SUMARLINA
P 2016 01039
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diseluruh dunia, antara tahun 1980 hingga 2014 total pasien gula darah tinggi
yang berkaitan dengan kejadian penyakit DM pada tahun 2017 sebanyak 3,2-
5,0 juta jiwa. Jumlah penderita DM usia 20-79 tahun terdapat 463 juta jiwa
pada tahun 2019 dan diperkirakan 700 juta jiwa pada tahun 2045.
(Riskesdas,2018)
2
Berdasarkan daftar sepuluh terbesar penyakit sesulawesi tenggara, kasus
mana DM dalam urutan 5. Oleh karena itu total menampilkan bahwa pasien
hiperglikemi yang relatif konstan dalam tahunannya. Pada tahun 2013 serta
2014 jumlah kasus hipglikemi tercatat 2,768 kasus, tahun 2015 yaitu 3.206
kasus, dan pada tahun 2016 yaitu 2,983 kasus. Pada tahun 2017 terdapat 2.436
kasus. Dan di tahun 2018 meningkat menjadi 3.701 kasus. (Dinkes Provinsi
Sultra,2018).
Kualitas hidup yang tidak baik dapat mempengaruhi keparahan penyakit serta
3
dijadikan tolak ukur kemampuan individu mengatasi permasalahan fsik,
memperbaiki proses penyerapan insulin. Oleh sebab itu, aktifitas fisik harus
ditingkatkan (Sam,2017).
glukosa penderita yang tinggi. Kadar glukosa yang tinggi memicu terjadinya
4
yang sama juga dilakukan oleh Younis pada tahun 2017 yang menunjukkan
kualitas hidup yang rendah. Adanya kualitas hidup yang rendah dikaitkan
Azizah, 2019).
Saat memasuki tahap akhir yang diakibatkan oleh dampak dari penyakit
diketahui bahwa jumlah pasien diabetes pada tahun 2017 berjumlah 327
pasien, 355 pasien pada tahun 2018, dan sebanyak 260 pasien pada tahun
sakit sehingga aktifitas yang dilakukan berkurang. Selain itu, saat dirawat
pada kaki, merasa lemas, mudah lelah, mengeluh pusing, dan kurang nafsu
makan. Beberapa mengeluh bosan jika harus terus disuntik insulin. Selain itu,
operasi. Perawat mengatakan beberapa pasien ada yang terlihat down atau
5
kurang bersemangat selama menjalani pengobatan di rumah sakit, 5 diantara
11 pasien mengerti akan penyakit yang dialami dan pasien lain mengeluh lelah
Tenggara).
terhadap kejadian penyakit dan kematian jika memiliki quality life yang
rendah(Zainuddin, 2015).
B. Rumusan Masalah
C. TujuanPenelitian
1. TujuanUmum
6
2. TujuanKhusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Penderita Hiperglikemi
b. Pendiri PenKes
c. Institut PelayananKesehatan
7
d. Untuk Penelitian
2. Manfat Teoritik
D. Kebaruan Penelitan
8
6 Abdul Pengaruh terapi progressive Variabel Variabel
Rokhman muscle relaxation terhadap terikat bebas
kecemasan dan kualitas hidup
pada pasien diabetes mellitus
tipe 2 di rs muhammadiyah
7 Ronika Hubungan Aktifitas fisik Variabel Variabel
Sipayung dengan kejadian diabetes bebas terikat
melitus tipe 2 pada perempuan
usia lanjut di wilayah kerja
puskesmas padang medan 2017
9
BABII
TINJAUANPUSTAKA
tidak memproaduksi insulin cukup atau dimana tidak bisa secara baik
Report,2016).
2. Etiologi
a. Hiperglikemi tipe I
Phosphatase IA-2 dan IA-2β. Salah satu atau biasanya lebih dari salah
satu autoantibodi ini muncul pada 85-90% penderita saat awal dideteksi
faktorlingkungan.
10
b. Diabetes tipeII
memiliki defisiensi insulin relatif. Etiologi yang pasti dari kondisi ini
tidak begitu jelas, tetapi faktor resiko yang berkaitan terhadap timbulnya
b. Hiperglikemi tipe2
c. Gestational hiperglikemi(GDM)
4. Manifestasi klinis
11
5. Patofisiologi Diabetes Melitus
produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Selain itu glukosa yang
diperoleh dari makanan, tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap
sel-sel sasaran dari insulin tidak dapat merespon insulin secara normal.
permukaan sel sehinga insulin dan resptor dapat terjadi rangkaian reaksi
Diabetes mellitus dan masa kehamilan. Kadar gula dara tinggi yang
terjadi saat masa kehamilan perlu untuk perhatian. Perempuan yang telah
12
Kekurangan insulin juga dapat menganggu sistem metabolisme
kekurangan insulin proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut
akan turut menimbulkan peningkatan kadar gula dalam darah. Selain itu
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Postprandial
b. Hemoglobin glikosilat
13
Hb1C adalah sebuah pengukuran untuk menilai kadar gula darah
selama 140 hari terakhir. Angka Hb1C yang melebihi 6,1% menunjukkan
diabetes.
gr gula, dan akan diuji selama periode 24 jam. Angka gula darah yang
normal dua jam setelah meminum cairan tersebut harus < dari 140 mg/dl.
7. Komplikasi
jangka panjang lainnya hal itu berdampak signifikan pada kualitas hidup
seseorang (ADA,2018)
urin (albuminuria) yang tinggi secara terus menerus, estimasi laju filtrasi
Diabetic kidney disease atau CKD terjadi pada 20– 40% pasien dengan
14
diabetes. Penyakit ginjal diabetik dapat berkembang menjadi penyakit
setidaknya 80% dari kasus penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) adalah
(WHO,2016).
b. Diabetic retinopathy
pembuluh darah pada diabetes tipe 1 dan tipe 2 dengan peningkatan kuat
dan gangguan mata lainnya terjadi lebih cepat dan lebih banyak pada
penderita diabetes.
c. Neuropathi
15
Neuropati diabetes adalah kelompok gangguan heterogen dengan
neuropati yang tepat pada pasien dengan diabetes adalah penting. Jenis-
gastroparesis
7. Terapi Insulin
Insulin telah ada semenjak tahun 1922, lebih lama sebelum obat anti
hiperglikemik oral digunakan. Tujuan dari terapi ini ialah bekerja sesuai
a. Jenis insulin
Sampai saat ini di tersdapat berbagai macam jenis insulin dan dapat
sebelum makan dengan lama kerja 6-8 jam), insulin analog kerja cepat
(diberikan 5-15 menit sebelum makan dengan lama kerja 4-6 jam).
16
Digunakan 1 kali (malam hari sebelum tidur) atau 2 kali (pagi
2015).
lingkungan.
a. Jenis kelamin
17
Perbedaan jenis kelamin mempengaruhi tingkat kualitas hidup
b. Tingkat pendidikan
c. Usia
d. Ekonomis
e. Lama menderita DM
18
f. Komplikasi
dan lingkungan
19
ini terdiri atas 46 item pertanyaan untuk menilai kualitas hidup yang dibagi
pertanyaan yang terbagi dalam 2 skala, terdiri dari 8 item pertanyaan tentang
dirasakan akibat penyakitnya. Hasil uji validitas dari instrument pada 498
sampel adalah valid dan memiliki nilai uji reabilitas 0,85 (Azizah,2019)
1. Aktifitas Fisik
akan menjadi salah satu fakor risiko independen dalam suatu penyakit
psikis maupun sosial dan tampak sehat. Bagi pasien diabetes melitus,
20
uji validitas dan reabilitasnya oleh werdani dan triyanti kemudian
2. Komplikasi
3. Penerimaan Diri
21
sebuah proses adaptasi terhadap permasalahan kondisi kesehatan yang
DM (Azizah,2019)
segala sesuatu dengan apa adanya seta sadar bahwa tidak ada yang dapat
1) Perilaku berdasarkan standart dan nilai dari dirinya sendiri bukan dari
orang lain
kondisinya
dari perilakunya
7) Tidak berfikir bahwa orang lain menolak dirinya baik ada alasan untuk
22
Diukur dengan Instrumen Unconditional Self-Acceptance
menyadari bahwa hal positif dan negatif dalam diri (5 item), individu
tidak sesuai = 7. Skor terendah 21 dan skor tertinggi 147. Semakin tinggi
D. Tinjauan Empiris
QoL tinggi terbesar adalah lansia (65,9%) dan QoL rendah terbesar adalah
dewasa madya (53,84%). Jenis kelamin, QoL tinggi terbesar adalah laki-
laki (58,97%) dan QoL rendah terbesar adalah perempuan (46%). Tingkat
pendidikan, QoL tinggi terbesar berada pada perguruan tinggi (78,26%) dan
23
QoL rendah terbesar berada pada SD (65%). Berdasarkan sosial ekonomi,
QoL tinggi terbesar adalah penghasilan lebih dari >5 juta (87,5%) dan QoL
rendah terbesar adalah 10 tahun (66,67%) dan QoL rendah terbesar adalah
24
BAB III
KERANGKA KONSEP
fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan sekitar. Aktivitas fisik pada
dengan responnya yang kurang percaya diri, merasa mudah sensitive ketika
orang lain mengkritik tentang kesehatannya. bila itu selalu teradi, pasien
25
B. Kerangka Konsep
Penerimaan Diri
Keterangan :
: Hubungan
C. Variabel Penelitian
26
D. Defenisi Operasional Dan Kriteria Obyektif
yaitu aktifitas fisik, komplikasi dan penermaan diri dan variable dependent
1. Kualitas Hidup
R
I=
K
R 100 %
Jadiuntuk I= = = 50%
K 2
Kriteria Objektif :
2. AktifitasFisik
27
yang akan dikategorikan berdasarkan total volume aktifitas fisik yang
Kriteria Objekif :
3. Komplikasi
likert.
Kriteria Objektif :
direkam medik.
28
4. Penerimaan Diri
Sugiono(2010).
R
I=
K
Keterangan : I = Intervalkelas
R= Range(Kisarannilaitertinggi danterendah)
K= Jumlahkategori2(cukup dankurang)
R 100 %
Jadi untuk I= = = 50%
K 2
Kriteria Objektif :
E. Hipotesis
1. AktifitasFisik
29
pasien DM ketergantungan insulin
DM ketergantungan insulin.
2. Komplikasi
ketergantungan insulin.
3. Penerimaan Diri
30
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Desain Penelitian
Study yaitu penelitian yang dilakukan pada waktu dan tempat secara
Populasi
Sampel
31
Gambar 2. Rancangan Penelitian Cross Sectional
1. Tempat
Sulawesi Tenggara.
2. Waktu
1. Populasi
2. Sampel.
a. Jumlah sampel
N
n= (Notoatmojo, 2012)
N X d2 +1
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
32
d = Tingkat signifikansi (p) di tetapkan 0,1
sampel )
menggunakanpurposivesampling
c. Kriteria sampel
1) Kriteria Inklusi
sebagai berikut:
2) Kriteria Eksklusi
tuli.
33
D. Sumber dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis data
a. Data primer
b. Datasekunder
E. Pengolahan,AnalisaDanPenyajianData
1. Pengolahandata
a. Codingadalahmelakukanpengkodeandataagartidakterjadikekeliruan
dalammelakukantabulasidata.
butir pertanyaan.
34
d. Tabulating adalah penyusunan data sedemikian rupa sehingga
tulisan
a. Entry adalah memasukkan data yang sudah dilakukan editing dan coding
kedalam komputer.
2. Analisa data
berikut:
a. Analisis univariat
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel yang diteliti. Data-
Keterangan :
n : jumlah sampel
k : Konstanta (100)
b. Analisis bivariat
35
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan masing-masing
Keterangan :
n = Jumlah sampel
x2
Q=
√ n
Keterangan :
36
X2 = Nilai chi
n = Besar sampel
c. Penyajian data
distribusi yang disertai dengan narasi yang menjelaskan isi tabel tersebut.
F. Etika Penelitian
1. Informend consent
yang memenuhi sampel kriteria inklusi dan disertai judul penelitian. Bila
hak-hak subjek.
3. Confidentiality
37
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
penelitian.
BAB V
38
c. Meningkatkan Kesejahteraan karyawan.
3. Letak Geografis
RSU Bahteramas berdiri diatas tanah seluas 17,5 Ha. Luas seluruh
bangunan adalah 53,269 m2, luas bangunan yang teralisasi sampai dengan
administrasi.
4. Status
No.3 1999 tanggal 8 Mei 1999. Kedudukan rumah Sakit secara teknis
Gubernur.
39
Sejak tanggal 18 Januari 2005, RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
6) Poliklinik THT
7) Poliklinik Mata
40
8) Poliklinik Kulit dan Kelamin
1) Fisioterapi
2) Akupuntur
1) Patologi Klinik
41
2) Patologi Anatomi
3) Radiologi
4) Farmasi/apotek
5) IKOS
8) Gizi
9) Binatu
11) UTD
1) Instalasi Sanitasi
2) IPSRS
B. Hasil Penelitian
Juli 2020 yang bartujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
42
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin seperti terlihat
No Jenis Kelamin n %
1 Laki – laki 27 37,0
2 Perempuan 46 63,0
Jumlah 73 100
Sumber : Data Primer Tahun 2020
b. Umur
tabel di bawah :
No Umur n %
1 31 – 40 Tahun 2 2,7
2 41 – 50 Tahun 28 38,4
3 51 – 60 Tahun 36 49,3
4 >60 Tahun 7 9,6
Jumlah 73 100
Sumber : Data Primer Tahun 2020
(2,7%).
2. Analisis Univariat
43
Distribusi responden berdasarkan kualitas hidup, diketahui
bahwa lebih banyak yang baik untuk lebih jelasnya seperti terlihat
No Kualitas Hidup n %
1 Baik 44 60,3
2 Kurang 29 39,7
Total 73 100
Sumber : Data Primer Tahun 2020
bahwa lebih banyak yang kurang untuk lebih jelasnya seperti terlihat
No Aktifitas Fisk n %
1 Baik 15 20,5
2 Kurang 58 79,5
Total 73 100
Sumber : Data Primer Tahun 2020
44
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 73 responden terdapat 15
No Responden Penelitian n %
1 Komplikasi 25 34,2
2 Tidak Komplikasi 48 65,8
Total 73 100
Sumber : Data Primer Tahun 2020
No Jenis Komplikasi n %
1 Retinopati Diabetik 5 20
2 Neuropati Diabetik 14 56
3 Nefropati 3 12
4 Jantung Koroner 3 12
5 Stroke 0 0
Total 25 100
Sumber : Data Primer Tahun 2020
45
d. Distribusi Responen Berdasarkan Penerimaan Diri
bahwa lebih banyak yang baik untuk lebih jelasnya seperti terlihat
No Penerimaan Diri n %
1 Baik 57 78,1
2 Kurang 16 21,9
Total 73 100
Sumber : Data Primer Tahun 2020
3. Analisis Bivariat
Kualitas Hidup X2
Total
Aktifitas Fisik Baik Kurang Hitung
n % n % n % 5,492
Baik 13 86,67 2 13,33 15 100 V2 =
Kurang 31 53,44 27 46,56 58 100 0,274
Total 44 60,28 29 39,72 73 100
Sumber : Data Primer Tahun 2020
46
Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 73 responden terdapat 15
nilai X2 hitung = 5,492. Karena nilai X2 Hitung > dari nilai X2 tabel =
Tenggara.
47
kualitas hidup seperti faktor usia, penerimaan diri pada responden
Kualitas Hidup X2
Total
Kompikasi Baik Kurang Hitung
n % n % N %
Komplikasi 10 40 15 60 25 100 6,527
Tidak V2 =
34 70,83 14 29,17 48 100 0,299
Komplikasi
Total 44 60,28 29 39,72 73 100
Sumber : Data Primer Tahun 2020
48
Berdasarkan hasil uji statistic dengan uji Chi Square, diperoleh
nilai X2 hitung = 6,527. Karena nilai X2 Hitung > dari nilai X2 tabel =
Tenggara.
49
Baik 41 71,93 16 28,07 57 100 V2 = 0,450
Kurang 3 18,75 13 81,25 16 100
Total 44 60,28 29 39,72 73 100
Sumber : Data Primer Tahun 2020
nilai X2 hitung = 14,756. Karena nilai X2 Hitung > dari nilai X2 tabel =
Sulawesi Tenggara.
pasien diabetes mellitus hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor
50
yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seperti faktor seperti usia dan
jenis kelamin.
C. Pembahasan Penelitian
(13,33%) hal ini disebabkan karena masih rendahnya nilai kualitas hidup
Dapat juga dipengaruhi oleh usia dimana usia dewasa madya merupakan
51
sangat optimal, oleh karena itu saat krisis terjadi pada usia dewasa madya,
tuntutan baik dari diri sendiri maupun dari lingkungan sekitar mengenai
yang rendah.
menjalankan pengobatan dan perawatan di rumah sakit hal ini dapat dilihat
(46,56%) hal ini dapat disebabkan oleh komplikasi yang dialami pasien
52
Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji Chi Square, diperoleh
nilai X2 hitung = 5,492. Karena nilai X2 Hitung > dari nilai X2 tabel = 3,841
antara variabel yang telah diuji Chi Square, dilakukan uji Cramers (Uji K)
sedang antara aktifitas fisik dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus
oleh Panjaitan (2014) dengan judul hubungan antara aktivitas fisik dan
psikis maupun sosial dan tampak sehat. Bagi pasien diabetes melitus,
yang dilakukan bila ingin mendapatkan hasil yang baik harus memenuhi
fisik tidak harus aktivitas yang berat cukup dengan berjalan kaki di pagi
53
hari sambil menikmati pemandangan selama 30 menit atau lebih sudah
termasuk dalam kriteria aktivitas fisik yang baik. Aktivitas fisik ini harus
dilakukan secara rutin agar gula darah juga tetap dalam batas normal.
jantung koroner, stroke, dan juga penyakit pembuluh darah tungkai bawah.
ini disebkan karena responden telah mampu mentaati pola hidup sehat
54
sebanyak 15 responden (60%). Hal ini disebabkan karena Komplikasi
fisik, sosial dan keluhan lainnya. Hampir semua pasien memiliki keluhan
mengeluh nyeri di kaki dan anggota tubuh lain yang berdampak pada
55
Berdasarkan hasil uji statistic dengan uji Chi Square, diperoleh
nilai X2 hitung = 6,527. Karena nilai X2 Hitung > dari nilai X2 tabel =
antara variabel yang telah diuji Chi Square, dilakukan uji Cramers (Uji K)
yang lebih rendah (tidak puas) dari pada yang tidak mengalami komplikasi
serta sejalan dalam penelitian Teli (2016) dan penelitian cyuan et al (2006)
responden merasa terganggu dari segi terapi medis yang dilakukan, rasa
56
diri, dan perubahan citra tubuh yang negatif. Responden dengan ulkus
perbedaan usia responden yang diteliti oleh tiap-tiap peneliti. Dimana usia
(71,93). Hal ini disebabkan karena penerimaan diri yang baik dapat
57
menderita penyakitnya dan menjalankan pengobatan dan perawatan
nilai kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan laki-laki hal ini
kurang dengan kualitas hidup baik sebanyak 3 responden (18,75%) hal ini
dari orang lain dan tidak dapat menerima kegagalan yang dialami namun
pada kualitas hidup responden sudah merasa cukup puas dengan kegiatan
diri yang kurang baik diantara penderita diabetes. Hal ini berkaitan dengan
58
adanya respon penderita yang menjawab, merasa mudah sensitif ketika
nilai X2 hitung = 14,756. Karena nilai X2 Hitung > dari nilai X2 tabel =
hubungan antara variabel yang telah diuji Chi Square, dilakukan uji
korelasi sedang dan positif yang berarti semakin tinggi nilai penerimaan
59
BAB VI
A. Kesimpulan
berikut:
1. Ada hubungan sedang antara aktifitas fisik dengan kualitas hidup pasien
3. Ada hubungan sedang antara penerimaan diri dengan kualitas hidup pasien
B. Saran
60
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
2. Petugas kesehatan
3. Keluarga Pasien
penyembuhan.
61