PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
PARLAN BAMBANG KUSWANDI
075STYC17
BAB 1
PENDAHULUAN
insulin dengan baik atau dikarenakan tubuh tidak mampu secara baik
menggunakan insulin yang dihasilkan, dengan glukosa darah puasa >126 mg/dl
dan kadar gula darah sewaktu >200 mg/dl (WHO, 2016; ADA,2016). Penyakit ini
berkelanjutan terutama ketika klien setelah makan (Napoli et al., 2017). Gaya
hidup masyarakat saat ini cenderung kurang sehat sehingga epidemic obesitas dan
tidak aktivitas pada usia anak-anak maka penyakit ini cenderung terjadi pada usia
produktif, kemudian penyakit ini sudah memiliki cirri khas resistensi insulin
perifer dengan defek pengeluaran insulin yang beragam derajat beratnya. Apabila
keadaan ini berkembang lebih lanjut maka akan berubah menjadi DM tipe 2.
setelah tiongkok, india, amerika serikat, brazil dan meksiko dengan jumlah pasien
Penderita Diabetes Mellitus di Indonesia pada tahun 2014 adalah 9,1 juta
jiwa, penderita dm yang tidak terorganisir berjumlah 4,8 juta sedangkan penderita
1
2
cukup tinggi dibanding 2018 yakni 5.802 menjadi 12.886 pada tahun 2019
(Dikes Lombok Tengah, 2019). Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas
yang diberikan oleh pihak Puskesmas Teruwai berupa obat-obatan, insulin dan
dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat. Kontrol gula darah sangat penting untuk
pasien diabetes miletus sebagai penentu penanganan medis yang tepat, sehingga
mengatur gaya hidup ( PERKENI (2011) dalam shrivastava dkk, 2013). Standar
kunjungan pertama yang meliputi pemeriksaan kadar glukosa darah puasa 2 jam
Gaya hidup meliputi diet diabetes dan aktifitas sehari-hari yang kurang
baik sangat mempengaruhi terhadap peningkatan kadar gula darah, maka dari itu
diet diabetes yang baik merupakan kunci utama dalam penanganan pasien
berbagai macam jumlah, jadwal dan jenis makanan yang didapatkan seseorang.
3
Aktivitas atau olahraga yang kurang dapat mempengaruhi peningkatan kadar gula
darah, latihan jasmani merupakan upaya awal dalam mencegah, mengontrol dan
mengatasi diabetes. Pada hal tersebut dibutuhkan kerja sama dari pihak keluarga
terhadap penderita yang sakit. Dukungan bisa berasal dari (orang tua, anak,
suami, istri atau saudara) yang dekat dengan subjek dimana bentuk dukunga
satunya adalah bentuk dukungan secara emosional. Bentuk dukungan ini dapat
(Setiadi 2008).
penyakit jantung coroner, ginjal dan saraf. Sehingga akan lebih optimal apabila
penderita diabetes mellitus dan keluarga memahami dan menerapkan tentang self
efficacy.
4
dalam mencapai tujuan tertentu sesuai harapan (Kusuma &Hidayati, 2013). Self
seperti diet, latihan fisik, medikasi dan perawatan kaki (Sukmayanti, 2013).
2009).
Tengah?”
Puskesmas Teruwai
Puskesmas Teruwai.
1.4 Manfaat
dengan fokus pada keluarga dan proses pengembangan diri penderita DM.
diabetes miletus.
penelitian ini adalah dukungan keluarga dan self efficacy pasien Diabetes
wilayah kerja Puskesmas Teruwai. Alasan peneliti dalam penelitian ini adalah
efficacy.
7
Metode
No Peneliti,Tahun,Judul Sampel Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian
dan
quality of
life.
01.