KEPERAWATAN ANAK
Disusun Oleh :
Kelompok 8
BANJARBARU
2022
KATA PENGANTAR
Puji sukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga proses penyusunan makalah Keperawatan Anak “Asuhan Keperawatan Pada Anak
Dengan DM Juvenil” dapat diselesaikan. Sebab sebesar apapun semangat dan keinginan
seorang hamba untuk melakukan suatu pekerjaan itu tidak akan tercapai, namun tanpa
pertolongan dan hidayah-Nya, mustahil keinginan dan cita-citanya dapat terwujud. Karena
pada hakekatnya segala daya dan upaya hanya milik-Nya.
Makalah ini kami buat sebagai materi tambahan dalam penguasaan mata kuliah
Keperawatan Anak. Kami ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah memberikan arahan kepada kami beserta teman-teman yang selalu memberi
support dan motivasi kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik. Kami sangat sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
sebab itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah
kami selanjutnya.
Kelompok 8
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesorang yang tidak memperhatikan kesehatannya dan kurang memperhatikan pola
hidup yang baik serta kurangnya aktifitas seperti olahraga dan aktifitas diluar rumah, akan
mengakibatkan tubuh mudah terserang penyakit. Masalah kesehatan yang timbul seperti
penyakit kanker, diabetes melitus dan degeneratif lainnya. Penyakit diabetes melitus adalah
suatu penyakit keturunan atau genetik yang sulit disembuhkan tetapi dapat dikontrol gula
darahnya untuk menjadi normal. Diabetes Melitus adalah suatu keadaan hiperglikemia kronik
yang disertai dengan berbagai kelainan metabolik yang dapat menimbulkan berbagai
komplikasi kronik yang akan mengganggu pada mata, saraf dan pembuluh darah. (Mansjoer,
2010).
Prevalensi kejadian diabetes melitus di dunia setiap tahunnya mengalami peningkatan
ditunjukkan pada tahun 1980 dengan jumlah penderita 108 juta jiwa dan pada tahun 2014
jumlah penderita menjadi 422 juta jiwa (WHO, 2014). Negara Indonesia mempunyai
penderita Dm sebesar 12,1 juta jiwa pada tahun 2013 (Kemenkes RI, 2013).
Diabetes Melitus digolongkan menjadi 2 tipe yaitu tipe I dan tipe II (WHO, 2013).
Tipe I sering disebut juvenile diabetes, diderita oleh penderita DM sebesar 5% dari total
penderita DM di dunia. Diabetes Melitus tipe I dimiliki oleh penderita DM tubuhnya tidak
dapat memproduksi insulin (ADA, 2016). Tubuh memecah gula dan pasti yang kita makan
menjadi gula sederhana (glukosa) untuk dijadikan energi. Insulin adalah hormon yang
mengatur kadar glukosa darah (ADA, 2016). Diabetes Melitus tipe I haus menggunakan
terapi insulin. Diabetes Melitus tipe II dimiliki oleh penderita DM yang tubuhnya tidak dapat
menggunakan insulin secara benar, disebut juga dengan retensi insulin (ADA, 2016).
Pankreas bekerja ekstra untuk menggunakan insulin lama kelamaan pankreas tidak dapat
mengimbangi dan memproduksi insulin dengan baik untuk menjaga kadar glukosa tetap
dalam batas normal (ADA,2016).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi diabetes atau yang sering disebut dengan diabetes melitus tipe I?
2. Apa faktor penyebab diabetes melitus tipe I?
3. Bagaimana fatofisiologi dari diabetes melitus tipe I?
4. Bagaimana Penatalaksanaan untuk diabetes melitus tipe I?
C. Tujuan
1. Dapat memahami definisi juvenile diabetes atau diabetes melitus tipe I.
2. Dapat mengetahui faktor-faktor penyebab dari diabetes melitus tipe I.
3. Dapat memahami fatofisilogi diabetes melitus tipe I.
4. Dapat mengetahui bagaimana penatalaksanaan diabetes melitus tipe I.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Kasus
Seorang anak perempuan berusia 13 tahun datang ke poli endokrinologi anak RSHS,
untuk control penyakit Diabetes Melitus. Akhir Januari 2005, pasien mengeluh sering buang
air kecil pada malam hari. Terkadang buang air kecil sampai 7 kali dalam 1 malam. Keluhan
disertai dengan penurunan berat badan kurang lebih 2 kg dalam setengah bulan. Penderita
juga sering merasa haus dan lapar. Kemudian oleh orang tua, penderita dibawa ke dokter dan
setelah periksa kadar gula darah, penderita dinyatakan sakit kencing manis (GDS= 420
mg/dl). Awal September 2005, penderita masuk ICU RSHS karena pada saat di rumah
penderita merasakan sesak nafas hingga tidak sadarkan diri. Penderita dirawat di ICU dan
diberikan obat suntik.
DS: Px mengeluh seirng BAK pada malam hari
Px mengeluh BB turun 2 kg dalam setengah bulan
Px mengatakan merasa sering haus dan lapar
Px mengatakan merasa sesak
DO: GDS 420 mg/dl
C. Diagnosa
1. Ketidakseimbangan kada gula darah b.d. penyakit diabetes melitus.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d. tidak mampu dalam
mengabsorbsi makanan karena faktor biologis (definisi insulin) ditandai dengan
lemas, berat badan px menurun walaupun intake makanan adekuat.
D. Intervensi
1. Ketidakseimbangan kadar gula darah b.d. penyakit diabetes melitus
- Monitor kadar gula darah
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemia dan hipoglikemia
- Berikan terapi insulin sesuai program
- Instruksikan pada px dan keluarga mengenai pencegahan dan pengenalan
tanda hiperglikemia dan hipoglikemai dan manajamen giperglikemia dan
hipoglikemia.
- Instruksikan kepada px untuk selalu patih terhadap dietnya.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d. tidak mampu dalam
mengamborbsi makanan karena faktor biologis (defisiensi insulin) ditandai
dengan lemas, berat badan px menurun walupun intake makanan adekuat.
- Monitor BB setiap hari
- Libatkan keluarga px dalma perencanaan makanan sesuai dengan indikasi
- Beri tetapi insulin sesuai program
- Ciptakan lingkungan yang optimal saat mengkonsumsi makanan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Juvenile Diabetes atau DM tipe 1 terjadi disebabkan oleh karena kerusakan sel b-
pankreas. Kerusakan yang terjadi dapat disebabkan oleh proses autoimun mupun idiopatik.
Pada DM tipe 1 sekresi insulin berkurang atau terhenti. Faktor penyebab Diabetes Mellitus
tipe 1 ada tiga faktor penyebab, faktor penyebab yang lebih umum adalah faktor genetic,
kemudian faktor imunologi dan faktor lingkungan.
Perjalanan penyakit Diabetes Mellitus tipe 1 ini melalui empat tahap yaitu: periode
pra-diabetes, periode manifestasi klinis diabetes, periode honey-moon, dan periode
ketergantungan insulin yang menetap. Pada periode pra-diabetes, gejala-gejala klinis diabetes
belum nampak karena baru ada proses destruksi sel b-pankreas. Kemudian tahap periode
manifestasi klinis diabetes, gejala-gejala mulai muncul, dan sudah terjadi kerusakan sel b-
pankreas sekitar 90%. Karena sekresi insulin sangat kurang, maka kadar gula darah akan
meningkat. Kadar gula darah yang melebih 180 ml/dl akan menyebabkan diuresis osmotic,
keadaan ini menyebabkan terjadinya polyuria, dehidrasi, polidipsi dan penderita akan merasa
lapar (polifagi), ini dikarenakan gula darah tidak dapat diuptake ke dalam sel. Tahap ketiga
yaitu, periode honey-moon. Pada periode ini sel-sel b-pankreas akan bekerja optimal
sehingga akan diproduksi insulin dari dalam tubuh sendiri. Pada saat ini kebutuhan insulin
dar luar tubuh akan berkurang. Namun periode ini hanya berlangsung sementara. Tahap
terakhir atau tahap keempat, yaitu periode ketergantungan insulin yang menetap, penderita
akan membutuhkan insulin kembali dari luar tubuh seumur hidupnya.
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus tipe 1, tidak hanya meliputi pengobatan berupa
pemberian insulin. Ada hal-hal lain selain insulin yang perlu diperhatikan yaitu insulin, diet,
aktivitas fisik/olahraga, edukasi dan monitoring kontrol glikemik.
B. Saran
Adanya makalah ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran dan menambah
ilmu, Adapun kekurangan dari makalah ini agar dapat ditambah dan disempurnakan olah para
pembaca pada makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA