PENDAHULAN
A. LATAR BELAKANG
Kehidupan masyarakat kenderung mengarah gaya hidup yang tidak sehat sehingga
menyebabkan banyak orang yg terkena penyakit yang diakibatkan gaya hidup yang tidak
sehat tesebut di mana penyakit-penyakit tersebut dapat menurunkan kualitas hidup seseorang
salah satu penyakit tersebut adalah diabetis mellitus. Menurut (Famiyah, 2016:1) penyebab
kematian semua umur telah mengalami pergeseran dari penyakit menular menjadi Penyakit
Tidak Menular (PTM), yaitu salah satu PTM adalah Diabetes Mellitus (DM). Menurut
(Syamsiah, 2017:4-6) kebanyakan orang menyebut diabetes mellitus dengan kencing manis
atau penyakit gula. Diabetes miletus merupakan penyakit yang ditandai dengna tingginya
kadar gula darah dalam urine akibat terganggunya metabolisme karena produksi dan fungsi
hormon insulin tidak berjalan dengan seharusnya. Seseorang termasuk kategori pre-diabetes
apabila kadar gula darah sudah diatas batas normal, namun belum mencapai batas dikatakan
diabetes miletus. Kadar gula puasa pada penderita pre-diabetes sekitar 100-125 mg/dl
sedangkan normalnya < 100 mg/dl.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017, prevalensi global penyakit
diabetes di kalangan orang dewasa di atas 18 tahun meningkat dari 4,7% menjadi 8,5%.
Penyakit DM akan menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Sekitar 1,6 juta
kematian secara langsung disebabkan oleh diabetes. WHO memproyeksikan diabetes akan
menjadi penyebab kematian nomor enam di dunia pada tahun 2030.
Prevalensi diabetes mellitus (DM) terus meningkat dan salah satu penyebabnya
yaitu kematian dan disabilitas di dunia (WHO, 2018). Diabetes mellitus adalah
merupakan penyakit metabolik, yang ditandai dengan adanya hiperglikemia, sebagai
akibat dari defek sekresi dan kerja insulin atau keduanya (Pavithra dkk., 2018). DM
terbagi menjadi 2 kategori: DM tipe 1 (DMT1) karena kerusakan sel β pankreas, sehingga
menyebabkan defisiensi sekresi insulin absolut, dan terjadi 5-10% pada pasien DM. DM
tipe 2 (DMT2) merupakan gabungan antara resistensi kerja insulin dan kompensasi
respon sekresi insulin yang tidak adekuat. DMT2 sering dikaitkan dengan sindrom
metabolik, dan terjadi 90-95% pada pasien DM (Ahmed, Ewadh, & Jeddoa, 2020).
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan lama menderita dm dengan
kualitas hidup pada pasien dm tipe 2
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran keluarga dan pasien mengenai penyakit dm di RS Mitra
Keluarga Cibubur
b. Mengetahui dukungan keluarga pasien penderita dm di RS Mitra Keluarga Cibubur
c. Mengetahui gambaran mengenai kualitas hidup penderita dm di RS Mitra Keluarga
Cibubur
d. Menganalisi hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup penderita dm di RS
Mitra Keluarga Cibubur
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Teoritis
a. Bagi Peneliti
Sebagai pengembangan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian dan
menentukan permasalahan di masyarakat tersebut.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil peneltian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan perbandingan, dapat
digunakan dimasa yang akan datang dan dokumentasi di STIKes Mitra Keluarga
khususnya bagi mahasiswa keperawatan.
2. Praktis
a. Bagi RS Mitra Keluarga Cibubur
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam mengembangkan pengobatan
secara non farmakologis dalam menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes
mellitus di lingkungan kerjanya.
b. Bagi Responden
Dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi responden tentang hubungan
lama menderita DM dengan kualitas hidup pada pasien DM tipe 2 dan bagaimana
usaha peningkatan kualitas hidup para penderita DM khususnya tipe 2.
E. RUANG LINGKUP PENELITIAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
1. Pengertian
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit menahun merupa gangguan metabolik yang
ditandain dengan kadar gula darah melebihi batas normal. Penyebab kenaikan kadar gula
tersebut menjadi landasan pengelompokan jenis Diabetes Melitus.
Diabetes Melitus adalah penyakit kronis serius karna pankreas tidak menghasilkan insulin
atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insuli yang dihasilkannya. Diabetes
masalah kesehatan masyarakat yang penting, menjadi salah satu empat penyakit tidak menural
(PTM) prioritas yang menjadi target tidak lanjut oleh para pemimpin dunia (WHO Global
Report, 2016).
Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolisme kronis yang mengakibatkan tubuh tidak
mampu memproduksi hormon insulin atau tubuh dikatakan tidak mampu menggunakan insulin
secara efektif sehingga akan terjadinya peningkatan kadar gula di dalam darah yang biasa disebut
dengan hiperglikemia (Novita Fajeriani dkk, 2019).
2 Etiologi
Faktor resiko penyebab terjadinya Diabetes Mellitus tipe 2 menurut (WHO, 2011) :
1) Usia :
Dm tipe 2 akan terjadi setelah usia 40 tahun. Penuaan itu sendiri dapat meningkatkan
resiko untuk intolerasi glukosa dan diabetes. Diabetes terjadi 20% pada pria dan
wanita yang lebih tua usia dari pada 85 tahun dibandingkan dengan hanya 5%pada
pria dan 3,8% pada wanita yang lebih muda dari usia 60 tahun.
2) Obesitas :
Obesitas sangat tinggi pada DM tipe 2 dan riwayat keluarga bahkan berat badan juga
pemicu dengan peningkatan resiko untuk diabetes. Peningkatan jumlah lemak visceral
(lemak yang berbahaya) mempunyai kolerasi positif dengan hiperinsulin dan
berkorelasi negative dengan sensitivitas insulin
3) Kurangnya latihan fisik :
Menunjukan bahwa aktifitas fisik secara teratur meningkatkan sensitivitas insulin dan
meningkatkan toleransi glukosa. Makin tinggi tingkat kebugaran jasmani seseorang
makin tinggi kemampuan fisik dan produktivitas kerjanya. Kebugaran jasmasi dapat
menggambarkan kondisi fisik seseorang untuk mampu melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan aktivitas sehari-hari. Setelah berolahraga selama 10 menit,
glukosa darah akan meningkat sampai 15 kali jumlah kebutuhan pada keadaan biasa.
Setelah berolahraga selama 60 menit, kebutuhan glukosa darah dapat meningkat
sampai 35 kali.
4) Obat-obatan dan Hormone :
Obat yang mengganggu metabolism glukosa telah disusun diantara obat yang biasa
digunakan antara lain : fenitoin, diuretic, kortisteroid, dapat menyebabkan intoleransi
glukose dan pada individu yang rentan.
5) Riwayat kehamilan :
Wanita dengan riwayat DM gestasional atau bayi lahir besar berat badan melebihi 4kg
beresiko untuk DM.
6) Stres Berat atau Berkepanjangan :
Stres fisik atau trauma behubungan dengan intolerasi glukosa yang disebabkan oleh
efek hormonal pada metabolism glukosa sekresi insulin.
7) Merokok :
Perokok berada pada resiko yang lebih tinggi untuk DM tipe 2 dan komplikasinya.
8) Faktor Genetik :
Seseorang yang memiliki keluarga atau orang tua dengan menderita diabetes
mellitus maka dua sampai enam kali lipat akan beresiko terkena diabetes mellitus
juga.
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gelaja Diabetes Mellitus menurut Kemenkes (2019) adalah:
1. Meningkatnya Frekuensi Buang Air Kecil
Pada penderita Diabetes Mellitus sel di dalam tubuh dimana tidak dapat menyerap
glukosa. Maka dari itu ginjal mencoba untuk mengeluarkan glukosa sebanyak
mungkin yang mengakibatkan penderita akan lebih sering BAK dengan frekuensi
lebih dari 5 liter air kencing setiap harinya. Pada malam hari penderita juga akan
terbangun beberapa kali untuk BAK, hal itu menandakan bahwa ginjal berusaha
menyingkirkan semua glukosa ekstra di dalam darah.
2. Rasa Haus Berlebihan
Seringnya buang air kecil dapat mengakibatkan air di dalam tubuh akan hilang hal
tersebut akan menyebabkan penderita akan merasakan haus dan membutuhkan
banyak air. Rasa haus yang berlebihan menandakan tubuh mencoba mengisi
kembali cairan yang hilang serta tubuh mencoba mengelola gula darah tinggi.