 menderita diabetes (Kekenusa et al., 2013).
Total 30 62,7
Peresepan Kombinasi
Berdasarkan tabel 3 sebanyak 30 pasien DM
Glikuidone 30mg + 1 2,1 tipe 2 (62,7%) menggunakan obat antidiabetik
piogliitazone 30mg peresepan tunggal dengan rincian jenis obat yang
Glimepirid 2mg + Galvus 1 2,1
50mg
digunakan adalah acarbose, glimepirid,
Glimepirid 2mg + 10 20,8 glucovance, metformin, dan pioglitazon dengan
metformin 500mg dosis yang berbeda masing-masing responden.
Glimepirid 2mg + 1 2,1
metformin 850mg
Sedangkan 18 pasien DM tipe 2 (37,3%) lainnya
Glimepirid 4mg + 1 2,1 menggunakan peresepan kombinasi, mayoritas
metformin 500mg obat antidiabetik yang digunakan adalah
Glimepirid 4mg + 1 2,1
metformin 850mg
kombinasi antara glimepirid dan metformin.
metformin 500mg + 1 2,1 Berdasarkan profil pengobatan menunjukan
acarbose 100mg pemberian resep obat antidiabetik pada pasien
metformin 500mg + 1 2,1
acarbose 50mg
DM tipe 2 yang paling banyak digunakan yaitu
metformin 500mg + 1 2,1 obat tunggal yang paling banyak digunakan
pioglitazon 20mg adalah metformin. Metformin merupakan obat
Total 18 37,3
Sumber: Data Primer Tahun 2022
pilihan utama monoterapi yang disarankan untuk
terapi yang merupakan biguanide yang memiliki
aktivitas yang mengurangi gluconeogenesis dan
meningkatkan pemanfaatan glukosa perifer (BNF
staff, 2011). Obat kombinasi 2 OHO yang banyak
digunakan yaitu metformin+glimepiride. Menurut
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 585
ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No. 1 (September, 2022)
ADA, gabungan antara 2 tipe antidiabetic drugs dapat mempengaruhi kualitas hidup diantaranya
mempunyai kontrol yang lebih baik pada gula asupan makanan, aktivitas fisik dan keadaan
darah penderita bila dibanding monoterapi, obesitas juga akan mempengaruhi kualitas hidup.
campuran kalangan biguanid serta sulfonilurea
ialah campuran yang sangat universal, sebab 4. Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus
sulfonilurea bisa memicu sekresi pankreas yang Tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin
hendak mengoptimalkan keefektifan biguanid
sehingga dampak kerjanya sama-sama Tabel 6 Tingkat Kepatuhan Responden Pasien DM
mendukung. Pemberian antidiabetic drugs Tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin
dengan 2 maupun 3 obat ini bertujuan guna Kategori Frekuensi Presentasi (%)
Rendah 0 0
menunjang kualitas hidup penderita serta Sedang 46 95,8
menggapai kadar gula darah yang ditargetkan Tinggi 2 4,2
(Gumantara et al., 2017). Sumber: Data Primer Tahun 2022
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 586
ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No. 1 (September, 2022)
responden bosan harus mengkonsumsi obat sosial serta spiritual bisa mempengaruhi
setiap hari secara terus-menerus dalam jangka berpengaruh terhadap kualitas hidup (Kadoena et
waktu panjang serta takut efek samping obat. al., 2022).
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 587
ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No. 1 (September, 2022)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 588
ISSN : 2598-2095 Vol. 6 No. 1 (September, 2022)
diabetes for 2015 and 2040. Diabetes Untuk Mengukur Kualitas Hidup Pasien
Research and Clinical Practice, 128, 40–50. Hemodialisa Gagal Ginjal Kronik. Jurnal Ilmiah
Susanto, Y., Alfian, R., Rahim, Z., & Karani. Manuntung, 4(1), 41–47.
(2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
EQ-5D Bahasa Indonesia
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 589