T DENGAN DIABETES
KABUPATEN MAJALENGKA
Untuk memenuhi salah satu tugas PBL Keperawatan Keluarga
DI SUSUN OLEH :
YESSI MAHARANI
18142011101
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, Shalawat dan salam selalu tercurah limpahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas laporan ini
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga Laporan ini disusun agar pembaca
dapat mengetahui tentang “Laporan Keperawatan Keluarga di Desa Bonang Kec. Panyingkiran Kab.
Majalengka . Yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, dan referensi
lainnya. Laporan ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa/mahasiswi STIKes YPIB Majalengka.
PENDAHULUAN
sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan Bare,2015). Diabetes
populasi 230 juta jiwa, menduduki kedudukan keempat di dunia dalam hal
jumlah penderita diabetes terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
20 tahun pada 2010 mencapai 148 juta jiwa, diperkirakan ada 21,8 juta warga
gestasional. Beberapa tipe yang ada, DM tipe 2 merupakan salah satu jenis yang
paling banyak ditemukan yaitu lebih dari 90-95%. Dimana faktor pencetus dari
makan karbohidrat, merokok dan stres, kerusakan pada sel prankreas dan
kelainan hormonal.
Menurut International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2015 terdapat 415
akan terus bertambah menjadi 642 juta (10,4%) penderita DM tahun 2040.
bersama China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko (IDF,
2015).
terdiagnosis dokter sebesar 2,5 % .DM terdiagnosis dokter atau gejala sebesar
3,4 juta jiwa menderita penyakit diabetrs tipe II. Selain itu prevalensi nasional,
Data yang didapatkan di RSUD Dr. Acmad Mocthar Bukitinggi pada tahun
posisi 1 dari 10 penyakit terbanyak jumlahnya 125 kasus, dan ditahun 2016
keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya kuratif yaitu
Majalengka
1.2 Tujuan
keperawatan adalah :
diabetes melitus
diabetes melitus
1.3 Manfaat
Tulis Ilmiah.
2.1.1 Pengertian
pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan Bare,2015).
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas
tidak cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien
kadar gula darah. Hiperglikemia atau kenaikan kadar gula darah, adalah
efek yang tidak terkontrol dari diabetes dan dalam waktu panjang dapat
terjadi kerusakan yang serius pada beberapa sistem tubuh, khususnya pada
diklasifikasikan
a. Genetik
b. Imunologi
bare,2015)
c. Lingkungan
Faktor-faktor resiko :
th)
Obesitas
Riwayat keluarga
seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari penderita. Tanda awal yang
peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160-180 mg/dL dan air
2 yaitu:
ditunjukan meliputi:
ingin makan
Jika kadar gula melebihi nilai normal , maka gula darah akan
maka
akan timbul gejala banyak minum, banyak kencing, nafsu
(turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah dan bila
2015) adalah:
a) Kesemutan
d) Kram
e) Mudah mengantuk
f) Mata kabur
janin dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari
4kg
glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dihati meskipun
kosentrasi glukosa daram darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat
amino dan subtansi lain). Namun pada penderita difisiensi insulin,proses ini
akan terjadi tampa hambatan dan lebih lanjut akan turut menimbulkan
ketoasidosis. Diet dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang
Bare,2015)
jelas, faktor genetik dikatakan memiliki peranan yang sangat penting dalam
munculnya DM tipe II. Faktor genetik ini akan berinterksi dengan faktor
insulin dan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terkait dengan reseptor
intra sel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi
insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadinya DM tipe II.
Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang berupakan ciri khas DM
tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk
karena itu ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada DM tipe II, meskipun
poliuria,polidipsia, luka pada kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau
pandangan kabur (jika kadar glukosanya sangat tinggi.). (Smeltzer 2015 dan
Bare,2015).
Pathway
2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah
No Pemeriksaan Normal
1. Glukosa darah sewaktu >200 mg/dl
2. Urine
dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna
pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
3. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
2.1.6 Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan Keperawatan
pedoman 3 J yaitu:
ditambah
TB(cm) -100
Keterangan :
b. Olahraga
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka olahraga akan
c. Edukasi/penyuluhan
mengenai diabetes
d. Pemberian obat-obatan
Pemberian obat obatan dilakukan apabila pengcegahan dengan cara
a) Pengertian
luka kotor
b) Tujuan
Mencegah infeksi
c) Peralatan
o Pinset Anatomi
o Pinset Chirurgis
o Gunting Debridemand
o Kasa Steril
o Kom: 3 buah
o Sarung tangan
o Gunting Plester
o Desinfektant
o NaCl 0,9%
o Verband
d) Prosedur
Pelaksanaan
o Mencuci tangan
Tahap orientasi
pada keluarga/klien
Tahap kerja
o Menjaga Privacy
o Membuka peralatan
pus
o Melakukan debridement
o Merapikan pasien
Tahap Terminasi
o Membereskan alat-alat
o Mencuci tangan
h. Menjaga intake cairan elektrolit dan nutrisi jangan sampai terjadi hiperhidrasi
B. Penatalaksanaan Medis
lanjut usia. Alat yang digunakan untuk menentukan dosis insulin yang tepat
yang dapat digunakan dalam terapi insulin. 16 Lama kerja insulin beragam
antar individu sehingga diperlukan penyesuaian dosis pada tiap pasien. Oleh
kedua jenis insulin regular (R) dan insulin kerja sedang ,Idealnya insulin
sekali untuk kebutuhan basal dan tiga kali dengan insulin prandial untuk
1. Sulfonilurea
kedua yaitu glipizid dan gliburid sebab resorbsi lebih cepat, karena
metabolit yang lebih pendek atau metabolit tidak aktif yang lebih sesuai
selain merangsang pelepasan insulin dari fungsi sel beta pankreas juga
tanpa obat lain, namun harus digunakan secara hati-hati pada pasien
Serum kretinin yang rendah disebakan karena massa otot yang rendah
pada orangtua.
enzim pada lapisan sel usus, yang mempengaruhi digesti sukrosa dan
kurang efektif dibandingkan golongan obat yang lain, obat tersebut dapat
terganggu pada dosis tinggi, tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah
klinis.
4. Thiazolidinediones Thiazolidinediones
telah terbukti aman dan efektif untuk pasien lanjut usia dan tidak
2.1.7 Komplikasi
Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada penderita DM tipe II akan
a. Komplikasi Akut
kadar glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dl), disertai dengan adanya
tanda dan gejala asidosis dan plasma keton (+) kuat. Osmolaritas plasma
(PERKENI,2015).
o Hipoglikemi
(berdebar, banyak keringat, gemetar, rasa lapar) dan gejala neuro- glikopenik
darah otak
serat saraf menjadi rusak sebagai akibat dari cedera atau penyakit
tuberkolusis paru, infeksi saluran kemih,infeksi kulit dan infeksi kaki. dan
disfungsi ereksi.
o Ulkus
1. Pengertian
kulit yang meluas ke jaringan bawah kulit, tendon, otot, tulang atau
kadar gula darah yang tinggi. Apabila ulkus kaki berlangsung lama,
tidak dilakukan penatalaksanaan dan tidak sembuh, luka akan
obat.
adanya osteomielitis.
pada tungkai
4. Konsep Perfusi Perifer Tidak Efektif Pada Ulkus Diabetikum (DM 2)
(DM 2)
(SDKI, 2016) :
e) ABI<0,90
f) Prastesia
h) Edema
balik vena.
neovaskularisasi.
Nyeri dan kram pada betis yang timbul saat berjalan dan hilang saat
berhenti berjalan, tanpa harus duduk. Gejala ini muncul jika Ankle-
sebagai berikut :
o Manajemen komorbiditi.
dan harus dikaji pada pasien dengan ulkus, selama sirkulasi terganggu
pencapaian tujuan
luka.
bahwa tidak ada balutan yang paling tepat terhadap semua kaki
diabetik
tepat.
Nyeri
1. Pengertian
Nyeri suatu kondisi yang lebih dari pada sensasi tunggal yang disebabkan
oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan individual. Selain itu nyeri
o Transduksi
(panas)ataukimia(substansinyeri).
o Transmisi
o Modulas
neurotansmiter antara lain endorphin yang dikeluarkan oleh sel otak dan
o Persepsi
3. Manifestasi nyeri
a. Berdasarkan sumbernya
Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament,
pemb. Darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lbh lama drpd
b. Berdasarkan lokalisasi/letak
maligna)
sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri
patokan 10 cm
o Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi.
VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus
menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi
klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa
Keterangan :
o 0 :Tidak nyeri
o dengan baik.
berkomunikasi, memukul.
Namun, makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari
5. Respon nyeri
o Diaphoresis
o Dilatasi pupil
o Penurunan motilitas GI
o Muka pucat
o Otot mengeras
o Penurunan HR dan BP
Nafas, Mendengkur)
bibir)
2.1.1 Pengkajian
perlu dikaji biodata pasien dan data data untuk menunjang diagnosa. Data tersebut
harus seakurat akuratnya, agar dapat digunakan dalam tahap berikutnya, meliputi
1. Riwayat Kesehatan
Infark miokard
c. Riwayat kesehatan keluarga
a. Pola persepsi
Pada pasien gangren kaki diabetik terjadi perubahan persepsi dan tatalaksana
terjadinya resiko kaki diabetik bahkan mereka takut akan terjadinya amputasi
Akibat produksi insulin yang tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin
keluhan sering kencing, banyak makan, banyak minum, berat badan menurun
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek , mual muntah.
c. Pola eliminasi
terjadi koma. Adanya luka gangren dan kelemahanotot otot pada tungkai
Istirahat tidak efektif adanya poliuri,nyeri pada kaki yang luka,sehingga klien
f. Kongnitif persepsi
Pasien dengan gangren cendrung mengalami neuropati/ mati rasa pada luka
mengalami gangguan pada gambaran diri. Luka yang sukar sembuh , lamanya
esteem)
h. Peran hubungan
Luka gangren yang sukar sembuh dan berbau menyebabkan penderita malu
i. Seksualitas
j. Koping toleransi
k. Nilai kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka
3. Pemeriksaan fisik
Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu. Tekanan darah
dan pernafasan pada pasien dengan pasien DM bisa tinggi atau normal, Nadi
dalam batas normal, sedangkan suhu akan mengalami perubahan jika terjadi
infeksi.
b. Pemeriksaan Kulit
Kulit akan tampak pucat karena Hb kurang dari normal dan jika kekurangan
cairan maka turgor kulit akan tidak elastis. kalau sudah terjadi komplikasi
kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, dan JVP (Jugularis Venous Pressure)
dan dalam.
f. Pemeriksaan
Abdomen Dalam
batas normal
h. Pemeriksaan Muskuloskeletal
i. Pemeriksaan Ekstremitas
Kadang terdapat luka pada ekstermitas bawah bisa terasa nyeri, bisa terasa
baal
j. Pemeriksaan Neurologi
- Ajurkan kepatuhan
terhadap diet dan olah
raga
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
insulin 6 Iu
Edukasi program
pengobatan
Observasi :
- Identifikasi pengobatan
yang direkomendasi
direkomendasi
Terapeutik :
-Berikan dukungan
untuk menjalani program
pengobatan dengan baik dan benar
- Edukasi
- Jelaskan mamfaat dan
Setelah dilakukan tindakan efek samping pengobatan
Nyeri Akut b.d Keperawatan 1 x24 jam
Agen cedera diharapkan nyeri menurun - Anjurkan
2. fisik KH : mengkonsumsi
Tingkat nyeri obat sesuai indikasi
menurun
Penyembuhan luka
membaik Manajemen nyeri
Tingkat cidera menurun
Observasi :
- Identifikasi identifikasi
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas,intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
Terapeutik :
Edukasi:
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik
Edukasi teknik nafas dalam
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi:
Setelah dilakukan tindakan
- Jelaskan tujuan dan
Infeksi b.d Keperawatan selama 1x24 mamafaat teknik nafas
Peningkatan jam maka tingkat infeksi dalam
menurun
Leukosit - Jelaskan prosedur teknik
KH : nafas dalam
Tingkat nyeri
3. menurun
Integritas kulit dan
jaringan membaik Pencegahan Infeksi
Terapi aktivitas
Observasi :
- Identifikasi deficit tingkat
aktivitas
- Identifikasi kemampuan
berpatisipasi dalam
aktivitas tertentu
Terapeutik :
- Fasilitasi pasien dan
keluarga dalam
menyesuaikan lingkungan
untuk mengakomodasi
aktivitas yang dipilih
- Libatkan keluarga dalam
aktivitas
Edukasi :
- Ajarkan cara melakukan
aktivitas yang di pilih
Manajemen program
latihan
Observasi :
- Identifikasi pengetahuan
dan pengalaman aktivitas
fisik sebelumnya
- Identifikasi kemampuan
pasien beraktivitas
Terapeutik :
- Motivasi untuk memulai
atau melanjutkan aktivitas
fisik
Edukasi :
-Jelaskan manfaat
aktivitas fisik
oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam proses
2.2.4 EVALUASI
Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu :
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN DILAKUKAN
Nama : Ny.T
Hari : Kamis
1. Nama KK : Tn.J
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur : 67 Tahun
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Alamat : Ds. Bonang blok Parunggawul Kec. Panyingkiran Kab. Majalengka
B. Komposisi Keluarga
47
7
Ket :
= Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal
= Klien
= Umur klien
47
7
D. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. J merupakan keluarga dengan tipe keluarga… dimana terdiri dari istri dan
suami
E. Struktur Peran
o Tn.J berperan sebagai kepala rumah tangga yang bekerja sebagai wiraswasta
o Ny.T berperan sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurus keluarga
beserta anak-anaknya.
o An. S berperan sebagai anak dari pasangan Tn. J dan Ny. T yang merupakan
anak pertama berperan sebagai PNS
o An. S merupakan anak ke-1
F. Suku Bangsa
Keluarga Tn. J termasuk dalam suku sunda dan kewarganegaraan Indonesia.
G. Agama
Semua anggota keluarga beragama islam dan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran
agama islam
H. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahapan perkembangan usia lansia
lanjut
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum dipenuhi keluarga Tn. J adalah
adanya pelayanan kesehatan yang rutin menuju ke setiap rumah warga
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Pada keluarga Tn. J terdapat masalah kesehatan yang dialami oleh istrinya Ny. T
yaitu diabetes mellitus
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga Tn. J mengatakan kalau keluarganya sudah turun temurun mempunyai
penyakit diabetes mellitus
A. Kebutuhan Nutrisi
o Kebiasaan Makan : 3x sehari dengan porsi sedikit
o Kebiasaan Minum : 8 gelas/hari
B. Kebutuhan Eliminasi
o Pola BAB : Setiap hari, biasanya di pagi hari
o Pola BAK : 4-5x/sehari
C. Istirahat Tidur
o Waktu Tidur : pukul 21.00 malam
o Waktu Bangun : pukul 05.00 pagi
D. Kebersihan Diri
o Mandi : 2x sehari
o Gosok Gigi : 2x sehari
o Keramas : 1 minggu 3x
o Potong Kuku : 1-2 minggu sekali
E. Rekreasi Waktu Senggang
Ny. T mengatakan dirinya jarang melakukan rekreasi, Ny. T mengatakan lebih sering
menghabiskan waktunya di rumah
V. FAKTOR LINGKUNGAN
A. Karakteristik Rumah
1. Karakteristik Rumah : Rumah pasien dalam kondisi bersih dan terawatt.
2. Persediaan air bersih : Persediaan air bersih sangat baik, karna pasien
menggunakan sumur.
3. Pembuangan Sampah : Suka ada tukang sampah keliling.
B. Denah Rumah
Ruang tamu
Warung
Ruang
tengah Kamar
Kamar
Dapur WC
Masyarakat disekitar kediaman Tn. J sangat kompak dan menjunjung sifat saling tolong
menolong, menurut Ny.T jika di sekitar kediaman mereka ada yang sakit atau meninggal
dunia, mereka bersama-sama menjenguk atau melayat .
VI. PSIKOLOGIS
A. Status Emosi
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Ny.T mengatakan saat ini tidak terlalu memikirkan masalah kesehatan yang
dialaminya, dan tidak memiliki masalah lain yang dipikirkannya
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Ny. T mengatakan bersabar dan selalu berdo’a agar selalu diberikan kesehatan,
kekuatan serta selalu dalam lindungan yang maha kuasa
4. Strategi adaptasi disfungsional
B. Pola Komunikasi
Komunikasi yang terjalin di keluarga Tn. J baik, keluarga selalu membicarakan kegiatan
atau hal-hal kepada satu sama lain.
VII. DERAJAT KESEHATAN
A. Kejadian Kesehatan
Masalah kesehatan keluarga Tn. J yaitu Diabetes Melitus yang dialami oleh Ny.T masa
sebelumnya hanya saja sekarang Ny k memiliki penyakit diabetes mellitus sejak 2008.
B. Kejadian Cacat : Tidak ada
C. Kejadian Kematian dalam 1 tahun terakhir : Tidak ada
D. Perilaku Keluarga dalam penanggulangan Sakit : Membantu dan menolong satu
sama lain
Pemeriksaan KK Ny An
Fisik
o TD 140/70 mmHg -
o HR
o RR 16x/menit
o Suhu Badan 36,7 C
o BB 47 kg
o TB 150 cm
Pemeriksaan
Fisik head to Toe
o Kepala
Kepala Bentuk kepala bulat
Rambut Rambut hitam, tidak terdapat
benjolan, rambut bersih, tidak ada
ketombe
o Mata
Bentuk Simetris kiri dan kanan
Konjungtiva Tidan anemis
Sklera Tidak ikterik, tidak ada
menggunakan alat bantu
penglihatan (kaca mata)
Pupil Reflek pupil isokor, reflek cahaya
o Hidung
Bentuk Simetris kiri dan kanan, tidak ada
benjolan
Pendarahan/ Tidak ada
Secret
o Telinga
Bentuk Simetris kiri dan kanan, tidak ada
Telinga pendarahan, tidak ada serumen,
telinga bersih, cairan pada telinga
tidak ada, pendengaran klien masih
baik
o Mulut
Keadaan Bibir Keadaan bibir dan mulut bersih,
mukosa bibir lembab, gigi klien
keliatan bersih, tidak ada kelainan
pada bibir seperti bibir sumbing
Keadaan Gusi Tidak ada lesi
Keadaan Lidah Bersih tidak ada lesi
o Leher
Tyroid Simetris kiri dan kanan,
venajuguralis tidak teraba , dan
tidak ada pembengkakan kelenjar
tyroid, dan tidak ada terdapat lesi
o Integumen
Kebersihan klien Kulit bersih tidak ada luka
Turgor
Kelembaban
o Pemeriksaan Thorax
Inspeksi Tidak ada nyeri tekan
Bentuk Thorax Simetris kiri dan kanan pergerakan
dinding dada
Pernafasan Tidak ada suara nafas tambahan
o Pemeriksaan Paru
Palpasi
Perkusi
Auskultasi Tidak ada weezing
o Abdomen
Inspeksi Simetris kiri dan kanan, tidak ada
bekas operasi, warna kulit sma,
tidak ada lesi
Bentuk Abdomen Simetris
Benjolan Tidak ada benjolan
Palpasi Tidak ada nyeri tekan
Tanda nyeri tekan Tidak ada
Benjolan Tidak ada benjolan
o Muskuloskeletal/
Ekstremitas
Kesimetrisan Simetris kiri dan kanan
Kekuatan Otot
X. ANALISA DATA
NO DATA FOKUS PROBLEM
1. Data Subyektif : Pasien mengatakan Kelelahan b.d kondisi fisik yang
badan mudah cape dan lelah kurang
Total : 4 2/3
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
diharapkan nutrisi
bisa terpenuhi
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pengkajian
2. Diagnosa
Melitus yaitu
agar gula darah membaik, nyeri berkurang , dan gangguan integritas
4. Implementasi
ruangan tersebut.
baik.
5.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Waktu : 15 Menit
Sasaran : Ny. T
A. TUJUAN PENYULUHAN
Setelah mendapatkan penyuluhan ini klien dapat mengetahui tentang Diabetes Mellitus
D. MEDIA
1. Leaflet
E. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
F. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 Menit Pembukaan :
Memberikan salam Menjawab salam
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Mengkomunikasikan tujuan Berpatisipasi memperhatikan
2. 10 Menit Pelaksanaan :
Penyuluhan secara berurutan
dan teratur
Materi :
- Menjelaskan Memperhatikan
tentang pengertian
DM
- Menjelaskan Memperhatikan
tentang Tanda dan
gejala DM
- Menjelaskan Memperhatikan
tentang Siapa saja
yang bisa menderita
DM
- Menjelaskan Memperhatikan
tentang Komplikasi
DM
- Menjelaskan
tentang pencegahan Memperhatikan
DM
3. 2 Menit Penutup :
Memberikan kesempatan Menanyakan hal yang belum jelas
bertanya
Menyampaikan terima kasih Mengucapkan salam dan
atas waktu yang telah menjawab salam
diberikan oleh Ny. T
G. EVALUASI
1. Audiens mengetahui apa itu Diabetes Mellitus
2. Audiens mengetahui
3. Audiens mengetahui
4. Audiens mengetahui
5. Audiens mengetahui
Lampiran materi
DIABETES MELLITUS
A. Pengertian Diabetes
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa darah(hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja
insulin atau keduanya (smelzel dan Bare,2015). Diabetes melitus merupakan suatu
kelompok penyakit atau gangguan metabolik dengan karakteristik hipeglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi urin, kerja insulin, atau kedua – duanya (ADA,2017)
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak cukup
dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien menggunakan insulin itu sendiri.
Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah. Hiperglikemia atau kenaikan kadar
gula darah, adalah efek yang tidak terkontrol dari diabetes dan dalam waktu panjang dapat
terjadi kerusakan yang serius pada beberapa sistem tubuh, khususnya pada pembuluh
darah jantung (penyakit jantung koroner), mata (dapat terjadi kebutaan), ginjal (dapat
Penanganan awal : Berikan air gula atau madu 1 sendok makan, lalu bawa ke pelayanan
kesehatan terdekat.
Komplikasi lain :
1. Impotensi
2. Kebutaan
3. Gigi mudah tanggal
4. Luka busuk di kaki
5. Jantung koroner
E. Pencegahan DM
1. Cek kadar gula darah secara teratur
2. Konsumsi makanan yang sehat dan jaga pola makan yang baik
3. Menjaga berat badan ideal
4. Sering berolahraga
5. Sering makan sayuran dan buah-buahan
BAB V
TELAAH JURNAL
KASUS