Anda di halaman 1dari 11

1

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP SELF


EFFICACY PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI
PUSKESMAS TERUWAI

Oleh
PARLAN BAMBANG KUSWANDI
075STYC17

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S.1
MATARAM
2021
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis dengan tingkat kejadian

yang tertinggi didunia, yang disebabkan karena pangkreas tidak menghasilkan

insulin dengan baik atau dikarenakan tubuh tidak mampu secara baik

menggunakan insulin yang dihasilkan, dengan glukosa darah puasa >126 mg/dl

dan kadar gula darah sewaktu >200 mg/dl (WHO, 2016; ADA,2016). Penyakit ini

biasanya di tandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) secara

berkelanjutan terutama ketika klien setelah makan (Napoli et al., 2017). Gaya

hidup masyarakat saat ini cenderung kurang sehat sehingga epidemic obesitas dan

tidak aktivitas pada usia anak-anak maka penyakit ini cenderung terjadi pada usia

produktif, kemudian penyakit ini sudah memiliki cirri khas resistensi insulin

perifer dengan defek pengeluaran insulin yang beragam derajat beratnya. Apabila

keadaan ini berkembang lebih lanjut maka akan berubah menjadi DM tipe 2.

Berdasarkan data international Diabetes federation (IDF), Indonesia

termasuk peringkat ke 6 di dunia dalam prevalensi pasien DM pada tahun 2017

setelah tiongkok, india, amerika serikat, brazil dan meksiko dengan jumlah pasien

DM sebanyak 10,3 juta pasien, dan diperkirakan akan mengalami peningkatan

menjadi 16,2 juta orang pasien pada tahun 2040.

Penderita Diabetes Mellitus di Indonesia pada tahun 2014 adalah 9,1 juta

jiwa, penderita dm yang tidak terorganisir berjumlah 4,8 juta sedangkan penderita

1
2

yang meninggal berjumlah 175.836 jiwa. Dapat diperkirakan jumlah penderita

DM di provinsi NTB sebanyak 396.222 jiwa. Dari jumlah tersebut yang

mendapatkan pelayanan Diabetes Mellitus sesuai standar sebanyak 251.865 jiwa

atau 63,57% (DINKES PROVINSI NTB, 2019).

Pada tahun 2019 Lombok Tengah mengalami peningkatan kasus DM yang

cukup tinggi dibanding 2018 yakni 5.802 menjadi 12.886 pada tahun 2019

(Dikes Lombok Tengah, 2019). Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas

Teruwai di dapatkan jumlah penderita DM berjumlah 120 jiwa. Penatalaksanaan

yang diberikan oleh pihak Puskesmas Teruwai berupa obat-obatan, insulin dan

edukasi diet sehat untuk DM.

Diabetes Melitus tipe 2 merupakan tipe yang paling sering terjadi

dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat. Kontrol gula darah sangat penting untuk

pasien diabetes miletus sebagai penentu penanganan medis yang tepat, sehingga

dapat mencegah komplikasi dan membantu pasien untuk menyesuaikan atau

mengatur gaya hidup ( PERKENI (2011) dalam shrivastava dkk, 2013). Standar

pemeriksan di pelayanan kesehatan pemeriksaan idealnya 3 bulan sekali setelah

kunjungan pertama yang meliputi pemeriksaan kadar glukosa darah puasa 2 jam

setelah makan dan pemeriksaan HbA1c (Mahendra, 2008)

Gaya hidup meliputi diet diabetes dan aktifitas sehari-hari yang kurang

baik sangat mempengaruhi terhadap peningkatan kadar gula darah, maka dari itu

diet diabetes yang baik merupakan kunci utama dalam penanganan pasien

diabetes miletus. Diet diabetes merupakan asupan makanan yang memberikan

berbagai macam jumlah, jadwal dan jenis makanan yang didapatkan seseorang.
3

Aktivitas atau olahraga yang kurang dapat mempengaruhi peningkatan kadar gula

darah, latihan jasmani merupakan upaya awal dalam mencegah, mengontrol dan

mengatasi diabetes. Pada hal tersebut dibutuhkan kerja sama dari pihak keluarga

atau dukungan keluarga.

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap penderita yang sakit. Dukungan bisa berasal dari (orang tua, anak,

suami, istri atau saudara) yang dekat dengan subjek dimana bentuk dukunga

berupa informasi, tingkah lakutertentu atau materi yang dapat menjadikan

individu merasa disayangi, diperhatikan, dan dicintai (Ali, 2009).

Dukungan yang dapat diberikan untuk penderita diabetes mellitus salah

satunya adalah bentuk dukungan secara emosional. Bentuk dukungan ini dapat

berupa dukungan simpati dan empati, cinta, kepercayaan, penghargaan House

(Setiadi 2008).

Keluarga sangat memiliki peran penting terhadap tingkat kesehatannya,

dukungan dan tingkat pengetahuan keluarga dapat memberikan dampak positif

terhadap perawatan pada penderita diabetes milletus. Support keluarga juga

diharapkan membantu keberhasilan penderita Diabetes Mellitus, sehingga

menghindari komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup klien. Penyakit

Diabetes Mellitus jika tidak diperhatikan secara baik dapat menimbulkan

terjadinya penyakit menahun seperti serebro vaskuler, penyakit pada mata,

penyakit jantung coroner, ginjal dan saraf. Sehingga akan lebih optimal apabila

penderita diabetes mellitus dan keluarga memahami dan menerapkan tentang self

efficacy.
4

Self efficacy merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan dirinya

dalam mencapai tujuan tertentu sesuai harapan (Kusuma &Hidayati, 2013). Self

efficacy pada pasien DM berfokus pada keyakinan penderita Diabetes Melitus

untuk berperilaku yang mendukung perbaikan penyakitnya (Ngurah &

Sukmayanti, 2014). Hal ini bertujuan untuk mempertahankan perilaku yang

dibutuhkan dan berfokus pada keyakinan dalam menjalankan manajemen diri

seperti diet, latihan fisik, medikasi dan perawatan kaki (Sukmayanti, 2013).

Menurut Bandura (2009), mendefinisikan self efficacy sebagai judgement

seseorang atas kemempuannya untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan

yang mengarah kepada pencapaian tujuan tertentu. Bandura mengistilahkan self

efficacy mengacu pada keyakinan tentang kemampuan seseorang untuk

mengorganisasikan dan melaksanakan tindakan untuk pencapaian hasil (Bandura,

2009).

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan

Dukungan Keluarga Terhadap Self Efficacy Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di

Wilayah Kerja Puskesmas Teruwai.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti dapat merumuskan

masalah “ adakah hubungan dukungan keluarga terhadap self efficacy penderita

diabetes miletus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas teruwai Kabupaten Lombok

Tengah?”

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum


5

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan

keluarga terhadap self efficacy penderita diabetes mellitus tipe 2 di

wilayah kerja Puskesmas Teruwai Kabupaten Lombok Tengah.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi umur, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan

pasien diabetes mellitus di Puskesmas Teruwai.

b. Mengidentifikasi dukungan keluarga pada pasien diabetes mellitus di

Puskesmas Teruwai

c. Mengidentifikasi self efficacy pada penderita diabetes mellitus di

Puskesmas Teruwai.

d. Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan self efficacy pada

penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Teruwai.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Bagi responden

Dengan adanya penelitian ini sebagai bahan masukan bagi

penderita diabetes mellitus dan keluarga agar mencapai tujuan dalam

upaya peningkatan self efficacy pada penderita DM tipe 2.

1.4.2 Bagi Institusi Keperawatan

Diharapkan dengan penelitian ini dapat dijadikan bahan tambahan

studi bagi mahasiswa untuk lebih memahami tentang diabetes mellitus


6

dan dukungan keluarga terhadap self efficacy dan dapat dikembangkan

dengan penelitian lainnya.

1.4.3 Bagi Kelayanan Kesehatan

Diharapkan dengan penelitian ini dapat dijadikan dijadikan dasar

pertimbangan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat

dengan fokus pada keluarga dan proses pengembangan diri penderita DM.

1.4.4 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian Ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat khususnya responden yaitu menambah informasi,

pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam melakukan pengelolaan

diabetes miletus.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mencakup penjelasan mengenai diabetes mellitus secara

umum, penyebab dan komplikasi DM secara akut dan kronis serta

penatalaksanaan DM. Kemudian dibahas tentang dukungan keluarga

meningkatkan self efficacy pada pasien DM tipe 2. Variable independen pada

penelitian ini adalah dukungan keluarga dan self efficacy pasien Diabetes

Mellitus tipe 2. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif non-

eksperimen dengan pendekatan Cross Sectional. Tempat penelitian berada di

wilayah kerja Puskesmas Teruwai. Alasan peneliti dalam penelitian ini adalah

untuk memberikan informasi kepada pasien Diabetes Mellitus tentang self

efficacy.
7

1.6 Keaslian Penelitian

Metode
No Peneliti,Tahun,Judul Sampel Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian

1 Meiratih Yumna, dkk 51 Cross Dukunga 1.Metode 1.variabel


(2018). sectional n penelitian
keluarga menggunakan Independen:
Dukungan Keluarga kepada cross sectional
Dengan Distress Pada Distress pda
pasien
Pasien Diabetes DM yang 2. Sama-sama pasien
Melitus ada di menggunakan diabetes
tiga variabel mellitus
RSUD
Ulin 2.jumlah
3. instrument
Banjarma sampel yang
yang
sin digunakan
digunakan
diperoleh
adalah
hasil 3.tempat
kuesioner.
bahwa penelitian
kebanyak dan waktu
an penwlitian
memiliki
dukungan
keluarga
yang baik
dengan
nilai rata-
rata skor
32,73
dengan
nilai
minimal
10 dan
maksimal
50

2 Nety Mawarda 16 Cross Berdasark 1.menggunaka 1. variable


Hatmanti, (2017). sectional an n metode dependen:
distribusi penelitian
Hubungan antara self nilai self cross sectional Self efficacy
efficacy quality of life efficacy quality of
pada pasien diabetes pada 2.sama-sama life
mellitus tipe 2 lansia sampel
diwilayah kerja diabetes 2.jumlah
dengan
puskesmas kebonsari sampel yang
8

Surabaya. DM tipe 2 mellitus tipe 2 digunakan


di
puskesma 3.tempat
s penelitian
gayungan dan waktu
Surabaya penelitian
didapatka
n rata-rata
nilai self
efficacy
responden
adalah
37,31.
Sedangka
n
distribusi
nilai
quality of
life
diketahui
rata-rata
nilai
quality of
life
responden
adalah
60,31.
Berdasark
an hasil
uji
spermanr
ho
didapatka
n nilai p
0,016 <
0,05 (α),
artinya
terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
self
efficacy
9

dan
quality of
life.

3 Yustiani Nur Afifah, 87 Cross Hasil 1.menggunaka 1.variabel


dkk (2017). sectional penelitian n metode independen:
menunjuk cross sectional
Hubungan Dukungan kan lansia Tingkat
Keluarga Dengan yang 2.menggunaka kecemsan
Tingkat Kecemasan mempuny n variabel lansia
Lansia Yang ai dukungan
Mengalami Diabetes keluarga 2.jumlah
dukungan
Melitus. sampel yang
keluarga
digunakan
cukup
sebanyak 3.tempat
37 penelitian
responden dan waktu
(42,5%) penelitian.
dan yang
mengala
mi
kecemasa
n sedang
sebanyak
28
responden
(32,2%).
Terdapat
hubungan
yang
signifikan
antara
dukungan
keluarga
dengan
tingkat
kecemasa
n lansia
yang
mengala
mi
diabetes
mellitus
p-
value=0,0
10

01.

Anda mungkin juga menyukai