Anda di halaman 1dari 10

Ikaditya et.al.;Studi Komparasi…..Pharmacoscript Volume 2 No.

1, Februari 2019
Ikaditya et.al./Pharmacoscript, Volume 2, No, 1 Februari 2019

Safitri.,et al./Pharmacoscript, Volume 1, No. 2, Februari 2019, 1-12

STUDI KOMPARASI KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DENGAN


INSULIN DAN ANTIDIABETIK ORAL

Lingga Ikaditya1*, Nuri Handayani1, Asep Abdul Rahman1


1
Program Studi Farmasi, Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia
Email : lingga.ikaditya@gmail.com

ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan akan menyertai
seumur hidup penderita sehingga mengharuskan penderita harus melakukan pengobatan setiap
hari yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita. Tujuan Penelitian adalah untuk
mengetahui kualitas hidup pasien DM Tipe 2 di RSUD Dr. Soekardjo Tasikmalaya yang
mendapatkan terapi Insulin, Obat oral Anti Diabetes (OAD), maupun kombinasi insulin dan
OAD, serta mengetahui hubungan kualitas hidup pasien DM tipe 2 dengan Pola pengobatan DM.
Desain penelitian yang digunakan analitik deskriptif dengan pendekatan cross sectional di
RSUD Dr. Sukarjo Kota Tasikmalaya pada periode Juli-Agustus 2016. Adapun kriteria inklusi
penelitian ini yaitu pasien dengan usia lebih dari 18 tahun, terdiagnosa DM tipe 2, bersedia
mengikuti penelitian, tidak buta huruf, dan tidak tuli. Alat pengukuran kualitas hidup
menggunakan kuisioner Diabetes Quality Of Life Clinical Trial Questionnaire (DQLCTQ).
Hasil penelitian terdapat 71 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan rata-rata skor
kualitas hidup pasien DM yang menggunakan terapi OAD (74.33 ± 14.29) lebih baik daripada
pasien yang menggunakan terapi insulin (73.27 ± 15.01) dan kombinasi OAD+Insulin (62.18 ±
7.06). Pola terapi menggunakan OAD, Insulin, maupun kombinasi insulin menunjukkan kualitas
hidup pada kategori rendah dan perbedaan kualitas hidup total antara ketiga kelompok tidak
berbeda secara signifikan (p = 0,389).
Kata kunci : DM tipe 2, Insulin dan oral antidiabetik (OAD), Kualitas hidup (Quality of Life)

ABSTRACT
Type 2 Diabetes (DM) is a disease that cannot be cured and suffer lifetime so that the
patient must take medication every day which can affect the quality of life of the patient. The aim
of the study was to determine the quality of life of patients with DM in Dr. Soekardjo
Tasikmalaya who received Insulin therapy, oral Anti Diabetes Medicine (OAD), or a
combination of insulin and OAD, and found out the correlation of quality of life of DM patients
with the treatment patterns. A cross-sectional study design used descriptive analytic held in
RSUD Dr. Soekarjo, Tasikmalaya between July-August 2016. The inclusion criteria of this study
were patients with more than 18 years of age, diagnosed with DM, willing to take part in
research, not illiteracy, and not deaf. The quality of life measurement using the Diabetes Quality
Of Life Clinical Trial Questionnaire (DQLCTQ) questionnaire. Of the total of 71 patients who
met the inclusion criteria completed the study. Based on the average quality of life scores of DM
55
Pharmacoscript Volume 2 No. 1 Februari 2019

patients using OAD therapy (74.33 ± 14.29) better than patients using insulin therapy (73.27 ±
15.01) and OAD + Insulin combination (62.18 ± 7.06). The results that the quality of life for
three group therapy, those differences were not significant (ANOVA test, p = 0.389).
Keywords: Type 2 DM, Insulin and oral antidiabetic (OAD), Quality of Life

PENDAHULUAN sebesar 1,5%. International Diabetes


Diabetes melitus (DM) merupakan Federation (IDF) tahun 2012 menyatakan
penyakit metabolik yang ditandai oleh bahwa prevalensi diabetes melitus di
hiperglikemia akibat kegagalan sekresi Indonesia sekitar 4,8% (International
insulin, kerja insulin atau keduanya Diabetes Federation, 2013). IDF juga
(Diabetes Association, 2012). Penyakit ini menyatakan bahwa sekitar 382 juta
bersifat kronis dan jumlah penderitanya penduduk dunia menderita diabetes melitus
terus meningkat diseluruh dunia seiring pada tahun 2013, diperkirakan
dengan bertambahnya jumlah populasi, usia, prevalensinya akan terus meningkat dan
prevalensi obesitas dan penurunan aktivitas mencapai 592 juta jiwa pada tahun 2035.
fisik. Akibatnya, jumlah penderita akan Data yang diperoleh dari RSUD Dr.
menjadi dua kali lipat pada dekade Soekardjo menunjukkan bahwa pada tahun
berikutnya sehingga akan menambah beban 2014 jumlah pasien DM tipe 1 yaitu 169
harga pelayanan di bidang kesehatan orang, DM tipe 2 yaitu 572 orang, DM tipe
terutama di negara berkembang (Olokoba lainnya 25 orang.
AB et al, 2012). Dampak yang ditimbulkan Diabetes melitus (DM) merupakan
oleh DM tidak hanya pada kematian, tetapi penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan
sebagai penyakit yang diderita seumur akan menyertai seumur hidup penderita
hidup, sehingga memerlukan biaya besar sehingga sangat mempengaruhi Quality of
untuk perawatan kesehatan penderita DM Life (QoL) penderita. Menurut WHO
(IDF, 2011). (2004), Quality of Life (QoL) penderita DM
Menurut National Diabetes Fact Sheet merupakan perasaan puas dan bahagia akan
total prevalensi diabetes di Amerika tahun hidup secara umum khususnya dengan
2012 adalah 29,1 juta jiwa (9,3%) (Center penyakit diabetes mellitus. Pasien harus
for Disease Control, 2014). Menurut berjuang agar Quality of Life (QoL)
laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) membaik, karena penyakit yang diderita dan
tahun 2013, prevalensi DM di Indonesia pengobatan yang dijalani dapat

56
Ikaditya et.al.;Studi Komparasi…..Pharmacoscript Volume 2 No. 1, Februari 2019

mempengaruhi kapasitas fungsional, dapat memperbaiki status metabolik dengan


psikologis dan kesehatan sosial. cepat terutama kadar glukosa darah, secara
Farmasis merupakan salah satu tenaga langsung dan tidak langsung dapat
kesehatan yang memiliki tugas memberikan memperbaiki atau mensupresi inflamasi
pelayanan kesehatan dan bertanggung jawab yang terjadi dan radikal bebas atau reactive
untuk meningkatkan Quality of Life (QoL) oxygen species (ROS). Penurunan ROS
pasien. Peran farmasis sangat diperlukan akan menurunkan produksi sitokin inflamasi
dalam memonitor Quality of Life (QoL) seperti interleukin (IL)-6 sehingga
penderita DM dan memberikan motivasi kerusakan sel saraf dapat dicegah dan
kepada penderita DM serta berupaya kejadian Nyeri Neuropati Diabetik (NND)
mengintegrasikan penyakit kedalam konsep dapat dicegah (Wiryana, 2008). Namun,
diri penderita DM untuk meningkatkan menurut Kresnasari et.al (2011) bahwa
kepatuhan jangka panjang, serta membantu hambatan awal dalam pemberian insulin
penderita DM melakukan perubahan gaya adalah takut dengan jarum suntik (19 atau
hidup yang sesuai dengan anjuran kesehatan 20,21%), takut dengan sakit atau nyeri yang
untuk tercapainya peningkatan Quality of ditimbulkan (16 atau 17,02%), takut gemuk
Life (QoL) (Triplitt et al., 2005). Menurut (7 atau 7,45%), takut terjadi
Hasina (2014) bahwa kepatuhan pengobatan hipoglikemia/komplikasi lainnya (4,25%),
berhubungan signifikan dengan kualitas harga insulin mahal (5 atau 5,32%), dan
hidup pasien DM (p=0,037) dan ada bingung cara pakai (6 atau 6,38%), takut
hubungan signifikan antara kepatuhan anggapan lingkungan yang negatif (4 atau
pengobatan Oral Anti Diabetes Oral (OAD) 4,25%), dan lain-lainnya yaitu trauma (1
dengan kualitas hidup (p= 0,012). atau 1,06%).
Keuntungan yang mendasar dari Tujuan Penelitian ini adalah untuk
penggunaan insulin dibandingkan OAD membandingkan bagaimana kualitas hidup
adalah insulin terdapat di dalam tubuh pasien DM yang menggunakan terapi OAD,
secara alamiah, dosis dapat diatur sesuai Insulin dan Kombinasi OAD dan Insulin.
dengan target gula darah yang diharapkan,
dan dapat diberikan sesuai dengan pola
sekresi insulin endogen. Selain itu Insulin
57
Pharmacoscript Volume 2 No. 1 Februari 2019

METODE PENELITIAN mengganggu jalannya penelitian dan pada


Desain penelitian yang digunakan saat pengisian kuisioner diperoleh hasil
pada penelitian ini analisis deskriptif dengan kuisioner yang tidak lengkap.
menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil Penelitian berupa pola
Pengukuran kualitas hidup dilakukan pada pengobatan dan kualitas hidup. Pengukuran
pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan kualitas hidup pada penelitian ini meliputi
menggunakan kuisioner DQLCTQ delapan domain yaitu fungsi fisik (physical
(Diabetes Quality Of Life Clinical Trial) function), energi (energy/fatigue), tekanan
yang diadaptasi dari publikasi jurnal kesehatan (health distress), tekanan mental
penelitian yang dilakukan oleh Shen et.al., (mental distress), kepuasan pribadi
(1999) yang telah dilakukan validasi oleh (satisfaction), kepuasan pengobatan
Hartati (2003) di RSUP Dr. Sardjito (treatment satisfaction), efek pengobatan
Yogyakarta. Penelitian dilakukan secara (treatment flexibility), dan frekeunsi gejala-
prospektif selama 1 bulan pada bulan Juli- gejala penyakit (frequency of symptoms).
Agustus 2016 di RSUD Dr. Soekardjo Kota Skor keseluruhan (total) antara 0 (kualitas
Tasikmalaya. hidup rendah) sampai 100 (kualitas hidup
Prosedur pengambilan sampel tinggi). Kualitas hidup baik apabila
dilakukan dengan teknik Purposive mempunyai skor > 75. Dan dikatakan
Sampling dengan kriteria inklusi dan eklusi. rendah atau kurang baik apabila skor < 75.
Adapaun kriteria inklusi adalah laki-laki Hasil kualitas hidup 3 kelompok pola
atau perempuan usia > 18 tahun, pasien pengobatan dilakukan dengan analisis
dengan diagnosis Diabetes Melitus tipe 2, statistik menggunakan Anova.
melakukan terapi Rawat Jalan di RSUD Dr.
Soekarjo Kota Tasikmalaya, bersedia HASIL DAN PEMBAHASAN
mengisi lembar kuisioner atau diwawancarai Karakteristik Pengobatan
dan mengisi lembar persetujuan untuk Pada penelitian ini terdapat 71 subyek
penelitian (informed consent), serta Pasien penelitian pasien DM tipe 2 di RSUD Dr.
tidak buta huruf, dan pasien tidak tuli. Soekardjo Kota Tasikmalaya dengan terapi
Sedangkan kriteria eklusi meliputi pasien Oral Antidiabetik (OAD) baik tunggal
yang diketahui memiliki gangguan mental maupun kombinasi berjumlah 56 subjek
atau kendala bahasa yang dapat (78,8%), terapi insulin berjumlah 12 subjek
58
Ikaditya et.al.;Studi Komparasi…..Pharmacoscript Volume 2 No. 1, Februari 2019

(16,9%), dan terapi kombinasi OAD dengan pengobatannya, serta merasa keluhan yang
insulin yang berjumlah 3 subjek (4,2%) lebih banyak (Hartati, 2003). Berdasarkan
pada bulan Juli-Agustus 2016 yang penelitian yang dilakukan oleh Redekop et
memenuhi kriteria inklusi dan eklusi Tabel al., (2002) di Belanda, menyebutkan bahwa
1. pasien dengan komplikasi baik mikro
Tabel 1. Gambaran Karakteristik maupun makrovaskuler memiliki kualitas
Pengobatan Pada Terapi
hidup terendah karena lebih banyak masalah
Diabetes
Karakteristik Subyek n (%) yang dihadapi. Selain itu pasien juga lebih
Pasien Terapi Oral
56 (78,8) merasa cemas atau depresi dan nyeri akibat
Antidiabetik(OAD)
Pasien Terapi Insulin 12 (21,4)
Pasien Terapi Oral dari penyakit lain yang dideritanya selain
Antidiabetik(OAD) Kombinasi 3 (5,3) diabetes.
Dengan Insulin
OAD yang digunakan oleh pasien
Pada penelitian ini juga dilakukan DM tipe 2 di instalasi rawat jalan RSUD
pengukuran kualitas hidup berdasarkan Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya dapat
penyakit yang menyertai atau komplikasi. dilihat pada tabel 2.
Hasilnya pasien Diabetes Mellitus lebih Tabel 2. Gambaran Karakteristik
Penggunaan Obat OAD
banyak yang mengalami komplikasi dengan
penyakit hipertensi dibandingkan dengan Pola Terapi Oad N (%)
Tunggal
penyakit lainnya seperti penyakit jantung, Glimepiride 5 (8,9)
Metformin 4 (7,1)
ginjal, gangren, neurofati, dan lain Acarbose 2 (3,5)
sebagainya. Pasien Diabetes Mellitus yang Kombinasi 2 OAD
Glibenclamide + Glucobay 1 (1,7)
mengalami komplikasi dengan penyakit Glurenorm + Glucobay 1 (1,7)
Glurenorm + Acarbose 1 (1,7)
lain, memiliki kualitas hidup yang lebih
Glidabet + Acarbose 1 (1,7)
rendah dibandingkan dengan pasien yang Glimepiride + Acarbose 7 (12,5)
tidak mengalami komplikasi. Hal ini Metformin + Acarbose 3 (5,3)
Glimepiride + Metformin 27 (48,2)
dikarenakan pada penderita yang Kombinasi 3 OAD
mempunyai komplikasi : fungsi fisik dan Glimepiride + Metformin + 3 (5,3)
Acarbose
energinya lemah, kesehatan mentalnya Kombinasi 4 OAD
Glimepiride + Metformin + 1 (1,7)
merasa tertekan, kurang puas terhadap Acarbose + Glibenclamide

59
Pharmacoscript Volume 2 No. 1 Februari 2019

Berdasarkan Tabel 2 bahwa responden sedangkan pasien yang mendapatkan terapi


paling banyak menggunakan kombinasi 2 Insulin kombinasi menggunakan
macama obat OAD (73%). Pemilihan obat Novorapid + Levemir.
hipoglikemik oral yang tepat sangat Berdasarkan Gambaran pola
menentukan keberhasilan terapi diabetes. pengobatan dengan terapi menggunakan
Bergantung pada tingkat keparahan penyakit kombinasi insulin dan (OAD) dapat dilihat
dan kondisi pasien, farmakoterapi pada Tabel 4.
hipoglikemik oral dapat dilakukan dengan Tabel 4. Gambaran Karakteristik
Penggunaan Kombinasi
meng‐ gunakan satu jenis obat atau
Obat Oral Antidiabetik
kombinasi (Depkes RI, 2006). (OAD) Dengan Insulin
Pola Terapi Kombinasi
Tabel 3. Gambaran Karakteristik n (%)
OAD dengan Insulin
Penggunaan Insulin Glucobay + Novomix 1 (33,3)
Pola Terapi Insulin n (%)
Tunggal Glucobay + Levemir + 1 (33,3)
Novorapid 4 (33,3) Novorapid
Novomix 4 (33,3) Glucobay + Levemir + 1 (33,3)
Kombinasi 2 Insulin Novorapid + Lantus
Novorapid + Levemir 2 (16,6)
Levemir+ Novortis 1 (8,3) Kualitas Hidup
Kombinasi 3insulin
Kualitas hidup terukur dari fungsi
Novorapid + Lantus+ 1 (8,3)
Levemir fisik dan sosial, serta perasaan sehat fisik
dan mental. Beberapa faktor demografi dan
Berdasarkan pola pengobatan yang
psikososial dapat mempengaruhi kualitas
menggunakan terapi Insulin yang terdapat
hidup, sehingga seharusnya dapat dikontrol
pada tabel 3. bahwa insulin yang digunakan
ketika membandingkan antar kelompok
oleh pasien DM tipe 2 di instalasi rawat
(Rubin dan Peyrot, 1999).
jalan RSUD Dr. Soekardjo Kota
Kualitas Hidup pasien DM
Tasikmalaya yaitu golongan insulin kerja
berdasarkan pola pengobatan dapat dilihat
sangat cepat meliputi Novorapid®, Insulin
pada Tabel 5. menunjukkan hasil
kerja panjang meliputi Levemir®, Lantus®,
perhitungan karakteristik kualitas hidup dari
insulin campuran meliputi Novomix®. Pada
masing‐masing domain (8 domain) yang
pengukuran ini pasien yang mendapatkan
terapi Insulin tunggal lebih banyak akan dilakukan kategorisasi kualitas hidup

menggunakan Novorapid dan Novomix, berdasarkan skor rata-rata total tiap pola

60
Ikaditya et.al.;Studi Komparasi…..Pharmacoscript Volume 2 No. 1, Februari 2019

pengobatan. Kategorisasi tersebut akan yaitu domain energy, tekanan kesehatan,


menunjukkan kualitas hidup untuk setiap kesehatan mental, dan kepuasan pengobatan
pola pengobatan pada kategori baik atau (Skor > 75). Sementara pada pengobatan
rendah. insulin terdapat 3 domain dengan kategori
Berdasarkan rata-rata domain kualitas baik yaitu energy, kesehatan mental dan
hidup, pengobatan mengguakan OAD, kepuasan pengobatan. Pada penggunaan
insulin maupun kombinasi OAD dan insulin terapi kombinasi OAD dan insulin domain
memilik kategori kualitas hidup rendah dengan kategori kualitas hidup baik lebih
(skor < 75). Pada kelompok pasien yang sedikit disbanding yang menggunakan OAD
mendapatkan terapi OAD terdapat 4 domain dan insulin yaitu hanya 2 domain yaitu pada
yang memiliki kategori kualitas hidup baik domain energy dan kepuasan pengobatan.
Tabel 5. Data Skoring Kualitas Hidup Berdasarkan Pola Pengobatan
Rata-Rata ± SD
No Domain Kualitas hidup QOL
QOL OAD QOL Insulin
OAD+Insulin
1 Fungsi Fisik (phisical function) 52.3 ± 28.14 50 ± 26.05 12.5 ± 0
2 Energi (energy) 83.3 ± 20.95 85.56 ± 17.67 87.5 ± 5.89
3 Tekanan kesehatan (health 77.6 ± 11.86 74.18 ± 16.92 67.3 ± 2.57
distress)
4 Kesehatan mental (mental 82.9 ± 17.88 76 ± 20.51 70 ± 14.14
health)
5 Kepuasan pribadi (satisfaction) 71.6 ± 7.53 72.88 ± 7.22 67.5 ± 3.53
6 Kepuasan pengobatan 99 ± 5.57 97.03 ± 7.82 94.4 ± 7.87
(treatment satisfaction)
7 Efek pengobatan (treatment 58.2 ± 11.07 58.92 ± 8.56 44± 14.4
flexibility)
8 Frekuensi gejala (frequency of 69.7 ± 16.17 71.62 ± 15.29 54.3 ± 8.08
symtoms)
Jumlah 594.6 ± 119.17 586.19 ± 120.04 497.5 ± 56.48
Rata-rata 74.33 ± 14.89 73.27 ± 15.01 62.18 ± 7.06

Pada domain energi, karakteristik semua pola pengobatan dengan hasil sama
kualitas hidup yang diukur yaitu mengenai dalam kategori kualitas hidup baik.
pengaruh Diabetes Mellitus terhadap Pada domain ketiga yaitu tekanan
aktivitas sehari-hari, hasilnya pasien untuk kesehatan, karakteristik kualitas hidup yang
61
Pharmacoscript Volume 2 No. 1 Februari 2019

diukur yaitu mengenai kondisi kesehatan, KESIMPULAN


hasilnya pasien dengan terapi OAD lebih Dari penelitian ini dapat disimpulkan
berbesar hati menerima kondisi bahwa pola terapi menggunakan OAD,
kesehatannya dalam artian tidak berkecil Insulin, maupun kombinasi insulin
hati, tidak takut dan tidak putus asa menunjukkan kualitas hidup pada kategori
menghadapi penyakit DM tipe 2 rendah dan perbedaan kualitas hidup total
dibandingkan dengan pasien terapi Insulin antara ketiga kelompok tidak berbeda secara
dan pasien terapi kombinasi. signifikan (p = 0,389).
Pada domain keempat yaitu tekanan
mental, karakteristik kualitas hidup yang DAFTAR PUSTAKA
diukur yaitu mengenai kondisi mental Center for Disease Control. 2014. National
tentang kesehatan, hasilnya pasien dengan Diabetes Fact Sheet, Available from:
terapi OAD dan Insulin lebih merasa tenang, http://www.cdc.gov/diabetes/
damai dan bahagia serta tidak merasa cemas data/statistics/2014StatisticsReport
dan sedih menghadapi penyakit diabetes .html
dibandingkan dengan pasien terapi Diabetes Association. 2012. Diagnosis and
kombinasi OAD dan insulin. Classification of Diabetes Melitus,
Pada domain keenam yaitu kepuasan Diabetic Care, 35 suppl:568.
pengobatan, karakteristik kualitas hidup Depkes RI. 2006. Pharmaceutical Care
yang diukur yaitu mengenai kepuasan untuk Penyakit Diabetes Mellitus,
terhadap pengobatan Diabetes Mellitus, Departemen Kesehatan. Direktorat
hasilnya untuk ketiga pola pengobatan Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
pasien merasa lebih terkontrol, puas dengan Kesehatan. Jakarta.
pengobatan yang dijalaninya dan masih Hartati, T. 2003. Kualitas Hidup Penderita
berharap terhadap pengobatan. Berdasarkan DM tipe 2: Perbandingan Antara
uji Anova perbedaan kualitas hidup total penderita Kadar Gula Darah
antara ketiga kelompok tidak berbeda secara Terkendali dan Tidak Terkendali,
signifikan (p = 0,389). [Tesis], Program Pascasarjana,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Hasina, Raisya. 2014. Hubungan Tingkat
Kepatuhan dan Kepuasan Terapi
62
Ikaditya et.al.;Studi Komparasi…..Pharmacoscript Volume 2 No. 1, Februari 2019

dengan Kualitas Hidup Pasien Usia Wolffenbuttei, B.H.R., Niessen, L.W.


Lanjut Diabetes Melitus tipe 2 di 2002. Health‐Related Quality of Life
Klinik Geriatri RSUP dr. Sardjito and Treatment Satisfaction in Dutch
Yogyakarta. [Tesis], Universitas Patients With Type 2 Diabetes, Diab
Gadjah Mada, Yogyakarta. Care, 25:458‐463.
International Diabetes Federation. 2011. Rubin, R.R, dan Peyrot, M., 1999, Quality
IDF Atlas Fifth Edition. of Life and Diabetes, Diabetes Metab
International Diabetes Federation. 2012. Res Rev. 15 (3):18‐205.
IDF Atlas Fifth Edition Update. Shen, W., J.G. Kotsanos, W.J. Huster, S.D.
International Diabetes Federation. 2013. Mathias, C.M. Andrejasich, D.L.
IDF Atlas Sixth Edition. Patrick. 1999. Development and
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Validation of the Diabetes Quality of
Tahun 2013. Prevalensi Kasus DM., Life Clinical Trial Questionarre.
Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. Medical care. 37 (4): 45-66.
Kresnasari, Ni Luh P, Budhiarta, A.A. Gde, Triplitt CL., Reasner CA,., Isley WL. 2005.
dan Saraswati, Made Ratna. 2013. Diabetes Mellitus, dalam Dipiro, J.T.,
Hambatan Awal Terapi Insulin pada Talbert, R.1., Yee, G.C., Matzke,
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di G.R., Well, B.G., &Posey,L.M.,
RSUP Sanglah Denpasar. Divisi (Eds.), Pharmacoterapy : A
Endokrinologi dan Metabolik, Bagian Pathophysiologic Approach, 6 th
Ed,
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Appleton&Lange, USA
Kedokteran Universitas Udayana Wiryana, M. 2008. Peranan Terapi Insulin
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Intensif Terhadap Interleukin-6 (Il- 6)
Denpasar. Dan Luaran Klinik Pada Penderita
Olokoba AB, Obateru OA, Olokoba LB. Kritis Dengan hiperglikemia . J Peny
2012. Type 2 Diabetes Melitus: A Dalam. 9(2): 109-118.
Review of Current Trends, Oman WHO. 2004. Introducing the WHOQOL
Medical Journal, 27(4): 269-273. Instrument. Diakses dari
Redekop, W.K., Koopmanschap, M.A., http//:dept.washington.edi/yqol/docs/
Stolk, R.P., Rutten, G.E.H.M.,
63
Pharmacoscript Volume 2 No. 1 Februari 2019

whoqol_infopdf pada tanggal 19 Mei


2014.

64

Anda mungkin juga menyukai