OLEH:
AHMAD TAUFIK
NIM: 2016.02.043
BANYUWANGI
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
masalah kesehatan yang cukup besar di Indonesia pada saat ini. Diabetes
(Toharin Syamsi Nur Rahman, 2015). Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit
metabolik yang ditandai dengan adanya kenaikan gula darah yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Yuniar Dwi, dkk,
penderita sebanyak 7,6 juta jiwa dan diperkirakan akan terus meningkat 6%
setiap bulannya (Tamara Ervy, 2014). Di Indonesia pada tahun pada tahun
1
2
Jawa Timur 2013 usia ≥ 15 tahun sebesar 1,9% sedangkan tahun 2018 usia ≥
orang. Salah satu Puskesmas yang masih memiliki angka tertinggi untuk
Puskesmas Kelir sebesar 337 (80%) jiwa penderita Diabetes Mellitus (Dinas
komplikasi yang mungkin muncul (Yuniar Dwi, dkk, 2016). Penyakit Diabetes
aktivitas fisik, ras/etnis dan usia yang yang lebih tua (IDF, 2015). Komplikasi
yang terjadi pada pasien Diabetus Miletus secara signifikan berdampak pada
kualitas hidup, biaya perawatan kesehatan yang tinggi dan morbiditas serta
menjadi penyebab utama kematian (Goh, Rusli & Khalid, 2015). Peran
Selain itu juga penderita tidak temotivasi untuk membuat perubahan atau
mendorong untuk melakukan perilaku yang tidak sehat serta melanggar efikasi
mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan. Sumber efikasi diri berasal dari
pengalaman individu, pengalaman orang lain, persuasi sosial serta kondisi fisik
medikasi, kontrol glukosa dan perawatan Diabetes Mellitus secara umum (Uun
& Alam, 2017). Selain itu pasien perlu memiliki pengetahuan yang benar,
motivasi, dan edukasi diri yang tinggi untuk meningkatkan aktivitas perawatan
diri dan mencegah komplikasi diabetes militus (Ariani Yesi, dkk, 2014). Salah
militus type-2 adalah edukasi. Edukasi kepada pasien diabetes militus type-2
komplikasi Diabetes Mellitus type-2 jangka panjang (Uun & Alam, 2017).
4
tahun 2020.
5
2020.
terutama bagi :
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
komplikasi baik yang akut maupun yang kronis atau menahun apabila
(Isniati, 2017).
atau disebut hiperglikemia yaitu suatu kadar gula darah yang tingginya
terjadi akibat sekresi insulin yang tidak adekuat atau tidak ada, dengan
7
8
atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan
adalah suatu kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat
darah.
2017).
dengan dasar yang sama seperti klasifikasi yang dibuat oleh organisasi
Diabetes Mellitus.
dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak
berat badan lahir bayi ≥4000 gram atau riwayat pernah menderita
rendah ≤2,5 kg. Faktor resiko yang dapat diubah meliputi obesitas
(Waspadji S, 2017).
12
1) Obesitas (kegemukan)
3) Dislipedimia
4) Umur
5) Faktor Genetik
enam kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami
penyakit ini.
13
tipe 2 ini dibedakan menjadi dua yaitu pertama adalah faktor resiko
(Waspadji S, 2017).
14
1) Resistensi insulin
tidak dapat masuk ke dalam sel dan digunakan oleh sel tersebut
(Waspadji S, 2017).
1) Poliuria (air kencing keluar banyak) dan polidipsi (rasa haus yang
4) Kulit kering, lesi kulit atau luka yang lambat sembuhnya, dan rasa
ketidakseimbangan elektrolit.
1) Hipoglikemia
terjadi pada pasien yang menderita Diabetes Melitus lebih dari 10-
glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dl, glukosa darah puasa ≥126 mg/dl
konfirmasi diagnosa Diabetes Melitus pada hari yang lain atau Tes
tetapi punya resiko Diabetes Melitus (usia ≥45 tahun, berat badan
melahirkan bayi >4000 gr, kolestrol HDL <35 mg/dl, atau trigliserida
≥250 mg/dl). Uji diagnostik dilakukan pada mereka yang positif uji
standar.
dependent).
(Perkeni, 2015).
22
1) Edukasi
secara holistik.
Yusra, 2011).
2014).
2) Emosi
3) Spiritual
1) Sosial ekonomi
memperdulikannya.
2) Budaya
Mellitus
Diabetes Mellitus.
dari selalu (3), sering (2), kadang-kadang (1), tidak pernah (0) dengan
2) Dukungan Fasilitas
3) Dukungan Informasi/Pengetahuan
No Indikator
1 Dukungan emosional dan penghargaan
2 Dukungan fasilitas
3 Dukumgan informas/pengtahuan
Pada pengisian skala ini, sampel dimimta untuk menjawab
2.3.1 Definisi
(dalam Jess Feist & Feist, 2010:212) self efficacy adalah keyakinan
manuisa sehari-hari. Hal ini disebabkan efikasi diri yang dimiliki ikut
(Santrock, 2007).
prestasi yang pernah dicapai pada masa yang telah lalu. Pengalaman
percaya kepada pemberi persuasi, dan sifat realistic dari apa yang
dipersuasikan.
sesuatu yang ada disekitarnya. Dalam situasi yang sulit, orang dengan
dengan efikasi diri yang tinggi akan berusaha lebih keras untuk
situasi tertentu.
1) Tingkat (level)
yang di rasakannya.
2) Kekuatan (strength)
dimensi level, yaitu makin tinggi level taraf kesulitan tugas, makin
3) Generalisasi
(generality).
2) Modeling Sosial
dilakukannya.
3) Persuasi Sosial
34
tidak menyenangkan.
a) Budaya
35
b) Jenis Kelamin
Wanita yang memiliki peran selain sebagai ibu rumah tangga, juga
d) Intensif Eksternal
status yang lebih rendah akan memiliki kontrol yang lebih kecil
mempengaruhi, yaitu:
dimasa lalu).
orang lain dalam melakukan tugas yang sama (pada waktu individu
tugas).
lebih banyak berusaha dari suatu tugas yang mana efikasi diri
mereka lebih tinggi dari pada mereka yang memiliki efikasi yang
rendah.
3) Daya tahan, misalnya orang dengan efikasi diri tinggi akan mampu
menghadapi rintangan.
mungkin berkata pada diri sendiri, “saya tahu saya tidak bisa
dari efikasi diri antara lain, yaitu individu dapat memilih perilaku
a) Fungsi kognitif
dilakukan.
b) Fungsi motivasi
c) Fungsi Afeksi
d) Fungsi Selektif
ini terdiri dari 4 subskala yaitu nutrisi dan berat badan (11 item),
dalam penelitian. Skor dari kuisioner efikasi diri terdiri dari tidak
yakin (1), kurang yakin (2), cukup yakin (3), yakin (4), sangat
DM Tipe 2
baik fisik, psikologis maupun sosial. Adanya dukungan keluarga yang besar
mengubah pola pikir pada pasien diabetes itu sendiri (Makhfudi, 2018).
kesejahteraan fisik dan kualitas hidup. Tidak adanya dukungan dari keluarga
kontrol glikemik yang buruk. Selain itu juga penderita tidak temotivasi
tidak sehat serta melanggar efikasi diri dan menyebabkan konflik (Niar,
orang lain, persuasi sosial serta kondisi fisik dan emosional (Niar, 2016).
44
kesehatan
terstruktur.
Selain itu,
dukungan
baik fisik
maupun
psikologis
dari perawat,
keluarga, dan
kelompok
pendukung
agar pasien
mampu
mengelola
penyakitnya
dengan baik.
3 Dwi Karakteristik Desain Analisa Variabel Berdasarkan Terdapat
Yuniar , Dukungan penelitian : data : Uji Independent Hasil analisis hubungan
Ramadha Keluarga cross Pearson : hubungan antara dukungan
ni, Fery dan Efikasi sectional. product Karaktersitik dukungan keluarga
Agusman Diri Pada Sampel : moment , Dukugan keluarga kurang dengan efikasi
MM, Rita Lanjut Usia Total dan regresi Keluarga. dengan efikasi diri lansia
Hadi Diabetes sampling linier. Alat ukur : diri lansia DM DM tipe 2
Melitus Tipe Hensarling tipe 2 baik di dengan p
2 di Diabetes dapatkan (p value 0,008
Kelurahan Family value=0,008; dengan nilai r
Padangsari, Support r=0,258). 0,258, tidak
Semarang Scale Didukung ada hubungan
(HDFSS). penelitian Ariani antara
Variabel yang karakteristik
Dependent : menunjukkan (p responden
Efikasi Diri value=0,010), dengan efikasi
Alat ukur : dimana diri, kecuali
Diabetes dukungan dengan jenis
Managemen keluarga kelamin.
t Self memiliki Factor yang
Efficacy for peluang 4,97 paling
tipe 2 kali berkontribusi
Diabetes menunjukkan pada efikasi
Melitus efikasi diri yang diri lansia
(DMSES) baik disbanding DM tipe 2
dengan adalah jenis
dukungan kelamin
keluarga (Ariani dengan nilai
et al, 2012). (p
value=0,o23;
B=2,235).
BAB 3
KERANGKA KONSEFTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Alat ukur yang digunakan yaitu kuisioner oleh Nursalam, (2013) Skor dari
kuisioner dukungan keluarga terdiri dari selalu (3), sering (2), kadang-kadang (1),
tidak pernah (0) dengan skoring total yaitu baik 50-100%, cukup = 25-49%, kurang
= 0-24%.
Keterangan :
= Yang diteliti
= Penghubung
47
48
METODOLOGI PENELITIAN
yang telah berperan sebagai pedoman atau penentuan peneliti atau penuntun
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2016).
49
50
4.2.1 Populasi
4.2.2 Sampel
sebagai berikut:
N
n=
1+ N ¿ ¿
Keteranagan:
n : besar sampel
N : besar populasi
(Notoatmodjo, 2010).
Populasi
Keseluruhan Pasien yang menderita Diabetus Melitus tipe 2 di Puskesmas Kelir
Banyuwangi tahun 2020 sebanyak 337 orang.
Teknik Sampling:
Purposive Sampling
Sample
Sebagian Pasien yang menderita Diabetus Melitus tipe 2 di
Puskesmas Kelir Banyuwangi tahun 2020 sebanyak 85 orang
Desain penelitian:
crossectional
Informed Consent
Analisa Data:
Rank Spearmant
Hasil Penelitian
Bagan 4.3 Kerangka kerja Hubungan Dukungan Keluarga dengan Self Efficacy
pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas
Kelir tahun 2020.
54
Self Efficacy.
peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang
Table 4.1 Definisi Operasional : Hubungan Dukungan Keluarga dengan Self Efficacy
pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Kelir
Banyuwangi tahun 2020.
Definisi
Variabel Operasiona Indikator Penelitian Alat Ukur Skala Skor
l
Dukungan Dukungan Emosional Lembar Ordina Baik =
Variabel keluarga dan Penghargaan: Kuesioner l 50-
Independen adalah suatu 1. Selalu didampingi Dukungan 100%
: Dukungan bentuk keluarga pada saat Keluarga Cukup
Keluarga kasih perawatan. = 25-
sayang, 2. Diberikan pujian 49%
dorongan dan perhatian oleh Kuran
untuk keluarga. g = 0-
memberikan 3. Dicintai dan 24%.
semangat diperhatikan oleh
dan keluarga selama
motivasi sakit.
sehingga Dukungan
mampu Fasilitas
melewati 1. Disediakan waktu
suatu yang dan fasilitas untuk
dihadapi. keperluan
pengobatan oleh
keluarga
2. Keluarga sangat
berperan aktif
dalam setiap
pengobatan dan
perawatan.
3. Keluarga
membiayai
perawatan dan
pengobatan.
4. Keluarga selalu
mencarikan
kekurangan sarana
dan peralatan
perawatan yang
diperlukan.
Dukungan informasi
atau pengetahuan
1. Selalu memberitau
hasil pemeriksaan
dari dokter yang
merawat.
2. Selalumengingatka
n untuk control,
minum obat, latihan
dan makan.
3. Selalu
mengingatkan
56
tentang perilaku
yang memperburuk
kondisi penyakit.
4. selalu menjelaskan
ketika ditanya hal
yang tidak jelas
tentang suatu
penyakit.
Variabel Suatu Lembar Ordina Baik =
Dependent: dorongan 1. Kemampuan Kuesioner l 56%-
Self untuk pengecekan gula Diabetes 100%,
Eficacy mengkoping darah Managemen cukup
diri kea rah 2. Pengaturan diet t Self baik =
yang lebih dan menjaga berat Efficacy 28%-
positif. badan ideal Scale 55%,
3. Aktifitas fisik (DMSES) baik =
4. Perawatan kaki 56%-
5. Mengikuti 100%
program
pengobatan
4.6.1 Instrument
4.6.3 Prosedur
1). Editing
2). Coding
a. Selalu :3
b. Sering :2
c. Kadang-kadang :1
d. Tidak pernah :0
a. Tidak yakin :1
b. Kurang yakin :2
c. Cukup yakin :3
d. Yakin :4
e. Sangat yakin :5
3) Scoring
a. Baik : 50-100%
60
b. Cukup : 25-49%
c. Kurang : 0-24%
a. Baik : 56-100%
5). Tabulating
Pedidikan Ordinal
Suku Nominal
Agama Nominal
Pendapatan Ordinal
Berapa kali Rasio
dirawat di
rumah sakit
Lama Rasio
menderita DM
Dukungan Ordinal
keluarga
Baik = 50-
100%
Mengetahui Cukup = 25-
hubungan 49%
antara Kurang = 0-
24% Rank
dukungan
Self efficacy Ordinal Spearmant
keluarga
dengan self Kurang Baik
efficacy. = 0-27%
Cukup Baik
= 28-55%
Baik = 56-
100%
pekerjaannya.
secara fisik maupun mental (Abrori, S., &, & Seravina, 2016).
63
Manusia)
Resiko)
kesehatanya.