Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan disebabkan dari pola hidup, pola makan, faktor

lingkungan kerja, olahraga dan stress. Perubahan gaya hidup terutama di

kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif

seperti penyakit jantung koroner, Diabetes Melitus tipe 2 (DM II), obesitas

dan tekanan darah tinggi. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu keadaan

dimana tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh

pankreas (Word Health Organization (WHO, 2011). DM termasuk dalam

golongan penyakit kronik yang terjadi pada jutaan orang di dunia (American

Diabetes Asosiation [ADA], 2015).

WHO melaporkan 80% penderita diabetes melitus berasal dari

negara miskin dan berkembang. Jumlah kematian akibat diabetes

diproyeksikanmeningkat lebih dari 50% dalam 10 tahun mendatang dan

diprediksi menjadi penyebab kematian ketujuh tertinggi di dunia pada tahun

2030 (WHO, 2011). International Diabetes Federation(IDF) melaporkan

terdapat 4,6 juta kematian akibat diabetes melitus setiap tahun dan lebih dari

10 juta penderita mengalami kelumpuhan dan komplikasi yang mengancam

jiwa seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan dan amputasi.

Prevalensi diabetes melitus diperkirakan akan terus melonjak setiap

tahunnya (IDF, 2014).WHO dan IDF memprediksi terjadi peningkatan jumlah

penderita diabetes mellitus dari tahun 2009 hingga tahun 2030 sebanyak 2-3

1
2

kali lipat.Laporan hasil Riskesdas tahun 2018 oleh Departemen Kesehatan

menunjukkan prevalensi DM di Indonesia sebesar 1,5 persen.

Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia dari hasil Riskesdas

tahun 2018 sebesar 46,8% dengan estimasi jumlah penduduk Indonesia

semua usia pada tahun 2018 adalah 1.017.290 orang, Di Jawa Barat,

terdapat 1,3% yang terdiagnosis diabetes mellitus dengan perkiraan jumlah

186.809 jiwa.Di Indonesia diperkirakan pada tahun 2030 penderita diabetes

mellitus sebanyak 21,3 juta jiwa. Pravelansi di Provinsi Jawa Barat terdapat

1,7% yang terdiagnosis diabetes mellitus jumlah penduduk usia ≥ 15 tahun

dengan jumlah 131.846. Survei data Kementrian Kesehatan (Riskesdas,

2018). Hasil Survei dari Dinas Kesehatan Kota Sumedang tahun 2018

terdapat jumlah penderita Diabetes Mellitus Tipe 1 dan Diabetes Mellitus

Tipe 2 sejumlah 110.000 orang, Sedangkan di Puskesmas Cimalaka

terdapat 3151 orang.Prevalensi DM yang terus menerus meningkat oleh

sebab itu diperlukan penatalaksanaan diabetes mellitus. Dalam

penatalaksanaan diabetes mellitus, terutama untuk mencegah terjadinya

komplikasikomplikasi diabetes mellitus, sangat dibutuhkan kepatuhan pasien

terhadap terapi yang diberikan, seperti obat-obatan, pengaturan pola makan,

aktivitas fisik, dan selfmonitoring kadar gula darah pasien sendiri.Manajemen

diabetes mellitus merupakan sesuatu yang sangat kompleks, selain

memerlukan komitmen jangka panjang, terapi diabetes mellitus juga

melibatkan perubahan gaya hidup yang drastis terhadap pasien diabetes

mellitus. Petugas kesehatan memang berperan dalam memberikan edukasi

dan tatalaksana diabetes mellitus kepada pasien, namun pendekatan

mandiri pasien diabetes mellitus terhadap tatalaksana diabetes mellitus yang


3

dapat memberikan hasil terapi yang adekuat. Apabila pasien diabetes

mellitus tidak patuh dalam menjalankan penatalaksanaan yang diberikan,

maka akan mengakibatkan hasil pengobatan diabetes mellitus yang buruk

dan beban ekonomi yang diakibatkan komplikasi dan hospitalisasi pasien

diabetes mellitus. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kepatuhan

pasien dalam tatalaksana diabetes mellitus, seperti kemauan diri sendiri,

ekspektasi terapi, dan dukungan keluarga (Miller dan DiMatteo, 2013).

Dukungan keluarga, menurut Taylor (2006) diartikan sebagai bantuan

yang diberikan oleh anggota keluarga yang lain sehingga akan memberikan

kenyamanan fisik dan psikologis pada orang yang dihadapkan pada situasi

stres. Dukungan keluarga adalah proses yang terjadi selama masa hidup,

dengan sifat dan tipe dukungan sosial bervariasi pada masing-masing tahap

siklus kehidupan keluarga. Walaupun demikian, dalam semua tahap siklus

kehidupan, dukungan keluarga memungkinkan keluarga berfungsi secara

penuh dan dapat meningkatkan adaptasi dalam kesehatan keluarga

(Damawiyah, 2015). Dukungan keluarga sangat diperlukan dalam kepatuhan

pasien diabetes mellitus untuk terapinya sehingga komplikasi yang

ditimbulkan oleh penyakit diabetes mellitus dapat dicegah dan penurunan

kualitas hidup akibat komplikasi yang disebabkan kontrol glikemik yang tidak

adekuat dapat dihindari (Miller dan Dimatteo, 2013).

kualitas hidup adalah persepsi individu terhadap posisi mereka dalam

kehidupan dalam konteks budaya dan nilai dimana mereka hidup dan dalam

hubungannya dengan tujuan hidup, harapan, standar dan perhatian. Hal ini

memengaruhi kesehatan fisik seseorang, keadaan psikologis tingkat


4

ketergantungan, hubungan sosial, keyakinan personal dan hubungan

keyakinan dimasa yang akan datang terhadap lingkungan mereka.

Penelitian yang dilakukan mengenai dukungan keluarga dan Kualitas

hidup telah dilakukan oleh Meidikayanti (2017), Di Puskesmas Pademawu

Surabaya Jawa Timur, yang memperoleh gambaran dari 50 responden

pasien DM tipe 2 sebanyak 54% memiliki kualitas hidup baik 48%, memiliki

kualitas hidup buruk 52%. Pada penelitian didapatkan kesimpulan bahwa

mayoritas responden dukungan keluarga yang buruk, tidak ada hubungan

yang signifikan, Diabetesmellitus tipe 2 di Puskesmas Pademawu,

Kabupaten Pamekasan Jawa Timur.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Cimalaka

merupakan puskesmas yang terletak di kecamatan Cimalaka Kabupaten

Sumedang, Menurut data Puskesmas Cimalaka tahun 2018, Pravelansi

penyakit diabetes mellitus sebanyak 102 kasus dan hasil wawancara pada

10 responden, didapatkan hasil yaitu 8 dari 10 responden kurangnya

dukungan keluarga yang buruk.

Berdasarkan fenomena tersebut, maka penulis tertarik melakukan

penelitian yang berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas

Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Puskesmas Cimalaka Kabupaten

Sumedang.
5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, rumusan

masalah yang dapat disimpulkan adalah : Apakah ada hubungan dukungan

keluarga dengan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas

Cimalaka Kabupaten Sumedang?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus Tipe

2 di Puskesmas Cimalaka Kabupaten Sumedang.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Mengetahui karakteristik pasien Diabetes Melitus tipe 2 di

Puskesmas Cimalaka Kabupaten Sumedang.

b. Mengetahui dukungan keluarga pasien Diabetes Melitus tipe 2 di

Puskesmas Cimalaka Kabupaten Sumedang.

c. Mengetahui kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di

Puskesmas Cimalaka Kabupaten Sumedang.

d. Menganalisa hubungan dukungan keluarga dan kualitas hidup

pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas Cimalaka Kabupaten

Sumedang.
6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan ilmu keperawatan, dalam keperawatan

keluarga pada pasien diabetes mellitus, dukungan keluarga dan kualitas

hidup.

2. Manfaat Praktik

a. Bagi Para Perawat

Memberi masukan informasi bahwa dukungan keluarga

sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien Diabetes

Mellitus tipe 2.

b. Bagi Instansi Terkait

Sebagai data awal bagi penelitian-penelitian selanjutnya

terutama dalam hubungan dukungan keluarga dengan kualitas

hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2.

c. Bagi Puskesmas

Data dasar dalam melihat dukungan keluarga dengan

kualitas hidup pasien diabetes mellitus di puskesmas.

d. Bagi Para Peneliti

Sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian tentang

dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien Diabetes

Melitus tipe 2.
7

Anda mungkin juga menyukai